You are on page 1of 132

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR


CV. VIZAN FARM DAN CV. SEJAHTERA LOBSTER FARM

Oleh
FAISAL ERMIN
A14103062

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI


PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR
CV. VIZAN FARM DAN CV. SEJAHTERA LOBSTER FARM

Oleh:
FAISAL ERMIN
A14103062

Skripsi
Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian
pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

RINGKASAN
FAISAL ERMIN. Analisis Kelayakan Investasi Pengusahaan Lobster Air Tawar
di CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm. Dibawah bimbingan
RITA NURMALINA SURYANA.
Lobster air tawar merupakan udang yang menyerupai lobster air laut dan
mempunyai nilai ekonomis tinggi. Beberapa tahun terakhir ini peranan lobster air
tawar semakin penting, terutama sebagai salah satu sumber devisa negara. Pasar
ekspor lobster air tawar yang dapat diandalkan saat ini adalah Australia, Jepang,
Amerika, Malaysia dan Singapura. Kelebihan lobster air tawar jika dibandingkan
dengan udang windu diantaranya: (1) lobster air tawar dikenal lebih tahan
terhadap penyakit-penyakit udang-udangan yang ada seperti White Spot, (2)
lobster air tawar memiliki pertumbuhan yang relatif cepat, (3) lobster air tawar
mengandung lemak rendah (< 2%), selenium yang merupakan antioksidan untuk
menghindari penyakit jantung dan koroner, mempunyai sumber yodium, zink,
asam lemak omega 3, magnesium, kalsium dan fosfor, (4) lobster air tawar
memiliki tekstur daging yang kenyal dan rasa gurihnya melebihi lobster air laut.
Selain keempat faktor tersebut, warnanya yang menarik dan teknik budidaya yang
cukup sederhana, serta permodalan yang tidak terlalu besar, menjadikan
komoditas ini menjanjikan peluang bisnis yang baik sehingga layak untuk
dikembangkan
Prospek yang cerah dari usaha lobster air tawar ini telah menarik
masuknya perusahaan-perusahaan atau petani-petani ikan baru untuk ikut
mendapatkan keuntungan dari usaha produksi maupun pemasarannya. Beberapa
perusahaan yang baru mengembangkan usahanya ke bidang ini adalah CV. Vizan
Farm, melalui proyeknya di daerah Sawangan Kabupaten Depok, dan CV.
Sejahtera Lobster Farm di daerah Cikupa-Bogor.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Menganalisis kelayakan
investasi meliputi aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, dan aspek sosial,
(2) Menganalisis kelayakan finansial usaha budidaya lobster air tawar masingmasing pola usaha (pembenihan, pembesaran maupun pembenihan sampai dengan
pembesaran) dengan menggunakan beberapa kriteria kelayakan investasi seperti
NPV, IRR, payback period, rasio antara manfaat dan biaya (Net B/C), (3)
Menganalisis kepekaan usaha budidaya lobster air tawar terhadap perubahan
harga output, input dan kombinasi keduanya.
Penelitian untuk pembenihan lobster air tawar dilaksanakan di CV. Vizan
Farm yang berlokasi di Jl. Rapi Rt. 01 Rw. 05 Pondok Petir, Kelurahan Pondok
Petir kecamatan Sawangan, Depok. Sedangkan untuk pembesaran dilakukan di
CV. Sejahtera Lobster Farm yang berlokasi di Kampung Cikupa Rt 03 Rw 01
Desa Situ Daun Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi
penelitian dipilih secara sengaja (purposive). Pertimbangannya adalah karena
CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang usaha lobster air tawar yang dikenal di JABODETABEK.
Penelitian di lapang dilaksanakan pada bulan Maret-April 2007. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
yang diperoleh mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan selama umur proyek baik
biaya investasi, biaya operasional, biaya tetap, serta penerimaan selama masa satu

tahun usaha. Data-data tersebut digunakan untuk membuat proyeksi kelayakan


usaha budidaya lobster air tawar, baik dalam pembenihan, pembesaran maupun
gabungan antara keduanya. Sumber data ini diperoleh dari hasil wawancara
dengan pemilik. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur beberapa
skripsi, internet dan buku yang berkaitan dengan materi penelitian. Alat analisis
yang digunakan untuk mengevaluasi kelayakan finansial usaha ini adalah nilai
kriteria investasi yaitu NPV, Net B/C dan IRR. Tingkat diskonto yang digunakan
adalah 8,75 persen.
Pengusahaan Lobster Air Tawar dilatarbelakangi dengan melihat prospek
usaha lobster air tawar memiliki prospek yang bagus, dan para pemilik
mempunyai hobi terhadap komoditas perikanan. Lahan yang digunakan dalam
analisis finansial tersebut diasumsikan membeli. Modal yang digunakan untuk
melakukan pengusahaan Lobster Air Tawar, baik itu usaha pembenihan,
pembesaran adalah berasal dari modal sendiri.
Berdasarkan hasil kelayakan yang meliputi aspek pasar, aspek teknis,
aspek manajemen, aspek sosial, dan aspek finansial, pengusahaan lobster air tawar
layak untuk dilaksanakan. Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial, Pola
Usaha II lebih menguntungkan dari ketiga Pola Usaha. Hasil analisis switching
value yang dilakukan terhadap ketiga pola usaha yang dilakukan, menunjukkan
bahwa perubahan produksi dan harga output merupakan faktor yang paling peka
terhadap kelayakan usaha ini. Sedangkan perubahan terhadap faktor input
produksi yaitu pakan berupa pelet tidak terlalu berpengaruh terhadap kelayakan
usaha ketiga Pola Usaha yang dilakukan. Padahal, jika dilihat dari besarnya
kebutuhan pakan pelet terhadap total biaya operasional pada ketiga pola usaha
tersebut adalah lebih kurang 38 persen dari total biaya operasional. Kenaikan
harga pakan pelet tidak berpengaruh dikarenakan penerimaan pada tiap-tiap pola
jauh lebih besar jika dibandingkan biaya operasionalnya. Hal tersebutlah yang
menyebabkan kenaikan harga input pelet tidak terlalu berpengaruh.
Hasil penelitian kelayakan investasi pengusahaan Lobster Air Tawar, saran
yang dapat diajukan adalah antara lain : (1) Pola Usaha II yang merupakan usaha
pembesaran layak untuk dipilih, karena memiliki analisis kelayakan finansial yang
paling menguntungkan. (2) Dari analisis switcing value, perubahan output sangat
mempengaruhi kelayakan produksi, salah satunya dapat disebabkan oleh penyakit
yang paling banyak menyerang udang, yaitu white spot. Penyakit tersebut dapat
dihindarkan dengan cara selalu menjaga kondisi air dan memperhatikan debit air
yang masuk dan keluar harus secara teratur. (3) Dari analisis finansial dapat
diketahui bahwa ketiga pola usaha memiliki potensi yang layak untuk
dikembangkan. Oleh karena hal tersebut, kemungkinan akan banyak pengusaha
yang mengusahakan Lobster Air Tawar. Dan harga jual benih maupun konsumsi
Lobster Air Tawar akan mengalami penurunan, oleh karena itu para pengusaha
diharapkan dapat lebih mengefisienkan biaya dalam pemeliharaan agar diperoleh
keuntungan yang maksimal. (4) Karena diprediksi para pengusaha yang
mengusahakan Lobster Air Tawar tersebut akan semakin bertambah, pengusaha
perlu melakukan strategi pemasaran yang baik. Agar produksi yang dihasilkan
oleh pengusaha akan dapat terserap oleh pasar. (5) Untuk penelitian selanjutnya,
dalam melakukan analisis kelayakan finansial, perlu dilakukan perbandingan
tingkat kelayakan finansial berdasarkan sumber modal yang digunakan.

Judul Skripsi

: Analisis Kelayakan Investasi Pengusahaan Lobster Air Tawar


CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm.

Nama

: Faisal Ermin

NRP

: A14103062

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS


NIP. 131 685 542

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr


NIP. 131 124 019

Tanggal Lulus:

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL


ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGUSAHAAN LOBSTER AIR
TAWAR CV. VIZAN FARM DAN CV. SEJAHTERA LOBSTER FARM
BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU
LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK
TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG
BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH
PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG
DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Agustus 2007

Faisal Ermin
A14103062

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan kemudahan dalam proses penulisan skripsi ini. Skripsi
ini disusun sebagai syarat dalam meraih gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Skripsi yang berjudul Analisis Kelayakan Investasi Pengusahaan Lobster
Air Tawar CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm menggambarkan
pengusahaan Lobster Air Tawar dari beberapa pola pengusahaan seperti,
pembenihan, pembesaran, maupun kombinasi antara keduanya. Penulis pun tak
lupa menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ermin Moechtar dan Artawardeni, selaku orang tua penulis, Fauzi dan Fahmi
yang telah memberikan segala yang penulis perlukan selama proses belajar
dan mencurahkan motivasi, kasih sayang serta doa kepada penulis.
2. Dr. Ir. Rita Nurmalina Suryana, Ms atas saran-saran, bimbingan dan
kritikannya selama proses penelitian dan penulisan skripsi.
3. Dr. Iwan Riswandi, MS selaku dosen penguji utama yang telah memberikan
masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.
4. Faroby Falatehan, SP, ME selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah
memberikan masukan untuk penulisan skripsi yang lebih baik.
5. Fitri Nurdiyani yang telah memberikan motivasi, kasih sayang, waktu dan
kesabaran kepada penulis
6. Terimakasih kepada Pipin, Dedy, Tama, Panji, Arif, Juristama, Eko Restu,
Agung, Drajat, Epang, Giri, Dodo, Sahat, Anindito, Pramudia, Fuad, Singkek,

Nurikhsan, Medi, Jujung, Alaya, Indra, Iis, Astrid, dan Synthe atas bantuan
dan dukungannya selama proses seminar dan sidang.
7. Teman-teman satu bimbingan (Rosma, Adan, Gilda, dan Tria), terima kasih
atas semangat yang telah diberikan.
8. Rekan-rekan Agribisnis 39, 40 dan 41 atas persahabatan dan pertemanannya,
semoga tali silaturahmi kita tetap terjalin dengan erat.
9. Bapak Sugeng dan Bapak Tantri atas kemudahan dan seluruh informasi yang
telah diberikan.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran kepada semua pihak
untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang memerlukan.

Bogor, Agustus 2007

Faisal Ermin

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, 8 Agustus 1985 sebagai anak tertua dari tiga
bersaudara pasangan Ermin Moechtar dan Artawardeni. Penulis menyelesaikan
pendidikan dasar di SDN Mojoroto VI Kediri pada tahun 1996. kemudian penulis
melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 4 Kediri. Pada tahun 2000 penulis
melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 3 Banda Aceh dan lulus pada tahun 2003.
Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi
Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di organisasi intra kampus Unit
Kegiatan Mahasiswa CENTURY (Center of Entrepreunership Development for
Youth) dan menjabat sebagai Ketua Divisi Kewirausahaan periode 2005-2007.
Penulis juga aktif pada organisasi ekstra kampus yaitu Himpunan Mahasiswa
Aceh sebagai Ketua Divisi Kewirausahaan periode 2005-2006. Selain itu, penulis
pun pernah menjabat sebagai Ketua Divisi Kewirausahaan MISETA periode
2006-2007.
Beberapa prestasi yang telah berhasil diukir selama masa perkuliahan
diantaranya adalah Finalis Lomba Pembuatan Bisnis Plan di ITB (2007), Finalis
Lomba Inovasi Teknologi Lingkungan di Surabaya (2007).

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I

PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................5
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................8


2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar ...........................................................8
2.2 Analisis Usaha Lobster Air Tawar ..................................................9
2.3 Penelitian Terdahulu .....................................................................10

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................14


3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................14
3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi ................................................14
3.1.2 Analisis Finansial .................................................................18
3.1.3 Analisis Switching Value ......................................................21
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional .................................................22

BAB IV

METODE PENELITIAN .................................................................27


4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................27
4.2 Jenis Data dan Sumber Data .........................................................27
4.3 Pengolahan dan Analisis Data .......................................................28
4.4 Analisis Kelayakan Investasi ........................................................28
4.5 Analisis Switching Value ...............................................................30
4.6 Asumsi Dasar yang Digunakan .....................................................31

BAB V

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...........................................33


5.1 Sejarah dan Perkembangan CV. Vizan Farm ................................33
5.2 Sejarah dan Perkembangan CV. Sejahtera Lobster Farm ..............34

BAB VI

ANALISIS ASPEK TEKNIS, ASPEK PASAR,


ASPEK MANAJEMEN DAN ASPEK SOSIAL .............................36
6.1 Kelompok Pola Usaha Lobster Air Tawar ....................................36
6.2 Aspek Teknis Pemeliharaan Lobster Air Tawar ...........................37
6.2.1 Gambaran Umum Lingkungan Usaha Budidaya ..................37
6.2.2 Keragaan Usaha Pembenihan Lobster Air Tawar .................39
6.2.3 Keragaan Usaha Pembesaran Lobster Air Tawar .................48

6.2.4 Hasil Analisis Aspek Teknis .................................................51


6.3 Aspek Pasar Lobster Air Tawar ....................................................52
6.3.1 Aspek Pasar Pola Usaha I .....................................................52
6.3.2 Aspek Pasar Pola Usaha II ....................................................53
6.3.3 Hasil Analisis Aspek Pasar ...................................................55
6.4 Aspek Manajemen ..........................................................................55
6.5 Aspek Sosial ...................................................................................56
BAB VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA
LOBSTER AIR TAWAR .................................................................58
7.1 Analisis Kelayakan Finansial Pola Usaha I ..................................58
7.1.1 Arus Penerimaan (Inflow) .....................................................58
7.1.2 Arus Pengeluaran (Outflow)..................................................60
7.1.3 Kelayakan Finansial Pola Usaha I.........................................64
7.1.4 Analisis Switching Value.......................................................65
7.2 Analisis Kelayakan Finansial Pola Usaha II .................................66
7.2.1 Arus Penerimaan (Inflow) .....................................................66
7.2.2 Arus Pengeluaran (Outflow)..................................................68
7.2.3 Kelayakan Finansial Pola Usaha II .......................................72
7.2.4 Analisis Switching Value.......................................................73
7.3 Analisis Kelayakan Finansial Pola Usaha III .................................73
7.3.1 Arus Penerimaan (Inflow) .....................................................74
7.3.2 Arus Pengeluaran (Outflow)..................................................78
7.3.3 Kelayakan Finansial Pola Usaha III ......................................83
7.3.4 Analisis Switching Value.......................................................83
7.4 Perbandingan Kelayakan Usaha Berdasarkan
Ketiga Pola Usaha yang Dilakukan ...............................................84
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................87
8.1 Kesimpulan ...................................................................................87
8.2 Saran ..............................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................89
LAMPIRAN ........................................................................................................91

viii

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1.

Alur Pemikiran Operasional.......................................................................26

2.

Alur Proses Persiapan Kolam Tempat Pembenihan ..................................41

3.

Alur Proses Produksi Pembenihan Lobster Air Tawar .............................47

4.

Alur Proses Persiapan KolamTempat Pembesaran ....................................49

5.

Saluran Pemasaran Benih Lobster Air Tawar ...........................................53

6.

Saluran Pemasaran Lobster Air Tawar konsumsi ......................................55

7.

Struktur Organisasi ....................................................................................56

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1.

Jadwal Kegiatan Usaha Lobster Air Tawar ...............................................91

2.

Cashflow Pola Usaha I ...............................................................................94

3.

Laporan Rugi Laba Pola Usaha I ...............................................................95

4.

Cashflow Pola Usaha II .............................................................................96

5.

Laporan Rugi Laba Pola Usaha II .............................................................97

6.

Cashflow Pola usaha III .............................................................................98

7.

Laporan Rugi Laba Pola Usaha III ............................................................99

8.

Cashflow Switching Value Pola Usaha I terhadap Penurunan Produksi


Sebesar 22,15 % .....................................................................................100

9.

Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha I terhadap Penurunan


Produksi Sebesar 22,15 % .......................................................................101

10.

Cashflow Switching Value Pola Usaha II terhadap Penurunan Produksi


Sebesar 22,35 % ......................................................................................102

11.

Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha II terhadap Penurunan


Produksi Sebesar 22,35 % .......................................................................103

12.

Cashflow Switching Value Pola Usaha III terhadap Penurunan Produksi


Sebesar 22,33 % ......................................................................................104

13.

Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha III terhadap Penurunan
Produksi Sebesar 22,33 % .......................................................................105

14.

Cashflow Switching Value Pola Usaha I terhadap Peningkatan Harga


Pakan (Pelet) Sebesar 335,30 % .............................................................106

15.

Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha I terhadap Peningkatan


Harga Pakan (Pelet) Sebesar 335,30 % ..................................................107

16.

Cashflow Switching Value Pola Usaha II terhadap Peningkatan Harga


Pakan (Pelet) Sebesar 380,78 % ..............................................................108

17.

Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha II terhadap Peningkatan


Harga Pakan (Pelet) Sebesar 380,78 % ..................................................109

18.

Cashflow Switching Value Pola Usaha III terhadap Peningkatan Harga


Pakan (Pelet) Sebesar 348,60 % ..............................................................110

19.

Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha III terhadap Peningkatan
Harga Pakan (Pelet) Sebesar 348,60 % ..................................................111

20.

Cashflow Switching Value Pola Usaha I terhadap Penurunan Harga


Output Sebesar 22,15 % ..........................................................................112

xii

21.

Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha I terhadap Penurunan


Harga Output Sebesar 22,15 %................................................................113

22.

Cashflow Switching Value Pola Usaha II terhadap Penurunan Harga


Output Sebesar 22,35 % ..........................................................................114

23.

Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha II terhadap Penurunan


Harga Output Sebesar 22,35 %................................................................115

24.

Cashflow Switching Value Pola Usaha III terhadap Penurunan Harga


Output Sebesar 22,33 % ..........................................................................116

25.

Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha II terhadap Penurunan


Harga Output Sebesar 22,33 %................................................................117

xiii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam konsep agribisnis, sub sektor perikanan termasuk ke dalam sektor
pertanian. Peran sub sektor perikanan dalam pembangunan nasional sangatlah
penting, diantaranya adalah sebagai penyedia bahan pangan hewani, penyedia
bahan baku untuk mendukung agroindustri, peningkatan devisa melalui ekspor
perikanan, penyedia kesempatan kerja dan berusaha, peningkatan pelestarian
sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup (Direktorat Jendral Perikanan,
1993).
Indonesia memiliki sumberdaya perikanan yang sangat besar dan kaya akan
biota-biota yang bernilai ekonomis baik di wilayah perairan tawar (darat), dan
perairan laut. Potensi sumberdaya perikanan di perairan tawar meliputi
keanekaragaman jenis (plasma nutfah) ikan dan lahan perikanan. Di perairan
tawar Indonesia terdapat sekitar 655 jenis ikan asli. Dari seluruh jenis ikan asli
tersebut 160 jenis tergolong ikan bernilai ekonomis penting dan 13 jenis ikan
diantaranya telah dibudidayakan (Rukmana, 1997).
Pembangunan perikanan Indonesia dapat dikelompokan dalam dua kategori
yaitu perikanan laut dan perikanan darat termasuk di dalamnya kegiatan
penangkapan dan kegiatan budidaya ikan. Keanekaragaman jenis (plasma nutfah)
ikan memberi peluang besar dalam kegiatan budidaya perikanan air tawar, baik
usaha perikanan tangkap di perairan umum (waduk, danau dan sungai) maupun
usaha budidaya ikan dikolam dan sawah (mina padi). Adapun potensi hasil
perikanan Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.

Produksi Perikanan Budidaya Menurut Jenis Budidaya 2000-2005


(ton)

Sub sektor
Budidaya Laut
Budidaya Tambak
Budidaya Kolam
Budidaya Keramba
Budidaya Jaring
Apung
Budidaya sawah
Sumber:

2000
2001
2002
2003
2004
2005
197 114 221 010 234 859 249 242 420 919 890 074
430 017 454 710 473 128 501 977 559 612 643 975
214 393 222 790 254 625 281 262 286 182 331 962
25 773
39 340
40 742
40 304
53 695
67 889
34 602
93 063

40 710
98 190

47 172
86 627

57 628
93 779

62 371 109 421


85 831 120 353

Statistik Perikanan Indonesia, 2005

Udang sebagai salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis,


menjadi komoditas unggulan ekspor bagi pemerintah dalam rangka meningkatkan
pemasukan devisa negara melalui sektor non migas. Berdasarkan Tabel 2,
persentase nilai ekspor udang terhadap total nilai ekspor komoditas hasil
perikanan tergolong stabil walaupun menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2003 meskipun persentase nilai ekspor udang terhadap total nilai
komoditi perikanan mengalami penurunan sebesar 1,28 persen namun nilai ekspor
udang mengalami peningkatan sebesar 1,63 persen. Meskipun pada tahun
selanjutnya nilai ekspor komoditas ini mengalami penurunan, namun potensi
pengembangan ini masih besar. Hal ini terlihat dari pangsa ekspor komoditas ini
terhadap total ekspor perikanan masih di atas 50 persen.
Tabel 2.
Tahun
2002
2003
2004

Nilai Ekspor Udang Terhadap


Perikanan 2002-2004 (US$)
Nilai Ekspor Udang
836 563 280
850 222 203
810 905 190

Total Ekspor Komoditas

Total ekspor komoditas perikanan


1 570 353 113
1 635 167 850
1 611 855 014

%
53,27
51,99
50,31

Sumber: Statistik Perikanan Indonesia, 2004

Salah satu komoditas yang termasuk dalam ekspor tersebut adalah lobster
air tawar. Lobster air tawar merupakan udang yang menyerupai lobster air laut
dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Beberapa tahun terakhir ini peranan lobster

air tawar semakin penting, terutama sebagai salah satu sumber devisa negara.
Pasar ekspor lobster air tawar yang dapat diandalkan saat ini adalah Australia,
Jepang, Amerika, Malaysia dan Singapura 1 .
Permintaan pasar akan lobster air tawar terus menunjukkan perkembangan.
Banyak kolam-kolam yang tadinya diisi dengan udang windu kini diganti dengan
lobster air tawar. Trend tersebut dikarenakan beberapa kelebihan yang dimiliki
oleh lobster air tawar. Kelebihan lobster air tawar jika dibandingkan dengan
udang windu diantaranya: (1) lobster air tawar dikenal lebih tahan terhadap
penyakit-penyakit udang- udangan yang ada seperti White Spot, (2) lobster air
tawar memiliki pertumbuhan yang relatif cepat, (3) lobster air tawar mengandung
lemak rendah (< 2 persen ), selenium yang merupakan antioksidan untuk
menghindari penyakit jantung dan koroner, mempunyai sumber yodium, zink,
asam lemak omega 3, magnesium, kalsium dan fosfor, (4) lobster air tawar
memiliki tekstur daging yang kenyal dan rasa gurihnya melebihi lobster air laut.
Selain keempat faktor tersebut, warnanya yang menarik dan teknik budidaya yang
cukup sederhana, serta permodalan yang tidak terlalu besar, menjadikan
komoditas ini menjanjikan peluang bisnis yang baik sehingga layak untuk
dikembangkan2 .

1
2

Informasi diperoleh dari web-site www.jogjalobster.com, diakses tanggal 11 Februari 2007.


Informasi diperoleh dari web-site www.jogjalobster.com, diakses tanggal 11 Februari 2007.

Pada sisi harga, harga lobster air tawar juga cukup menjanjikan. Harga
lobster siap konsumsi yang berusia sekitar tujuh bulan berkisar diantara
Rp 200 000-Rp 300 000 per kilogram. Satu kilogram berisi sepuluh ekor hingga
15 ekor lobster 3 .
Budidaya lobster air tawar di Indonesia telah dirintis oleh para pencinta
dan petani ikan, tetapi belum dilakukan secara besar-besaran. Potensi budidaya
lobster air tawar di Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal, padahal iklim
Indonesia sesuai untuk pertumbuhan lobster air tawar. Lobster ini merupakan
komoditas perikanan yang perlu dikembangkan karena bernilai ekonomis tinggi.
Permintaan lobster air tawar yang semakin meningkat baik didalam maupun luar
negeri belum dapat dipenuhi, karena pembudidayaan lobster yang belum
berkembang4 .
Peluang untuk meningkatkan produksi lobster air tawar sangat terbuka
luas, mengingat bahwa : (1) usaha budidaya dapat dilakukan dengan teknologi
sederhana, (2) usaha budid aya tidak memerlukan modal yang besar dan dapat
dilakukan di kolam-kolam kecil maupun akuarium, (3) kondisi iklim dan sumber
pakan alami tersedia di alam, dan (4 ) pasarnya sangat baik 5 . Oleh karena itu
pengembangan usaha budidaya lobster air tawar ini merupakan salah satu
alternatif dalam membantu meningkatkan pendapatan masyarakat.

Kompas.
2007.
Permintaan
Lobster
Air
Tawar
di
Sumut
Meningkat.
www.kompas.com/kompas-cetak, diakses tanggal 11 Februari 2007.
4
Adijaya, Dian et al. Usaha Lobster Air Tawar Sungguh Menjanjikan. www.trubusonline.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=5, diakses tanggal 11 Februari 2007.
5
Adijaya, Dian et al. Usaha Lobster Air Tawar Sungguh Menjanjikan. www.trubusonline.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=5, diakses tanggal 11 Februari 2007

1.2 Perumusan Masalah


Usaha di bidang budidaya lobster air tawar sangat potensial dan
diperkirakan akan semakin berkembang. Tingkat permintaan lobster air tawar baik
di dalam maupun luar negeri yang terus meningkat menunjukkan peluang pasar
yang cukup besar.
Prospek yang cerah dari usaha lobster air tawar ini telah menarik
masuknya perusahaan-perusahaan atau petani-petani ikan baru untuk ikut
mendapatkan keuntungan dari usaha produksi maupun pemasarannya. Beberapa
perusahaan yang baru mengembangkan usahanya ke bidang ini adalah CV. Vizan
Farm, melalui proyeknya di daerah Sawangan Kabupaten Depok, dan CV.
Sejahtera Lobster Farm di daerah Cikupa-Bogor.
CV. Vizan Farm merupakan perusahaan pembenihan di bidang lobster air
tawar dan CV. Sejahtera Lobster Farm merupakan perusahaan pembesaran di
bidang lobster air tawar. Jenis lobster air tawar yang di produksi yaitu Cherax
quadricaritus. Produksi yang dihasilkan oleh CV. Vizan Farm dijual ke peternakpeternak lobster air tawar untuk di besarkan dan ke pedagang ikan hias, dan
produksi CV. Sejahtera Lobster Farm akan dijual seluruhnya kepada pedagang
pengumpul.
Kedua perusahaan tersebut hingga saat ini masih beroperasi, namun kedua
perusahaan tersebut memulai usahanya tanpa melakukan suatu analisis yang
mendalam mengenai kelayakan investasi lobster air tawar 6 . Padahal dalam
memulai suatu usaha, studi kelayakan usaha sangatlah penting untuk dilakukan

Hasil wawancara dengan pemilik pada tanggal 20 Maret 2007

sebagai bentuk antisipasi akan kerugian yang dapat ditimbulkan di masa


mendatang.
Menurut Gittinger (1996), suatu proyek seringkali meliputi porsi ruang
lingkup yang sangat luas sehingga disusun secara kurang cermat. Hal ini dapat
menimbulkan kerugian dalam jumlah yang sangat besar, sehingga batasan-batasan
kegiatan beserta biaya dan manfaat perlu ditinjau dalam memulai suatu usaha,
dalam hal ini adalah pengusahaan lobster air tawar.
Oleh karena itu permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini
adalah apakah pengusahaan lobster air tawar, baik itu pembenihan, pembesaran
maupun gabungan antara keduanya memiliki kelayakan investasi. Sehingga
penelitian ini dapat menjadi suatu gambaran dalam memulai usaha.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis kelayakan aspek teknis, aspek pasar, aspek manajeme n, dan
aspek sosial.
2. Menganalisis kelayakan finansial usaha budidaya lobster air tawar masingmasing pola usaha (pembenihan, pembesaran maupun pembenihan sampai
dengan pembesaran) dengan menggunakan beberapa kriteria kelayakan
investasi seperti NPV, IRR, payback period, rasio antara manfaat dan biaya
(Net B/C).
3. Menganalisis kepekaan usaha budidaya lobster air tawar terhadap perubahan
harga output, input dan kombinasi keduanya.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi


bagi CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm, sekaligus memberikan
gambaran usaha budidaya lobster air tawar kepada masyarakat khususnya petani
dan pengusaha sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memulai usaha
ini. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi
penelitian-penelitian selanjutnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar


Lobster air tawar termasuk ke dalam keluarga parastacidae. Salah satu
lobster ini dikenal dengan sebutan lobster air tawar capit merah, karena pada
kedua capitnya terdapat warna merah.
Berdasarkan Holthuis (1950) dan Meririck (1993), lobster air tawar
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Anthropoda

Kelas

: Crustacea

Ordo

: Decapoda

Famili

: Parastacidae

Genus

: Cherax

Spesies

: Cherax quadricarinatus

Nama Lokal : Lobster air tawar capit merah


Genus Cherax adalah krustasea air tawar yang mempunyai bentuk seperti
lobster, karena memiliki capit yang besar dan kokoh, serta rostrum berbentuk
segitiga yang meruncing (Holdich dan Lowery, 1981). Lobster air tawar dikenal
dengan sebutan red claw atau biasa juga disebut Yabby Queensland Utara, karena
lobster air tawar dewasa jenis ini memiliki warna merah pada capit bagian
luarnya, khususnya pada lobster air tawar jantan. Umumnya dijumpai di sungaisungai di Diving Range. Lobster air tawar dengan warna dasar hijau coklat ini, di
daerah asalnya merupakan makanan penduduk setempat.

