You are on page 1of 8

PENCEGAHAN AMEBIASIS Penyakit ini sukar dibasmi karena banyaknya pembawa kista tanpa gejala.

Yang terpenting adalah peningkatan hygiene perorangan dan pengadaan air bersih. Kista dapat dimusnahkan dengan memasak air sekurang-kurangnya 10 menit, sedangkan pemurnian air melalui klorinasi diragukan efektivitasnya. (Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2007) Upaya pencegahan yang dapat dilakukan secara perorangan terhadap penularan amebiasis adalah dengan mencegah tercemarnya makanan dan minuman dari kista Entamoeba histolytica yang dibawa oleh lalat, lipas atau tikus; menjaga kebersihan perorangan dan alat-alat makan dan minum; dan memasak makanan dan minuman dengan benar. Pencegahan masyarakat adalah dengan melakukan pengobatan terhadap carrier , membuat sumber air yang baik dan bebas terhadap pencemaran feses, serta pembuangan feses tidak di sungai dan mengendalikan penggunaan pupuk feses. (Muslim, H.M. , 2009) Kondisi higiene perorangan dan sanitasi lingkungan merupakan faktor utama pencegahan disentri amuba. Selain itu faktor perilaku dari individu dalam menjalani pola hidup bersih dan sehat merupakan hal penting dalam menghindari infeksi amebiasis intestinal. Pada prinsipnya pencegahan penyebaran infeksi amebiasis adalah terputusnya rantai penularan dari sumber infeksi (tinja) ke manusia. Ada dua aspek utama pencegahan yaitu dari aspek higiene perorangan dan sanitasi lingkungan. Higiene perorangan lebih terfokus dalam hal perilaku individu dalam upaya memutus rantai penularan. Sedangkan sanitasi lingkungan focus pencegahan terletak dalam hal rekayasa lingkungan dalam mengisolir sumber infeksi. (Anorital dan Lelly Andyasari, 2011)

Pencegahan terhadap aspek hygiene perorangan adalah: 1. Mencuci tangan dengan sabun setelah keluar dari kamar kecil dan sebelum menjamah makanan. 2. Mengkonsumsi air minum yang sudah dimasak (mendidih). Jika minum air yang tidak dimasak, dalam hal ini air minum kemasan hendaknya diperhatikan tutup botol atau gelas yang masih tertutup rapi dan tersegel dengan baik. 3. Tidak memakan sayuran, ikan dan daging mentah atau setengah matang. 4. Mencuci sayuran dengan bersih sebelum dimasak. 5. Mencuci dengan bersih buah-buahan yang akan dikonsumsi. 6. Selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan secara teratur dan menggunting kuku. 7. Mencuci alat makan (piring, sendok, garpu) dan alat minum (gelas, cangkir) dengan menggunakan sabun dan dikeringkan dengan udara. Jika menggunakan kain lap, hendaknya menggunakan kain lap yang bersih dan kering. 8. Mencuci dengan bersih alat makan-minum bayi/anak-anak dan merendam dalam air mendidih sebelum digunakan. 9. Bagi para pengusaha makanan (restoran, katering) menerapkan aturan yang ketat dalam penerimaan terhadap calon penjamah makanan (food handler) yang akan bekerja dengan mensyaratkan pemeriksaan tinja terhadap kemungkinan adanya carrier atau penderita asimptomatik pada para calon penjamah makanan. Selama para penjamah

makanan tersebut bekerja, minimal 6 bulan sekali dilakukan pemeriksaan tinja. 10. Membuang kotoran, air kotor dan sampah organik secara baik dengan tidak membuangnya secara sembarangan. 11. Segera berobat ke petugas kesehatan jika frekuensi buang air meningkat, sakit pada bagian abdomen dan kondisi tinja encer, berlendir dan terdapat darah. Sebelum berobat atau minum obat, minum cairan elektrolit guna mencegah timbulnya kekurangan cairan tubuh. (Anorital dan Lelly Andyasari, 2011) Pencegahan terhadap aspek sanitasi lingkungan adalah: 1. Pembuangan kotoran manusia yang memenuhi syarat. Prinsip pembuangan kotoran manusia yang memenuhi syarat adalah tinja yang dibuang terisolir dengan baik sehingga tidak dihinggapi serangga (lalat, kecoak! lipas), tidak mengeluarkan bau, dan tidak mencemari sumber air. 2. Menggunakan air minum dari sumber air bersih yang sanitair (air ledeng, pompasumur dangkal atau dalam, penampungan air hujan). 3. Menghindari pemupukan tanaman dengan kotoran manusia dan hewan. Jika menggunakan pupuk kandang dan kompos, pastikan bahwa kondisi pupuk kandang atau kompos tersebut benar-benar kering. 4. Menutup dengan baik makanan dan minuman dari kemungkinan kontaminasi serangga (lalat, kecoak), hewan pengerat (tikus), hewan peliharaan (anjing, kucing) dan debu. (Anorital dan Lelly Andyasari, 2011)

