You are on page 1of 6

TENGGELAM Diagnosis kematian akibat tenggelam kadang-kadang sulit di tegakkan, bila tidak dijumpai tanda yang khas baik

pada pemeriksaan luar atau dalam. Pada mayat yang ditemukan terbenam dalam air, perlu diingat bahwa mungkin korban sudah meninnggal sebelum massuk ke dalam air. Keadaan sekitar individu penting. Tenggelam tidak hanya terbatas didalam air dalam seperti laut, sungai danau atau kolam renang, tetatpi mungkin pula terbenam dalam kubangan atau selokan dengan hanya muka yang berada di bawah permukaan air. Tenggelam biasanya didefinisikan sebagai kematian akibat mati lemas (asfiksia) disebebkan masuknya cairan kedaam saluran pernapasan. Sebeernya istilah tenggelam harus pula mencakup proses yang terjadi akibat terbenamnnya korban dalam air yang menyebabkan kehilangan kesadaran dan mengancam jiwa. Beberapa istilah Drowing: 1. Wet drowing, pada keadaan ini cairan masuk kedalam saluran pernafasan setelah korban tenggelam. 2. dry drowing, pada keadaan ini ciran tidak masuk kedaan saluran pernafasan, akibat spasme laring. 3. Secondary drowing, terjadi gejala beberapa hari setelah korban tenggelam (dan diangkat dari dalam air) dan korban meninggal akibat komplikasi. 4. Immersion syndrom, korban tiba-tiba meninggal setelah tenggelam dalam air dingin akibat refleks vagal,alkohol, dan makanan terlalu banyak merupakan faktor pencetus Tenggelam dalam air tawar Pada keadaan ini terjadi absorpsi cairan yang masif. Karena konsentrasi elektrolit dalam air tawar lebh rendah di banding konsentrasi dalam darah, maka akan terjadi hemodilusi dara, air masuk kedalam aliran darah sekitar alveoli dan mengakibatkan pecahnya sel darah merah (hemolisis). Akibat pengenceran darah yang terjadi, tubuh mencoba mengatasi keadaan ini dengan melepaskan ion kalium dari serabut otot jantung sehingga kadar ion kalium dalam plasma meningkat, perubahan keseimbangan ion K+ dan Ca++ dalam serabut otot jantung dapat mendorong terjadinya fibrilasi ventrikel dan penurunan tekanan darah, yang kemudian menyebabkan timbulnya kematan akibat anoksia otak. Kematian terjadi dalam waktu 5 menit. Tenggelam dalam air asin (hipertonik) Konsentrasi elektrolit cairan air asin lebih tinggi daripada dalam darah, sehingga air akan ditarik dari sirkulasi pulmonal kedalam jaringan intersisial paru yang akan menimbulkan edema pulmoner,hemokonsentrasi, hipovolemi dan kenaikan kadar megnesium dalam darah. Hemokonsentrasi akan mengakibatkan

sirkulasi melambat dan menyebabkan terjadinya payah jantung. Kematian terjadi kira-kira dalam waktu 8-9menit setelah tenggelam.

Mekanisme kematian pada korban tenggelam: 1. asfiksia akibat spasme laring. 2. asfiksia karena gagging dan choking. 3. refleks vagal. 4. fibrilasi ventrikel (dalam air tawar) 5. edema pulmoner (dalam air asin) Pada pemeriksaan mayat akibat tenggelam, pemeriksa harus seteliti mungkin agar mekanisme kematian dapat di tentukan, karena seringkali mayat ditemukan sudah dalam keadaan membusuk. Hal penting yang perlu ditentukan pada pemeriksaan adalah: 1. menentukan identitas korban identitas korban di tentukan dengan memeriksa anatara lain: a. pakaian dan benda-benda milik korban. b. Warna dan distribusi rambut dan identitas lain c. Kelainan atau deformitas dan jaringan parut. d. Sidik jari e. Pemeriksaan gigi f. Tehnik identifikasi lain. 2. apakah korban masih hidup sebelum tenggelam. Pada mayat masih segar, untuk menentukan apakah korban masih hidup atau sudah meninggal pada saat tenggelam, dapat diketahui dari hasil pemeriksaan. a. Metode yang memuaskan untuk menentukan apakah orang itu masih hidup waktu tenggelam ialah pemeriksaan diatom b. Untuk membentu menentukan diagnosis, dapat dibandingkan kadar elektrolit magnesium darah dari bilik jantung kanan dan kiri c. Beda asing dalam paru dan saluran pernapasan mempunyai nilai yang menentukan pada mayat yang terbenam selama bebrapa waktu dan mulai membusuk. Demikian pula dengan isi lambung dan usus d. Pada mayat segar, adanya air dalam lambung dan alveoli yang secara fisik dan kimia sifatnya sama dengan air tempat korban tenggelam mempunyai nilai yang bermakna. e. Pada beberapa kasus, ditemukannya kadar alkohol tinggi dapat menjelaskan bahwa korban dalam keadaan keracuan alkohol pada saat masuk kedalam air.

