Professional Documents
Culture Documents
INTERFEROMETER MICHELSON Qisthy Wulandari (080913004), Mutimmah (080913005), Nimatut Tamimah (080913006), Awal Setyo Pranoto (080913007). Fiqih Tiara Kartika (080913008) Laboratorium Optik dan Aplikasi Laser, Departemen Fisika, FST UNAIR ABSTRAK Eksperimen Interferometer Michelson yang bertujuan untuk mempelajari interferensi dua berkas cahaya berdasarkan pembagian amplitodo gelombang dan mengukur panjang gelombang keluaran cahaya laser dan membandingkan hasilnya dengan data yang tertera pada buku manual laser ini menggunakan serankaian peralatan Optik Interferometer Michelson dengan menggunakan sumber laser He-Ne panjang gelombang 632,8 nm. Dengan cara memutar secara perlahan-lahan skrup pengatur pada M2 sebesar 10m sebanyak 30 kali pemutaran kemudian menghitung perubahan frinji yang diamati pada layar. Pada eksperimen kali ini. dari analisis data hasil eksperimen dapat diketahui besar panjang gelombang laser He-Ne yaitu 449.8 nm.dengan prosentase kesalahan sebesar 28.91%. KATA KUNCI: Interferometer Michelson, Laser He-Ne. I. PENDAHULUAN Interferometer digunakan untuk adalah mengetahui alat yang perambatan gelombang cahaya. Dari
pola-pola
interferensi dari beberapa gelombang. Salah satu jenis interferometer tersebut adalah interferometer Michelson[1]. Percobaan
disimpulkan bahwa keberadaan eter ternyata tidak ada[2]. Percobaan Interferometer Michelson
interferensi michelson ini pertama kali dilakukan oleh salah satu ilmuwan yang bernama Michelson dan Morley pada akhir abad ke-19 untuk membuktikan keberadaan eter yang saat itu diduga sebagai medium
dilakukan dengan meletakkan secara tegak lurus (sudut 90 derajat) posisi Movable mirror dan adjustable mirror yang ditengahi oleh split. Dengan posisi demikian, akan terjadi perbedaan lintasan yang diakibatkan
INTERFEROMETER MICHELSON
Lab. Optik dan Aplikasi Laser Rabu, 9 Mei 2012
oleh pola reflektansi dan tranmisivitas split dari cahaya yang masuk melewati lens 1,8 nm. Selanjutnya, perbedaan lintasan ini akan menyebabkanadanya penguatan fase beda fase dan sebagai
laser
L1 (f = 5 mm)
layar
(biasa
disebut
interferensi) yang selanjutnya menyebabkan munculnya pola-pola pada frinji.[2] Dalam perkembangan selanjutnya,
Interferometer Michelson tidak hanya dapat digunakan untuk membuktikan ada tidaknya eter, akan tetapi dapat pula digunakan dalam penentuan sifat-sifat gelombang lebih lanjut, misalnya dalam penentuan panjang Setelah serangkaian pearalatan telah siap, maka langkah pertama adalah menberi sumber cahaya. Sumber cahaya yang
digunakan pada eksperimen kali ini adalah laser He-Ne panjang gelombang 632,8 nm dengan menggunakan plat landasan (base plate) Interferometer lengkap dengan
gelombang cahaya tertentu, pola penguatan interferensi yang terjadi, dan sebagainya. Sehingga, mengingat nilai guna dari eksperimen ini yang sedemikian luasnya, maka percobaan Interferensi Michelson ini menjadi penting untuk dilakukan.
II.