Lobster air tawar biasa dijumpai di perairan sungai, danau, dan rawa.
Seperti halnya krustasea yang lain, yakni kepiting atau udang windu, lobster air
tawar memiliki kerangka pelindung tubuh terdiri dari kerangka luar yang keras
(cangkang). Cangkang ini secara berkala harus diganti (moulting) sejalan dengan
pertumbuhan, karena rangka tersebut bersifat kaku dan tidak bisa ikut membesar.
Cangkang berfungsi untuk melindungi diri dari pemangsa atau bahkan dari
kelompok sendiri.
Tubuh lobster air tawar sendiri dari dua bagian, yaitu bagian kepala
dengan dada atau toraks (disebut sebagai cephalothorax) dan abdomen.
Cephalothorax secara keseluruhan dilingkupi oleh cangkang yang disebut sebagai
karapas. Bagian abdomennya terdiri dari enam ruas dan sebuah ekor berbentuk
kipas.

2.2 Analisis Usaha Lobster Air Tawar


Dalam analisis usaha lobster air tawar, komponen yang digunakan adalah
investasi, biaya operasional, penerimaan usaha serta pendapatan yang diperoleh
dari usaha budidaya lobster air tawar. Penerimaan adalah hasil perkalian dari
jumlah produksi total dan harga satuan, sedangkan pengeluaran dimaksudkan
sebagai nilai pengeluaran sumber-sumber untuk mendapatkan manfaat sumbersumber tersebut sebagian atau seluruhnya dapat dianggap sebagai barang-barang
konsumsi yang dikorbankan dari penggunaan masa sekarang untuk memperoleh
manfaat (Gitingger, 1996).
Tujuan dari kegiatan usaha, baik pemerintah maupun swasta yaitu mencari
laba atas investasi dan mempertahankan lajunya atau kelanggengan perusahaan.

10

Keberhasilan suatu usaha budidaya tergantung pada kemampuan manajemen


perusahaan dalam mengatur biaya produksi dan penerimaan yang melibatkan
aspek keteknikan dan ekonomi dalam analisis finansial (Gitingger, 1996).

2.3 Penelitian Terdahulu


Penelitian mengenai kelayakan budidaya udang pernah dilakukan oleh
beberapa peneliti sebelumnya. Namun jenis komoditi udang yang diteliti adalah
udang windu dan ikan gurame, bukan lobster air tawar. Hal ini dikarenakan jenis
udang windu dan ikan gurame sudah terlebih dahulu populer di kalangan
pengekspor.
Yaser (2002) mengadakan penelitian komoditas perikanan, yaitu Analsis
Kelayakan Finanisal Usaha Pemeliharaan Ikan Gurame Di Desa Purwasari
Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pola usaha yang paling menguntungkan antara pola usaha I (pembenihan ikan
gurame), pola usaha II (pendederan ikan gurame), dan pola usaha III (pembesaran
ikan gurame), sedangkan pola usaha IV adalah pola rancangan alternatif yang
dapat dikembangkan di Desa Purwasari (dari pembenihan hinga pembesaran).
Mengevaluasi kelayakan finansial usaha ini adalah nilai kriteria investasi yaitu
NPV, Net B/C, dan IRR. Tingkat diskonto yang digunaka adalah 18 persen, dan
melakukan analisis sensitivitas. Berdasarkan hasil analisis investasi, keempat pola
usaha menunjukan kelayakan untuk diusahakan. Pola Usaha I menghasilkan NPV
sebesar Rp 1 159 348,50, IRR adalah 39 persen, Net B/C 1,48 dan payback period
3,09 tahun. Pola Usaha II memperoleh NPV sebesar Rp 6 771 987, IRR adalah
70persen, Net B/C 3,40 dan payback period 2,09 tahun. Sedangkan Pola Usaha III

11

menghasilkan NPV sebesar Rp 10 984 445,50, IRR adalah 76 persen, Net B/C
1,95 dan payback period

1,08 tahun. Pola usaha IV sebagai pola rancangan

alternatif menghasilkan NPV sebesar Rp 13 164 950, IRR adalah 94 persen; Net
B/C 2,56 dan payback period 1,05 tahun.
Hasil analisis kelayakan finansial dengan menggunakan beberapa kriteria
investasi, semua pola usaha ikan gurame yang dilakukan di daerah penelitian,
termasuk di dalamnya pola usaha IV layak untuk dilakukan, tapi yang paling
menguntungkan dan layak untuk dilakukan adalah pola usaha IV. Hal tersebut
terlihat pada NPV, IRR, Net B/C, dan IRR yang lebih besar diantara beberapa
pola usaha lainnya.
Hasil analisis switching value yang dilakukan terhadap keempat pola
usaha yang dilakukan, menunjukan bahwa perubahan produksi dan harga output
merupakan faktor yang sangat peka terhadap kelayakan usaha ini. Sedangkan
perubahan terhadap faktor input produksi yaitu pakan tidak terlalu berpengaruh
terhadap kelayakan usaha keempat pola usaha yang dilakukan, terlebih dengan
pola usaha I karena pakan (pelet) yang digunakan tidak terlalu banyak, yaitu
hanya digunakan sebagai pakan tambahan pada saat pemeliharaan induk,
sedangkan pakan utama yang digunakan untuk benih adalah cacing sutera yang
harganya tidak terlalu mahal.
Pola yang digunakan oleh peneliti saat ini, hampir sama dengan pola yang
dilakukan oleh peneliti terdahulu, bedanya pada komoditas yang diusahakan dan
skala usaha.

12

Sulfuad (1998) melakukan penelitian pada usaha tambak udang dengan


pola kemitraan di PT. Triasta Citarate, Desa Gunug Batu, Kecamatan Ciracap,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Analisis yang dilakukan meliputi analisis
usaha dengan menggunakan R-C ratio dan analisis kelayakan finansial dengan
menggunakan kriteria investasi NPV, Net B/C ratio, dan IRR.
Hasil analisis usaha berdasarkan data riil pada saat panen menunjukan
keuntungan sebesar Rp 62 128 280 per musim tanam dan R-C ratio 1,08. dari
hasil analisis kelayakan diperoleh nilai NPV sebesar Rp 162 237 947, Net B/C
ratio 2,04 dan IRR 199,49 persen. Hal ini menunjukan bahwa usaha pembesaran
udang tersebut layak dilaksanakan. Penerimaan minimum yang harus diperoleh
perusahaan untuk mencapai titik impas Rp 5 786 161.947 dan produksi minimum
yang harus diperoleh perusahaan untuk mencapai titik impas adalah 184 861,61
kg. Berdasarkan analisis sensitivitas terhadap penurunan nilai SR (survival rate)
udang sebesar 10 persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp( 91 588 788,85); nilai
Net B/C ratio 0,51 dan nilai IRR berdasarkan perhitungan tidak dapat ditentukan.
Nilai di atas menunjukan bahwa apabila terjadi penurunan SR sebesar 10 persen
akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan dan usaha tidak layak utnuk
diteruskan.
Sari (1997) mengadakan penelitian pada PT. Ika Nusa Fishtama di
Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, Propinsi Lampung. Dalam
menganalisis proyek pengembangan usaha tambak udang digunakan kriteria
investasi NPV, Net B/C dan IRR. Selain itu juga dilakukan analisis terhadap
sensitivitas usaha terhadap kemungkinan terjadinya perubahan harga input
maupun harga output.

13

Hasil analisis diperoleh nilai NPV sebesar Rp 4 884 762.372, Net B/C
ratio 2,90 dan IRR 55,38. hal ini menunjukan bahwa pengembangan tambak
udang yang direncanakan oleh PT. Ika Nusa Fishtama ini menguntungkan dan
layak untuk dilaksanakan. Analisis sensitivitas terhadap kenaikan harga benur
9,14 persen diperoleh NPV sebesar Rp 3 834 027 935, IRR 50,68 dan Net B/C
ratio 2,63. Sedangkan apabila terjadi penurunan harga udang sebesar 3,05 persen
diperoleh nilai NPV Rp 4 393 831 656, IRR 54,93 persen dan Net B/C 2,87. Hasil
analisis sensitivitas menunjukan bahwa kenaikan harga benur 9,14 persen dan
penurunan harga udang 3,05 persen tidak terlalu mempengaruhi permintaan
perusahaan.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis


3.1.1

Analisis Kelayakan Investasi


Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-

sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit) atau suatu aktivitas ya ng


mengeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil (return) di waktu
yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan
sebagai satu unit (Kadariah et al., 1999). Proyek pertanian adalah kegiatan usaha
yang rumit karena menggunakan sumberdaya-sumberdaya untuk memperoleh
keuntungan dan manfaat. Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan
uang/biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan
wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembia yaan dan
pelaksanaan dalam satu unit. Perencanaan pembangunan yang baik membutuhkan
proyek-proyek yang baik pula, dan demikian juga proyek yang baik membutuhkan
perencanaan yang baik (Gittinger, 1996)
Menurut Gittinger (1996),

maksud

analisis

proyek

ialah

untuk

memperbaiki pemilihan investasi. Karena sumber-sumber yang tersedia bagi


pembangunan ialah terbatas, maka perlu sekali diadakan pemilihan antara
berbagai macam proyek. Kesalahan dalam memilih proyek dapat mengakibatkan
pengorbanan terhadap sumber-sumber yang langka. Untuk sebagian besar
kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian, persiapan pelaksanaan proyek secara
cermat merupakan cara-cara yang terbaik yang dapat dilakukan untuk menjamin

15

terpakainya dana-dana kapital secara ekonomis, efisien dan untuk memungkinkan


pelaksanaan proyek secara tepat menurut waktu atau jadwal.
Proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan
sumberdaya-sumberdaya untuk memperoleh keuntungan atau manfaat. Kerangka
proyek sangat cocok untuk proyek-proyek jenis produksi dengan investasi yang
secara jelas dibatasi dan penentuan biaya-biaya dan manfaat- manfaat secara
mudah, sebagaimana terdapat pada proyek-proyek pertanian. Tujuan utama
dilakukan studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran
investasi yang memakan dana relatif besar yang ternyata justru tidak memberikan
keuntungan secara ekonomi. Manfaat yang diharapkan dari dilakukannya studi
kelayakan proyek adalah memberikan masukan informasi kepada pengambil
keputusan dalam rangka untuk memutuskan dan menilai alternatif proyek
investasi yang akan dilakukan.
Faktor yang menyebabkan kegagalan suatu proyek investasi dapat
digolongkan menjadi tiga kategori yakni kesalahan dalam memutuskan dan
menilai alternatif investasi, kesalahan dalam pengelolaan setelah proyek berjalan,
faktor yang sulit untuk dikendalikan seperti kondisi ekonomi, lingkungan yang
berubah, politik, sosial (Suratman, 2002). Investasi atau penanaman modal
didalam perusahaan tidak lain adalah menyangkut penggunaan sumber-sumber
yang diharapkan akan memberikan imbalan (pengembalian) yang menguntungkan
di masa yang akan datang. Apapun investasi yang dilakukan diperlukan studi
kelayakan meskipun intensitasnya berbeda. Hal ini mengingat masa mendatang
yang penuh ketidakpastian.

16

Kelayakan investasi dalam suatu usaha dapat ditinjau dari berbagai aspek.
Diantaranya dari aspek pasar, teknis, manejemen, dan sosial selain tentunya perlu
dilihat pula kelayakannya secara finansial.
a. Aspek Pasar
Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang
diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu bauran
pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat-alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di
pasar sasaran. Alat-alat itu diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang luas
yang disebut empat P dalam pemasaran yaitu produk (product), harga (price),
tempat (place), dan promosi (promotion). Empat P menggambarkan pandangan
penjual tentang alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi
pembeli. (Kotler, 2004).

b. Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses
pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiaannya setelah proyek
tersebut selesai dibangun (Husnan dan Muhammad, 2000). Aspek teknis meliputi
evaluasi tentang input dan output dari barang dan jasa yang akan diperlukan dan
diproduksi oleh proyek (Kadariah et al., 1999). Hal yang perlu mendapat
perhatian utama pada aspek teknis adalah lokasi proyek, skala operasi/ luas
produksi, pemilihan mesin, proses produksi, dan jenis teknologi yang digunakan.
Variabel utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi proyek adalah

17

ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air,
penyediaan tenaga kerja, fasilitas transportasi (Husnan dan Muhammad, 2000).
Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan
output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Kerangka harus
dibuat secara jelas agar analisis secara teknis dapat dilakukan secara teliti
(Gittinger, 1996).

c. Aspek Manajemen
Aspek ini membicarakan tentang bagaimana merencanakan pengelolaan
proyek dalam operasinya nanti. Hal ini diperhatikan dalam aspek ini adalah
bentuk badan usaha yang digunakan, jenis pekerjaan yang diperlukan agar usaha
dapat berjalan dengan lancar, persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk
menjalankan pekerjaan tersebut, struktur organisasi yang digunakan, penyediaan
tenaga kerja yang dibutuhkan (Husnan dan Muhammad, 2000). Aspek ini
menyangkut kemampuan staf proyek untuk menjalankan administrasi aktivitas
dalam ukuran besar (large scale activities). Keahlian manajemen hanya dapat
dievaluasi secara subyektif, tetapi meskipun demikian, kalau hal ini tidak
mendapat perhatian yang khusus, maka banyaklah kemungkinan terjadi
pengambilan keputusan yang kurang realistis dalam proyek yang direncanakan
(Kadariah et al., 1999).

18

d. Aspek Sosial
Analisis proyek dipandang bukan hanya dari sudut pandang perusahaan yang
akan melaksanakan proyek tersebut, tetapi juga harus memperhatikan dampak
yang ditimbulkan dan pengaruhnya terhadap lingkungan, masyarakat, dan negara.
Oleh karena itu, usaha budidaya lobster air tawar akan memberikan beberapa
dampak terhadap lingkunga n, masyarakat dan negara.

3.1.2

Analisis Finansial
Analisis finansial merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk

melakukan analisis proyek. Analisis finansial adalah analisis yang melihat proyek
dari sudut pandang individu yang secara langsung terlibat dalam proyek
(Gray et al., 1997). Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan
antara biaya-biaya dengan manfaat (benefit) untuk menentukan apakah suatu
proyek akan menguntungkan selama umur proyek (Gittinger, 1996).
Dalam analisis finansial, proyek dilihat dari sudut badan-badan atau orangorang yang menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung
dalam proyek. Dalam analisis finansial yang diperhatikan adalah hasil untuk
modal saham yang ditanam dalam proyek, ialah hasil yang harus diterima oleh
para petani, pengusaha, perusahaan swasta, suatu badan pemerintah, atau siapa
saja yang berkepentingan dalam pembangunan proyek. Hasil finansial sering juga
disebut private return (Kadariah et al., 1999).
Kriteria analisis finansial terdiri dari dua bagian yaitu undiscounted
criterion dan dinscounted criterion. Undiscounted criterion tidak mengkonversi
nilai uang yang akan diperoleh dikemudian hari dengan nilai sekarang. Perbedaan

19

antara kedua kategori ini adalah kriteria non-diskonto tidak menyertakan konsep
time value of money sebagaimana yang diterapkan pada kriteria diskonto. Ukuran
manfaat yang tidak berdiskonto mempunyai kelemahan umum, yaitu ukuranukuran tersebut belum mempertimbangkan secara lengkap mengenai lamanya arus
manfaat yang diterima. Sedangkan kriteria diskonto merupakan suatu teknik yang
dapat menurunkan manfaat yang diperoleh pada masa yang akan datang dan
arus biaya menjadi nilai biaya pada masa yang akan datang (Gittinger, 1996).
Kriteria analisis finansial yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode discounted criterion. Kriteria ini mengkonversi nilai uang yang akan
diperoleh dikemudian hari dengan nilainya sekarang. Kriteria ini memasukan
pengaruh waktu terhadap nilai uang.
Tingkat suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan manfaat dan
biaya-biaya haruslah mencerminkan opportunity cost of capital, yaitu tingkat
pengembalian

(rate

of

return)

investasi

alternatif

proyek

lainnya

(Kadariah et al., 1999). Pada kenyataannya sulit untuk menentukan proyek


alternatif yang dianggap sebagai patokan untuk menyatakan pemilihan tingkat
diskonto. Sehubungan dengan metode Discounted Cash Flow, terdapat beberapa
tolak ukur penilaian suatu investasi, yaitu :
1. Net Present Value (NPV), merupakan nilai sekarang dari selisih antara
penerimaan dan biaya pada tingkat diskonto tertentu. Penggunaan kriteria
NPV ditujukan untuk mengetahui gambaran nilai bersih suatu proyek. Suatu
bisnis dikatakan layak bila NPV lebih besar dari nol dan semakin besar NPV
menunjukan semakin layak bisnis tersebut untuk dilaksanakan. Sebaliknya

20

apabila NPV dibawah nol, maka menunjukan bahwa bisnis tidak layak untuk
diusahakan karena kegiatan usaha tersebut tidak menguntungkan.
2. Internal Rate Return (IRR), merupakan tingkat diskonto pada saat NPV sama
dengan nol. Penghitungan IRR dimaksudkan untuk mengetahui nilai tingkat
suku bunga sosial yang membuat NPV proyek sama dengan nol. Tingkat suku
bunga tersebut adalah tingkat suku bunga maksimum apabila modal yang
digunakan didepositokan ke bank. Adapun pembanding yang digunakan untuk
mengukur kelayakan berdasarkan IRR adalah tingkat suku bunga yang telah
ditentukan. Suatu bisnis dikatakan layak bila dapat memberikan nilai IRR
yang lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku. Sebaliknya suatu bisnis
dinyatakan tidak layak bila nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang
berlaku. Pada uji kelayakan ini tingkat suku bunga yang digunakan adalah
8,75 persen. Angka ini diperoleh dari rata-rata suku bunga deposito yang
diberikan oleh Bank Indonesia.
3. Net Benefit Coat Ratio (Net B/C), merupakan angka pembanding antara
jumlah present value yang bernilai positif dengan jumlah present value yang
bernilai negatif. Kriteria investasi Net B/C digunakan untuk mengetahui
sampai sejauh mana manfaat yang diterima ole h bisnis dapat menutup seluruh
biaya yang dikeluarkan dan mempunyai modal lagi bagi kelanjutannya. Suatu
bisnis dikatakan layak berdasarkan kriteria investasi ini, apabila nilai
Net B/C > 1. Sebaliknya, nilai Net B/C < 1, menunjukkan bahwa manfaat yang
diperoleh adalah lebih kecil dari pada biaya yang dikeluarkan. Net B/C = 1
berarti besarnya manfaat yang diperoleh adalah sama besarnya dengan biaya
yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat tersebut.

21

4. Masa pengembalian investasi (payback periode), merupakan kriteria tambahan


dalam analisis kelayakan untuk melihat periode waktu yang diperlukan dalam
melunasi seluruh pengeluaran investasi. Kriteria Payback Periode digunakan
untuk mengetahui tingkat kecepatan modal investasi yang dikeluarkan dapat
kembali. Semakin cepat modal dapat kembali, semakin baik untuk membiayai
kegiatan lain. Dalam kriteria ini, suatu bisnis dikatakan layak apabila bisnis
tersebut dapat mengembalikan modal sebelum berakhirnya umur proyek
tersebut. Sebaliknya, suatu bisnis dikatakan tidak layak jika bisnis tersebut
tidak dapat mengembalikan modal sampai saat proyek berakhir.

3.1.3

Analisis Switching Value


Kadariah et al., (1999) mengemukakan bahwa tujuan analisis sensitivitas

adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada
suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau
manfaat. Setiap kemungkinan yang akan terjadi harus dicoba yang berarti harus
diadakan analisis kembali. Hal ini perlu karena analisis proyek didasarkan pada
proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi
diwaktu yang akan datang.
Analisis nilai pengganti (switching value) merupakan salah satu variasi
dari analisis sensitivitas. Analisis ini digunakan untuk menghitung kepekaan
investasi pada pengusahaan proyek terhadap perubahan-perubahan.

22

Pada sektor pertanian, proyek dapat berubah-ubah sebagai akibat dari tiga
permasalah utama :
1. Perubahan harga jual produk
2. Kenaikan biaya
3. Perubahan volume produksi
Variabel harga jual produk dan biaya dalam analisis finansial diasumsikan
tetap setiap tahunnya. Analisis finansial menggunakan harga produk dan biaya
pada tahun pertama analisis sebagai nilai tetap. Walaupun dalam keadaan nyata
kedua variabel dapat berubah-ubah sejalan dengan pertambahan waktu. Jadi
analisis kepekaan dilakukan untuk melihat sampai berapa persen penurunan harga
atau kenaikan biaya yang terjadi dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria
investasi,

yaitu

dari

layak

menjadi

tidak

layak

untuk

dilaksanakan

(Gittinger, 1996).

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional


Sebagai salah satu penyumbang kebutuhan protein hewani bagi
masyarakat Indonesia, produk perikanan baik itu segar atau pun dalam bentuk
olahan mulai digemari dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dengan alasan
produk perikanan memiliki berbagai keunggulan bila dibandingkan hewan ternak
darat, diantaranya mempunyai kandungan lemak jenuh yang rendah dan
mempunyai kandungan asam lemak omega-3 yang sangat diperlukan tubuh
(Kinsella et al., 1998). Banyak sekali jenis ikan dengan nilai ekonomis tinggi
yang dapat diusahakan, mulai dari ikan air laut, payau dan ikan air tawar. Salah
satu jenis perikanan air tawar yang saat ini sangat potensial dan diperkirakan akan

23

semakin berkembang adalah lobster air tawar. Tingkat permintaan lobster air
tawar yang terus meningkat menunjukan peluang pasar yang cukup besar. Lobster
air tawar memiliki harga yang relatif murah bila dibandingkan dengan lobster air
laut dan memiliki keunggulan dari segi citra rasa yang khas, tekstur daging yang
kenyal serta rasa gurihnya melebihi lobster air laut.
Keunggulan lobster air tawar lainnya jika dibandingkan dengan lobster air
laut yaitu Lobster air tawar memiliki pertumbuhan yang relatif cepat, lobster air
tawar juga mengandung lemak rendah (< 2 persen), selenium yang merupakan
antioksidan untuk menghindari penyakit jantung dan koroner, lobster air tawar
merupakan sumber yodium, zink, asam lemak omega-3, magnesium, kalsium dan
fosfor. Hal tersebut menjadikan permintaan lobster air tawar tidak perna h surut di
pasaran. Penelusuran Trubus selama enam bulan terakhir menunjukkan,
kekhawatiran bisnis lobster air tawar hanya berputar di kalangan peternak saja
tidak terbukti. Restoran dan hotel papan atas di Bali, Jakarta, Semarang,
Yogyakarta, dan Surabaya, kini meliriknya sebagai menu spesial. Terutama untuk
acara-acara khusus seperti peluncuran produk tertentu, perayaan Tahun Baru,
Natal, dan acara instansi tertentu7 .
Melihat propsek yang baik dari pasar lokal dan international usaha
komoditi lobster air tawar, banyak individu/perusahaan yang ikut masuk dalam
usaha budidaya komoditi ini. CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm
adalah beberapa perusahaan yang tergolong baru mengembangkan usahanya di
bidang ini. Namun usaha tersebut dilakukan tanpa melakukan tinjauan kelayakan

Adijaya, Dian et al. Usaha Lobster Air Tawar Sungguh Menjanjikan. www.trubusonline.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=5, diakses tanggal 11 Februari
2007.

24

investasi terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan belum adanya penelitian yang
secara jelas menggambarkan kelayakan investasi dalam menjalankan usaha ini
dengan jelas. Dilatarbelakangi hal tesebut maka dilakukanlah penelitian kali ini.
Penelitian dilakukan untuk mengkaji apakah proyek tersebut layak
dilaksanakan/menguntungkan. Kriteria yang digunakan dalam menilai kelayakan
suatu investasi adalah aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, aspek sosial
dan aspek finansial dengan me nggunakan NPV, Net B/C, IRR dan Payback
period dalam perhitungannya. Sedangkan untuk menguji pengaruh suatu
perubahan keadaan terhadap kelayakan proyek dilakukan analisis switching value.
Hasil dari analisis kelayakan proyek tersebut diharapkan dapat me njadi
bahan pertimbangan dalam memasuki usaha ini sekaligus menjadi pertimbangan
dalam

pengambilan

berdasarkan

keputusan

perhitungan

usaha

mengenai
ini

kelangsungan

layak

untuk

proyek.

dilaksanakan,

Apabila
maka

individu/perusahaan yang ingin terjun dalam usaha ini dapat melakukannya, dan
sebaliknya apabila usaha ini tidak layak, maka sebaiknya individu/perusahaan
jangan memasuki usaha ini. Bagi beberapa perusahaan yang sebelumnya telah
terlebih dahulu memasuki usaha ini, seperti CV Vizan Farm dalam usaha
pembenihan lobster air tawar, dan CV. Sejahtera Lobster Farm dalam usaha
pembesaran lobster air tawar, apabila usaha ini menguntungkan maka diharapkan
dapat menjadi tolak ukur dalam mengembangkan usahanya lebih lanjut. Dan
adanya analisis switching value juga dapat menjadikan bahan pertimbangan dalam
melihat situasi yang cenderung selalu mengalami perubahan. Sebaliknya apabila
dari hasil analisis diketahui bahwa proyek usaha tersebut tidak layak (merugikan),
perusahaan sebaiknya segera melakukan perbaikan-perbaikan manajemen dan

25

teknis budidaya atau perusahaan dapat mempertimbangkan untuk mengalokasikan


sumberdaya pada usaha lain yang lebih menguntungkan. Untuk lebih jelas konsep
pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

26

Prospek usaha
lobster air tawar

Trend pengusahaan lobster oleh


pengusaha

Belum dilakukan
analisis kelayakan
Investasi

Usaha Lobster air tawar


oleh CV. Vizan Farm dan
CV. Sejahtera Lobster Farm

Banyak orang belum mengetahui


secara pasti usaha ini
menguntungkan atau tidak

Dilakukan kajian mengenai:


o Analisis kelayakan Investasi
o Analisis switching value pada pola
pembenihan, pembesaran maupun
gabungan antara keduanya

Layak

Individu/
perusahaan
baru dapat
memasuki
usaha ini

Kebijakan
pengembangan
perusahaan bagi
perusahaan lama

Tidak Layak

Bagi
perusahaan
baru, tidak
perlu
memasuki
usaha

Tujuan perusahaan
mencapai keuntungan

Gambar 1. Alur Pemikiran Operasional

Reorientasi
alokasi sumberdaya
bagi perusahaan
lama

Perbaikan
manajemen dan
teknis budidaya

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian

untuk pembenihan lobster air tawar dilaksanakan di

CV. Vizan Farm yang berlokasi di Jl. Rapi RT. 01 RW. 05 Pondok Petir,
Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Sawangan - Depok. Sedangkan untuk
pembesaran dilakukan di CV. Sejahtera Lobster Farm yang berlokasi di Kampung
Cikupa RT 03 RW 01 Desa Situ Daun Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor,
Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive). Pertimbangannya
adalah karena CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha lobster air tawar yang dikenal di
JABODETABEK. Pengambilan data di lapang dilaksanakan pada Bulan Maret
sampai April 2007.

