You are on page 1of 40

Buku Petunjuk Praktikum Parasitologi Kedokteran II

PRAKTIKUM PROTOZOA 1 A. MATERI PRAKTIKUM Dalam praktikum ini dipelajari 4 spesies protozoa usus yang termasuk amoeba yang perlu diketahui, yaitu: 1. Entamoeba histolytica 2. Entamoeba coli 3. Iodomoeba butschii 4. Endolimax nana Beberapa hal yang perlu diperhatikan: Dari keempat spesies diatas, hanya Entamoeba histolytica yang bersifat patogen, dapat menimbulkan amebiasis, sedangkan yang lainnya apatogen. Semua hidup di usus, sehingga dapat ditemukan di dalam tinja Morfologi protozoa di atas hampir sama, sehingga perlu sekali dapat membedakan satu spesies dengan yang lainnya untuk menghindarkan kesalahan diagnosa. B. HABITAT DAN HOSPES Spesies Habitat -Caecum, rectosigmoid 1. Entamoeba histolytica -Colon, caecum 2. Entamoeba coli 3. Iodomoeba butschii -Colon, caecum -Usus besar 4. Endolimax nana keterangan: patogen C.SIKLUS HIDUP Dalam siklus hidup ini yang perlu dibicarakan, siklus hidup Entamoeba histolytica karena bersifat patogen, menyebabkan amebiasis. Entamoeba histolytica Di dalam caecum dan rectosigmoid, habitat Entamoeba histolytica, terdapat parasit dalam bentuk tropozoit yang mengadakan pembelahan biner. Bagi parasit yang terdapat di dalam lumen usus, akan terbawa oleh pasase isi usus. Pada usus besar akan terjadi penyerapan air, sehingga isi usus akan menjadi lebih kental. Keadaan ini mengancam keberadaan parasit, sehingga perlu mengadakan enkistasi yaitu perubahan dari bentuk tropozoit menjadi bentuk kista. Di ujung distal usus, isi usus telah berbentuk dan kista telah menjadi kista yang matang (berinti 4). Kista ini akan terbawa tinja keluar tubuh dan cukup tahan terhadap lingkungan luar. Manusia terinfeksi karena kista ini termakan bersama makanan, maka di dalam usus halus akan terjadi ekskistasi yaitu terjadi perubahan dari bentuk kista menjadi bentuk tropozoit muda ( 1 kista dapat menghasilkan 4 trofozoit muda ) dan akan terbawa aliran isi usus untuk sampai di caecum dan rectosigmoid. Hospes -Manusia -Manusia,Kera,Anjing -Manusia,Babi,kera -Manusia,Kera

Buku Petunjuk Praktikum Parasitologi Kedokteran II

1. Dalam hospes

LESI-LESI EKSTRAINTESTINAL

KOLONISASI
USUS BESAR

ENKISTASI
bila mengalami dehidrasi dalam lumen usus mengeluarkan makanan ng tidak dapat dicernakan

Dikeluarkan pada debris nekrotik

EKSKISTASI
PADA USUS HALUS

memadat menjadi xnaua sferis


KISTA mengsekresi dinding kista yang kuat

METAKISTA dikeluarkan dari dinding kista Sitoplasma membelah membentuk TROPOZOIT METAKISTIK

Inklusi makanan Glikogen batang kromidial

Glikogen dan batang kromidial Kurang nyata Dapat menghilang Dikeluarkan dalam feses setengah padat

[ TROPOZOIT

KE LINGKUNGAN DALAM FESES | PREKISTA KISTA

Umumnya non-infektif

Resisten INFEKTIF

Gambar 1. Siklus hidup Entamoeba histolytica dalam tubuh hospes (menyebabkan amoebiasis)

2. Di luar hospes

PENDERITA ATAU KARIER

HOSPES BARU MELALUI Air yang mengalami polusi Makanan terinfeksi Makanan terkontaminasi lalat Kontak langsung

KISTA DALAM LINGKUNGAN

(Diambil dari Atlas of Medical Helminthology and Protozoology, Jeffrey & Leach)

Gambar 2. Siklus hidup Entamoeba histolytica di luar hospes

D. MORFOLOGI Bentuk vegetatif amoeba, bergerak dengan pseudopodium/kaki palsu yang merupakan penjuluran dari ektoplasma, hingga amoeba memiliki bentuk tidak tentu dengan permukaan/dinding luar tidak teratur. Pseudopodium ada yang lancip sehingga geraknya aktif tapi ada pula yang tumpul sehingga geraknya tidak aktif Inti merupakan bagian penting di dalam menentukan spesies amoeba. Baik jumlah, letak maupun struktur inti, dapat dipakai sebagai patokan Pada struktur inti perlu diperhatikan : Membran inti : tipis atau tebal Butir kromatin pada permukaan dalam membran inti : ada/tidak ada, halus/kasar atau berkelompok. Jalinan linin, merupakan jaringan retikulum antara membran inti dan kariosom : ada/tidak ada, jelas/tidak jelas. Kariosom perhatikan : bentuk, besar, dan letaknya (sentral/eksentrik) Yang sering ditemukan dengan morfologi mirip Entamoeba histolytica, sedangkan patogenitasnya berbeda ialah entamoeba coli, sehingga kedua spesies ini dibicarakan bersamasama. Kadang-kadang diperlukan pewarnaan untuk memperjelas struktur parasit misalnya untuk melihat inti dipakai pewarna yang mengandung besi, untuk melihat vakuola dipakai pewarna iodium dan sebagainya.

Entamoeba histolytica dan Entamoeba coli a. Perbedaan struktur inti :


1. Membran inti 2. Granula kromatin pada membran inti 3. Jalinan linin 4. kariosom Entamoeba histolytica Tipis Halus Halus Kecil, sentral Entamoeba coli Tebal Kasar, kadang-kadang berupa bercakbercak Agak kasar Besar, eksentrik

b.
A. Tidak Diwarna I. Trophozoit : 1. Ukuran 2. Gerak 3. Pseudopodi 4. Ekstoplasma 5. Endoplasma 6. Inti

Perbedaan morfologi :
Entamoeba histolytica Entamoeba coli

10 60 m Aktif, bertujuan Jelas seperti jari Lebar, batas dengan endoplasma jelas Bergranula halus Umumnya tidak jelas (pemeriksaan teliti kariosom sentral)

15-50 m Lambat, tak bertujuan Lebar dan tumpul Sempit, batas dengan endoplasma tidak jelas Bergranula kasar Kariosom eksentrik granula kromatin berbentuk cincin refraktil Tidak terdapat eritrosit bergranula Jelas tampak cincin refraktil kariosom sentral ada Berbentuk lidi refraktil 10-31 m bulat Refraktil, dua lapis 1-8 buah,refraktil kariosom eksentrik Badan kromatoid ramping rudimenter

7. Inklusi Terdapat eritrosit II. Prekista dan kista tidak matang 1. Sitoplasma bergranula 2. Inti Mungkin tampak kariosom sentral Inklusi vak.glikogen Kromatid III.Kista 1.Ukuran 2.Bentuk 3.Dinding 4.Inti 5.Inklusi B. Pewarnaan iodine I.Tropozoit 1.Sitoplasma 2.Inti 3.Inklusi II.Prekista 1. Sitoplasma dan inti 2.Vakuola glikogen

cincin

refraktil

ada Berbentuk batang refraktil 10-20 rata-rata 12-13 m bulat refraktil 1-4 buah,sukar dilihat Badan kromatoid refraktil bentuk batang

Bergranula halus, kuning kehijauan Cincin kuning,koriosom kuning sentral Eritrosit kuning Seperti tropozoit Coklat,tersebar

