You are on page 1of 11

TUGAS

EKOLOGI TUMBUHAN

DISUSUN OLEH : NAMA NIM DOSEN PENGASUH : Tri Wahyuni : 06101009007 : Drs. Khoiron Nazip, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

A.

PENGERTIAN TEKSTUR TANAH

Pengertian tentang tekstur tanah adalah banyaknya setiap bagian tanah menurut ukuran partikel-partikelnya ditentukan oleh besarnya butiran tanah. Sehingga pengertian dan definisinya adalah perbandingan antara banyaknya liat, lempung dan pasir yang terkandung dalam tanah. Badan Pertanahan Nasional mendefinisikan bahwa tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah. Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm.Maka dapat terjadi bahwa pada suatu tanah, butiran pasir merupakan penyusun yang dominan, pada kasus lain liat merupakan penyusun tanah yang terbesar. Sebaliknya pada tempat lain, kandungan pasir, liat dan lempung terdapat sama banyaknya. Perbandingan tersebut akan mudah terlihat pada grafik segitiga.

Setiap kaki segitiga menggambarkan suatu fraksi ukuran butir-butir tanah :


Pasir berukuran 2 mm - 20 m Lempung berukuran 20 m - 2 m Liat kurang dari 2 m.

Menurut tempatnya dalam segitiga ini dapat dibaca teksturnya. Maka tekstur berarti perbandingan antara banyaknya liat, lempung dan pasir, yang dalam garis besarnya lebih dari:

30% liat adalah tanah liat 35% lempung adalah tanah lempung 60% pasir adalah tanah pasir.

Dari ketiga bagian liat, lempung dan pasir jika hanya satu bagian saja belum dapat mencerminkan jenis tanah. Lazimnya disebut dua bagian tanah yang terpenting. misalnya : tekstur liat berpasir, pasir berlempung dan seterusnya. dimana bagian yang terbanyak disebut lebih dahulu. Pada segitiga tidak menyebutkan kandungan pasir dan bahan organik, walaupun kapur dan bahan organik sangat ikut menentukan sifat-sifat tanah. Jika kandungan ini besar maka perlu disebut juga, misalnya tanah mengandung 20% liat dan 10-30% kapur; selanjutnya disebut tanah liat berkapur. Bila setiap bagian merupakan perbandingan yang merata, disebut tanah yang baik. Umpamanya saja mengandung 50-70% pasir (halus dan kasar), 10-15% lempung, 5-10% liat, 1-5% kapur, 3-5% bahan organik. Tekstur tanah merupakan dasar dari kebanyakan sifat-sifat tanah. Susunan menurut besarnya butir-butir suatu jenis tanah biasanya dilihat pada grafik segitiga. Menurut besarnya tersusun dari butir-butir pasir 60%, lempung 15% dan liat 25%. Sesuai dengan klasifikasi USDA (The United States Department of Agriculture) butiran atau partikel tanah dikelompokan dalam :

Sand : > 0.05 mm Silt : 0.002 - 0.05 mm Clay: < 0.002 mm

Name of soil separate Clay Silt Very fine sand Fine sand Medium sand Coarse sand Very coarse sand

Diameter limits (mm) (USDA classification) less than 0.002 0.0020.05 0.050.10 0.100.25 0.250.50 0.501.00 1.002.00

Tabel Tekstur Tanah (Saefudin, 1989) Klasifikasi Tekstur Tanah menurut USDA 1. Liat (Clay) 2. Liat Berdebu (Silty Clay) 3. Liat Berpasir (Sandy Clay) 4. Lempung Liat berdebu (silty Clat Loam) 5. Lempung berliat (Clay Loam) 6. Lempung (loam) 7. Lempung liat berpasir (sandy clay loam) 8. Lempung berpasir (sandy lam) 9. Lempung berapasir (sandy loam) 10. Debu (silt) 11. Pasir Berlempung (loamy sang) 12. Pasir (sand)

Tekstur tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan air dan juga reaksi kimia tanah. Tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit untuk menahan air maupun unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur lempung mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah yang bertekstur kasar. Tanah-tanah yang bertekstur halus mempunyai kemampun menyimpan air dan hara makanan bagi tanaman. Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan lempung terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk,

ukuran dan kemantapan yang berbeda-beda. Tanah yang dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau yang saling melekat menjadi satu satuan yang padu (kompak) dan disebut massive atau pejal ( Hardjowigeno, 1987). Selanjutnya menurut Hardjowigeno (1987), tanah yang berstruktur baik mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dengan rapat. Akibatnya pori-pori tanah banyak terbentuk, di samping itu tanah tidak mudah rusak sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan. Tanah terdiri dari empat komponen utama yaitu bahan mineral, bahan organik, udara dan air tanah. Pada gambar dibawah diperlihatkan susunan utama tanah berdasarka volume dari suatu jenis tanah dengan tekstur lempung berdebu dengan perbandingan bahan padat dan ruang udara tanah yang seimbang.

