You are on page 1of 33

UPAYA POKOK PENGELOLAAN OBAT PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

Oleh : Yudhistira Yuliandra Hendy Buana Vijaya Ryan Feizal Yosevine Noviana P. I1A007054 I1A006077 I1A006014 I1A007011

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM BANJARBARU FEBRUARI, 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Salah satu program dalam Rencana Strategis (Renstra) Kemenkes 2010-2014 yaitu peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan disarana pelayanan kesehatan dasar, salah satunya puskesmas. Pengelolaan obat puskesmas yang benar berupa perencanaan, pengadaan, distribusi, penyimpanan, dan penggunaan obat mutlak sistem pelayanan kesehatan di puskesmas dapat terlaksana dengan baik. Penerapan Otonomi Daerah secara penuh pada 1 Januari 2001 membawa perubahan mendasar dalam ketata negaraan Republik Indonesia. Demikian juga halnya di bidang pengelolaan obat. Sebelum penerapan Otonomi Daerah Pengelolaan obat pada dasarnya dilakukan secara terpusat. Akan tetapi sejak tahun 2001 sejalan dengan penerapan Otonomi daerah pengelolaan obat dilakukan secara penuh oleh Kabupaten/Kota. Mulai dari aspek perencanaan, pemilihan obat, pengadaan, pendistribusian dan pemakaian. Puskesmas yang memiliki sistem pengelolaan obat yang baik akan sangat menunjang salah satu upaya pokok puskesmas yaitu pengobatan. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai cara pengelolaan obat yang benar di puskesmas.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGELOLAAN OBAT Pengelolaan obat adalah suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut aspek perencanaan, pengadaan, distribusi, penyimpanan, dan penggunaan obat dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada. Tujuan pengelolaan obat pelayanan kesehatan dasar adalah: 1. Tersedianya obat dengan jumlah dan jenis cukup; 2. Distribusi obat merata; 3. Khasiat dan mutu terjamin; 4. Kesalahan dan penyalahgunaan obat dapat dihindari; 5. Mandiri bidang obat. Dalam tingkat kabupaten/ kota, pengelolaan obat bermanfaat agar dana yang tersedia dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan berkesinambungan memenuhi kepentingan masyarakat yang berobat ke Puskesmas. Tujuan Pengelolaan Obat pada tingkat Puskesmas adalah: 1. Terlaksananya peresepan yang rasional; 2. Pengembangan dan peningkatan pelayanan obat untuk menjamin: a. Penyerahan obat benar; b. Dosis dan jumlah obat tepat; c. Wadah menjamin mutu; guna

d. Informasi kepada pasien jelas. Ruang lingkup pengelolaan obat secara keseluruhan mencakup beberapa hal seperti yang terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Ruang lingkup pengelolaan obat

Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan di Puskesmas bertujuan menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan yang efisien, efektif dan rasional. Ruang lingkup pengelolaan obat secara keseluruhan mencakup : 1. Perencanaan 2. Permintaan 3. Penerimaan 4. Penyimpanan 5. Distribusi 6. Pelayanan 7. Pengendalian Penggunaan 8. Pencatatan dan Pelaporan

A. PERENCANAAN Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas. Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan : 1. Perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang mendekati kebutuhan; 2. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional; 3. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat . Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Perencanaan kebutuhan obat untuk Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas. Data mutasi obat yang dihasilkan oleh Puskesmas merupakan salah satu faktor utama dalam mempertimbangkan perencanaan kebutuhan obat tahunan. Oleh karena itu data ini sangat penting untuk perencanaan kebutuhan obat di Puskesmas. Ketepatan dan kebenaran data di Puskesmas akan berpengaruh terhadap ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan secara keseluruhan di Kabupaten/Kota. Dalam proses perencanaan kebutuhan obat pertahun Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian obat dengan mengunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota

yang akan melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan obat Puskesmas di wilayah kerjanya.

