You are on page 1of 41

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 1

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rakhmat dan hidayah-Nya sehingga profil kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2008 yang berisi data tahun 2007 ini dapat tersusun. Profil kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2008 ini merupakan gambaran kondisi kesehatan di wilayah kabupaten Kulon Progo yang dapat dipergunakan sebagai bahan perencanaan guna peningkatan Manajemen kesehatan baik di Kabupaten Kulon Progo, di Provinsi DI Yogyakarta maupun di tingkat Pusat. Kami menyadari bahwa penyusunan profil ini masih banyak

kekurangannya, baik kelengkapan, akurasi data serta ketepatan waktu penyajian. Untuk itu guna kesempurnaan penyusunan profil dimasa datang kritik dan saran pembaca kami harapkan. Demikian, atas bantuan berbagai pihak dalam penyusunan profil ini kami ucapkan terima kasih. Semoga menjadi amal ibadah yang baik.

Wates, Mei 2008 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo

dr Lestaryono, MKes NIP 140 165 141

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 2

DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi Daftar table Daftar grafik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Manfaat D. Ruang Lingkup GAMBARAN UMUM A. Geografi & Topografi B. Demografi PROGRAM KESEHATAN A. Visi & Misi Pemerintah Daerah B. Visi-Misi Dinas Kesehatan C. Strategi D. Kebijakan SITUASI DERAJAD KESEHATAN A. Angka Kematian B. Angka Kesakitan C. Pola Penyakit D. Status Gizi SITUASI PELAYANAN KESEHATAN A. Pelayanan Kesehatan dasar B. Upaya Pemberantasan Penyakit Menular & Penanggulangan KLB C. Pembinaan Kesehatan Lingkungan & Pelayanan Hygiene Sanitasi D. Perbaikan Gizi Masyarakat E. Pelayanan farmasi Dan Pengawasan Obat & Makanan F. Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat G.Upaya Peningkatan Keselamatan Ibu dan anak H. Upaya Kesehatan Masyarakat I. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Usila J. Penelitian & Pengembangan Kesehatan K. Standarisasi Pelayanan Kesehatan L. Pengembangan SIK i ii iii iv 1 1 1 2 2 4 4 5 10 10 10 11 12 13 13 16 19 21 22 22 22 24 25 26 26 27 28 28 28 29 29

BAB II

BAB III

BAB IV

BAB V

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 3

M. Kemitraan Pelayanan Kesehatan N. Pelayanan kesehatan Rujukan BAB VI SUMBER DAYA KESEHATAN A. Tenaga Kesehatan B. Pembiayaan Kesehatan C. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan KESIMPULAN

30 30 32 32 33 34

BAB VII Lampiran

35

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 4

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Disitribusi Penduduk Menurut Menurut Wilayah Di Kab. Kulon Progo Tahun 2007 Keluarga Miskin Mendapat Jaminan Pelayanan Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005- 2007 Jumlah Kelompok Rentan Di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2001 2007 Urutan Pola Kematian bayi di Rumah sakit Umum wates tahun 2007 Penyebab Kematian Ibu Di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2001 S/D 2007 Angka kesakitan 6 penyakit menular di kab. Kulon progo tahun 2003 2007 Sepuluh Besar Penyakit Di Puskesmas Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007 Sepuluh Besar Penyakit Di Rawat Jalan Di Rumah Sakit Tahun 2007 Sepuluh Besar Penyakit Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Tahun 2007 Rasio Tenaga Kesehatan Per 100.000 penduduk di kab Kulonprogo tahun 2007 Jumlah Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007 6

Tabel 2.2

Tabel 2.3

Tabel 4.1 . Tabel 4.2

14

15

Tabel 4.3

16

Tabel 4.4

19

Tabel 4.5 Tabel 4.6

20 20

Tabel 5.1

32

Tabel 5.3

34

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 5

DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007 Distribusi penduduk Menurut golongan Umur di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007 Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Kulolnprogo Tahun 2007 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Kulonprogo tahun 2007 Proporsi Kematian Balita di RSUD Wates Kulonprogo Tahun 2007 Angka Kematian Ibu per 1000 KH di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2001 - 2007 API Malaria di Kabupaten Kulonprogo tahun 2000 - 2007 Angka Kesakitan Diare di Kabupaten Kulonprogo tahun 2000 - 2007 Angka Kesakitan DBD di kabupaten Kulonprogo tahun 2000 - 2007 Angka Kesakitan TB paru di kabupaten Kulonprogo tahun 2000 - 2007 Jumlah Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2002 2007 Presentase Status Gizi balita di Kabupaten Kulonprogo tahun 2000-2007 Persentase APBD Kesehatan terhadap total Biaya Kesehatan di kabupaten Kulonprogo tahun 2002 2007 Persentase APBD Kesehatan terhadap total APBD di kabupaten Kulonprogo tahun 2002 2007 Pembiayaan Kesehatan perkapita di kabupaten Kulonprogo tahun 2002 2007 5

Grafik 2.2 Grafik 2.3

5 9

Grafik 4.1 . Grafik 4.2

13

14

Grafik 4.3

15

Grafik 4.4

17

Grafik 4.5 Grafik 4.6

17 18

Grafik 4.7 Grafik 4.8

18 19

Grafik 4.9 Grafik 6.1

21 33

Grafik 6.2

34

Grafik 6.3

34

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 6

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sesuai dengan Visi Pembangunan Kesehatan Kabupaten Kulonprogo Membangun Kulon Progo menuju masyarakat yang sehat . Dinas

Kesehatan selaku SKPD Kesehatan di Kabupaten memposisikan diri sebagai Regulator , penyedia pelayanan kesehatan yang bermutu, dan pemberdaya masyarakat dalam bidang kesehatan. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan telah ditetapkan mengacu pada indikator Indonesia Sehat 2010 dan indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal yang meliputi : (1) Indikator Derajat Kesehatan yang terdiri atas indikator-indikator untuk Mortalitas, Morbiditas, dan Status Gizi; (2) Indikator -indikator untuk Keadaan Lingkungan, Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan; serta (3) Indikator-indikator untuk Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan, dan Kontribusi Sektor Terkait. Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi khususnya di Kabupaten Kulon Progo, disusun buku Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 ini. Pada profil kesehatan ini disampaikan gambaran dan situasi kesehatan, gambaran umum tentang derajat kesehatan dan lingkungan, situasi upaya kesehatan, dan situasi sumber daya kesehatan. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung sistem manajemen kesehatan yang lebih baik dalam rangka pencapaian Visi Dinas Kesehatan yaitu Menjadi institusi yang tangguh dalam regulasi, penyedia pelayanan kesehatan yang bermutu, dan pemberdayaan masyarakat menuju

masyarakat Kulon Progo yang sehat dan selanjutnya dapat digunakan untuk dasar dan pencapaian Indonesia Sehat 2010

B. Tujuan 1. Umum Profil kesehatan Kabupaten Kulon Progo ini bertujuan untuk memberikan gambaran kesehatan yang menyeluruh di kabupaten Kulon

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 7

Progo dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen secara berhasil guna dan berdaya guna

2. Khusus a Diperolehnya data / informasi pembangunan di lingkungan Kabupaten Kulon Progo yang meliputi : data lingkungan fisik / biologi, perilaku kesehatan masyarakat, data demografi dan sosial ekonomi. b. Diperolehnya data / informasi tentang upaya kesehatan di Kabupaten Kulon Progo yang meliputi : cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan. c. Diperolehnya data / informasi status kesehatan masyarakat di Kabupaten Kulon Progo yang meliputi : angka kematian, angka kesakitan dan keadaan gizi masyarakat. d. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun pelayanan kesehatan lainnya.

C. Manfaat Dengan disusunnya profil kesehatan kabupaten Kulon Progo

diharapkan dapat digunakan oleh pimpinan administrasi kesehatan dan unitunit lain yang memerlukan. Penggunaan terutama dalam rangka tinjauan / revisi tahunan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Kulon Progo dan sebagai alat evaluasi program tahunan yang telah dilaksanakan, untuk menyusun rencana tahunan kesehatan tahun berikutnya. Manfaat lain adalah memberikan umpan balik / gambaran kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas, RSUD dan RS Swasta yang ada di Kabupaten Kulon Progo

D. Ruang Lingkup 1. Jenis Data/Informasi Data yang dikumpulkan untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kulonprogo adalah: a. Data Umum meliputi data geografi, kependudukan dan sosial ekonomi.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 8

b. Data Derajat Kesehatan yang meliputi data kematian, data kesakitan dan data status gizi. c. Data Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Hidup Sehat Masyarakat, meliputi data air bersih, data rumah sehat, data tempat-tempat umum, dan data perilaku hidup sehat. d. Data Pelayanan Kesehatan, antara lain data pemanfaatan Rumah Sakit, pemanfaatan Puskesmas, data pelayanan kesehatan ibu dan anak, data pemberantasan penyakit, data pelayanan kesehatan Gakin, data penanggulangan KLB, dan data pelayanan kesehatan lainnya. e. Data Sumber Daya Kesehatan yang meliputi data sarana kesehatan, data tenaga kesehatan, data obat dan perbekalan kesehatan, serta data pembiayaan kesehatan. f. Data lainnya.

