Professional Documents
Culture Documents
A. PENGERTIAN Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337) Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin: 296). B. ETIOLOGI Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan. 1. Penyebab Utama a. Penyakit Grave b. Toxic multinodular goitre c. Solitary toxic adenoma 2. Penyebab Lain a. Tiroiditis b. Penyakit troboblastis c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan d. Pemakaian yodium yang berlebihan e. Kanker pituitari
Peningkatan frekuensi denyut jantung. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap Katekolamin. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik Peningkatan frekuensi buang air besar Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid Gangguan reproduksi Tidak taahan panas Cepat lelah Pembesaran kelenjar tiroid Mata melotot (exoptalmus). Hal ini terjadi sebagai akibat penimbunan xat dalam orbit mata.
D. PATOFISIOLOGI Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal. Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang menyerupai TSH, Biasanya bahan bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior. Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon
tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar. E. KOMPLIKASI Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi. F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini: a. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid. b. TSH (Tiroid Stimulating Hormone) c. Bebas T4 (tiroksin)
d. Bebas T3 (triiodotironin) e. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid f. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal). Obat antitiroid. Digunakan dengan indikasi:
Terapi untuk memperpaqjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis
Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif Persiapan tiroidektomi Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia Pasien dengan krises tiroid
Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada kehamilan tua sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya tidak diberikan karena T4, yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dal mencegah hipotiroidisme pada bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedik:it sekali yang keluar dari air susu ibu. Dosis ya; dipakai 100-150 mg tiap 8 jam: Setelah pasien eutiroid, secara Minis dan laboratorim dosis diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x 50 mg/hari. Kadar T4 dipertahank pada batas atas normal dengan dosis propiltiaurasil
ILUSTRASI KASUS Tgl Masuk Rumah Sakit Tgl Pengkajian Nomor Register Ruangan / Rumah Sakit : 15 Juni 2011 : 16 Juni 2011 : 0912121 : Melaty/ RSUM Lakipadada Diagnosa Medis : Hipertiroid
1. PENGKAJIAN
BIO DATA
A. Identitas Pasien 1. Nama Lengkap 2. Jenis Kelamin 3. Umur / Tanggal Lahir 4. Kawin / Belum Kawin 5. A g a m a 6. Suku / Bangsa 7. Pendidikan 8. Pendapatan 9. Pekerjaan 10. Nomor Askes 11. Alamat B. Identitas Penaggung 1. Nama Lengkap 2. Jenis Kelamin 3. Umur / Tanggal Lahir 4. Kawin / Belum Kawin 5. A g a m a 6. Suku / Bangsa 7. Pendidikan 8. Pendapatan 9. Pekerjaan 10. Nomor Askes 11. Alamat
: Ny B : Perempuan : 30 Tahun : Sudah kawin : Islam : Bugis : SMA : Tidak menentu : Ibu rumah tangga :: Jl. Perintis Kemerdekaan 6 no 24
: Tn A : Laki-laki : 38 tahun : Sudah KAwin : Islam : Bugis : SMA : Tidak menentu : Wiraswasta :: Jl. Perintis Kemerdekaan 6 no 24
RIWAYAT KESEHATAN
Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemas 2. Riwayat Keluhan Utama ( dengan pendekatan P,Q,R,S,T ) Provocative/palliative Yang menyebabkan keluhan tubuh terasa lemas adalah terjadinya peningkatan suhu tubuh akibat peningkatan laju metabolisme tubuh di atas normal. Yang membuatnya keluhan bertambah baik /ringan jika klien berada pada tempat yang dingin atau bertambah berat jika melakukan aktivitas yang menambah peningkatan laju metabolisme Quality/quantity Rasa lemas dirasakan di seluruh tubuh seiring dengan peningkatan laju metabolism tubuh. Rasa lemas yang di rasakan membuat klien tidak bisa menjalankan aktivitas seperti biasa.