4.2 Jenis Data dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yang diperoleh mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan
selama umur proyek baik biaya investasi maupun biaya operasional, serta
penerimaan selama masa satu tahun usaha. Data-data tersebut digunakan untuk
membuat proyeksi kelayakan usaha budidaya lobster air tawar, baik dalam
pembenihan, pembesaran maupun gabungan antara keduanya. Sumber data ini
diperoleh dari hasil wawancara dengan pemilik. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari studi literatur beberapa skripsi, internet dan buku yang berkaitan
dengan materi penelitian.

28

4.3 Pengolahan dan Analisis Data


Data kuantitatif yang diperoleh khususnya tentang data penjualan yang
dilakukan dan biaya-biaya baik investasi maupun operasional yang dikeluarkan
oleh CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm diolah dengan
menggunakan Microsoft Excel. Pemilihan program tersebut didasarkan pada
alasan bahwa program tersebut merupakan program yang telah banyak dan mudah
digunakan. Untuk data kualitatif diolah dan disajikan secara deskriptif.

4.4 Analisis Kelayakan Investasi


Kriteria kelayakan investasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi,
Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio
(Net B/C) dan Payback Period.
a. Net Present Value (NPV)
Nilai bersih sekarang (Net Present Value = NPV) adalah selisih antara
total present value dari manfaat dan biaya pada setiap tahun kegiatan usaha.
Rumus perhitungan sebagai berikut :

NPV =

t =1

Bt C t
(1 + i ) t

Keterangan:
Bt = manfaat dari usaha pada tahun ke-t
i

= tingkat suku bunga yang berlaku

Ct = biaya dari usaha pada tahun ke-t


t

= umur ekonomis proyek

29

Kriteria dan keputusan diambil dalam analisis ini adalah layak jika
NPV > 0, sedangkan bila NPV < 0 usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan.
b. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat suku bunga pada saat NPV sama dengan nol. Nilai
IRR yang lebih besar atau sama dengan tingkat diskonto yang telah ditentukan,
maka usaha layak diusahakan. Rumus perhitungannya adalah :

IRR = i1 +

NPV1
( i1 i 2 )
NPV1 + NPV2

Keterangan:
NPV1 : NPV yang bernilai positif
NPV2 : NPV yang bernilai negatif
i1

: Tingkat diskonto yang menyebabkan NPV positif

i2

: Tingkat diskonto yang menyebabkan NPV negatif


Jika ternyata IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang telah ditentukan,

maka usaha layak untuk dilakukan, sedangkan jika tingkat diskonto lebih kecil
dari tingkat diskonto yang telah ditentukan, maka usaha tidak layak untuk
diusahakan.
c. Net Benefit of Cost Ratio ( Net B/C)
Net B/C merupakan perbandingan antara NPV total dari benefit bersih
terhadap total dari biaya bersih ( Gray et al., 1997).

NetB / C =

Bt Ct

(1 + i)
t =1
n

C t Bt

(1 + i)
t =1

..........
........
..........
........

(Bt Ct = 0)
(Bt Ct = 0)

30

Net B/C digunakan untuk ukuran tentang efisiensi dalam penggunaan


modal. Bila net B/C > 1 usaha dianggap layak untuk diusahakan, jika net B/C < 1
usaha tidak layak untuk diusahakan, dan jika net B/C =1 maka biaya yang
keluarkan sama dengan keuntungan yang didapatkan.
d. Payback Period
Payback Period adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi
pengeluaran awal. Kriteria ini mengukur kecepatan proyek dalam mengembalikan
biaya awal, maka ia menghitung arus kas yang dihasilkan dan bukan besarnya
keuntungan akuntasi. Metode ini juga mengabaikan nilai waktu uang dan tidak
mendiskonto arus kas ini kembali ke masa sekarang (Keown et al., 2001).

4.5 Analisis Switcing Value


Untuk mengkaji sejauh mana perubahan unsur-unsur dalam aspek
finansial kegiatan usaha yang akan dijalankan, digunakan analisis switching value.
Analisis switching value akan melihat apa yang akan terjadi dengan hasil kegiatan
usaha jika terjadi perubahan-perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya dan
pendapatan. Dalam penelitian ini diusahakan analisis switching value untuk
melihat sejauh mana perubahan pada input, output, ataupun kombinasi keduanya
dapat mengakibatkan nilai NPV sama dengan nol (Gittinger, 1996).

31

4.6 Asumsi Dasar yang Digunakan


Untuk memudahkan ana lisis, beberapa asumsi dasar yang digunakan
dalam penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
1. Umur proyek adalah 10 tahun, didasarkan pada umur ekonomis dari kolam
semen.
2. Pengusaha menggunakan sumber modal sendiri.
3. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga deposito
Bank Indonesia pada bulan Juni 2007 sebesar 8,75 persen.
4. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun pertama dalam penelitian ini, yakni
tahun 2007.
5. Pola Usaha yang diusahakan dibedakan berdasarkan karakteristik usaha, yaitu
Pola Usaha I adalah pembenihan (usaha pemijahan sampai pembenihan), Pola
Usaha II, yaitu pembesaran (pengusahaan lobster air tawar dari mulai benih
ukuran lima cm sampai benih ukuran konsumsi), dan Pola Usaha III adalah
pengusahaan lobster air tawar mulai dari pemijahan sampai pembesaran. Pola
Usaha I, dan II adalah pola usaha yang benar-benar terjadi dilapangan (di
lokasi penelitian), sedangkan Pola Usaha III merupakan pola usaha rancangan
yang didasarkan pada data di lapangan.
6. Inflow dan Outflow merupakan proyeksi yang berdasarkan pada penelitian dan
informasi yang didapatkan pada tahun 2007.
7. Lobster Air Tawar yang diusahakan yaitu jenis Redclaw (Lobster capit merah)
8. Lobster air tawar yang digunakan dalam cash flow yaitu semua lobster yang
dijual baik itu ukuran benih, maupun ukuran konsumsi yang berasal dari lahan
baru.

32

9. Persiapan dalam usaha pembenihan membutuhkan waktu empat bulan,


sedangkan persiapan dalam usaha pembesaran membutuhkan waktu dua
bulan.
10. Satu set indukan terdiri dari tiga ekor jantan dan lima ekor betina.
11. Tingkat kehidupan (SR) telur menjadi benih sebesar 95 persen, SR benih
lobster sampai ukuran lima cm sebesar 85 persen, dan SR dari ukuran lima cm
sampai ukuran siap konsumsi sebesar 85 persen. Tingkat kehidupan lobster
diambil berdasarkan rata-rata yang terjadi di tempat penelitian.
12. Berat lobster ukuran konsumsi dalam waktu enam bulan yaitu 100 gram per
ekor, dan berat lobster ukuran konsumsi dalam waktu empat bulan yaitu 50
gram per ekor.
13. Harga yang digunakan adalah harga konstan. Harga dan input merupakan
harga yang berlaku pada tahun 2007 dan harga dari output merupakan harga
jual pada tahun penelitian yaitu Rp 1 500 per ekor untuk ukuran lima cm dan
Rp 150 000 per kg untuk ukuran konsumsi. Petani menjual induk lobster jika
umur induk dua tahun. Induk dijual sebagai lobster konsumsi. Berat lobster
indukan adalah 150 gram per ekor.
14. Total produksi merupakan jumlah lobster yang dihasilkan dalam satu tahun.
Nilai total penjualan merupakan jumlah produksi yang dihasilkan dalam satu
tahun dikalikan dengan harga jualnya.
13.

Analisis data menggunakan data pajak penghasilan yang dikenakan


berdasarkan tarif pajak menurut UU Republik Indonesia No. 17 tahun 2000
Tentang Tarif Umum PPh Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk
Usaha Tetap.

V . GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah dan Perkembangan CV. Vizan Farm


CV. Vizan Farm adalah suatu usaha agribisnis yang dirintis sejak bulan
April 2004 oleh Sugeng Widiyarso. Perusahaan ini merupakan usaha sampingan
yang dibangun oleh pemilik. Pemilik merupakan marketing enginer di PT Pear.
Pada tahun 2004, usaha pembenihan lobster air tawar mulai dirintis di daerah
Kelurahan Pondok Petir Kecamatan Sawangan, Depok. Usaha pembenihan ini
belum dimaksimalkan karena usaha tersebut masih bersifat percobaan. Pada
awalnya bak yang diusahakan masih berjumlah satu dengan dua buah akuarium
dan meningkat seterusnya menjadi delapan bak pemeliharaan dengan 20 buah
akuarium. Kendati demikian pemilik usaha pembenihan lobster air tawar
CV. Vizan Farm berkeinginan untuk mengembangkan lebih lanjut.
Tempat pengusahaan terletak dekat dengan tempat tinggal pemilik,
sehingga memudahkan dalam hal pengawasan. Pembenihan di CV. Vizan Farm
secara keseluruhan memiliki luas 500 m2 . Lokasi tersebut dekat dengan aliran air
yang menyebabkan ketersediaan air tanah selalu terjamin. CV. Vizan Farm
didirikan oleh pemilik dengan modal sendiri. Tujuan dari usaha pembenihan
lobster air tawar adalah sebagai usaha lain dari kerjanya sebagai marketing
enginer di PT Pear dan sebagai hobinya terhadap komoditas perikanan.
Pada awal pengusahaannya, usaha ini mengalami kegagalan panen, dan
kematian induk yang cukup banyak. Tepatnya pada musim tanam yang pertama.
Hal ini dikarenakan pengetahuan yang dimiliki kurang memadai, dan belum
bisanya lobster beradaptasi dengan lingkungan sekitar, dikarenakan lobster ini

34

berasal dari Australia. Pengalaman dalam membudidayakan losbter ini pun


menjadi pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha
tersebut. Walaupun produksi lobster air tawar tidak stabil setiap tahunnya, namun
usaha pembenihan CV. Vizan Farm masih mendapat laba.
Masalah teknis seperti penyakit pada udang, tidak mempengaruhi
produksi lobster air tawar. Dikarenakan lobster air tawar tidak rentan terhadap
penyakit. Namun untuk mengantisipasi hal tersebut, pemilik selalu menjaga
kualitas air dengan memperhatikan debit air yang masuk dan keluar, dan
memberikan garam ikan untuk menjaga pH air.
Bapak Sugeng dalam mengelola CV. Vizan Farm mempunyai dua orang
pekerja. Dua pekerjanya yaitu Bapak Anto sebagai tenaga ahli dalam
pemeliharaan lobster air tawar sekaligus merupakan orang kepercayaan, dan
Bapak Firman sebagai pekerja yang bertugas membantu kerja Bapak Anto,
memberi makan lobster, menjaga kualitas air, mengawasi benih, dan lain- lain.

5.2 Sejarah dan Perkembangan CV Sejahtera Lobster Farm


CV. Sejahtera Lobster Farm adalah suatu usaha agribisnis yang dirintis
pada tahun 2005 oleh Tantri yang merupakan alumni Institut Pertanian Bogor
Jurusan Budidaya Perikanan. Pemilik merupakan pengusaha yang berkecimpung
di bisnis perikanan. Mulanya pemilik melihat dari buku dan internet bahwa
prospek usaha lobster air tawar sangat berpotensi untuk dikembangkan. Kemudian
dari ketertarikannya itu, pemilik berniat untuk mengembangkan usaha pembesaran
lobster air tawar. Dengan mencari tempat yang sesuai, akhirnya pemilik menyewa
lahan

yang

luasnya

100

m2

di

daerah

Cikupa,

Dramaga

Bogor,

35

dengan mempertimbangkan ketersediaan air yang terus menerus, pakan alami,


penduduk setempat dan sarana dan prasarana transportasi. Modal yang digunakan
dalam usaha ini adalah modal sendiri.
Pada mula pengusahaannya, usaha ini mengalami kegagalan panen
disebabkan kelalaian yang berasal dari kesalahan pemilik dikarenakan
pengetahuan yang dimiliknya. Namun, lama kelamaan pengusahaan sudah
mengalami kemajuan dari sisi produksi dan pengelolaan yang disebabkan
pengalaman.
Usaha budidaya pembesaran lobster air tawar ini diawali dengan sebuah
petak yang berikutnya menjadi empat, dan akhirnya 10 petak sampai dengan
sekarang. Adapun masalah teknis yang ada seperti penyakit pada udang tidak
mempengaruhi produksi lobster air tawar dikarenakan lobster air tawar tahan
terhadap serangan penyakit. Namun hal tersebut tidak membuat pemilik lalai,
pemilik selalu menjadi ketersediaan dan kualitas air yang masuk ke dalam kolam
pembesaran.
CV. Sejahtera Lobster Farm mempunyai dua orang teknisi yang
dipekerjakan oleh Bapak Tantri bernama Bapak Asep dan Bapak Suandi. Bapak
Asep merupakan tenaga ahli yang mengurusi lobster air tawar, dan sekaligus
merupakan orang kepercayaan pemilik. Segala hal yang menyangkut teknis
pembesaran diserahkan pada pekerjanya tersebut, mulai dari pemilihan pakan,
jumlah padat tebar, kontrol, dan penyortiran lobster. Keterampilan dan
pengalaman merupakan faktor sukses mengapa produksi lobster air tawar selalu
baik setiap tahunnya.

VI . ANALISIS ASPEK TEKNIS, ASPEK PASAR, ASPEK


MANAJEMEN DAN ASPEK SOSIAL

6.1 Kelompok Pola Usaha Lobster Air Tawar


Pola usaha yang dilaksanakan dalam penelitian kali ini dibedakan
berdasarkan karakteristik usaha, yaitu pola usaha I, pola usaha II, dan pola usaha
III. Pola usaha I adalah usaha pembenihan lobster air tawar (usaha pemijahan
sampai pembenihan), pola usaha II adalah usaha pembesaran lobster air tawar, dan
pola usaha III adalah kombinasi dari pola usaha I dan pola usaha II (merupakan
usaha pemijahan sampai pembesaran lobster air tawar).
Berdasarkan asumsi yang digunakan, jumlah kolam yang digunakan untuk
masing- masing kelompok adalah sebagai berikut: untuk pola usaha I,
menggunakan sebuah bak pemijahan, empat bak pemeliharaan benih dengan
kapasitas benih per bak adalah 2 000 ekor, satu bak penampungan air, dan
sepuluh buah akuarium dengan kapasitas per akuarium adalah 800 butir telor.
Untuk pola usaha II, menggunakan satu kolam besar dengan luas 100 m2 dengan
kapasitas 13 ekor per m2 . Sedangkan untuk pola usaha III, menggunakan satu
kolam besar dengan luas 50 m2 , dengan kapasitas 13 ekor per m2 , dan satu bak
pemijahan, empat bak pemeliharaan benih dengan kapasitas per bak adalah 1 000
ekor, satu bak penampungan air, dan lima buah akuarium dengan kapasitas per
akuarium adalah 800 butir telur.
Pengusahaan lobster air tawar pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan
pengusahaan ikan air tawar lainnya, yaitu melakukan usaha sampai ikan laku
untuk dijual. Lobster air tawar mempunyai sifat yang cepat dalam pertumbuhan.
Jika menanam lobster air tawar dari mulai benih sampai ukuran konsumsi

37

dilakukan sendiri, akan memakan waktu lebih kurang 10 bulan. Namun, kegiatan
usaha lobster air tawar mulai dari pembenihan sampai pembesaran masih sedikit
dilakukan oleh satu orang pengusaha saja karena berbagai alasan, diantaranya
dikarenakan keterbatasan modal dan kerugian tidak terlalu besar jika hanya
mengusahakan salah satu bidang usaha saja.
Pengusaha diasumsikan mempunyai modal yang hampir sama, yaitu
sebesar Rp 40 000 000.

6.2 Aspek Teknis Pemeliharaan Lobster Air Tawar.


Aspek teknis mengenai pemeliharaan lobster air tawar akan diuraikan
pada gambaran umum lingkungan pemeliharaan dan teknik pemeliharaan yang
dikembangkan berdasarkan pola usaha yang dilakukan oleh pengusaha lobster air
tawar di CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm.

6.2.1

Gambaran Umum Lingkungan Usaha Budidaya


Pengusahaan lobster air tawar di CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera

Lobster Farm, teknologi yang digunakan pada pembenihan tergolong maju.


Namun pada pembesaran teknologi yang digunakan tergolong sederhana.
Ketersediaan pakan, ketersediaan air, kandungan oksigen yang terlarut didalam air
dan kualitas air merupakan faktor utama dalam pengusahaan lobster air tawar.
Pakan yang diperlukan dalam pengusahaan lobster air tawar yaitu pelet, cacing
sutera, bekicot, kaki ayam, dan ubi kayu.
Pada pengusahaan lobster air tawar, baik CV. Vizan Farm dan
CV. Sejahtera Lobster Farm, membangun kolam-kolamnya pada dataran yang
lebih rendah untuk menjamin ketersediaan air. Selain jumlah air yang mencukupi,

38

kualitas air juga perlu diperhatikan, sehingga pertumbuhan lobster menjadi lebih
cepat. Penilaian terhadap kualitas air yang bagus meliputi temperatur, dan pH air.
Air yang bagus untuk pengusahaan lobster air tawar yaitu air yang memiliki
temperatur 24-31 o C, karena apabila temperatur di bawah atau di atas angka
tersebut sangat membahayakan kehidupan lobster air tawar (Cuncun, 2006). Jika
temperatur lebih rendah dari angka tersebut, proses penetasan telur akan
berlangsung lebih lama (Cuncun, 2006).
Proses penetasan telur secara normal membutuhkan waktu empat minggu,
tetapi jika temperaturnya rendah bisa menjadi tujuh atau delapan minggu. Selain
itu, temperatur yang terlau rendah menyebabkan aktivitas lobster jauh berkurang
atau tidak banyak bergerak sehingga nafsu makannya juga tidak terlalu besar. Hal
ini mengakibatkan pertumbuhan lobster lambat (Cuncun, 2006).
Tingkat keasaman yang ideal untuk budidaya lobster air tawar ada pada
kisaran pH 6-8. Jika berada diluar kisaran itu, air perlu dimodifikasi dengan teknik
tertentu. Misalnya, jika pH terlalu rendah (di bawah enam), perlu ditambahkan
garam agar pH naik sedikit (Cuncun, 2006). Sedangkan jika pH terlalu tinggi
(lebih dari delapan), bisa diturunkan sedikit dengan menggunakan daun ketapang
kering yang dimasukkan ke dalam air kolam (Cuncun, 2006).
Air yang digunakan pada pembenihan adalah air sumur yang memiliki
temperatur 29 o C dan pH 7, sedangkan pada pembesaran, air yang digunakan yaitu
air yang mengalir dari kali yang memiliki temperatur 27 o C dan pH 78 . Dengan
demikian, kualitas air pada pengusahaan pembenihan dan pembesaran lobster air
tawar memenuhi syarat untuk digunakan. Kapasitas pemeliharaan yang dilakukan

Hasil wawancara dengan pemilik Farm.

39

oleh pengusaha lobster air tawar untuk pembenihan (pola usaha I) adalah 2 000
ekor per bak, untuk usaha pembesaran (pola usaha II dan pola usaha III) adalah 13
ekor per m2 .
Dari pengamatan langsung ke lokasi pengusahaan, kondisi alam di daerah
pengusahaan cocok untuk melakukan usaha lobster air tawar. Kondisi air,
ketersediaan oksigen dalam air dan ketersediaan pakan yang tersedia yang
merupakan syarat penting untuk melakukan usaha lobster air tawar (Cuncun,
2006). Walaupun pelet tidak terdapat dilokasi usaha, tapi untuk mendapatkannya,
pengusaha tinggal memesan ke agen terdekat, yang lokasinya tidak jauh dari
tempat budidaya. Sedangkan cacing sutera, dan bekicot terdapat di sekitar lokasi
usaha.
Untuk faktor keamanan, secara umum relatif aman dari tindakan
kriminalitas seperti pencurian ikan. Namun demikian tindakan pencegahan tetap
dilakukan seperti selalu mengadakan ronda keliling secara bergiliran untuk
mengontrol dan menjaga kolam pada malam hari.

6.2.2

Keragaan Usaha Pembenihan Lobster Air Tawar.


Teknik pembenihan lobster air tawar pada CV. Vizan Farm dilakukan

dengan menggunakan teknologi yang ada saat ini, seperti menggunakan akuarium
untuk penetasan telur, bak semen untuk pemeliharaan benih, dan Hi-blow untuk
mensuplai oksigen pada akuarium penetasan telur dan kolam pembenihan.
Pengetahuan yang didapatkan pemilik tentang pembenihan didapat dari mulut ke
mulut antar sesama pengusaha lobster, dan juga melalui buku yang dibacanya.
Selain itu juga, pemilik memperole h tambahan pengetahuan melalui pengalaman

40

yang didapatkannya dengan menjalankan usaha ini. Pembenihan lobster air tawar
mempunyai tujuan untuk memperoleh benih ukuran lima cm atau dua inci.
Beberapa teknik pembenihan yang dilakukan pada usaha pembenihan lobster air
tawar adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Tempat Pembenihan
Persiapan kolam terdiri atas kegiatan mempersiapkan kolam pemijahan
dan pemeliharaan benih.Kolam pemijahan dan pemeliharaan benih merupakan
kolam permanen dari semen. Pada tahapan ini, hal- hal yang perlu
diperhatikan, antara lain:

Kolam baru yang sudah diplester dengan semen dibiarkan hingga kolam
kering dan kuat.

Kolam yang telah kering dan kuat kemudian diisi dengan air sampai
hampir penuh.

Air dalam kolam dibiarkan selama dua minggu untuk menetralkan semen.
Kemudian air dikuras dan dikeringkan sampai dasar kolam.

Kemudian masukan air, dan menaburkan garam aquarium untuk proses


menetralkan air secukupnya, kemudian ditebari dengan ikan kecil sebagai
indikator apakah kolam tersebut sudah nyaman untuk lobster air tawar
atau belum.
Akuarium sebelum digunakan juga dilakukan perlakuan yang ditujukan

untuk menjaga kenyamanan dan keamanan lobster air tawar selama proses
pembenihan. Perlakuan

ini

antara

lain

dengan

cara

mengisi

air

dan

membiarkannya kemudian menguras dan menjemurnya pada sinar matahari.


Penggunaan akuarium dimaksudkan agar proses pengontrolan terhadap penetasan

41

telur dapat dimaksimalkan, sehingga jumlah benih lobster air tawar yang
diproduksi dapat maksimal.
Khusus kolam pemeliharaan benih dan pemijahan, dasar kolam ditaburi
dengan pupuk kompos (kotoran sapi yang telah diurai oleh cacing) terlebih
dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga bagian dasar kolam tetap gelap
karena lobster air tawar merupakan binatang malam. Pemberian kompos ini juga
ditujukan untuk memberikan pakan alami berupa cacing dan plankton yang
banyak mengandung protein. Setelah diberi kompos kemudian kolam diisi dengan
air dan dibiarkan selama satu minggu untuk menetralkan racun yang terkandung
dalam pupuk kompos. Kemudian air dibuang dan diganti dengan air yang baru.
Setelah dua hari maka kolam siap untuk digunakan. Debit air yang digunakan
untuk pemijahan dan pemeliharaan benih yaitu 40 cm dari dasar kolam. Kolam
pemeliharaan benih juga ditebari dengan cacing sutera untuk mendukung pakan
alami lobster air tawar. Secara umum persiapan tempat pembenihan dapat dilihat
pada Gambar 2.
Kolam
Permanen

Pengeringan
Kolam

Pengisian air

Pengeringan
kolam

Pengurasan
air

Penaburan
pupuk
kompos

Pengisian air
dan ikan kecil

Penetralan pH
dan racun

Kolam siap
digunakan
Sumber : CV. Vizan Farm.

Gambar 2. Alur Proses Persiapan Tempat Pembenihan

42

2. Persiapan Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam proses pembeihan lobster air tawar antara
lain:
a) Tempat Persembunyian (Shelter)
Tempat persembunyian terbuat dari bahan pipa paralon dengan
diameter tiga inci (cukup dimasuki satu ekor lobster air tawar). Panjang
potongan pipa yaitu sepanjang 15 cm. Tempat persembunyian dari pipa
paralon diikat menjadi satu dan membenamkannya ke dalam dasar kolam.
Persembunyian dari pipa paralon diutamakan untuk induk lobster air
tawar. Pipa paralon yang dibutuhkan yaitu 35 buah.
Untuk

pemeliharaan

benih,

pemilik

lebih

memprioritaskan

penggunaan kayu apu sebagai tempat persembunyian karena kayu apu


juga berfungsi untuk peneduh dan juga penghasil oksigen pada siang hari
selain itu kayu apu juga banyak terdapat disekitar lokasi usaha. Selain
kayu apu, usaha ini juga menggunakan pelepah kelapa dan juga sabut
kelapa sebagai tempat persembunyian dan peneduh. Pelepah kelapa
dengan daunnya juga berfungsi untuk mengikat kotoran-kotoran sehingga
memudahkan dalam proses penyiponan (pembersihan kolam). Selain
sebagai tempat persembunyian, sabut kelapa juga berfungsi sebagai
indikator ketersediaan oksigen pada kolam.
b) Hi-Blow
Hi-Blow berfungsi untuk mensuplai oksigen pada akuarium tempat
penetasan telur dan kolam pemeliharaan benih.

43

c) Jaring kecil (Serok)


Jaring kecil berfungsi untuk pemanenan benih. Serok terbuat dari waring
dengan lubang kecil dan berbahan lembut. Hal ini dimaksudkan agar
benih lobster air tawar tidak terluka saat pemanenan.
d) Selang kecil
Selang kecil berfungsi untuk mengalirkan udara dari Hi-Blow ke
kolam pemeliharaan benih, kolam pemijahan dan akuarium yang
dihubungkan dengan menggunakan selang aerasi.
e) Jaring kawat
Jaring kawat berfungsi sebagai tempat molting benih lobster air tawar
ataupun induk lobster air tawar.
f) Pompa air
Pompa air berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air ke dalam
bak penampungan air.
g) Ember
Ember berfungsi sebagai tempat sortir, pemindahan benih dari tempat
penetasan telur ke tempat pemeliharaan benih serta digunakan pada saat
pemanenan benih.
h) Timbangan kecil
Timbangan berfungsi untuk menimbang pakan lobster air tawar dan
melakukan penimbangan terhadap benih lobster air tawar saat sortir.
3. Pemilihan Induk
Induk yang digunakan yaitu berukuran 15 cm atau berumur delapan bulan.
Induk lobster air tawar didatangkan dari Jakarta. Hal ini didasarkan atas

44

pengalaman usaha yang belum mumpuni dan juga untuk mendapatkan benih
lobster air tawar yang berkualitas baik. Jumlah induk yang dibutuhkan pada
usaha pembenihan ini yaitu sebanyak empat set (tiga jantan dan lima betina).
Dalam satu tahun, induk betina mampu bertelur sebanyak tiga kali.
4. Pemeliharaan Induk
Calon induk yang diperoleh perlu diperhatikan pada kondisi kolam yang
menyenangkan bagi pertumbuhan dan perkembangan induk lobster air tawar,
terutama perkembangan gonad dan kesehatan induk. Untuk kolam induk, yang
perlu diperhatikan adalah air harus bersih dan cukup jernih dengan kedalaman
sedikitnya 30 cm. Banyaknya calon induk yang dipelihara yaitu 32 ekor per
kolam, dengan perbandingan tiga banding lima yang berarti untuk tiga induk
jantan dapat mengawini lima ekor betina.
Pemeliharaan induk dilakukan dengan menjaga supply oksigen pada
kolam, memberikan pakan alami dan buatan secara optimal dan kontinyu serta
tepat waktu. Supply oksigen dari tanaman air yang berada di kolam dan
Hi-Blow. Pakan buatan yang digunakan yaitu pakan tenggelam dengan kadar
protein minimal 22 persen. Pakan buatan yang digunakan yaitu pakan dengan
merek Marine dengan kadar protein 22-28 persen. Sedangkan pakan alami
yang digunakan yaitu tauge yang diberikan dua kali seminggu.
5. Pemijahan Induk Lobster Air Tawar
Pemijahan merupakan proses pembuahan antara lobster jantan dengan
lobster betina. Pemijahan dilakukan secara masal dengan menempatkan induk
pada kolam pemijahan yang sama. Hal ini dilakukan untuk mengefisienkan
tempat yang ada tanpa mengurangi kualitas benih yang dihasilkan.