Bergranula kehijauan

kasar,

kuning

Koriosom eksentrik Tidak ada eritrosit Seperti tropozoit Coklat,padat

C.Pewarnaan Hematoxylin-besi 1.Sitoplasma 2.Inklusi 3.Membran inti 4.Kariosom 5.Jalinan linin 1.Bentuk 2.Sitoplasma dan Inti 3.Inklusi kromatid 4.Vakuola glikogen 1.Sitoplasma 2.Inklusi 3.Dinding 4.Inti I.Tropozoit Ungu kemerahan,granula halus Eritrosit hitam Tipis, granula kromatin hitam Hitam,sentral kecil,bentuk titik Terlihat sedikit II.Prekista Bulat Seperti tropfozoit Bentuk batang,hitam Glikogen larut,tampak sebagai vakuola III.Kista Warna abu-abu biru Seperti prekista,kurang nyata Tidak terwarnai,hialin Seperti trofozoit jumlah 1,2,4 Ungu kebiruan,granula halus Tidak ada eritrosit Tebal, granula kromatin kasar Hitam,eksentrik, bentuk bercak Lebih nyata kadang-kadang didapat bercak romatin Bulat Seperti tropfozoit Bentuk lidi,hitam Glikogen larut,tampak sebagai vakuola Abu-abu biru,lebih granuler Nyata/tidak nyata Tidak terwarnai,hialin Seperti trofozoit jumlah 1-8

Entam histolytica dalam d Usus Ulkus)

Biasanya diwarnai dengan Hematoxylin Eosin (HE) Ulkus menggaung, lubang ulkus sempit dengan dasar lebar Perubahan histologi meliputi histolisis, trombosis kapiler, petechia, infiltrasi sel bulat dan nekrosis Biasanya tidak disertai infeksi bakteri sekunder Parasit biasanya ditemukan pada dasar ulkus dalam bentuk trofozoit Perhatikan intinya dengan kariosom sentral, juga pada endoplasma terlihat eritrosit

Entamoeba histolytica
UMUM - TATANAMA

MORFOLOGI

TROPOZOIT (Vegetatlf)

PREKISTA ATAU KISTA YANG TIDAK MATANG

KISTA MATANG

Massa glikogen . Pseudopodia

Membran Endoplasma dangan badan inklusi "V Si topi as ma Kromatin yang membatasi membran Jalinan linin Kariosom

Adalah differensiasi dari Entamoeba coli, suatu amoeba usus yang hidup komensal
'KHUSUS SEDIAAN TIDAK DIWARNAI TROPOZOIT

E. histolytica

Granuler

Sitoplasma

Nyata bergranuler

E. coli

Jelasseperti jari

Pseudopodia

Tumpul

AKTIF bertujuan

Pergerakan

IN AKTIF TAK BERTUJUAN

umumnya tidak terlihat

Inti

Granula cincin refraktil dengan kariosom eksentrik Vakuola, kristal, sel tum-buhtumbuhan, bekteri, eritrosit tidak ada 15-50

ERITROSIT

Inklusi

15-60

PREKISTA DAN KISTA YANG TIDAK MATANG

Granuler Mungkin cincin refraktil

Sitoplasma Inti

Granuler terlihat sebegaicincin refraktil

Batang kromidialrefraktil M assa glikogen

Inklusi

Mungkin be tang kromidial rampingg refraktil


r\

Bulat

KISTA MATANG Bentuk

Bulat

3.5-20/1

10-33;i

Refraktil

Dinding

Jelas refraktilberlapis dua

Sukar dilihat (1-4)

Inti

1-8 Inti refraktil dengan kariosom eksentrik Hanya merupakan be tang kromidial ramping rudimer

Soring batangkromidial refraktil

1 Inklu?.

PERHATIAN : Kista kecil <10 , mungkin komensal ( E. hartmanni ), kista besar > 10 , patogen

Morfologi
E. histolytica
SEDIAAN YODIUM
TROPOZOiT

(Lanjutan)

E. coli

Granula halus kuning-hijau Eritroiit (kuning)

Sitoplasma

Bergranula n yata

Inklusii

Bakteri dsb. ERITROSITtidak ada Membran inti dengan kariosom eksentrikmudah dilihat

Cincln kuning dengan bercak kuning ditengah (kariotom)

Inti

PREKISTA

Coklat, difus

Glikogen Sitoplasma Inti

Coklat, padat

Seperti di atas

Seperti di atas

DIWARNAI DENGAN HEMATOKSILIN BESI TROPOZOIT Coklat, ungu G ranula halus


Sitoplasma Biru abu-abu Granule kasar Vakuola hitam, bakteri, dsb. T0bal dengen plaque kromatinn hitam Bercak atau plaque hitam eksentrik Lebih nyata mungkin mempunyai plaque kro matin sebagai

Inkllusi

Dibatasi dengan granule hitam


Bercak kecil hitam ditengah Hanya teriihat sedikit

M em bran inti
Kariosom Jalinan linin

PREKISTA Bulat Sepeeri tropozoit Bentuk Sitoplasma Inti Bulat Seperti tropozoit

Bedan atau batang kromidial hitam

Inklusi

Mungkin batang kromidial ramping hitam Glikogen (larut) diganti oleh vakuda

Glikogen (larut) diganti oleh vakuda

KISTA

Abu-abu biru Seperti prekista, kurang nyata atau tidak ada

Sitoplasm a Inklusi

Biru keabuan, granular Seperti prekista, kurang nyata atau tidak adaPada stadium 2 inti, vakuda glikogen mungkin berbentukhalter

Tidak diwarnai, hia lin

Dinding

Tidak diwarnai, hialin

Seperti tropozoit 1--4

Inti

Seperti tropozoit 1-8

Gambar 3. Perbedaan morfologi E. histolytica dan E. coli

Gambar 4. Diagnosis Laboratorium Amoebiasis

Gambar 5. Amoeba Usus Nonpatogenik

Iodamoeba butschlii I. Trofozoit Gerak lambat, pseudopodi tumpul dan jernih Ukuran 6-25 m Ektoplasma sempit bahkan tidak jelas Endoplasma granuler dengan 1 atau 2 vakuola glikogen (benda iodofil) dan vakuola yang mengandung bakteri Inti bulat, membran inti tebal, biasanya tidak didapat granula kromatin, jalinan linin tidak ada, kariosom besar eksentrik II. Kista Ukuran 6-15 m, bentuk tidak teratur dengan dinding agak tebal Pada endoplasma didapat benda iodofil, bundar, batas jelas, besarnya1/3 besar kista Jumlah inti hampir selamanya satu,strukturnya sama dengan struktur inti trofozoit Tidak memiliki benda kromatoid Endolimax nana I. Trofozoit 1. Gerak lebih lambat daripada Iodamoeba butchlii 2. Pseudopodi tumpul bergranuler 3. Ukuran 6-15 m atau rata-rata kurang 10 m 4. Ektoplasma sempit hanya terlihat pada pseudopodi 5. Endoplasma bergranula, terdapat vakuola makanan yang berisi bakteri dan bahan lain, tidak terdapat eritrosit 6. Inti satu dengan membran inti tipis, tidak mengandung granula kromatin dan jalinan linin, kariosom besar, ireguler, terletak di tengah atau dinding inti. II. Kista 1. Ukuran 5-14 m ,bentuk oval, dinding tebal 2. Endoplasma, jarang didapat vakuola glikogen, jarang didapat benda kromatid, kalau ada seperti benang , melengkung atau berbentuk batang 3. Jumlah inti 1-4 buah, biasanya 4 buah, struktur inti seperti pada trofozoit 4. Bentuk kista ini sangat resisten

