You are on page 1of 18

Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 1

KORELASI ANTARA HASIL BELAJAR TEORI MENGGAMBAR TEKNIK


LISTRIK DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTIK MEMASANG INSTALASI
PENERANGAN LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA


Siti Zaqiyah 5115087386
(Alumni Universitas Negeri Jakarta Tahun Lulus 2012)

Dr. Sri Sujanti, M. Pd
(Dosen Pendidikan Teknik Elektro sebagai Dosen Pembimbing I)
Drs. Irzan Zakir, M. Pd
(Dosen Pendidikan Teknik Elektro sebagai Dosen Pembimbing II)

Dwi Kurniawati 5215097030
(Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektronika Universitas Negeri Jakarta)
(Email Mahasiswa : dwikurnia.9468@gmail.com)

Abstract

Abstract : This study aimed to determine whether there is a correlation
between the results of electrical engineering drawing learning theory with
practice learning outcomes installing electric lighting installation simple
building. This study was conducted in SMKN 1 Kab. Tangerang. The
research method used is descriptive method. The population in this study
were all students of class X SMKN 1 Kab. Tangerang program majoring
in electrical engineering power installations. The results of the correlation
coefficient calculation results of electrical engineering drawing learning
theory with practice learning outcomes installing electric lighting
installation simple buildings is calculated using the formula for Pearson
Product Moment r
calculate
0.973, while r
tabel
the price for a significant level
of = 0.05 with n = 65 for 0.244 is obtained r
tabel
means r
calculate
> r
tabel
.
Followed by t-test at = 0.05 from the data on the results obtained for
33.56 t
calculate
as for t
tabel
of 1.671 thus t
calculate
> t
tabel
mean correlation
coefficient is significant. It can be concluded that there is a positive
relationship between learning outcomes drawing electrical engineering
theory with practice learning outcomes installing electric lighting
installation simple building.



Keywords : SMK, learning outcomes, correlation, product moment

Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 2

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu usaha
masyarakat dan bangsa dalam
mempersiapkan generasi mudanya bagi
keberlangsungan kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik di masa depan.

Pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan jangka menengah yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat
bekerja dalam bidang tertentu. Standar
kompetensi lulusan kejuruan adalah
kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Kompetensi keterampilan
disini diartikan bahwa lulusan SMK
diharapkan siap latih dalam memenuhi
kebutuhan tenaga kerja di dunia usaha dan
industri. Untuk mampu menghasilkan
tenaga terampil tingkat menengah seperti
yang diharapkan maka dibutuhkan layanan
pembelajaran yang tidak berjarak dengan
dunia kerja yang sedang berkembang di
masyarakat dan lulusannya harus siap
berkompetisi secara global.

Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka siswa SMK dibekali dengan
keterampilan-keterampilan yang sesuai
dengan kompetensi dalam dunia kerja,
baik di bidang pendidikan, dunia usaha,
maupun dunia industri. Dalam
pelaksanannya, SMK harus mampu
mengambangkan kemampuan dan
keterampilan setiap peserta didiknya yang
sesuai dengan kebutuhan industri. Untuk
itu perlu adanya kesesuaian antara
keterampila yang dipelajari di SMK
dengan keterampilan yang ada di industri.

Pemerintah telah mengembangkan
kurikulum 1999 menjadi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Mata
pelajaran dalam KTSP dikelompokkann
menjadi tiga program pendidikan dan
pelatihan yaitu program mata pelajaran
normatif, program mata pelajaran adaptif,
dan program mata pelajaran produktif.

Pembelajaran berbasisi normatif dan
adaptif merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang memandang peserta
didik sebagai pribadi yang utuh, yang
memiliki norma-norma sebagai makhluk
sosial (anggota masyarakat) dan memiliki
potensi untuk berkembang secara mandiri.
Sedangkan pembelajaran produktif
merupakan proses pembelajaran keahlian
atau keterampilan yang dirancang dan
dilaksanankan berdasarkan prosedur dan
standar kerja, adapun tujuan dari program
pembelajaran produktif yaitu membekali
peserta didik agar memiliki kompetensi
kerja.


Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 3
Di tingkat satuan pendidikan SMK
pada program keahlian teknik instalasi
tenaga listrik pembelajaran produktif
dibagi menjadi dua yaitu teori dan praktik.
Proses pembelajaran praktik merupakan
suatu cara yang diperlukan agar tujuan dari
penyampaian suatu materi (teori) dapat
terbukti. Dalam hal ini pembelajaran
praktik juga mendukung siswa menjadi
lebih mengerti mengenai suatu materi
(teori) yang telah diberikan.

