You are on page 1of 5

Soal anak:

1. Kejang demam secara umum dapat dibagi dalam dua jenis,bisakah anda jelaskan apa berbedaan di antara kedua nya? 2. Apa tujuan pungsi lumbal dari pemeriksaan CSS ? 3. Bagaimanakah prognosis kejang demam? 4. Seorang anak yang pernah mengalami kejang demam, (95-98%) tidak akan berlanjut menjadi epilepsi. Akan tetapi , bisakah seorang anak yg mederita kejang demam memiliki resiko tinggi menderita epilepsi?. 5. sumber demam pada kejang demam ditimbulkan oleh penyakit2 apa saja? 6. Adakah jenis-jenis imunisasi yang apabila dilakukan akan menimbulkan kejang demam? Dan apakah termasuk kontra indikasi? 7. Diagnosis banding kejang demam? 8. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan? 9. Jelaskan faktor penyebab dari kejang demam? 10.Bagaimanakah penatalaksanaan kejang demam yang meliputi penanganan pada saat kejang demam dan pencegahan demam?

JAWABAN :
No. 1 # Simple febrile seizures, dengan ciri2 : Kejang berlangsung singkat, < 15 menit Kejang umum tonik dan atau klonik Umumnya berhenti sendiri Tanpa gerakan fokal atau berulang dalam 24 jam

# Complex febrile seizures / complex partial seizures : No. 2 Tindakan pungsi lumbal untuk pemeriksaan CSS dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinanmeningitis. Pada bayi kecil, klinis meningitis tidak jelas, maka tindakan pungsilumbal dikerjakan dengan ketentuan sebagai berikut : 1.Bayi < 12 bulan : diharuskan. 2.Bayi antara 12 18 bulan : dianjurkan. 3.Bayi > 18 bulan : tidak rutin, kecuali bila ada tanda -tanda meningitis. No. 3 Prognosisnya baik dan tidak menyebabkan kematian apabila diobati dgn baik, tetapi akan menjadi buruk bila tidak diobati dengan benar, dimana kejang demam akan berkembang menjadi : Kejang demam berulang Epilepsi Kelainan motorik Gangguan mental dan belajar No. 4. (jika) kejang demam berlangsung lama kejang hanya mengenai bagian tubuh tertentu kejang demam yang berulang dalam waktu 24 jam anak menderita cerebral palsy, gangguan pertumbuhan atau kelainan saraf lainnya Kejang lama, > 15 menit Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

No. 5 infeksi virus (tersering), otitis media, tonsilitis, ISK, gastroenteritis, infeksi paru2 (terutama saluran napas bagian bawah), meningitis, dan pasca imunisasi.

No. 6

DTP : 6-9 per 100.000 imunisasi. Risiko ini tinggi pada hari imunisasi, dan menurun setelahnya. MMR : 25-34 per 100.000 imunisasi. Risiko meningkat pada hari 8-14 setelah imunisasi.

Kejang demam pasca imunisasi tidak memiliki kecenderungan berulang yang lebih besar daripada kejang demam pada umumnya. Dan kejang demam pasca imunisasi kemungkinan besar tidak akan berulang pada imunisasi berikutnya. Jadi kejang demam bukan merupakan kontra indikasi imunisasi No. 7 No. 8 Pemeriksaan awal Darah rutin, urin dan feses rutin, morfologi darah tepi, hitung jenis lekosit Pemeriksaan atas indikasi Kultur darah, urin atau feses, pengambilan cairan serebro spinal, toraks foto Meningitis Ensefalitis Abses otak

No. 9 Penyebab yang pasti dari terjadinya kejang demam tidak diketahui (idiopatik). Kejang demam biasanya berhubungan dengan demam yang tiba-tiba tinggi dan kebanyakan terjadi pada hari pertama anak mengalami demam. Kejang berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa menit. Kejang demam cenderung ditemukan dalam satu keluarga, sehingga diduga melibatkan faktor keturunan (faktor genetik). Kadang kejang yang berhubungan dengan demam disebabkan oleh penyakit lain, seperti keracunan, meningitis atau ensefalitis. Roseola atau infeksi oleh virus herpes manusia 6 juga sering menyebabkan kejang demam pada anak-anak. Disentri karena Shigella juga sering menyebakan demam tinggi dan kejang demam pada anak-anak.

No. 10 : 1. Penanganan Pada Saat Kejang Menghentikan kejang: Diazepam dosis awal 0,3-0,5 mg/KgBB/dosis IV (perlahan-lahan) atau 0,4-0,6mg/KgBB/dosis REKTAL SUPPOSITORIA. Bila kejang masih belum teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian. Turunkan demam: o Antipiretika: Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen 5-10 mg/KgBB/dosis PO, keduanya diberikan 3-4 kali perhari o Kompres: suhu > 390C: air hangat; suhu >380C: air biasa

Pengobatan penyebab: antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya Penanganan suportif lainnya meliputi: o Bebaskan jalan nafas o o o Pemberian oksigen Menjaga keseimbangan air dan elektrolit Pertahankan keseimbangan tekanan darah

2. Pencegahan Kejang Pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO dan antipiretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam Valproat 1540 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 2-3 dosis

You might also like