45

Pada sistem pemijahan ini, induk jantan akan berusaha mencari pasangan
induk betina yang siap mijah. Untuk tiga ekor induk jantan mampu mengawini
lima ekor induk betina dalam satu kali masa pemijahan yaitu tiga sampai
empat bulan.
6. Penetasan Telur
Lobster air tawar betina yang telah bertelur kemudian dipindahkan ke
dalam akuarium penetasan telur. Pemindahan dilakukan dengan cara
mengurangi atau menguras bak pemijahan kemudian memindahkan induk
betina yang telah bertelur. Sejak telur dikeluarkan sampai menetas
berlangsung selama 40 hari atau lima minggu.
Penetasan telur sengaja dilakukan pada akuarium untuk memudahkan
pengontrolan, sehingga benih yang diperoleh optimal dan baik dari segi
kualitas maupun kuantitas. Pada masing- masing akuarium ditempatkan dua
induk betina yang menetaskan telurnya. Induk lobster air tawar yang berumur
kurang dari satu tahun dan telah menetaskan telurnya kemudian dikarantina
dan diberi pakan secara intensif. Hal ini ditujukan untuk memulihkan kondisi
induk.
7. Pemeliharaan Benih
Benih lobster yang telah menetas dan lepas dari induknya pada minggu ke
enam sampai minggu ke delapan masih dipelihara di dalam akuarium.
Pemindahan benih dilakukan pada minggu kesembilan dengan menggunakan
selang dengan ukuran besar yang dialirkan dari akuarium penetasan ke dalam
bak pemeliharaan benih.

46

Kegiatan yang dilakukan dalam proses pemeliharaan benih yaitu:


a. Sortasi
Sortasi dilakukan dua minggu sekali. Sortasi dimaksudkan untuk memilah
benih lobster sesuai dengan ukurannya, sehingga benih yang diperoleh
mempunyai ukuran sama. Pemilahan ukuran ini akan berpengaruh pada
pertumbuhan lobster air tawar.
b. Pemberian pakan
Pakan yang diberikan selama pemeliharan benih yaitu pakan alami dan
pakan buatan. Pakan buatan yaitu pelet dengan merek Bintang dengan
prosentase pemberian pakan 25 persen pada pagi hari dan 75 persen pada sore
hari. Pemberian pakan yaitu sebanyak tiga persen dari berat lobster air tawar.
Pakan alami yang diberikan dalam kolam pemeliharaan benih yaitu cacing
sutra. Pemberian pakan diberikan secara teratur dan intensif dikarenakan
lobster dengan umur nol sampai empat bulan sering melakukan moulting
(ganti kulit).
8.

Panen
Panen dilakukan pada benih lobster air tawar dengan umur empat bulan
atau berukuran lima cm. Pemanenan dilakukan pada pagi atau malam hari
untuk menghindari minimnya oksigen saat pemanenan. Pemanenan dilakukan
dengan menggunakan jaring kecil (serok) dengan cara meletakannya
dibelakang lobster air tawar kemudian mengejutkan lobster dari depan maka
lobster akan masuk ke dalam jaring. Pola panen terlampir pada Lampiran 1.

47

9.

Pengemasan
Pengemasan menggunakan styrofoam yang dilengkapi dengan lapisan
(layer) kapas filter ataupun sabut kelapa yang dibasahi dan diberi es.
Pengemasan menggunakan kotak styrofoam dapat mengangkat 1 000 ekor
benih. Alur pembenihan lobster air tawar dapat dilihat pada Gambar 3.

Persiapan tempat
pembenihan

o Kolam pemijahan
o Kolam pemeliharaan
benih
o Akuarium penetasan

Persiapan peralatan
Pemilihan dan pemeliharaan
induk
Pemijahan

Penetasan telur

Pemeliharaan benih

o Sortir
o Pemberian pakan
o Pengendalian hama
penyakit
o Pengelolaan air

Pemanenan dan pengemasan


Sumber : CV. Vizan Farm.

Gambar 3. Alur Proses Produksi Pembenihan Lobster Air Tawar


10. Kontrol Mutu
Kontrol mutu dilakukan untuk menghasilkan produk sesuai dengan yang
diharapkan dengan permintaan pasar. Kontrol mutu tersebut meliputi
pengawasan terhadap kualitas air, pemilihan, dan pemeliharaan induk,
pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan benih dan pemanenan serta
pengemasan. Pengawasan terhadap kualitas air dilakukan dengan menampung

48

dan mengendapkan air pada bak penampungan air, penyiponan kotoran pada
bak pemeliharaan benih, pemijahan dan akuarium penetasan telur.
Pengawasan terhadap pemilihan dan pemeliharaan induk dilakukan dengan
memperhatikan ukuran, umur dan juga kualitas induk lobster air tawar serta
pemberian pakan sesuai dengan waktu dan bobotnya. Pengawasan terhadap
pemijahan dilakukan dengan memperhatikan kenyamanan induk dalam
melakukan pemijahan dan memberikan pakan alami yang dapat merangsang
kesuburan induk untuk melakukan pemijahan. Hal yang dilakukan pada saat
pemeliharaan benih untuk menjaga kualitas lobster air tawar yaitu dengan
memberikan kombinasi pakan alami dan pakan buatan dengan memperhatikan
kadar kandungan protein dan kadar pemberian pakan.
Kegiatan sortir dilakukan untuk menyeragamkan ukuran benih. Kegiatan
sortir dilakukan dua minggu sekali. Hal ini juga ditujukan untuk melakukan
penimbangan terhadap bobot lobster untuk mengetahui kadar pakan yang
harus diberikan kepada benih lobster air tawar.
Kontrol mutu yang dilakukan saat pemanenan yaitu dengan melakukan
pemanenan sesuai dengan teknik yang baik. Sortir juga dilakukan saat
pemanenan untuk menyeragamkan ukuran lobster air tawar.

6.2.3

Keragaan Usaha Pembesaran Lobster Air Tawar.


Teknik pembesaran lobster air tawar ini dilakukan secara sederhana.

Pengetahuan yang didapatkan pemilik tentang pembesaran didapat dari mulut ke


mulut antar sesama pengusaha lobster, dan juga melalui buku yang dibacanya.
Selain itu juga, pemilik memperoleh tambahan pengetahuan melalui pengalaman

49

yang didapatkannya dengan menjalankan usaha ini. Pembesaran lobster air tawar
mempunyai tujuan untuk memperoleh lobster ukuran konsumsi yaitu berukuran
100 gram per ekor. Beberapa teknik pembesaran yang dilakukan oleh pengusaha
lobster air tawar berdasarkan kegiatan yang dilakukan di CV. Sejahtera Lobster
Farm adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Kolam
Proses persiapan tempat pemeliharaan dari pembuatan kolam sampai
kolam siap digunakan memerlukan waktu antara empat sampai enam minggu.
Persiapan tempat pembesaran dapat dilihat pada Gambar 4.

Kolam tanah

Pengeringan
kolam

Pengisian air

Air dibiarkan

Kolam siap
digunakan
Sumber: CV. Sejahtera Lobster Farm

Gambar 4. Alur Proses Persiapan Kolam Tempat Pembesaran


2. Persiapan Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam proses pembesaran lobster air tawar
antara lain :
a). Tempat Persembunyian (Shelter)
Tempat persembunyian terbuat dari bahan pipa paralon denga n diameter
tiga inci (cukup dimasuki satu ekor lobster air tawar) dan bambu. Panjang
potongan yaitu sepanjang sepuluh cm. Tempat persembunyian dari pipa
paralon atau bambu tersebut diikat menjadi satu dan membenamkannya
ke dalam dasar kolam.

50

b). Jaring
Jaring berfungsi sebagai alat untuk menangkap lobster air tawar pada saat
panen.
c). Ember
Ember berfungsi sebagai tempat sortir, yang dilakukan dua bulan sekali.
d). Timbangan
Timbangan berfungsi untuk menimbang pakan lobster air tawar dan
melakukan penimbangan terhadap lobster air tawar saat sortir.
e). Waring
Waring berfungsi untuk mencegah lobster keluar dari kolam.
3. Pemilihan Benih
Benih yang dipilih yaitu benih yang berukuran dua inci atau lima cm yang
sehat. Benih yang bagus yaitu apabila berukuran dua inci, belum keluar capit
merahnya, berarti benih tersebut tidak kuntet.
4. Pemeliharaan lobster air tawar
Kolam pembesaran yang digunakan berukuran 100 m2 , kepadatan tebar 13
ekor per m2 , dan tinggi air 60 cm dengan debit air yang masuk ke dalam
kolam 15-20 liter per menit. Pakan yang digunakan adalah pakan alami dan
pakan buatan. Pakan buatan per hari diberikan tiga persen dari bobot lobster,
setiap tujuh hari mengalami peningkatan satu persen dari jumlah tebar awal.
Frekuensi pemberian pakan dua kali sehari, pada pagi hari sebanyak 25 persen
dan sore hari sebanyak 75 persen. Pakan alami (tambahan) berupa bekicot,
kaki ayam, dan ubi kayu. Pakan alami berupa kaki ayam diberikan setelah
umur lobster tiga bulan dikolam. Pakan buatan yang digunakan pemilik adalah

51

merek marine dengan harga Rp 200 000 per kantong (isi 25 kg), sedangkan
untuk pakan alami menggunakan bekicot dengan harga Rp 12 000 per karung.
Perawatan sehari- hari selain memberikan pakan, lobster selalu dikontrol
kesehatannya. Lobster meskipun tidak rentan terhadap penyakit, perlu
diperhatikan juga dalam hal kesehatanya, seperti memperhatikan sirkulasi air
yang masuk dan keluar. Karena hal tersebut berfungsi untuk menjaga kualitas
air yang terdapat di kolam. Pembesaran ini memerlukan waktu sekitar lima
hingga enam bulan. Lobster sebesar ini sudah siap panen. Pada saat panen,
rata-rata ukuran lobster yaitu 100 gram per ekor.
5. Panen
Pemanenan dilakukan dengan cara menguras kolam. Dengan membiarkan
air kolam berkurang, maka lobster akan menjadi mudah untuk ditangkap.
Setelah lobster ditangkap, lobster dimasukkan ke dalam wadah penampungan.
Sebelum diangkut, sebaiknya lobster dipuasakan selama satu hari. Pola tanam
pada usaha pembesaran dapat dilihat pada Lampiran 1.

6.2.4

Hasil Analisis Aspek Teknis


Dari hasil analisis aspek teknis diatas, usaha pembenihan maupun

pembesaran lobster air tawar sudah memenuhi syarat teknis tersebut seperti, pH
air, ketersediaan air, ketersediaan bahan input, persiapan kolam, pemilihan induk
yang berkualitas, pemilihan benih yang berkualitas, kontrol mutu, dan keamanan.
Maka dapat disimpulkan bahwa pada aspek teknis, usaha Lobster Air Tawar layak
untuk diusahakan.

52

6.3 Aspek Pasar Lobster Air Tawar


6.3.1

Aspek Pasar Pola Usaha I (Pembenihan)


Beberapa aspek pasar pada pola usaha I dapat digambarkan sebagai

berikut:
a. Peluang pasar
Semakin banyak orang yang membutuhkan lobster hias dan lobster air
tawar berukuran konsumsi, otomatis akan meningkatkan permintaan terhadap
benih lobster air tawar yang dihasilkan oleh para pengusaha penghasil benih.
Pemasaran lobster air tawar di CV. Vizan Farm selama ini tidak mengalami
masalah, karena para pembelinya adalah para pengusaha pembesaran dan
pedagang yang ada di JABODETABEK yang datang langsung ke lokasi.
b. Bauran Pemasaran
Keberadaan

pesaing-pesaing

mengharuskan

CV.

Vizan

Farm

merencanakan strategi yang optimal dalam memasarkan hasil yang optimal dalam
memasarkan hasil produksinya. Rencana tersebut terangkum dalam suatu strategi
yang disebut dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran tersebut mencakup
strategi produk, harga, tempat, dan promosi.
Pada strategi produk, benih lobster air tawar yang dijual yaitu benih yang
berukuran lima cm dengan warna yang masih muda. Warna muda tersebut
mengindikasikan bahwa lobster tersebut masih muda dan memiliki pertumbuhan
yang cepat. Karena apabila lobster tersebut memiliki warna merah pada capitnya,
dan ukuran lobster tersebut lima cm, maka lobster tersebut memiliki
perkembangan yang lambat. Benih yang berkualitas tersebut didapatkan dari
penyortiran secara berkelanjutan. Sehingga benih yang dijual hanyalah benih yang

53

berkualitas. Harga yang ditawarkan oleh pengusaha adalah Rp 1 500 per ekor.
Pengusaha pembenihan dapat menjual benih lobster air tawar ke pengusaha
pembesaran yang berada di wilayah JABODETABEK atau ke pedagang yang
berada di luar daerah JABODETABEK. Sekitar 70 persen konsumen dari benih
lobster ini adalah pengusaha pembesaran yang ada di JABODETABEK dan
sisanya sekitar 30 persen biasanya diambil oleh pedagang untuk menjual kepada
konsumen yang ada di luar JABODETABEK, seperti Cianjur, Sukabumi, dan
Bandung. Adapun saluran pemasaran benih lobster air tawar tersebut dapat dilihat
pada Gambar 5.

CV. Vizan Farm

Pedagang

Konsumen
ikan hias

Pengusaha Pembesaran

Pengusaha
pembesaran

Gambar 5. Saluran Pemasaran Benih Lobster Air Tawar

6.3.2

Aspek Pasar Pola Usaha II (Pembesaran)


Beberapa aspek pasar pada pola usaha I dapat digambarkan sebagai

berikut:
a. Peluang Pasar
Saat ini pasar lobster air tawar segar ukuran konsumsi sangat ramai, ini
terbukti dengan permintaan berbagai pihak terhadap ol bster air tawar, baik itu
pedagang pengumpul, ataupun konsumen akhir seperti hotel- hotel dan restoran-

54

restoran yang tersebar diseputar wilayah JABODETABEK. Kegemaran orang


dalam mengkonsumsi lobster air tawar ini, karena lobster air tawar mempunyai
cita rasa yang lebih enak dibandingkan dengan udang windu, ataupun udang
galah. Dan lebih menyehatkan dari pada lobster air laut, namun harganya lebih
murah dibandingkan dengan lobster air laut. Sehingga permintaan akan ukuran
konsumsi lobster ini terus meningkat.
b. Bauran Pemasaran
Pada strategi produk, Lobster Air Tawar ukuran konsumsi dipasarkan
dalam ukuran 100 gram per ekor, karena sesuai permintaan dari pengumpul yang
membeli hasil produksinya. Harga yang ditetapkan oleh pengusaha adalah
Rp 150 000 per kg. Harga tersebut merupakan harga ditempat produksi, dan
dikemas dalam kotak sterofom. CV. Sejahtera lobster Farm menjual produknya ke
pengumpul. Kemudian pengumpul tersebut akan mendistribusikannya ke restoranrestoran, hotel, dan pengecer. Strategi pemasaran ini dilakukan untuk
meminimalkan biaya distribusi dan meminimalkan resiko. CV. Sejahtera lobster
Farm tidak perlu memikirkan bagaimana produk sampai ke konsumen. Harga
yang diterima pun tentu menjadi lebih kecil jika dibandingkan tidak menggunakan
pengumpul dalam mendistribusikan produk. Akan tetapi CV. Sejahtera lobster
Farm tidak mengeluarkan investasi yang besar untuk transportasi atau armada jika
melakukan distribusi sendiri. Aliran pemasaran lobster air tawar ukuran konsumsi
tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.

55

CV Sejahtera Lobster Farm

Pedagang pengumpul

Hotel dan
Restoran

Pengecer

Konsumen Rumah tangga


Gambar 6. Saluran Pemasaran Lobster Air Tawar Konsumsi

6.3.3

Hasil Analisis Aspek Pasar


Berdasarkan analisis aspek pasar, peluang pasar dinilai memadai untuk

pemasaran produk. Produk yang dihasilkan pada usaha pembenihan dan


pembesaran merupakan produk sesuai dengan permintaan konsumen, dan harga
yang ditawarkan pun merupakan harga yang terjangkau oleh konsumen. Sehingga
pemasaran dan distribusi dapat berjalan dengan baik. Maka dapat disimpulkan
bahwa pada aspek pasar, pengusahaan lobster air tawar layak untuk dijalankan.

6.4 Aspek Manajemen


CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm memiliki struktur
kepengurusan yang sederhana, karena usaha ini tergolong sedang. Dalam
menjalankan aktivitas usahanya, pemilik mempekerjakan seorang manajer yang
bertugas dalam mengawasi kerja karyawan, dan sebagai tenaga ahli. Manajer
tersebut merupakan orang yang dipercaya oleh pemilik, dan memiliki satu orang

56

pekerja yang bertugas membantu kerja manajer. Struktur organisasi dari CV.
Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm dijabarkan dalam Gambar 7.

Pemilik

Manajer

Karyawan

Gambar 7. Struktur Organisasi


Hasil Analisis Aspek Manajemen
Struktur organisasi yang sederhana tersebut memudahkan komunikasi
antara tiap-tiap jabatan dalam organisasi. Analisis aspek manajemen mencakup
struktur organisasi dan pekerjaan masing- masing bagian, membuat usaha ini layak
untuk dilaksanakan.

6.5 Aspek Sosial


Analisis proyek dipandang bukan hanya dari sudut pandang pengusahaan
yang akan melaksanakan proyek tersebut, tetapi juga harus memperhatikan
dampak yang ditimbulkan dan pengaruhnya terhadap lingkungan, masyarakat dan
negara. Oleh karena itu, dampak terhadap lingkungan, masyarakat dan negara
seharusnya bernilai positif. Berikut ini akan diuraikan secara lebih terperinci
mengenai dampak yang akan timbul akibat dari adanya pengusahaan lobster air
tawar.
a. Lingkungan
Pengusahaan losbter air tawar baik itu pembenihan maupun pembesaran,
tidak menggangu dan merusak lingkungan sekitar. Air yang berasal dari

57

pemeliharaan

dapat

menyuburkan tanah dikarenakan pada air tersebut

mengandung bahan organik yang dapat menyuburkan tanah. Dan juga suara yang
ditimbulkan oleh mesin pada usaha pembenihan tidak membuat bising masyarakat
sekitar dikarenakan mesin tersebut tidak mengeluarkan suara yang bising.
b. Masyarakat
Pengusahaan lobster air tawar ini, dengan baik diterima oleh masyarakat
sekitar, dikarenakan pekerja yang digunakan yaitu berasal dari lingkungan sekitar.
Tenaga kerja yang digunakan tidak mensyaratkan pendidikan yang tinggi,
sehingga tenaga kerja yang memiliki pendidikan yang rendah pun dapat
dipekerjakan.
c. Negara
Kontribusi yang diberikan bagi negara yaitu, usaha ini dapat diikuti oleh
masyarakat luas dikarenakan dalam pengusahaan lobster air tawar tidak terlalu
susah. Sehingga mendorong para pengusaha lain untuk mengembangkan lobster
air tawar yang kemudian dapat dijual ke dalam negeri ataupun ke luar negeri
sebagai produk ekspor. Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan pendapatan
negara, dan juga dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

Hasil Analisis Aspek Sosial


Berdasarkan analisis sosial, dampak pengusahaan lobster air tawar
terhadap lingkungan, masyarakat dan negara bernilai positif. Sehingga,
pengusahaan lobster air tawar dilihat dari aspek sosial layak untuk dilaksanakan.

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA


LOBSTER AIR TAWAR

Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk


mengetahui kelayakan usaha lobster air tawar yang dikembangkan oleh tiap pola
usaha budidaya lobster air tawar di tempat penelitian, juga akan dilakukan
rancangan analisis kelayakan finansial usaha lobster air tawar yang dilakukan
secara sekaligus yaitu mulai dari pembenihan sampai pembesaran yang nantinya
akan dibandingkan tingkat kelayakan finansialnya dengan usaha lobster air tawar
per pola usaha. Kriteria yang digunakan dalam analisis finansial ini meliputi NPV,
Net B/C, IRR, dan Payback Period serta analisis switching value.

7.1 Analisis Kelayakan Finansial Pola Usaha I (Pembenihan)


7.1.1

Arus Penerimaan (Inflow)


Dalam pola usaha ini arus penerimaan berupa nilai produksi total yang

diperoleh setelah proyek berakhir. Pola usaha I merupakan salah satu karakter
usaha yang dilakukan oleh CV. Vizan Farm. Penerimaan yang diperoleh pada
pola usaha ini adalah penjualan benih yang dihasilkan dan pendapatan dari nilai
sisa. Seekor induk betina, diasumsikan dapat menghasilkan 400 butir telur persatu
kali pemijahan. Jumlah telur yang dihasilkan dari dua puluh ekor induk per satu
kali pemijahan adalah 8 000 butir, selanjutnya telur dibiarkan dalam akuarium
sampai menetas selama sekitar empat minggu, populasi per akuarium adalah 800
telur. Jadi, untuk bisa menampung jumlah telur yang dihasilkan dalam satu kali
pemijahan adalah sepuluh buah akuarium. Rata-rata tingkat kehidupan telur

59

menjadi benih yaitu 95 persen. Jadi, telur yang menetas menjadi benih yaitu
sebanyak 7 600 ekor.
Setelah menetas benih tersebut dipindah ke dalam bak pemeliharaan benih
selama kurang lebih tiga bulan sampai berukuran lima cm. Populasi per bak yaitu
1 500 2 000 ekor. Jadi, untuk dapat menampung jumlah benih yang dihasilkan
dalam satu kali pemijahan adalah empat buah bak semen. Rata-rata tingkat
kehidupan benih sampai berukuran lima cm adalah 85 persen. Sehingga benih
yang dihasilkan sampai berukuran lima cm yaitu 6 460 ekor. Dalam satu tahun
dapat dilaksanakan tiga kali proses produksi. Harga dari benih yang dihasilkan
adalah Rp 1 500 per ekor.
Penjualan induk yang sudah tidak produktif, yaitu induk yang sudah tua
untuk dipijahkan, sehingga kalau dipaksakan untuk dipij ahkan akan menghasilkan
kualitas dan kuantitas telur yang kurang baik, diantaranya yaitu tingkat
pertumbuhan benih sangat lambat dan tingkat kematian tinggi. Harga induk yang
sudah afkir ini adalah sama dengan harga pasaran lobster air tawar ukuran
konsumsi yaitu Rp 150 000 per kg. Rata-rata berat induk afkir yaitu 150 gram.
Salvage value adalah nilai sisa dari biaya investasi yang tidak habis
terpakai selama umur ekonomis proyek. Salvage value terjadi pada akhir umur
proyek sehingga nilai sisa diperhitungkan sebagai tambahan manfaat proyek. Nilai
sisa pada budidaya lobster air tawar diperoleh dari komponen biaya yang tidak
habis terpakai yakni tanah. Diasumsikan harga jual tanah sama dengan harga beli
tanah. Penerimaan dari penjualan benih lobster air tawar dalam pola usaha I untuk
setiap tahun dapat dilihat pada Tabel 3.

60

Tabel 3. Hasil Penjualan Output yang Dihasilkan Pola Usaha I


Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Total

Produksi (ekor)
12 920
19 380
19 380
19 380
19 380
19 380
19 380
19 380
19 380
19 380
187 340

Nilai (Rp)
19 380 000
29 070 000
29 070 000
29 070 000
29 070 000
29 070 000
29 070 000
29 070 000
29 070 000
29 070 000
281 010 000

Penerimaan induk afkir diterima per dua tahun dengan berat lobster yaitu
150 gram per ekornya. Dalam analisis ini, pengusaha mempunyai jumlah induk
sebanyak 32 ekor. Pada Tabel 4, akan dijabarkan mengenai penerimaan induk
afkir yang diterima pada pola usaha I.
Tabel 4. Penerimaan Induk Afkir pada Pola Usaha I
Tahun
2
4
6
8
10

7.1.2

Harga/ kg
150 000
150 000
150 000
150 000
150 000
Total

Jumlah
4,8 kg
4,8 kg
4,8 kg
4,8 kg
4,8 kg

Total
720 000
720 000
720 000
720 000
720 000
3 600 000

Arus Pengeluaran (Outflow)


Struktur biaya dalam usaha ini dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu

biaya investasi, biaya operasional dan biaya tetap. Ketiga komponen biaya ini
dimasukkan ke dalam arus kas.
a. Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat awal proyek.
Biaya investasi yang dikeluarkan pada pola usaha I terdiri dari:

61

1. Lahan yang berfungsi untuk membangun tempat pengusahaan pembenihan


lobster air tawar.
2. Biaya pembuatan kolam pemijahan dan kolam pembenihan, yang berfungsi
untuk memijahkan induk dan sebagai tempat pembenihan. Kolam yang
digunakan yaitu kolam pemijahan dan kolam pemeliharaan benih berukuran
dua meter x tiga meter dengan jumlah lima petak kolam. Kolam penampungan
air berukuran empat meter x tiga meter berjumlah satu buah. Keseluruhan
kolam merupakan kolam permanen dengan umur teknis sepuluh tahun. Biaya
yang dibutuhkan untuk pembuatan kolam dapat dilihat pada Tabel 5. Harga
tersebut berdasarkan informasi yang didapatkan dari toko bangunan di daerah
Darmaga Bogor.
3. Pembelian induk lobster air tawar
4. Akuarium yang berfungsi untuk penetasan telur. Akuarium yang digunakan
sebanyak sepuluh buah dengan ukuran 1m x 0,75m x 0,5m. Biaya yang
digunakan untuk pembuatan keseluruhan akuarium yaitu sebesar Rp 800 000
dengan umur teknis lima tahun.
5. Biaya pembuatan rangka akuarium yang berfungsi untuk meletakkan
akuarium. Rangka akuarium dibuat dengan dua tingkat untuk meletakkan lima
buah akuarium dibawah dan lima buah diatas.
6. Jaring kawat berfungsi sebagai tempat moulting (ganti kulit) induk
7. Naungan yang berfungsi untuk melindungi akuarium dan bak dari hujan dan
sinar matahari dan juga untuk menjaga kualitas air serta peralatan dari hujan
agar tidak rusak.

