You are on page 1of 2

INTERPRETASI MERUPAKAN SALAH SATU ALAT DALAM PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI I.

Pendahuluan

Dalam situasi dimana kawasan konservasi menghadapi tekanan dan perusakan yang sangat kompleks, kebutuhan informasi yang akurat, terpercaya dan mudah dimengerti merupakan hal yang sangat diperlukan. Kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan cenderung semakin meningkat dampak negatifnyapun secara luas terhadap kualitas lingkungan semakin dirasakan oleh umat manusia. Hal ini sangat terkait dengan semakin meningkatnya populasi manusia dan pembangunan yang kurang (baca tidak) berwawasan lingkungan. Dari berbagai penelitian dan analisa telah ditemukan berbagai penyebabnya. Namun demikian, dalam kenyataannya sulit untuk diimplementasikan pencegahan ataupun penanggulangannya, hal ini disebabkan karena akar permasalahannya amat rumit menyangkut berbagai aspek sosial, ekonomi, budaya, maupun politik dari berbagai lapisan masyarakat yang sangat beraneka ragam. Di samping itu, salah satu sebab utamanya adalah sulitnya merubah perilaku pelaku ekonomi dan pembangunan yang hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi jangka pendek yang sangat bertentangan dengan tujuan keuntungan ekologi lingkungan jangka panjang, terutama bagi kelestarian sumber daya alam dan ekosistemnya. Berbagai upaya untuk menekan/meminimalkan kerusakan tersebut telah dilakukan, mulai dari membuat papan larangan, penyuluhan bahkan sampai pada pemberian sanksi. Namun hasilnya juga belum memuaskan. Oleh karena itu perlu diupayakan jalan lain untuk membangkitkan kesadaran masyarakat, bukan dengan larangan yang kurang simpatik atau sanksi yang represif tetapi dengan menggunakan pendekatan yang ramah dan bersifat menjelaskan dan bukan mengancam. Salah satu upaya untuk memberikan persepsi yang benar terhadap masyarakat adalah dapatkah pesan untuk pelestarian lingkungan hidup tersebut diterima, dimengerti dan dilaksanakan oleh berbagai pihak. Dengan munculnya kecenderungan masyarakat untuk kembali ke alam (Back To Nature), pemanfaatan hutan untuk pariwisata, semakin meningkat. Kecenderungan tersebut perlu dicermati, di satu sisi karena dengan berkembangnya pariwisata alam akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan devisa negara tetapi di lain pihak kita perlu juga berhati-hati jangan sampai kecenderungan kembali ke alam itu justru akan menimbulkan kerusakan-kerusakan potensi dan daya tarik wisata alam. Disinilah interpretasi akan berperan sangat besar bukan saja berperan memberikan informasi yang menarik dan akurat bagi pengunjung tetapi juga punya peran yang tidak kalah pentingnya yaitu memberikan pemahaman dan pengertian tentang arti penting konservasi sumberdaya alam dan ekosistemnya sehingga masyarakat dapat ikut menjaga kelestarian kawasan hutan dengan potensi dan daya tariknya. Dengan demikian dapat dikatakan interpretasi merupakan salah satu alat dalam pengelolaan kawasan hutan. II. PROGRAM PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI 1. Penguatan Kelembagaan 2. Pemantapan Zonasi 3. Pengusahaan Pariwisata 4. Daya Dukung Kawasan 5. Program Interpretasi 6. Profil Pengunjung 7. Peran Masyarakat

Dalam tulisan ini titik berat pembahasan pengelolaan kawasan konservasi (terutama taman nasional) difokuskan pada interpretasi. 1. Pengertian Pada awalnya kegiatan interpretasi dikenal oleh para pecinta alam, mereka menginginkan informasi dan pengetahuan yang lebih mendalam tentang rahasia alam secara akurat dan ilmiah dari kawasan yang mereka kunjungi. Mereka membutuhkan pelayanan pengunjung untuk mengungkap keindahan dan keajaiban alam agar dapat mendatangkan inspirasi, hal inilah yang menjadi tonggak kebangkitan dan perkembangan kegiatan interpretasi. Kunci keberhasilan interpretasi adalah keberhasilan mengkomunikasikan sesuatu obyek dan pesan konservasi kepada berbagai pihak terutama pengunjung pada kawasan konservasi.

