You are on page 1of 1

Dalam KUHP, pasal-pasal yang mengatur ancaman hukuman bagi pelaku kejahatan seksual terdapat pada Bab XIV

yaitu bab tentang Kejahatan Kesusilaan. Bantuan ilmu kedokteran dalam kasus kejahatan seksual dalam kaitannya dengan fungsi penyelidikan ditujukan pada:1 1. Menentukan adanya tanda-tanda persetubuhan 2. Menentukan adanya tanda-tanda kekerasan 3. Memperkirakan umur 4. Menentukan pantas tidaknya korban untuk kawin.

1. Menentukan adanya tanda-tanda persetubuhan Persetubuhan adalah masuknya alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan, sebagian atau seluruhnya dan dengan atau tanpa pancaran air mani. Dengan demikian, besarnya zakar dengan ketegangannya, sampai seberapa jauh zakar masuk, keadaan selaput dara serta posisi persetubuhan mempengaruhi hasil pemeriksaan. Jika zakar masuk seluruhnya dan keadaan selaput dara masih cukup baik, maka pada pemeriksaan dapat diharapkan adanya robekan pada selaput dara. Jika selaput dara elastis, tentu tidak akan ada robekan. Adanya robekan pada selaput dara hanya akan menunjukkan adanya benda (padat/kenyal) yang masuk, dengan demikian bukan merupakan tanda pasti adanya persetubuhan. Adanya pancaran air mani (ejakulasi), pada pemeriksaan diharapkan dapat ditemukan sel mani/sperma. Adanya sperma dalam liang senggama (vagina) merupakan tanda pasti akan adanya persetubuhan. Pada orang yang mandul, jumlah spermanya sangat sedikit (aspermia), dengan demikian

You might also like