You are on page 1of 8

RESENSI JURNAL KEUANGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan,

Dosen Bapak DR Ika Putrawaspada,SE, M.Si

HERY MULYANTO NPM : 1202229

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN BISNIS (M2B) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2012

Judul : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL Oleh : Joni dan Lina, STIE Trisakti, lina@stietrisakti.ac.id Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis apakah profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, dividen, struktur aset, dan pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal perusahaan. Penelitian terhadap Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode 20052007. Penelitian terhadap Empat puluh tiga perusahaan yang memenuhi kriteria dan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan regresi berganda untuk menguji hipotesis. Kesimpulannya menunjukkan bahwa pertumbuhan aset, profitabilitas, dan aset struktur berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan perusahaan manufaktur. Ukuran perusahaan, dividen, dan risiko bisnis tidak mempengaruhi struktur modal perusahaan.

Keywordas : Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Aktiva, Dividen, Struktur Aktiva, Risiko Bisnis, Leverage. I. Pendahuluan Pecking Order Theory (Myers 1984 dalam Azib 2005) menyatakan bahwa perusahaan lebih cenderung memilih pendanaan yang berasal dari internal dari pada eksternal perusahaan. Penggunaan dana internal lebih didahulukan dibandingkan dengan penggunaan dana yang bersumber dari eksternal. Hal ini disebabkan pendanaan internal tidak menimbulkan biaya modal. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Azib (2005). Dalam penelitian Azib, tiga indikator yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap porsi hutang perusahaan, yaitu : pertumbuhan aktiva, ukuran perusahaan, dan profitabilitas perusahaan dan disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut mempunyai pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Namun demikian, variabel independen yang dimasukan dalam penelitian tersebut dinilai terlalu sedikit sehingga kurang mampu memberikan prediksi dan referensi atau leverage perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ditambah dengan besarnya hutang yang digunakan oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan operasi dan investasi.
1

II. Rerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis 2.1 Teori teori yang digunakan dalam penelitian Teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Teori Miller dan Modigliani yang menyatakan bahwa rasio hutang tidak relevan dan tidak ada struktur modal yang optimal. Nilai perusahaan bergantung pada arus kas yang akan dihasilkan dan bukan pada rasio utang dan ekuitas. Inti dari teori ini adalah tidak ada rasio hutang yang optimal dan rasio hutang tidak menjelaskan nilai perusahaan. Asumsi yang digunakan dalam teori ini adalah tidak ada pajak, tidak ada asimetri informasi dan tidak ada biaya transaksi. Agency Theory menurut Michael C. Jemsen dan William H. Meckling (1967) yang menyatakan bahwa : manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan (principal) (Wahidahwati:2002). Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Biaya yang ditimbulkan dari pengawasan yang dilakukan oleh manajemen disebut biaya agensi. Trade-off Hypothesis yang dikemukan Marsh (1982) dalam Siregar (2005), yang menyatakan bahwa setiap perusahaan dapat menentukan target rasio utang (leverage) yang optimal. Rasio ini ditentukan berdasarkan perimbangan antara manfaat dan biaya kebangkrutan karena pemilikan hutang. Secara prinsip, perusahaan membutuhkan pendanaan ekuitas baru apabila rasio hutang perusahaan tersebut dibawah target. Perusahaan tidak akan mencapai nilai optimal apabila semua pendanaan adalah hutang atau jika tidak ada hutang sama sekali. Hutang menyebabkan perusahaan memperoleh manfaat pajak, sedangkan biaya kebangkrutan merupakan biaya administrasi, biaya hukum, biaya keagenan, dan biaya pengawasan untuk mencegah perusahaan mengalami kebangkrutan (Siregar:2005). Pecking Order Theory yang dikemukakan oleh Myers dan Maljuf (1984) yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan perusahaan memiliki suatu hierarki. Perusahaan akan lebih cenderung untuk menggunakan sumber pendanaan internal yaitu dari laba ditahan dan depresiasi terlebih dahulu, daripada dana eksternal dalam aktivitas pendanaan. Hanya jika perusahaan tidak memiliki dana internal yang memadai, maka dana eksternal akan dipilih sebagai alternatifnya. Jika dana eksternal dibutuhkan maka perusahaan akan lebih cenderung untuk menggunakan hutang daripada ekuitas (Siregar 2005).