B. PERMINTAAN OBAT Tujuan permintaan obat adalah memenuhi kebutuhan obat di masing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah kerjanya. Sumber penyediaan obat di Puskemas adalah berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di Puskesmas adalah obat Esensial yang jenis dan itemnya ditentukan setiap tahun oleh Menteri Kesehatan dengan merujuk kepada Daftar Obat Esensial Nasional. Selain itu sesuai dengan kesepakatan global maupun Keputusan Menteri Kesehatan No : 085 tahun 1989 tentang Kewajiban menuliskan Resep dan atau menggunkan Obat Generik di Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah, maka hanya obat generik saja yang diperkenankan tersedia di Puskesmas. Adapun beberapa dasar pertimbangan dari Kepmenkes tersebut adalah : 1. Obat generik sudah menjadi kesepakatan global untuk digunakan di seluruh dunia bagi pelayan kesehatan publik. 2. Obat generik mempunyai mutu, efikasi yang memenuhi standar pengobatan. 3. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan publik bagi masyarakat. 4. Menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan publik. 5. Meningkatkan efektifitas dan efisensi alokasi dana obat di pelayanan kesehatan publik.

Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan dan PP No. 72 tahun 1999 tentang Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, yang diiperkenankan untuk melakukan penyediaan obat adalah tenaga Apoteker. Untuk itu Puskesmas tidak diperkenankan melakukan pengadaan obat secara sendiri-sendiri. Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-masing Puskesmas diajukan oleh Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit ke kepala puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO Sub unit. Berdasarkan pertimbangan efisiensi dan ketepatan waktu penyerahan obat kepada Puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menyusun petunjuk lebih lanjut mengenai alur permintaan dan penyerahan obat secara langsung dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota ke Puskesmas. 1. Kegiatan : a. Permintaan rutin Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk masing-masing Puskesmas b. Permintaan khusus Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila: - kebutuhan meningkat - menghindari kekosongan - penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB), obat rusak dan kadaluwarsa 2. Menentukan jumlah permintaan obat

Data yang diperlukan adalah: 1. Data pemakaian obat periode sebelumnya; 2. Jumlah kunjungan resep ; 3. Data penyakit ; 4. Frekuensi distribusi obat oleh Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota. Sumber data untuk memperoleh data yang diperlukan adalah: - LPLPO - LB1 (Data Kesakitan) 3. Cara menghitung Kebutuhan obat : Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian pada periode sebelumnya SO = SK + WK + WT + SP Kebutuhan = SO - SS Keterangan : SO = Stok optimum SK = Stok Kerja (Stok pada periode berjalan) WK = Waktu kekosongan obat WT = Waktu tunggu ( Lead Time ) SP = Stok penyangga SS = Sisa Stok

C. PENERIMAAN OBAT Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola di bawahnya. Tujuannya adalah agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas. Setiap penyerahan obat oleh Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota, kepada Puskesmas dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat yang diberi wewenang untuk itu. Semua petugas yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan obat bertanggung jawab atas ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan obat berikut kelengkapan catatan yang menyertainya. Pelaksanaan fungsi pengendalian distribusi obat kepada Puskesmas Pembantu dan sub unit kesehatan lainnya merupakan tanggung jawab Kepala Puskesmas induk. Petugas penerimaan obat wajib melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO) dan ditanda tangani oleh petugas penerima/diketahui Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat petugas penerima dapat mengajukan keberatan. Jika terdapat kekurangan, penerima obat wajib menuliskan jenis yang kurang (rusak, jumlah kurang dan lain - lain). Setiap penambahan obat-obatan, dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan obat dan kartu stok.

D. PENYIMPANAN OBAT Penyimpanan adalah kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin. Tujuan penyimpanan adalah agar obat yang tersedia di Unit pelayanan kesehatan mutunya dapat dipertahankan. Untuk menjaga mutu obat, maka perlu diperhatikan faktor-faktor seperti: kelembaban, sinar Matahari, temperatur/panas, kerusakan fisik, kontaminasi bakteri, dan pengotoran. Persyaratan gudang penyimpanan obat adalah sebagai berikut: 1. Cukup luas minimal 3 x 4 m2; 2. Ruangan kering tidak lembab; 3. Ada ventilasi agar ada aliran udara dan tidak lembab/panas ; 4. Perlu cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai pelindung untuk menhindari adanya cahaya langsung dan berteralis ; 5. Lantai dibuat dari tegel/semen yang tidak memungkinkan bertumpuknya debu dan kotoran lain. Bila perlu diberi alas papan (palet); 6. Dinding dibuat licin; 7. Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam; 8. Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat ; 9. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda ; 10. Tersedia/laci khusus untuk narkotika dan psikotropika yang terkunci.