trsrang hati

E. TUGAS PRAKTIKUM Pelajari dan pahami identitas morfologi beberapa protozoa usus pada sediaan pengecatan, dengan menggambar dan memberi keterangan bagian-bagian yang penting dari protozoa usus, antara lain : 1. Entamoeba histolytica 2. Entamoeba coli 3. Iodamoeba buetschii 4. Endolimax nana Gambar dan berilah keterangan masing-masing gambar, untuk preparat : 1. Entamoeba histolytica Sediaan tinja, pengecatan trikrom Bentuk trofozoit Perhatikan : - Ukuran : 20 40 m - Inti : 1 buah, kariosoma sentris, butir kroamtin tersusun teratur, di sebelah dalam membran inti - Endoplasma : bergranula halus dan mengandung sel darah merah - Ektoplasma tampak jelas, dalam pseudopodium Bentuk Kista Perhatikan : - Bentuk: bulat, dinding tebal - Ukkuran : 10 -20 m - Inti : 1- 4 buah, kariosoma sentris, butir kromatin tersusun teratur di sebelah dalam dinding inti - Benda kromatoid berbentuk lisong (masih ada) - Ada vakuola glikogen 2. Entamoeba coli Sediaan tinja, pengecatan trikrom Bentuk Trofozoit Perhatikan : - Ukuran : 15 30 m - Inti : 1 buah, bulat, kariosom eksentris, butir kromatin tersusun teratur di sebelah dalam dinding inti - Endoplasma bervakuola - Ektoplasma tidak nyata Bentuk Kista Perhatikan : - Bentuk : bulat, dinding tebal - Ukuran : 15 22 m - Inti : 1 8 buah, kariosoma eksentris, butir kromatin tersusun tak teratur di sebelah dalam membran inti - Benda kromatoid bila masih ada (pada kista belum masak) bentuk seperti pecahan kaca - Ada vakuola glikogen pada kista yang belum masak. 3.Iodamoeba buetschii Sediaan tinja, dalam laruan lugol

Bentuk Kista Perhatikan : - Bentuk : bulat, dinding tebal - Ukuran : 5 20 m - Inti : 1 buah, kurang jelas kariosoma besar 1/3 -1/2 inti, letak eksentris - Sitoplasma hijau kekuningan ada benda glikogen warna coklat gelap berbatas tegas 4.Endolimax nana Bentuk trofozoit Perhatikan : - Pseudopodi tumpul bergranuler - Ukuran 6 15 m atau rata-rata kurang 10 m - Ektoplasma sempit, hanya terlihat pada pseudopodi - Endoplasma bergranula, terdapat vakuola makanan yang berisi bakteri dan bahan lain, tidak terdapat eritrosit - Inti satu dengan membran inti tipis, tidak mengandung granula kromatin dan jalinan linin, kariosom besar, irreguler, terletak di tengah atau pada dinding inti Bentuk kista Perhatikan : - Bentuk oval, dinding tebal, ukuran 5 -14 m - Endoplasma, jarang didapat vakuola glikogen, jarang didapat benda kromatoid, kalau ada seperti benang, melengkung atau berbentuk batang - Jumlah inti 1 4 buah, biasanya 4 buah, struktur inti seperti pada trofozoit

PRAKTIKUM PROTOZOA - 2

A. MATERI PRAKTIKUM 1. Giardia lamblia 2. Trichomonas vaginalis 3. Eimeria stidae B. Spesies 1.Giardia lamblia* HABITAT DAN HOSPES Habitat Duodenum dan yeyenum bagian atas, kadang-kadang saluran dan kandung empedu Perempuan: vagina Laki-laki: uretra,epididimis,prostat Hati Hospes Manusia,kera babi Manusia

2.Trichomonas vaginalis*

3.Eimeria Kelinci Keterangan*patogen Flagelata usus dan rongga atrial : G.lamblia dan T.vaginalis Sporozoa :Eimeria stidae C. SIKLUS HIDUP Giardia lamblia Menimbulkan penyakit giardiasis lambliasis Di dalam duodenum dan jejenum (habitat Giardia lamblia), parasit terdapat dalam bentuk trofozoit, mengadakan pembiakan biner longitudinal, dimulai dengan pembelahan inti, diikuti organ neuromotor dan batil isap, akhirnya pembelahan sitoplasma menjadi 2 trofozoit muda. Bagi parasit yang terdapat daam lumen usus, akan terbawa oleh pasase isi usus. Pada usus besar akan terjadi penyerapan air,sehingga isi usus akan menjadi lebih kental.Keadaan ini mengancam keberadaan parasit, sehingga perlu mengadakan enkistasi yaitu perubahan dari bentuk trofozoit menjadi bentuk kista dan akan keluar bersama tinja. Manusia terinfeksi apabila kista ini termakan bersama makanan,maka di dalam usus halus akan terjadi ekskistasi yaitu perubahan dari bentuk kista menjadi bentuk tropozoit (1 kista dapat menghasilkan 2 tropozoit) dan akan terbawa aliran isi usus untuk sampai di habitatnya.

Trichomonas vaginalis - Menimbulkan Trichomoniasis vaginalis, trichomoniasis urethralis, trichomoniasis prostatovesicalis - Parasit ini tidak mempunyai bentuk kista, sehingga penularan dari satu ke orang lain dalam bentuk trofozoit terutama dengan melalui hubungan kelamin - Pembiakan dengan pembelahan biner longitudinal yang dimulai dengan pembelahan inti, diikutI pembelahan badan neuromotor, akhirnya pembelahan sitoplasma membentuk 2 anak trichomonas - Cara penularan lainnya dengan melalui kontak langsung.

1.

2.

Eimeria stiedae Terjadi siklus sporogoni (seksual) dan schizogoni (aseksual) yang terjadi pada tuan rumah yang sama. Sporogoni Dimulai dengan pembuahan makrogametosit oleh mikrogametosit dan menghasilkan zygote. Zygote mngeekskresi dinding kista membentuk ookista,kemudian inti ookista pecah menjadi 4. Disebut sporoblas. Tiap sporoblas mengekskresikan dinding sel membentuk sporokista. Tiap sporokista akan membentuk 2 sporozoit . Schizogoni Sporozoit akan melepaskan diri dari ookista akan menembus dinding (mukosa duktus biliaris), kemudian berubah menjadi trofozoit dan akan berubah lagi menjadi schizont. Di dalam schizont akan tumbuh beberapa merozoit, yang akan bertambah banyak sehingga dinding sel akan pecah dan merozoit ini akan mencari sel baru. D. MORFOLOGI Giardia lamblia Trofozoit Gerak Bentuk Ukuran Inti

seperti daun jatuh, bergerak ke segala arah dari depan seperti buah pir, dari samping seperti sendok panjang (9-21) m, lebar(5-15) m, tebal (2-4) m dua buah, berbentuk oval dengan kariosom sentral serta tidak memiliki butir kromatin Flagel : 2 flagella anterior, 2 flagella posterior, 2 flagella ventral, 2 flagella lateral Inklusi : memiliki 2 buah axostyle, vakuola makanan kurang banyak. Memiliki 2 batil isap Tidak memiliki sitosoma Kista Bentuk : elips atau bulat telur dengan 2 lapisan dinding tebal Ukuran : (8-12) x (7-10) m Inti : (2-4) buah terkumpul pada satu kutub. Struktur isi : bleparoplast dengan batang lurus dan lengkung yang merupakan sisa axostyle dan batil isap. Trichomonas vaginalis Hanya mempunyai bentuk trofozoit dengan morfologi sebagai berikut: Gerak : cepat seperti gerak spiral, diselingi fase istirahat kemudian diulang segera. Waktu bergerak badannya ikut berputar. Bentuk : oval atau hampir menyerupai jambu Ukuran : (7-23) x (5-12) m, rata-rata (13 x 7 ) m Inti : satu buah, berbentuk oval dengan kariosom kecil Membrana undulans : costa merupakan membrana basis undulans yang panjangnya 1/3 2/3 panjang badan, penting untuk diagnosa Flagel : mempunyai 4 flagella anterior dan 1 flagella posterior Axostyle : terdapat sangat halus Sitoplasma : terdapat butir-butir kromatin