Pelajaran praktik memasang instalasi
penerangan listrik bangunan sederhana
merupakan mata pelajaran kompetensi
kejuruan yang harus dikuasai oleh siswa
SMK jurusan listrik. Untuk memperoleh
hasil yang baik pada mata pelajaran
praktik memasang instalasi penerangan
listrik bangunan sederhana, maka siswa
harus mempunyai kemampuan yang cukup
pada mata pelajaran dasar kompetensi
kejuruan yaitu menggambar teknik listrik.
Pada mata pelajaran gambar teknik listrik
kemampuan memahami simbol-simbol
listrik sangat diperlukan, oleh karena itu
pembelajaran menggambar teknik haruslah
didahului dengan pemahaman tentang
simbol-simbol listrik yang baik,
karakteristik dari pemahaman simbol-
simbol listrik adalah kemampuan mengerti
dan menterjemahkan gambar untuk
menyatakan arti dari peralatan instalasi
tersebut. Apabila siswa memiliki
pemahaman tentang simbol-simbol listrik,
maka siswa akan dengan mudah
menterjemahkan maksud dari simbol-
simbol listrik tersebut, sehingga dapat
membaca gambar teknik listrik dengan
baik dan benar.

Mata pelajaran gambar teknik listrik
ini harus diberikan terlebih dahulu
sebelum siswa melakukan praktik
memasang instalasi penerangan listrik
bangunan sederhana. Hal ini dilakukan
agar siswa tidak melakukan beberapa
kekeliruan atau kesalahan saat
melaksanakan praktik. Jika siswa tidak
memiliki kemampuan yang cukup seperti
membaca gambar, mambuat gambar
pengawatan, menentukan bahan yang
digunakan atau menentukan letak
pemasangan komponennya, maka siswa
akan mengalami kesulitan saat praktik,
seperti lama saat pengerjaannya atau pun
gagal. Hal ini tidak akan mudah dilakukan
jika tampa diimbangi oleh kemampuan
teori tentang rangkaian yang mencukupi
yang didapat pada mata pelajaran
menggambar teknik.

Penelitian ini hanya dibatasi pada
korelasi antara hasil belajar teori
menggambar teknik dengan hasil belajar
praktik memasang instalasi penerangan
listrik bangunan sederhana.


Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 4
Dengan demikian, maka dilakukan
penelitian untuk meneliti seberapa besar
korelasi mata pelajaran teori gambar
teknik listrik dengan mata pelajaran
praktik memasang instalasi penerangan
listrik bangunan sederhana. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui eratnya korelasi antara hasil
belajar teori menggambar teknik dengan
hasil belajar praktik memasang instalasi
penerangan listrik bangunan sederhana
pada siswa, sehingga dapat menjadi acuan
untuk bahan ajar yang lebih efektif dan
efisien.

Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1) Dapat digunakan sebagai bahan
masukan dalam rangka meningkatkan
pengajaran yang lebih efektif pada mata
pelajaran menggambar teknik maupun
praktik instalasi. 2) Menambah ilmu
pengetahuan yang telah dimiliki dan
merupakan wahana untuk menerapkan
ilmu pengetahuan yang telah didapat
selama proses pembelajaran. 3) Menambah
pengetahuan bagi pembaca. 4) Dapat
dijadika masukan bagi peneliti-peneliti
yang lainnya yang juga sedang melakukan
penelitian yang serupa di masa yang akan
datang.

BAHASAN

Definisi Belajar dan Hasil Belajar

Menurut Hakim, belajar adalah suatu
proses perubahan di dalam kepribadian
manusia dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam peningkatan kualitas
dan kuantitas tingkah laku seperti
peningkatan kecekapan, pengetahuan,
sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya pikir, dan kemampuan
yang lainnya.

Menurut Hilgard dan Bower, belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah
laku seseorang terhadap suatu situasi
tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang
dalam suatu situasi.

Menurut Siregar dan Nara dalam
bukunya yang berjudul Teori Belajar dan
Pembelajaran mendefinisikan belajar
sebagai suatu proses yang kompleks yang
didalamnya terkandung beberapa aspek.
Aspek-aspek tersebut adalah
bertambahnya jumlah pengetahuan, adanya
kemampuan mengingat dan mereproduksi,
adanya penerapan pengetahuan, dan
adanya kemampuan menyimpulkan
makna.

Menurut Darmati dan Mudjiono
dalam bukunya Belajar dan
Pembelajaran mengemukakan bahwa
belajar adalah seperangkat proses kognitif

Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 5
yang mengubah sifat stimulasi lingkungan,
melewati pengolahan informasi, menjadi
kapabilitas baru yang berupa informasi
verbal (pengetahuan dalam bentuk bahasa,
baik lisan maupun tertulis), keterampilan
intelektual (kecakapan yang berfungsi
untuk berhubungan dengan lingkungan
hidup serta mempresentasikan konsep dan
lambang), strategi kognitif (kemampuan
menyalurkan dan mengarahkan aktifitas
kognitifnya sendiri), keterampilan motorik
(kemampuan melakukan serabgkaian
gerak jasmani dalam urutan dan
koordinasi), sikap (kemampuan menerima
atau menolak obyek berdasarkan penilaian
terhadap obyek tersebut).

