Professional Documents
Culture Documents
2/6/13
2/6/13
peradangan pada seluruh bola mata yang juga termasuk sklera dan kapsul Tenon sehingga bola mata merupakan rongga abses. Infeksi yang masuk kedalam bola mata dapat melalui peredaran darah (secara endogen) atau perforasi dari bola mata (secara eksogen), dan dapat pula merupakan akibat tukak kornea perforasi.
2/6/13
2/6/13
ETIOLOGI
Pneumococcus plg sering Streptococcus, Staphylococcus dan E.coli. jamur (seperti Candida albicans, Histoplasma, Cryptococcus), parasit (seperti Toxoplasma, Toxocara), serta virus (sepert CMV, HIV)
2/6/13
PATOGENESIS
infeksi eksogenpascabedah intraocular, trauma tembus, atau tukak kornea yang mengalami perforasi.
trauma penetrasi korpus vitreum (bagian 1 yg kena) kebagian lain spt uvea dan retina. Pd kasus metastasis peradangan dimulai dengan terjadinya emboli 2/6/13 septik pada arteri retina dan atau
Infeksi endogen hematogen bakteremia atau septicemia. Dan sangat jarang terjadi adanya invasi infeksi orbita ke dalam bola mata yang bersifat langsung.
2/6/13
2/6/13
VIRUS
Manifestasi okuler pada infeksi HIV adalah bintik cotton wool, perdarahan retina, sarcoma Kaposi pada permukaan mata dan adneksa, dan kelainan neurooftalmologik pada penyakit intrakranial. Retinopati sitomegalovirus penyakit yang membutakan dan merupakan infeksi okuler paling umum. 2/6/13
DIAGNOSIS
1. Anamnesis K demam, sakit kepala dan kadang kadang muntah, rasa nyeri , mata merah, kelopak mata bengkak atau edem, serta terdapat penurunan tajam penglihatan. 2. Pemeriksaan Fisik
2/6/13
P.PENUNJANG
Pemeriksaan klinis yang baik dibantu Pem slit lamp, sdgkan penyebabnya ditegakkan berdasarkan pem mikroskpik dan kultur. Biasanya cairan badan kaca (corpus vitreum) diambil untuk contoh pada waktu dikerjakan debridemen rongga badan kaca (vitrekomi).
2/6/13
PENATALAKSANAAN
BAKTERI AB Vancomycin dan Cotrimoksazol + Deksametason Na fosfat 1 mg, neomisina 3,5 mg, polimiksina B sulfat 6000 UI (kandungan tiap ml tetes mata atau g salep mata). JAMUR diberikan amfotererisin B150 mikrogram sub konjungtiva, flusitosin, ketokonazol secara sistemik, dan vitrektomi. 2/6/13
PARASIT pyrimetamine, 25 mg peroral per hari, sulfadiazine, 0,5 g per oral empat kali sehari selama 4 minggu. VIRUS sulfasetamid dan antivirus (IDU). Apabila mata sudah tidak dapat diselamatkan lagi harus segera dilakukan eviserasi kasus supurati intra-ocular (panoftalmitis), perdarahan anterior staphyloma dan trauma penetrans
2/6/13
PROGNOSIS
mata yang terinfeksi oleh staphylococcus epidermidis lebih baik, infeksinya karena Pseudomonas atau spesies gram negatif lainnya prognosisnya tetap suram. Prognosis panoftalmitis sangat buruk terutama bila disebabkan jamur atau parasit.
2/6/13
KESIMPULAN
Panoftalmitis ialah peradangan pada seluruh bola mata yang juga termasuk sklera dan kapsul Tenon sehingga bola mata merupakan rongga abses. Infeksi yang masuk kedalam bola mata dapat melalui peredaran darah (secara endogen) atau perforasi dari bola mata (secara eksogen), dan dapat pula merupakan akibat tukak 2/6/13
TERIMA KASIH
2/6/13