Region/radiation Rasa lemas di rasakan di seluruh tubuh Severity scale Dengan peningkatan laju metabolisme tubuh, pasien kehilangan energi yang berlebihan serta terjadi peningkatan suhu tubuh sehingga menyebabkan terjadinya kelelahan dan rasa lemas yang dapat mempengaruhi aktivitas Kelelahan dan rasa lemas yang dirasakan klien berada pada tingkat yang sedang. Timing Keluhan dirasakan klien 2 bulan yang lalu Keluhan sering dirasakan klien sekitar 2 minggu yang lalu Keluhan dirasakan klien secara perlahan-lahan
B. Riwayat Kesehatan Masa Lalu a. Sebelumnya klien belum pernah merasakan penyakit ini
b. Klien pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya karena demam tinggi c. Klien alergi terhadap ikan asin, tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya dengan tidak menghindari penyebab alergi d. Kebiasaan KLien tidak merokok serta tidak mengonsumsi minuman beralkohol, klien minum kopi 2 kali sehari sejak 5 tahun terakhir C. Riwayat Kesehatan Keluarga (genogram 3 generasi) :
Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Klien : Garis Hubungan keluarga : Garis serumah : Meninggal
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum Lemah 2. Tingkat kesadaran Apatis 3. Tanda-tanda vital a. Tekanan darah : 110/150 mmhg : 125x/menit : 38 oC : 30x/ menit : 45 Kg : 157 cm
Tidak terdapat lesi,lecet,jaringan parut kulit tampak bersih Tidak terdapat kelainan kelainan pada kulit Mis ; mokula, papula, ulcus, Eritema, fistula, eksoreasi
Oedema
7. Keadaan kepala @ inspeksi ; bentuk muka dan tengkorak kepala simetrisan penyebaran rambut jarang serta halus tidak ada luka pada kulit kepala rambut tampak bersih @ Palpasi 8. Tidak ada pembengkakan/ benjolan Tidak ada nyeri tekan Massa tidak ada Muka @ Inspeksi a. Simertis/tidak : simetris : Lonjong/oval : Tidak ada : datar
: tidak ada edema dan radang : Berwarna kemerahan : Tidak Radang/tidakAnemis : isokor : Simetris kiri dan kanan
b. Sclera c. Conjuctiva
Penutupan kelopak mata Keadaan visus Penglihatan @ Palpasi Nyeri Tekan (+)
Tekanan Intra Okuler ( TIO ) (+) 10. Keadaan hidung @ inspeksi Simetrisan Tidak terdapat pembengkakan dan sekresi tulang hidung tidak mengalami pembengkokan Tidak mengalami pembengkakan pada sselaput lendir @ Palpasi Tidak terdapat nyeri tekan Tidak ada benjolan/tumor
11. Keadaan telinga @ inspeksi telinga bagian luar simetris Tidak ada serumen/cairan, nanah
12. Mulut Inspeksi a. Gigi Keadaan gigi Karang gigi/karies Pemakaian gigi palsu : gigi tampak bersih : : -
b. ada pembengkakan/benjolan pada leher c. tidak ada distensi vena jugularis @ Palpasi a. Kelenjar Thyroid : Teraba : + : tidak
15. Thorax dan pernafasan @ Inspeksi a. Bentuk dada : normal : Inspirasi/ekspirasi, frekuensi pernafasan, irama pernafasan c. Pengembangan diwaktu bernafas : simetris kiri dan kanan
b. Pernafasan
a.
c.
* Vesikuler dan tidak terdapat wheezing * Suara ucapan normal 16. Jantung @ Inspeksi : Ictus Cordis terlihat ditemukan pada ICS 5 linea medio clavicularis kiri @ Palpasi : Saat melakukan palpasi iktus teraba Frekuensi jantung meningkat @ Perkusi Saat dilakukan perkusi, jantung dalam batas normal @ Auskultasi a. Irama jantung tidak teratur/ distritmia
b. Bising jantung : murmur ada 17. Pengkajian payudara dan ketiak @ Inspeksi : Payudara melingkar dan agak simetris dan ukuran sedang Tidak terdapat udema, tidak terdapat kemerahan atau lesi serta vaskularisasi normal Areola mamma agak kecoklatan Tidak adanya penonjolan atau retraksi akibat adanya skar atau lesi. Tidak ada keluaran, ulkus , pergerakan atau pembengkakan. Posisi kedua puting susu mempunyai arah yang sama. ketiak dan klavikula tidak ada pembengkakan atau tanda kemerah-merahan. @ Palpasi Tidak adanya keluaran serta nyeri tekan.