Bila Ruang penyimpanan kecil, maka dapat digunakan sistem dua rak. Obat dibagi menjadi dua bagian. Obat yang siap dipakai diletakkan di bagian rak A sedangkan sisanya di bagian rak B. Untuk pengaturan penyimpanan obat, yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Obat disusun secara alfabetis ; 2. Obat dirotasi dengan system FIFO dan FEFO; 3. Obat disimpan pada rak ; 4. Obat yang disimpan pada lantai harus diletakkan diatas palet ; 5. Tumpukan dus sebaiknya sesuai dengan petunjuk ; 6. Cairan dipisahkan dari padatan ; 7. Sera, vaksin dan supositoria disimpan dalam lemari pendingin.

E. DISTRIBUSI OBAT Penyaluran/distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan kesehatan antara lain : a. Sub unit pelayanan kesehatan di lingkungan Puskesmas (kamar obat, laboratorium); b. Puskesmas Pembantu ; c. Puskesmas Keliling ; d. Posyandu;

10

e. Polindes. Tujuan distribusi adalah untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan tepat waktu. Kegiatan dari distribusi adalah: 1. Menentukan frekuensi distribusi Dalam menentukan frekuensi distribusi perlu dipertimbangkan : a. jarak sub unit pelayanan b.biaya distribusi yang tersedia. 2. Menentukan jumlah dan jenis obat yang diberikan Dalam menentukan jumlah obat perlu dipertimbangkan : a. pemakaian rata-rata per jenis obat b. sisa stok c. pola penyakit d. jumlah kunjungan di masing-masing sub unit pelayanan kesehatan. 3. Melaksanakan penyerahan obat. Penyerahan obat dapat dilakukan dengan cara : a. gudang obat menyerahkan/mengirimkan obat dan diterima di unit pelayanan b. penyerahan di gudang Puskesmas diambil sendiri oleh sub unit- sub unit pelayanan. Obat diserahkan bersama-sama dengan formulir LPLPO dan lembar pertama disimpan sebagai tanda bukti penerimaan obat.

11

F. PENGENDALIAN Tujuan pengendalian agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian obat terdiri dari : 1. Pengendalian persediaan; 2. Pengendalian penggunaan; 3. Penanganan obat hilang. Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar Kegiatan Pengendalian adalah : 1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di Puskesmas dan seluruh unit pelayanan. Jumlah stok ini disebut stok kerja. 2. Menentukan : - Stok optimum adalah jumlah stok obat yang diserahkan kepada unit pelayanan agar tidak mengalami kekurangan/kekosongan - stok pengaman adalah jumlah stok yang disediakan untuk mencegah terjadinya sesuatu hal yang tidak terduga, misalnya karena keterlambatan pengiriman dari Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota. 3. Menentukan waktu tunggu (leadtime), yaitu waktu yang diperlukan dari mulai pemesanan sampai obat diterima.

12

G. PELAYANAN OBAT Pelayanan obat adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan mulai dari menerima resep dokter sampai penyerahan obat kepada pasien. Tujuan pelayanan obat agar pasien mendapat obat sesuai dengan resep dokter dan mendapat informasi bagaimana menggunakannya. Semua resep yang telah dilayani oleh Puskesmas harus dipelihara dan disimpan minimal 2 ( dua ) tahun dan pada setiap resep harus diberi tanda : - Umum untuk resep umum - Askes untuk resep yang diterima oleh peserta asuransi kesehatan - Gratis untuk resep yang diberikan kepada pasien yang di bebaskan dari pembiayaan restribusi. Untuk menjamin keberlangsungan pelayanan obat dan kepentingan pasien maka obat yang ada di puskesmas tidak dibeda-bedakan lagi sumber anggarannya. Semua obat yang ada dipuskesmas pada dasarnya dapat digunakan melayani semua pasien yang datang ke Puskesmas. Kegiatan pelayanan obat meliputi : 1. penataan ruang pelayanan obat 2. penyiapan obat;

3. penyerahan obat; 4. informasi obat ; 5. etika pelayanan; 6. daftar perlengkapan peracikan obat.