Menurut Siregar dan Hartini dalam
bukunya Teori Belajar dan Pembelajaran
mendefinisikan belajar adalah proses yang
kompleks yang di dalamnya terkandung
beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut
adalah bertambahnya jumlah pengetahuan,
adanya kemampuan mengingat dan
mereproduksi, ada penerapan,
pengetahuan, menyimpulkan makna. Para
penulis Psikologi Belajar juga pada
umumnya menganggap belajar sebagai
suatu perubahan tingkah laku dalam diri
seseorang sebagai hasil dari sebuah
pengalaman.

Para penulis psikologi belajar juga
pada umunya menganggap belajar sebagai
suatu perubahan tingkah laku dalam diri
seseorang sebagai hasil dari sebuah
pengalaman.

Dari pendapat para ahli di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
sebuah proses yang dapat mengubah
seseorang dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan
dari tidak bisa menjadi bisa untuk
mencapai hasil yang optimal.

Hasil belajar mempunyai peranan
penting dalam proses pembelajaran. Proses
penilaian terhadap hasil belajar dapat
memberikan informasi kepada guru
tentang kemajuan siswa dalam upaya
mencapai tujuan-tujuan belajar memulai
kegiatan belajar. Selanjutnya dari
informasi tersebut guru dapat menyusun
dan membina kegiatan-kegiatan siswa
lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas
maupun individu.

Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah
dia mengalami pengalaman belajarnya.
Hasil belajar dibagi menjadi tiga mavam
hasil belajar yakni: 1) Keterampilan dan
kebiasaan. 2) Pengetahuan dan pengertian.
3) Sikap dan cita-cita.

Dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan

Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 6
kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Bloom secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses
interaksi yang dilakukan oleh guru dan
siswa, baik di dalam maupun di luar kelas
dengan menggunakan berbagai sumber
belajar sebagai bahan kajian. Salah satu
bukti bahwa seseorang telah belajar
sesuatu adalah adanya perubahan tingkah
laku dalam dirinya. Perubahan tingkah
laku tersebut bisa bersifat pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotorik),
atapun yang menyangkut nilai dan sikap.

Pembelajaran adalah proses berpikir
ataupun proses mencari dan menemukan
pengetahuan melalui interaksi antara
individu dengan lingkungan.

Hakikat Hasil Belajar

Pada hakikatnya, hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku yang diperoleh
siswa setelah mengalami proses
pembelajaran yang diukur berdasarkan
tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Menurut Slameto, hasil belajar
merupakan sekumpulan tugas atau
pertanyaan yang dapat dijawab atau
diselesaikan oleh siswa dengan tujuan
mengukur kemampuan belajar siswa. Hasil
belajar yang dimaksud merupakan
kebulatan pola tingkah laku yang terlihat
pada perubahan reaksi dan sikap, baik fisik
maupun mental.

Hasil belajar merupakan peristiwa
yang bersifat internal, dalam arti yang
terjadi pada diri seseorang. Peristiwa
tersebut dimulai dari adanya perubahan
kognitif atau pengetahuan untuk kemudian
berpengaruh pada perilaku.

Hasil Belajar Teori Gambar Teknik
Listrik

Gambar teknik listrik merupakan
mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan
sesuai dengan standar kompetensi terbagi
menjadi beberapa kompetensi dasar, yaitu :
1) Menerapkan standarisasi dan
normalisasi gambar teknik
ketenagalistrikan. 2) Membaca gambar
instalasi ketenagalistrikan industri.

Dalam mata pelajaran ini siswa
mampu menerapkan standardisasi dan
normalisasi ketenagalistrikan, mampu
mengenal macam-macam peralatan
gambar teknik listrik, mengetahui fungsi

Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 7
peralatan gambar teknik, mampu
mengidentifikasi simbol-simbol instalasi
listrik, mengetahui gambar diagram garis
tunggal dan gambar diagram pengawatan,
serta memahami tentang pengaturan
peralatan suatu instalasi listrik.

Gambar merupakan sarana
komunikasi bagi seseorang untuk
menyampaikan informasi kepada orang
lain. Sebagaimana layaknya seseorang jika
ingin menyampaikan bahasa yang
dimengerti oleh orang yang dituju supaya
orang yang dituju paham akan maksudnya.

Ciri-ciri yang perlu ada pada huruf
dan angka pada gambar teknik yaitu jelas,
seragam, dan dapat dibuat microfilmnya
atau cara reproduksinya. Alat-alat dan
perlengkapan gambar yang dibutuhkan
dalam menggambar teknik antara lain:
kertas gambar, pensil, jangka, mistar
gambar, penggaris segitiga (segitiga set),
rapidograph (dapat pula drawing pen), mal
kurva dan sablon, busur derajat dan meja
gambar.

Macam macam alat gambar antara
lain: a) Kertas Gambar. b) Pensil dan
rapido. c) Jangka. d) Penggaris. e) Sablon
(Mal). f) Penghapus.

