You are on page 1of 6

BAB II PEMBAHASAN

A. Perencanaan Kebutuhan Bahan (MRP) Teknik perencanaan kebutuhan material (Material Requirement Planning, MRP) digunakan untuk perencanaan dan pengendalian item barang (dependent) pada item ditingkat (level) yang lebih tinggi. Kebutuhan pada item-item yang bersifat tergantung merupakan hasil dari kebutuhan yang disebabkan oleh penggunaan item-item tersebut dalam memproduksi item yang lain, seperti dalam kasus dimana bahan baku dan komponen assembling yang digunakan untuk memproduksi produk jadi. B. Pengertian MRP MRP adalah lebih dari sekedar metode proyeksi kebutuhan-kebutuhan akan komponen individu dari suatu produk. Sistem MPR mempunyai tiga fungsi utama : control tingkat persediaan, penugasan komponen berdasar urutan prioritas, dan penentuan kebutuhan kapasitas (capacity requirement) pada tingkat yang lebih detail daripada proses perencanaan pada rough-cut capacity-requirement.

C. Tujuan dan Komponen Tujuan MRP adalah menentukan dan jadwal untuk pembuatan komponen-komponen subasembling subasembling atau pembeliaan material untuk memenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya MPS. Jadi, MRP menggunakan MPS untuk memproyeksi kebutuhan akan jenis-jenis komponen (component parts).

Elemen-elemen MRP : 1. Penjadwalan Induk (Master scheduling) Bertujuan untuk menentukan output fungsi operasi 2. Bagan Bahan (Bill of Material) Bahan-bahan apa saja dan berapa komposisi untuk suatu produk

3. Catatan Sediaan (Inventor Record) Catatan dari akumulasi transaksi sediaan yang terjadi di perusahaan atau pabrik. 4. Perencanaan Kapasitas (Capacity planning) Suatu cara membuat perencanaan kapasitas, yaitu: Rough cut capacity panning, perencanaankapasitas pemotongan kasar yang lebih sedikit melakukan kalkulasi. Shop Loding, perencanaan yang lebih akurat daripada Rough cut capacity panning. 5. Pembelian (Purchasing) Diperluas fungsinya tidak hanya sekedar membeli,tetapi termasuk juga membangun kepercayaan pemasok. 6. Pengendalian Pengelola Bengkel (Shop-floor Control) Bertugas untuk mengendalikan aliran bahan dengan memperhatikan lead time yang ada. Jangan sampai terjadi penumpukan akibat tidak lancarnya aliran bahan.

D. Proses MRP Sistem MRP memerlukan syarat pendahuluan dan asumsi-asumsi yang harus dipenuhi. Bila syarat pendahuluan dan asumsi-asumsi tersebut telah dipenuhi, maka kita bisa mengolah MRP dengan empat langkah dasar sebagai berikut : NETTING (Penghitungan Kebutuhan Bersih). Kebutuhan bersih (NR) dihitung sebagai nilai dari kebutuhan kotor (GR) minus jadwal Penerimaan (SR) minus persediaan ditangan (OH).

Kebutuhan bersih dianggap nol bil NR lebih kecil dari atau sama dengan nol. LOOTING (Penentuan Ukuran Lot). Langkah inibertujuan menentuka besarnya pesanan individu yang optimal berdasarkan hasil dari perhitungan kebutuhan bersih. Metode yang umum dipakai dalam prakteknya adalah Lot-for Lot (L-4-L)

E. Karakteristik Dasar Sistem MRP Manajemen persediaan system MRP memiliki karaktristik sebagai berikut: Perhatian terhadap kapan di butuhkan Integrasi pemikiran antara fungsi pengawasan produksi dan manajemen persediaan mengakibatkan pergeseran perhatian terhadap kapan dibutuhkan ketimbang perhatian langsung terhadap kapan melakukan pemesanan. Perhatian terhadap prioritas pemesanan Adanya kesadaran bahwa semua pesanan konsumen tidak memiliki prioritas yang sama. Penundaan pengiriman permintaan Konseksuasi dari perioritas pesanan menghasilkan konsep penundaan pengiriman yaitu Menunda produksi atau pesanan terhadap item yang telah dijadwal, untuk memaksimalkan keseluruhanoperasi . Fungsi integrasi Pengawasan produk dan manajemen persediaan dipandang sebagai fungsi yang terintregrasi.