13

2.2. Tugas dan Peran Puskesmas dalam Pengelolaan Obat Puskesmas sebagai Sub Unit Pelayanan memiliki tugas dan peran dalam pengelolaan obat, yaitu : a. Menyediakan data dan informasi mutasi obat dan perbekalan kesehatan serta kasus penyakit dengan baik dan akurat. b. Setiap akhir bulan menyampaikan laporan pemakaian obat dan perbekalan kesehatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat . c. Bersama Tim Perencana Obat Terpadu membahas rencana kebutuhan Puskesmas d. Mengajukan permintaan obat dan perbekalan kesehatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan . e. Melaporkan dan mengirim kembali semua jenis obat rusak/kadaluwarsa kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota . f. Melaporkan kejadian obat dan perbekalan kesehatan yang hilang kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

2.3 Tugas dan Tanggung Jawab Pengelolaan Obat di Puskesmas 1. Kepala Puskesmas a. Tugas : 1. Membina petugas pengelola obat . 2. Menyampaikan laporan bulanan pemakaian obat kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

14

3. Melaporkan dan mengirimkan kembali semua obat yang rusak/ kadaluwarsa dan atau obat yang tidak dibutuhkan kepada Kepala Dinkes Kabupaten/Kota setempat. 4. Melaporkan obat hilang kepada Kepala Dinkes Kabupaten/Kota. 5. Mengajukan permintaan obat dan perbekalan kesehatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. b. Tanggung Jawab : Pengelolaan dan pencatatan pelaporan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas. 2. Petugas Gudang Obat di Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan : 1. Penerimaan obat dan perbekalan kesehatan dari Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota. 2. Pemeriksaan kelengkapan obat dan perbekalan kesehatan. 3. Penyimpanan dan pengaturan obat dan perbekalan kesehatan. 4. Pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan untuk sub unit pelayanan. 5. Pengendalian penggunaan persediaan. 6. Pencatatan dan pelaporan . 7. Menjaga mutu dan keamanan obat dan perbekalan kesehatan. 8. Penyusunan persediaan obat dan perbekalan kesehatan . 9. Permintaan obat dan perbekalan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota. 10. Penyusunan laporan ke Dinkes Kabupaten/Kota.

15

3. Petugas Kamar Obat Puskesmas mempunyai tugas : 1. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan kesehatan yang dikeluarkan maupun yang diterima oleh kamar obat Puskesmas dalam bentuk buku catatan mutasi obat. 2. Membuat laporan pemakaian dan permintaan obat dan perbekalan kesehatan. 3. Menyerahkan kembali obat rusak/daluwarsa kepada petugas gudang obat 4. Menyerahkan obat sesuai resep ke pasien. 5. Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat kepada pasien.

4. Petugas Kamar Suntik mempunyai tugas : a. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan kesehatan yang dikeluarkan maupun yang diterimanya. b. Membuat laporan pemakaian dan mengajukan permintaan obat dan perbekalan kesehatan c. Menyerahkan kembali obat rusak/kadaluwarsa kepada petugas gudang obat.

5. Petugas Lapangan Puskesmas Keliling mempunyai tugas : 1. Setiap kali melaksanakan kegiatan lapangan mengajukan permintaan obat yang diperlukan kepada Kepala Puskesmas. 2. Mencatat pemakaian dan sisa obat serta perbekalan kesehatan 3. Setelah selesai dengan kegiatan lapangannya, segera mengembalikan sisa obat kepada Kepala Puskesmas melalui petugas gudang obat.

16

6. Petugas Lapangan Posyandu mempunyai tugas : 1. Setiap kali melaksanakan kegiatan lapangan mengajukan permintaan obat yang diperlukan kepada Kepala Puskesmas. 2. Mencatat pemakaian dan sisa obat serta perbekalan kesehatan. 3. Setelah selesai dengan kegiatan lapangan, segera mengembalikan sisa obat kepada Kepala Puskesmas melalui petugas gudang obat .

7. Petugas Obat Puskesmas Pembantu mempunyai tugas : 1. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat yang dikeluarkan maupun yang diterima oleh Puskesmas Pembantu dalam bentuk Kartu Stok/buku 2. Setiap awal bulan membuat laporan pemakaian dan mengajukan permintaan obat kepada Kepala Puskesmas 3. Menyerahkan kembali obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas melalui petugas gudang obat.

8. Bidan Desa 1. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat yang dikeluarkan maupun yang diterima oleh Puskesmas Pembantu dalam bentuk Kartu Stok/buku 2. Setiap awal bulan membuat laporan pemakaian dan mengajukan permintaan obat kepada Kepala Puskesmas 3. Menyerahkan kembali obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas melalui petugas gudang obat.

