Professional Documents
Culture Documents
Kelompok B2
1895 - Wilhelm Conrad Roentgen. Percobaan yakni menggunakan tabung hampa udara yang dilengkapi dua macam elektroda yaitu anoda dan katoda. Wilhelm mendapatkan kesimpulan, bahwa:
Sinar X-ray mempunyai sifat yang berbeda dari yang lain. Mempunyai daya tembus yang besar dan panjang gelombang yang pendek. Dapat dihitamkan oleh film. Tidak dapat dibelokkan. B2
About Radiography
Dental X-ray atau yang kita biasa dengar rontgen gigi adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat radiografi gigi atau jaringan mulut. Radiografi dapat menjadi acuan penegakan diagnosa, dasar rencana perawatan dan mengevaluasi perawatan yang telah dilakukan. Radiografi dapat digunakan untuk memeriksa struktur yang tidak terlihat pada pemeriksaan klinis.
B2
Radiografi intraoral merupakan metoda pengambilan gambar dengan bantuan sinar X, Keberadaan film terdapat di dalam rongga mulut.
Dalam membantu proses diagnosa fraktur mandibula, radiografi intraoral tidak berperan banyak. Terlebih mengingat kondisi intraoral yang tidak memungkinkan untuk diobservasi sehingga radiografi ekstraoral lebih berperan penting dalam diagnosa fraktur mandibula.
Radiografi ekstraoral yang digunakan untuk mendiagnosa adanya fraktur mandibula diantaranya adalah Lateral cephalometric, SMV, Waters , PA
cephalometri Reverse Towne, Oblique Lateral Body, Oblique Lateral Ramus, Panoramic
Mengacu kepada jurnal kasus yang telah disepakati kelompok, maka pada presentasi kali ini hanya akan dibahas secara mendetail tentang teknik panoramic dan waters view dalam membantu diagnosa fraktur mandibula
B2
Lateral Chepalometric
Submentovertex projection
Waters
Posteroanterior/PA Cephalometric
reverse-Towne projection
FRAKTUR MANDIBULA
Seorang pasien laki-laki berusia 35 tahun yang datang ke bagian Bedah Mulut RS Perjan dr. Hasan Sadikin Bandung setelah dirujuk dari RS Majalengka karena kecelakaan kendaraan bermotor dengan keluhan luka disekitar wajah dan rasa nyeri di rahang bawah.
Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan menunjukan dalam batas normal. Hasil pemeriksaan ekstraoral memperlihatkan adanya asimetris wajah dengan pembekakan pada pipi sebelah kanan berukuran 5 x 3 x 2 cm, permukaan halus, warna kemerahan, batas difus, lunak, nyeri dan suhu subfebris serta laserasi facial dextra. Sedangkan pemeriksaan intraoral terlihat adanya gigitan terbuka unilateral dan bergesernya fragmen fraktur.
Setelah itu dilakukan pemeriksaan radiografi dengan menggunakan foto panoramic yang menunjukan adanya fraktur pada angulus mandibula dekstra , kemudian dilakukan juga foto dengan waters view yang menunjukan adanya fraktur pada angulus mandibula dekstra serta fraktur pada parasymphisis sinistra.
B2
fraktur tulang fasial dengan rata-rata insidensi sekitar 70%, dari jumlah tersebut sekitar 15% selalu diikuti dengan fraktur yang lainnya. Untuk insidensi letak fraktur pada mandibula itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi beberapa terminologi yang belum di standarisasi, yaitu fraktur simple, compound, greenstick, comminuted, patologis, multiple, impaksi, atropik, indirek dan kompleks namun ada yang menggolongkan fraktur mandibula berdasarkan regio anatomi yang terlibat seperti parasimphysis, body, angel, ramus, processus condiloideus, proccesus coronoideus dan alveolaris.
B2
WATERs VIEW
Radiografik Waters adalah merupakan variasi dari gambaran PosteroAnterior dan merupakan radiograf yang digunakan untuk melihat keadaan sinus maksilaris.
Indikasi :
Melihat keadaan sinus maksilaris Memperlihatkan sinus ethmoidale, tulang orbital, sutura frontozygomaticus, cavum nasalis Menunjukkan posisi prosesus coronoid yang terletak diantara tulang maksila dan zygomatic arch
B2
Teknik :
Film ditempatkan di depan pasien dan tegak lurus dengan midsagital plane. Kepala pasien dinaikkan sampai the canthomeatal line membentuk sudut 37o terhadap film Jika mulut pasien terbuka sinus sphenoid akan superimpose dengan palatum Sinar x dipancarkan tegak lurus ke film. Arah sinar x dari posterior ke anterior menuju ke tengah dari sinus maksilaris
PANORAMIC VIEW
Adalah suatu gambaran dari rahang, yang dihasilkan dari mesin yg didesain khusus untuk mendapatkan gambaran panoramik dari rahang dan sekitarnya secara menyeluruh pada suatu film tunggal Film dan tubehead berputar mengelilingi pasien dan akan menghasilkan suatu gambaran individual
B2
Film dan tubehead berputar mengelilingi pasien dan akan menghasilkan suatu gambaran individual. B2
FOCAL TROUGH
Zona 3 D berbentuk kurva yg merupakan bidang/lapisan gambar tempat struktur rahang akan terproyeksi dg jelas bila berada tepat di dalamnya. Ditentukan bentuknya oleh pola lintasan sumber sinar-X selama mengelilingi obyek
B2
B2
POSISI PASIEN
B2
.lets comparing
B2
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Right mandibular parasymphysis fracture. Right sagittal mandibular body fracture and left parasymphysis fracture. Right mandibular body fracture. Left mandibular angle fracture going through tooth #17. Right mandibular ramus and left mandibular parasymphysis fractures. Right mandibular condylar fracture. Mandibular sagittal symphysis fracture and dentoalveolar fracture.
B2
REFERENSI
Brocklebank, L. 1997. Dental radiology understandingt the x-ray image. Oxford University: Oxford Haring, J.I. 2000. Dental radiography. W.B. Saunders Company: Philadelphia Lukman, D. 1991. Dasar-dasar radiologi dalam ilmu kedokteran gigi. Widya Medika: Jakarta Lurie, A.G., 2004, Panoramic Imaging Dalam: S.C.White dan M.J. Paroah, Oral Radiology : Principles and Interpretation, Ed. 5, Mosby, St. Louis. Moore, W. S. (Ed.), Succesful Panoramic Radiography, Kodak, San Antonio Pasler F. A., Color Atlas of Dental Medicine Radiologi, Thieme. B2
B2
B2