F. Arus Informasi Sistem MRP Master Production Schedule ( MPS ) MPS merupakan ringkasan schedule produksi produk jadi untuk periode mendatang yang dirancang berdasarkan pesanan pelanggan atau ramalan permintaan. Sistem MRP mengansumsikan bahwa pesanan yang dicatat dalam MPS adalah pasti, kendatipun hanya merupakan ramalan Bill Of Material ( BOM ) Merupakan rangkaian struktur semua komponen yang digunakan untuk memproduksi barang jadi sesuai dengan MPS. Secara spesifik struktur BOM tidak saja berisi komposisi komponen tetapi juga memuat langkah penyediaan produk jadi. Tanpa adanya struktur BOM sangat mustahil untuk melaksanakan system MRP

Infentory Mater File ( IMF ) Terdiri dari semua catatan tentang produk jadi, komponen sub dan komponen lainnya, baik yang sedang dipesan maupun persediaan pengaman, A. Faktor Kesulitan dalam MRP Terdapat 5 faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan dalam proses MRP, yaitu: 1. Struktur produk Semakin rumit struktur produk akan membuat perhitungan MRP semakin rumit pula. Struktur produk yang kompleks terutama kea rah vertical akan membuat proses penentuan kebutuhan bersih, penentuan jumlah pesanan optimal, penentuan yang tepat melakukan pesanan, dan kebutuhan kotor menjadi berulang-ulang 2. Ukuran Lot Jika dilihat dari cara pendekatan masalah, terdapat 2 aliran dalam penentuan ukuran lot yaitu : Pendekatan lot dan level by level 3. Tenggang Waktu Perbedaan dalam tenggang waktu akan menambah kerumitan dalam proses MRP. Oleh karena itu kita dihadapkan pada masalah penentuan saat paling awal dan saat paling lambat suatu komponen harus selesai atau disebut dengan lintasan kritis 4. Perubahan Kebutuhan MRP dirancang menjadi suatu system yang peka terhadap perubahan baik perubahan dari luar ( Permintaan ) maupun perubahan dari dalam (Kapasitas). Kepekaan ini bukanlah tidak menimbulkan masalah, perubahan produk akhir tidak hanya memepengaruhi rencana pemesanan tetapi juga mempengaruhi jumlah kebutuhan yang diinginkan 5. Komponen yang bersifat umum ( Community ) Adanya komponen yang bersifat umum ( dibutuhkan lebih dari satu induk item ) akan menimbukan kesulitan apabila komponen umum tersebut Pada pada level yang berbeda. Sehingga diperlukan tingkat ketelitian yang tinggi, baik dalam jumlah maupun waktu pelaksanaan pemesanan.
4

B. Kemampuan Sistem MRP

Ada 4 yang menjadi cirri utama dalam system MRP, yaitu : Menentukan Mampu pada saat yang tepat Maksudnya adalah menentukan secara tepat Kapan material harus tersedia untuk memenuhi atas produk akhir yang sudah direncakan pada jadwal induk produksi Membentuk kebutuhan minimal pada setiap item. Dengan diketahuinya kebutuhan akan produk jadi, MRP dapat menentukan secara tepat system penjadwalan (berdasarkan prioritas ) untuk memenuhi semua kebutuhan minimal setiap komponen Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan Maksudnya adalah memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan terhadap pesanan harus dilakuan, baik pemesana yang diperoleh dari luar atau dibuat sendiri. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan Apabila kapasitas yang ada tidak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan pada waktu yang diinginkan, maka MRP dapat memberikan indikasi untuk melakukan rencana penjadwalan ulang dengan menentukan prioritas pesanan yang realistis.

Daftar Pustaka

Hakim Nasution, Arman . 2003. Perencanaan dan pengendalian produksi. Edisi kedua. Surabaya : Prima Printing. Zulian 2003. Managemen Operasi dan Produksi. Edisi Kedua.Yogyakarta : Ekonisa. Diposkan oleh : Go-Phelz di 07.13-blogspot.com/2011/ 01/16

You might also like