disusun seperti gambar berikut: Pola interferensi berupa piringan gelap dan dikelilingi cincin gelap (frinji) akan ditampilkan pada layar. Setelah diketahui
INTERFEROMETER MICHELSON
Lab. Optik dan Aplikasi Laser Rabu, 9 Mei 2012
bentuk
awal
frinjinya,
tandai
dengan
sumber
cahaya
yang
digunakan
yaitu
melingkari pada layar sesuai bentuk frinji awal. Layar digunakan sebagai titik acuan perhitung jumlah frinji. Setelah semuanya pas atau sudah siap , dilakukan pengukuran d dengan memutar secara perlahan-lahan skrup pengatur pada M2 berlawanan arah jarum jam (horisontal dan vertikal) sebesar 10m untuk satu kali putaran reducer pada micrometer posisi. Sehingga pola interferensi dapat dilihat perubahannya pada layar pengamatan,
Sumber Laser He-Ne. Pada percobaan kali ini sebuah berkas cahaya dari laser di pancarkan pada
Interferometer Michelson menuju beam spliternya, sehingga berkas cahaya sebagian di transmisikan menuju movable mirror (M1) dan sebagian lagi di refleksikan menuju fixed mirror (M2). Kemudian kedua berkas cahaya tersebut merefleksikan cahaya menuju beam spliter, sebagian cahaya dari M1 di refleksikan oleh beam spliter menuju layer pengamatan dan sebagian yang lain cahaya dari M2 di transmisikan oleh beam spliter menuju layar pengamatan dan
kemudian dihitung perubahan frinjinya. Pemutaran reducer pada micrometer posisi dilakukan berulang-ulang sebanyak 30 kali pemutaran lalu mencatat d yang tercantum pada micrometer. Setelah eksperimen telah selesai maka laser dimatikan dan dirapikan kembali alat yang telah digunakan seperti semula. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada eksperimen kali ini, kami telah melakukan eksperimen interferometer
menghasilkan frinji. Eksperimen kali ini akan diperoleh perbedaan fasa relative yang bergantung pada perbedaan pnjang lintasan masingmasing berkas sebelum mencapai titik pertemuan. Dari eksperimen tersebut, didapatkan data jumlah frinji terhadap pergeseran yang dilakukan pada cermin yang terbaca oleh mata pengamat. Dari hasil data eksperimen tersebut, didapatkan grafik Hubungan
Michelson dimana eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui panjang gelombang suatu sumber cahaya. Pada eksperimen kali ini,
INTERFEROMETER MICHELSON
Lab. Optik dan Aplikasi Laser Rabu, 9 Mei 2012
Pada
praktikum
Interferometer
analisis data eksperimen yaitu 449.8 nm dibandingkan dengan besarnya panjang gelombang ( ) laser He-Ne meurut literatur didapatkan presentase kesalahan sebesar : | |
Michelson, didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut : Hubungan Jumlah Frinji Terhadap Perbedaan Lintasan
25 20 Jumlah Frinji 15 10 5 0 0 10 20 30 40 Perbedaan Lintasan y = 0.2249x + 14.214 R = 0.4085
Dari hasil tersebut dapat diketahui besar panjang gelombang laser He-Ne yaitu 449.8 nm. Jika dibandingkan dengan
panjang gelombang pada literatur yaitu sebesar 632,9 nm, maka besar prosentase kesalahan ukur yang dilakukan oleh
Dari hasil regresi linier grafik antara beda lintasan (d) dengan jumlah frinji didapatkan nilai regresi (m) sebesar : y=0.2249+14.214 dengan m=0.2249 Sehingga,
hasil Eksperimen dengan literature ini dapat disebabkan karena kondisi lingkungan
eksperimen yang kurang kondusif karena banyaknya gangguan seperti suara, getaran, yang dapat menggetarkan serangkaian
sekecil apapun. Selain itu pada percobaan kali ini pengamatan yang masih
Dari besarnya panjang gelombang ( ) dari laser He-Ne yang didapatkan dari hasil
INTERFEROMETER MICHELSON
Lab. Optik dan Aplikasi Laser Rabu, 9 Mei 2012
Michelson dapat diketahui besar panjang gelombang laser He-Ne dari analisis data hasil eksperimen yaitu sebesar 449.8 nm. Dengan prosentase kesalahan ukur sebesar 28.91%. Hal ini dikarenakan yang kondisi kurang
lingkungan
eksperimen
kondusif dan pengamatan yang masih menggunakan manual mata. Oleh karena itu diharapkan Interferometer agar pada percobaan selanjutnya
Michelson
dilakukan pada tempat yang kondusif, anti getar, dan hampa udara. V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Tjia, M.O, 1994, Gelombang, Jurusan Fisika-FMIPA : Institute Teknologi Bandung. [2]Halliday, Resnick. 1986. Fisika Jilid 2 edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. [3]Hariharan, P. 2007. Basic of Interferometry. Sydney: Academic Press.