Siswa diharapkan mampu
mengoperasikan peralatan gambar dan
memilih kelengkapan alat gambar teknik
listriknya dan dapat juga mengerti tentang
standardisasi dalam menggambar teknik
listrik.

Standardisasi menggambar teknik
antara lain: a) Standardisasi huruf dan
angka. b) Standardisasi garis. c)
Standardisasi penggunaan garis. d) Garis-
garis berimpit. e) Skala gambar. f) Tingkat
pengecilan. g) Tingkat pembesaran.

Jenis-jenis gambar instalasi yang
dapat dijadikan sumber informasi yang
lengkap di antaranya: diagram dasar atau
skema dasar, diagram lingkaran atau
diagram kontrol, dan gambar bagan atau
gambar garis tunggal.

Hasil Belajar Praktik Memasang
Instalasi Penerangan Listrik Bangunan
Sederhana

Hasil belajar praktik adalah kegiatan
yang lebih didominasi oleh kawasan
psikomotor dimana siswa dituntut agar
aktif melakukan percobaan sendiri maupun
kelompok, percobaan tersebut bertujuan
agar siswa dapat menguji dan
melaksanakan dalam keadaan nyata
tentang apa yang diperoleh dalam teori
untuk diterapkan dalam praktik. Kegiatan
praktik dilakukan secara teratur dan dilatih
secara berulang-ulang sehingga siswa

Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 8
memiliki kemampuan praktik yang lebih
baik.

Dalam proses pembelajaran praktik
memasang instalasi penerangan bangunan
sederhana siswa perlu mengetahui bahwa
instalasi listrik merupakan pengetahuan
dan jenis pekerjaan khusus, sehingga harus
ditangani secara khusus.

Sistem penyaluran dan cara
pemasangan instalasi listrik di Indonesia
harus mengikuti aturan yang ditetapkan
oleh PUIL (Persyaratan Umum Instalasi
Listrik). Tujuan dari Persyaratan Umum
Instalasi Listrik di Indonesia adalah: 1)
Melindungi manusia terhadap bahaya
sentuhan dan kejutan arus listrik. 2)
Keamanan instalasi dan peralatan listrik. 3)
Menjaga gedung serta isinya dari bahaya
kebakaran akibat gangguan listrik. 4)
Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan
efisian

Kecelakaan dalam pemasangan
instalasi listrik bisa timbul akibat adanya
sentuhan langsung dengan penghantar
beraliran aruas atau kesalahan dalam
prosedur pemasangan instalasi. Beberapa
penyebab terjadinya kecelakaan listrik, di
antaranya: 1) Kabel atau hantaran pada
instalasi terbuka dan apabila tersentuh
akan menimbulkan banyak kejut. 2)
Jaringan dengan hantaran telanjang. 3)
Peralatan listrik yang rusak. 4) Kebocoran
listrik pada peralatan listrik dengan rangka
dari logam, apabila terjadi kebocoran arus
dapat menimbulkan tegangan pada rangka
atau body. 5) Peralatan atau hubungan
listrik yang dibiarkan terbuka. 6)
Penggantian kawat sekering yang tidak
sesuai dengan kapasitasnya sehingga dapat
menimbulkan bahaya kebakaran. 7)
Penyambungan peralatan listrik pada stop
kontak dengan kontak tusuk yang lebih
dari satu (bertumpuk).

Kerangka Berfikir

Pelajaran memasang instalasi
penerangan listrik bangunan sederhana
merupakan mata pelajaran kompetensi
kejuruan yang harus dikuasai oleh siswa
SMK jurusan listrik. Untuk memperoleh
hasil yang baik pada mata pelajaran
praktik memasang instalasi penerangan
listrik bangunan sederhana, maka siswa
harus mempunyai kemampuan yang cukup
pada mata pelajaran dasar kompetensi
kejuruan yaitu menggambar teknik listrik.

Pada mata pelajaran gambar teknik
listrik kemampuan memahami simbol-
simbol listrik sangat diperlukan, oleh
karena itu pembelajaran menggambar
teknik haruslah didahului dengan
pemahaman tentang simbol-simbol listrik
yang baik, karakteristik dari pemahaman

Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 9
simbol-simbol listrik adalah kemampuan
mengerti dan menterjemahkan gambar
untuk menyatakan arti dari peralatan
instalasi tersebut. Apabila siswa memiliki
pemehaman tentang simbol-simbol listrik,
maka siswa akan dengan mudah
menterjemahkan maksud dari simbol-
simbol listrik tersebut, sehingga dapat
membaca gambar teknik listrik dengan
baik dan benar.