2. Sumber Data Data untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kulonprogo diperoleh dari: a. Catatan Kegiatan Puskesmas baik untuk kegiatan dalam gedung maupun luar gedung. b. Catatan kegiatan Rumah Sakit yang berada di wilayah Kabupaten Kulonprogo c. Kegiatan yang dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan termasuk Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Dinas Kesehatan. d. Dokumen Kantor Statistik , Dinas Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana, Bappeda , Dinas Pendidikan, dan Kantor

Pengolahan Data Elektronik , Kepolisian Resort Kulonprogo dan instansi terkait lainnya. e. Dokumen Hasil Survei Kabupaten/Kota, Survei Provinsi atau Survei Nasional.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 9

BAB II GAMBARAN UMUM


A. Geografi Dan Topografi Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari empat kabupaten yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang beribukota Wates dan terletak 30 km sebelah barat kota Yogyakarta dengan luas 586,28 km2. Wilayah Kabupaten Kulon Progo sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Secara administratif Kabupaten Kulon Progo terbagi menjadi 12 kecamatan dan 88 Desa, 930 dusun. Secara umum kondisi Kabupaten Kulon Progo wilayahnya adalah daerah datar, meskipun dikelilingi pegunungan yang sebagian besar terletak pada wilayah utara. Luas wilayahnya 17,58% berada pada ketinggian < 7 m diatas permukaan laut, 15,20% pada ketinggian 8 25 m diatas permukaan laut, 2285% berada pada ketinggian 26 100 m diatas permukaan laut, 33,00% berada pada ketinggian 101 500 m diatas permukaan laut dan 11,37% berada pada ketinggian > 500 m diatas permukaan laut. Secara garis besar wilayahnya di bagi tiga bagian yaitu : Bagian Utara Merupakan dataran tinggi/perbukitan Menoreh dengan

ketinggian antara 500 1000 m diatas permukaan laut. Meliputi Kecamatan Girimulyo, Kokap, Samigaluh dan Kalibawang

Bagian Tengah

Merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 100 500 m diatas permukaan laut. Meliputi Kecamatan Nanggulan,

Sentolo, Pengasih dan sebagian Lendah Bagian Selatan Merupakan dataran rendah dengan ketinggian sampai dengan 100 m diatas permukaan laut. Meliputi Kecamatan Temon, wates, Panjatan, Galur dan sebagian Lendah.

Dengan topografi seperti tersebut diatas menempatkan beberapa wilayah Kabupaten Kulonprogo sebagai daerah rawan bencana baik bencana banjir, tanah longsor, kekeringan maupun gempa bumi. Akibat dari bencana itupun

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 10

akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kesehatan baik kualitas manusia maupun lingkungannya. (Peta rawan Bencana terlampir)

B. Demografi 1. Distribusi Penduduk Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kabupaten Kulon Progo, Registrasi penduduk pertengahan tahun 2007, sebanyak 459.231 jiwa. Dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 225.366 jiwa (49,07 % ) dan perempuan sebanyak 225.366 jiwa (50,93 % ). Sex ratio laki-laki : perempuan adalah 94, sedangkan jumlah rumah tangga sebanyak 100.300 KK. Rata;rata penghuni Rumah tanggga sebanyak 4,8 jiwa.

Grafik 2. 1 Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007
laki-laki 49,07% perempuan 50,93%

Sumber : Pengolahan data Registrasi Penduduk Pertengahan tahun 2007, Dukcapil Kabermas Kab. Kulon Progo

Distribusi penduduk menurut gol umur terlihat seperti grafik berikut :

Grafik 2.2 Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007
40

% 20
0

0-4

5-14.

15-44.

45-64.

65>

laki-laki
perempuan

3,2
2,98

7,78
7,8

22
22,2

11,26
11,3

4,82
6,61

Sumber : Pengolahan data Registrasi Penduduk Pertengahan tahun 2007, Dukcapil Kabermas Kab. Kulon Progo
Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 11

Gambaran grafik diatas menunjukkan struktur penduduk di kabupaten Kulon Progo tergolong produktif, artinya proporsi penduduk usia 15-64 tahun mempunyai proporsi terbesar (66,7 %).Angka beban ketergantungan yakni ratio antara jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) dengan jumlah penduduk usia tidak produktif (0-14 th dan > 65 tahun lebih) cukup tinggi (3;1) yang berarti setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 33 penduduk usia tidak produktif. 2. Kepadatan penduduk Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Kulon Progo mencapai 783 jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah anggota per keluarga 5 jiwa. Dilihat dari kepadatan penduduk per kecamatan masih terlihat adanya ketimpangan. Kecamatan Wates yang mempunyai luas wilayah 32 km2 atau 5,64% dari luas Kabupaten Kulon Progo berpenduduk 48.971 jiwa atau 10,68 % dari total penduduk Kabupaten Kulon Progo sehingga rata-rata kepadatan per kilometer persegi di Kecamatan Wates adalah 1.530 jiwa. Sedangkan di Kecamatan Samigaluh yang mempunyai luas wilayah 69,29 km2 atau 11,82% dari total luas Kabupaten Kulon Progo berpenduduk 30.776 jiwa atau 6,71 % dari total penduduk Kabupaten Kulon Progo,rata - rata kepadatan 444 jiwa /km2. Tabel 2.1 Disitribusi Penduduk Menurut Menurut Wilayah Di Kab. Kulon Progo Tahun 2007
LUAS WILAYAH (km2) 36,29 32,00 44,59 32,91 35,59 52,65 61,67 73,8 54,91 39,61 69,29 52,97 586,28 JUMLAH PENDUDUK 32.985 49.433 40.787 33.208 38.706 47.766 49.653 42.050 25.975 34.034 33.812 30.822 459.231 KEPADATAN PENDUDUK /km2 909 1.545 915 1.009 1.088 907 805 570 473 859 488 582 783

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

KECAMATAN Temon Wates Panjatan Galur Lendah Sentolo Pengasih Kokap Girimulyo Nanggulan Samigaluh Kalibawang JUMLAH

Sumber data : Registrasi pertengahan tahun Dukcapil Kabermas 2007


Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 12

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Kecamatan dengan penduduk terpadat adalah Girimulyo Kecamatan Wates (1.545/ km2), sedang terendah di Kecamatan

3. Tingkat Pendidikan Ditinjau dari Tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Kulon Progo, penduduk laki-laki yang berpendidikan SD sebanyak 27,69%, penduduk wanita yang berpendidikan SD sebanyak 25,16%, penduduk laki-laki yang

berpendidikan SMU sebanyak 25,66%, penduduk wanita yang berpendidikan SMU sebanyak 18,09%. Secara umum pendidikan perempuan lebih rendah dibanding laki-laki. Secara rinci data tentang Tingkat Pendidikan penduduk dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Grafik 2.3 Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di kabupaten Kulonprogo tahun 2006
40 30

20 10 0 belum .tm t 22 36,05 SD 27,69 25,16 SMP 19,95 18 SMU 25,66 18,09 DIII 2,35 3,08 PT 2,35 1,62

laki-laki perem puan

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Kulonprogo tahun 2006

Sedangkan angka melek huruf menurut data yang diperoleh dari Dinas pendidikan kabupaten Kulonprogo th 2007 proporsi penduduk usia 10 th keatas melek huruf sebesar 30,3 % .

4.

Jumlah Penduduk Miskin dan Kelompok Rentan

Jumlah penduduk di miskin di Kabupaten Kulonprogo rata-rata 43-50%, data penduduk miskin yang tersedia adalah tahun 2005 sebesar 221.128 jiwa. Disadari bahwa kriteria penetapan keluarga miskin sangat rumit sehingga jumlah selalu cenderung bertambah dimana ditemukan masyarakat miskin sebelum sakit dan masyarakat miskin setelah sakit bahkan ditemukan masyarakat yang takut

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 13

miskin karena sakit. Keadaan seperti menuntut untuk memberikan jaminan pemeliharaan khususnya pembiayaan bagi keluarga miskin yang cukup besar. Secara administrasi jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin terlihat dalam tabel berikut : :
Tabel 2.2 Keluarga Miskin Mendapat Jaminan Pelayanan Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005- 2007

Tahun 2005 2006 2007

Jiwa Miskin * 221. 128 221.128 221.128

Mendapat Jaminan 51.229 ** 174.776 197.893

Persen 23,16 79,03 89,49

Sumber data : profil kes 2005,2006, pengelola Askeskin 2007 Keterangan ; * data daerah th 2005, ** quota semester 1 utk semester 2 tidak ditentukan.

Jumlah jiwa miskin yang telah dijamin pembiayaan pelayanan kesehatan belum mencapai 100% .Hal ini disebabakan kriteria yang ditetapkan antara pusat dan daerah berbeda. Permasalahan timbul adanya kecenderungan permintaan jaminan pembiayaan kesehatan bagi masyarakat yang sakit.