3. penyebab kematian yang sebenarnya dan jenis drowning. Pada mayat segar, gambaran pasca mati dapat menunjukkan tipe drowing dan juga penyebab kematian lainnya seperti penyakit, keracunan atau kekerasan lain. Pada kecelakaan di kolam renang beturan ante mortem (ante mortem impact) pada tubuh bagian atas, misalnya memar ada muka, perlukaan pada vertebralis servkalis dan medula spinalis dapat ditemukan.

4. faktor-faktor yang berperan pada proses kematian faktor-faktor yang berperan pada proses kematian, misalnya kekerasan, alkohol atau obat-obtan dapat ditemukan pada pemeriksaan luar atau melalui bedah jenazah. 5. tempat korban pertama kali tenggelam bila kematian korban berhubaungan dengan masuknya cairan kedalam saluran pernapasan, maka pemeriksaan diatom di air ditempat korban ditemukan dapat membantu menentukan apakan korban tenggelam di temat itu atau ditempat lain. 6. apakah ada penulit alaiah yang mempercepat kematian a. bila sudah ditentukan bahwa korban masih hidup saat tenggelam di air, maka harus ditentukan apakan kematian korban disebabkan karena air masuk ke saluran pernapasan(tenggelam). Pada immersion kematian terjadi sangat cepat, hal ini mungkin disebabkan oleh terjadinya sudden cardiac arrrest yang terjadi pada waktu cairan melalui saluran pernapasan bagian atas. Beberapa korban yang terjun dengan kaki terlebih dahulu menyebabkan cairan dengan mudahnya masuk ke hidung. Faktor lain adalah hipersensitivitas dan kadang-kadang keracunan alkohol. b. Bila tidak ditemukan air dalam paru-paru dan lambung, berarti kematian terjadi seketika akibat spasme glotis, yang menyebabkan cairan tidak masuk. Waktu yang diperlukan untuk terbenam dapat bervariasi terganttung dari keadaan sekeliling korban, keadaan masingmasing korban, reaksi perorangan yang bersangkutan, keadaan kesehatan, dan jumlah serta sifat cairanyang dihisap yang masuk ke saluran pernapasan. Korban tenggelam akan menelan air dalam jumlah makin lama makin banyak, kemudian menjadi tida sadar dalam waktu 2-12 menit (fatal period). Dalam periode ini bila

korban dikeluarkan dari air. Ada kemungkinan masih dapat hidup bila upaya resusitasi berhasil Pemeriksaan luar jenazah: 1) Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir,lumpur dan benda-benda asing lain yang terdapat balam air, kalau seluruh tubuh terbenam dalam air. 2) Busa halus pada hidung dan mulut, kadang-kadang berdarah. 3) Mata setengah terbuka atau tertutup, jarang terdapat perdarahan atau perbendungan. 4) Kutis aserina pada kulit permukaan anterior tubuh terutama pada ekstermitas akibat kontraksi otot erektor pili yang dapat terjadi karena rangsangan dinginnya air. Gambaran seperti kutis aserina kadangkala dapat juga akibat rigormortis pada otot tersebut. 5) Washer womans hand, telapak tangan dan kaki berwarna keputihan dan keriput yang disebabkan karena imbibisi cairan kkedalam kutis dan biasanya membutuhkan wakt yang lama. 6) Cedeveric spasme, merupakan tanda intravital yang terjadi pada waktu korban berusaha menyelamatkan diri dengan memegang apa saja seperti rumput dan lain-lain yang ada di sekitarnya. 7) Luka-luka lecet pada siku, jari tangan, lutut dan kaki akibat gesekan benda-benda pada kaki didalam air. Puncak kepala mungkin terbenturpada dasra pada waktu terbenam, tetapi dapat pula terjadi luka post mortal akibat benda-benda atau binatang dalm air Pemeriksaan bedah jeazah 1) Busa halus dan benda asing (pasir, tumbuh-tumbbuhan air) dalam saluran pernapsan (trakhea dan percabangannya) 2) Paru-paru membesar seperti balon, lebih berat, sampai menutupi kandung jantung. Pada pengirisan bangak keluar cairan. Keadaan ini terjadi terutama pada kasus tenggelam di air lat. 3) Petekie sedikit sekali karena kapiler terjepit di anara septum inter alveolar. Mngkin terdapat bercak-bercak perdarahan yang disebut bercak paltauf akibat robeknya penyekat alveoli (polsin) Petekie subpleural dan bula emfisema jarang terdapat dan ini bukan merupakan tanda khas tenggelam tetapi mungkin disebabkan oleh usaha respirasi 4) Dapat juga ditemukan pada paru-paru yang biasa karena cairan tidak masuk ke dalam alveoli atau cairan sudah msuk kedalam aliran darah (melaluui proses imbibisi), ini dapat terjadi pada kasus tenggelam di air tawar.