Mata pelajaran gambar teknik listrik
ini harus diberikan terlebih dahulu
sebelum siswa melakukan praktik
memasang instalasi penerangan listrik
bangunan sederhana. Hal ini dilakukan
agar siswa tidak melakukan beberapa
kekeliruan atau kesalahan saat
melaksanakan praktik. Jika siswa tidak
memiliki kemampuan yang cukup seperti
membaca gambar, membuat gambar
pengawatan, menentukan bahan yang
digunakan atau menentukan letak
pemasangan komponennya, maka siswa
akan mengalami kesulitan saat praktik,
seperti lama saat pengerjaan atau pun
gagal. Hal ini tidak akan mudah dilakukan
jika tanpa diimbangi oleh kemampuan
teori tentang rangkaian yang mencukupi
yang didapat pada mata pelajaran
menggambar teknik.

Berdasarkan penjelasan di atas maka
diduga bahwa terdapat hubungan antara
hasil belajar menggambar teknik listrik
dengan hasil belajar praktik memasang
instalasi penerangan listrik bangunan
sederhana.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data-
data yang terkumpul. Hipotesis merupakan
suatu pernyataan yang penting
kedudukannya dalam penelitian.
Berdasarkan pengertian di atas maka
hipotesis dari penelitian ini adalah:
Diduga terdapat hubungan yang positif
antara hasil belajar teori menggambar
teknik listrik dengan hasil belajar mata
pelajaran praktik memasang instalasi
penerangan listrik bangunan sederhana.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMKN 1
Kabupaten Tangerang yang beralamat di
Jl. Desa Peusar Perum Mekar Asri Citra
Raya Kecamatan Panongan, Kabupaten
Tangerang Provinsi Banten. Penelitian ini
dilaksanakan oleh peneliti pada semester
genap tahun 2011/2012, pada bulan Mei
sampai dengan Juni 2012.


Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 10
Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif. Karena data
yang dikumpulkan merupakan data primer
yang mempunyai hubungan korelasional,
maka penelitian ini tergolong dalam
kategori studi kolerasi.
Populasi, Sampel, dan Teknik
Pengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas X Jurusan Teknik
Instalasi Tenaga Listrik (TITL) SMKN 1
Kab. Tangerang yang berjumlah 95 siswa.

Sampel penelitian merupakan bagian
dari populasi yang akan diteliti, sehingga
dapat mewakili keseluruhan populasi.
Sampel yang dipakai berjumlah 65 siswa.

Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini yaitu dilakukan secara acak
(Simple Random Sampling) yaitu
pengambilan sampel secara acak dengan
cara diundi dimana setiap anggota populasi
mempunyai peluang yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel.

Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari, sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Sesuai
dengan hipotesisi yang yang diajukan,
beberapa variabel yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain variabel bebas
dan variabel terikat.

Variabel bebas merupakan variabel
yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel
terikat. Sedangkan variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas.

Variabel penelitian korelasi antara
hasil belajar teori menggambar teknik
listrik dengan hasil belajar praktik
memasang instalasi penerangan listrik
bangunan sederhana adalah sebagai berikut
: 1) Variabel bebas adalah hasil belajar
menggambar teknik listrik. 2) Variabel
terikat adalah hasil belajar praktik
memasang instalasi penerangan listrik
bangunan sederhana. Ada pun desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:


X Y

Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 11


Berikut adalah keterangan dari
gambar di atas: 1) Variabel Bebas (X)
adalah hasil belajar menggambar teknik
listrik. 2) Variabel Terikat (Y) adalah hasil
belajar praktik memasang instalasi
penerangan listrik bangunan sederhana.
: Arah hubungan

Instrumen Penelitian

Suatu alat ukur dapat dinyatakan
sebagai alat ukur yang baik dan mampu
memberikan informasi yang tidak
menyesatkan apabila telah memenuhi
beberapa kriteria yang telah ditentukan,
yaitu valid dan reliable.

Validitas yang digunakan pada
penelitian ini adalah validitas isi. Validitas
isi adalah derajat di mana sebuah tes
mengukur cakupan substansi yang ingin
diukur. Pengujian validitas isi dapat
dilakukan dengan membandingkan antara
isi instrumen dengan materi pelajaran yang
telah diajarkan. Untuk instrumen yang
akan mengukur efektifitas pelaksanaan
program, maka pengujian validitas isi
dapat dilakukan dengan membandingkan
antara isi instrumen dengan isi atau
rancangan yang telah ditetapkan.

Adapun untuk menganalisis skor
tiap-tiap butir dengan skor totalnya
digunakan teknik korelasi point biserial
sebagai berikut :

q
p
SD
M M
r
t
t p
pbi

=

Kriteria pengujiannya ada dua
macam, yakni: 1) Terima H
0
bila r
hitung

r
tabel
, maka soal tidak valid. 2) Tolak H
0

bila r
hitung
> r
tabel
, maka soal tidak valid.

Reliabilitas adalah tingkat atau
derajat konsistensi dari suatu instrumen.
Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika
selalu memberikan hasil yang sama bila di
teskan pada kelompok yang sama pada
waktu atau kesempatan yang berbeda.
Untuk menguji reliabilitas dari instrumen
penelitian yang berupa tes serta skor
dengan variabel ini digunakan rumus K-R
20.