Akibatnya pembiayaan pemerintah yang harus disediakan untuk penjaminan kesehatan selalu membesar. Pengembangan program jaminan kesehatan bagi masyarakat non miskin layak dikembangkan untuk mengantisipasi pembiayaan kesehatan yang cenderung meningkat tajam. Distribusi penanggungan risiko dengan model asuransi akan mampu membantu mengatasi masalah pembiayaan kesehatan karena akan terjadi prinsip kendali mutu dan kendali biaya kesehatan. Jumlah penduduk Kabupaten Kulonprogo tahun 2007-2008 yang telah memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan sebesar 53,2 % sehingga masih diperlukan upaya untuk memotivasi dan mengelola penjaminan pembiayaan kesehatan bagi sekitar 47% penduduk. Dalam memenuhi upaya ini perlu dipikirkan adanya unit pengelola asuransi kesehatan secara tersendiri berupa Badan ataupun Unit Pelaksana Teknis.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 14

Disamping

masyarakat

miskin

yang

menjadi

kelompok

rentan

kesehatan juga beberapa kondisi fisiologis manusia menyebabkan rawan kesehatan, antara lain bayi, balita dan ibu hamil. Jumlah sasaran yang termasuk dalam kategori ini cukup besar dan bila dilakukan rata-rata berkisar 15 % penduduk , secara garis besar dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.3 Jumlah Kelompok Rentan Di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2001 2007 N o 1 2 3 4 5 Kategori Bayi Balita APRAS Bumil Bulin 2001 7.125 33.042 24.091 7.837 7.481 2002 7149 33.156 24.174 7.863 7.506 2003 7.208 33.427 24.372 7.928 7.568 2004 6.430 27.897 24.335 7.126 6.826 2005 5.752 27.171 22.735 6.434 6.019 2006 5.909 27.174 24.653 8.471 8.086 2007 5.825 29.125 24.814 6.408 6.116

Sumber data : masterplan kesehatan th 2007 proyeksi.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 15

BAB III PROGRAM KESEHATAN KABUPATEN KULON PROGO


A. Visi Dan Misi Pemerintah Daerah 1. Visi - Misi Pemerintah Daerah Visi : Membangun Kulon Progo Dalam Kebersamaan Menuju Penguatan Ekonomi Lokal Berbasis Ekonomi Kerakyatan Demi Mewujudkan Masyarakat Kulon Progo Yang Mandiri, Aman, Sejahtera, Dinamis Berlandaskan Iman Dan Taqwa

Misi 1.

Meningkatkan kapasitas dan keberpihakan kelembagaan pemerintah kepada rakyat/masyarakat untuk mencapai tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

2. 3. 4. 5.

Meningkatkan profesionalisme dan jiwa enterpreneur aparatur. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan desa. Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Mengembangkan perekonomian rakyat terutama agribisnis dan pariwisata.

6. 7. 8.

Memfasilitasi pengembangan dunia usaha dan investasi daerah. Meningkatkan ketentraman, ketertiban, keimanan dan ketaqwaan. Melestarikan budaya dan melestarikan fungsi lingkungan hidup.

B. Visi - Misi Dinas Kesehatan, Tujuan, Strategi Dan Kebijakan Pembanguanan Kesehatan 1. Visi-Misi Visi Menjadi institusi yang tangguh

dalam regulasi, penyedia pelayanan menuju Kulon

kesehatan yang bermutu, dan Pemberdaya masyarakat Progo sehat.

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 16

Misi 1. Melaksanakan fungsi regulasi bidang kesehatan. 2. Menyelenggaraan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas 3. Menggerakan /Memberdayakan masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat 4. Memberikan perlindungan masyarakat dari penyebaran penyakit serta meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. 5. Meningkatkan status gizi masyarakat 6. Mendukung terciptanya lingkungan sehat. 7. Menyediakan obat pelayanan kesehatan dasar dan melaksanakan pencegahan penyalahgunaan obat dan bahan berbahaya lainnya. 8. Menyediakan informasi kesehatan yang akurat, cepat dan dapat dipertanggungjawabkan. 2. Tujuan 1 Terwujudnya pelayanan Kesehatan yang berkualias dan terjangkau oleh masyarakat 2. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam perilaku sehat 3. Terwujudnya Peningkatan status gizi masyarakat 4. Terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat 5. Terciptanya perlindungan masyarakat terhadap penyebaran penyakit 6. Terwujudnya perlindungan masyarakat dari penyalahgunaan dan penggunaan obat Narkotika, Psikotropika , Zat adiktif dan bahan berbahaya lainnya 7. Tersedianya informasi kesehatan yang berkualitas

C. Strategi 1. Peningkatan upaya penyelenggaran pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan penunjang 2. Perbaikan sistim manajemen pelayanan kesehatan 3. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam perilaku sehat 4. Penggalangan kemitraan dengan LSM, swasta dan kelompok

masyarakat dalam upaya meningkatkan upaya promotif dan preventif

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 17

5. Perbaikan status gizi masyarakat dan peningkatan kewaspadaan pangan dan gizi 6. Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan permukiman, industri dan tempat umum 7. Perbaikan sistim surveilan 8. Penanganan KLB dengan cepat dan tepat 9. Peningkatan pengawasan penggunaan dan penyalahgunaan obat NAPZA & bahan berbahaya lainnya 10. Peningkatan sistim pengawasan/ regulasi dalam pelayanan kesehatan.

D. Program/ Kebijakan 1. Meningkatkan upaya Kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan 2. Pengembangan sistim jaminan bagi keluarga miskin 3. Pengemb. Sistim Informasi & Manajemen Pelayanan Kesehatan 4. Peningkatan Sarana dan Prasarana pelayanan Kesehatan 5. Pencegahan dan penanggulangan masalah giizi. 6. Peningkatan pengawasan dan perbaikan sarana sanitasi lingkungan rumah tangga ,Industri dan tempat umum . 7. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko penyakit. 8. Peningk. komunikasi, informasi dan edukasi pencegahan dan

pemberantasan penyakit 9. Peningkatan surveilans epidemiologi dan penaggulangan wabah 10. Peningkatan upaya promotif dan preventif 11. Pengawasan penggunaan obat dan bahan berbahaya 12. Mengatur, melayani, mengawasi dan memberikan sanksi terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan serta bidang lain yang berkaitan dengan kesehatan

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 18

BAB IV SITUASI DERAJAD KESEHATAN


A. Angka Kematian 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Kulon Progo dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 menunjukkan kecenderungan menurun, sedangkan mulai tahun 2004 sampai tahun 2007 cenderung mengalami kenaikan dari tahun 2004 sebanyak 7,15 /
1.000

kelahiran hidup, tahun 2005 sebanyak 11,80 / 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2006
1.000

sebanyak 14,26 /

kelahiran hidup dan tahun 2007 sebesar 19,6 11,80 /

1.000

kelahiran hidup, walapun masih dibawah angka nasional. Informasi ini menunjukkan bahwa masa bayi merupakan masa yang rawan terhadap kesehatan walapun angka ini belum menggambarkan kejadian sebenarnya.

Grafik 4.1 Angka Kematian Bayi di Kab. Kulonprogo th. 2000-2007


25 20 15 10 5 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 18,78 13,14 14,21 12,06 7,15 11,8 14,26 19,6 AKB

Sumber : profil Kesehatan th 2006 & Data terolah th 2007

Hasil Pengkajian Tim Epidemiologi Kabupaten tentang Pola Kematian Bayi di Rumah sakit sampai bulan November Tahun 2007 tentang proporsi kematian bayi terlihat bahwa permasalahan utama pada kematian bayi yang terjadi di Rumah sakit Umum wates adalah karena Berat Badan Lahir sangat Rendah, dan asfiksia.

Profil 19 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

Tabel 4.1 . Urutan Pola Kematian bayi di Rumah sakit Umum wates tahun 2007 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Parameter Berat bayio Lahir sangat Rendah Umur Kehamilan 28 31 minggu Umur kehamilan 32-33 minggu Asfiksia berat G5 Umur kehamilan 34 -36 minggu Berat bayi lahir Rendah G4 G2 G1 Asfiksia sedang G3 Umur Kehamilan 37 -41 minggu Berat badan bayi lahir Cukup Tidak Asfiksia Persen 53,6% 26,9 % 21,7 % 16,9 % 12,8 % 10,6 % 8,9 % 8,3 % 2,9 % 2,7 % 2% 1,8 % 1,6 % 1,1 % 0,2

Ket : tidak menggambarkan penyebab kematian bayi penduduk Kulonprogo Sumber : Kajian TEK 2008

2. Angka Kematian Anak balita Jumlah kematian balita di RSUD tahun 2007 sebesar 19 anak. Hasil pengkajian yang dilakukan oleh Tim Epidemiologi Kabupaten di Rumah Sakit diperoleh penyebab kematian Balita terbesar adalah kelainan bawaan ,nchepalitis dan diare masingmasing sebesar 22 %, sedangkan penyebab kematian pneumonia sebesar 17 % .
Grafik 4.2 Proporsi Kematian Balita Menurut Sebab Kematian di Rumah sakit Umum wates Tahun 2007

PENYEAB KEMATIAN BALITA RSUD WATES JANUARINOVEMBER 2007

PENYEBAB KEMATIAN BALITA

ASMA, 1, 4%

DIARE DIARE, 5, 22% ENSEFALITIS PNEUMONIA DECOMP CORDIS ENSEFALITIS, 5, 22% KEL BAWAAN SEPSIS ASMA

SEPSIS, 2, 9%
21%

DIARE

ENSEFALITIS

KEL BAWAAN, 5, 22% 7% 30%


14%

7%

21%

ASPR PNEUMONIE

DECOMP CORDIS

KEL BAWAAN

DECOMP CORDIS, 1, 4% PNEUMONIA, 4, 17%

SEPSIS

Ket : tidak menggambarkan penyebab kematian balita penduduk Kulonprogo

Sumber : Kajian TEK 2008

Profil 20 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

3. Angka Kematian Ibu. Kasus kematian ibu sejak tahun 2005 terlihat tetap pada kisaran 100/ 100.000 KH, tahun 2001 sebanyak 7 orang ( 109,56/100.000), tahun 2002 sebanyak 11 orang