5) Otak, ginjal, hati dan limpa mengalami pembendungan 6) Lambung dapat sangat membesar, berisi air, lumpur dan sebagainya yang mungkin pula terdapat dalam usus halus. Pemeriksaan Laboratorium 1. pemeriksaan diatom. Alga (ganggang) bersel satu dengan dinding terdiri dari silikat (SiO2) yang tahan panas dan asam kuat. Diatom ini di jumpai dalam air tawar, air laut,air sungai, air sumur, dan udara. Bila seseorang mati karena tenggelam maka cairan bersama diatom akan masuk kedalam saluran pernapasan atau pencernaan, kemudian diatom akan masuk kedalam aliran darahmelalui kerusakan dinding kapiler pada waktu korban masih hidup dan tersebar keseluruh jaringan. Pemeriksaan diatom dilakukan pada jaringan mayat segar. Bila mayat telah membusuk, pemeriksaan diatom dilakukan dari jaringan ginjal otot skelet atau sumsum tulang paha. Pemeriksaan diatom pada hati dan limpa kurang bermanfaat sebab dapat berasal dari penyerapan abnormal dari saluran pencernaan terhadap air minum atau makanan. Pemeriksaan destruksi (digesti asam) pada paru. Ambil jaringan perifer paru sebanyak 100 gram, masukkan ke dalam labu kjeldahi dan ditambahkan asam sulfat pekat sampai jaringan paru terendam, didiamkan lebih kurang setengah hari agar jaringan hancur. Kemudian dipanaskan dalm lemari asam sambil diteteskan asam nitrat pekat sampai ter bentuk cairan jernih, dinginkan dan cairan di pusingkan dalam centrifuge. Sedimen yang terbentuk dicairkan dengan aquades, pusigkan kembali dan akhirnya dilihat denganmikroskop. Pemeriksaan diatom positif bila pada jaringan paru ditemukan cukup banyak, 4-5/LPB atau 10-20 per satu sediaan; atau pada sumsum tulang cukup ditemukan hanya satu. Pemeriksaan getah paru. Permukaan paru disiram dengan air bersih, iris bagian perifer, ambil sedikit cairan perasan dari jaringan perifer paru, taruh pada gelas objek, tutup dengan kaca penutup dan lihat dengan mikroskop. Selain diatom dapat pula terlihat ganggang atau tumbuhan lainnya 2. Pemeriksaan darah jantung. Pemeriksaan berat jenis dan kadar elektrolit pada darah yang berasal bilik jantung kanan dan kiri. Bila tenggelam di air tawar, berat jenis dan kadar elektrolit dalam darah jantung kiri lebih rendah dari jantung kanan. Sedangkan pada tenggelam di air asin terjadi sebaliknya Perbedaan kadar elektrolit lebih dari 10% dapat menyongkong diagnosis, walaupun secara tersendiri kurang bermakna.

Diagnosis tenggelam Bila mayat masih segar (belum terdapat pembusukan), maka diagnosis kematian akibat tenggeam dapat dengan mudah ditegakkan melalui pemeriksaan yang teliti dari : Pemeriksaan luar Pemeriksaan dalam Pemeriksaan laboratorium berupa histologi jaringan, destruksi jaringan dan berat jenis serta kadar elektrolit darah Bila mayat sudah membusuk, maka diagnosis kematian akibat tanggelam dibuat berdasarkan adanya diatom yang cukup banyak pada paru-paru yang bila disokong oleh penemuan diatom pada ginjal, otot skelet atau diatom pada sumsum tulang, maka diagnosis akan menjadi pasti. Refleks vagal terjadi apabila terjadinya perubahan tekanan arteri carotis yang disebabkan oleh bradikardi pada jantung

You might also like