Adapun rumus K-R 20 adalah :
( )
(
(

=

2
2
11
1
t
t
S
pq S
k
k
r

Kriteria pengujiannya ada dua
macam, yakni: 1) Terima H
0
bila r
hitung

r
tabel
, maka soal tidak reliabel. 2) Tolak H
0

bila r
hitung
> r
tabel
, maka soal reliabel.


Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 12
Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah
suatu cara yang dipakai oleh peneliti untuk
memperoleh data yang akan diteliti, data
dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
mengumpulkan data, yaitu dengan cara
wawancara dan tes.

Sebelum melakukan penelitian ini
terlebih dahulu dilakukan wawancara
terhadap guru yang bersangkutan yaitu
dengan menanyakan materi ajar yang
disampaikan terhadap siswa. Setelah
melakukan wawancara dengan guru
barulah diadakan tes. Tes merupakan suatu
teknik atau cara yang digunakan dalam
rangka melaksanakan kegiatan
pengukuran, yang didalamnya terdapat
berbagai pertanyaan-pertanyaan atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan
atau dijawab oleh peserta didik untuk
mengukur aspek perilaku peserta didik.

Tes yang digunakan untuk mengukur
hasil belajar teori gambar teknik listrik
adalah instrumen pengukuran dengan soal
objektif dalam tes pilihan ganda.
Sedangkan untuk instrumen praktik
memasang instalasi penerangan listrik
bangunan sederhana menggunakan job
sheet yang diukur dengan lembar
pengamatan.

Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis data
untuk menguji hipotesis akan dilkukan uji
persyaratan analisis yaitu uji normalitas
dan uji linieritas. Pengujian hipotesis
penelitian baru dilaksanakan setelah data
yang dikumpulkan memenuhi persyaratan
dalam uji normalitas dan uji linieritas.

Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk
mengetahui apakah masing-masing
variabel dalam penelitian ini datanya
berdistribusi normal atau tidak.

Uji distribusi normal adalah uji untuk
mengukur apakah data yang didapatkan
memiliki distribusi normal sehingga dapat
dipakai dalam statistik parametrik (statistik
inferensial). Dengan kata lain, uji
normalitas adalah uji untuk mengetahui
apakah data empirik yang didapatkan dari
lapangan itu sesuai dengan distribusi
teoritik tertentu. Dalam kasus ini,
distribusi normal. Dengan kata lain,
apakah data yang diperoleh berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.

Ada banyak cara untuk melakukan
uji normalitas, antara lain: a) Uji Liliefors.
b) Uji normalitas Chi Square (Chi

Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 13
kuadrat). c) Uji normalitas Kolmogorov-
Smirnov.

Pengamatan Y
1
, Y
2
, ... , Y
n
dijadikan
bilangan baku Z
1
, Z
2
, ... , Z
n
dengan
menggunakan uji Lilliefors.

S
Y Y
Z

=
1
1


Selanjutnya dihitung proporsi Z
1
,
Z
2
, ... , Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan
oleh S(Zi) maka :
( )
n
Z Z Z banyaknya
Z S
n
i
..., , ,
2 1
=
atau
( )
n
Fk
Z S
i
i
=

Kriteria pengujiannya ada dua
macam, yakni: 1) Terima H
0
bila L
0
<
L
tabel
, maksudnya data berdistribusi
normal. 2) Tolak H
0
bila L
0
> L
tabel
,
maksudnya data berdistribusi tidak normal.

Uji Linieritas

Uji Linieritas bertujuan untuk
mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau
tidak secara signifikan. Uji ini biasanya
digunakan sebagai prasyarat dalam analisis
korelasi atau regresi linear.

Pengujian pada SPSS dengan
menggunakan Test for Linearity dengan
pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel
dikatakan mempunyai hubungan yang
linear bila signifikansi (Linearity) kurang
dari 0,05.

Teknik Analisis Data

Pengujian hipotesis dilakukan
dengan korelasi antar variabel (Korelasi
Product Moment) dan dilanjutkan dengan
uji-t untuk pengujian signifikansi koefisien
korelasi.

Rumus korelasi product moment :
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
2
2
2
2


=
Y Y n X X n
Y X Y X n
r
xy

Keterangan :
xy
r = Besarnya koefisien korelasi
( )
hitung
r

X = Jumlah skor variabel bebas


( ) X

Y = Jumlah skor variabel terikat


( ) Y

2
X = Jumlah skor kuadrat dari
variabel bebas

2
Y = Jumlah skor kuadrat dari
variabel terikat

Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 14

Y X = Jumlah perkalian antara


variabel bebas ( ) X dengan
variabel terikat ( ) Y
n = Jumlah sampel

Rumus uji-t :
2
1
2
r
n r
r
hitung

=

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Data

Di bawah ini dapat dilihat deskripsi
data keseluruhan penelitian, yakni: a) Pada
hasil belajar teori menggambar teknik
listrik terdapat sampel dari kelas X
program jurusan teknik instalasi tenaga
listrik berjumlah 65 siswa. Nilai minimal =
57, nilai maksimal = 80, nilai rata-rata =
71, simpangan baku = 8,32, median =
70,7, dan modus = 68,5, b) Pada hasil
belajar praktik memasang instalasi
penerangan listrik bangunan sederhana
terdapat sampel dari kelas X program
jurusan teknik instalasi tenaga listrik
berjumlah 65 siswa. Nilai minimal = 70,
nilai maksimal = 80, nilai rata-rata = 75,3,
simpangan baku = 3,07, median = 77,4,
dan modus = 75,8.