: : : :

Eimeria stiedae Eimeria stiedae merupakan parasit yanag patogen dan menyerang hati kelinci, tidak menyerang pada manusia. Yang diperhatikan bentuk ookista: Ukuran : (28-40) m x (16-25) m Tiap ookista menghasilkan : 4 sporokista Tiap sporokista berisi : 2 sporozoit

Giardia lamblia
Dinding tebal (tidak diwarnai) 2 - 4 Inti Sitoplasma granular Sisa alat lokomotor

Gambar 6. Kista Giardia lamblia

8-12

KISTA DARI LINGKUNGAN

TROPOZOIT

BERB IAK M EM B ELAH

Benda parabasal Lempeng pengisap Blefaroplas 2 Inti ( Membran inti tipis tanpa granula Kariosom sentral )
KISTA PADA LINGKUNGAN

2Axsonema 4 Pasang flagela

Tidak diwarnai-tak berwarna Bergerak dengan tersentak-sentak

PATOGENESIS
Sering sebagai penghuni usus halus bagian atas Sering tanpa efek patogenik Mungakin dihubungkan dengan duodenitis atau kolangitis

Gambar 7. Tropozoit G. lamblia dan siklus hidup

richomonas spp. [TROPOZOIT DARI LINGKUNGAN YANG LEMBAB}

TROPOZOIT
Satu flagelata melekat pada membran bergelombang

4 Flagela anterior bebas Blefaroplas (masa atau granula) Satu inti Membran inti halus Kariosom sentral

sitostoma
Vakuola dengan bakteri, kadangkadang SDMN
Aksostil

TIDAK AD A BEN TUK K ISTA

Tidak diwamai - Tak berwarna Inti umumnya tidak tampak Aksostil sebagai paku hialin

Morfologi T. vaginalis seperti gambar diatas, tetapi flagella posterior bebas tidak ada selain membran bergelombang. Benda parabasal nyata. Habitat : Pada pria : urethra Pada wanita : vagina Patogenesis : mungkin menyebabkan uretritis non-spesifik dan vaginitis Gambar 8. Tropozoit Trichomonas spp.

E. TUGAS PRAKTIKUM Gambar dan berilah keterangan masing-masing gambar untuk preparat : 1. Giardia lamblia Bentuk trofozoit Bentuk kista 2. 3. Trichomonas vaginalis Bentuk trofozoit Eimeria stiedae Bentuk kista

PRAKTIKUM PROTOZOA 3 A. MATERI PRAKTIKUM 1. Trypanosoma gambiense 2. Trypanosoma rhodesience 3. Tripanosoma cruzi 4. Trypanosoma evansi 5. Trypanosoma brucei B. HABITAT DAN HOSPES Spesies
1.Trypanosoma gambiense* 2.Trypanosoma rhodesiense* 3.Trypanosoma cruzi* 4. Trypanosoma evansi 5.Trypanosoma brucei

Habitat

Hospes
Manusia, vertebrata dan binatang piaraan Manusia, mamalia Manusia, kera, anjing, kucing, beberapa mamalia Penyakit surra pada kuda unta, anjing, keledai, sapi Penyakit Nagana pada ternak

Stadium awal pada darah dan kelenjar limphe Stadium lanjut pada LCS Manusia: darah dan kelenjar limph, LCS dan jaringan Darah, RES pada hati, lien, kelenjar limph Jaringan ikat Jaringan ikat

Keterangan: * patogen pada manusia C. SIKLUS HIDUP DAN VEKTOR Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodesiense Siklus hidup dalam dua hospes : Dalam tubuh manusia Trypanosoma hidup di dalam darah,nodus limfatikus, lien dan LCS dimana akan terjadi pembelahan biner longitudinal, dimulai dengan pembelahan blepharoplas dan benda parabasal, diikuti pembelahan inti, membrana undulans, dan akhirnya sitoplasma membentuk dua individu baru Dalam tubuh vektor Trypanosoma sampai di intestinal vektor, mengadakan reproduksi dengan pembelahan biner didalam lumen mid-gut dan hind-gut, tidak pernah intra seluler atau melekat pada dinding usus. Setelah 10 hari ditemukan trypomastigote dalam jumlah banyak dan beberapa epimastigote. Kemudian akan bermigrasi, kembali ke esophagus, pharinx dan labrum epipharynx, akhirnya sampai di kelenjar saliva. Di dalam kelenjar saliva akan melekat pada sel epitel dan mengadakan metamorfose membentuk epimastigote yang bermultiplikasi dan memenuhi kelenjar saliva. Trypanosoma metasiklik akan berkembang dari epimastigote dalam 2 5 hari setelah parasit berada dalam kelenjar saliva. Dalam keadaan ini vektor bersifat infektif.

Manusia terinfeksi karena gigitan vektor yang menyuntikkan trypanosoma metasiklik Vektor lalat genus Glossina Trypanosoma cruzi Siklus hidup dalam dua hospes : Dalam tubuh manusia - Trypomastigote tidak bermultiplikasi dalam aliran darah, tetapi dalam sel retikuloendotelial atau sel jaringan lain. - Trypomastigote dalam aliran darah, diantaranya akan masuk ke dalam histiosit, kemudian membrana undulans dan flagella lepas diikuti pembelahan biner untuk menjadi bentuk amastigote; sel histiosit penuh dan pecah, kemudian parasit keluar - Dalam aliran darah perifer hanya ditemukan bentuk trypomastigote Dalam tubuh vektor Trypomstiogote terisap vektor sampai di mid-gut, di dalam hind-gut berubah menjadi epimastigote Dari bentuk epimastigote berubah menjadi trypanosoma metasiklik yang keluar bersama tinja vektor Manusia terinfeksi karena trypanosoma metasiklik masuk ke dalam tubuh dengan melalui luka di kulit Vektor : serangga Reduviidae dari genus Panstrongylus, Rhodnius, Triatoma dan Eutriatoma D. MORFOLOGI Flagellata darah dan jaringan, termasuk famili Trypanosomatidae dimana morfologinya tergantung stadium pertumbuhannya. Terdapat 4 stadium pertumbuhan, tetapi tidak semua species melewati semua stadium tersebut secara lengkap, stadiumstadium tersebut yaitu : stadium leishmania (amastigote) stadium leptomonas (promastigote) stadium crithidia (epimastigote) stadium trypanosoma (trypanosoma) Famili Trypanosomatidae memiliki flagella tunggal, penyebarannya membutuhkan vektor. Yang terpenting bagi manusia ada 2 genus yaitu genus Leishmania dan genus Trypanosoma.