(206,0/100.000), dan tahun 2003 sebanyak 12 orang (227,1/100.000) tahun 2004 sebanyak 4 orang (76/100.000 KH), tahun 2005 sebanyak 5 orang. Tahun 2006 6 orang dan tahun 2007 6 orang.
Grafik 4.3 Angka Kematian Ibu per 1000kelahiran Hidup di kabupaten Kulonprogo tahun 2001 - 2007 250 AKI (PER 1000 KH) 200 206 150 100 50 0 2001 2002 2003 2004 TAHUN 2005 2006 2007 109,56 76 95,17 100 110 227

Sumber data : Profil kes 2006, Laporan PWS KIA

Beberapa penyebab utama kematian Ibu adalah perdarahan & eklamsia, secara rinci penyebab kematian ibu di Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Penyebab Kematian Ibu Di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2001 S/D 2007 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PENYEBAB KEMATIAN Perdarahan Eklamsia Infeksi Emboli Air Ketuban Malaria KP Aktif P Jantung Meningo Encephalitis Lain-lain 2001 4 2 2 2 1 11 2002 4 2 1 7 2003 5 2 1 1 2 1 2004 2 1 1 2005 2 1 1 1 2006 3 1 1 2007 2 2

TOTAL Sumber ; hasil audit

12

Profil 21 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

B. Angka Kesakitan Kabupaten Kulonprogo merupakan daerah endemis Malaria, Demam Derdarah, dan Diare. Pada tahun 2001 Kabupaten Kulonprogo merupakan daerah endemis malaria tinggi dimana mencapai angka 85 permil dengan jumlah penderita lebih dari 37.000. Kemunculan kasus demam berdarah selalu terjadi dan menimbulkan keresahan ditengah masyarat walaupun tidak terlalu tinggi. Kasus Diare mempunyai persebaran yang khas dimana pada musim penghujan permasalahan ada di wilayah selatan (rawan banjir) dan di musim kemarau berada di wilayah utara yang rawan kekeringan. Selain itu penyakit yang mempunyai dampak sosial di kulonprogo adalah penyakit TB paru dimana dari sisi Penemuan penderita dirasa belum optimal sehingga angka yang tertera di bawah belum menggambarkan yang sesungguhnya. Kasus HIV AIDS pantas menjadi pusat perhatian dimana sejakl tahun 2002 ditemukan 9 kasus 7 diantaranya meningggal dunia. Gambaran perkembangan penyakit utama tersebut terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.3 Angka kesakitan 6 penyakit menular di kab. Kulon progo tahun 2003 2007
No ANGKA KESAKIT AN Malaria (1.000 pddk) DBD (1000 pddk) Diare ( 1.000 pddk) TAHUN 2003 Ra Abs. te 3.143 120 6.140 7 0.26 1,37 TAHUN 2004 Ra Abs. te 534 237 6.659 1,2 0,52 1.47 TAHUN 2005 Ra Abs. te 248 23 9.386 0,4 0,05 2.06 TAHUN 2006 Ra Abs. te 160 71 7.961 0,3 0,15 1.74 TAHUN 2007 Abs. 94 86 8.524 Rate 0,02 0,18 1,86

1. 2. 3. 4. 5. 6

TBC Paru (100.000 pddk)


ISPA (% ) HIV - AID

87
24.322 1

19,2 9
2,8

109
26.484 1

24,07
5,85

122
56.498 1

26,77
12,4

123
52.297 3

26.82
11,4

109
45.739 2

23,74
9,5

Sumber data : LKPJ Bupati Kulonprogo/ Masterplan Dinas Kesehatan

Profil 22 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

a. Malaria

Grafik 4.4 API Malaria di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2000-2007

permil

2000 API 85,9

2001 83,5

2002 63,3

2003 7

2004 1,2

2005 0,4

2006 0,3

2007 0,2

Kasus malaria di kabupaten Kulon Progo menunjukkan jumlah kasus yang menurun bila dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya dari API 85,9 pada tahun 2000 menjadi hanya 0,2 permil pada tahun 2007. Perkembangan daerah rawan malaria tinggi (Hight Case Incident = HCI) mengalami penurunan dan tahun 2006 sudah tidak ditemukan lagi kasus malaria. Daerah bebas (tidak ditemukan malaria) juga semakin banyak dimana pada tahun 2000 hanya 6 desa yang tidak ditemukan malaria menjadi 94 pada tahun 2007. b. Diare
Grafik 4.5 Angka Kesakitan Diare di Kabupaten Kulonprogo tahun 2000-2007
3 2,5 2

1,5 1 0,5 0 2000 2,61 2001 1,34 2002 1,04 2003 1,36 2004 1,52 2005 2,06 2006 1,74 2007 1,84

DIARE

Trend kasus diare di Kabupaten Kulonprogo cenderung konstant sejak tahun 2005 antara 1,5 2 % penduduk menderita diare per tahun. c. Penyakit DBD Trend kasus demam berdarah dalam 3 tahun terakhir terlihat mengalami kenaikan dari 23 kasus tahun 2005 menjadi 86 pada tahun 2007.
Profil 23 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

60
per 100.000 pddk

Grafik 4.6 Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk di kab Kulonprogo Tahun 2000-2007

40 20 0 DBD

2000 9,95

2001 12,35

2002 12,31

2003 26,68

2004 52,12

2005 5,05

2006 15,48

2007 18,73

d. Penyakit Tuberculosa paru Sedangkan angka morbiditas (penemuan TB paru BTA + baru) sejak tahun 2004 mengalami penurunan, yaitu dari 24,07/100.000 pddk pada tahun 2004, menjadi 21,7/100.000 pddk pada tahun 2005 dan tahun 2006 menjadi 15,04/100.000 pddk dan tahun 2007 13,5%. Hal ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini

30 per 100.000 pddk 24 18 12 6 0

Grafik 4.7 Angka Kesakitan TB paru per 100.000 penduduk di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2000-2007

2000 5,2

2001 5,61

2002 6,71

2003 19,29

2004 24,07

2005 21,7

2006 15,04

2007 13,5

TB PARU

e. Penyakit kelamin / HIV


Tahun 2003 dalam menjaring penderita penyakit kelamin / HIV diperiksa 108 sampel darah pada resiko tinggi ternyata ditemukan 2 orang positif HIV. Tahun 2003 diperiksa 40 sampel darah pada resiko tingggi, ditemukan 1 orang positif penderita penyakit HIV ( status penduduk masih diragukan sebagai warga Kulon Progo ). Tahun 2006 dan 2007 jumlah penderita ditemukan per tahun 2 orang.
Profil 24 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

Grafik 4.8 Jumlah Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2002-2007 10 5 0


Kasus Komulatif Kasus Komulatif

2002 1 1

2003 2 3

2004 1 4

2005 1 5

2006 2 7

2007 2 9

Sumber

; KPAD Kulonprogo

C. Pola Penyakit Dari data tentang pola penyakit di puskemas tahun 2007, diketahui bahwa pola penyakit pada semua golongan umur didominasi penyakit infeksi akut lain pada saluran pernafasan atas, kemudian disusul dengan pusing dan hipertensi primer. Hal ini dapat terlihat pada tabel dibawah :
Tabel 4.4 10 Besar Penyakit Di Puskesmas Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007 NO NAMA PENYAKIT 1 Infeksi acut lain pada sal pernafasan atas JUMLAH 47.536 28.393 27.977 22.065 14.747 13.539 13.364 12.157 11.019 10.823

2 Hipertensi Primer 3 Pusing 4 Nasopharingitis acut 5 Reumatik Artristik Lain 6 Influensa Virus tdk teridentifikasi 7 Gastritis 8 Penyakit gusi dan jaringan periodental 9 Penyakit pulpa & jaringan peripikal 10. Artristis lainnya Sumber data : Laporan simpus

Dari tabel ditas menunjukkan gambaran bahwa penyakit tidak menular kususnya hipertensi menjadi masalah yang cukup serius demikian pula dengan permasalahaan tentang kesehatan gigi.

Profil 25 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

Tabel 4.5 10 Besar Penyakit Di Rawat Jalan Di Rumah Sakit Tahun 2007 NO 1 2 3 4 NAMA PENYAKIT Konjungtivitas dan gangguan lain konjungtiva JUMLAH 957 912 776 559 515 465 318 298 274 265

Penyakit Kulit & Jaringan Subkutan lainnya Gangguan refraksi & akomodasi Gejala, tanda & penemuan klinik & laboratorium tdk normal lainnya YTK di tempat lain 5 Demam yang tidak diketahui sebabnya 6 Peyakit telinga & prosesus mastoid 7 Nyeru punggung bawah 8 Hipertensi primer 9 Diare & GE oleh penyebab infeksi tertentu 10. Dispepsia Sumber data ; SPR2S

Pola penyakit rawat jalan di RSUD didominasi gangguan kesehatan pada mata dan penyakit tidak menular sedangkan penyakit menular menempati uruitan bawah
Tabel 4.6 10 Besar Penyakit Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Tahun 2007 NO 1 NAMA PENYAKIT JUMLAH 725 264 209 185 175 172 159 158 155 150

Diare & gastroenteristis oleh penyebab infeksi tertentu 2 Gejala, tanda & penemuan klinik & laboratorium tdk normal lainnya YTK di tempat lain 3 Gagal jantung 4 Diabetes melitus tidak bergantung insulin 5 Infrakserebral 6 Asma 7 Faringitis akut Katarak & gangguan lain lensa 9 Hernia Inguinal 10. Penyakit Apendiks Sumber data : SP2RS

Pola penyakit rawt inap masih didominasi penyakit menular khususnya diare & gastroenteristis oleh penyebab inbfeksi serta mnifestasi penyakit infeksi lain. Penyakit tidak menular juga mulai dirasakan seperti jantung dan diabetes. Secara umum trend penyakit menular yang berobat di puskesmas dan rumah sakit perlu mendapat perhatian yang cukup besar.