62

8. Pembelian peralatan (timbangan, Hi-blow 100 titik, pompa air, serok, ember,
paralon induk, lampu, selang sedang, sedang kecil dan selang sipon).
9. Handphone yang berfungsi untuk komunikasi.
Tabel 5. Biaya Pembuatan Kolam Permanen
No
1
2
3
4
5
6
7

Bahan
Semen
Pasir
Batu
Kerikil
Upah Tenaga
kerja
Paralon
Batu bata

Satuan
sak
m3
m3
m3

Harga/
satuan
38 500
120 000
56 000
166 000

Total Harga
(Rp)
770 000
1 560 000
280 000
830 000

Rupiah/hari

35 000

700 000

24 500
375

49 000
1 500 000
5 689 000

Jumlah
20
13
5
5
4

2
m2
4 000
Buah
Total Biaya untuk 6 Kolam

Tabel 6. Biaya Investasi Pola Usaha I


Keterangan
1. Lahan
2. Kolam
3. Induk
4. Akuarium
5. Rangka
akuarium
6. Jaring kawat
7. Naungan kolam
dan akuarium
8. Peralatan
Timbangan
Hi-blow 100
titik
Pompa air
Serok
Ember
Paralon Induk
Lampu
Selang sedang
Selang aerasi
Selang sipon
9. Handphone
Total

Harga
(Rp/unit)
150 000
5 689 000
300 000
80 000
100 000
7 500
2 500 000
50 000
750 000
700 000
6 000
15 000
3 500
15 000
3 500
3 500
2 000
400 000

Jumlah
(unit)
72
1
4
10

Total harga
(Rp)
10 800 000
5 689 000
1 200 000
800 000

Umur
Produktif
10
10
2
5

500 000

37 500

2 500 000

50 000

750 000

1
4
5
32
2
35
20
5
1

700 000
24 000
75 000
112 000
30 000
122 500
70 000
10 000
400 000
23 870 000

5
2
2
2
2
2
2
2
10

63

b. Biaya Operasional
Biaya operasional yang dikeluarkan pada pola usaha I adalah biaya pakan
yang terdiri dari pakan buatan (pelet) dan pakan alami (cacing sutera dan tauge).
Kebutuhan pelet untuk satu kali pemijahan adalah 20 kg untuk pelet indukan
dengan harga Rp 8 000 per kg dan 40 kg untuk pelet benih dengan harga
Rp 12 000 per kg. Sedangkan untuk pakan alami, dalam satu kali proses produksi
memerlukan cacing sutera sebanyak 36 liter dengan harga Rp 3 000 per liter dan
tauge sebanyak 20 kg dengan harga per kg adalah Rp 1 000. Biaya operasional
lainnya yaitu garam ikan, pemakaian listrik, pulsa, kotak styrofoam dan es.
Pengeluaran terbesar untuk biaya operasional dalam pola usaha I adalah biaya
pelet benih sekitar 38 persen dari total biaya operasional yang dikeluarkan. Pada
Tabel 7 di bawah ini disajikan komponen biaya operasional pada pola usaha I.
Tabel 7. Biaya Operasional Pola Usaha I (Satu Periode Produksi)
No
Perincian
1 Pakan
Pelet indukan
Pelet benih
Cacing sutera
Tauge
2 Garam ikan
3 Pemakaian listrik
4 Pulsa
5 Kotak sterofom
6 Es
7 Transportasi

Harga (Rp/unit)
8 000/kg
12 000/kg
3 000/liter
1 000/kg
1 500/ plastik
75 000/bulan
50 000/bulan
35 000/buah
1 000/plastik
50 000/bulan
Total

Kebutuhan/
Periode

Total Harga
(Rp)

20 kg
40 kg
36 liter
20 kg
10 plastik
4 bulan
4 bulan
7 buah
7 buah
4 bulan

160 000
480 000
108 000
20 000
15 000
300 000
200 000
245 000
7 000
200 000
1 735 000

c. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume produksi dan dalam analisis ini diasumsikan tetap setiap tahunnya. Biaya
tetap dalam budidaya pembesaran lobster air tawar ini berupa gaji manajer dan

64

gaji pemilik. Manajer diberi upah sebesar Rp 700 000 per bulannya yang
mengawasi kerja karyawan dan sebagai tenaga ahli. Karyawan diberi upah
Rp 400 000 per bulan. Serta biaya perawatan kolam Rp 12 500 perbulan. Tabel 8
menyajikan komponen biaya tetap pada pola usaha I.
Tabel 8. Biaya Tetap Pola Usaha I Per Periode
No
1
2
3

7.1.3

Perincian
Gaji Manajer
Gaji karyawan
Perawatan kolam

Harga
(Rp/unit)
700 000/bulan
400 000/bulan
12 500/bulan
Total

Kebutuhan/
Periode
4 bulan
4 bulan
4 bulan

Total Harga
(Rp)
2 800 000
1 600 000
60 000
4 460 000

Kelayakan Finansial Pola Usaha I


Kriteria kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Net

Present Value, Net Benefit Cost Ratio, Internal Rate of Return dan Payback
Periode. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap analisis finansial pada tingkat
diskonto 8,75 persen, diperoleh NPV sebesar Rp 35 883 920. Nilai ini
menunjukan bahwa keuntungan yang diperoleh pada kegiatan usaha pembenihan
lobster air tawar ini adalah sebesar Rp 35 883 920 selama 10 tahun menurut nilai
sekarang. Nilai Net B/C yang diperoleh adalah 3,22 yang berarti untuk setiap satu
rupiah yang diinvestasikan atau dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar Rp
3,22. IRR yang diperoleh yaitu 50 persen menunjukan bahwa tingkat suku bunga
atau tingkat diskonto 50 persen merupakan tingkat diskonto yang menghasilkan
nilai NPV sama dengan nol. Dengan melakukan perhitungan payback periode,
dapat diketahui bahwa masa yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai
invesatsi adalah selama 3,21 tahun. Berdasarkan nilai kriteria investasi, maka
dapat dinyatakan bahwa usaha pembenihan lobster air tawar layak untuk

65

diusahakan. Hasil perhitungan analisis finansial pola usaha I dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Analisis Finansial Pola Usaha I
Kriteria Investasi
NPV (Rp)
IRR (%)
Net B/C
Payback Period (Tahun)

7.1.4

Nilai
35 883 920
50
3,22
3,21

Analisis Switching Value


Analisis switching value terhadap penurunan produksi, penurunan harga

output dan kenaikan harga produksi dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa
persen penurunan/kenaikan harga tersebut yang dapat menyebabkan proyek
tersebut tidak layak lagi untuk dilaksanakan, dengan kata lain dicari tingkat
perubahan harga yang menyebabkan nilai NPV negatif terkecil (NPV = 0) yang
disebut nilai pengganti. Nilai presentase perubahan tersebut diperoleh dengan cara
mengiterpolasikan presentase perubahan harga pembuat NPV negatif dan pembuat
NPV positif dalam selang satu persen. Hasil analisis switching value pola usaha I
dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil Analisis Switching Value pada Pola Usaha I (Pada Saat
NPV = 0)
Faktor Perubahan
Penurunan harga output
Peningkatan harga pakan pelet
Penurunan produksi

Persentase Perubahan
22,15
335,30
22,15

Tabel diatas menunjukan nilai- nilai kriteria investasi yang tidak layak lagi
akibat adanya perubahan-perubahan pada masing- masing harga output, harga
pakan pelet dan produksi. Hasil analisis switching value menunjukan bahwa nilai
nol dari NPV diperoleh pada penurunan harga output sebesar 22,15 persen. Hal ini

66

mengandung arti bahwa penurunan harga output yang masih ditoleransi oleh
kelayakan usaha adalah lebih kecil dari 22,15 persen. Demikian halnya dengan
analisis switching value pada penurunan produksi. Usaha pembenihan lobster air
tawar tidak layak lagi (NPV = 0) jika terjadi penurunan produksi sebesar 22,15
persen. Sedangkan analisis switching value terhadap kenaikan harga pakan
menunjukkan NPV = 0 ketika terjadi kenaikan harga pakan sebesar 335,30 persen.

7.2 Analisis Kelayakan Finansial Pola Usaha II (Pembesaran)


7.2.1

Arus Penerimaan (Inflow)


Kegiatan usaha yang dilakukan oleh pola usaha II ini adalah usaha

pembesaran lobster air tawar, yaitu usaha pemeliharaan lobster air tawar mulai
dari benih berukuran lima cm sampai mencapai ukuran konsumsi yaitu 100 gram
per ekor. Lama waktu kegiatan pembesaran lobster air tawar yang dilakukan
dalam pola ini adalah enam bulan dengan tingkat kehid upan lobster air tawar
diasumsikan sebesar 85 persen. Media yang digunakan adalah kolam semi
permanen, yaitu kolam dengan dinding dan dasar kolam terbuat dari tanah,
sedangkan untuk saluran keluar air terbuat dari beton. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan dan mempercepat pembuangan air ketika panen dan pengeringan
kolam ketika persiapan kolam.
Persiapan kolam ini terdiri dari9 :
1. Perbaikan kolam, misalnya memperbaiki saluran masuk dan keluar air,
memperbaiki pematang yang mengalami kerusakan, mengeruk tanah dasar
kolam bila terjadi penimbunan, meratakan tanah dasar kolam dan lain- lain.

Hasil wawancara dengan pemilik CV. Sejahtera Lobster Farm

67

2. Setelah itu, kolam barulah dikeringkan.


Lama waktu pengeringan kolam ini sangat tergantung dari kondisi cuaca pada
saat tersebut, ketika sedang musim panas, pengeringan kolam biasanya cukup
dengan waktu tiga hari.
3. Air sedikit dimasukan sehingga kondisi kolam menjadi becek.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menumbuhkan plankton atau makanan
alami ikan. Kolam yang dimiliki pengusaha diasumsikan hanya berjumlah
satu kolam berukuran besar dengan luas 100 m2 dengan kepadatan kolam
adalah 13 ekor per m2 .
Pada saat panen rata-rata berat lobster adalah 100 gram per ekor dengan
lama waktu pemeliharaan enam bulan dan untuk waktu pemeliharaan selama
empat bulan dihasilkan lobster ukuran konsumsi dengan berat 50 gram per ekor.
Harga lobster konsumsi di tingkat pengusaha pada saat penelitian berlangsung,
yaitu Rp 150 000 per kg. Karena waktu persiapan kolam pembesaran
membutuhkan waktu dua bulan, maka lobster konsumsi dapat dipanen pada
pertengahan tahun dengan ukuran 50 gram per ekor.
Pendapatan dalam Pola Usaha II (pembesaran) diperoleh dari hasil
penjualan lobster air tawar ukuran konsumsi yang dihasilkan setelah proses
kegiatan berakhir. Selain pendapatan dari penjualan ikan yang dihasilkan,
pendapatan lain diperoleh dari nilai sisa yang diperoleh pada akhir umur proyek.
Nilai sisa lahan diasumsikan sama dengan harga beli lahan. Penerimaan dari
penjualan untuk Pola Usaha II dapat dilihat pada Tabel 11 dan Tabel 12.

68

Tabel 11. Hasil Penjualan Output yang Dihasilkan Pola Usaha II pada
tahun pertama

Periode
1
2

Jumlah
benih
(ekor)
1 300
1 300

Jumlah
lobster
SR
(ekor)
0,85
1 105
0,85
1 105
Total

Berat
lobster
(kg)
55,25
110,5

Harga/
kg
150 000
150 000

Total
8 287 500
16 575 000
24 862 500

Pada Tabel 12, akan dijabarkan mengenai pendapatan yang diterima pola
usaha II yaitu penerimaan yang didapatkan dari hasil penjualan output. Pada pola
usaha II, terdapat dua kali penerimaan dalam satu tahun.
Tabel 12. Hasil Penjualan Output yang Dihasilkan Pola Usaha II
Per tahun

Periode
1
2

7.2.2

Jumlah
benih
(ekor)
1 300
1 300

Jumlah
lobster
SR
(ekor)
0,85
1 105
0,85
1 105
Total

Berat
lobster
(kg)
110,5
110,5

Harga/
kg
150 000
150 000

Total
16 575 000
16 575 000
33 150 000

Arus Pengeluaran (Outflow)

a. Biaya Investasi
Biaya investasi yang dikeluarkan pada pola usaha II terdiri dari:
1. Pembelian lahan yang berfungsi sebagai tempat membuat kolam pembesaran.
2. Pembuatan

kolam,

berfungsi

sebagai

media

budidaya

ikan

selama

pemeliharaan.
3. Handphone, berfungsi sebagai alat komunikasi untuk mencari informasi
tentang harga, menghubungi pembeli, dan pemesanan pakan.
4. Waring, berfungsi untuk mencegah lobster keluar dari kolam.

69

5. Peralatan (terdiri dari timbangan, bambu, jaring, senter, ember, paralon


lobster, dan lampu). Terjadi reinvestasi pada tahun kedua untuk penggantian
waring, dan peralatan.
Dari keseluruhan total investasi yang dikeluarkan oleh pola usaha II, biaya
investasi terbesar adalah untuk pembelian lahan sebesar 87,8 persen dari total
investasi yang dikeluarkan dan sisanya, yaitu sebesar 12,2 persen digunakan untuk
biaya investasi yang lain seperti pembuatan kolam, handphone, waring dan
peralatan. Tabel 13 di bawah ini menyajikan komponen biaya investasi pada pola
usaha II
Tabel 13. Biaya Investasi Pola Usaha II

Keterangan
1. Lahan
2. Pembuatan
Kolam
3. Handphone
4. Waring
5. Peralatan
Bambu
Timbangan
Jaring
Senter
Ember
Paralon
lobster
Lampu

Total
Harga
(Rp)
Umur
15 000 000
10

Harga
(Rp/unit)
150 000

Jumlah
(unit)
100 m2

800 000

1 buah

800 000

10

400 000
7 500

1 buah
120 m

400 000
900 000

10
2

0
0

10 000
50 000
30 000
50 000
15 000

4 batang
1 buah
3 buah
1 buah
5 buah

40 000
50 000
90 000
50 000
75 000

2
2
2
2
2

0
0
0
0
0

21 000

3 batang

63 000

15 000
Total

2 buah

30 000
17 498 000

Nilai Sisa
15 000 000

b Biaya Operasional
Biaya operasional yang dikeluarkan dalam pola usaha II ini adalah setiap
biaya yang digunakan untuk melakukan kegiatan sehari- hari dalam melakukan
kegiatan usaha. Biaya operasional yang dikeluarkan pada pola usaha II terdiri
dari:

70

1. Setiap tahun terjadi dua kali masa tanam sehingga dilakukan pembelian benih
sebanyak dua kali. Benih yang dibutuhkan untuk satu periode yaitu 1 300 ekor
dengan harga per ekornya yaitu Rp 1 500.
2. Biaya pakan dibedakan menjadi dua bagian yaitu pakan buatan (pelet) dan
pakan alami (bekicot). Pelet yang dibutuhkan untuk satu periode produksi
dengan jumlah benih sebanyak 1 300 ekor adalah 120 kg, harga per kg adalah
Rp 8 000. Bekicot digunakan sebagai makanan tambahan. Banyaknya bekicot
yang diberikan adalah 50 karung, harga per karung bekicot ditempat penelitian
yaitu Rp 12 000.
3. Karung dalam satu periode dibutuhkan sebanyak sepuluh buah. Karung
berfungsi sebagai tempat memanjat lobster air tawar apabila kandungan
oksigen didalam air sedikit. Harga per karung di loksai penelitian yaitu
Rp 1 000 per buah.
4. Pemakaian listrik selama satu bulan diasumsikan sebesar Rp 50 000.
5. Pemakaia n pulsa untuk berkomunikasi dengan para pelanggan, mencari
informasi harga, dan pemesanan input diasumsikan berjumlah Rp 50 000.
6. Kotak styrofoam digunakan pada saat panen dilakukan. Satu kotak styrofoam
dapat digunakan untuk mengemas sepuluh kg lobster konsumsi. Kebutuhan
styrofoam untuk satu kali proses produksi yaitu sepuluh buah dengan harga
Rp 35 000 per buah.
7. Es juga diperlukan dalam proses pengemasan. Kebutuhan es untuk satu kali
proses produksi yaitu 20 buah dengan harga per buahnya yaitu Rp 1 000.
8. Baterai digunakan untuk membantu dalam ronda malam. Kebutuhan baterai
untuk satu periode yaitu 24 buah, dengan harga per buahnya yaitu Rp 2 500.

71

9. Biaya transportasi per bulan adalah sebesar Rp 50 000.


Adapun seluruh komponen biaya tersebut pada Pola Usaha II tersebut
disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Biaya Operasional Pola Usaha II (Satu periode produksi)
No
Perincian
1 Benih
2 Pakan
Pelet udang
Bekicot
3 Karung
4 Pemakaian listrik
5 Pulsa
6 Kotak sterofom
7 Es
8 Baterai
9 Transportasi
Total

Harga
(Rp/unit)
1 500

Kebutuhan/
Periode
1 300 ekor

8 000
12 000
1 000
50 000
50 000
35 000
1 000
2 500
50 000

120 kg
50 karung
10 buah
6 bulan
6 bulan
10 buah
20 buah
24 buah
6 bulan

Total Harga
(Rp)
1 950 000
960 000
600 000
10 000
300 000
300 000
350 000
20 000
60 000
300 000
4 950 000

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pengeluaran terbesar biaya


operasional pola usaha II terdapat pada biaya pembelian benih, yaitu sekitar
39,39 persen dari total biaya operasional dan yang kedua terbesar adalah pada
kebutuhan pakan pelet udang, yaitu sebesar 19,39 persen. Dari semua perincian
biaya operasional, biaya pembelian karung merupakan yang paling kecil alokasi
pengeluarannya.
c. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume produksi dan dalam analisis ini diasumsikan tetap setiap tahunnya. Biaya
tetap dalam budidaya pembesaran lobster air tawar ini berupa gaji manajer, gaji
karyawan, dan biaya perbaikan kolam. Manajer diberi upah sebesar Rp 700 000
per bulannya yang bertugas untuk mengawasi kerja karyawan dan sebagai tenaga

72

ahli. Karyawan diberi upah Rp 400 000 per bulan. Tabel 15 menyajikan
komponen biaya tetap pada Pola Usaha II.
Tabel 15. Biaya Tetap Pola Usaha II Per Periode
Perincian
1. Gaji manajer
2. Gaji karyawan
3. Perbaikan kolam

7.2.3

Gaji/ bulan
700 000
400 000
100 000
Total

Jumlah
6 bulan
6 bulan
1 kali

Total
4 200 000
2 400 000
100 000
6 700 000

Kelayakan Finansial Pola Usaha II


Berdasarkan hasil analisis finansial yang dilakukan pada pola usaha II

dengan tingkat diskonto yang digunakan adalah 8,75 persen, maka diperoleh nilai
NPV sebesar Rp 41 850 030. Nilai ini menunjukkan bahwa keuntungan yang
diperoleh pada kegiatan usaha lobster air tawar adalah sebesar Rp 41 850 030
selama sepuluh tahun menurut nilai sekarang. Nilai Net B/C yang diperoleh
adalah 4,53 yang berarti untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan atau
dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar Rp 4,53. IRR yang diperoleh yaitu
66 persen menunjukan bahwa tingkat suku bunga atau tingkat diskonto 66 persen
merupakan tingkat diskonto yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Melalui
hasil perhitungan Payback Period dapat diketahui bahwa masa yang dibutuhkan
untuk mengembalikan nilai investasi adalah 2,69 tahun. Secara rinci hasil analisis
kelayakan finansial berdasarkan kriteria investasi yang digunakan untuk pola
usaha II dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Hasil Analisis Finansial Kelompok Pola Usaha II
Kriteria Investasi
NPV (Rp)
IRR (%)
Net B/C
Payback Period (Tahun)

Nilai
41 850 030
66
4,53
2,69

73

7.2.4

Analisis Switching Value


Hasil analisis switching value pola usaha II dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Hasil Analisis Switching Value pada Pola Usaha II (Saat NPV = 0)
Faktor Perubahan
Penurunan harga output
Peningkatan harga pakan pelet
Penurunan produksi

Persentase Perubahan
22,35
380,78
22,35

Tabel diatas menunjukan nilai- nilai kriteria investasi yang tidak layak lagi
akibat adanya perubahan-perubahan pada masing- masing harga output, harga
pakan pelet dan produksi. Hasil analisis switching value menunjukan bahwa nilai
nol dari NPV diperoleh pada penurunan harga output sebesar 22,35 persen. Hal ini
mengandung arti bahwa penurunan harga output yang masih ditoleransi oleh
kelayakan usaha adalah lebih kecil dari 22,35 persen. Demikian halnya dengan
analisis switching value pada penurunan produksi. Usaha pembesaran lobster air
tawar tidak layak lagi (NPV = 0) jika terjadi penurunan produksi sebesar 22,35
persen. Sedangkan analisis switching value terhadap kenaikan harga pakan
menunjukkan NPV = 0 ketika terjadi kenaikan harga pakan sebesar 380,78 persen.

7.3

Analisis Kelayakan Finansial Pola Usaha III (Pembenihan dan


Pembesaran)
Pola usaha III ini merupakan pengusahaan lobster air tawar yang

dilakukan melalui kombinasi dari pola usaha I dan pola usaha II yaitu
usaha pembenihan dan usaha pembesaran. Analisis kelayakan finansial pada pola
usaha ini dilakukan sebagai bahan pembanding tingkat kelayakan finansial antara
usaha lobster air tawar yang dilakukan per pola usaha dengan pengusahaan lobster
air tawar jika dilakukan secara sekaligus.

74

7.3.1

Arus Penerimaan (Inflow)


Dalam usaha lobster air tawar ini, arus penerimaan berupa nilai produksi

total yang diperoleh pada setiap tahun selama umur proyek, ditambah dengan nilai
sisa yang diperoleh setelah proyek berakhir. Pada Pola Usaha III, arus penerimaan
berupa total produksi baik itu produksi lobster konsumsi maupun benih yang
dihasilkan setiap tahunnya, penjualan dari surplus benih, penjualan induk afkir,
dan nilai sisa lahan. Lama waktu kegiatan usaha ini adalah empat bulan untuk
pembenihan dan enam bulan untuk pembesaran, dengan asumsi tingkat kehidupan
lobster adalah 95 persen dari tahap telur ke menetas, 85 persen dari tahap baru
menetas ke ukuran benih lima cm dan 85 persen pada tahap ukuran lima cm ke
ukuran konsumsi.
Media yang digunakaan adalah kolam bak semen, akuarium dan kolam
semi permanen. Media yang dimiliki diasumsikan berjumlah satu kolam
pemijahan, dua kolam pemeliharaan benih, lima buah akuarium dan satu kolam
semi permanen. Jumlah induk yang digunakan diasumsikan sebanyak dua set
yang terdiri dari enam ekor jantan dan sepuluh ekor betina. Masing- masing induk
betina dapat menghasilkan telur sebanyak 400 butir. Sehingga jumlah telur yang
dihasilkan per satu kali pemijahan adalah 4 000 butir. Selanjutnya telur dibiarkan
dalam

akuarium

sampai

menetas

selama

sekitar

empat

minggu.

Populasi per akuarium adalah 800 telur. Sehingga untuk bisa menampung jumlah
telur yang dihasilkan dalam satu kali pemijahan adalah lima buah akuarium. Ratarata tingkat kehidupan telur menjadi benih yaitu 95 persen. Jadi telur yang
menetas menjadi benih yaitu sebanyak 3 800 ekor.

75

Setelah menetas, benih tersebut dipindah ke dalam bak pemeliharaan


benih selama kurang lebih tiga hingga empat bulan sampai berukuran lima cm.
Populasi per bak yaitu 1 500 - 2 000 ekor. Jadi, untuk dapat menampung jumlah
benih yang dihasilkan dalam satu kali pemijahan adalah dua buah bak semen.
Rata-rata tingkat kehidupan benih sampai berukuran lima cm adalah 85 persen.
Sehingga benih yang dihasilkan sampai berukuran lima cm yaitu 3 230 ekor.
Dalam satu tahun dapat dilaksanakan tiga kali proses produksi benih, sedangkan
pada produksi lobster ukuran konsumsi dapat dilakukan dua kali dalam setahun.
Setelah menjadi benih ukuran lima cm, benih tersebut dipindah ke dalam
kolam pembesaran semi permanen selama kurang lebih empat sampai enam bulan
sampai ukuran siap panen dengan ukuran 100 gram per ekornya. Kolam yang
dimiliki pengusaha diasumsikan hanya berjumlah satu kolam berukuran besar
dengan luas 50 m2 . Populasi per kolam yaitu 13 ekor per m2 . sehingga jumlah
benih lobster yang dibutuhkan untuk kolam dengan ukuran 50 m2 adalah 650 ekor
benih lobster ukuran dua inci.
Rata-rata tingkat kehidupan benih ukuran lima cm sampai ukuran
konsumsi yaitu 85 persen. Jadi, lobster ukuran konsumsi yang dihasilkan yaitu
berjumlah 552 ekor dengan bobot per ekornya yaitu 100 gram. Sehingga
pengusaha dapat menghasilkan lobster ukuran konsumsi berjumlah 55,2 kg
dengan harga per kg yaitu Rp 150 000. Untuk lebih jelasnya pola tanam pada pola
usaha III dapat dilihat pada Lampiran 1.
Selain pendapatan dari penjualan lobster konsumsi dan penjualan benih
tersebut, pengusaha juga mendapatkan pendapatan dari penjua lan benih yang
tidak digunakan untuk pembesaran dikarenakan jumlah benih yang diproduksi

76

terlalu besar dari yang dibutuhkan. benih yang tidak digunakan berjumlah
2 580 ekor benih. Benih yang tidak digunakan untuk pembesaran tersebut dapat
dijual dengan harga Rp 1 500 per ekornya. Induk yang sudah tidak produktif lagi
juga dapat menjadi pendapatan pengusaha. Umur induk produktif hanya dua
tahun, sehingga pendapatan dari penjualan induk afkir tersebut dapat diterima oleh
pengusaha selama per dua tahun. Harga induk yang sudah afkir ini adalah sama
dengan harga pasaran lobster air tawar ukuran konsumsi, yaitu Rp 150 000 per kg.
Rata-rata berat induk afkir yaitu 150 gram.
Tabel 18. Hasil Penjualan lobster konsumsi yang Dihasilkan Pola Usaha III
pada tahun pertama

Periode
1
2

Jumlah
benih
(ekor)
650
650

Jumlah
lobster
SR
(ekor)
0,85
552,5
0,85
552,5
Total

Berat
lobster
(kg)
27,625
55,250

Harga/
kg
150 000
150 000

Total
4 143 750
8 287 500
12 431 250

Pada Tabel 19, akan dijabarkan mengenai hasil penjualan lobster air tawar
konsumsi yang dihasilkan.
Tabel 19. Hasil Penjualan lobster konsumsi yang Dihasilkan Pola Usaha III

Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Jumlah
Benih
(ekor)
1 300
1 300
1 300
1 300
1 300
1 300
1 300
1 300
1 300
1 300

SR
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85

Jumlah
Lobster
(ekor)
1 105
1 105
1 105
1 105
1 105
1 105
1 105
1 105
1 105
1 105
Total

Berat
Lobster
(kg)
82,875
110,5
110,5
110,5
110,5
110,5
110,5
110,5
110,5
110,5

Harga/
Unit
150 000
150 000
150 000
150 000
150 000
150 000
150 000
150 000
150 000
150 000

Total
12 431 250
16 575 000
16 575 000
16 575 000
16 575 000
16 575 000
16 575 000
16 575 000
16 575 000
16 575 000
161 606 250

77

Selain itu, pendapatan lain diperoleh juga dari penjualan nilai sisa yang
diperoleh pada akhir umur proyek, yaitu lahan tempat pengusahaan. Nilai sisa
lahan diasumsikan sama dengan harga beli lahan. Penerimaan dari penjualan
untuk pola usaha III dapat dilihat pada Tabel 20, Tabel 21 dan Tabel 22.
Tabel 20. Hasil Pe njualan benih yang Dihasilkan Pola Usaha III
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Total

Produksi (ekor)
3 230
6 460
6 460
6 460
6 460
6 460
6 460
6 460
6 460
9 690
64 600

Nilai (Rp)
4 845 000
9 690 000
9 690 000
9 690 000
9 690 000
9 690 000
9 690 000
9 690 000
9 690 000
14 535 000
96 900 000

Tabel 22 merupakan tabel yang menjelaskan pendapatan yang diterima


pengusaha pada Pola Usaha III dari tahun pertama hingga tahun sembilan.
Tabel 21. Penjualan Surplus Benih
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Jumlah benih (ekor)


2 580
2 580
2 580
2 580
2 580
2 580
2 580
2 580
2 580
Total

Total
3 870 000
3 870 000
3 870 000
3 870 000
3 870 000
3 870 000
3 870 000
3 870 000
3 870 000
34 830 000

78

Tabel 22. Penerimaan Penjualan Induk Afkir Pada Pola Usaha III

Tahun
2
4
6
8
10

7.3.2

Jumlah
induk
(ekor)
16
16
16
16
16

Bobot/induk
(kg)
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
Total

Total
bobot
(kg)
2,4
2,4
2,4
2,4
2,4

Harga/kg
150 000
150 000
150 000
150 000
150 000

Total
Pendapatan
360 000
360 000
360 000
360 000
360 000
1 800 000

Arus Pengeluaran (Outflow)


Struktur biaya dalam usaha ini dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu

biaya investasi, biaya operasional dan biaya tetap. Ketiga komponen biaya ini
dimasukkan ke dalam arus kas.
a. Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat awal proyek.
Biaya investasi yang dikeluarkan pada pola usaha III terdiri dari:
1. Lahan berfungsi untuk membangun tempat pengusahaan lobster air tawar.
2. Biaya pembelian induk lobster air tawar.
3. Biaya pembuatan kolam pembesaran yang berfungsi untuk memelihara lobster
hingga ukuran konsumsi .
4. Biaya pembuatan kolam pemijahan dan pembenihan.
5. Pembelian handphone untuk komunikasi.
6. Biaya pembelian akuarium untuk pembenihan.
7. Biaya pembuatan rangka akuarium untuk meletakkan akuarium.
8. Biaya pembuatan naungan untuk kolam bak dan akuarium, untuk melindungi
dari hujan dan panas yang dapat merusah bak, akuarium dan kematian pada
benih.