Morfologi Umum : 1. Stadium amastigote (leishmania) Bentuk bulat atau lonjong Sebuah inti besar, sebuah axoneme (axial filament) serta sebuah kinetoplast yang terdiri dari dua komponen yaitu bleparoplast dan benda parabasal, satu sama lain dihubungkan dengan fibril dari struktur ektoplasma. Kinetoplas diduga sebagai motorneuron apparatus primitif 2. Stadium promastigote (leptomomas) Berbentuk kumparan

Sebuah inti terletak sentral; kinetoplast terletak sebelah anterior inti serta mempunyai sebuah flagella yang dimulai dari kinetoplast

3. Stadium epimastigote (crithidia) Berbentuk kumparan Sebuah inti yang terletak sentral; kinetoplast di depan inti, memiliki sebuah flagellum serta membrana undulan 4. Stadium trypomastigote (trypanosoma) Bentuk seperti bentuk crithidia dengan tubuh yang lebih berkelompok Sebuah inti yang relatif sentral kecuali pada bentuk post-nucleated dari Trypanosoma gambiense/Trypanosoma rhodensiense Ujung posterior lebih tumpul, kecuali pada Trypanosoma cruzi dan bentuk langsing (slinder form) dari Trypanosoma gambiense/Trypanosoma rhodensiense Membrana undulans dimulai dari sebuah kinetoplast yang terletak lebih posterior dari inti, kemudian berjalan sepanjang sisi tubuh dan berakhir di bagian anterior sebagai flagella bebas. Pada keadaan penyakit yang kronis atau relaps didapatkan granula volutine yang diduga sebagai reaksi antigen-antibodi. Genus Trypanosoma Chandler (1955) membagi Trypanosoma yang menyerang manusia menjadi empat kelompok berdasarkan adanya flagel bebas, letak serta ukuran kinetoplast sebagai berikut : Kelompok Brucei-Evansi Panjang tubuh 18 24 m, bentuk polymorfik, ujung posterior tumpul (kecuali pada bentuk ramping). Kinetoplast kecil (pada Trypanosoma equinum tidak terdapat) letak subterminal. Membran undulans terlihat nyata, terdapat flagel bebas kecuali pada bentuk pendek Nukleus terletak sentral kecuali pada bentuk postnucleate Kelompok ini dibagi lagi dalam dua sub kelompok, yaitu : 1. Sub kelompok Burcei Bentuk selalu polymorfik : ramping, gemuk dan bentuk lain. Hidup dalam usus dan proboscis tuan rumah sementaranya (lalat tsetse : Glossina sp). Termasuk sub kelompok ini ialah : Trypanosoma brucei, Trypanosoma rhodensiense dan Trypanosoma gambiense 2. Sub kelompok Evansi Polymorfisme tidak konstan, sering ramping, jarang berbentuk gemuk. Hidupnya hanya dalam proboscis tuan rumah sementaranya. Terdiri atas : Trypanosoma evansi, Trypanosoma equinum serta Trypanosoma uniformae Kelompok Vivax Panjang tubuh 12 20 m atau 20 26 m, bentuk monomorfik, ujung posterior tumpul. Kinetoplast lebar, biasanya terminal, membrana undulans tidak nyata. Flagel bebas ada dan nukleusnya terletak sentral. Terdiri atas : Trypanosoma vivax, Trypanosoma uniformae

Kelompok Congolense Panjang tubuh 9 18 m atau 12 24 m, bentuk monomorfik atau polymorfik, ujung posterior tumpul. Kinetoplast sedang, letak marginal, membrana undulans nyata atau tidak nyata. Flagel bebas, tidak ada atau sangat pendek, nukleus terletak sentral. Terdiri atas : Trypanosoma conglense dan Trypanosoma simiae Kelompok Lewisi Panjang tubuh bervariasi antara 20 90 m , bentuk monomorfik, ujung posterior tajam. Kinetoplast sangat lebar, letak terminal atau subterminal, membrana undulans tidak nyata kecuali pada Trypanosoma grayi dan Trypanosoma theileri. Flagel bebas ada dan nukleusnya terletak sentral kecuali Trypanosoma lewisi terletak anterior. Terdiri atas : Trypanosoma cruzi, Trypanosoma grayi dan Trypanosoma theileri Hoare (1956) membagi kelompok Trypanosoma yang menyerang mamalia menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Kelompok stercoraria Yaitu Trypanosoma yang mengalami perkembangan bentuk infektif dalam usus vektor (insekta) dan menyerang tuan rumah baru setelah parasit dikeluarkan bersama tinja serangga. Pengeluaran tinja biasanya serentak dengan pengisapan darah. Bila orang yang digigit itu menggaruk tempat yang luka karena gigitan maka tinja (bersama parasit) dapat masuk ke dalam luka tersebut. Ataupun masuk ke dalam luka lain yang timbul karena garukan. Terdiri atas : Trypanosoma theileri, Trypanosoma cruzi dan Trypanosoma lewisi. 2. Kelompok salivaria Yaitu Trypanosoma yang mengalami bentuk infektif dalam bagian mulut vektor dan menyerang tuan rumah baru melalui gigitan vektor tersebut. Terdiri atas : Trypanosoma gambiense, Trypanosoma brucei, Trypanosoma evansi dan Trypanosoma equiperdum Trypanosoma gambiense Trypanosoma gambiense tidak dapat dibedakan morfologinya dengan Trypanosoma rhodensiense, perbedaannya terletak pada : - Vektor - Keganasan penyakit yang ditimbulkan - Tuan rumah reservoir 1. Stadium trypomastigote (trypanosoma) : - Terdapat di dalam usus tengah, kelenjar ludah dan proboscis dari vektor - Pada tubuh manusia terdapat di dalam darah, kelenjar limfe dan susunan syaraf pusat, stadium ini merupakan stadium infektif - Morfologi : bentuk polymorfik, artinya di dalam darah memiliki bermacam-macam bentuk : Bentuk ramping - Ukuran (23 33 ) x (1,5 3,5) m - Bagian posterior runcing, terdapat flagella bebas yang panjang di bagian anterior - Inti sentral kadang kadang posterior, memanjang

Kinetoplast berupa titik

Bentuk gemuk - Ukuran (14 20) x 2,5 m - Tidak berflagellum atau kadang-kadang pendek - Inti bulat sentral - Ujung posterior tumpul Bentuk lain - Bentuk peralihan/intermediate - Bentuk postnucleated 2. Stadium epimastigote (crithidia) : - Terdapat pada kelenjar liur vektor dan pada pembiakan - Morfologi : bentuk dan ukuran badan sama dengan bentuk trypanosoma memiliki sebuah inti di sentral, membrana undulans dan flagel berasal dari kinetoplast yang terletak berdekatan dan anterior dari inti. Tidak didapatkan bentuk leptomonas dan leishmania Trypanosoma cruzi Termasuk kelompok lewisi dengan posterior station (stercoraria) 1. Stadium trypomastigote (trypanosoma) : Terdapat di dalam usus tinja vektor serta di dalam darah dan jaringan manusia Merupakan stadium infektif Morfologi : - Bentuk monomorfik, artinya di dalam darah hanya memiliki satu macam bentuk - Berbentuk kumparan yang berkelok, membentuk huruf C atau U, dengan kedua ujung lancip - Ukuran : 20 x (3 7) m - Sebuah inti terletak sentral - Kinetoplast bulat, besar letak terminal/subterminal - Mempunyai flagellum bebas yang panjangnya 1/5 sampai panjang tubuh - Memiliki membrana undulans, tidak jelas terlihat. 2. Stadium epimastigote (crithidia) : Terdapat di dalam usus vektor dan di dalam biakan Morfologi : Bentuk dan ukuran badan sama dengan bentuk trypanosoma Inti sentral, membrana undulans dan flagel berasal dari kinetoplast 3. Stadium amastigoe (leishmania) : Terdapat di dalam makrophag dan jaringan manusia (intraseluller) terutama dalam otot jantung, juga terdapat dalam limfa, hati, sumsum tulang dan kelenjar limfe. Morfologi : - Bentuk bulat dan oval dengan ukuran 1,5 5 m - Sebuah inti besar - Kinetoplast berbentuk batang Stadium promastigote hanya merupakan bentuk peralihan Trypanosoma evansi Termasuk kelompok Brucei-Evansi sub kelompok Evansi dengan anterior station (salivaria) Menyebabkan penyakit surra pada binatang antara lain pada kuda, keledai, kerbau, kambing, domba, anjing dan sebagainya, tetapi belum pernah menyerang manusia.