Dari gambar di atas terlihat tanah mengandung 50% ruang pori-pori terdiri dari udara dan air. Volume fase padat menempati lebih kurang 45% bahan mineral tanah dan 5% bahan organik. Pada kandungan air yang optimal untuk pertumbuhan tanaman, maka persentase ruang pori-pori adalah 25% terisi oleh aor dan 25% oleh udara. Dibawah kondisi alami perbandingan udara dan air ini selalu berubah-ubah, terganung pada cuaca dan faktor lainnya. Bahan penyusun tanah yang disebut yang disebut terdahulu yakni bahan-bahan mineral, bahan organik serta air saling bercampur didalam tanah sehingga susah dipisahkan satu sama lainnya. Mineral anorganik dalam tanah berasal dari pecahan-pecahan batu-batuan yang berukuran kecil serta jenis-jenis mineral lainnya, merupakan sumber hara potensial dan dapat menyediakan hampir semua unsur hara kecuali nitrogen. Ukuran mineral-mineral anprganik ini sangat bervariasi dari yang berukuran kecil seperti liat sampai berukuan besar seperti pasir dan kerikil. Ukuran koloid liat sangatlah kecil, sehingga hanya dapat dilihat dengan mempergunakan mikroskop elektron. Mineral-mineral tanah ada yang mudah lapuk dan ada yang susah melapuk seperti kuarsa. Bahan organik yang belum atau sudah melapuk merupakan sumber unsur N yang utama dalam tanah. Hasil pelapukan bahan organik antara lain adalah humus yang bersama-sama dengan koloid liat adalah bahan aktif dalam tanah sebagai gudang penyimpanan atau pelepasan unsur hara bagi tanaman. B. METODE MENENTUKAN TEKSTUR TANAH Untuk menentukan rentang ukuran partikel tanah yang biasanya dinyatakan dalam prosentase dari berat kering total dilakukan analisis secara mekanis (mechanical analysis). Ada dua metode yang umum digunakan untuk memberikan informasi ukuran partikel tanah, yaitu : (1) analisis saringan (sieving analysis), dan (2) analisis pengendapan (sedimentation atau hydrometer analysis). Analisis saringan biasanya digunakan untuk tanah berbutir kasar, sedangkan prosedur pengendapan digunakan untuk analisis tanah berbutir halus. Analisis Saringan Penyaringan merupakan metode yang biasanya secara langsung untuk menentukan ukuran partikel dengan didasarkan pada batas-batas bawah ukuran lubang saringan yang digunakan. Batas terbawah dalam saringan adalah ukuran terkecil untuk partikel pasir.

Tanah Entisol Tanah cukup mengandung debu dan lempung untuk membuat tanah bersifat kohesi dan

dapat dibentuk bola yang mudah retak. Sebagian besar terdiri dari pasir, tetapi ada cukup lempung utuk menimbulkan konsistensi agak liat. Dalam keadaan lembab setelah penambahan air bersifat kohesi dan meninggalkan selaput tanah. Oleh karena itu, entisol digolongkan pada pasir geluhan.

Tanah alfisol Tanah alfisol dari hasil percobaan termasuk tanah bertekstur pasiran karena saat

tanah dibuat bubur lalu digosok-gosokkan dengan jari terasa kasar merajai dan pita tanah dapat ditekan sehingga ujungnya melampui beratnya sendiri sejauh > 5 cm. tanah berkonsistensi liat dan lekat apabila dalam keadaan lembab, fraksi pasir dapat dirasakan dominan merajai.