Profil 26 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

D. Status Gizi Dalam rangka peningkatan status gizi masyarakat telah dilaksanakan berbagai upaya program perbaikan gizi baik pada ibu hamil, bayi dan balita. Pemantauan status gizi merupakan salah satu komponen Sistim Kewaspadaan Pangan dan Gizi. Hasil pemantauan status gizi di Kabupaten Kulon Progo tahun 2001 - 2007 dapat dilihat pada tabel dibawah:

Grafik 4.9 Persentase Status Gizi balita di kabupaten Kulonprogo Tahun 2001-2007
100 80 60 40 20 0 Gizi buruk Gizi kurang 2001 1 20,02 2002 1,4 18,74 2003 1,08 13,35 84,59 Lap PSG 0,98 2004 1,29 13,65 84,09 0,97 2005 1,13 11,61 86,27 0,95 2006 1,24 11,68 85,96 1,12 2007 1,07 10,94 87,03 9,36

78,68 79,24 Gizi baik Sumber data: Master plan, 0,38 0,61 Gizi lebih

Dari data tersebut diatas terlihat bahwa prosentase gizi buruk dan gizi kurang mengalami penurunan. Walaupun terjadi penurunan, tetapi dengan masih adanya

status gizi buruk dan gizi kurang upaya peningkatan status gizi masyarakat perlu ditingkatkan. Untuk kondisi status gizi bumil dan bufas, diketahui bahwa 10,52 % bumil menderita Kurang Energi Kalori ( KEK ) atau sekitar 827 bumil dari 7863 bumil yang ada, dan berdasarkan hasil survey tahun 2001 ternyata 60 % bumil menderita anemia . Cakupan pemberian Vitamin A pada ibu nifas baru mencapai 72,23% dari target yang diharapkan 90%. Demikian juga dengan pemberian tablet Fe pada ibu hamil (Fe III) masih dibawah target yang diharapkan yaitu baru mencapai 75,72% dari target 80%, sehingga penurunan angka anemia bumil baru bisa mencapai 29,54% dari 60% target. Cakupan pemberian ASI Eksklusif (E6) baru mencapai 7,32 % dari target 30%.

Sedangkan pencapaian keluarga sadar gizi (KADARZI) pada tahun 2004 baru mencapai 63,80% dari target 70%. Berdasar evaluasi GAKY yang dilakukan pada tahun 2003 masih ditemukan kecamatan yang termasuk daerah endemik yaitu dengan prevalensi TGR > 5 % yaitu 8,33 % di Kecamatan Kokap dan 12.50% di Kecamatan Samigaluh.
Profil 27 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

BAB V SITUASI PELAYANAN KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan Dasar Fungsi puskesmas masih merupakan pusat pemberdayaan masyarakat, penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan . Jenis pelayanan kesehatan wajib yang Ibu dan dilaksanakan Anak oleh puskesmas perbaikan adalah Gizi,

penyelenggaraan

kesehatan

termasuk

upaya

Pemberantasan Penyakit Menular, Kesehatan lingkungan, promosi dan Pemberdayaan, Pengobatan dasar dan laboratorium sederhana, Pencatatan dan pelaporan. Sedangkan penilaian kinerja puskesmas mengacu kepada Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas yang dikeluarkan Depkes dengan beberapa penyesuaian. Indikator kinerja pokok adalah SPM. Jumlah sarana pelayanan kesehatan dasar di kabupaten Kulonprogo pada tahun 2007 sebanyak 20 puskesmas terdiri dari 5 puskesmas dengan Tempat Tidur dan 15 puskesmas tidak dengan tempat tidur , 63 puskesmas pembantu dan 26 unit puskesmas keliling. Beberapa puskesmas tanpa tempat tidur mengembangkan pelayanan Rumah Bersalin dalam rangka meningkatkan pelayanan kebidanan kepada masyarakat, yaitu di puskesmas panjatan dan Lendah I. Sedangkan puskesmas dengan tempat tidur mengembangkan upaya pelayanan kesehatan radiologi sebagai penunjang pelayanan kesehatan yaitu di puskesmas Sentolo I dan Temon I. Disamping pelayanan kesehatan pemerintah juga terdapat pelayanan kesehatan swasta yang berupa Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin, dokter praktek 79 orang , dokter spesialis 25 orang , dokter gigi 19 dan bidan praktek 110 orang serta pelayanan farmasi (apotik). Jumlah Kunjungan baru rawat jalan puskesmas tahun 2007 sebesar 24,6 % , sedangkan kunjungan untuk rawat inap di puskesmas 0,6% penduduk. Akses pelayanan masyarakat miskin selama tahun 2007 sejumlah 158.042 atau akses rate sebesar 50%. Sementara itu tingkat kepuasan pelanggan tahun 2007 rata rata mencapai 68-77 %

B. Upaya Pemberantasan Penyakit Menular Dan Penanggulangan Klb. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, Beberapa penyakit menular tertentu menjadi perhatian selama tahun 2007 antara lain malaria, DBD, Flu burung, Diare, ISPA, HIV/AIDS, Kecacingan, AFP, TB paru dan kusta serta mengembangkan
Profil 28 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

upaya surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB Keberhasilan penurunan kesakitan malaria menjadi prestasi tersendiri dari jumlah penderita malaria tahun 2000 sebesar 38.000 orang menjadi hanya 94 penderita pada tahun 2007 yang sebagian besar kasus import. Tahun 2007 juga menurun dari keadaan tahun 2006. Secara epidemiologi angka kesakitan malaria kabupaten (API/ Annual Parasit Insident) jauh dibawah 1 permil yaitu berkisar 0,02 permil menurun dari tahun 2006 sebesar 0,03 permil. Daerah dengan tingkat kejadian malaria tinggi (High case Insident) tidak ditemukan lagi pada tahun 2007. Keberhasilan Kabupaten Kulon Progo dalam penanganan penyakit malaria tersebut pada tahun 2007 mendapat Anugrah dari Menteri Kesehatan berupa Manggala Karya Bakti Husada Aruntala.. Sedangkan Kasus Demam Berdarah terlihat belum mampu diatasi dengan jumlah kejadian DBD selama tahun 2007 sebanyak 81 kasus. Tinggginya kejadian kemungkinan erat kaitannya dengan Gerakann PSN yang belum berhasil mengingat angka Bebas Jentik baru mencapai 83% dari tingkat keamanan 95% sesuai SPM dan Epidemiologi. Penanggulangan penyakit Avian Influenza (AI) dilakukan dengan terus memantau kejadian kontak manusia pada wabah AI unggas, suveilans pasif ILI dan Cluster Pneumonia di Puskesmas/ Rumah Sakit. Tim Penanggulangan AI kabupaten telah terbentuk berdasarkan SK Bupati No 53 tahun 2004. Perhatian dari WHO ditunjukkan dengan adanya penempatan petugas khusus surveilans (District Surveilance Officer) sebanyak 2 orang yang bekerjasama dengan PDS (Partisipatory Disease Searching) dan PDR(Partisipatory Disease Respon) yang ada di peternakan. Dari sebanyak 141 Kejadian flu burung pada unggas baru sebanyak 24 dilakukan kontak survei atau sekitar 15 %. Dari sejumlah 87 orang yang diperiksa sebagai kontak ditemukan 4 kasus menderita ILI (syndroma mirip flu), tidak ditemukan penderita flu burung. Peta daerah rawan AI berada di wilayah Nanggulan, Sentolo dan Galur. Penanggulangan TB paru di Kabupaten Kulon Progo telah menemukan 109 penderita positip dengan CDR (case detection rate/ angka penemuan kasus) sebesar 37,2% dibawah target yang ditetapkan yaitu 70% hal ini disebabkan masih adanya stigma di masyarakat tentang TB paru, perasaan malu dan menganggap TB sebagai penyakit orang miskin. Dari sisi tata laksana terlihat bahwa tingkat kesembuhan sebesar 59% dengan target kesembuhan adalah 85%, angka ini sebenarnya belum menggambarkan yg sebenarnya karena masih terdapat penderita yang menjalani pengobatan. Kasus kusta baru ditemukan sebanyak 2 orang dan semua melakukan pengobatan MDT (Multi Drug Therapy), sedangkan angka RFT dari yang telah diobati mencapai kepatuhan tinggi 100 %.
Profil 29 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

Kejadian Diare masih terlihat dominan di musim penghujan di daerah selatan (daerah banjir) dan musim kering di daerah dengan kesulitan air bersih (pegunungan). Angka penemuan diare secara keseluruhan adalah 18,4 per seribu penduduk.