PENGOBATAN AMEBIASIS Obat untuk mengobati amebiasis diantaranya adalah: 1. Metronidazole (Flagyl, Mebazid, Trikacide) : dewasa 2x1 gram selama 3-5 hari atau 3x750 mg selama 5-10 hari; anak 50mg/kg BB/hari selama 5-10 hari 2. Nimorazol (Naxogin); dewasa 2 gram/hari selama 5 hari (amebiasis usus); anak 3040mg/kg BB/hari selama 5 hari (amebiasis usus). Untuk amebiasis hati diberikan 10 hari. 3. Ornidazol (Tiberal): dewasa 2x1 gram/hari selama 3 hari. Anak 50mg/kg BB/hari selama 3 hari 4. Tinidazol (Fasigyn): 2 gram (dosis tunggal) selama 2-3 hari 5. Seknidazol (Flagentyl): dewasa 3x500 mg selama 3 hari (amebiasis usus). Anak: 25 mg/kg BB selama 3 hari. Untuk amebiasis hati diberikan selama 5-10 hari, 6. Dehidroemiten dihidroklorida (DH Emetin 30): 1-1,5 mg/kg BB/hari injeksi 7. Clefamid (Mebinol): 3x500 mg selama 10-20 hari. (Muslim, H.M. , 2009) PENCEGAHAN MALARIA Pencegahan terhadap malarian lebih utama daripada mengobatinya. Dalam hal ini prinsip manajemen berbasis lingkungan memegang peranan penting, terutama manajemen simpul 2 dan 3. Disini lebih menekankan pemberantasan media transmisi dari plasmodium, yaitu nyamuk anopheles. Upaya dilakukan untuk mencegah timbulnya habitat nyamuk, peberantasan jentik maupun nyamuk dewasa, yanga terkait pula dengan

peilaku manusia dalam mengelola lingkungannya. (Anies, 2006) Upaya pencegahan dilakukan untuk meminimalkan kontak manusia dengan nyamuk melalui pemakaian kelambu (bed nets) dan penyemprotan rumah. Manajemen lingkungan dan pembasmian jentik-jentik nyamuk dapat dipakai dalam lingkungan ekologi tertentu, tergantung spesies vector (nyamuk). Pemakaian kelambu yang direndam insektisida merupakan cara efektif untuk mencegah malaria, terutama kelompok yang paling rawan, yaitu bagi ibu hamil dan anak-anak dibawah usia lima tahun. (Anies, 2006) Upaya pencegahan difokuskan pada pengurangan penularan penyakit dengan cara mengendalikan nyamuk pembawa malaria. Dua intervensi utama untuk mengendalikan vector: Gunakan kelambu dengan insektisida tahan lama, merupakan cara yang efektif dan murah; Penyemprotan insektisida dalam ruangan. Upaya ini dapat didukung dengan metode pengendalian nyamuk lain (sebagai contoh, memusnahkan genangan air tempat nyamuk berkembang biak). (Depkes, -) Dalam Draft Pedoman Penanggulangan/Penanganan Malaria di Daerah Bencana disebutkan beberapa pencegahan malaria sebagai berikut: Pencegahan dari gigitan nyamuk dengan long lasting insecticide treated net (llitn) atau insecticide treated net (itn). Pencegahan dengan membunuh jentik disarang sarang nyamuk dengan larvasida : bti , altosid dll. Pencegahan dengan penyemprotan dinding rumah atau tenda dengan insektisida etofenprox , lamda-sihalotrine, bendiocarb, dll Pencegahan dengan minum obat profilaksis yaitu doxycicline untuk pendatang berusia > 8 tahun (1 tablet 100 mg) untuk pendatang dewasa tiap hari 1 tablet sejak 1 minggu sebelum masuk sampai 1 bulan setelah kembali. Pemetaan genangan air dengan jarak sampai 2 km dekat pemukiman penduduk/pengungsi. (Ferdinand Laihad, -) DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN: Diagnosis dengan rapid diagnosis test (rdt) Pengobatan malaria falciparum ringan tanpa komplikasi lini pertama dengan kombinasi artesunate dan amodiakuin dan lini kedua dengan kina dan tetracyclin atau doxycycline:

Tabel 1. Pengobatan lini pertama untuk malaria falsiparum Komposisi obat : Artesunat : 50 mg/ tablet Amodiakuin : 200 mg/ tablet 153 mg amodiakuin base / tablet Semua pasien (kecuali ibu hamil dan anak usia < 1 tahun) diberikan tablet Primakuin (1 tablet berisi: 15 mg primakuin basa ) dengan dosis 0,75 mg basa/kgBB/oral, dosis tunggal pada hari I (hari pertama minum obat). Dosis pada tabel diatas merupakan perhitungan kasar bila penderita tidak ditimbang berat badannya. Dosis yang direkomendasi berdasarkan berat badan adalah: Artesunat: 4 mg/kgBB dosis tunggal/hari/oral, diberikan pada hari I, hari II dan hari III ditambah Amodiakuin: 25 mg basa/kgBB selama 3 hari dengan pembagian dosis: 10 mg basa/kgBB/hari/oral pada hari I dan hari II, serta 5 mg basa/kgBB/oral pada hari III. Bila terjadi gagal pengobatan lini pertama, maka diberikan pengobatan lini kedua seperti tabel 2 di bawah ini.

Keterangan: *) Kina:

Pemberian kina pada anak usia < 1 tahun harus berdasarkan berat badan (ditimbang berat badannya). Dosis kina: 30 mg/kgbb/hari (dibagi 3 dosis). I. Doksisiklin tidak diberikan pada ibu hamil dan anak usia < 8 tahun II. Dosis doksisiklin untuk anak usia 8 14 tahun: 2 mg/kg BB/hari III. Bila tidak ada doksisiklin, dapat digunakan tetrasiklin IV. Dosis Tetrasiklin: 25-50 mg/ kgBB/4 dosis/hari atau 4 x 1(250 mg) selama 7 hari; tetrasiklin tidak boleh diberikan pada umur < 12 tahun dan ibu hamil. V. Primakuin tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan anak usia < 1 tahun. VI. Dosis primakuin: 0,75 mg/kgbb, dosis tunggal. Pengobatan malaria vivax/ovale lini pertama dengan klorokuin dan lini kedua dengan kina: Bila pada pemeriksaan laboratorium ditemukan P. vivax/ovale, diberikan pengobatan sesuai tabel 3 di bawah ini :

Perhitungan dosis berdasarkan berat badan untuk Pv / Po : - Klorokuin : hari I & II = 10 mg/kg bb, hari III = 5 mg/kg bb - Primakuin : 0,25 mg/kg bb /hari, selama 14 hari. Bila terjadi gagal pengobatan lini pertama, maka diberikan pengobatan lini kedua seperti tabel 4 di bawah ini.

Pengobatan malaria berat dengan artemeter dan kina Injeksi Obat malaria berat Lini pertama :Artemether injeksi diberikan secara intramuskuler, selama 5 hari. Setiap ampul Artemether berisi 80 mg/ml. Dosis dan cara pemberian Artemether: Untuk dewasa: dosis inisial 160 mg (2 ampul) IM pada hari ke 1, diikuti 80 mg (1 ampul) IM pada hari ke 2 s/d ke 5. Dosis anak tergantung berat badan yaitu: Hari Pertama : 3,2 mg/KgBB/hari Hari II- V : 1,6 mg/KgBB/hari Lini kedua : Kina perinfus/drip Cara pemberian kina per-infus:Dosis dewasa (termasuk ibu hamil) : Kina HCl 25 % dosis 10 mg/Kgbb (1 ampul isi 2 ml = 500 mg kina HCl 25 %) yang dilarutkan dalam 500 ml dekstrose 5 % atau NaCl 0,9 % diberikan selama 8 jam, diulang dengan cairan yang sama setiap 8 jam terus-menerus sampai penderita dapat minum obat. Kina HCl 25 % (perinfus), dosis 10mg/Kg BB/4jam diberikan setiap 8 jam, diulang dengan cairan dan dosis yang sama setiap 8 jam sampai penderita dapat minum obat. Dosis anak-anak : Kina HCl 25 % (per-infus) dosis 10 mg/kgbb (bila umur < 2 bulan : 68 mg/kg bb) diencerkan dengan 5-10 cc dekstrosa 5 % atau NaCl 0,9 % per kgbb diberikan selama 4 jam, diulang setiap 8 jam sampai penderita sadar dan dapat minum obat. Apabila tidak memungkinkan pemberian kina per- infus maka kina dapat diberikan intramuskular. Sediaan yang ada untuk pemberian intramuskular yaitu Kinin antipirin dengan dosis: 10 mg/kgbb IM (dosis tunggal) yang merupakan pemberian anti malaria pra rujukan. (Ferdinand Laihad, -)