79

9. Biaya pembelian Hi-blow yang berfungsi untuk mensuplai oksigen ke bak


pemijahan, bak pemeliharaan dan akuarium.
10. Pompa air yang berfungsi untuk mensuplai air ke kolam penampungan air.
11. Pembelian perlatan (waring, bambu, timbangan dan lain- lain).
Adapun komponen biaya investasi yang dikeluarkan dalam pola usaha III
dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Biaya Investasi Pola Usaha III
Harga
(Rp/Unit)
150 000
300 000

Keterangan
1. Lahan
2. Induk
3. Pembuatan kolam
400 000
pembesaran
4. Bak semen
2 844 500
5. Handphone
400 000
6. Akuarium
80 000
6 Rangka akuarium
125 000
8. Naungan kolam
1 250 000
dan akuarium
9. Hi-blow 60 titik
400 000
10. Pompa air
350 000
11. Peralatan
Waring
7 500
Bambu
10 000
Timbangan
50 000
Jaring
22 500
Senter
25 000
Ember
15 000
Paralon 3 inci
87 500
Lampu
15 000
Jaring kawat
18 750
Serok
6 000
Selang sedang
6 125
Selang aerasi
3 500
Selang sipon
2 500
Total Biaya Investasi

Jumlah
(Unit)
86
2

Total Harga
(Rp)
12 900 000
600 000

Umur
Ekonomis
10
2

1
1
1
5
2

400 000
2 844 500
400 000
400 000
250 000

10
10
10
5
5

1
1
1

1 250 000
375 000
350 000

5
5
5

60
2
1
2
1
5
1
2
1
2
10
10
2

450 000
20 000
50 000
45 000
25 000
75 000
87 500
30 000
18 750
12 000
61 250
35 000
5 000
20 684 000

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

Khusus untuk induk, dan peralatan setiap dua tahun diadakan reinvestasi,
karena umur ekonomis yang digunakan adalah dua tahun. Reinvestasi dilakukan

80

juga pada akuarium, naungan, pompa, rangka akuarium, dan Hi-blow, yaitu setiap
lima tahun sekali.
b. Biaya Operasional
Biaya operasional yang dikeluarkan pada pola usaha III adalah biaya
pakan yang terdiri dari pakan buatan (pelet) dan pakan alami (bekicot, cacing
sutera, dan tauge), garam ikan, pemakaian listrik, pulsa, baterai dan transportasi.
Biaya operasional tersebut diasumsikan tetap setiap tahunnya. Rincian biaya
operasional pola usaha III dapat dilihat pada Tabel 24, Tabel 25, Tabel 26, dan
Tabel 27.
Tabel 24. Biaya pembelian benih pada Pola Usaha III
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Total

Jumlah (ekor)
1 300
650
650
650
650
650
650
650
650
650
7 150

Nilai (Rp)
1 950 000
975 000
975 000
975 000
975 000
975 000
975 000
975 000
975 000
975 000
10 725 000

81

Pada Tabel 25 akan dijabarkan secara terperinci mengenai biaya


operasional rata-rata per bulan.
Tabel 25. Biaya Operasional Rata-Rata Pola Usaha III (Per Bulan)
Rincian
1. Pakan
Pelet udang
Pelet Indukan
Pelet benih
Cacing sutera
Tauge
2. Garam ikan
3. Pemakaian listrik
4. Pulsa
5. Baterai
6. Transportasi

Harga
(Rp/unit)
8 000
8 000
12 000
3 000
1 000
1 500
62 500
50 000
5 000
50 000
Total

Kebutuhan

Total Harga
(Rp)

10 kg
2,5 kg
5 kg
4,5 liter
2,5 kg
1,25 kg
1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan

80 000
20 000
60 000
13 500
2 500
1 875
62 500
50 000
5 000
50 000
345 375

Pada Tabel 26, kebutuhan kotak sterofom adalah tiga buah dan es enam
plastik yang dibutuhkan untuk pengemasan dalam penjualan benih. Oleh karena
itu pengeluaran ini dilakukan per empat bulan berdasarkan panen pada
pembenihan.
Tabel 26. Biaya Operasional Pola Usaha III (Per Empat Bulan)
Perincian
1. Kotak sterofom
2. Es

Harga
(Rp/unit)
35 000
1 000
Total

Kebutuhan
3 buah
6 plastik

Total Harga (Rp)


105 000
6 000
111 000

Pada Tabel 27, kebutuhan kotak sterofom adalah enam buah dan es
sembilan plastik yang dibutuhkan untuk pengemasan dalam penjualan lobster
konsumsi. Oleh karena itu pengeluaran ini dilakukan per enam bulan berdasarkan
panen pada pembenihan.

82

Tabel 27. Biaya Operasional Pola Usaha III ( Per Enam Bulan)
Perincian
1. Kotak sterofom
2. Es
3. Bekicot
4. Karung

Harga
(Rp/unit)
35 000
1 000
12 000
1 000
Total

Kebutuhan
6 buah
9 plastik
25 karung
5 buah

Total Harga
(Rp)
210 000
9 000
300 000
5 000
524 000

c. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume produksi. Biaya tetap dalam budidaya pembesaran lobster air tawar ini
berupa gaji manajer, gaji karyawan, perbaikan kolam pembesaran dan perawatan
bak pembenihan. Manajer diberi upah sebesar Rp 700 000 per bulannya yang
bertugas untuk mengawasi kerja karyawan dan sebagai tenaga ahli. Karyawan
diberi upah Rp 400 000 per bulan. Biaya perbaikan kolam pembesaran adalah
Rp 50 000 per enam bulan, dan biaya perawatan kolam pembenihan yaitu
Rp 25 000 per empat bulan. Tabel 28 menyajikan komponen biaya tetap pada pola
usaha III.
Tabel 28. Biaya Tetap Pola Usaha III Per Tahun
Perincian
1. Gaji Manajer
2. Gaji karyawan
3. Biaya perawatan
kolam pembenihan
4. Biaya perbaikan
kolam pembesaran

Harga
(Rp/unit)
700 000/
bulan
400 000/
bulan
25 000/
4 bulan
50 000/
6 bulan
Total

Kebutuhan

Total Harga
(Rp)

12 bulan

8 400 000

12 bulan

4 800 000

1 tahun

75 000

1 tahun

100 000
13 375 000

83

7.3.3

Kelayakan Finansial Pola usaha III


Berdasarkan hasil analisis finansial yang dilakukan pada pola usaha III

dengan tingkat diskonto yang digunakan adalah 8,75 persen, maka diperoleh nilai
NPV sebesar Rp 37 457 890. Nilai ini menunjukkan bahwa keuntungan yang
diperoleh pada kegiatan usaha lobster air tawar adalah sebesar Rp 37 457 890
selama sepuluh tahun menurut nilai sekarang. Nilai Net B/C yang diperoleh
adalah 3,45 yang berarti untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan atau
dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar Rp 3,45. IRR yang diperoleh yaitu
52 persen menunjukan bahwa tingkat suku bunga atau tingkat diskonto 52 persen
merupakan tingkat diskonto yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Hasil
perhitungan payback period, dapat diketahui bahwa masa yang dibutuhkan untuk
mengembalikan nilai investasi adalah 3,18 tahun. Secara rinci hasil analisis
kelayakan finansial berdasarkan kriteria investasi yang digunakan untuk pola
usaha III dapat dilihat pada Tabel 29.
Tabel 29. Hasil Analisis Finansial Pola Usaha III
Kriteria Investasi

Nilai
37 457 890
52
3,45
3,18

NPV (Rp)
IRR (%)
Net B/C
Payback Period (Tahun)

7.3.4

Analisis Switching Value Pola Usaha III


Hasil analisis switching value pola usaha III dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Hasil Analisis Switching Value Finansial pada Pola Usaha III
(Saat NPV = 0)
Faktor Perubahan
Penurunan harga output
Peningkatan harga pakan (pelet)
Penurunan produksi

Persentase Perubahan
22,33
348,60
22,33

84

Tabel 30 menunjukan nilai- nilai kriteria investasi yang tidak layak lagi
akibat adanya perubahan-perubahan pada masing- masing harga output, harga
pakan pelet dan produksi. Hasil analisis switching value menunjukan bahwa nilai
nol dari NPV diperoleh pada penurunan harga output sebesar 22,33 persen. Hal ini
mengandung arti bahwa penurunan harga output yang masih ditoleransi oleh
kelayakan usaha adalah lebih kecil dari 22,33 persen. Demikian halnya dengan
analisis switching value pada penurunan produksi. Usaha ini tidak layak lagi
(NPV = 0) jika terjadi penurunan produksi sebesar 22,33 persen. Sedangkan
analisis switching value terhadap kenaikan harga pakan pelet menunjukkan
NPV = 0 ketika terjadi kenaikan harga pakan pelet sebesar 348,60 persen.

7.4 Perbandingan Kelayakan Usaha Berdasarkan Ketiga Pola Usaha yang


Dilakukan
Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial dengan menggunakan
kriteria investasi yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Payback Period, ketiga pola usaha
menunjukkan kelayakan untuk diusahakan, tapi yang paling menguntungkan dan
layak untuk dilakukan adalah pola usaha II (Tabel 31). Perbandingan berdasarkan
hasil analisis switching value terhadap ketiga pola usaha dapat dilihat pada Tabel
32.
Tabel 31. Perbandingan Hasil Analisis Finansial pada Ketiga Pola Usaha
Kriteria Investasi
NPV (Rp)
IRR (%)
Net B/C
Payback Period (Tahun)

I
35 883 920
50
3,22
3,21

Pola Usaha
II
41 850 030
66
4,53
2,69

III
37 457 890
52
3,45
3,18

85

Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial dengan menggunakan


kriteria investasi yaitu NPV, IRR, Net B/C dan payback period, ketiga pola usaha
menunjukkan kelayakan untuk diusahakan. Pola Usaha I menghasilkan NPV
sebesar Rp 35 883 920, IRR adalah 50 persen, Net B/C 3,22 dan payback period
3,21 tahun. Pola Usaha II menghasilkan NPV sebesar Rp 41 850 030, IRR adalah
66 persen, Net B/C 4,53 dan payback period 2,69 tahun. Pola Usaha III
menghasilkan NPV sebesar Rp 37 457 890, IRR adalah 52 persen, Net B/C 3,45
dan payback period 3,18 tahun. Dari hasil analisis kelayakan finansial dengan
menggunakan beberapa kriteria investasi, semua pola usaha lobster air tawar yang
dilakukan layak untuk dijalankan. Tapi yang paling menguntungkan dan layak
untuk dijalankan adalah pola usaha II.
Tabel 32. Perbandingan Hasil Analisis Switching Value pada Ketiga Pola
Usaha (pada saat NPV=0) (dalam %)
Kriteria Investasi
Penurunan harga ouput
Peningkatan harga pakan (pelet)
Penurunan produksi

I
22,15
335,30
22,15

Pola Usaha
II
22,35
380,78
22,35

III
22,33
348,60
22,33

Dari hasil analisis switching value yang dilakukan terhadap ketiga pola
usaha yang dilakukan, menunjukkan bahwa pola usaha I merupakan pola usaha
yang paling sensitif terhadap perubahan biaya pakan (pelet), perubahan produksi,
dan perubahan harga output. Dari ketiga kriteria investasi diatas, perubahan
produksi dan harga output merupakan faktor yang paling sensitif terhadap
kelayakan usaha ini. Sedangkan perubahan terhadap faktor input produksi yaitu
pakan berupa pelet tidak terlalu berpengaruh terhadap kelayakan usaha ketiga pola
usaha yang dilakukan. Padahal jika dilihat dari besarnya kebutuhan pakan pelet
terhadap total biaya operasional pada ketiga pola usaha tersebut adalah lebih

86

kurang 38 persen dari total biaya operasional. Kenaikan harga pakan pelet tidak
berpengaruh dikarenakan penerimaan pada tiap-tiap pola jauh lebih besar jika
dibandingkan biaya operasionalnya. Hal tersebutlah yang menyebabkan kenaikan
harga pelet tidak terlalu berpengaruh terhadap keberlangsungan ketiga Pola
Usaha.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1

Kesimpulan

1.

Berdasarkan analisis kelayakan yang meliputi aspek pasar, aspek teknis,


aspek manajemen dan aspek sosial, maka pengusahaan lobster air tawar
baik itu usaha pembenihan, pembesaran, maupun pengusahaan dari
pembenihan sampai pembesaran layak untuk dilaksanakan

2.

Berdasarkan analisis kelayakan finansial pada pengusahaan lobster air


tawar baik itu usaha pembenihan, usaha pembesaran, maupun usaha
pembenihan samapai pembesaran layak untuk dilaksanakan. Namun usaha
yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan yaitu usaha pembesaran
lobster air tawar.

3.

Berdasarkan hasil analisis switching value, penurunan output dan


penurunan pada harga output merupakan faktor yang paling sensitif
terhadap perubahan. Namun, peningkatan pada pakan berupa pelet tidak
sensitif terhadap keberlangsungan pengusahaan lobster air tawar. Hal
tersebut dikarenakan biaya pada pakan berupa pelet jauh lebi kecil dari
apda penerimaan yang didaptkan dari pengusahaan lobster air tawar,
walaupun persentase biaya pengeluaran pakan berupa pelet terhadap total
biaya operasional diatas 30 persen.

8.2

Saran
Dari hasil penelitian kelayakan usaha budidaya lobster air tawar, saran

yang dapat diajukan adalah antara lain :

88

1. Pola usaha II yang merupakan usaha pembesaran layak untuk dipilih,


karena memiliki analisis kelayakan finansial yang paling bagus dari ketiga
pola usaha.
2. Dari analisis switcing value, perubahan output sangat mempengaruhi
kelayakan produksi, salah satunya dapat disebabkan oleh penyakit yang
paling banyak menyerang udang, yaitu white spot. Penyakit tersebut dapat
dihindarkan dengan cara selalu menjaga kondisi air dan memperhatikan
debit air yang masuk dan keluar harus secara teratur.
3. Dari analisis finansia l dapat diketahui bahwa ketiga pola usaha memiliki
potensi yang bagus untuk dikembangkan. Oleh karena itu, kemungkinan
akan banyak pengusaha yang mengusahakan lobster air tawar. Dan harga
jual benih maupun konsumsi Lobster Air Tawar akan mengalami
penurunan, oleh karena itu para pengusaha diharapkan dapat lebih
mengefisienkan biaya seperti penggunaan pakan alternatif pengganti pelet,
dan memaksimalkan tenaga pekerja agar diperoleh keuntungan yang
maksimal.
4. Karena diprediksi para pengusaha yang mengusahakan Lobster Air Tawar
tersebut akan semakin bertambah, pengusaha perlu melakukan strategi
pemasaran yang baik. Agar produksi yang dihasilkan oleh pengusaha akan
dapat terserap oleh pasar.
5. Untuk penelitian selanjutnya, dalam melakukan analisis kelayakan
finansial perlu dilakukan perbandingan tingkat kelayakan finansial
berdasarkan sumber modal yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Perikanan.1994. Statistik Perikanan Indonesia 1993.


Departemen Perikanan dan Kelautan. Jakarta.
Direktorat Jenderal Perikanan. 2005. Statistik Perikanan Indonesia 2004.
Departemen Perikanan dan Kelautan. Jakarta.
Direktorat Jenderal Perikanan. 2006. Statistik Perikanan Indonesia 2005.
Departemen Perikanan dan Kelautan. Jakarta.
Gitinger, J.P. 1996. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Universitas
Indonesia (UI press). Jakarta.
Gray, C., et al. 1997. Pengantar Evaluasi Proyek. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Husnan, S dan Muhammad, S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Edisi Keempat.
Penerbit AMP YKPN. Yogyakarta.
Holdich, D. M and R. S, Lowery. 1981. Freshwater Cray fish : Biology,
Management and Exploitation. Croom Helms, London and Sydney. Timber
Press, Portland Oregan.
Holthuis, LB. 1950. Decapoda Macrura with Revision of the New Guinea
Parastacidae. Zoological Results of the Dutch New Guinea Expedition. 1939.
New Guinea. New Ser. 5 : 289-328
Kadariah, Karlina dan Gray, C. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. LPFE.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Keown, Arthur J., et al. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku satu.
Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Kinsella, J.E. 1998. Sources Of Omega-3 Fatty acid in human diets. In Omega-3
Fatty acid in Health adn desease. Lees, R.S and M. Karel (Eds). Macel
Dekker, Inc. New and Basel.
Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran. Penerbit Gramedia. Jakarta.
Merrick, JR. 1993. Freshwater Crayfish of New South Wales. Linnean Society of
New South Wales, Australia. 127p.
Rukmana, R. 1997. Ikan Nila Budidaya dan Prospek Agribisnis. Kanisius.
Yogyakarta.

90

Sari. 1997. Analisis Kelayakan Finansial di PT. Ika Nusa Fishtama di Kecamatan
Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, Propinsi Lampung. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor.
Setiawan, Cuncun. 2006. Teknik Pembenihan & Cara Cepat Pembesaran Lobster
Air Tawar. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Sulfuad. 1998. Analisis Finansial Usaha Tambak Udang dengan Pola Kemitraan
di PT. Triasta Citarate, Desa Gunug Batu, Kecamatan Ciracap, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Suratman. 2002. Studi Kelayakan Proyek . Penerbit Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta.
Yaser. 2002. Analsis Kelayakan Finanisal Usaha Pemeliharaan Ikan Gurame Di
Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Jawa Barat. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor.
www.bi.go.id

LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Usaha Lobster Air Tawar

Kegiatan Pola Usaha I per minggu per tahun dalam 1 tahun


Tahun

Kegiatan

Bulan
1
1

1. Persiapan peralatan
2. Pembuatan kolam dan akuarium
3. Persiapan bak pemeliharaan induk
4. Persiapan akuarium pembenihan
5. Persiapan bak pemeliharaan benih
6, Pemeliharaan induk
7. Pemijahan
8. Penetasan telur
9. Pemulihan kondisi induk betina
9. Pemeliharaan benih
10. Pemanenan dan pengemasan

2 s/d 10 1.
2.
3,
4.
5.
6.
7.
8.

Persiapan akuarium pembenihan


Persiapan bak pemeliharaan benih
Pemeliharaan induk
Pemijahan
Penetasan telur
Pemulihan kondisi induk betina
Pemeliharaan benih
Pemanenan dan pengemasan

2
3

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

7
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

8
4

9
3

10
3

11
3

4 1 2

3 4 1

12
3

Lanjutan Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Usaha Lobster Air Tawar.

Kegiatan Pola Usaha II per minggu per tahun dalam 1 tahun


Tahun

Kegiatan

Bulan
1

7
8
9
10
11
12
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1

1. Pembuatan kolam pembesaran


2. Persiapan Peralatan
3. Persiapan kolam
4. Pembelian benih
5. Pemeliharaan benih sampai ukuran konsumsi
6. Panen

2 s/d 10 1. Persiapan kolam


2. Pembelian benih
3. Pemeliharaan benih sampai ukuran konsumsi
4. Panen

Lanjutan Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Usaha Lobster Air Tawar.

Kegiatan Pola Usaha III per minggu per tahun dalam 1 tahun
Tahun

Kegiatan

Bulan
1
1

1. Persiapan peralatan
2. Pembuatan kolam dan akuarium
3. Persiapan bak pemeliharaan induk
4. Persiapan akuarium pembenihan
5. Persiapan bak pemeliharaan benih
6, Pemeliharaan induk
7. Pemijahan
8. Penetasan telur
9. Pemulihan kondisi induk betina
9. Pemeliharaan benih
10. Pemanenan pembenihan dan pengemasan
11. Pembuatan kolam pembesaran
12. Persiapan Peralatan
13. Persiapan kolam
14. Pembelian benih
15. Pemeliharaan benih sampai ukuran konsumsi
16. Panen lobster konsumsi

2 s/d 10 1. Persiapan akuarium pembenihan


2. Persiapan bak pemeliharaan benih
3, Pemeliharaan induk
4. Pemijahan
5. Penetasan telur
6. Pemulihan kondisi induk betina
7. Pemeliharaan benih
8. Pemanenan dan pengemasan
9. Persiapan kolam
10. Pembelian benih
11. Pemeliharaan benih sampai ukuran konsumsi
12. Panen

2
3

3
3

4
3 4 1

2 3 4

5
1

2 3

6
4

2 3 4

7
2 3

8
4

9
3

10
3

11
3

4 1

12
3

Lampiran 2. Cashflow Pola Usaha I


A. Inflow
Benih
Induk afkir
Nilai sisa

Uraian
1
19,380,000.00

2
29,070,000.00
720,000.00

3
29,070,000.00

4
29,070,000.00
720,000.00

Tahun
5
6
29,070,000.00
29,070,000.00
720,000.00

7
29,070,000.00

8
29,070,000.00
720,000.00

9
29,070,000.00

Total Inflow
B. Outflow
Biaya Investasi
Lahan
Kolam
Naungan kolam dan akuarium
Induk
Akuarium
Rangka akuarium
Timbangan
Hi-blow 100 titik
Pompa air
Serok
Ember
Paralon Induk
Handphone
Lampu
Selang sedang
Selang aerasi
Selang sipon
Jaring kawat
Total Biaya Investasi
Biaya Operasional
Pelet indukan
Pelet benih
Cacing sutera
Tauge
Garam ikan
Pemakaian listrik
Pulsa
Kotak sterofom
Es
Transportasi
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Perawatan kolam
Gaji manajer
Gaji karyawan
Total Biaya tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak
DF (8,75%)
Present Value
NPV
IRR
Net B/C
Payback period

19,380,000.00

29,790,000.00

29,070,000.00

29,790,000.00

29,070,000.00

29,070,000.00

29,790,000.00

29,070,000.00

10,800,000.00
5,689,000.00
2,500,000.00
1,200,000.00
800,000.00
500,000.00
50,000.00
750,000.00
700,000.00
24,000.00
75,000.00
112,000.00
400,000.00
30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
23,870,000.00
320,000.00
960,000.00
216,000.00
40,000.00
30,000.00
600,000.00
400,000.00
490,000.00
14,000.00
400,000.00
3,470,000.00
100,000.00
5,600,000.00
3,200,000.00
8,900,000.00
36,240,000.00
(16,860,000.00)
701,000.00
(17,561,000.00)
0.92
(16,156,120.00)
35,883,920.00
50%
3.22
3.21

29,790,000.00

10
29,070,000.00
720,000.00
10,800,000.00
40,590,000.00

2,500,000.00
1,200,000.00

1,200,000.00

1,200,000.00

1,200,000.00

50,000.00

50,000.00

800,000.00
500,000.00
50,000.00

50,000.00
750,000.00
700,000.00

24,000.00
75,000.00
112,000.00

24,000.00
75,000.00
112,000.00

24,000.00
75,000.00
112,000.00

24,000.00
75,000.00
112,000.00

30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
1,731,000.00

30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
1,731,000.00

30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
1,731,000.00

5,250,000.00

30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
1,731,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
11,235,000.00
1,123,500.00
10,111,500.00
0.85
8,594,775.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
20,286,000.00
8,784,000.00
1,051,500.00
7,732,500.00
0.78
6,031,350.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
11,235,000.00
1,123,500.00
10,111,500.00
0.72
7,280,280.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
20,286,000.00
8,784,000.00
1,051,500.00
7,732,500.00
0.66
5,103,450.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
23,805,000.00
5,985,000.00
1,123,500.00
4,861,500.00
0.60
2,916,900.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
20,286,000.00
8,784,000.00
1,051,500.00
7,732,500.00
0.56
4,330,200.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
11,235,000.00
1,123,500.00
10,111,500.00
0.51
5,156,865.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
20,286,000.00
8,784,000.00
1,051,500.00
7,732,500.00
0.47
3,634,275.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
22,035,000.00
1,123,500.00
20,911,500.00
0.43
8,991,945.00

96

Lampiran 3. Laporan Rugi laba Pola Usaha I


Uraian
A. Inflow
Benih
Induk afkir

1
19,380,000.00

Total Inflow
B. Outflow
Biaya Operasional
Pelet indukan
Pelet benih
Cacing sutera
Tauge
Garam ikan
Pemakaian listrik
Pulsa
Kotak sterofom
Es
Transportasi
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Perawatan kolam
Gaji manajer
Gaji karyawan
Total Biaya tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak

Tahun
5
6
29,070,000.00
29,070,000.00
720,000.00
29,070,000.00
29,790,000.00

3
29,070,000.00

19,380,000.00

2
29,070,000.00
720,000.00
29,790,000.00

29,070,000.00

4
29,070,000.00
720,000.00
29,790,000.00

320,000.00
960,000.00
216,000.00
40,000.00
30,000.00
600,000.00
400,000.00
490,000.00
14,000.00
400,000.00
3,470,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

100,000.00
5,600,000.00
3,200,000.00
8,900,000.00
12,370,000.00
7,010,000.00
701,000.00
6,309,000.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
11,235,000.00
1,123,500.00
10,111,500.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
10,515,000.00
1,051,500.00
9,463,500.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
11,235,000.00
1,123,500.00
10,111,500.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
10,515,000.00
1,051,500.00
9,463,500.00

7
29,070,000.00

9
29,070,000.00

29,070,000.00

8
29,070,000.00
720,000.00
29,790,000.00

29,070,000.00

10
29,070,000.00
720,000.00
29,790,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
11,235,000.00
1,123,500.00
10,111,500.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
10,515,000.00
1,051,500.00
9,463,500.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
11,235,000.00
1,123,500.00
10,111,500.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
10,515,000.00
1,051,500.00
9,463,500.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
11,235,000.00
1,123,500.00
10,111,500.00

97

Lampiran 4. Cashflow Pola Usaha II


Uraian
A. Inflow
Lobster konsumsi
Nilai sisa
Total Inflow
B. Outflow
Biaya Investasi
Lahan
Kolam
Waring
Bambu
Timbangan
Jaring
Senter
Ember
Paralon Lobster
Handphone
Lampu
Total Biaya Investasi
Biaya Operasional
Benih
Pelet udang
Bekicot
Karung
Pemakaian listrik
Pulsa
Kotak sterofom
Es
Batrei
Transportasi
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Perbaikan kolam
Gaji manajer
Gaji karyawan
Total Biaya Tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak
DF (8,75%)
Present Value
NPV
IRR
Net B/C
Payback period

1
24,862,500.00

2
33,150,000.00

3
33,150,000.00

4
33,150,000.00

Tahun
5
6
33,150,000.00
33,150,000.00

7
33,150,000.00

8
33,150,000.00

9
33,150,000.00

24,862,500.00

33,150,000.00

33,150,000.00

33,150,000.00

33,150,000.00

33,150,000.00

33,150,000.00

33,150,000.00

15,000,000.00
800,000.00
900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00
400,000.00
30,000.00
17,498,000.00
3,900,000.00
1,600,000.00
1,000,000.00
15,000.00
500,000.00
500,000.00
525,000.00
30,000.00
80,000.00
500,000.00
8,650,000.00
100,000.00
7,000,000.00
4,000,000.00
11,100,000.00
37,248,000.00
(12,385,500.00)
511,250.00
(12,896,750.00)
0.92
(11,865,010.00)
41,850,030.00
66%
4.53
2.69