Tanah Vertisol, Ultisol, dan Rendzina Termasuk tanah lempung debuan dengan klasifikasi lempung debuan, maka pada

kondisi lempung strukturnya berupa gumpal dan konsistensinya teguh. Hampir deluruhnya terdiri dari bahan-bahan sangat halus, sifat licin dari debu sampai tingkat tertentu dapat menutupi sifat lekat lempung. Tekstur tanah sangat mempengaruhi sifat fisik tanah seperti daya serap atau daya simpan air, permeabilitas aerasi, drainase, plasitas dan kelekatan. Dalam klasifikasi tanah, kasar halusnya ditunjukkan dalam kelas sebaran besar butir (particle size distribution) yang mencakup seluruh tanah (fragmen batuan dan fraksi tanah halus). Kelas besar butir merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah (gambar 1) tetapi dengan memperhatikan pula banyaknya fragmen batuan atau fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir (> 2 mm). Tekstur merupakan sifat yang sangat penting karena berpengaruh terhadap sifat-sifat kimia, fisik dan biologi tanah. Tanah secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelas yaitu tanah bertekstur kasar dan halus. Dan tekstur kasar dan halus inipun bisa diklasifikasikan menjadi beberapa bagian lagi sesuai dengan kandungan liat, pasir dan debu. Tanah bertekstur halus ini didominhasi oleh tanah liat dengan tekstur yang lembut dan licin

yang memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir. Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam proses penyerapan unsur-unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang bertekstur kasar. Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karena banyak mengandung unsure hara dan bahan organic yang dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dalam menyerap unsur hara. Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air yang lebih besar daripada tanah pasir karena memiliki permukaan yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakkan udara dan air. Sampel tanah yang berasal dari depan pendopo memiliki tekstur liat pada kedalaman 20 cm, dengan rasa dan sifat tanah membentuk bola baik serta melekat sekali. Tanah terasa halus,lekat dan licin. Kondisi tanah yang diambil samplenya ditumbuhi rumput yang tumbuh cukup subur, hal ini membuktikan bahwa tanah tersebut bertekstur halus dan memiliki kapasitas absorbsi unsure-unsur hara yang besar. Namun, pada tanah kedalaman 40 cm didapatkan liat berdebu dengan rasa agak licin, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat dan tanah terasa lembut. Tanah ini memiliki jenis tanah persawahan dan memang daerah pengambilan sample merupakan daerah beakas rawa. Sehinga jika terjadi hujan air dapat tertahan cukup lama. Daerah ini cocok untuk persawahan. Pada praktikum penetapan tekstur tanah disediakan lima macam contoh tanah. Dari semua contoh tanah itu diketahui teksturnya berbeda beda satu sama lain. Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Perbedan tekstur tanah tersebut ditentukan oleh perbandingan relatif antara pasir, debu, dan liat yang merupakan bahan penyusun tanah. Dikatakan pasir, debu dan liat ditentukan dari ukuran butiran butiran tanah tersebut. Tanah liat biasanya memiliki tekstur yang lebih halus dan permukaan yang lebih halus, sedangkan pasir memiliki tekstur yang lebih kasar dan permukaan yang lebih kasar pula. Dengan menegatahui tekstur tanah kita akan dapat menentukan tingkat kesuburan tanah disuatu tempat, sebab semakin halus tekstur tanahnya maka kapasitas adsorpsi menahan unsur unsur hara lebih besar, dan lebih banyak mengandung unsure hara dan bahan organik yang dibutuhkan tanaman, kapasitas memegang air juga lebih besar sebab memiliki permukaan yang lebih luas. Sedangkan tanah bertekstur kasar memiliki laju infiltrasi yang cepat dan lebih porus. Sehingga unsure hara akan ikut hanyut dan yang tertahan didalam

tanah semakin sedikit. Dengan mengetahui tekstur suatu tanah kita akan dapatkan bagaimana cara pengolahan suatu lahan dan menentukan tanaman yang cocok sesuai dengan tekstur tanah tersebut, sebab tidak semua jenis tanaman memiliki kebutuhan yang sama terhadap jenis tanah.Oleh sebab itu harus disesuaikan dengan kondisi tanah untuk mendapatkan hasil yang maksimum.

C. MACAM MACAM TANAH Berikut adalah jenis-jenis tanah yang ada di indonesia 1. Tanah Organosol Tanah ini terjadi akibat pelapukan bahan-bahan organik. Tanah ini biasanya bersifat subur. Organosol terbagi menjadi 2 yaitu :

Tanah Gambut merupakan tanah hasil pembusukan yag tidak sempurna dari di daerah yang kadang-kadang tergenang oleh air (rawa). Tanah ini kurang baik untuk pertanian karena sifatnya yang terlalu basah (tergenang air). Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah kalimantan Barat, Pantai timur sumatera, dan pantai selatan Barat Papua.