Trypanosoma evansi tidak mengalami pertumbuhan pada tubuh invertebrata. Hal demikian terjadi pula pada Trypanosoma equinum dan Trypanosoma equiperdum dan tidak terjadi pada Trypanosoma lainnya (Olsen, 1967). Trypanosoma evansi ditularkan secara mekanik oleh jenis lalat pengisap. Lalat ini setelah mengisap darah yang mengandung Trypanosoma, dalam waktu singkat menggigit tuan rumah yang belum terinfeksi dan secara langsung menginokulasikan Trypanosoma yang masih tetap berada dalam proboscisnya (Manson, 1956). Parasit ini hanya bertahan selama 24 jam pada proboscis lalat tadi, bila lebih maka Trypanosoma mati. Morfologi : - Monomorfik, dengan bentuk langsing memanjang dengan ujung anterior lancip dan ujung lainnya tumpul. - Ukuran (18 34) x (1,5 2,5) m - Membrana undulans berkembang baik, dengan sebuah flagellum bebas yang panjang (5-6 m). - Jarang sekali didapatkan bentuk gemuk tanpa flagellum. - Intinya sentral atau dekat sentral - Kinetoplast subterminal, blepharoplast berupa titik bulat atau lonjong lebih kurang 1,5 5 m dari ujung posterior.
Membrana bergelombang Flagella

POSTERIOR ANTERIOR aksonema Kinetoplas

Gambar 9. Morfologi Tripanosoma sp.

E. TUGAS PRAKTIKUM Gambar dan berilah keterangan untuk preparat : 1. Trypanosoma evansi Klasifikasi : Klas, Ordo, Famili, Genus Tanda khas Keterangan gambar : a. Nukleus b. Kinetoplast c. bleparoplast d. membrana undulans e. flagellum f. granula/kromatin

Tripanosomiasis
TIPE AMERIKA SELATAN :PENYAKIT CHAGAS
SIKLUS HIDUP: UMUM

Disebabkan oleh : Tripanosoma cruzi

Binatang Domestflc

SIKLUS HIDUP : PADA INSEKTA PERKEMBANGAN POSTERIOR


BENTUK INFEKTIF INI DIKELUARKAN DALAM FESES

MANUSIA DAN RESERVOIR METAMORFOSIS MENJADI


BENTUK KRITIDIA DAN BERBIAK

REMETAMORFOSIS MENJADI BENTUK TRIPANOSOMA METASIKLIK YANG KECIL

SIKLUS HIDUP PADA MANUSIA


BENTUK TRIPANOSOMA DALAM DARAH DIHISAP OLEH TRIATOMA

TRIPANOSOMA METASIKLIK PADA FESES TRIATOMA DILETAKKAN PADA KULIT

TERGOSOK MASUK LUKA GIGITAN, ABRA-SI ATAU KONJUNGTIVA

MEMASUKI HISTIOSIT LOKAL, METASTASIS MENJADI BENTUK Sel LEISMANIA DAN BERKEMBANG DENGAN yang mengandung parasit pecah MEMBELAH DIRI

Sebag btk Sebagian bentuk leishmania mengalami metamorfosis leishmania melalui bentuk transisional, leptomonas dan kritidia menjadi masuk ke sel lagi tripanosoma dan menginvasi darah dan limfe

MEMASUKI SEL BANYAK ORGAN, METAMORFOSIS MENJADI BENTUK LEISHMANIA DAN BERBIAK

Bentuk tripanosoma dalam darah manusia dan usus insekta (menyerupai tripanosoma Afrika kecuali: Khas berbentuk huruf C, kinetoplas halus, Dapat terjadi bentuk panjang dan pendek
S

Morfologi

Bentuk leishmania dalam sel manusia Stadium transisional pada manusia

Bentuk leptomonas Transisional hanya pada manusia

Badan parabasal BENTUK KRITIDIA DALAM USUS INSEKTA kecil Blefaroplast besar

Tidak dapat dibedakan (kecuali tempatnya) dari badan leishmania dari leishmaniasis

Gambar 10. Tripanosomiasis

PRAKTIKUM PROTOZOA - 4 A. MATERI PRAKTIKUM Toxoplasma gondii B. HABITAT DAN HOSPES


Spesies Toxoplasma gondii Habitat Mukosa usus kucing, jaringan teRutama otak Hospes Kucing, manusia, tikus, babi,anjing,burung,dsb sapi,

C. SIKLUS HIDUP Siklus hidup dalam dua hospes : Hospes definitif (kucing) : - Terjadi reproduksi seksual (gemetogoni ) di dalam sel mukosa usus halus hospes - Sporozoit yang masuk bersama daging (misalnya tikus), di dalam usus halus, akan masuk ke dalam sel mukosa, berturut-turut akan berubah menjadi makro/mikrogamet, kemudian fertilisasi membentuk zygot, akhirnya dibentuk dinding yang kuat membentuk ookista yang dikeluarkan bersama tinja. Untuk menjadi kista matang, perlu pematangan di tanah selama 3 5 hari, terbentuk ookista matang yang didalamnya mengandung 2 sporoblas, masing-masing sporoblas mengandung 4 sporozoit. - Di dalam tubuh kucing terjadi reproduksi seksual dan aseksual. Hospes perantara (manusia, tikus, anjing, sapi, kambing, babi, kerbau, burung dan sebagainya). Apabila hospes perantara memakan ookista matang, di dalam lambung, dinding kista akan rusak, di dalam usus halus trofozoit akan bebas, masuk menembus mukosa usus dan terbawa aliran darah untuk sampai di jaringan. Terjadi reproduksi aseksual (skizogoni) di dalam jaringan hospes Reproduksi aseksual dapat terjadi : Cepat, membentuk trofozoit yang disebut takizoit, berhubungan dengan infeksi akut. - Lambat, membentuk trofozoit yang disebut bradizoit, berhubungan dengan infeksi kronis. Manusia terinfeksi dengan cara : Ookista termakan bersama makanan atau minuman Memakan daging yang mengandung trofozoit (takizoit atau bradizoit) Penularan intra uterin, menimbulkan toxoplasmosis kongenital D. MORFOLOGI Patogen, dapat menimbulkan toxoplasmosis

Hidupnya di dalam sel endotel, leukosit mononuclear, cairan tubuh misalnya dalam eksudat peritoneum, liquor cerebrospinal juga jaringan lainnya misalnya sel otak, otot jantung dan sebagainya. Morfologi : - Bentuk seperti bulan sabit dengan ujung yang satu lebih tumpul dari ujung lainnya Ukuran (3,5 6) x (1,5 3) m Inti terletak pada ujung tumpul dengan letak eksentrik serta kariosom sentral - Ditemukan tunggal atau dua-dua ataupun membentuk koloni yang terdiri dari kumpulan Toxoplasma yang diselubungi selaput tipis, seolah-olah membentuk kista, disebut pseudokista yang berukuran 20 120 m

Sporozoit T. gondii

Takhizoit dan bradizoit T.gondii

Gambar 11. Sporozoit, takhizoit dan bradizoit T. gondii

Takhizoit T.gondii

Kista jaringan terdiri dari lebih 1000 bradizoit

Gambar 12. Takhizoit dan kista T.gondii dalam jaringan E. TUGAS Gambar dan beri keterangan : 1. Toxoplasma gondii a. Pseudokista Klasifikasi : Kelas, Ordo, Famili, Genus Sebutkan tanda khas pada T. gondii ! Berilah keterangan gambar : a. Nukleus b. Toksonema c. Conoid d. Granula

PRAKTIKUM PROTOZOA 5 1. 1. 2. 3. 2. MATERI PRAKTIKUM Plasmodium vivax Plasmodium falciparum Plasmodium malariae

TUJUAN Tujuan Umum : Memahami morfologi berbagai stadium parasit yang ada dalam sediaan darah dari beberapa spesies Plasmodium Tujuan Khusus : Menjelaskan bentuk dan sifat khusus dari berbagai stadium dari Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae

3.