17

2.4 Pencatatan dan Pelaporan A. Pencatatan Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas dan atau unit pelayanan lainnya. Tujuan Pencatatan dan pelaporan adalah : 1. Bukti bahwa suatu kegiatan yang telah dilakukan ; 2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; 3. Sumber data untuk pembuatan laporan . Puskesmas bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan pelaporan obat yang tertib dan lengkap serta tepat waktu untuk mendukung pelaksanaan seluruh pengelolaan obat.

18

Pencatatan dimulai dari awal mula pelayanan Puskesmas. Adapun alur pelayanan di Puskesmas Guntung Payung dapat dilihat pada gambar 2.
KEPERLUAN DATANG

BEROBAT IMUNISASI KB GIZI KIR KESEHATA N HAJI CATEN KIA KES GIGI

Loket Kartu

POLI UMUM POLI ANAK/ MTBS POLI IMUNISASI GIZI TATA USAHA POLI KIA + KB POLI GIGI

LABORAT ORIUM KLINIK SANITASI

APOTIK

Gambar 2. Alur Pelayanan di Puskesmas Guntung Payung Sedangkan untuk alur resep obat dari apotek ke pasien adalah seperti pada gambar 3.

Gambar 3. Alur resep obat dari apotek ke pasien

19

Sarana yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat di Puskesmas adalah LPLPO dan kartu stok. LPLPO yang dibuat oleh petugas Puskesmas harus tepat data, tepat isi dan dikirim tepat waktu serta disimpan dan diarsipkan dengan baik. LPLPO juga dimanfaatkan untuk analisis penggunaan, perencanaan kebutuhan obat, pengendalian persediaan dan pembuatan laporan pengelolaan obat.

Gambar 4. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat Puskesmas Guntung Payung

1. Di gudang obat Puskesmas : Kartu stok obat LPLPO

20

2. Di kamar obat Puskesmas : Catatan penggunaan obat LPLPO 3. Di Puskesmas pembantu : Catatan penggunaan obat LPLPO Sub unit 4. Di kamar suntik : LPLPO Sub unit Catatan harian penggunaan obat suntik 5. Di pelayanan kesehatan/pengobatan : Catatan obat-obat yang diberikan kepada pasien pada kartu berobat/status 6. Di tempat pelayanan P3K dan tempat rawat inap : Catatan harian penggunaan obat LPLPO Sub unit 7. Di kamar suntik : Laporan pemakaian obat dan sisa stok 8. Di Puskesmas keliling : Laporan pemakaian obat dan sisa stok 9. Di Posyandu / Polindes / Bidan desa : Laporan pemakaian obat dan sisa stok

B. Penyelenggaraan pencatatan :

21

a. Di gudang Puskesmas : 1). Setiap obat yang diterima dan dikeluarkan dari gudang dicatat di dalam Kartu Stok 2). Laporan penggunaan dan lembar permintaan obat dibuat berdasarkan : (a). Kartu Stok Obat (b). Catatan harian penggunaan obat Data yang ada pada LPLPO dilaporkan ke Dinkes Kabupaten/Kota. Laporan ini merupakan laporan Puskesmas ke Dinkes Kabupaten/Kota. b. Di kamar obat : 1) Setiap hari jumlah obat yang dikeluarkan kepada pasien dicatat pada buku catatan pemakaian obat harian 2) Laporan pemakaian dan permintaan obat ke gudang obat dibuat berdasarkan catatan pemakaian harian dan sisa stok. c. Di kamar suntik : Setiap hari obat yang akan digunakan dimintakan ke kamar obat. Pemakaian obat dicatat pada buku penggunaan obat suntik dan menjadi sumber data untuk permintaan tambahan obat. d. Di Puskesmas keliling, Puskesmas Pembantu dan tempat perawatan serta di ruang pertolongan gawat darurat, pencatatan diselenggarkan seperti pada kamar obat.

22

C. Alur pelaporan Data LPLPO merupakan kompilasi dari data LPLPO sub unit dan Puskesmas Induk, LPLPO dibuat 3 (tiga) rangkap, yakni : a. Dua rangkap diberikan ke Dinkes Kabupaten/Kota melalui Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota, untuk diisi jumlah yang diserahkan. Setelah ditanda tangani disertai satu rangkap LPLPO dan satu rangkap lainnya disimpan di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota. b. Satu rangkap untuk arsip Puskesmas

D. Periode Pelaporan Pelaporan dilakukan secara periodik, setiap awal bulan. Untuk Puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap bulan LPLPO dikirim setiap awal bulan, begitu juga untuk Puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap triwulan.