33,150,000.00

900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00

900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00

900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00

900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00

30,000.00
1,298,000.00

30,000.00
1,298,000.00

30,000.00
1,298,000.00

30,000.00
1,298,000.00

10
33,150,000.00
15,000,000.00
48,150,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
10,050,000.00
1,005,000.00
9,045,000.00
0.85
7,688,250.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
24,398,000.00
8,752,000.00
1,005,000.00
7,747,000.00
0.78
6,042,660.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
10,050,000.00
1,005,000.00
9,045,000.00
0.72
6,512,400.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
24,398,000.00
8,752,000.00
1,005,000.00
7,747,000.00
0.66
5,113,020.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
10,050,000.00
1,005,000.00
9,045,000.00
0.60
5,427,000.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
24,398,000.00
8,752,000.00
1,005,000.00
7,747,000.00
0.56
4,338,320.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
10,050,000.00
1,005,000.00
9,045,000.00
0.51
4,612,950.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
24,398,000.00
8,752,000.00
1,005,000.00
7,747,000.00
0.47
3,641,090.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
25,050,000.00
1,005,000.00
24,045,000.00
0.43
10,339,350.00

98

Lampiran 5. Laporan Rugi Laba Pola Usaha II


Uraian
A. Inflow
Lobster konsumsi
Total Inflow
B. Outflow
Biaya Operasional
Benih
Pelet udang
Bekicot
Karung
Pemakaian listrik
Pulsa
Kotak sterofom
Es
Batrei
Transportasi
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Perbaikan kolam
Gaji manajer
Gaji karyawan
Total Biaya Tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak

Tahun
5
6
33,150,000.00
33,150,000.00
33,150,000.00
33,150,000.00

1
24,862,500.00
24,862,500.00

2
33,150,000.00
33,150,000.00

3
33,150,000.00
33,150,000.00

4
33,150,000.00
33,150,000.00

3,900,000.00
1,600,000.00
1,000,000.00
15,000.00
500,000.00
500,000.00
525,000.00
30,000.00
80,000.00
500,000.00
8,650,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

100,000.00
7,000,000.00
4,000,000.00
11,100,000.00
19,750,000.00
5,112,500.00
511,250.00
4,601,250.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
10,050,000.00
1,005,000.00
9,045,000.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
10,050,000.00
1,005,000.00
9,045,000.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
10,050,000.00
1,005,000.00
9,045,000.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
10,050,000.00
1,005,000.00
9,045,000.00

7
33,150,000.00
33,150,000.00

8
33,150,000.00
33,150,000.00

9
33,150,000.00
33,150,000.00

10
33,150,000.00
33,150,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
10,050,000.00
1,005,000.00
9,045,000.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
10,050,000.00
1,005,000.00
9,045,000.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
10,050,000.00
1,005,000.00
9,045,000.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
10,050,000.00
1,005,000.00
9,045,000.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
10,050,000.00
1,005,000.00
9,045,000.00

99

Lampiran 6. Cashflow Pola Usaha III


Uraian
A. Inflow
Lobster konsumsi
Penjualan benih
Penjualan surplus Benih
Induk afkir
Nilai sisa
Total Inflow
B. Outflow
BIAYA INVESTASI
Lahan
Kolam pembenihan
Naungan
Induk
Akuarium
Rangka akuarium
Timbangan
Hi-blow
Pompa air
Serok
Handphone
Lampu
Selang sedang
Selang aerasi
Selang sipon
Jaring kawat
Pembuatan kolam pembesaran
Waring
Bambu
Jaring
Senter
Ember
Paralon ukuran 3 inci
Total Biaya Investasi
BIAYA OPERASIONAL
Pembelian benih
Pelet indukan
Pelet benih
Pelet udang
Cacing sutera
Tauge
Bekicot
Pemakaian listrik
Transportasi
Garam ikan
Karung
Kotak sterofom
Es
Batrei
Pulsa
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Gaji Manajer
Gaji karyawan
Perbaikan kolam pembesaran
Perawatan kolam pembenihan
Total Biaya Tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak
DF (8,75%)
Present Value
NPV
IRR
Net B/C
Payback period

1
12,431,250.00
4,845,000.00
3,870,000.00

21,146,250.00

2
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
360,000.00

3
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00

30,495,000.00

30,135,000.00

12,900,000.00
2,844,500.00
1,250,000.00
600,000.00
400,000.00
250,000.00
50,000.00
375,000.00
350,000.00
12,000.00
400,000.00
30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00
400,000.00
450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
20,684,000.00

4
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
360,000.00

Tahun
5
6
16,575,000.00 16,575,000.00
9,690,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
3,870,000.00
360,000.00

7
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00

30,495,000.00

30,135,000.00

30,135,000.00

30,495,000.00

8
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
360,000.00

9
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00

30,495,000.00

30,135,000.00

10
16,575,000.00
14,535,000.00
360,000.00
12,900,000.00
44,370,000.00

1,250,000.00
600,000.00

600,000.00

600,000.00

600,000.00

50,000.00

50,000.00

400,000.00
250,000.00
50,000.00

50,000.00
375,000.00
350,000.00

12,000.00

12,000.00

12,000.00

12,000.00

30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00

30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00

30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00

30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00

450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
1,514,500.00

450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
1,514,500.00

2,625,000.00

450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
1,514,500.00

450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
1,514,500.00

1,950,000.00
160,000.00
480,000.00
800,000.00
108,000.00
20,000.00
500,000.00
550,000.00
500,000.00
15,000.00
7,500.00
490,000.00
22,000.00
40,000.00
500,000.00
6,142,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

7,000,000.00
4,000,000.00
50,000.00
50,000.00
11,100,000.00
37,926,500.00
(16,780,250.00)
390,375.00
(17,170,625.00)
0.92
(15,796,975.00)
37,457,890.00
52%
3.45
3.18

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
10,642,500.00
1,064,250.00
9,578,250.00
0.85
8,141,512.50

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
21,367,000.00
8,768,000.00
1,028,250.00
7,739,750.00
0.78
6,037,005.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
10,642,500.00
1,064,250.00
9,578,250.00
0.72
6,896,340.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
21,367,000.00
8,768,000.00
1,028,250.00
7,739,750.00
0.66
5,108,235.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
22,477,500.00
8,017,500.00
1,064,250.00
6,953,250.00
0.60
4,171,950.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
21,367,000.00
8,768,000.00
1,028,250.00
7,739,750.00
0.56
4,334,260.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
10,642,500.00
1,064,250.00
9,578,250.00
0.51
4,884,907.50

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
21,367,000.00
8,768,000.00
1,028,250.00
7,739,750.00
0.47
3,637,682.50

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
24,517,500.00
1,161,750.00
23,355,750.00
0.43
10,042,972.50

100

Lampiran 7. Laporan Rugi Laba Pola Usaha III


Uraian
A. Inflow
Lobster konsumsi
Penjualan benih
Penjualan surplus Benih
Induk afkir
Total Inflow
B. Outflow
BIAYA OPERASIONAL
Pembelian benih
Pelet indukan
Pelet benih
Pelet udang
Cacing sutera
Tauge
Bekicot
Pemakaian listrik
Transportasi
Garam ikan
Karung
Kotak sterofom
Es
Batrei
Pulsa
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Gaji Manajer
Gaji karyawan
Perbaikan kolam pembesaran
Perawatan kolam pembenihan
Total Biaya Tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak

1
12,431,250.00
4,845,000.00
3,870,000.00

3
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00

Tahun
5
6
16,575,000.00
16,575,000.00
9,690,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
3,870,000.00
360,000.00
30,135,000.00
30,495,000.00

21,146,250.00

2
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
360,000.00
30,495,000.00

30,135,000.00

4
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
360,000.00
30,495,000.00

1,950,000.00
160,000.00
480,000.00
800,000.00
108,000.00
20,000.00
500,000.00
550,000.00
500,000.00
15,000.00
7,500.00
490,000.00
22,000.00
40,000.00
500,000.00
6,142,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

7,000,000.00
4,000,000.00
50,000.00
50,000.00
11,100,000.00
17,242,500.00
3,903,750.00
390,375.00
3,513,375.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
10,642,500.00
1,064,250.00
9,578,250.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
10,282,500.00
1,028,250.00
9,254,250.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
10,642,500.00
1,064,250.00
9,578,250.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
10,282,500.00
1,028,250.00
9,254,250.00

7
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
30,135,000.00

8
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
360,000.00
30,495,000.00

9
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00

10
16,575,000.00
14,535,000.00

30,135,000.00

360,000.00
31,470,000.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
10,642,500.00
1,064,250.00
9,578,250.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
10,282,500.00
1,028,250.00
9,254,250.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
10,642,500.00
1,064,250.00
9,578,250.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
10,282,500.00
1,028,250.00
9,254,250.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
11,617,500.00
1,161,750.00
10,455,750.00

101

Lampiran 8. Cashflow Switching Value Pola Usaha I terhadap Penurunan Produksi Sebesar 22,15 %
A. Inflow
Benih
Induk afkir
Nilai sisa

Uraian
1
15,087,330.00

2
22,630,995.00
720,000.00

3
22,630,995.00

4
22,630,995.00
720,000.00

Tahun
5
6
22,630,995.00
22,630,995.00
720,000.00

7
22,630,995.00

8
22,630,995.00
720,000.00

9
22,630,995.00

Total Inflow
B. Outflow
Biaya Investasi
Lahan
Kolam
Naungan kolam dan akuarium
Induk
Akuarium
Rangka akuarium
Timbangan
Hi-blow 100 titik
Pompa air
Serok
Ember
Paralon Induk
Handphone
Lampu
Selang sedang
Selang aerasi
Selang sipon
Jaring kawat
Total Biaya Investasi
Biaya Operasional
Pelet indukan
Pelet benih
Cacing sutera
Tauge
Garam ikan
Pemakaian listrik
Pulsa
Kotak sterofom
Es
Transportasi
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Perawatan kolam
Gaji manajer
Gaji karyawan
Total Biaya tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak
DF (8,75%)
Present Value
NPV
IRR
Net B/C
Payback period

15,087,330.00

23,350,995.00

22,630,995.00

23,350,995.00

22,630,995.00

22,630,995.00

23,350,995.00

22,630,995.00

10,800,000.00
5,689,000.00
2,500,000.00
1,200,000.00
800,000.00
500,000.00
50,000.00
750,000.00
700,000.00
24,000.00
75,000.00
112,000.00
400,000.00
30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
23,870,000.00
320,000.00
960,000.00
216,000.00
40,000.00
30,000.00
600,000.00
400,000.00
490,000.00
14,000.00
400,000.00
3,470,000.00
100,000.00
5,600,000.00
3,200,000.00
8,900,000.00
36,240,000.00
(21,152,670.00)
271,733.00
(21,424,403.00)
0.92
(19,710,450.76)
(700.67)
9%
0.99
> 10 tahun

23,350,995.00

10
22,630,995.00
720,000.00
10,800,000.00
34,150,995.00

2,500,000.00
1,200,000.00

1,200,000.00

1,200,000.00

1,200,000.00

50,000.00

50,000.00

800,000.00
500,000.00
50,000.00

50,000.00
750,000.00
700,000.00

24,000.00
75,000.00
112,000.00

24,000.00
75,000.00
112,000.00

24,000.00
75,000.00
112,000.00

24,000.00
75,000.00
112,000.00

30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
1,731,000.00

30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
1,731,000.00

5,250,000.00

30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
1,731,000.00

30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
1,731,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
20,286,000.00
2,344,995.00
407,599.50
1,937,395.50
0.56
1,084,941.48

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,795,995.00
479,599.50
4,316,395.50
0.51
2,201,361.71

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
20,286,000.00
2,344,995.00
407,599.50
1,937,395.50
0.47
910,575.89

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
15,595,995.00
479,599.50
15,116,395.50
0.43
6,500,050.07

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,795,995.00
479,599.50
4,316,395.50
0.85
3,668,936.18

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
20,286,000.00
2,344,995.00
407,599.50
1,937,395.50
0.78
1,511,168.49

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,795,995.00
479,599.50
4,316,395.50
0.72
3,107,804.76

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
20,286,000.00
2,344,995.00
407,599.50
1,937,395.50
0.66
1,278,681.03

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
23,805,000.00
(454,005.00)
479,599.50
(933,604.50)
0.60
(560,162.70)

102

Lampiran 9. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha I terhadap Penurunan Produksi Sebesar 22,15 %
Uraian
A. Inflow
Benih
Induk afkir

1
15,087,330.00

Total Inflow
B. Outflow
Biaya Operasional
Pelet indukan
Pelet benih
Cacing sutera
Tauge
Garam ikan
Pemakaian listrik
Pulsa
Kotak sterofom
Es
Transportasi
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Perawatan kolam
Gaji manajer
Gaji karyawan
Total Biaya tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak

Tahun
5
6
22,630,995.00
22,630,995.00
720,000.00
22,630,995.00
23,350,995.00

3
22,630,995.00

15,087,330.00

2
22,630,995.00
720,000.00
23,350,995.00

22,630,995.00

4
22,630,995.00
720,000.00
23,350,995.00

320,000.00
960,000.00
216,000.00
40,000.00
30,000.00
600,000.00
400,000.00
490,000.00
14,000.00
400,000.00
3,470,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

100,000.00
5,600,000.00
3,200,000.00
8,900,000.00
12,370,000.00
2,717,330.00
271,733.00
2,445,597.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,795,995.00
479,599.50
4,316,395.50

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,075,995.00
407,599.50
3,668,395.50

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,795,995.00
479,599.50
4,316,395.50

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,075,995.00
407,599.50
3,668,395.50

7
22,630,995.00

9
22,630,995.00

22,630,995.00

8
22,630,995.00
720,000.00
23,350,995.00

22,630,995.00

10
22,630,995.00
720,000.00
23,350,995.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,795,995.00
479,599.50
4,316,395.50

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,075,995.00
407,599.50
3,668,395.50

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,795,995.00
479,599.50
4,316,395.50

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,075,995.00
407,599.50
3,668,395.50

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,795,995.00
479,599.50
4,316,395.50

103

Lampiran 10. Cashflow Switching Value Pola Usaha II terhadap Penurunan Produksi Sebesar 22,35 %
Uraian
A. Inflow
Lobster konsumsi
Nilai sisa
Total Inflow
B. Outflow
Biaya Investasi
Lahan
Kolam
Waring
Bambu
Timbangan
Jaring
Senter
Ember
Paralon Lobster
Handphone
Lampu
Total Biaya Investasi
Biaya Operasional
Benih
Pelet udang
Bekicot
Karung
Pemakaian listrik
Pulsa
Kotak sterofom
Es
Batrei
Transportasi
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Perbaikan kolam
Gaji manajer
Gaji karyawan
Total Biaya Tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak
DF (8,75%)
Present Value
NPV
IRR
Net B/C
Payback period

1
19,305,731.25

2
25,740,975.00

3
25,740,975.00

4
25,740,975.00

Tahun
5
6
25,740,975.00
25,740,975.00

7
25,740,975.00

8
25,740,975.00

9
25,740,975.00

19,305,731.25

25,740,975.00

25,740,975.00

25,740,975.00

25,740,975.00

25,740,975.00

25,740,975.00

25,740,975.00

15,000,000.00
800,000.00
900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00
400,000.00
30,000.00
17,498,000.00
3,900,000.00
1,600,000.00
1,000,000.00
15,000.00
500,000.00
500,000.00
525,000.00
30,000.00
80,000.00
500,000.00
8,650,000.00
100,000.00
7,000,000.00
4,000,000.00
11,100,000.00
37,248,000.00
(17,942,268.75)
0.00
(17,942,268.75)
0.92
(16,506,887.25)
(29.20)
9%
0.99
> 10 tahun

25,740,975.00

900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00

900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00

900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00

900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00

30,000.00
1,298,000.00

30,000.00
1,298,000.00

30,000.00
1,298,000.00

30,000.00
1,298,000.00

10
25,740,975.00
15,000,000.00
40,740,975.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50
0.85
2,020,345.88

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
24,398,000.00
1,342,975.00
264,097.50
1,078,877.50
0.78
841,524.45

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50
0.72
1,711,351.80

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
24,398,000.00
1,342,975.00
264,097.50
1,078,877.50
0.66
712,059.15

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50
0.60
1,426,126.50

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
24,398,000.00
1,342,975.00
264,097.50
1,078,877.50
0.56
604,171.40

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50
0.51
1,212,207.53

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
24,398,000.00
1,342,975.00
264,097.50
1,078,877.50
0.47
507,072.43

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
17,640,975.00
264,097.50
17,376,877.50
0.43
7,472,057.33

104

Lampiran 11. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha II terhadap Penurunan Produksi Sebesar 22,35 %
Uraian
A. Inflow
Lobster konsumsi
Total Inflow
B. Outflow
Biaya Operasional
Benih
Pelet udang
Bekicot
Karung
Pemakaian listrik
Pulsa
Kotak sterofom
Es
Batrei
Transportasi
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Perbaikan kolam
Gaji manajer
Gaji karyawan
Total Biaya Tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak

Tahun
5
6
25,740,975.00 25,740,975.00
25,740,975.00 25,740,975.00

1
19,305,731.25
19,305,731.25

2
25,740,975.00
25,740,975.00

3
25,740,975.00
25,740,975.00

4
25,740,975.00
25,740,975.00

3,900,000.00
1,600,000.00
1,000,000.00
15,000.00
500,000.00
500,000.00
525,000.00
30,000.00
80,000.00
500,000.00
8,650,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

100,000.00
7,000,000.00
4,000,000.00
11,100,000.00
19,750,000.00
(444,268.75)
0.00
(444,268.75)

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

7
25,740,975.00
25,740,975.00

8
25,740,975.00
25,740,975.00

9
25,740,975.00
25,740,975.00

10
25,740,975.00
25,740,975.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

105

Lampiran 12. Cashflow Switching Value Pola Usaha III terhadap Penurunan Produksi Sebesar
22,33 %
Uraian
A. Inflow
Lobster konsumsi
Penjualan benih
Penjualan surplus Benih
Induk afkir
Nilai sisa
Total Inflow
B. Outflow
BIAYA INVESTASI
Lahan
Kolam pembenihan
Naungan
Induk
Akuarium
Rangka akuarium
Timbangan
Hi-blow
Pompa air
Serok
Handphone
Lampu
Selang sedang
Selang aerasi
Selang sipon
Jaring kawat
Pembuatan kolam pembesaran
Waring
Bambu
Jaring
Senter
Ember
Paralon ukuran 3 inci
Total Biaya Investasi
BIAYA OPERASIONAL
Pembelian benih
Pelet indukan
Pelet benih
Pelet udang
Cacing sutera
Tauge
Bekicot
Pemakaian listrik
Transportasi
Garam ikan
Karung
Kotak sterofom
Es
Batrei
Pulsa
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Gaji Manajer
Gaji karyawan
Perbaikan kolam pembesaran
Perawatan kolam pembenihan
Total Biaya Tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak
DF (8,75%)
Present Value
NPV
IRR
Net B/C
Payback period

1
9,655,351.88
3,763,111.50
3,005,829.00

16,424,292.38

2
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00
360,000.00

3
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00

23,765,854.50

23,405,854.50

12,900,000.00
2,844,500.00
1,250,000.00
600,000.00
400,000.00
250,000.00
50,000.00
375,000.00
350,000.00
12,000.00
400,000.00
30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00
400,000.00
450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
20,684,000.00

4
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00
360,000.00

Tahun
5
6
12,873,802.50 12,873,802.50
7,526,223.00
7,526,223.00
3,005,829.00
3,005,829.00
360,000.00

7
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00

23,765,854.50

23,405,854.50

23,405,854.50

23,765,854.50

8
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00
360,000.00

9
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00

23,765,854.50

23,405,854.50

10
12,873,802.50
11,289,334.50
360,000.00
12,900,000.00
37,423,137.00

1,250,000.00
600,000.00

600,000.00

600,000.00

600,000.00

50,000.00

50,000.00

400,000.00
250,000.00
50,000.00

50,000.00
375,000.00
350,000.00

12,000.00

12,000.00

12,000.00

12,000.00

30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00

30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00

30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00

30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00

450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
1,514,500.00

450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
1,514,500.00

2,625,000.00

450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
1,514,500.00

450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
1,514,500.00

1,950,000.00
160,000.00
480,000.00
800,000.00
108,000.00
20,000.00
500,000.00
550,000.00
500,000.00
15,000.00
7,500.00
490,000.00
22,000.00
40,000.00
500,000.00
6,142,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

7,000,000.00
4,000,000.00
50,000.00
50,000.00
11,100,000.00
37,926,500.00
(21,502,207.63)
(21,502,207.63)
0.92
(19,782,031.02)
(442.56)
9%
0.99
> 10 tahun

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,913,354.50
391,335.45
3,522,019.05
0.85
2,993,716.19

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
21,367,000.00
2,038,854.50
355,335.45
1,683,519.05
0.78
1,313,144.86

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,913,354.50
391,335.45
3,522,019.05
0.72
2,535,853.72

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
21,367,000.00
2,038,854.50
355,335.45
1,683,519.05
0.66
1,111,122.57

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
22,477,500.00
1,288,354.50
391,335.45
897,019.05
0.60
538,211.43

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
21,367,000.00
2,038,854.50
355,335.45
1,683,519.05
0.56
942,770.67

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,913,354.50
391,335.45
3,522,019.05
0.51
1,796,229.72

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
21,367,000.00
2,038,854.50
355,335.45
1,683,519.05
0.47
791,253.95

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
17,570,637.00
467,063.70
17,103,573.30
0.43
7,354,536.52

106

Lampiran 13. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha III terhadap Penurunan Produksi Sebesar 22,33 %
Uraian
A. Inflow
Lobster konsumsi
Penjualan benih
Penjualan surplus Benih
Induk afkir
Total Inflow
B. Outflow
BIAYA OPERASIONAL
Pembelian benih
Pelet indukan
Pelet benih
Pelet udang
Cacing sutera
Tauge
Bekicot
Pemakaian listrik
Transportasi
Garam ikan
Karung
Kotak sterofom
Es
Batrei
Pulsa
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Gaji Manajer
Gaji karyawan
Perbaikan kolam pembesaran
Perawatan kolam pembenihan
Total Biaya Tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak

1
9,655,351.88
3,763,111.50
3,005,829.00

Tahun
5
6
12,873,802.50
12,873,802.50
7,526,223.00
7,526,223.00
3,005,829.00
3,005,829.00
360,000.00
23,405,854.50
23,765,854.50

3
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00

16,424,292.38

2
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00
360,000.00
23,765,854.50

23,405,854.50

4
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00
360,000.00
23,765,854.50

1,950,000.00
160,000.00
480,000.00
800,000.00
108,000.00
20,000.00
500,000.00
550,000.00
500,000.00
15,000.00
7,500.00
490,000.00
22,000.00
40,000.00
500,000.00
6,142,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

7,000,000.00
4,000,000.00
50,000.00
50,000.00
11,100,000.00
17,242,500.00
(818,207.63)
(818,207.63)

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,913,354.50
391,335.45
3,522,019.05

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,553,354.50
355,335.45
3,198,019.05

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,913,354.50
391,335.45
3,522,019.05

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,553,354.50
355,335.45
3,198,019.05

7
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00

9
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00

23,405,854.50

8
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00
360,000.00
23,765,854.50

10
12,873,802.50
11,289,334.50

23,405,854.50

360,000.00
24,523,137.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,913,354.50
391,335.45
3,522,019.05

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,553,354.50
355,335.45
3,198,019.05

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,913,354.50
391,335.45
3,522,019.05

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,553,354.50
355,335.45
3,198,019.05

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
4,670,637.00
467,063.70
4,203,573.30

107

Lampiran 14. Cashflow Switching Value Pola Usaha I terhadap Peningkatan Harga Pakan (Pelet) Sebesar 335,30 %
A. Inflow
Benih
Induk afkir
Nilai sisa

Uraian
1
19,380,000.00

2
29,070,000.00
720,000.00

3
29,070,000.00

4
29,070,000.00
720,000.00

Tahun
5
6
29,070,000.00
29,070,000.00
720,000.00

7
29,070,000.00

8
29,070,000.00
720,000.00

9
29,070,000.00

Total Inflow
B. Outflow
Biaya Investasi
Lahan
Kolam
Naungan kolam dan akuarium
Induk
Akuarium
Rangka akuarium
Timbangan
Hi-blow 100 titik
Pompa air
Serok
Ember
Paralon Induk
Handphone
Lampu
Selang sedang
Selang aerasi
Selang sipon
Jaring kawat
Total Biaya Investasi
Biaya Operasional
Pelet indukan
Pelet benih
Cacing sutera
Tauge
Garam ikan
Pemakaian listrik
Pulsa
Kotak sterofom
Es
Transportasi
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Perawatan kolam
Gaji manajer
Gaji karyawan
Total Biaya tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak
DF (8,75%)
Present Value
NPV
IRR
Net B/C
Payback period

19,380,000.00

29,790,000.00

29,070,000.00

29,790,000.00

29,070,000.00

29,070,000.00

29,790,000.00

29,070,000.00

10,800,000.00
5,689,000.00
2,500,000.00
1,200,000.00
800,000.00
500,000.00
50,000.00
750,000.00
700,000.00
24,000.00
75,000.00
112,000.00
400,000.00
30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
23,870,000.00

29,790,000.00

10
29,070,000.00
720,000.00
10,800,000.00
40,590,000.00

2,500,000.00
1,200,000.00

1,200,000.00

1,200,000.00

1,200,000.00

50,000.00

50,000.00

800,000.00
500,000.00
50,000.00

50,000.00
750,000.00
700,000.00

24,000.00
75,000.00
112,000.00

24,000.00
75,000.00
112,000.00

24,000.00
75,000.00
112,000.00

24,000.00
75,000.00
112,000.00

30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
1,731,000.00

30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
1,731,000.00

30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
1,731,000.00

5,250,000.00

30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
1,731,000.00

1,392,960.00
4,178,880.00
216,000.00
40,000.00
30,000.00
600,000.00
400,000.00
490,000.00
14,000.00
400,000.00
7,761,840.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

100,000.00
5,600,000.00
3,200,000.00
8,900,000.00
40,531,840.00
(21,151,840.00)
271,816.00
(21,423,656.00)
0.92
(19,709,763.52)
(154.24)
9%
0.99
> 10 tahun

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
24,992,760.00
4,797,240.00
479,724.00
4,317,516.00
0.85
3,669,888.60

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
26,723,760.00
2,346,240.00
407,724.00
1,938,516.00
0.78
1,512,042.48

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
24,992,760.00
4,797,240.00
479,724.00
4,317,516.00
0.72
3,108,611.52

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
26,723,760.00
2,346,240.00
407,724.00
1,938,516.00
0.66
1,279,420.56

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
30,242,760.00
(452,760.00)
479,724.00
(932,484.00)
0.60
(559,490.40)

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
26,723,760.00
2,346,240.00
407,724.00
1,938,516.00
0.56
1,085,568.96

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
24,992,760.00
4,797,240.00
479,724.00
4,317,516.00
0.51
2,201,933.16

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
26,723,760.00
2,346,240.00
407,724.00
1,938,516.00
0.47
911,102.52

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
24,992,760.00
15,597,240.00
479,724.00
15,117,516.00
0.43
6,500,531.88

108

Lampiran 15. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha I terhadap Peningkatan Harga Pakan (Pelet) Sebesar 335,30 %
Uraian
A. Inflow
Benih
Induk afkir

1
19,380,000.00

Total Inflow
B. Outflow
Biaya Operasional
Pelet indukan
Pelet benih
Cacing sutera
Tauge
Garam ikan
Pemakaian listrik
Pulsa
Kotak sterofom
Es
Transportasi
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Perawatan kolam
Gaji manajer
Gaji karyawan
Total Biaya tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak

29,070,000.00

4
29,070,000.00
720,000.00
29,790,000.00

Tahun
5
6
29,070,000.00
29,070,000.00
720,000.00
29,070,000.00
29,790,000.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
24,992,760.00
4,797,240.00
479,724.00
4,317,516.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
24,992,760.00
4,077,240.00
407,724.00
3,669,516.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
24,992,760.00
4,797,240.00
479,724.00
4,317,516.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
24,992,760.00
4,077,240.00
407,724.00
3,669,516.00

3
29,070,000.00

19,380,000.00

2
29,070,000.00
720,000.00
29,790,000.00

1,392,960.00
4,178,880.00
216,000.00
40,000.00
30,000.00
600,000.00
400,000.00
490,000.00
14,000.00
400,000.00
7,761,840.00
100,000.00
5,600,000.00
3,200,000.00
8,900,000.00
16,661,840.00
2,718,160.00
271,816.00
2,446,344.00