Beberapa pengertian digunakan dalam penelitian sebagai variabel X berupa : Pertumbuhan Aktiva, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Risiko Bisnis, Dividen, dan Struktur Aktiva beserta hubungan antara keenam variabel bebas tersebut dengan variabel terikatnya sebagai Variabel Y yaitu : Leverqage 2.2 Hipotesis yang digunakan: Dari hubungan antara varabel X dan vaiabel Y yang telah ditentukan , maka hipotesis yang diajukan adalah : H1 : Pertumbuhan aktiva berpengaruh terhadap tingkat leverage. H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat leverage. H3 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap tingkat leverage. H4 : Resiko bisnis berpengaruh negatif terhadap tingkat leverage. H5 : Dividen berpengaruh positif terhadap tingkat leverage H6 : Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap tingkat leverage III. METODA PENELITIAN 3.1 Pemilihan Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Hasil pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel 1 berikut : Tabel 1 Hasil Pemilihan sampel No Keterangan 1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI secara konsisten dari tahun 2005-2007 2 Perusahaan tidak membagikan dividen secara konsisten 2005-2007 3 Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang asing 4 Perusahaan yang tidak memperoleh laba secara konsisten dari tahun 2005-2007 5 Total perusahaan sampel sebelum uji outlier 6 Total data yang dikeluarkan karena uji outlier 7 Total data yang digunakan dalam penelitian 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Perusahaan 140 (92) (3) (2) 43 Data 420 (276) (9) (6) 129 (11) 118

Pertumbuhan Aktiva menunjukan besarnya dana yang dialokasikan oleh perusahaan ke dalam aktivanya. Skala pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan skala rasio. Pertumbuhan Aktiva = Dimana, sebelumnya. total aktiva tahun berjalan, total aktiva tahun

Ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan natural logaritma (In) dari total aktiva. Ukuran Perusahaan = In (total aktiva) Profitabilitas adalah suatu ukuran kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Ukuran yang digunakan adalah rasio ROA (return on assets)yang bersakala rasio ROA =

Risiko Bisnis merupakan risiko perusahaan dalam memenuhi kebutuhan biaya operasionalnya (Gittman, 2003). Risiko bisnis diukur dengan menghitung fluktuasi laba bersih perusahaan. Risiko bisnis merupakan variabel yang berskala rasio. Risiko Bisnis = In (

Dividen merupakan bagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham dari laba yang diperoleh perusahaan (Siregar, 2005). Variabel dividen diproksikan dengan DPR (dividend payout ratio). Variabel ini juga berskala rasio. DPR =

Struktur Aktiva menggambarkan besarnya aktiva yang dapat dijaminkan perusahaan sebagai kolateral ketika perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak kreditur. Struktur aktiva merupakan variabel yang berskala rasio. FAR = Total Aktiva Tetap: total aktiva tetap pada tahun berjalan, Total Aktiva: total aktiva pada tahun berjalan. Leverage merupakan rasio yang menggambarkan berapa proporsi hutang yang digunakan perusahaan untuk membiayai aktivanya. Variabel ini berskala rasio. Leverage =

3.3 Metode Analisis Data Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji regresi berganda yang bertujuan untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Persamaan regresi yang digunakan adalah: Y= + + + + +e

Dalam hal ini Y leverage, X1 pertumbuhan aktiva, X2 ukuran perusahaan, X3 tingkat profitabilitas (ROA), X4 resiko bisnis, X5 dividen (DPR), X6 struktur aktiva.

IV. HASIL PENELITIAN Statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 2 statistik deskriptif Variabel LEVERAGE GROWTH SIZE ROA BSN_RISK DPR FAR Mean 0,1249 1,1337 27,8549 0,0862 24,1784 0,3851 0,3384 Std. Deviation 0,1122 0,1425 1,5152 0,0601 1,5998 0,1968 0,1711 Minimum 0,0036 -0,1354 24,4644 0,0043 20,7389 0,0360 0,0387 Maximum 0,4153 0,6436 31,7824 0,3061 28,3868 0,9350 0,8194

Hasil uji t pada penelitian ini adalah sebagai berikut Tabel 3 Hasil Pengujian Hipotesis Variabel konstanta GROWTH SIZE ROA BSN_RISK DPR FAR B -0,384 0,122 0,013 -0,400 0,002 -0,042 0,309 t -2,158 2,045 0,912 -2,589 0,177 -0,946 5,853 Sig. 0,033 0,043 0,364 0,011 0,860 0,346 0,000

Pertumbuhan aktiva (Growth) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, hasil penelitian atas variabel pertumbuhan aktiva menunjukan konsistensi terhadap Pecking Order Theory (POT). Dengan signifikan 0,043 hipotesis pertama ( pertumbuhan aktiva berpengaruh positif terhadap tingkat leverage) diterima.

Ukuran perusahaan (size) tidak berpengaruh terhadap srtuktur modal yang menunjukan konsistensi terhadap teori bahwa perusahaan perusahaan besar memiliki fleksibilitas untuk mengakses pasar modal untuk mendapatkan dana eksternal. Sesuai dengan POT perusahaan akan cenderung mendahulukan dana eksternal berupa hutang. Dengan nilai signifikan 0,364 maka hipotesis kedua ( ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat leverage ) tidak berhasil diterima.

