Professional Documents
Culture Documents
P4S
PERSADA NUSANTARA LUMAJANG
Jalan Raya Kudus, Kec. Klakah Kab. Lumajang JAWA TIMUR
PENDAHULUAN
Semua jenis tanaman (hortikultura, pangan, perkebunan) dapat terserang organisme pengganggu tanaman (OPT) dari mulai
dari bibit).
Pengendalian terhadap penyakit telah banyak dilakukan : kultur teknik, fungisida dan kultivar tahan. Aplikasi fungisida relatif mudah dan praktis dilakukan, namun pemakaian yang terus menerus dapat menyebabkan kekebalan sehingga fungisida yang digunakan akan tidak efektif lagi. Sedangkan tanaman yang jumlahnya, tahan masih terbatas
Pengendalian hayati : alternatif pengendalian yang aman, murah dan ramah lingkungan. Sebagai daerah tropis, Indonesia kaya sumber daya alam seperti mikroorganisme. Mikroorganisme ini dapat dijadikan sumber pengendalian penyakit secara hayati yaitu dengan isolasi,
Selain AH, Trichoderma juga berfungsi sebagai dekomposer, karena mengandung enzim selulase yang dapat memutuskan ikatan glikosida 1,4 di dalam selulosa Pemanfaatan Trichoderma sebagai Pengendali Hayati salah satu komponen utama dalam sistem PHT disamping cara bercocok tanam dan varietas. Hal ini tercantum didalam Undang-undang RI No.12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, Peraturan Pemerintah R.I. No.6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman dan Undang-undang R.I. No 23 tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup. Berdasarkan pernyataan tersebut tercermin jelas bahwa dalam setiap tindakan pengendalian OPT harus memadukan berbagai teknik, termasuk didalamnya teknik pengendalian hayati. Pengendali Hayati penyakit tanaman suatu cara untuk mengurangi jumlah inokulum patogen atau menekan aktifitas patogen baik aktif atau dorman dalam menimbulkan penyakit dengan satu atau beberapa organisme secara alami atau melalui manipulasi lingkungan, inang atau antagonis Dalam aplikasinya Trichoderma sp. dapat berbentuk cair, maupun diaplikasikan dalam bentuk kompos yang langsung dicampurkan pada pupuk kandang.
Trichoderma sp.
Trichoderma dikenal luas, mudah diisolasi dari tanah, kayu membusuk & bentuk lain dari BO tanaman. Pertumbuhan cepat dalam medium buatan, koloni melingkar yg berwarna hijau terang sampai gelap, mrp karakter cendawan dalam genus ini Mekanisme antagonis oleh Trichoderma thd organisme lain meliputi mikoparasitisme, antibiotik, kompetisi, mengeluarkan enzim, dan induksi ketahanan Dapat mengendalikan bbrp cendawan patogen tular tanah seperti R. solani, S. rolfsii, Aspergillus niger, Fusarium sp., Phytium.
a a
Formulasi yg tepat dpt meningkatkan keefektifan AH, ketahanan hidup lebih lama dan yang penting mudah dlm aplikasinya. Proses produksi biofungisida Trichoderma tgt pada bentuk akhir produknya, bisa padat atau cair
Proses produksi dibagi menjadi dua tahap yaitu Produksi konidia-biomassa yang mencakup kegiatan peremajaan isolat, pembuatan starter, perbanyakan biomassa dan spora Pencampuran hasil fermentasi dengan bahan padat, penyiapan bahan padat pencampur, pencampuran biomassaspora dengan bahan padat, pengeringan campuran dan pengepakan produk.
1.
2.
b a
Gambar 6
biomassa Trichoderma
Trichocompos
Kompos/bokasi yang diperkaya dengan trichoderma yang berasal dari pencampuran biomassa-spora dengan bahan padat
Kandungan Trichocompos: Trichoderma sp. 1,5 x 10 7 propagule/gram
Kegunaan
Dapat
mengendalikan beberapa cendawan
patogen tular tanah seperti : Fusarium sp. Rizoctonia solani Phytophtora spp. Sclerotinia sclerotiorium. Phytium spp.
Pada tanaman hias, sayurandan buah-buahan
CARA APLIKASI
Dicampurkan dengan media pesemaian sebanyak 1 kg trichocompos/4 m
10 gram/lubang tanam
TERIMA KASIH