18. Abdomen
@ Inspeksi : umbilikus tidak menonjol Tidak ada pembendungan pembuluh darah vena Tidak ada benjolan warna kulit normal @ Palpasi Tidak ada rasa nyeri Tidak ada benjolan/ massa Tidak ada pembesaran pada organ hepar : Tympani : Peristaltik keras dan panjang :
@ Perkusi @ Auskultasi
19. Genetalia dan Anus Genetalia : Inspeksi : Tidak ada prolapsus uteri, benjolan kelenjar bartolini, sekret vagina jernih Palpasi : Tidak ada nyeri tekan Anus : Keadaan anus normal, tidak ada haemoroid, fissura, fistula.
20. Ekstremitas Ekstremitas atas a. Motorik Pergerakan kanan/kiri Pergerakan abnormal : lemah : tidak seimbanngnya pergerakan antara kanan dan kiri. Kekuatan otot kiri/kanan Koordinasi gerak : kekuatan otot kanan dan kiri lemah : ada gangguan
:+ :+
a. -
b. Refleks c. KPR kanan/kiri APR kanan/kiri Bebinski kanan/kiri : +/+ Sensori Nyeri Rangsang suhu Rasa raba : + : + : + : -/: -/-
21. Status Neurologi Saraf-saraf cranial N I (Olfaktorius) Klien mampu membedakan bau minyak kayu putih dan alcohol. N II (Optikus) Klien tidak dapat melihat tulisan atau objek dari jarak yang jauh. N III,IV,VI (Okulomotorius, Cochlearis, Abdusen) Mata dapat berkontraksi, pupil isokor, klien tidak mampu menggerakkan bola mata kesegala arah dan sulit mengangkat mata. N V (Trigeminus) Fungsi sensorik : Klien mengedipkan matanya bila ada rangsangan. Fungsi motorik : Klien dapat menahan tarikan pulpen dengan gigitannya.
N VII (Fasialis) Klien dapat mengerutkan dahinya, tersenyum dan dapat mengangkat alis. N VIII (Akustikus) Klien dapat mendengar dan berkomunikasi dengan baik, tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi. N IX (Glosofaringeus) Klien dapat merasakan rasa manis, pahit, pedas. N X (Fagus) Klien tidak ada kesulitan mengunyah, klien tidak ada kesulitan menelan. N XI (Assessoris) Klien dapat mengangkat kedua bahu, tidak ada atropi otot sternokleidomastoideus dan trapezius. N XII (Hipoglosus) Gerakan lidah simetris, dapat bergerak kesegala arah, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi, indra pengecapan normal. Tanda-tanda perangsangan selaput otak a. Kaku kuduk : : : : -
d. Refleks Lasegu
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
d. Pemberian TRH
e. f.
g. Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal) h. Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal) i. j. Pemerksaan fungsi hepar : abnormal Elektrolit : hiponatremi akibat respon adrenal atau efek delusi terapi cairan, hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI. k. Kateklamin serum : menurun l. kreatinin urin : meningkat
m. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali 2. Radiologi USG 3. Pemeriksaan canggih MRI
- Frekwensi makan/hari - Nafsu makan : sedang - Makanan pantang : ikan asin - Makanan yang disukai - Banyak minuman dlm sehari b. Perubahan selama sakit :
Klien mengatakan nafsu makan meningkat, sebelum sakit makan klien 3x/hari habis satu porsi, sejak sakit makan klien > 3x/hari dan menghabiskan > satu porsi, intake cairan sebelum sakit 7 - 8 gelas/hari, sejak sakit > 8 gelas/hari, klien alergi dengan ikan asin,klien mengatakan BB badan turun sejak 1 bulan terakhir dari 57 kg menjadi 45kg. 2. Eliminasi Buang air kecil a. Kebiasaan
: Frekuensi bak klien 2-3x/hari : Karakter urin kuning jerih : Tidak ada masalah dalam miksi
Sejak sakit defekasi klien 2-3 x/hari bahkanlebih tapi dengan konsistensi encer/cair. Klien tidak pernah menggunakan obat pencahar. 3. Olaraga dan Aktivitas a. Klien mengatakan kurang suka olaraga
b. Jenis olaraga yang disukai adalah olaraga renang c. a. Olaraga tersebut tidak dilaksanakan secara teratur Kebiasaan - Tidur malam jam - Tidur siang jam - Apakah anda mudah terangun ? - Jumlah jam tidur 7-8 jam b. Perubahan selama sakit : selama sakit klien susah tidur, tidur 5 jam/hari. 4. Hygiene a. Kebiasaan - Mandi - Penyakit gigi - Rambut b. Perubahan selama sakit : : 2 kali/hari : tidak ada : Bersih : 10 : 3 bangun jam 6 bangun jam 4
Selama sakit klien mengalami kelelahan sehingga pemenuhan kebutuhan sehari-hari terganggu termasuk personal hygiene, selama sakit klien hanya mandi 1 kali/hari.