PENCEGAHAN TOXOPLASMA Pencegahan Kucing merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya toksoplasmosis, karena kucing mengeluarkan berjuta juta ookista dalam tinjanya, yang dapat bertahan sampai satu tahun di dalam tanah yang teduh dan lembab. Untuk mencegah hal ini, maka dapat di jaga terjadinya infeksi pada kucing, yaitu dengan memberi makanan yang matang sehingga kucing tidak berburu tikus atau burung. Bila kucing diberikan monensin 200 mg/kg melalui makanannya, maka kucing tersebut tidak akan mengeluarkan ookista bersama tinjanya, tetapi ini hanya dapat digunakan untuk kucing peliharaan (Frenkel dan Smith, 1982). Untuk mencegah terjadinya infeksi dengan ookista yang berada di dalam tanah, dapat diusahakan mematikan ookista dengan bahan kimia seperti formalin, amonia dan iodin dalam bentuk larutan serta air panas 70oC yang disiramkan pada tinja kucing (Remington & Desmont, 1982 ; Siegmund, 1979). Anak balita yang bermain di tanah atau ibu-ibu yang emar berkebun, juga petani sebaiknya mencuci tangan yang bersih dengan sabun sebelum makan. Sayur mayur yang dimakan sebagai lalapan harus dicuci bersih, karena ada kemungkinan ookista melekat pada sayuran, makanan yang matang harus di tutup rapat supaya tidak dihinggapi lalat atau kecoa yang dapat memindahkan ookista dari tinja kucing ke makanan tersebut. Kista jaringan dalam hospes perantara (kambing, sapi, babi dan ayam) sebagai sumber infeksi dapat dimusnahkan dengan memasaknya sampai 66oC atau mengasap dan sampai matang sebelum dimakan. Ibu yang memasak, jangan mencicipi hidangan daging yang belum matang. Setelah memegang daging mentah (tukang jagal, penjual daging, tukang masak) sebaiknya cuci tangan dengan sabun sampai bersih. Yang paling penting dicegah adalah terjadinya toksoplasmosis kongenital, karena anak yang lahir cacat dengan retardasi mental dan gangguan motorik, merupakan beban masyarakat. Pencegahan dengan tindakan abortus artefisial yang dilakukan selambatnya sampai kehamilan 21-24 minggu, mengurangi kejadian toksoplasmosis kongenital kurang dari 50 %, karena lebih dari 50 %toksoplasmosis kongenital diakibatkan infeksi primer pada trimester terakhir kehamilan (Wilson dan Remington, 1980). Pencegahan dengan obat-obatan, terutama pada ibu hamil yang diduga menderita infeksi primer dengan Toxoplasma gondii, dapat dilakukan dengan spiramisin. Vaksin untuk mencegah infeksi toksoplasmosis pada manusia belum tersedia sampai saat ini.

Daftar Pustaka Muslim, H.M. 2009. Parasitologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting Kasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Anies. 2006. Seri Lingkungan dan Penyakit Manajemen Berbasis Lingkungan Solusi Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Menular. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Anorital dan Lelly Andayasari. 2011. Kajian Epidemiologi Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan yang Disebabkan Oleh Amuba di Indonesia. Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor 1. Chahaya, Indra. 2003. Epidemiologi Toxoplasma gondii. Palembang : Penerbit Universitas Sumatera Utara Laihad, Ferdinand. - . Draft Pedoman Penanggulangan/Penanganan Malaria di Daerah Bencana. Jakarta: Depkes RI

You might also like