Penatalaksanaan penderita telah berjalan dengan baik dengan makin meluasnya penggunaan oralit (67,78%) untuk rehidrasi pada penderita diare. Adapun hasil penemuan penderita diare pada balita adalah sebanyak 3.098 kasus dengan 100 % kasus ditangani. Kasus penyakit yang mulai perlu diperhatikan adalah tentang HIV AIDS dari data yang dikumpulkan mulai tahun 2002 2007 telah teridentifikasi penduduk Kulon Progo yang menderita HIV AIDS sebesar 14 orang.Tahun 2007 sendiri dari 101 sampel darah yang diperiiksa diperoleh 2 kasus HIV AIDS positip. Upaya yang dilakukan dalam antisipasi penyebar luasan kasus HIV telah dilaksanakan penyelenggaraan seminar pencegahan HIV / AIDS, koordinasi KPAD serta memberikan penyuluhan terhadap resiko tinggi, serta peningkatan sistem kewasapadaan dini terhadap kemungkinan timbulnya kasus di masyarakat. Kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya adalah tentang pengamatan penyakit dan penanggulangan KLB. Untuk kegiatan pengamatan penyakit di desa telah

dikembangkan Juru Surveilans Desa sejumlah 75 orang, Telah dilakukan sosialisasi tentang kegiatan pengamatan penyakit melalui desa siaga sejumlah 20 Desa Siaga. Identifikasi KLB yang terjadi selama tahun 2007 adalah sebanyak 5 kali dan ditanggulangi dalam waktu 24 jam sejak laporan diterima. Pelaksanaan pengamatan penyakit PD3I termasuk AFP terlihat penderita PD3I yang tercatat cukup rendah. Hal ini belum menggambarkan yang sebenarnya mengingat tidak semua kasus campak dilakukan pemeriksaan serologis sehingga kemungkinan under reporting karena keraguan diagnosis dan overdiagnosis karena tidak dikonfirmasi tetap ada. Dari beberapa sample yang diperiksa diketahui bukan campak tetapi Rubella . Dengan demikian untuk dapat diketahui seberapa besar kasus campak (PD3I yg sering ditemukan) perlu dilakukan pemeriksaan case by case secara

laboratorium. Penemuan kasus AFP tahun 2007 sesuai yang diperkirakan 2 anak dan dari hasil followup diketahui dapat sembuh saat kunjungan 60 hari. Hasil pemeriksaan sample tinja juga tidak ditemukan virus polio liar.

C. Pembinaan Kesehatan Lingkungan Dan Pelayanan Hygiene Sanitasi. Program pengembangan lingkungan sehat, beberapa kegiatan yang dipilih untuk program ini antara laian, Pengawasan kualiatas air, pengawasan sanitasi industri, pemantauan pencemaran, pengembagangan kawasan sehat , Hasil kegiatan tahun
Profil 30 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

2007 terlihat bahwa hasil pemeriksaan kualitas air menunjukkan 15,5 % air yang digunakan oleh masyarakat memenuhi syarat. Hasil inspeksi sanitasi terhadap 2400 unit diperoleh yang berisiko amat tinggi 3,55 % , resiko tinggi 20,9% dan rendah 46 %. Pengawasan terhadap sanitasi industri diperoleh dari 679 yang diawasi diperoleh hasil 68,9 % memenuhi syarat kesehatan. Cakupan jamban keluarga dari 3.789 KK yang diperiksa 73% memiliki Jamban dan 63% jamban yang ada memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan pengelolaan limbah Rumah tangga terihat 64 % melakukan pengelolaan dan baru 53 % pengelolaan memenuhi syarat kesehatan. Pelayanan hygiene Sanitasi meliputi kegiatan sertifikasi industri makanan rumah tangga untuk menjamin produksi telah mengikuti cara-cara produksi yang baik. Selama tahun 2007 telah dikeluarkan sertifikat penyuluhan bagi industri rumah tangga sebanyak 50 sertifikat. Sertifikasi ini diharapkan menjamin keamanan produksi yang dibuat. Kegiatan yang lain adalah melakukan grading terhadap rumah makan, salon dan jasa boga Grading ini juga sebagai sarana pembinaan khususnya masalah sanitasi mulai dari pemilihan bahan, pengolahan sampai penyajiannya. Dari 31 rumah makan yang dilakukan grading diperoleh grade A=0, B=5 , c=26. Untuk salon 50 yang

diperiksa dengan hasil kualifikasi C ada 35 salon dan kualifikasi D ada 15 salon, kemudian jasa boga dari 20 yang diperiksa diperoleh hasil katagori A1 sebanyak 14, A2 tidak ada, dan A3 sebanyak 6.

D. Perbaikan Gizi Masyarakat Program Perbaikan Gizi Masyarakat, sesuai dengan SPM maka ukuran dari program perbaikan gizi masyarakat tercermin dalam indikator status Gizi Mayarakat. Jumlah Balita Gizi buruk hasil Pemantauan Status Gizi menurun dari 244 pada tahun 2006 menjadi 209 pada tahun 2007 atau 1% dari seluruh balita berhasil mencapai angka kurang dari 2 % yang ditargetkan, sedangkan status gizi lebih cenderung sedikit menglami kenaikan dari 0,95% pada tahun 2006 menjadi 1,22% pada tahun 2007. Proporsi Balita yang ditimbang mencapai angka 81,5 % sedangkan target adalah 80%. Hasil penimbangan dari balita yang naik timbangannya pada tahun 2007 sebesar 64 % melebihi dari target 60%. Jumlah balita yang memperoleh vit A dosis tiinggi sebesar 93,5% melebihi dari Standart SPM 90%. Jumlah ibu hamil yang mendapat tablet Fe 90 butir belum mencapai target 90% sebesar 78,69% hal ini berkaitan dengan beberapa keluhan subyektif ibu hamil tentang mual-mual setelah mengkonsumsi tablet Fe dan mengganti dengan suplemen tambah darah obat-obat paten yang dapat dibeli di apotik dan toko obat yang besarnya tidak
Profil 31 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

terdeteksi sistim informasi kesehatan yang ada. Pencapaian ASI eksklusif selama 6 bulan masih merupakan masalah dari ketentuan SPM 80 % baru mencapai sekitar 32,75 % . Hal ini menyangkut budaya yang berkembang setelah bayi berumur 4 bulan mulai dikenalkan dengan makanan lembek, juga pola perilaku yang tidak mendukung misalnya pemberian cuti bagi pegawai hanya 3 bulan demikian pula dengan wanita yang bekerja untuk keluarga di sektor luar pegawai yang sangat memungkinkan asupan makanan dan minuman selain ASI. Dari sisi pendataan juga sangat kesulitan bahkan sangat tidak mungkin untuk menunggu ibu menyusui sepanjang hari atau recall yang harus dilakukan maskimal 24 jam. Peningkatan Pelayanan Kesehatan anak balita dilakukan melalui kegiatan Imunisasi. Hasil pencapaian Imunisasi terlihat meningkat cukup tajam dari pencapaian desa UCI (desa dengan cakupan imunisasi campak minimal 80%) dari 87 % pada tahun 2006 menjadi 94% pada tahun 2007.

E. Pelayanan Farmasi Dan Pengawasan Obat Dan Makanan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan yang memuat kegiatan perencanaan, pengadaan, distribusi dan pengawasan.Tingkat ketersediaan obat sebesar 96 % dari perkiraan obat yang diperlukan, walaupun bila dilihat dari masing-masing item terdapat ketimpangan adanya ketersediaan yang dibawah 10% dengan yang lebih dari 100% . Sesangkan untuk jaminan kualitas terlihat 100% obat yang disediakan adalah sesuai dengan Daftar Obat Esensial Nasional dan Generik. Sedangkan tingkat efisiensi yang diukur dengan proporsi penulisan obat generik di fasilitas layanan kesehatan pemerintah sebesar 100 %. Biaya perkapita obat tahun 2007 sebesar Rp. Dibawah angka nasional Rp. 5.000,- yang ditargetkan.1.542,Program Pengawasan obat dan makanan dilaksanakan melalui upaya pemantauan peredaran dan keamanan pangan dari pemakaian Bahan Makanan Tambahan. Hasil kegiatan tahun 2007 dilaksanakan sebanyak.81 sarana peredaran obat masih dijumpai adanya produk jamu & obat yang tidak memenuhi syarat mutu maupun kewenangan distribusi misal toko obat menjual obat keras.

F. Promosi Dan Pemberdayaan Masyarakat Program promosi dan pemberdayaan masyarakat meliputi pengembangan media promosi, pemberdayaan generasi muda, pemberdayaan UKBM, pembinaan sekolah sehat, penyuluhan PHBS dan penyebaran informasi kesehatan. Pengembangan media promosi pada dasarnya sebagai kegiatan penunjang terhadap upaya promosi dan pemberdayaan yang berupa pembuatan media seperti leaflet, brosur, CD penyuluhan
Profil 32 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

dll. Upaya pembinaan generasi muda ditujukan kepada kelompok karang taruna dan Saka Bakti Husada (SBH). Jumlah Kelompok pemuda yang dibina selama tahun 2007 ada 2 kelompok. Upaya pengabdian masyarakat terutama dari SBH sebanyak 3 kali. Pemberdayaan upaya kesehatan masyarakat (UKM) diperoleh hasil dari pengkajian profil UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat). Posyandu di Kabupaten Kulon Progo berjumlah 954 buah dengan kriteria Posyandu Purnama dan Mandiri 495 buah atau 4 2% sedikit di atas target SPM yang hanya 40%. Desa Siaga yang telah terbentuk sebanyak 63 desa dan telah dilengkapi bangunan Poskesdes sejumlah 20 desa. Pembudayaan PHBS terlihat baru mencapai 33%. Permasalahan utama

pembudayaan PHBS di tataran rumah tangga adalah merokok yang memang masih memerlukan upaya untuk pemecahan lebih serius dengan peraturan daerah tentang larangan merokok di tempat tertentu yang sampai saat ini belum ada.