Klien mengatakan sejak sakit klien agak tertutup, orang yang terdekat dengan klien adalah orang tua dan suaminya, sebelumnya sakit klien aktif dengan kegiatan masyarakat/ organisasi, tapi semenjak sakit klien lebih banyak di rumah.
KESEHATAN SOSIAL menururklien kebersihan rumah sangat penting, klien tinggal di daerah yang bising dan klien tinggal 5 orang dalam rumah. KEADAAN PSKOLOGIS SELAMA SAKIT Klien mengatakan perubahan yang dirasakanterutama ketika berinteraksi dengan orang
lain, klien kesulitan dalam mengungkapkan apa yang difikirkannya, klien lebih suka menyendiri dan banyak diam, klien lebih sering cemas, klien tidak menggunakan obat tertentu
KEGIATAN KEAGAMAAN\ Klien beranggapan bahwa penyakit yang diderita sekarang merupakan cobaab untuknya dan pasti terdapat hikmah untuknya, klien menganut agama islam klien taat dan melakukan sholat 5 waktu selama sakit. PERAWATAN/PENGOBATAN
Tindakan keperawatan yang diberikan selama di rumah sakit disesuaikan dengan diagnosa yang dialami oleh pasien 2. Pengobatan 1. Sebelum masuk rumah sakit Tidak ada tindakan pengobatan yang diberikan 2. Setelah masuk rumah sakit a. Obat antitiroid : :
PENGELOMPOKAN DATA Data subjektif Klien mengatakan badannya terasa panas Data Objektif Klien sering buang air besar, kadang diare Klien tampak tegang Klien tampak gelisah Klien mudah tersinggung Jantung klien berdebar cepat
Klien mengatakan penglihatan Jari tangan klien gemetar (tremos) agak kabur Klien mengatakan mual Klien mengatakan sering terbangun di malam hari
Klien mengatakan mata klien Berat badan klien turun meski nafsu peka terhadap cahaya / tidak tahan terhadap cahaya. Klien mengatakan haid tidak lancar Klien mengatakan sukar berkonsentrasi Klien mengatakan banyak makan bertambah Otot klien lemas, terutama lengan atas dan paha Rambut klien rontok Kulit klien halus dan tipis Kelenjar tyroid klien mengalami pembesaran Kulit klien memerah Wajah dan muka klien tampak pucat Klien tampak lemas Mata klien tampak bengkak
keringat walaupun di malam Kulit klien teras hangat hari Klien mengatakan tak tahan panas
Ds TD : 130/80 mmHg ND : 110 x / menit Nafas klien pendek Klien tegang Ds: Klien mengatakan jantungnya berdebar debar Klien mengatakan lelah cemas dan
Takikardi
Penurunan curah Jantung 2 Do : Klien tampak lemas dan pucat DS : Klien mengatakan Meningkatnya Hipermetabolik Produksi hormon tiroid meningkat Kelelahan
badannya lemah
kebutahan energi
Kelelahan 3 Do : Berat badan klien turun meskipun nafsu makan berTambah Klien tamapak lemah Ds : Klien mengatakan terkadang mual Klien mengatakan badannya lemah Suplai nutrisi yang tidak adekuat Proses pembakaran lemak meningkat Proses glikogenesis meningkat Produksi hormone tiroid meningkat Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Do : Klien tampak gelisah Klien tampak tegang Klien tampak sering menonjolkan mata Ds : Klien mengatakan Penglihatannya kabur Klien mengatakan sukar berkonsentrasi Klien mengatakan
hipertiroidisme.
eksoftalmus.