7
29,070,000.00

9
29,070,000.00

29,070,000.00

8
29,070,000.00
720,000.00
29,790,000.00

29,070,000.00

10
29,070,000.00
720,000.00
29,790,000.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

2,089,440.00
6,268,320.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
11,642,760.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
24,992,760.00
4,797,240.00
479,724.00
4,317,516.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
24,992,760.00
4,077,240.00
407,724.00
3,669,516.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
24,992,760.00
4,797,240.00
479,724.00
4,317,516.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
24,992,760.00
4,077,240.00
407,724.00
3,669,516.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
24,992,760.00
4,797,240.00
479,724.00
4,317,516.00

109

Lampiran 16. Cashflow Switching Value Pola Usaha II terhadap Peningkatan Harga Pakan (Pelet) Sebesar 380,78 %
Uraian
A. Inflow
Lobster konsumsi
Nilai sisa
Total Inflow
B. Outflow
Biaya Investasi
Lahan
Kolam
Waring
Bambu
Timbangan
Jaring
Senter
Ember
Paralon Lobster
Handphone
Lampu
Total Biaya Investasi
Biaya Operasional
Benih
Pelet udang
Bekicot
Karung
Pemakaian listrik
Pulsa
Kotak sterofom
Es
Batrei
Transportasi
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Perbaikan kolam
Gaji manajer
Gaji karyawan
Total Biaya Tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak
DF (8,75%)
Present Value
NPV
IRR
Net B/C
Payback period

1
24,862,500.00

2
33,150,000.00

3
33,150,000.00

4
33,150,000.00

Tahun
5
6
33,150,000.00
33,150,000.00

7
33,150,000.00

8
33,150,000.00

9
33,150,000.00

24,862,500.00

33,150,000.00

33,150,000.00

33,150,000.00

33,150,000.00

33,150,000.00

33,150,000.00

33,150,000.00

15,000,000.00
800,000.00
900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00
400,000.00
30,000.00
17,498,000.00

33,150,000.00

900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00

900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00

900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00

900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00

30,000.00
1,298,000.00

30,000.00
1,298,000.00

30,000.00
1,298,000.00

30,000.00
1,298,000.00

10
33,150,000.00
15,000,000.00
48,150,000.00

3,900,000.00
7,692,480.00
1,000,000.00
15,000.00
500,000.00
500,000.00
525,000.00
30,000.00
80,000.00
500,000.00
14,742,480.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

100,000.00
7,000,000.00
4,000,000.00
11,100,000.00
43,340,480.00
(18,477,980.00)
0.00
(18,477,980.00)
0.92
(16,999,741.60)
(423.07)
9%
0.99
> 10 tahun

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
30,410,976.00
2,739,024.00
273,902.40
2,465,121.60
0.85
2,095,353.36

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
31,708,976.00
1,441,024.00
273,902.40
1,167,121.60
0.78
910,354.85

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
30,410,976.00
2,739,024.00
273,902.40
2,465,121.60
0.72
1,774,887.55

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
31,708,976.00
1,441,024.00
273,902.40
1,167,121.60
0.66
770,300.26

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
30,410,976.00
2,739,024.00
273,902.40
2,465,121.60
0.60
1,479,072.96

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
31,708,976.00
1,441,024.00
273,902.40
1,167,121.60
0.56
653,588.10

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
30,410,976.00
2,739,024.00
273,902.40
2,465,121.60
0.51
1,257,212.02

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
31,708,976.00
1,441,024.00
273,902.40
1,167,121.60
0.47
548,547.15

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
30,410,976.00
17,739,024.00
273,902.40
17,465,121.60
0.43
7,510,002.29

110

Lampiran 17. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha II terhadap Peningkatan Harga Pakan (Pelet) Sebesar 380,78 %
Uraian
A. Inflow
Lobster konsumsi
Total Inflow
B. Outflow
Biaya Operasional
Benih
Pelet udang
Bekicot
Karung
Pemakaian listrik
Pulsa
Kotak sterofom
Es
Batrei
Transportasi
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Perbaikan kolam
Gaji manajer
Gaji karyawan
Total Biaya Tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak

1
24,862,500.00
24,862,500.00

2
33,150,000.00
33,150,000.00

3
33,150,000.00
33,150,000.00

4
33,150,000.00
33,150,000.00

Tahun
5
6
33,150,000.00
33,150,000.00
33,150,000.00
33,150,000.00

7
33,150,000.00
33,150,000.00

8
33,150,000.00
33,150,000.00

9
33,150,000.00
33,150,000.00

10
33,150,000.00
33,150,000.00

3,900,000.00
7,692,480.00
1,000,000.00
15,000.00
500,000.00
500,000.00
525,000.00
30,000.00
80,000.00
500,000.00
14,742,480.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

3,900,000.00
9,230,976.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
17,010,976.00

100,000.00
7,000,000.00
4,000,000.00
11,100,000.00
25,842,480.00
(979,980.00)
0.00
(979,980.00)

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
30,410,976.00
2,739,024.00
273,902.40
2,465,121.60

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
30,410,976.00
2,739,024.00
273,902.40
2,465,121.60

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
30,410,976.00
2,739,024.00
273,902.40
2,465,121.60

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
30,410,976.00
2,739,024.00
273,902.40
2,465,121.60

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
30,410,976.00
2,739,024.00
273,902.40
2,465,121.60

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
30,410,976.00
2,739,024.00
273,902.40
2,465,121.60

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
30,410,976.00
2,739,024.00
273,902.40
2,465,121.60

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
30,410,976.00
2,739,024.00
273,902.40
2,465,121.60

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
30,410,976.00
2,739,024.00
273,902.40
2,465,121.60

111

Lampiran 18. Cashflow Switching Value Pola Usaha III terhadap Peningkatan Harga
Pakan (Pelet) Sebesar 348,60 %
Uraian
A. Inflow
Lobster konsumsi
Penjualan benih
Penjualan surplus Benih
Induk afkir
Nilai sisa
Total Inflow
B. Outflow
BIAYA INVESTASI
Lahan
Kolam pembenihan
Naungan
Induk
Akuarium
Rangka akuarium
Timbangan
Hi-blow
Pompa air
Serok
Handphone
Lampu
Selang sedang
Selang aerasi
Selang sipon
Jaring kawat
Pembuatan kolam pembesaran
Waring
Bambu
Jaring
Senter
Ember
Paralon ukuran 3 inci
Total Biaya Investasi
BIAYA OPERASIONAL
Pembelian benih
Pelet indukan
Pelet benih
Pelet udang
Cacing sutera
Tauge
Bekicot
Pemakaian listrik
Transportasi
Garam ikan
Karung
Kotak sterofom
Es
Batrei
Pulsa
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Gaji Manajer
Gaji karyawan
Perbaikan kolam pembesaran
Perawatan kolam pembenihan
Total Biaya Tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak
DF (8,75%)
Present Value
NPV
IRR
Net B/C
Payback period

1
12,431,250.00
4,845,000.00
3,870,000.00

21,146,250.00

2
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
360,000.00

3
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00

30,495,000.00

30,135,000.00

12,900,000.00
2,844,500.00
1,250,000.00
600,000.00
400,000.00
250,000.00
50,000.00
375,000.00
350,000.00
12,000.00
400,000.00
30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00
400,000.00
450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
20,684,000.00
1,950,000.00
717,760.00
2,153,280.00
3,588,800.00
108,000.00
20,000.00
500,000.00
550,000.00
500,000.00
15,000.00
7,500.00
490,000.00
22,000.00
40,000.00
500,000.00
11,162,340.00

4
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
360,000.00

Tahun
5
6
16,575,000.00 16,575,000.00
9,690,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
3,870,000.00
360,000.00

7
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00

30,495,000.00

30,135,000.00

30,135,000.00

30,495,000.00

8
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
360,000.00

9
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00

30,495,000.00

30,135,000.00

10
16,575,000.00
14,535,000.00
360,000.00
12,900,000.00
44,370,000.00

1,250,000.00
600,000.00

600,000.00

600,000.00

600,000.00

50,000.00

50,000.00

400,000.00
250,000.00
50,000.00

50,000.00
375,000.00
350,000.00

12,000.00

12,000.00

12,000.00

12,000.00

30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00

30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00

30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00

30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00

450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
1,514,500.00

450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
1,514,500.00

2,625,000.00

450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
1,514,500.00

450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
1,514,500.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

7,000,000.00
8,400,000.00
4,000,000.00
4,800,000.00
50,000.00
100,000.00
50,000.00
75,000.00
11,100,000.00 13,375,000.00
42,946,340.00 26,545,620.00
(21,800,090.00) 3,949,380.00
394,938.00
(21,800,090.00) 3,554,442.00
0.92
0.85
(20,056,082.80) 3,021,275.70
(66,84)
9%
0.99
> 10 tahun

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
28,060,120.00
2,074,880.00
358,938.00
1,715,942.00
0.78
1,338,434.76

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
26,545,620.00
3,949,380.00
394,938.00
3,554,442.00
0.72
2,559,198.24

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
28,060,120.00
2,074,880.00
358,938.00
1,715,942.00
0.66
1,132,521.72

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
29,170,620.00
1,324,380.00
394,938.00
929,442.00
0.60
557,665.20

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
28,060,120.00
2,074,880.00
358,938.00
1,715,942.00
0.56
960,927.52

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
26,545,620.00
3,949,380.00
394,938.00
3,554,442.00
0.51
1,812,765.42

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
28,060,120.00
2,074,880.00
358,938.00
1,715,942.00
0.47
806,492.74

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
26,545,620.00
17,824,380.00
492,438.00
17,331,942.00
0.43
7,452,735.06

112

Lampiran 19. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha III terhadap Peningkatan Harga Pakan (Pelet) Sebesar 348,60 %
Uraian
A. Inflow
Lobster konsumsi
Penjualan benih
Penjualan surplus Benih
Induk afkir
Total Inflow
B. Outflow
BIAYA OPERASIONAL
Pembelian benih
Pelet indukan
Pelet benih
Pelet udang
Cacing sutera
Tauge
Bekicot
Pemakaian listrik
Transportasi
Garam ikan
Karung
Kotak sterofom
Es
Batrei
Pulsa
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Gaji Manajer
Gaji karyawan
Perbaikan kolam pembesaran
Perawatan kolam pembenihan
Total Biaya Tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak

1
12,431,250.00
4,845,000.00
3,870,000.00

30,135,000.00

4
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
360,000.00
30,495,000.00

Tahun
5
6
16,575,000.00
16,575,000.00
9,690,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
3,870,000.00
360,000.00
30,135,000.00
30,495,000.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
26,545,620.00
3,949,380.00
394,938.00
3,554,442.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
26,545,620.00
3,589,380.00
358,938.00
3,230,442.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
26,545,620.00
3,949,380.00
394,938.00
3,554,442.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
26,545,620.00
3,589,380.00
358,938.00
3,230,442.00

21,146,250.00

2
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
360,000.00
30,495,000.00

1,950,000.00
717,760.00
2,153,280.00
3,588,800.00
108,000.00
20,000.00
500,000.00
550,000.00
500,000.00
15,000.00
7,500.00
490,000.00
22,000.00
40,000.00
500,000.00
11,162,340.00
7,000,000.00
4,000,000.00
50,000.00
50,000.00
11,100,000.00
22,262,340.00
(1,116,090.00)
(1,116,090.00)

3
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00

7
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
30,135,000.00

8
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00
360,000.00
30,495,000.00

9
16,575,000.00
9,690,000.00
3,870,000.00

10
16,575,000.00
14,535,000.00

30,135,000.00

360,000.00
31,470,000.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

975,000.00
1,076,640.00
3,229,920.00
4,306,560.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
13,170,620.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
26,545,620.00
3,949,380.00
394,938.00
3,554,442.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
26,545,620.00
3,589,380.00
358,938.00
3,230,442.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
26,545,620.00
3,949,380.00
394,938.00
3,554,442.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
26,545,620.00
3,589,380.00
358,938.00
3,230,442.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
26,545,620.00
4,924,380.00
492,438.00
4,431,942.00

113

Lampiran 20. Cashflow Switching Value Pola Usaha I terhadap Penurunan Harga Output Sebesar 22,15 %
A. Inflow
Benih
Induk afkir
Nilai sisa

Uraian
1
15,087,330.00

2
22,630,995.00
720,000.00

3
22,630,995.00

4
22,630,995.00
720,000.00

Tahun
5
6
22,630,995.00
22,630,995.00
720,000.00

7
22,630,995.00

8
22,630,995.00
720,000.00

9
22,630,995.00

Total Inflow
B. Outflow
Biaya Investasi
Lahan
Kolam
Naungan kolam dan akuarium
Induk
Akuarium
Rangka akuarium
Timbangan
Hi-blow 100 titik
Pompa air
Serok
Ember
Paralon Induk
Handphone
Lampu
Selang sedang
Selang aerasi
Selang sipon
Jaring kawat
Total Biaya Investasi
Biaya Operasional
Pelet indukan
Pelet benih
Cacing sutera
Tauge
Garam ikan
Pemakaian listrik
Pulsa
Kotak sterofom
Es
Transportasi
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Perawatan kolam
Gaji manajer
Gaji karyawan
Total Biaya tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak
DF (8,75%)
Present Value
NPV
IRR
Net B/C
Payback period

15,087,330.00

23,350,995.00

22,630,995.00

23,350,995.00

22,630,995.00

22,630,995.00

23,350,995.00

22,630,995.00

10,800,000.00
5,689,000.00
2,500,000.00
1,200,000.00
800,000.00
500,000.00
50,000.00
750,000.00
700,000.00
24,000.00
75,000.00
112,000.00
400,000.00
30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
23,870,000.00
320,000.00
960,000.00
216,000.00
40,000.00
30,000.00
600,000.00
400,000.00
490,000.00
14,000.00
400,000.00
3,470,000.00
100,000.00
5,600,000.00
3,200,000.00
8,900,000.00
36,240,000.00
(21,152,670.00)
271,733.00
(21,424,403.00)
0.92
(19,710,450.76)
(700.67)
9%
0.99
> 10 tahun

23,350,995.00

10
22,630,995.00
720,000.00
10,800,000.00
34,150,995.00

2,500,000.00
1,200,000.00

1,200,000.00

1,200,000.00

1,200,000.00

50,000.00

50,000.00

800,000.00
500,000.00
50,000.00

50,000.00
750,000.00
700,000.00

24,000.00
75,000.00
112,000.00

24,000.00
75,000.00
112,000.00

24,000.00
75,000.00
112,000.00

24,000.00
75,000.00
112,000.00

30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
1,731,000.00

30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
1,731,000.00

5,250,000.00

30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
1,731,000.00

30,000.00
122,500.00
70,000.00
10,000.00
37,500.00
1,731,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
20,286,000.00
2,344,995.00
407,599.50
1,937,395.50
0.56
1,084,941.48

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,795,995.00
479,599.50
4,316,395.50
0.51
2,201,361.71

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
20,286,000.00
2,344,995.00
407,599.50
1,937,395.50
0.47
910,575.89

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
15,595,995.00
479,599.50
15,116,395.50
0.43
6,500,050.07

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,795,995.00
479,599.50
4,316,395.50
0.85
3,668,936.18

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
20,286,000.00
2,344,995.00
407,599.50
1,937,395.50
0.78
1,511,168.49

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,795,995.00
479,599.50
4,316,395.50
0.72
3,107,804.76

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
20,286,000.00
2,344,995.00
407,599.50
1,937,395.50
0.66
1,278,681.03

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
23,805,000.00
(454,005.00)
479,599.50
(933,604.50)
0.60
(560,162.70)

114

Lampiran 21. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha I terhadap Penurunan Harga Output Sebesar 22,15 %
Uraian
A. Inflow
Benih
Induk afkir

1
15,087,330.00

Total Inflow
B. Outflow
Biaya Operasional
Pelet indukan
Pelet benih
Cacing sutera
Tauge
Garam ikan
Pemakaian listrik
Pulsa
Kotak sterofom
Es
Transportasi
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Perawatan kolam
Gaji manajer
Gaji karyawan
Total Biaya tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak

Tahun
5
6
22,630,995.00
22,630,995.00
720,000.00
22,630,995.00
23,350,995.00

3
22,630,995.00

15,087,330.00

2
22,630,995.00
720,000.00
23,350,995.00

22,630,995.00

4
22,630,995.00
720,000.00
23,350,995.00

320,000.00
960,000.00
216,000.00
40,000.00
30,000.00
600,000.00
400,000.00
490,000.00
14,000.00
400,000.00
3,470,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

100,000.00
5,600,000.00
3,200,000.00
8,900,000.00
12,370,000.00
2,717,330.00
271,733.00
2,445,597.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,795,995.00
479,599.50
4,316,395.50

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,075,995.00
407,599.50
3,668,395.50

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,795,995.00
479,599.50
4,316,395.50

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,075,995.00
407,599.50
3,668,395.50

7
22,630,995.00

9
22,630,995.00

22,630,995.00

8
22,630,995.00
720,000.00
23,350,995.00

22,630,995.00

10
22,630,995.00
720,000.00
23,350,995.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

480,000.00
1,440,000.00
324,000.00
60,000.00
45,000.00
900,000.00
600,000.00
735,000.00
21,000.00
600,000.00
5,205,000.00

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,795,995.00
479,599.50
4,316,395.50

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,075,995.00
407,599.50
3,668,395.50

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,795,995.00
479,599.50
4,316,395.50

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,075,995.00
407,599.50
3,668,395.50

150,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,350,000.00
18,555,000.00
4,795,995.00
479,599.50
4,316,395.50

115

Lampiran 22. Cashflow Switching Value Pola Usaha II terhada p Penurunan Harga Output Sebesar 22,35 %
Uraian
A. Inflow
Lobster konsumsi
Nilai sisa
Total Inflow
B. Outflow
Biaya Investasi
Lahan
Kolam
Waring
Bambu
Timbangan
Jaring
Senter
Ember
Paralon Lobster
Handphone
Lampu
Total Biaya Investasi
Biaya Operasional
Benih
Pelet udang
Bekicot
Karung
Pemakaian listrik
Pulsa
Kotak sterofom
Es
Batrei
Transportasi
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Perbaikan kolam
Gaji manajer
Gaji karyawan
Total Biaya Tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak
DF (8,75%)
Present Value
NPV
IRR
Net B/C
Payback period

1
19,305,731.25

2
25,740,975.00

3
25,740,975.00

4
25,740,975.00

Tahun
5
6
25,740,975.00
25,740,975.00

7
25,740,975.00

8
25,740,975.00

9
25,740,975.00

19,305,731.25

25,740,975.00

25,740,975.00

25,740,975.00

25,740,975.00

25,740,975.00

25,740,975.00

25,740,975.00

15,000,000.00
800,000.00
900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00
400,000.00
30,000.00
17,498,000.00
3,900,000.00
1,600,000.00
1,000,000.00
15,000.00
500,000.00
500,000.00
525,000.00
30,000.00
80,000.00
500,000.00
8,650,000.00
100,000.00
7,000,000.00
4,000,000.00
11,100,000.00
37,248,000.00
(17,942,268.75)
0.00
(17,942,268.75)
0.92
(16,506,887.25)
(29.20)
9%
0.99
> 10 tahun

25,740,975.00

900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00

900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00

900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00

900,000.00
40,000.00
50,000.00
90,000.00
50,000.00
75,000.00
63,000.00

30,000.00
1,298,000.00

30,000.00
1,298,000.00

30,000.00
1,298,000.00

30,000.00
1,298,000.00

10
25,740,975.00
15,000,000.00
40,740,975.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50
0.85
2,020,345.88

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
24,398,000.00
1,342,975.00
264,097.50
1,078,877.50
0.78
841,524.45

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50
0.72
1,711,351.80

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
24,398,000.00
1,342,975.00
264,097.50
1,078,877.50
0.66
712,059.15

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50
0.60
1,426,126.50

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
24,398,000.00
1,342,975.00
264,097.50
1,078,877.50
0.56
604,171.40

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50
0.51
1,212,207.53

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
24,398,000.00
1,342,975.00
264,097.50
1,078,877.50
0.47
507,072.43

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
17,640,975.00
264,097.50
17,376,877.50
0.43
7,472,057.33

116

Lampiran 23. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha II terhadap Penurunan Harga Output Sebesar 22,35 %
Uraian
A. Inflow
Lobster konsumsi
Total Inflow
B. Outflow
Biaya Operasional
Benih
Pelet udang
Bekicot
Karung
Pemakaian listrik
Pulsa
Kotak sterofom
Es
Batrei
Transportasi
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Perbaikan kolam
Gaji manajer
Gaji karyawan
Total Biaya Tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak

Tahun
5
6
25,740,975.00 25,740,975.00
25,740,975.00 25,740,975.00

1
19,305,731.25
19,305,731.25

2
25,740,975.00
25,740,975.00

3
25,740,975.00
25,740,975.00

4
25,740,975.00
25,740,975.00

3,900,000.00
1,600,000.00
1,000,000.00
15,000.00
500,000.00
500,000.00
525,000.00
30,000.00
80,000.00
500,000.00
8,650,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

100,000.00
7,000,000.00
4,000,000.00
11,100,000.00
19,750,000.00
(444,268.75)
0.00
(444,268.75)

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

7
25,740,975.00
25,740,975.00

8
25,740,975.00
25,740,975.00

9
25,740,975.00
25,740,975.00

10
25,740,975.00
25,740,975.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

3,900,000.00
1,920,000.00
1,200,000.00
20,000.00
600,000.00
600,000.00
700,000.00
40,000.00
120,000.00
600,000.00
9,700,000.00

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

200,000.00
8,400,000.00
4,800,000.00
13,400,000.00
23,100,000.00
2,640,975.00
264,097.50
2,376,877.50

117

Lampiran 24. Cashflow Switching Value Pola Usaha III terhadap Penurunan Harga Output
Sebesar 22,33 %
Uraian
A. Inflow
Lobster konsumsi
Penjualan benih
Penjualan surplus Benih
Induk afkir
Nilai sisa
Total Inflow
B. Outflow
BIAYA INVESTASI
Lahan
Kolam pembenihan
Naungan
Induk
Akuarium
Rangka akuarium
Timbangan
Hi-blow
Pompa air
Serok
Handphone
Lampu
Selang sedang
Selang aerasi
Selang sipon
Jaring kawat
Pembuatan kolam pembesaran
Waring
Bambu
Jaring
Senter
Ember
Paralon ukuran 3 inci
Total Biaya Investasi
BIAYA OPERASIONAL
Pembelian benih
Pelet indukan
Pelet benih
Pelet udang
Cacing sutera
Tauge
Bekicot
Pemakaian listrik
Transportasi
Garam ikan
Karung
Kotak sterofom
Es
Batrei
Pulsa
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Gaji Manajer
Gaji karyawan
Perbaikan kolam pembesaran
Perawatan kolam pembenihan
Total Biaya Tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak
DF (8,75%)
Present Value
NPV
IRR
Net B/C
Payback period

1
9,655,351.88
3,763,111.50
3,005,829.00

16,424,292.38

2
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00
360,000.00

3
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00

23,765,854.50

23,405,854.50

12,900,000.00
2,844,500.00
1,250,000.00
600,000.00
400,000.00
250,000.00
50,000.00
375,000.00
350,000.00
12,000.00
400,000.00
30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00
400,000.00
450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
20,684,000.00

4
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00
360,000.00

Tahun
5
6
12,873,802.50 12,873,802.50
7,526,223.00
7,526,223.00
3,005,829.00
3,005,829.00
360,000.00

7
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00

23,765,854.50

23,405,854.50

23,405,854.50

23,765,854.50

8
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00
360,000.00

9
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00

23,765,854.50

23,405,854.50

10
12,873,802.50
11,289,334.50
360,000.00
12,900,000.00
37,423,137.00

1,250,000.00
600,000.00

600,000.00

600,000.00

600,000.00

50,000.00

50,000.00

400,000.00
250,000.00
50,000.00

50,000.00
375,000.00
350,000.00

12,000.00

12,000.00

12,000.00

12,000.00

30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00

30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00

30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00

30,000.00
61,250.00
35,000.00
5,000.00
18,750.00

450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
1,514,500.00

450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
1,514,500.00

2,625,000.00

450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
1,514,500.00

450,000.00
20,000.00
45,000.00
25,000.00
75,000.00
87,500.00
1,514,500.00

1,950,000.00
160,000.00
480,000.00
800,000.00
108,000.00
20,000.00
500,000.00
550,000.00
500,000.00
15,000.00
7,500.00
490,000.00
22,000.00
40,000.00
500,000.00
6,142,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

7,000,000.00
4,000,000.00
50,000.00
50,000.00
11,100,000.00
37,926,500.00
(21,502,207.63)
(21,502,207.63)
0.92
(19,782,031.02)
(442.56)
9%
0.99
> 10 tahun

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,913,354.50
391,335.45
3,522,019.05
0.85
2,993,716.19

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
21,367,000.00
2,038,854.50
355,335.45
1,683,519.05
0.78
1,313,144.86

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,913,354.50
391,335.45
3,522,019.05
0.72
2,535,853.72

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
21,367,000.00
2,038,854.50
355,335.45
1,683,519.05
0.66
1,111,122.57

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
22,477,500.00
1,288,354.50
391,335.45
897,019.05
0.60
538,211.43

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
21,367,000.00
2,038,854.50
355,335.45
1,683,519.05
0.56
942,770.67

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,913,354.50
391,335.45
3,522,019.05
0.51
1,796,229.72

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
21,367,000.00
2,038,854.50
355,335.45
1,683,519.05
0.47
791,253.95

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
17,570,637.00
467,063.70
17,103,573.30
0.43
7,354,536.52

Lampiran 25. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha III terhadap Penurunan Harga Output Sebesar 22,33 %
Uraian
A. Inflow
Lobster konsumsi
Penjualan benih
Penjualan surplus Benih
Induk afkir
Total Inflow
B. Outflow
BIAYA OPERASIONAL
Pembelian benih
Pelet indukan
Pelet benih
Pelet udang
Cacing sutera
Tauge
Bekicot
Pemakaian listrik
Transportasi
Garam ikan
Karung
Kotak sterofom
Es
Batrei
Pulsa
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap
Gaji Manajer
Gaji karyawan
Perbaikan kolam pembesaran
Perawatan kolam pembenihan
Total Biaya Tetap
Total Outflow
Manfaat bersih sebelum pajak
Pajak
Manfaat bersih sesudah pajak

1
9,655,351.88
3,763,111.50
3,005,829.00

Tahun
5
6
12,873,802.50
12,873,802.50
7,526,223.00
7,526,223.00
3,005,829.00
3,005,829.00
360,000.00
23,405,854.50
23,765,854.50

3
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00

16,424,292.38

2
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00
360,000.00
23,765,854.50

23,405,854.50

4
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00
360,000.00
23,765,854.50

1,950,000.00
160,000.00
480,000.00
800,000.00
108,000.00
20,000.00
500,000.00
550,000.00
500,000.00
15,000.00
7,500.00
490,000.00
22,000.00
40,000.00
500,000.00
6,142,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

7,000,000.00
4,000,000.00
50,000.00
50,000.00
11,100,000.00
17,242,500.00
(818,207.63)
(818,207.63)

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,913,354.50
391,335.45
3,522,019.05

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,553,354.50
355,335.45
3,198,019.05

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,913,354.50
391,335.45
3,522,019.05

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,553,354.50
355,335.45
3,198,019.05

7
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00

9
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00

23,405,854.50

8
12,873,802.50
7,526,223.00
3,005,829.00
360,000.00
23,765,854.50

10
12,873,802.50
11,289,334.50

23,405,854.50

360,000.00
24,523,137.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

975,000.00
240,000.00
720,000.00
960,000.00
162,000.00
30,000.00
600,000.00
750,000.00
600,000.00
22,500.00
10,000.00
717,500.00
30,500.00
60,000.00
600,000.00
6,477,500.00

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,913,354.50
391,335.45
3,522,019.05

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,553,354.50
355,335.45
3,198,019.05

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,913,354.50
391,335.45
3,522,019.05

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
3,553,354.50
355,335.45
3,198,019.05

8,400,000.00
4,800,000.00
100,000.00
75,000.00
13,375,000.00
19,852,500.00
4,670,637.00
467,063.70
4,203,573.30

You might also like