G. Upaya Peningkatan Keselamatan Ibu Dan Anak Program peningkatan keselamatan kesehatan Ibu dan anak, dilakukan dengan 2 kegiatan pokok yaitu pelayanan kesehatan Ibu dan bayi serta pelayanan kesehatan anak prasekolah dan sekolah. Indikator sesuai dengan SPM untuk mengukur program ini adalah cakupan pelayanan kesehatan pada ibu hamil K4 (kunjungan ke 4) sebesar 83,78% angka ini meningkat dari tahun 2006 sebesar 78%. Persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 93,95% meningkat dari tahun 2006 sebesar 82,86%. Kunjungan neonatal mencapai angka 91,85% hampir melampaui target yang ditetapkan 81% di tahun 2007, serta target Indonesia Sehat 2010 sebesar 90%. Kunjungan bayi minimal 4 kali tercapai 88,04% masih dibawah target SPM 90% Jumlah bayi berat lahir rendah (BBLR) yang ditemukan sebanyak 204 (3,75%) dan 100% ditangani. Sedangkan pelayanan kesehatan bagi anak prasekolah dan sekolah telah dilakukan deteksi dini pada balita sejumlah 15.890 anak atau sebesar 56,24% hal ini menyangkut keterbatasan tenaga dimana untuk deteksi dini harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. Sedangkan apabila dilihat dari deteksi yang juga dibantu oleh kader melalui penimbangan di posyandu dapat mencapai lebih dari 80%. Penjaringan anak sekolah khususnya siswa kelas 1 SD/MI sederajat dilakukan screening terhadap 6.395 anak atau sekitar 97%.

Profil 33 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

H. Upaya Kesehatan Masyarakat Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melalui APBD 2007 melaksanakan pengawasan kesehatan haji kepada 257 jemaah haji dan memberikan imunisasi meningitis. Hasil kegiatan pelacakan terhadap seluruh jamaah tidak ditemukan jamah haji asal Kulon Progo yang menderita sakit meningitis. Pelayanan kesehatan jiwa tahun 2007 melayani sejumlah 4637 jiwa (2%) masih jauh dibawah target SPM 15% dari total kunjungan. Pelayanan kesehatan jiwa ini tidak hanya dilakukan pada penderita psikosa & neurosa saja tetapi juga kepada penderita gangguan mental akibat konsumsi obat psikoaktif (alkohol, sedativa dll). Angka capaian yang rendah kemungkinan keengganan penderita yang menganggap gangguan jiwa sebagai hal biasa misalnya susah tidur, pikiran gelisah dll. Sementara itu untuk menjamin keselamatan dan diterimanya pelayanan kesehatan yang profesional bagi masyarakat dilakukan pemantauan dan sertifikasi terhadap insitusi pelayanan kesehatan dan praktek pribadi swasta Sampai tahun 2007 seluruh dokter dan bidan praktek swasta telah memiliki ijin praktek. Sedangkan pertumbuhan sarana pelayanan kesehatan swasta sampai akhir tahun 2007 sebanyak 5 RS Swasta, 1 RS Khusus, 6 BP, 8 RB, 15 Apotik, 2 Toko obat berijin, 2 Optik berijin.

I. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia/ usila, sesuai dengan peningkatan derajat kesehatan dengan konsekuensi umur harapan hidup makin panjang dan rendahnya tingkat kelahiran maka kesehatan lansia perlu mendapat perhatian khusus. Kegiatan pelayanan kesehatan lansia meliputi pembinaan kelompok, pemeriksaan berkala dan pemberian PMT. Jumlah kelompok Lansia yang dibina sebanyak 274 kelompok, terselenggaranya posyandu lansia dan pemberian PMT terhadap 20 kelompok lansia. Sebanyak 60 desa telah dilakukan pembinaan untuk pelayanan Lansia baik berupa penyuluhan, kunjungan petugas maupun kegiatan pemeriksaan berkala. Cakupan pelayanan keehatan usila tercatat mencapai 78,83% di atas target 2010 yaitu 70%.

J. Program Penelitian & Pengembangan Kesehatan Program penelitian dan pengembangan kesehatan menyediakan informasi yang berguna bagi pengambil kebijakan melalui kegiatan kajian data rutin dan data kejadian
Profil 34 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

penyakit serta masalah kesehatan terkini. Dinamika kegiatan ini terlihat dengan terselenggaranya forum pertemuan Tim Epidemiologi Kabupaten tiap sabtu dan kajian masalah yang lebih detail dengan menghadirkan nara sumber tertentu pada tiap bulan. Tim ini bertugas memberi rekomendasi kepada Kepala Dinas Kesehatan untuk penanganan masalah kesehatan. Selama tahun 2007 telah dihasilkan minimal 10 rekomendasi dengan 7 (70%) diantaranya ditindaklanjuti dengan kebijakan untuk pelaksanaan. Rekomendasi utama menyangkut penanganan KLB atau kejadian penyakit dan juga rekomendasi tentang ketersediaan obat serta penyelenggaraan Desa Siaga. Untuk melihat capaian kinerja di puskesmas juga dilakukan penilaian kinerja dengan standarisasi utama adalah pencapaian SPM. Tahun 2007 merupakan permulaan penilaian yang dilakukan melalui tahap penyusunan instrumen dan penilaian. Dari 20 puskesmas seperti tercermin dalam profil kesehatan beberapa puskesmas terlihat mencapai target dan beberapa lainnya tidak mencapai target. Variasi juga terjadi pada masing-masing kegiatan. Beberapa terlihat untuk upaya Peran Serta Masyarakat terlihat puskesmas dengan lokasi bukan kota lebih unggul sementara capaian layanan kesehatan perorangan untuk puskesmas perkotaan dan perawatan lebih baik.

K. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program standarisasi pelayanan kesehatan meliputi kegiatan penetapan SOP, evaluasi dan pengembangan standart pelayanan dan penilaian kinerja tenaga kesehatan. Program ini dilaksanakan dalam rangka menjamin mutu pelayanan kesehatan. Selama tahun 2007 telah ditetapkan 2 jenis standart pelayanan kesehatan, yaitu standart pelayanan untuk internal dan eksternal yang memuat dengan jelas alur, unsur yang terlibat, tugas dan tanggung jawab yang akan dipakai untuk pelaksanaan kegiatan. Sementara pemutakhiran data dilakukan dalam rangka menjamin informasi yang sahih dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bagi manajemen. Penilaian kinerja dokter dan paramedis sebagai tolok ukur tingkat profesionalisme pegawai dimana standarisasi kualifikasi tenaga dapat menjadi contoh untuk tenaga lainnya.

L. Program Pengembangan Sistim Informasi Kesehatan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo dalam kerangka Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan antara lain , rata-rata komputer tiap puskesmas tahun 2007 5-6 komputer dan rata-rata tiap unit/bagian di dinas kesehatan 2-4 buah. Disamping komputer juga tiap-tipa puskesmas dilengkapi sarana penyebaran informasi berupa 1 paket perangkat penyebaran informasi terdiri
Profil 35 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

dari Laptop, LCD, TV dan DVD. Dari sisi

software sejak tahun 2002 telah

mengambangkan software untuk Pemetaan Penyakit Menular, Sistim Informasi Manajemen Puskesmas dan terakhir pada tahun 2007 untuk pengembangan Sistim Informasi Kesehatan Terpadu (IHIS). Sumberdaya manusia pengelola Sistim Informasi tahun 2007 telah tersedia tenaga yang mampu menguasai dasar-dasar Sistim Informasi Kesehatan , manajemen data, Pengembangan media interaktif, desain web serta jaringan kerja (LAN) termasuk telah selesainya tugas belajar D3 informasi kesehatan sebanyak 3 orang. Perkembangan manajemen kesehatan mendorong dan menuntut agar terwujud

suatu Sistem Informasi Kesehatan yang handal, maka kebutuhan untuk terciptanya Local Area Network (LAN) menjadi hal yang mutlak. LAN ini menghubungkan semua seksi/bagian dalam Dinas Kesehatan (intern) maupun antara Dinas Kesehatan dengan Puskesmas dan Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Kondisi geografis yang sulit justru menjadi pemicu perlunya diterapkan LAN (20 psk) antara Dinas dengan Puskesmas (14 pusk), karena pada akhirnya kecepatan dalam memperoleh data/informasi kesehatan menjadi hal yang sangat utama dalam rangka

pengembangan SIK ini, disamping ketepatan data/informasi yang disampaikan. Penyebarluasan informasi secara tanpa batas juga telah menjadi kebutuhan public sehingga tahun 2007 telah pula dirintis pembuatan website dinas kesehatan baik secara internal maupun public. Secara internal dikembangkan melalui weblokai dinkes.com dan secara puplik melalui dinkeskp.nr walaupun masih taraf uji coba dan terus dikembangkan.

M. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Kemitraan Pelayanan Kesehatan yang dilakukan dengan PT Askes, jamkesos & Jamsostek tahun 2007 mampu menjamin pelayanan kesehatan praupaya sejumlah 53,25 % penduduk. Dengan demikian peluang atau pasar untuk pengembangan Jamkesda memiliki besaran sekitar 47% penduduk.

