You are on page 1of 4

I.

FARMAKOTERAPI NYERI Nyeri: pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial Patofisiologi ada 2 : a. Lama nyeri : akut (durasi: 7 hari, tiba), (penyebab: luka, inflamasi, pembedahan yang bisa diikuti kecemasan & emosional) kronis (durasi: bisa bulan-tahun), (cth: nyeri rematik, DM neuropati, dll) b. Asal Nyeri : nociseptis, stimulus langsung pada reseptor nyeri(nosiseptor) baik secara mekanik, rangsang kimia/panas neuropati, karena adanya cedera struktur syaraf sehigga funsi berubah,perifer maupun pusat Strategi terapi a. analisa penyebab nyeri (karakteristik, lamanya, dsb) b. mencari skala nyerinya c. mencegah sensibilitas reseptor nyeri dg menghambat sintesis postaglandin d. mencegah pembentukan rangsangan dalam reseptor nyeri e. mengurangi nyeri melalui pengubahan mekanisme pengubahan SSP f. menaikkan ambang nyeri Tatalaksana terapi a. Farmakologi prinsip :dilihat dai intensitas nyeri, usia pasien (geriatri, pediatri, wanita hamil) Nyeri ringan : NSAID/non opiat (dpt di+ adjuvan non opiat) Nyeri sedang : Opiat/non opiat + adjuvan Nyeri kuat : Opiat + non opiat + adjuvan pemilihan obat dg komplikasi sal.cerna : # u/ obat tidak selektif trhadap Cox-2, dpt ditmbh proton pump inhibitor (cth: omeprazole, lanzoprazole yg menghmbat pompa poduksi H+ sehingga iritasi lambung berkurang # memilih obat selektif Cox-2 karena dengan penghambatan Cox-2 dapat mengurangi rasa nyeri tanpa menyebabkan iritasi lambung # menggunakan NSAID dengan efek toksiknya rendah b. Non Farmakologi istirahat, fisioterapi, olahraga ringan, mengurangi stres (relaksasi) Hafalan obat : 1.Gol.Non Opiat -aspirin -ketorolak -as. mefenamat -meloksikam -meklofenamat -peroksikam -ibuprofen (paling aman untuk iritasi lambung) -fenilbutazon -naproksen -celecoxib* -ketopofen -valdecoxib* -indometasin -PCT (parasetamol/asetaminofen), aman untuk lambung dan NSAID

BUKAN GOL.

-Na.diklofenak -K.diklofenak keterangan:* aman u/lambung namun berbahaya u/ pasien kadiovaskuler krn meningkatkan penjendalan darah krna terhambat tromboksan 2. Gol.Opiat Morfin,heroin,fentanil,kodein,pethidin,tramadol,metadon(menekan gejala putus obat pada heroin), nalokson(menekan gejala putus obat pada morfin) II.FARMAKOTERAPI NYERI KEPALA 1.MIGRAIN Jenis Obat : a.)Analgesik : untuk mengontrol sakit kepala akut b.)Penghambat Migrain : untuk memperpendek/benar2 untuk menghindari serangan migrain c.)Mual : mual sering menyertai sakit kepala migrain d.)Profilaksis Migrain : mengurangi frekuensi sakit kepala migrain Pilihan Obat : - Terapi tahap akut adalah gol.derivat ergot (ergotamin tatrat, dihydroergotamine),gol triptan - Terapi profilaksis menggunakan metilgliserid malead, siproheptidin hidroklorida, pizotifen, dan propanolol. ERGOTAMINE CARA KERJA Ergotamine mengatasi migrain bila diberikan pada awal aura atau serangan, berdasarkan efek vasokonstriksi pada arteri karotis external yang terdilatasi. Juga dapat bekerja dengan menghambat neuron serotonergik sentral yang memperantarakan transmisi nyeri. Caffeine meningkatkan absorpsi dan efektivitas ergotamine pada penderita migrain. INDIKASI Pengobatan migrain. EFEK SAMPING Ergotamine dapat menimbulkan mual, muntah, gangguan lambung, diare, polidipsia dan kegelisahan. Efek samping berat termaslik parestesia lengan dan tungkai, kram, kelemahan otot dan kaku otot paha dan tengkuk. Takikardia dan insomnia dapat terjadi pada pasien yang tidak tahan caffeine, tskemia miokard, vasokonstriksi perifer, edema, dan gatal. KONTRAINDIKASI Penyakit vaskular perifer, penyakit hati, hipertensi berat, penyakit jantung koroner atau angina pektoris, tukak peptik, Syndrome Raynaud's, sepsis, gangguan ginjal, penderita hipersensitif terhadap ergotamine tartrate, wanita hamil dan menyusui. GOL.TRIPTAN Dibandingkan dengan derivat ergot, golongan triptan memiliki banyak kelebihanterutama, farmakologi yang bersifat selektif, farmakokinetik yang jelas dan konsisten, aturan penggunaan yang telah menjalani pembuktian (evidence-based prescriptioninstructions), efikasi yang telah dibuktikan melalui sejumlah uji klinis (well-designed controlled trials), efek samping berderajat sedang, dan tingkat keamanan pemakaian yang telah diketahui (wellestablished safety record).