Ada beberapa pengertian/batasan interpretasi antara lain : Menurut TILDEN : Interpretasi adalah suatu aktifitas pendidikan untuk mengungkapkan arti dan hubungan antara obyek alami dengan pengunjung dengan pengalaman pertama dan menggunakan media yang sederhana. SHARPE : Interpretasi adalah suatu mata rantai komunikasi antara pengunjung dengan sumberdaya alam. DIT TNHW : Interpretasi adalah suatu kegiatan bina cinta alam yang khusus ditujukan kepada pengunjung kawasan konservasi alam dan merupakan kombinasi dari 6 hal, yaitu pelayanan informasi pelayanan pemandu, pendidikan, hiburan, inspirasi dan promosi. 2. JENIS INTERPRETASI a. Interpretasi tidak langsung (NON PERSONAL) Interpretasi non personal umumnya dalam bentuk pusat informasi, film, program slide terpadu, leaflet, buku interpretasi, rambu-rambu petunjuk dan papan informasi. b. Interpretasi langsung (PERSONAL) Interpretasi langsung adalah kegiatan yang secara langsung dilakukan oleh interpreter yang berinteraksi secara langsung dengan pengunjung. 3. TUJUAN INTERPRETASI a. Menjelaskan pengertian dan apresiasi terhadap suatu kawasan konservasi dengan nilai-nilai historis dan alamnya, terutama peran dan manfaatnya secara ekologis. b. Membantu pengunjung dalam mengembangkan apresiasi dan pengertian tentang fenomena alam maupun flora/fauna yang ada di kawasan konservasi yang dikunjungi, sehingga pengunjung mendapatkan kepuasan dan pengalaman serta pengetahuan lain dari kawasan yang dikunjunginya.

III. PELAKSANAAN INTERPRETASI Pelaksanaan interpretasi untuk setiap kawasan konservasi tentunya tidak sama, tergantung dari potensi obyek dan daya tarik wisata alam yang ada di dalam kawasan konservasi tersebut dan diutamakan adalah daya tarik/potensi yang khas dan menonjol di kawasan tersebut. Namun demikian secara umum pelaksanaan interpretasi perlu diawali dengan perencanaan yang tepat dan perlu dirancang secara mantap. Perencanaan interpretasi merupakan proses dinamis, terbuka dari berbagai perbaikan maupun penyempurnaan setiap saat dikerjakan oleh tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu (konservasi, biologi, pendidikan, lingkungan, budayawan, sejarawan). Bahan interpretasi diharapkan tidak statis, setiap waktu perlu dilakukan penyempurnaan karena setiap saat selalu terjadi perubahan keadaan lingkungan dan adanya informasi-informasi baru. Tidak kalah pentingnya dengan perencanaan interpretasi, pelaksanaan interpretasi langsung (intepreter) merupakan titik utama dalam pelaksanaan interpretasi, seorang interpreter selain menguasai materi interpretasi, dia harus berpenampilan atraktif (tetapi tidak over acting), menarik, sopan dalam tutur kata. Tidak menggurui/instruktif tetapi sifatnya harus selalu mengajak memberi kesempatan pengunjung untuk berapresiasi dan selalu mendorong agar pengunjung ikut berperan dalam diskusi. Apabila interpreter tersebut dapat memerankan tugasnya dengan baik maka secara tidak langsung interpretasi dapat menyampaikan visi dan misi kawasan konservasi kepada pengunjung disamping tenaga polisi hutan dan teknisi/penyuluh pengelola kawasan juga dapat menyampaikannya. Dengan demikian masyarakat/pengunjung akan tahu, sadar, paham dan mengerti manfaat dan ancaman terhadap kawasan konservasi yang pada akhirnya sadar dan ikut berperan aktif dalam kegiatan konservasi. Disinilah akan terlihat bahwa interpretasi mempunyai peran yang sangat penting dalam pengelolaan kawasan konservasi.

You might also like