Professional Documents
Culture Documents
RUMAH SAKIT
PASIEN
BUKTI
PERLINDUNGAN HUKUM
1. UU RUMAH SAKIT 2. UU KEDOKTERAN 3. UU KESEHATAN 4. UU PERLINDUNGAN KONSUMEN 5. UU HAM 6. PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN TERKAIT
Undang2
Pedoman/Juknis/ Pedoman/Juknis/Standar Pelayanan Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit Revisi II (depkes, 1997) (depkes, STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT (Depkes, (Depkes, 1999) Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan (Gemala Hatta, Hatta, Revisi II, 2010) Self Assesment Akreditasi (KARS, 2007)
SOP / PROTAP
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 900/MENKES/SK/VII/2002 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK BIDAN Pasal 25 Disamping ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bidan dalam melaksanakan praktik sesuai dengan kewenangannya harus: Melakukan catatan medik ( medical record ) dengan baik
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 1239/MENKES/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT Pasal 16 Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 perawat berkewajiban untuk: Melakukan catatan perawatan dengan baik
10
1.
Undang Undang RI No. 29 Tahun 2004, Tentang Praktik No. 2004, Kedokteran Pasal. Pasal. 46 (2) Rekam Medis Sebagaimana Dimaksud Pada Ayat (1) Harus Segera Dilengkapi Setelah Pasien Selesai Menerima Pelayanan Kesehatan. Kesehatan. (3) Setiap Catatan Rekam Medis Harus Dibubuhi Nama, Waktu, Nama, Waktu, Dan Tanda Tangan Petugas Yang Memberikan Pelayanan Atau Tindakan 2. Permenkes No. 269 Tahun 2008 tentang rekam medis , Pasal 5; No. 1) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan. 2) Pembuatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
11
Permenkes No. 269 Tahun 2008 tentang rekam medis , No. Pasal 5;
(3)
(4)
(5)
Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung. langsung. Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan pembetulan. pembetulan. Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan
2.
3.
4.
5.
Setiap tindakan/konsultasi yang dilakukan pada pasien tindakan/ harus dicatat Segera ke RM (selambat- lambatnya 1 x selambat24 Jam, menurut Akreditasi ) Pencatatan yang dilakukan oleh mahasiswa, mahasiswa, ditandatangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atau dokter pembingbingnya Pencatatan yang dilakukan oleh residen harus diketahui oleh dokter pembingbingnya Perbaikan kesalahan penulisan dapat dilakukan pada saat itu juga dan diberi paraf Tulisan tidak boleh dihapus dengan cara apapun
13
Perintah dokter melalui telephone untuk suatu tindakan medis, harus diterima oleh perawat senior. senior. Perawat senior yang bersangkutan harus membaca ulang catatannya tentang perintah tersebut dan dokter yang bersangkutan mendengarkan pembacaan ulang itu dengan seksama serta mengoreksi bila ada kesalahan. kesalahan. Dalam waktu paling lambat 24 jam, dokter yang memberi perintah harus menandatangani catatan perintah itu. itu.
14
Dokumen milik dokter atau dokter gigi atau sarana pelayanan kesehatan
REKAM MEDIS
MODERNISASI Institusi/RS/PUS KESMAS memiliki rekam medis/catatan medis, PASIEN MEMILIKI HAK AKSES
GAMBARAN DIMASA AKAN DATANG INFORMASI KESEHATAN DPERCAYA OLEH INSTITUSI/RS/PUSKESMAS UNTUK MEMBERIKAN MANFAAT BAGI PASIEN.
Rekam Medik Milik Sarana Pelkes. Sarana Pelkes berhak : a. Merancang desain RM b. Menciptakan aturan RM c. Menguasai berkas RM d. Menggunakan isi RM utk kepentiganya e. Memusnahkan RM yg kadaluarsa f. Menyerahkan RM yg kadaluarsa kepada pasien
Pasal 52 : Pasien, Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak : kedokteran, a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3); b. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain; c..mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis; c..mendapat medis; d. menolak tindakan medis; medis; e. mendapatkan isi rekam medis Pasal 53: Pasien dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban ; kedokteran, a. memberikan informasi yang lengkapdan jujur tentang masalah kesehatannya; kesehatannya; b. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi; gigi; c. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan dan; dan; d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. diterima.