Gangguan penglihatan
Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan 5 Do : Klien tampak lemas dan pucat DS : Klien mengatakan Hipermetabolik Peningkatan produksi hormone tiroid Ansietas
ansietas
Do : Klien tampak bingung saat ditanya tentang penyakitnya DS : Klien kurang mengatakan mengerti
Kurang pengetahuan
Hipermetabolik
tentang penyakitnya
Kurang pengetahuan
Do : Klien tampak bingung Adaanya perubahan tingkah klien, meningkat. DS : Klien mengatakan laku pada
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi 3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan 4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus. 5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik. 6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi. 7. 3. INTERVENSI NO DX TUJUAN 1 I Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan kriteria : 1) Nadi perifer dapat teraba normal. 2) Vital sign dalam batas normal. 3) Pengisian kapiler normal 4) Status mental baik 5) Tidak ada disritmia 3. Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara yang INTERVENSI 1. Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi RASIONAL 1. Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi
2. Periksa kemungkinan adanya nyeri dada 2. Merupakan tanda atau angina yang dikeluhkan pasien. adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot jantung atau iskemia
tidak normal (seperti krekels) 3. S1 dan murmur yang menonjol berhubungan 4. Observasi tanda dan gejala haus dengan curah jantung meningkat
yang hebat, mukosa pada keadaan membran kering, nadi lemah, penurunan 4. Dehidrasi yang cepat produksi urine dan hipotensi 5. Catat masukan dan haluaran dapat terjadi yang akan menurunkan volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung hipermetabolik
II
1. Pantau tanda vital 1. Nadi secara luas dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas. 2. Ciptakan lingkungan yang 2. Menurunkan stimulasi tenang yang kemungkinan meningkat dan bahkan istirahat , takikardia mungkin ditemukan
energi
besar dapat menimbulkanagitasi, hiperaktif, dan imsomnia 3. Sarankan pasien 3. Membantu melawan untuk mengurangi aktivitas pengaruh dari peningkatan metabolism 4. Berikan tindakan 4. Meningkatkan relaksas yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage
III
Klien akan
1. Rasional : Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia 2. Penurunan berat badan terus menerus dalam
menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria : 1) Nafsu makan baik. 2) Berat badan normal 3) Tidak ada tandatanda malnutrisi
2. Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari
keadaan masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid 3. Mungkin memerlukan bantuan untuk
3. kolaborasi untuk
menjamin pemasukan
protein, karbohidrat mengidentifikasi dan vitamin makanan pengganti yang sesuai 4 IV Klien akan mempertahankan kelembaban 1. Observasi adanya 1. Rasional : Stimulasi edema periorbital umum dari stimulasi adrenergik yang
membran mukosa 2. Evaluasi ketajaman berlebihan mata, terbebas dari ulkus mata 2. Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan jaringan retroorbita 3. Anjurkan pasien 3. Melindungi kerusakan menggunakan kaca mata gelap 4. Bagian kepala tempat tidur ditinggikan 4. Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi 5 V Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi dengan kriteria 2. Bicara singkat : Pasien rileks tampak dengan kata yang sederhana 1. Observasi tingkah1. Rasional : Ansietas laku yang menunjukkan tingkat ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan Imsomnis 2. Rentang perhatian mungkin menjadi pendek , konsentrasi berkurang, yang membatasi kornea
kemampuan untuk mengasimilasi informasi 3. Memberikan informasi 3. Jelaskan prosedur tindakan yang akurat yang dapat menurunkan kesalahan interpretasi 4. Menciptakan lingkungan yang 4. Kurangi stimulasi dari luar 6 VI Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan kriteria Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya 2. Berikan informasi yang tepat 1. Tinjau ulang 1. Memberikan terapeutik
proses penyakit dan pengetahuan dasar harapan masa depan dimana pasien dapat menentukan pilihan berdasarkana informasi 2. Berat ringannya keadaan, penyebab, usia dan komplikasi yang muncul akan menentukan tindakan pengobatan 3. Faktor psikogenik seringkali sangat penting dalam 3. Identifikasi sumber stress memunculkan/eksaserb asi dari penyakit ini
4. Tekankan pentingnya
5. Pasien yang mendapat pengobatan hipertiroid besar kemungkinan mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5 tahun kedepan
perencanaan waktu istirahat 5. Berikan informasi tanda dan gejala dari hipotiroid
4. EVALUASI 1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energy 3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil 4. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus 5. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi 6. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
7.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8), EGC, Jakarta Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2), EGC, Jakarta Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis. Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan.(Edisi III).EGC.Jakarta. Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal. Anonim. 2008. Hipertiroidisme. http://www.medica store.com Anonim. 2008. Mengenal Tiroid. http://www.demomedical.com