N. Pelayanan Kesehatan Rujukan Jumlah Sarana Rumah Sakit di Kabupaten Kulonprogo terdiri 1 RSUd dan 8 RS swasta. Pelayanan dokter spesialis dasar 4 macam dilayani di Rumah sakit Umum daerah wates. Jumlah layanan spesialis dapat dilayani oleh 47 tenaga spesialis (beberapa dokter merangkap). Sedangan BOR untuk RSUD wates sebsar 79% dengan rata-rata lama hari rawat 4 hari. Sedangkan untuk Rumah sakit swasta BOR bervariasi antara 2 36%.
Profil 36 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

Sarana dan prasarana yang dimiliki Rumah Sakit Umum Daerah Wates untuk mendukung operasional pelayanan kesehatan diantaranya tanah seluas m2 meliputi luas bangunan lama bangunan Bangsal Kelas II 360 m2, dan 31.015 9719 m2, dan pada tahun 2007 ditambah ruang jenazah 340 m2 melalui dana

tugas pembantuan. Sedang sisa luas tanah dipergunakan untuk taman, tempar parkir, selasar dan halaman. Adapun sarana pendukung lainnya yaitu peralatan medis, peralatan non medis, kendaraan dinas, dan inventaris lainnya. Pada tahun 2007 telah dilakukan pengadaan alat kesehatan 1 paket, obat-obatan 1 paket, mebelair rumah sakit 1 paket, perlengkapan rumah tangga rumah sakit 1 paket, alat kedokteran 1 paket dan alat laboratorium 1 paket. Dalam perkembangannya masih diperlukan penambahan bangunan untuk mencukupi kebutuhan pelayanan . Sedangkan sarana pendukung yang lain baik fisik maupun peralatan medis dan non medis, kendaraan dinas serta inventaris lainnya setiap tahun dilaksanakan pemeliharan dan pengadaan secara bertahap untuk mencukupi kelengkapan yang ada.

Profil 37 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

BAB VI SUMBERDAYA KESEHATAN


A. Tenaga Kesehatan Rasio tenaga dokter di kabupaten kulonprogo tahun 2007 sebesar 22,86 per 100.000 penduduk masih dibawah standart Indikator Indonesia sehat 40 per 100.000. penduduk, dokter spesialis 10,23 diatas standart Indonesia Sehat 6 per 100.000 penduduk, namun angka ini tidak dapat menggambarkan angka sebenarnya karena banyak dokter spesialis berpraktek merangkap sampai 3-4 lokasi.Sehingga bila dirata-rata dokter specialist praktek di 3 lokasi maka riil rasio menjadi 3 orang per 100.000 penduduk. Secara tabulair maka perbandingan keberadaan dokter dan SDM kesehatan lain dengan rangkap tempat pelayanan adalah sbb ;
Tabel 5.1 Rasio Tenaga Kesehatan Per 100.000 penduduk di kab Kulonprogo tahun 2007 No Ketenagaan Indikator I Sehat 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dokter umum Dokter spesialis Dokter gigi Apoteker Bidan Perawat Ahli gizi Ahli sanitasi Ahli Kesehatan masyarakat 40 6 11 10 100 117,5 22 40 40 22,86 10,23 7,62 2,61 38 80 8 7,19 9,8 Yang ada Keterangan

Sumber : data terolah Dari tabel diatas terlihat bahwa SDM kesehatan untuk kabupaten Kulonprogo masih jauh dibawah standart Nasional. Pemenuhan tenaga kesehatan diharapkan dapat dipenuhi sesuai rasio yang ditetapkan baik melalui penempatan tenaga maupun kemudahan peran swasta dalam memberikan pelayanan kesehatan misal perijinan fasilitas kesehatan maupun tempat prakktek swasta.

Keadaan diatas juga belum menggambarkan yang sebenarnya dimana dalam perhitungan
Profil 38 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

terjadi duplikasi dokter sebagai contoh dokter spesialist sepintas terlihat terpenuhi namun sebenarnya keberadaannya adalah merangkap di 3-4 fasilitas kesehatan sehingga riil untuk dokter spesialist sebenarnya hanya 2,5 per seratus ribu penduduk. Perhitungan ini juga berlaku untuk dokter umum dan tenaga lainnya.

B. Pembiayaan Kesehatan Pembiayaan kesehatan diukur dalam 3 hal yaitu tingkat kemandirian Pemerintah Daerah dalam pemmbiayaan kesehatan yang diukur dengan proporsi APBD kabupaten terhadap Total Biaya Kesehatan, Tingkat perhatian pemerintah daerah terhadap masalah kesehatan yang diukur dengan besarnya proporsi APBD kesehatan terhadap Total APBD Kabupaten serta tingkat kemampuan pemerintah daerah yang diukur dengan besarnya biaya kesehatan perkapita penduduk. Hasil analisis District Health Account tahun 2007 adalah sbb :

G ra f f i k. 6 .1 % A p b d ke s. T e rh a d a p to t a l b ia y a ke se h a t a n d i ku lo n p ro g o 2 0 0 2 -2 0 0 7
90 72 54 36 18 0
AL O K A S I 2002 79. 56 200 3 7 2 .4 4 20 04 5 1 .5 4 2005 7 7 .0 7 2006 73. 17 200 7 8 3 .1 1

Dari grafik diatas terlihat perkembangan kemampuan Pemerintah daerah yang menggembirakan dari 79 % tahun 2002 menjadi sekitar 83% dari seluruh pembiayaan kesehatan yang ada.

Gambar dibawah menggambarkan tingkat perhatian Pemerintah terhadap kesehatan cukup besar dan mempunyai trend yang menggembirakan sehingga pada tahun 2007 mencapai angka 9,4%

Profil 39 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

%
1 5 1 2 9 6 3 0 %

G r a fi k 6 . 2 A p b d ke s. T er h a da p total a pb d di kul o n pr og o 2 0 0 2 - 2 00 7

2 00 2 6.9 4

2 00 3 5 .75

2 00 4 4 .52

2 0 05 5 .71

2 00 6 5 .04

2 0 07 9 .4

AP B D K E S

N on

G a j i P N S

Gambar berikut menunjukkan perkembangan biaya kesehatan perkapita penduduk Kulonprogo. Pembiayaan ini tidak menggambarkan besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan pemerintah Daerah untuk pelayanan operasional tetapi termasuk didalamnya adalah biaya investasi.
G r a fik 6 .3 P e m b ia y a a n k e s e h a ta n p e r k a p ita d i k u lo n p r o g o (d a r i a p b d k e s ) 2 0 0 2 -2 0 0 7
1 2 0 ,0 0 0 1 0 0 ,0 0 0 8 0 ,0 0 0 6 0 ,0 0 0 4 0 ,0 0 0 2 0 ,0 0 0 0
A L O K A S I 2 00 2 3 9 ,0 6 4 2 00 3 3 6 ,9 7 4 20 0 4 3 1, 46 4 20 05 3 7 ,6 8 4 2 00 6 5 2 ,2 7 5 2 00 7 1 0 2 ,2 3 0

C. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Jumlah Peserta jaminan Pelayanan Kesehatan di kabupaten Kulonprogo Tahun 2007 telah mencakup 53 % penduduk dengan perincian, Peserta Askes PNS 9 %, jamkesmas 31 %, Jamkesos 13,6 % dan jamsostek 0,24 %.
Tabel 6.3 Jumlah Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2007 No Penjamin 1 Askes (PNS) 2 Askes (Jamkesmas) 3 Jamkesos 4 Jamsostek Jumlah Jumlah 40.969 Jiwa 141.893 Jiwa 60.669 Jiwa 1.019 Jiwa 244.550 Jiwa Proporsi thd penduduk Proporsi 16,75 % 58,02 % 24,81 % 0,24 % 100 % 53,2%

Profil 40 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

BAB VII KESIMPULAN

Keberhasilan dan kekurangberhasilan pembangunan kesehatan mempunyai posisi sebagai kontributor sebanding bidang-bidang lain. Sedangkan untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh jajaran kesehatan lebih banyak tercermin dari beberapa indikator sensitif tiap-tiap program dan kegiatan. Dalam pencapaiannya tidak ditentukan oleh urusan kesehatan semata, misalnya proporsi persalinan oleh tenaga kesehatan yang juga dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan budaya, menyangkut perilaku dan pemberdayaan.

Beberapa hal yang perlu disampaikan bahwa dalam mengatasi masalah kesehatan tidak hanya ditentukan oleh sektor kesehatan semata. Berdasar teori Bloom, derajat kesehatan tidak hanya dipengaruhi oleh mutu pelayanan kesehatan, namun juga faktor perilaku, lingkungan, dan faktor keturunan/kependudukan. Beberapa determinan itu sendiri juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Upaya pencarian dan pemanfaatan fasilitas kesehatan juga sangat dipengaruh keadaan lingkungan dan perilaku. Perilaku juga dipengaruhi oleh keadaan sosial, lingkungan fisik, ekonomi sosial dan budaya setempat. Beberapa masalah kesehatan yang masih membebani Kabupaten Kulonprogo antara lain: 1. Kematian bayi dan kematian ibu yang mempunyai trend meningkat 2. Penyakit menular DBD dan HIV meningkat 3. Penyakit Malaria, walaupun telah mengalami penurunan. Namun mengingat penyakit ini pernah menjadi KLB di Kab. Kulon Progo, maka kewaspadaan terhadap ini harus dipertahankan. 4. Kunjungan penyakit tidak menular cukup tinggi 5. Keterbatasan tenaga kesehatan 6. Tingginya kasus gizi buruk

Profil 41 Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007

You might also like