Kekurangan yang paling penting dari golongan triptan adalah biaya pengobatan yang tinggi dan keterbatasan penggunaannya pada keadaan adanya penyakit kardiovaskular. Cara Kerja : - Triptan merupakan serotonin 5-HT1B/1Dreceptor agonists. - Golongan obat ini ditemukan dalam suatu penelitian mengenai serotonin dan migraine yang mendapatkan adanya suatu atypical 5-HT receptor. - Melalui aktivasi terhadap novel receptor ini terbukti dapat menutup anastomosis dari arteriovenosa kranialis (cranial arteriovenous anastomoses), dimana reseptor ini secara in vivo diketahui memiliki distribusi anatomis sangat terbatas. - Dewasa ini telah dikenal terdapat tujuh subklas utama dari 5-HT receptors klas 1 sampai 7. Semua triptan dapat mengaktivasi reseptor 5-HT1B/1D, serta dalam potensi yang lebih ringan dapat mengaktivasi reseptor 5-HT1A atau 5-HT1F. - Tampaknya, aktivitas 5-HT1B/1Dagonist merupakan mekanisme utama dari efek therapeutik golongan triptan, meskipun mekanisme kerja (therapeutic action) pada reseptor 5-HT1F belumlah disingkirkan. - Triptan memiliki tiga mekanisme kerja yang potensial: vasokonstriksi kranial, inhibisi neuronal perifer, dan inhibisi terhadap transmisi yang melewati second-order neuronsdari trigeminocervical complex. - Mekanisme mana diantara ketiganya yang berperan paling penting belumlah jelas. - Ketiga mekanisme kerja tersebut menghambat efek yang ditimbulkan oleh teraktivasinya serabut aferen nosiseptif trigeminal (activated nociceptive trigeminal afferents); melalui mekanisme inilah triptan menghentikan serangan akut migraine. Sedian : Dalam praktik klinis rutin terdapat lima macam triptan: sumatriptan,naratriptan, rizatriptan, zolmitriptan, dan almotriptan. Selama berlangsungnya serangan migraine, banyak obat mengalami penundaan absorpsi, sehingga sangat mungkin pemberian dengan metode nonoral lebih menguntungkan, seperti pemberian melalui nasal sprays, inhalers, suppositoria, atau injeksi. Namun demikian, kebanyakan penderita lebih menyukai preparat oral, yang merupakan 80% dari keseluruhan peresepan triptan. Sumatriptan juga tersedia dalam bentuk sediaan injeksi subkutan, rektal, dan intranasal. Efek Samping : Tolerabilitas adalah efek samping obat yang secara medis tidak membahayakan (medically unimportant) namun secara klinis menimbulkan keluhan (clinically irritating), seperti - kesemutan, - kemerahan pada wajah (flushing), - perasaan seperti ditekan (sensations of pressure); - paresthesia, - rasa hangat pada kepala, leher, dada, dan ekstremitas; - dizziness - nyeri atau kaku leher. Triptan dapat menimbulkan konstriksi arteri koronaria dan dapat mengakibatkan keluhan pada dada (chest symptoms), terkadang sangat menyerupai angina pectoris. Keluhan seperti ini dapat merupakan tanda peringatan; dengan demikian penilaian kardiovaskular sangat penting menjadi pertimbangan sebelum penggunaan. Penderita yang kedapatan mengalami keluhan tersebut jarang berakhir dengan masalah serius.

2.TTH (Tension Type Headche) - Pengobatan farmakologi adalah simpel analgesia (asetaminofen, aspirin, ibuprofen, dll.) dan/atau mucles relaxants. Ibuprofen dan naproxen sodium merupakan obat yang efektif untuk kebanyakan orang. - Jika pengobatan simpel analgesia gagal maka dapat ditambah butalbital dan kafein ( dalam bentuk kombinasi seperti Fiorinal) yang akan menambah efektifitas pengobatan 3.CLUSTER HEADACHE - Obat-obat simtomatik bertujuan untuk menghentikan atau mengurangi rasa nyeri setelah terjadi serangan cluster headache (Sumatriptan,Ergotamin,Obat Anestesi Lokal) - Obat-obat profilaktik digunakan untuk mengurangi frekuensi dan intensitas eksaserbasi sakit kepala. (Anti konvulsan,Kortikosteroid)walau mekanismenya pada cluster belum diketahui III.FARMAKOTERAPI NYERI SOMATOFORM - Pasien dengan hipokondriasis sering diberikan Obat-obat golongan benzodiazepines (antipsikosis) sering akan tetapi kegunaannya masih perlu pembahasan yang lebihlanjut. - Untuk langkah pertama biasanya digunakan fluoxetine, dalam dosis 60sampai 80 mg yang mungkin mengurangi keluhan hipokondriasis pasien

You might also like