21
GOLONGAN DATA
KATEGORI DATA DITINJAU DARI KEPEKAAN DAN KEBUTUHANNYA UNTUK KERAHASIAAN
Kurang peka
Data personal dan keuangan
Lebih peka
Data sosial
Sangat peka
Data medis
UU PK No. 29 Tahun 2004, pasal 47 (2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan. kesehatan. UU RUMAH SAKIT (44/2009) pasal 32 point i : 44/2009) Setiap pasien mempunyai hak :mendapatkan privasi :mendapatkan dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk datadatadata medisnya; medisnya; Permenkes No. 269 Tahun 2008 tentang rekam medis pasal 10 (1) : Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
23
Pasal 2 :
Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orangorang-orang yang tersebut dalam pasal 3, kecuali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi daripada Peraturan Pemerintah ini menentukan lain
24
a)
b)
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Pasal 22 (1) Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk : a. menghormati hak pasien; pasien; b. menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien; pasien; c. memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang akan dilakukan; dilakukan; d meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan; dilakukan; e. membuat dan memelihara rekam medis. medis.
26
Ada 3(tiga) aspek hukum mengenai hak pasien atas rahasia kedokteran, 3(tiga) kedokteran, yaitu : 1. Pidana : Delik pasal 322 KUHP, Rahasia Jabatan 2. Perdata : Onrechtmatige daad pasal 1365 dan 1367 KUH Perdata, daad Perdata, mengenai ganti rugi 3. Administratif : PP.No. 10/1966 dan Pasal 11 Kodeki No 315/88, rahasia PP.No. kedokteran
(UUPK. No 29/2004)
Pasal 51. 51.
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan paraktik kedokteran mempunyai kewajiban; kewajiban; a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien; pasien; b. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu baik, pemeriksaan atau pengobatan; pengobatan;
c. Merahasiakan
segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah itu pasien, meninggal dunia; dunia;
Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia perikemanusiaan, yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan melakukannya; Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi. gigi.
d.
e.
Rekam medis/kesehatan adalah berkas yang perlu dirahasiakan. dirahasiakan. Oleh karena itu, sifat kerahasiaan ini perlu selalu dijaga oleh setiap petugas yang ikut menangani rekam medis/kesehatan. medis/kesehatan.
29
30
PENGUNGKAPAN
Dengan Persetujuan /Atas Izin / OTORISASI PASIEN Mis : Untuk asuransi kesehatan, perusahaan kesehatan, Menjalankan UU (Ps 50 KUHP) Mis : a. Undang-undang wabah dan karantina. Undangkarantina. b. Undang-undang Acara Pidana : Visum et Repertum, UndangRepertum, keterangan ahli didepan Penyidik/penuntut umum Penyidik/ Perintah Jabatan (Ps 51 KUHP) Bela Diri (Ps 49 KUHP) Daya Paksa (Ps 48 KUHP) Konsultasi Profesional/Untuk Kepentingan Pasien Profesional/ Mis : pada waktu konsultasi medis antara tenaga kesehatan/medis, dalam kesehatan/medis, hal pasien dalam keadaan darurat dan tidak bisa memberikan PERSETUJUAN Pendidikan Dan Penelitian Mis : Dengan tidak mencantumkan identitas pasien untuk kepentingan 31 statistik, statistik, audit medis, penelitian, medis, penelitian,
32
KEPADA KELUARGA
PADA DASARNYA HARUS TETAP SEIJIN PASIEN
TERHADAP KELUARGA DEKAT / INTI BIASANYA DIANGGAP IMPLIED CONSENT, KECUALI PASIEN MELARANG TERHADAP KELUARGA BUKAN INTI DOKTER KONSUL DAHULU DENGAN PASIEN PASIEN TAK SADAR (KASUS: PASIEN MENGGUGAT RS KARENA RM DICOPY OLEH SUAMINYA)
33
34
KEPENTINGAN MASYARAKAT :
UU WABAH UU KARANTINA PERATURAN PELAPORAN KLB UU KESEHATAN KERJA ASKES / JPKM
35
36
UU Praktik Kedokteran
Pasal 48 (2) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien hukum, sendiri, sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan. perundang-undangan.