HABITAT DAN HOSPES Habitat Hospes definitif Hospes perantara : darah : nyamuk Anopheles sp. Betina : manusia

D. SIKLUS HIDUP Plasmodium sp. Siklus hidup dalam dua hospes 1. Hospes definitif nyamuk Anopheles sp. betina (bertindak sebagai vektor), terjadi pembiakan seksual (sporogoni), disebut juga fase ekstrinsik : Pada waktu nyamuk mengisap darah penderita penyakit malaria, semua stadium yang ada di dalam darah akan terisap masuk ke lambung nyamuk. Hanya bentuk gametosit (makrogametosit bakal kelamin betina dan mikrogametosit bakal kelamin jantan) yang dapat bertahan dan melanjutkan siklusnya. Kemudian terjadi pematangan gametosit menjadi gamet (makro dan mikrogamet). Mikrogametosit mengalami pembelahan inti menjadi inti multiple yang matang dengan exflagellasi yaitu suatu proses dimana dalam 10-12 menit menjadi mikrogamet, keluar dari eritrosit dan motil. Makrogametosit berkembang menjadi makrogamet, dimana intinya bergeser ke permukaan yang merupakan tempat masuknya mikrogamet ke dalam makrogamet pada waktu fertilisasi. Makrogamet yang telah mengalami fertilisasi disebut zygote. Sekitar 20 menit setelah fertilisasi terbentuk semacam pseudopodi dan terjadi perubahan bentuk menjadi lebih langsing. Bentuk motil ini disebut ookinete yang akan bergerak dan menembus dinding usus untuk menempel pada permukaan luar dinding usus tersebut. Ookinete membentuk dinding tipis dan tumbuh menjadi ookista yang berukuran kurang lebih 50 m. Terjadi pematangan ookista dengan

pembelahan inti dan transformasi sitoplasma membentuk beribu-ribu sporozoit yang berada di dalam ookista. Ookista matang dalam 4-15 hari (tergantung suhu) setelah nyamuk mengisap gametosit. Ookista matang akan pecah dan sporozoit (berukuran 10 14 m) berhamburan ke dalam rongga tubuh nyamuk dan ada yang mencapai kelenjar liur nyamuk. Nyamuk infektif yaitu nyamuk yang sudah siap mengeluarkan sporozoit bersama air liurnya.

2. Hospes perantara manusia, terjadi pembiakan aseksual (skizogoni) disebut juga fase intrinsik : Manusia terinfeksi apabila melalui gigitan nyamuk, sporozoit masuk ke dalam tubuhnya. Sporozoit cepat meninggalkan aliran darah dan setelah sekitar 1 jam semuanya telah meninggalkan aliran darah dan ditemukan dalam sel hati (dimulainya stadium dalam sel hati) Stadium dalam hati disebut skizogoni eksoeritrositer primer (EE schizogony) kadangkadang disebut skizogoni pre-eritrositik. Sporozoit menjadi bundar atau oval, disebut skizon eksoeritrositik yang berukuran 24-60 m.Inti cepat membelah dan belum ditemukan pigmen. Skizogoni eksoeritrositer primer akan berakhir apabila merozoit masuk ke dalam eritrosit. Untuk Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale terdapat stadium istirahat atau eksoeritrositik skizozoit (disebut juga hypnozoit) dimana satu, dua generasi atau lebih dari merozoit eksoeritrositer muncul setelah eritrosit diinvasi. Hypnozoit dan skizon tetap ditemukan sampai lebih 105 hari. EE schizogony yang terlambat tidak terjadi pada Plasmodium falciparum dan juga mungkin pada Plasmodium malaria Invasi pada eritrosit, dimulai dengan masuknya merozoit EE ke dalam eritrosit atau retikulosit. Merozoit memiliki permukaan yang lengket untuk berhubungan dengan eritrosit, dan kompleks apikal dari rhoptrin, mikronem dan cincin polar untuk invasi; juga memiliki organel metabolik seperti ribosom dan nucleus compleks serta struktur lain. Invasi eritrosit oleh merozoit telah dilukiskan oleh Bannister (1977) meliputi melekatnya pada permukaan eritrosit, hubungan kompleks apikal dengan membran eritrosit, pembentukan vakuola parasitophorus dan diliputinya merozoit oleh eritrosit, selama lapisan luar bagi beberapa spesies, lenyap. Di dalam eritrosit, merozoit membentuk vakuola, berbentuk cincin, kadnag-kadang ameboid dan berinti tunggal, disebut trofozoit sampai inti mulai membelah. Makanannya haemoglobin yang tidak akan dimetabolisir sempurna sehingga akan tersisa globin dan Fe porphirin hematin. Pigmen malaria merupakan ikatan hematin (ferrihemic acid) dengan protein. Trofozoit tumbuh sampai intinya membelah dengan cara mitosis, vakuola berisi, ameboid motiliti akan terhenti, dan akan berubah menjadi skizon matang. Skizon matang ini menjalani skizogoni eritrositer, pecah menjadi merozoit eritrositer. Eritrosit pecah, merozoit masuk ke dalam aliran darah. Banyak diantaranya hancur oleh kekebalan hospes, tetapi yang lainnya menginvasi eritrosit dan mulai menjalani siklus skizogoni eritrositer baru.

Setelah 2 atau 3 generasi eritrositik, fenomena gametositogenik dimulai. Beberapa merozoit intraseluler tidak membentuk skizon akan tetapi berkembang menjadi bakal kelamin betina makrogametosit atau bakal kelamin jantan mikrogametosit. Beberapa cara manusia terinfeksi Plasmodium sp., yaitu : - Terutama melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang infektif - Transfusi darah, jarum suntik - Pengobatan termal untuk penyakit lues, nefrotik sindrom - Intrauterin 5. MORFOLOGI Morfologi berbagai stadia Plasmodium dalam sediaan darah tipis dengan pulasan Giemsa Plasmodium vivax Bentuk trofozoit 1. Trofozoit muda : - Berbentuk cincin, inti merah, sitoplasma biru - Di dalamnya terdapat vakuola - Plasma yang berhadapan dengan inti menebal - Letak Plasmodium sentral di dalam eritrosit, biasanya hanya satu dalam satu eritrosit Trofozoit tua : - Berbentuk ameboid - Sitoplasma tampak tidak teratur - Khas : tampak titik-titik Schuffner Bentuk skizon Skizon muda : - Berbentuk bulat, mengisi hampir separuh eritrosit, plasma padat tidak bervakuola - Inti sudah membelah - Antara inti-inti ada titik-titik berwarna coklat disebut butir hematin (pigmen malaria) - Terdapat juga titik-titik Schuffner Skizon tua : - Inti sudah membelah terbagi 12-24 - Tiap-tiap pembelahan inti diikuti pembelahan sitoplasma sehingga tampak 1224 buah merozoit - Mengisi penuh eritrosit - Di tengah-tengah terdapat pigmen malaria - Titik-titik Schuffner tetap terlihat

A.