Hasil Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan pengujian
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
pengujian persyaratan analisis yang
meliputi: a) Pengujian Normalitas, b)
Pengujian Linieritas.

Dalam hasil uji normalitas teori
menggambar teknik listrik diperoleh hasil
perhitungan teori menggambar teknik
listrik yang mana didapat data harga L
hitung
sebesar 0,1052. Harga L
tabel
pada taraf
signifikasi = 0,05 dari tabel nilai kritis L
untuk uji liliofers diperoleh 0,1098.
Karena L
hitung
< L
tabel
, maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal.

Dalam hasil uji normalitas praktik
memasang instalasi penerangan listrik
bangunan sederhana diperoleh hasil
perhitungan praktik memasang instalasi
penerangan listrik bangunan sederhana
yang mana didapat data harga L
hitung

sebesar 0,1088. Sementara itu, harga L
tabel

pada taraf signifikasi = 0,05 dari tabel
nilai kritis L untuk uji liliofers diperoleh
0,1098. Karena L
hitung
< L
tabel
, maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal.

Hasil pengujian linieritas untuk hasil
belajar teori menggambar teknik listrik dan
hasil belajar praktik memasang instalasi
penerangan listrik bangunan sederhana

Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 15
dengan jumlah responden sebanyak 65
siswa. Hasil yang didapat dari pengujian
linieritas adalah F
hitung
= 1,78 sedangkan
F
tabel
pada taraf signifikasi = 0,05 dengan
dk pembilang bernilai 4 dan dk penyebut
bernilai 59 dalam daftar distribusi F
(4,59)
=
2,32 jadi F
hitung
< F
tabel
. Maka dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara hasil
belajar teori pengujian linieritas untuk
hasil belajar teori menggambar teknik
listrik dan hasil belajar praktik memasang
instalasi bersifat linier.

Hasil Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis untuk hasil
belajar teori menggambar teknik listrik dan
hasil belajar praktik memasang instalasi
penerangan listrik bangunan sederhana.
Perhitungan hasil belajar teori
menggambar teknik listrik dan hasil
belajar praktik memasang instalasi
penerangan listrik bangunan sederhana
dihasilkan r
xy
= 0,973, sedangkan harga
r
tabel
untuk taraf signifikan = 0,05 dengan
n = 65 diperoleh r
tabel
sebesar 0,244. Ini
berarti r
xy
> r
tabel
. Dari hasil perhitungan
diperoleh r
hitung
sebesar 33,56. Adapun r
tabel

pada taraf signifikan = 0,05 dengan dk
(64)

adalah 1,671. Dengan demikian r
hitung
>
r
tabel
, maka H
0
ditolak dan H
1
diterima.
Sehinggan dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan positif antara hasil
belajar teori menggambar teknik listrik
dengan hasil belajar praktik memasang
instalasi penerangan listrik bangunan
sederhana.

Aktifitas hasil belajar teori
menggambar teknik listrik terhadap hasil
belajar praktik memasang instalasi
penerangan listrik bangunan sederhana
melalui model regresi sebesar
X Y 36 , 0 81 , 49

+ = .

Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan maka didapatkan bahwa
hasil belajar teori menggambar teknik
listrik dan hasil belajar praktik memasang
instalasi penerangan listrik bangunan
sederhana. Perhitungan hasil belajar teori
menggambar teknik listrik dan hasil
belajar praktik memasang instalasi
penerangan listrik bangunan sederhana
dihasilkan r
xy
= 0,973 sedangkan harga
r
tabel
untuk taraf signifikan = 0,05 dengan
n = 65 diperoleh r
tabel
sebesar 0,244 ini
berarti r
xy
> r
tabel.
Dari hasil perhitungan
diperoleh t
hitung
sebesar 33,56 adapun t
tabel
pada taraf signifikan dengan
dk
(64)
adalah 1,671. Dengan demikian t
hitung

> t
tabel
, maka H
0
ditolak dan H
1
diterima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan positif antara hasil
belajar teori menggambar teknik listrik
dengan hasil belajar praktik memasang

Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 16
instalasi penerangan listrik bangunan
sederhana.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam penenlitian ini yang menjadi
variabel bebas adalah hasil belajar teori
menggambar teknik listrik (X), sedangkan
variabel terikatnya adalah hasil belajar
praktik memasang instalasi penerangan
listrik bangunan sederhana.