37
DAYA PAKSA :
OVERMACHT (berat lawan) NOODTOESTAND (darurat) :
Kepentingan hukum vs kepentingan hukum Kepentingan hukum vs kewajiban hukum Kewajiban hukum vs kewajiban hukum
Contoh : Child abuse, KDRT
38
KEPENTINGAN PASIEN
DAPAT DINYATAKAN OLEH PASIEN ATAU KELUARGA DEKATNYA, ATAU DALAM HAL TIDAK DAPAT DIPEROLEH PENDAPAT MEREKA, MENURUT PENDAPAT DOKTER
MISALNYA : KONSULTASI KE DOKTER LAIN, ANAMNESIS KE ORANG LAIN YG BUKAN KELUARGANYA, MELINDUNGI PASIEN (PASIEN = KORBAN), DLL
39
PASAL 10 AYAT (2) (PMK No. 269/2008) (2) Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal : untuk kepentingan kesehatan pasien; memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas perintah pengadilan; permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri; permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan; dan perundanguntuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien.
Pasal 10 (PMK No. 269/2008) Permintaan rekam medis untuk tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dilakukan secara tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan. kesehatan.
Pasal 11 (PMK No. 269/2008) Penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan peraturan perundang-undangan. perundang-undangan. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat menjelaskan isi rekam medis secara tertulis atau langsung kepada pemohon tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan. perundang-undangan.
Pemaparan isi kandungan rekam medis/kesehatan hanya boleh dilakukan oleh dokter yang bertanggung jawab dalam perawatan pasien yang bersangkutan. Dalam bersangkutan. hal ini hanya boleh dilakukan untuk (1) pasien yang bersangkutan atau , (2) kepada konsulen atau , (3) untuk kepentingan pengadilan. Untuk Rumah Sakit permintaan pemaparan ini untuk kepentingan pengadilan harus ditujukan kepada Kepala Rumah Sakit. Sakit.
43
Pasal 13 Pemanfaatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c yang menyebutkan identitas pasien harus mendapat persetujuan secara tertulis dari pasien atau ahli warisnya dan harus dijaga kerahasiaannya. Pemanfaatan rekam medis untuk keperluan pendidikan dan penelitian tidak diperlukan persetujuan pasien, bila dilakukan untuk kepentingan negara. negara.
44
PS 43 KUHAP
Penyitaan surat atau tulisan lain dari mereka yang berkewajiban menurut undangundang-undang untuk merahasiakannya, sepanjang tidak menyangkut rahasia negara, hanya dapat dilakukan atas persetujuan mereka atau atas ijin khusus Ketua Pengadilan Negeri setempat kecuali undangundang-undang menentukan lain.
45
KUHP
PASAL 48
BARANGSIAPA MELAKUKAN PERBUATAN KARENA PENGARUH DAYA PAKSA TIDAK DIPIDANA Pertentangan dua kepentingan hukum Pertentangan antara kepentingan hukum dengan kewajiban hukum Pertentangan dua kewajiban hukum
46
KUHP
PASAL 49
TIDAK DIPIDANA, BARANGSIAPA MELAKUKAN PERBUATAN PEMBELAAN DIRI / ORANG LAIN, KEHORMATAN SUSILA ATAU HARTA, KARENA SERANGAN ATAU ANCAMAN YG SANGAT DEKAT ATAU MELAMPAUI BATAS
47
Pasal 51 KUHP
sebagi dasar peniadaan hukuman bagi dokter
(1). Orang melakukan tindak pidana untuk menjalankan perintah jabatan yang diberikan oleh pembesar yang berhak akan hal itu, tidak dipidana itu, (2). Perintah jabatan yang diberikan oleh pembesar yang tidak berhak, tidak membebaskan dari pidana, berhak, pidana, kecuali kalau dengan hati jujur pegawai yang dibawahnya itu menyangka bahwa pembesar itu berhak memberi perintah itu menjadi kewajiban pegawai yang dibawah perintah itu Contoh : TNI dan POLRI
49
Permenkes 269/2008 Pasal 8 Rekam medis pasien rawat inap di rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya sekuranguntuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan. Setelah batas waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan, kecuali ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik.
Pasal 8 Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus disimpan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung dari tanggal dibuatnya ringkasan tersebut. Penyimpanan rekam medis dan ringkasan pulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan, ayat (3), dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
Pasal 9 Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah sakit wajib disimpan sekurangsekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat. Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan.