23

BAB III PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Pengelolaan obat di puskesmas Guntung Payung merupakan salah satu program dari Puskesmas. Program ini bertujuan menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan yang efisien, efektif dan rasional. Adapun struktur organisani apotik Puskesmas Guntung Payung tertera pada grafik berikut : STRUKTUR ORGANISASI APOTIK PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG KEPALA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG Nama : H. Taufik Riyadi SKM, MM NIP : Jabatan : Kepala Puskesmas Guntung Payung

Unit Penunjang Apotik

Apoteker

2 Asisten Apoteker

Gambar 5. Struktur Organisasi Apotik Puskesmas Guntung Payung

24

Sistem pengelolaan obat di puskesmas Guntung Payung dapat dijelaskan melalui diagram berikut :

PELAYANAN OBAT PUSKESMAS

POLI UMUM
LABORATORIUM

POLI MTBS POLI GIZI Pasien Datang Loket APOTIK

POLI GIGI

KIA/ KB IMUNISASI LABORATORIUM

1. Mengidentifikasikan isi resep. 2. Melakukan konsultasi bila diperlukan 3. Memastikan dapat dilayani 4. Menyiapkan dan meracik sediaan farmasi 5. Mengamati etiket pemakaian obat dalam dan luar 6. Memeriksa ulang sediaan obat 7. Menyerahkan sediaan obat sesuai resep disertai penjelasan penggunaan obat & penyimpanan obat kepada pasien

Pasien Pulang Gambar 6. Diagram pengelolaan obat Puskesmas Guntung Payung

25

Kegiatan pengelolaan obat di puskesmas Guntung Payung dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tahapan pengelolaan obat diawali dari pasien memperoleh resep obat dari dokter berasal dari poli umum, poli MTBS, poli gizi, poli gigi, KIA/KB dan imunisasi dan memberikan resep tersebut ke apotek. 2. Setelah resep obat masuk ke apotek, kemudian petugas apotek melakukan identifikasi terhadap isi resep pasien jika memang diperlukan petugas apotek akan melakukan konsultasi terhadap pemberi resep. 3. Petugas apotek akan menyiapkan dan meracik sediaan farmasi yang diberi berdasarkan resep dan membuat etiket pemakaian obat dalam dan luar. 4. Sebelum menyerahkan obat, petugas apotek memeriksa ulang sediaan obat yang telah disiapkan dan menyerahkan obat sesuai resep disertai penjelasan penggunaan obat dan penyimpanan obat kepada pasien.

26

Alur penerimaan dan pelaporan obat di puskesmas Guntung Payung dapat dijelaskan melalui diagram berikut:

Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru

Kepala Puskesmas Guntung Payung

Kepala Instalasi Farmasi Kesehatan Kota Banjarmasin

Apotik & Gudang Obat Puskesmas Guntung Payung

Apotik

Poli Umum

Poli Gigi

LAB

KIA/ KB

MTBS

PUS TU

Imuniss Pyandu

KETERANGAN = ALUR PERMINTAAN DAN PELAPORAN OBAT = ALUR DISTRIBUSI/ SEDIAAN OBAT/ DISTRIBUSI Gambar 7. Diagram penerimaan dan pelaporan obat Puskesmas Guntung Payung

27

1. Tahap Pemesanan Pada tahapan pemesanan dimana yang ditekankan disini adalah bagaimana mendapatkan obat, bahan habis pakai dan alat. Hasilnya adalah apa yang telah dilakukan Puskesmas pada dasarnya telah sesuai dengan permintaan obat/bahan habis pakai, sesuai dengan kebutuhan baik di Puskesmas Pembantu maupun di Puskesmas, puskesmas juga telah memperhatikan pemakaian bulan yang lalu dan sisa stok yang ada. Dalam hal pemesanan obat dan bahan habis pakai telah juga menyerahkan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) KIA kepada pengelola gudang obat Puskesmas dan selanjutnya diteruskan ke bagian Obat Dinas Kesehatan. Dapat dilihat 10 penyakit terbanyak yang terjadi di Puskesmas Guntung Payung adalah pada tabel 1.