Tanah Humus merupakan tanah hasil pembusukan bahan-bahan organik yang mempunyai sifat sangat subur. Tanah ini berwarna kecoklatan dan cocok di tanami tanaman padi, kelapa, dan nanas. Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

2. Tanah Vulkanik Tanah ini terjadi akibat pelapukan abu vulkanik dari gunung berapi. Tanah jenis ini dibagi menjadi 2, yaitu :

Regosol merupakan tanah dengan ciri ciri : berbutir kasar, berwarna kelabu sampai kuning dan sedikit berbahan organik. Jenis tanah ini sangat cocok untuk menanam tanaman palawija seperti ketela, jagung dll. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatera, Jawa, dan Papua.

Latosol merupakan tanah dengan ciri-ciri mempunyai warna merah hingga kuning. Kandungan bahan organiknya sedang. Jenis tanah ini cocok untuk menanam tanaman

palawija, padi ketela dll. Tanah latosol banyak di jumpai di daerah Sumatera, Jawa, Bali, dan Papua. 3. Tanah Aluvium (aluvial) Tanah aluvium merupakan tanah yang diendapkan dari hasil erosi di dataran rendah. Jenis tanah ini mempunyai ciri-ciri berwarna kelabu dan subur Tanaman yang cocok ditanam di tanah jenis ini adalah palawija, tebu,kelapa, tembakau dll. Tanah jenis ini banyak ditemukan didaerah Sumatera bagian timur, Jawa bagian utara dan kalimantan bagian selatan dan barat. 4. Tanah Podzol Tanah ini terbentuk akibat curah hujan yang tinggi dan suhunya yang rendah. Tanah ini mempunyai ciri-ciri yaitu miskin akan unsur hara, tidak subur dan berwarna merah sampai kuning. Tanah jenis ini cocok untuk tanaman kelapa dan jambu mente. Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah dataran tinggi jawa barat, sumatera, maluku, kalimantan dan puapua.

5. Tanah Laterit Tanah Laterit merupakan tanah hasil cucian, kurang subur karena kehilangan unsur hara dan tandus. Awalnya tanah ini subur, namun karena unsur haranya dilarutkan oleh air maka menjadi tidak subur. Warna tanah ini kekuningan sampai merah dan cocok untuk tanaman kelapa dan jambu mente. Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah Jawa Tengah. Lampung, Jawa Barat. 6. Tanah Litosol Tanah litosol adalah hasil pelapukan batuan beku dan batuan sedimen yang baru terbentuk sehingga mempunyai butiran yang besar. Ciri-ciri tanah jenis ini adalah miskin akan unsur hara dan mineralnya masih terikat pada butiran yang besar-besar. Tanah litosol kurang subur sehingga tanaman yang cocok dengan tanah ini adalah tanaman-tanaman yang besar di hutan. Jenis tanah ini banyak terdapat di Sumatera, jawa , maluku, dan nusa tenggara.

7. Tanah Kapur Tanah kapur merupakan jenis tanah akbiat dari pelapukan batuan kapur. Jenis tanah ini dibagi menjadi 2, yaitu :

Renzina merupakan tanah hasli pelapukan batuan kapur di daerah dengan curah hujan tinggi. Tanah ini mempunyai ciri-ciri berwarna hitam dan miskin akan unsur hara. Tanah renzina banyak terdapa di daerah kapur gunung kidul (yogyakarta).

Mediteran merupakan tanah dari hasil pelapukan batuan kapur keras dan bauan sedimen. Warna tanah ini kemerahan hingga coklat. Jenis tanah ini Cocok untuk tanaman palawija.

8. Tanah pasir merupakan tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku dan batuan sedimen dengan butiran sangat kasar dan berkerikil. Jenis tanah ini banyak di jumpai dimana-mana.

DAFTAR PUSTAKA Attribution Non-Commercial http://www.blogsas.com/8-jenis-tanah-di-indonesia/ di akses tanggal 17 Maret 2012 pukul 14.00 WIB http://mbojo.wordpress.com/2008/01/24/susunan-utama-tanah/ diakses tanggal 17 Maret 2012 pukul 14.01 WIB http://mbojo.wordpress.com/2007/08/15/segitiga-tekstur/ Diakses tanggal17 Maret 2012 pukul 14.02 WIB

You might also like