PEMUSNAHAN R M
Tempat dan Dokumen setelah Pemusnahan
RAK >>>>
PROSES
PP No.87 Th. 1999 PP no.88 Th. 1999 SE Dirjen Yanmed 1995 No. HK.00.06.1.5.01160 SK RS:Tim Pemusnah Etika Profesi- PORMIKI
1. UMUM= AKTIF 5 - 15 Th., INAKTIF 2 -5 Th. (lihat jadwal) 2. ANAK= sesuai kebutuhan 3. KIUP + Register + Indeks permanen, abadi permanen, 4. Gol.Penyakit tertentu atau kasus yang dianggap penting 5. Diagnosa ttt RS menentukan dg. Pertimbangan NILAI GUNA Primer: ADMINISTRASI, HUKUM, KEUANGAN, IPTEK Sekunder: PEMBUKTIAN, SEJARAH
NO 1 2 3 4 5 6
7
AKTIF RJ RI 5 5 5 10 10 5 10 10 15 15 15 15 10 10 5 10
INAKTIF RJ RI 2 2 2 2 5 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
56
3.
Staf Medik/Komite Medik/ Mengevaluasi kualitas rekam medis (konsistensi kelengkapan isisnya) dan isisnya) menjamin bahwa rekam medis telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang ditetapkan RS
4.
Praktisi kesehatan lainnyan isi dan tidak memberikan informasi apapun berkaitan dengan isi rekam medis
5.
Pimpinan Rumah Sakit Menyediakan fasilitas unit rekam medis untuk bekerja secara efektif.
6.
Staf Medik/Komite Secara tidak langsung menentukan kualitas pelayanan dan memberi asupan untuk kualitas rekam medis
60
PMK No. 269/2008 Pasal 7 Sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yg diperlukan dalam rangka penyelenggaraan rekam medik Pasal 14 Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak, pemalsuan, dan/atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak terhadap rekam medis. medis. Pasal 15 Pengelolaan rekam medis dilaksanakan sesuai dengan organisasi dan tata kerja sarana 61 pelayanan kesehatan. kesehatan.
Pasal 16 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan organisasi profesi terkait melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan peraturan ini sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. masingPembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
62
64
Pasal 79 (UU PK NO. 29/2004) Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling (satu) banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi yang : dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1)
65
BAB IX SANKSI Pasal 42 Bidan yang dengan sengaja: Melakukan praktik kebidanan tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) dan ayat (2) dipidana sesuai ketentuan Pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
66
BAB VII SANKSI Pasal 38 Terhadap perawat yang sengaja : melakukan praktik keperawatan yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dipidana sesuai ketentuan Pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
67
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Pasal 35 Berdasarkan ketentuan Pasal 86 Undang-undang Nomor 23 UndangTahun 1992 tentang Kesehatan, barangsiapa dengan sengaja : a. melakukan upaya kesehatan tanpa ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1); b. melakukan upaya kesehatan tanpa melakukan adaptasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1); c. melakukan upaya kesehatan tidak sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1); d. tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1); dipidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
68
69
Pasal 17 PMK No. 29/2008 Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dapat mengambil tindakan administratif sesuai dengan kewenangannya masingmasingmasing. Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa teguran lisan, teguran tertulis sampai dengan pencabutan izin
70
71
PEMBUKTIAN
STANDAR PROFESI
TINDAKAN MEDIS
REKAM MEDIS
PEMBIAYAAN ASURANSI
Ada/tidaknya Culpa
Bebas
HK.Pidana
Hk. Perdata
Etik
Hk. Perdata
75
Penyidik boleh memeriksa buku rekam medis tanpa surat kuasa dari pasien (pasal 131 (1) KUHAPmemberikan wewenang kepada pihak penyidik untuk memeriksa buku rekam medis, tetapi penyidik tidak medis, boleh melakukan penyitaan
Dalam menghadapi aspek pidana malpraktek medis yang berkaitan dengan kelalaian (Psl.359,360,361) agar para penyidik memperhatikan : 1. Tindakan medis menyimpang dari standar profesi kedokteran 2. Adanya culva lata(kelalaian berat) lata( berat) 3. Adanya suatu akibat fatal/serius. fatal/serius.
konsekuensi ketidakjelasan data atau ketidaklengkapan inf.rekam kesehatan: Pasien menerima pengobatan dengan jumlah dosis 25 mg yg se-hrsnya 2,5 mg dari sepengobatan tersebut menyebabkan reaksi obat dan kerusakan otak Tidak konsistensinya pengentrian rekam kesehatan; catatan pasien masuk tanggal 24 Juni tapi dalam catatan perkembangan tertulis 22 Juni (kesalahan), diagnosa masuk di emergensi ; catatan dokter terulis fraktur kaki kanan tetapi catatan di X-Ray tertulis Fraktur Xkaki kiri
79