28

Gambar 8. Diagram Sepuluh Penyakit Terbanyak Puskesmas Guntung Payung Tahun 2011

Sedangkan Daftar 10 obat yang paling banyak digunakan di Puskesmas Guntung Payung dapat dilihat di tabel 2. Tabel 2. Daftar 10 Obat Terbanyak di Puskesmas Guntung Payung 2011 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama Obat Paracematol 500 mg Klorfeniramin Maleat 4 mg Gliresil Gulakulat 100 mg Tablet Tambah Darah Kombinasi Amoksisilin Antasida Doen Tablet Kombinasi Asam Mefenamat 500 mg Total (biji) 76889 53921 48086 46453 43735 38584 36559

29

8. 9. 10.

Sianocobalamin (B12) Tiamin Hcl (B1) Piridoksin HCl (B6)

35071 34737 34643

Dapat dilihat bahwa obat yang sering digunakan di Puskesmas Guntung Payung sesuai dengan penyakit terbanyak yang terjadi di wilayah kerja puskesmas Guntung Payung. Namun dalam pelaksanaannya masih sering ditemukan masalah-masalah yang berhubungan dengan pemesanan. Masalah tersebut diantaranya: 1. Sering ditemukan kekurangan jumlah obat sehingga obat yang digunakan tidak sesuai yang diinginkan. 2. Keterbatasannya jenis obat yang tersedia sehingga penggunaan obat lebih monoton.

Solusi dari permasalahan obat dari puskesmas Guntung Payung, yaitu: 1. Meminta kepada Dinas Kesehatan untuk stok obat digudang sebaiknya ditambah sesuai dengan kebutuhan, sebaiknya juga pihak kabupaten menyediakan obat sesuai kebutuhan. 2. Mengajukan usulan penambahan jenis obat untuk terapi penyakit yang membutuhkan terapi kombinasi misalnya, hipertensi dan diabetes mellitus.

30

2. Penerimaan dan Penyimpanan Puskesmas Guntung Payung telah mencatat pada buku stok gudang obat Puskesmas termasuk di dalamnya registrasi resep obat harian puskesmas, disamping itu juga puskesmas telah memberikan label sesuai dengan instruksi petugas farmasi Kabupaten. Dalam hal peralatan puskesmas telah menempatkan peralatan sesuai dengan jenis menurut abjad dan sediannya. Rak obat tersedia sehingga penempatan obat lebih terstruktur. Kemudian dalam ruangan penyimpanan obat tersedia pengatur suhu berupa AC sehingga suhu ruang penyimpanan bisa dikontrol.

3. Tahap Pengeluaran Pada tahap pengeluaran Puskesmas Guntung Payung melakukan pemakaian obat yang sesuai dengan diagnosis pasien pada saat akan digunakan. Jumlah obat yang dikeluarkan tercatat dengan rapi.

4. Pengawasan dan Pemeliharaan untuk Obat dan Bahan Habis Pakai Pengawasan dilakukan satu minggu sekali dengan memperhatikan adanya label, ketersediaan stok, masa berlaku (tanggal kadaluarsa), perubahan bentuk/warna obat khususnya obat injeksi dan tablet, kebersihan tempat penyampaian obat, suhu tempat obat, sirkulasi stok obat baru dan lama.

31

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pengelolaan obat puskesmas yang benar berupa perencanaan, pengadaan, distribusi, penyimpanan, dan penggunaan obat mutlak sistem pelayanan kesehatan di puskesmas dapat terlaksana dengan baik. Tujuan pengelolaan obat pelayanan kesehatan dasar adalah tersedianya obat dengan jumlah dan jenis cukup, distribusi obat merata, khasiat dan mutu terjamin, kesalahan dan penyalahgunaan obat dapat dihindari, mandiri bidang obat. Pengelolaan obat di Puskesmas Guntung Payung telah memenuhi sebagian besar tujuan pengelolaan obat, tetapi dalam pendistribusiannya misalnya jumlah obat masih terbatas.

B. Saran Diperlukan pengembangan dan meningkatkan program pengelolaan obat Puskesmas khususnya dalam hal pendistribusian untuk tercapainya tujuan pengelolaan obat dalam pelayanan kesehatan dasar.

32

You might also like