Pada perhitungan hasil pengujian
linieritas didapat F
hitung
= 1,78 sedangkan
F
tabel
pada taraf signifikan 0,05 dengan dk
pembilang 4 dan dk penyebut 5 dalam
daftar distribusi F
(4,59)
= 2,32 jadi F
hitung
<
F
tabel.
Nilai koefisien korelasi antara hasil
belajar teori menggambar teknik listrik dan
hasil belajar praktik memasang instalasi
penerangan listrik bangunan sederhana
sebesar 0,973 dan hasil belajar praktik
memasang instalasi penerangan listrik
bangunan sederhana ditentukan
oleh hasil belajar teori menggambar teknik
listrik. Dari hasil perhitungan uji-t
diperoleh t
hitung
sebesar 33,56 adapun t
tabel
pada taraf signifikan dengan
dk
(64)
adalah 1,671. Dengan demikian t
hitung

> t
tabel
, maka H
0
ditolak dan H
1
diterima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan positif antara hasil
belajar teori menggambar teknik listrik
dengan hasil belajar praktik memasang
instalasi penerangan listrik bangunan
sederhana.

Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian, masih
terdapat berbagai kelemahan dan
kekurangan. Keterbatasan pada penelitian
ini, antara lain: 1) Penelitian ini hanya
membahas hubungan antara hasil belajar
teori menggambar teknik listrik terhadap
hasil belajar praktik memasang instalasi
penerangan listrik bangunan sederhana. 2)
Dalam penelitian adanya keterbatasan
dalam melakukan penelaahan penelitian,
pengetahuan yang kurang, waktu dan
tenaga, dan hal ini merupakan kendala
dalam melakukan penelitian yang
mendekati sempurna.

KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adanya korelasi antara hasil
belajar teori menggambar teknik dengan
hasil belajar praktik memasang instalasi
penerangan listrik bangunan sederhana.

Berdasarkan hasil dan pembahasan
pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa diperoleh r
hitung
sebesar 0,973
sedangkan harga r
tabel
untuk taraf
signifikan = 0,05 dengan n = 65

Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 17
diperoleh r
tabel
sebesar 0,244 ini berarti
r
hitung
lebih besar dari r
tabel.
Dari hasil
perhitungan diperoleh t
hitung
sebesar 33,56
adapun t
tabel
pada taraf signifikan = 0,05
dengan dk
(64)
adalah 1,671 dengan
demikian t
hitung
> t
tabel.
Maka terdapat
hubungan yang positif antara hasil belajar
teori menggambar teknik dengan hasil
belajar praktik memasang instalasi
penerangan listrik bangunan sederhana.

IMPLIKASI

Dari hasil penelitian yang diperoleh
ternyata hasil belajar teori menggambar
teknik mempengaruhi hasil belajar praktik
memasang instalasi penerangan listrik
bangunan sederhana. Dengan demikian,
diharapkan guru dapat lebih
mempersiapkan strategi pembelajaran pada
mata pelajaran menggambar teknik listrik
agar saat belajar praktik memasang
instalasi penerangan listrik bangunan
sederhana tidak mengalami kesulitan
dalam merangkai instalasi listrik.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang
telah diperoleh, maka peneliti
menyarankan agar guru dapat menyiapkan
strategi pembelajaran pada mata pelajaran
menggambar teknik listrik, sehingga siswa
dapat memahami pelajaran yang
disampaikan dan agar pada saat belajar
praktik memasang instalasi penerangan
listrik bangunan sederhana tidak
mengalami kesulitan dalam merangkai
instalasi listrik sesuai dengan tugas yang
telah diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta
Aunurrahman, Mulyono. 2009. Belajar
dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta
Badan Standarisasi Nasional (BSN 2000),
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000
(PUIL 2000)
Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan. 2003. Instalasi Listrik Dasar,
Depdiknas
Djuharis, Rasul Dkk. 1998. Gambar
Teknik, Bandung : Angkasa, Bandung
Kusnandar, Achmad. 2001. Pemasangan
Dasar Instalasi Listrik, Bandung : Armico
Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar, Bandung :
Remaja Rosda Karya
Sudjana. 2005. Metode Statistik, Bandung
: Tarsito
Sugiono. 2007. Statistik Untuk Penelitian,
Bandung : Alfabeta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kulitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta


Korelasi Hasil Belajar Menggambar Teknik Listrik dan Praktik Memasang Instalasi Page 18
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Zaqiyah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/tanggal lahir : Pekalongan, 14
Juni 1990
Alamat : Jl. KS Tubun III
B Rt 006/07 No.
16 Slipi, Jakarta
Barat
Agama : Islam
Pendidikan :
- SDN Slipi 01 Pagi, Lulus tahun 2002
- SMP Negeri 88 Jakarta, Lulus tahun
2005
- SMA Negeri 16 Jakarta, Lulus tahun
2008
- Universitas Negeri Jakarta, Jurusan
Teknik Elektro Tahun 2008 2012

You might also like