Profitabilitas ( ROA ) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal yang menunjukan konsistensi terhadap POT, yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung mendahulukan pendanaan internal, dalam hal ini berupa laba ditahan. Dengan nilai signifikan 0,011 disimpulkan bahwa hipotesis ketiga ( profitabilitas berpengaruh negatif terhadap tingkat leverage ) diterima.

Resiko bisnis (Bsn_Risk ) tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hasil penelitian menunjukan inkonsistensi dengan teori yang ada. Hal ini dimungkinkan karena indikator dari resiko bisnis yang digunakan dalam penalitian ini adalah variabilitas dari laba operasional sedangkan resiko bisnis yang dihadapi oleh perusahaan merupakan suatu keadaan yang sulit untuk diukur secara pasti ( Harjanti dan Tandelilin 2007), proksi ini dinilai kurang tepat jika diaplikasikan pada perusahaan yang mengalami pertumbuhan laba operasi secara konstan. Dengan nilai signifikan 0,860, disimpulkan bahwa hipotesis keempat ( resiko bisnis berpengaruh terhadap tingkat leverege ) tidak berhasil diterima.

Dividen ( DPR ) tidak berpengaruh terhadap struktur modal (leverage). Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Paramu (2006 ) yang menyatakan bahwa pembagian dividen akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dan menimbulkan ekspektasi positif dari pasar, sehingga perusahaan mudah untuk menerbitkan sekuritas modal dan menurunkan leverage. Hal ini bertentangan dengan POT yang menyatakan perusahaan lebih memilih pendanaan eksternal berupa hutang. Teori yang lebih relevan adalah agency theory, yaitu dalam rangka menurunkan biaya keagenan, dapat dilakukan pengadaan hutang dan pembagian dividen dan dapt bersifat saling menggantikan (Tarjo 2005 ). Dengan nilai signifikan 0,346 disimpul-kan (dividen berpengaruh terhadap tingkat leverage) tidak berhasil diterima.

Struktur aktiva (FAR) memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal (leverage). Hal ini menjelaskan bahwa perusahaan dengan porsi aktiva tetap yang besar akan memiliki kemudahaan dalam pengadaan hutang. Hal ini sesuai dengan POT. Dengan nilai signifikan 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis keenam (struktur aktiva berpengruh positif terhadap tingkat leverage ) diterima.

V.

PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik simpulan bahwa pertumbuhan aktiva berpengaruh, Ukuran perusahaan (size) tidak berpengaruh, Profitabilitas (ROA) ber pengaruh negatif, Resiko bisnis (Bsn_Risk) tidak berpengaruh ,Dividen (DPR) tidak berpengaruh dan Struktur aktiva (FAR ) memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal (leverage). Sample perusahaan yang digunakan dalam penelitian terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sehingga kurang dapat digeneralisasi disamping . variabel independen yang digunakan yaitu growth, size, ROA, risiko bisnis (Bsn_risk),dividen (DPR), dan struktur aktiva (FAR) yang diduga berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan (leverage). Rekomendasi yang untuk penelitian selanjutnya adalah agar memperluas populasi penelitian tidak hanya perusahaan manufaktur saja, penggantian risiko bisnis dengan risiko sistematik yang di ukur dengan beta saham. selain menambah variabel variabel lain seperti free cash flow, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.

VI. ANALISIS 1. Meskipun telah menambah variabel dari 3 pada penelitian sebelumnya menjadi 6 variabel namun khusunya variabel Ukuran (Size) terhadap leverage justru menunjukkan hal yang bertolak belakang dimana sesungguhnya secara teoritis ukuran (size) perusahaan akan berpengaruh terhadap leverage, dan uji statistik membuktikan bahwa hal itu tidak terbukti. 2. Penambahan variabel independent berupa Resiko perusahaan maupun deviden secara empiris juga tidak dapat dibuktikan pengaruhnya walaupun memang resiko bisnis sangat sulit mencari ukurannya, namun sesungguhnya seharusnya DPR dapat dibuktikan bahwa ukuran itu akan berpengaruh terhadap leverage, hal ini disebabkan sampel yang dipergunakan tidak sesuai dengan harapan, data yang seharusnya ada adalah perusahaaan yang melakukan pembagian deviden. 3. Untuk penelitian selanjutnya dari sisi sample yang digunakan tidak hanya peusahaaan manufaktur saja namun harus lebih luas lagi ke perusahaan dagang dan jasa dengan kriteria yang tepat dalam artian perusahaan tesebut berada pada kondisi yang sehat. 4. Variabel lain dapat digunakan berkaitan dengan laverage dapat lebih bervariasi tidak hanya ROA namun dapat juga dipergunakan ROE, demikian juga free Cash flow dan rasio profitabilitas dan ratio lainnya yang mempengaruhi laverage.
7

You might also like