2.

B. 1.

2.

C. 1.

2.

Bentuk gametosit Mikrogametosit : - Bentuknya bulat besar, lebih kecil dari makrogametosit - Inti besar pucat, tidak kompak (batas tak tegas) dan letaknya sentral - Plasma tampak pucat kelabu sampai merah muda - Pigmen malaria tersebar Makrogametosit : - Bentuk lonjong atau bulat, lebih besar dari mikrogametosit, mengisi hampir seluruh eritrosit - Inti tampak kecil kompak (padat) dan letaknya eksentris - Plasma tampak biru - Pigmen malaria tersebar Pada infeksi berat dapat ditemukan terdapat infeksi ganda (lebih dari satu parasit dalam satu eritrosit) Plasmodium falciparum 1. A. Bentuk trofozoit Trofozoit muda : Bentuk cincin kecil 0,1 0,3 kali eritrosit - Sitoplasma tampak halus kadang-kadang seperti cincin atau seperti burung terbang di pinggir eritrosit (bentuk accole) - Inti terletak di pinggir eritrosit, kira-kira 2 mikrometer, warna merah, lebih tipis jika dibanding dengan P.vivax, kadang-kadang ada 2 inti pada satu cincin (pada infeksi ganda). B. Bentuk skizon Skizon muda : Mengisi kira-kira separuh eritrosit Bentuk agak membulat Inti sudah membelah tetapi belum diikuti oleh sitoplasmanya Pigmen malaria mulai tampak di antara inti Titik-titik Maurer dalam eritrosit menghilang Skizon masak : Sitoplasma tidak mengisi seluruh eritrosit, kira-kira hanya -nya Inti sudah membelah menjadi 15-30 buah - Masing-masing belahan inti diikuti pembelahan sitoplasma sehingga tampak merozoit-merozoit Pigmen malaria sudah menggumpal di bagian tengah sebelum skizon masak C. Bentuk gametosit Mikrogametosit : Bentuk pisang atau ginjal, tampak lebih gemuk Plasma warna merah mdua Inti lebih besar tersebar, pucat Pigmen malaria tersebar, diantara inti

1.

2.

1.

2.

Ukuran 2-3 x 9-14 mikrometer

Makrogametosit : Bentuk langsing, seperti pisang ambon Plasma warna biru Inti kecil padat (kompak), letak di tengah-tengah Pigmen malaria tersebar di sekitar inti Plasmodium malariae A. Bentuk trofozoit Trofozoit muda : - Bentuk cincin, inti merah, sitoplasma biru, dengan di dalamnya terdapat vakuola Sukar dibedakan dengan bentuk trofozoit cincin dari P.vivax Cincin disini leibh besar dari cincin P.falciparum Trofozoit tua : - Eritrosit tidak membesar - Bentuk amuboid tidak jelas jika dibanding dengan P.vivax - Plasma sering-sering tampak melintang, bentuk pita dengan plasma makin memadat, sering dengan vakuol - Inti memanjang mirip bentuk pita - Parasit tampak lebih nyata karena pigmen kasar dan plasma padat B. Bentuk skizon 1. Skizon muda : Bentuk sitoplasma padat hampir mengisi seluruh eritrosit Inti sudah membelah Terdapat pigmen malaria di sekitar nukleus 2. Skizon tua : Bentuknya seperti bunga mawar (roset) Mengisi seluruh eritrosit Inti membelah menjadi 3-12, masing-masing akan menjadi inti merozoit Tiap belahan inti diikuti belahan sitoplasma yang letaknya teratur - Pigmen-pigmen berkumpul di pusat, dikelilingi merozoit yang letaknya teratur, sehingga memberi gambaran seperti roset C. Bentuk gametosit 1. Mikrogametosit : - Bentuk bulat dan hampir mengisi seluruh eritrosit plasma tampak merah muda Inti besar, menyebar, tampak pucat, letaknya di pusat-pusat sitoplasma Pigmen malaria kasar tersebar 2. Makrogametosit : Bentuk lonjong atau bulat, lebih besar dari mikrogametosit

1.

2.

Sitoplasma biru Inti tampak kecil, kompak, letaknya eksentris Pigmen kasar tersebar Infeksi ganda sering terjadi 2-3 sampai 7 parasit dalam satu eritrosit.

Sediaan darah tebal dengan pulasan Giemsa Plasmodium vivax - Stroma eritrosit yang sudah terhemolisis tampak berwarna lembayung muda - Diantaranya tampak sisa-sisa lekosit dengan inti yang berwarna biru lembayung - Seringkali tampak semua bentuk dari P.vivax ini, sehingga memberi gambaran tidak seragam - Di sekitar parasit-parasit ini kecuali trofozoit muda, tampak daerah merah yaitu sisa-sisa titik Schuffner - Parasit lebih besar dari inti limfosit Plasmodium falciparum - Biasanya hanya terdapat bentuk trofozoit muda saja atau bentuk trofozoit dan gametosit - Gambaran ini akan tampak seragam seperti bintang-bintang di langit, ini terutama pada infeksi berat - Tidak tampak daerah merah di sekitar parasit - Parasit tampak lebih kecil daripada inti limfosit Plasmodium malariae - Umumnya jumlah parasit hanya sedikit - Tampak berbagai bentuk stadium, sehingga gambaran tampak tidak seragam - Parasit tampak lebih tua warnanya, dan tampak padat - Tidak ada daerah merah di sekitar parasit Keunggulan pemeriksaan malaria dengan SD tebal dibandingkan dengan SD tipis adalah sebagai berikut: - Volume darah lebih banyak diperiksa, sehingga lebih banyak kesempatan, lebih mudah dan cepat untuk menemukan parasit - Frekuensi adanya parasit 20 x lebih banyak dalam satu lapangan penglihatan Kekurangannya: - Eritrosit hemolisis, maka bentuk parasit itu tidak sejelas dalam SD tipis Pemeriksaan dengan SD tebal, akan memberikan hasil yang baik jika sediaan dibuat dengan teliti dan pengecatan dilakukan dengan baik, yaitu: tidak terlalu tebal dan

bersih (tanpa noda-noda). Jika syarat-syarat ini dipenuhi dengan baik, maka sediaan tersebut akan tampak ciri-cirinya sebagai berikut: - Stroma eritrosit merupakan dasar dari sediaan tampak berwarna biru lembayung muda, homogen - Inti lekosit tampak biru muda lembayung tua, granula biasanya tidak tampak,hanya granula eosinofil - Trombosit sering tampak berkelompok dengan warna lembayung muda - Parasit tampak lebih kecil,batas sitoplasma sering tidak nyata - Titik Maurer dan titik Zieman (P. malariae) biasanya hilang sama sekali - Titik Schuffner sering-sering
MALARIA

A. Trofozoit muda

B.Trofozoit tua

C. Skizon muda

D D. Skizon tua

Plasmodium vivax

Plasmodium malaria

Plasmodium falciparum

E.Mikrogametosit

o osit

F.Makrogamet

Plasmodium vivax

Plasmodium malaria

Plasmodium falciparum

Gambar 13. Morfologi stadium Plasmodium sp. I.TUGAS Gambar dan beri keterangan mengenai : Klasifikasinya (Klas, Ordo, Famili, Genus) Trofozoit muda Trofozoit tua Skizon muda Skizon tua Makrogametosit Mikrogametosit Untuk masing-masing preparat berikut : 1. Plasmodium vivax 2. Plasmodium falciparum 3. Plasmodium malariae

You might also like