You are on page 1of 24

Desain Sistem Pengkondisian Udara pada Bangunan Unit Perpustakaan Terpadu (UPT) II Lantai 2 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Disusun Oleh :
Rismarnawati A. Sinaga Ronald P. Siahaan Ebenezer Lumban Toruan Ferdinand M. Sinaga Yohanes R. Siagian Roni Sianturi Matilda M. Gati Thomas Ari Negara Angel Berta Desi A.E. Anggatara Iman B. Satrio ( 28508 ) ( 28386 ) ( 29162 ) ( 28538 ) ( 28598 ) ( 28697 ) ( 28715 ) ( 28385 ) ( 28364 ) ( 28634 ) ( 28043 )

JURUSAN TEKNIK FISIKA PROGRAM STUDI FISIKA TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2006

Desain Sistem Pengkondisian Udara pada Bangunan Unit Perpustakaan Terpadu (UPT) II Lantai 2 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
1. Latar Belakang Perpustakaan adalah tempat yang sangat penting dalam suatu institusi pendidikan karena merupakan sumber informasi pengetahuan yang signifikan. Perpustakaan juga dapat dikatakan sebagai jantung pendidikan karena di perpustakaan terdapat banyak pengunjung, baik oleh anggota komunitas lembaga pendidikan tersebut maupun pihak yang berkepentingan. Karena perpustakaan berhubungan dengan masyarakat luas maka sebuah perpustakaan harus didesain dan dirancang dengan matang agar memciptakan suatu lokasi yang nyaman dan aman bagi setiap pengunjung. Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan kenyamanan suatu lokasi yaitu bentuk dan ukuran ruangan, warna dominan ruangan, penempatan obyek-obyek dalam ruangan, dan yang tak kalah pentingnya adalah sirkulasi udara dalam ruangan tersebut. Dari beberapa faktor kenyamanan yang disebutkan di atas, faktor terakhir akan dianalisis secara detail pada pembahasan selanjutnya. Kenyamanan suatu lokasi sangat penting untuk ditinjau karena dengan kondisi lingkungan yang sejuk dan nyaman mampu memberikan inspirasi-inspirasi baru bagi pengunjungnya. Faktor kenyamanan suatu lokasi yang akan dianalisis mencakup analisis thermal, suhu dan laju kenaikan kapasitas kalor, serta laju pendinginan. Alasan pemilihan lokasi Perpustakaan Unit II Universitas Gadjah Mada Yogyakarta karena menurut peneliti kondisi perpustakaan ini masih jauh dari kondisi standar kenyamanan thermal. Argumen ini diperkuat oleh pendapat beberapa pengunjung dan pengurus perpustakaan yang mengatakan bahwa keadaan perpustakaan sumpek dan sedikit pengab sehingga cukup mengganggu pengunjung di dalamnya.

2. Tujuan a) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan thermal dalam ruangan Perpustakaan Unit II Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. b) Menghitung beban pendinginan rata-rata dan beban pendinginan puncak pada ruangan Perpustakaan Unit II Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. c) Memberikan rekomendasi perbaikan sistem pendinginan yang tepat dan efektif bagi ruangan Perpustakaan Unit II Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 3. Data Bangunan UPT II Bangunan UPT II merupakan salah satu bangunan tua yang ada di UGM, seperti terilhat pada gambar-01.

Gambar-01. Perpustakaan UGM UPT II Bangunan ini menghadap ke timur dan memiliki 3 lantai. Lantai pertama digunakan sebagai warung internet, arsip buku, cyber campus center, fotokopi,

mushola, dan toilet. Sedangkan lantai kedua digunakan sebagai perpustakaan. Sedangkan lantai tiga digunakan sebagai ruang baca, dan di atas lantai tiga terdapat sebuah stasiun radio, yaitu Swaragama. Bangunan ini berada di daerah perkotaan dimana begitu banyak pengotor (debu, asap buang kendaraan bermotor) yang dapat masuk (infiltrasi) ke gedung UPT II sehingga akan mempengaruhi kenyamanan orang yang berada di dalam ruangan. Pengotor/debu dalam ruangan perpustakaan UNIT II berasal dari buku-buku tua, pengunjung, bau badan, bakteri/virus, infiltrasi dari luar, dan lain-lain. Karena pengotor tersebut akan sangat mempengaruhi faktor kenyamanan orang dalam ruangan, maka pembuangan pengotor ini harus benar-benar dilakukan dengan baik. Faktor kebisingan (suara kendaraan bemotor) yang cukup besar juga mempengaruhi kenyaman orang yang berada di dalam ruangan tersebut, tetapi dalam penelitian kami ini dikhususkan untuk menganalisis sistem termal bangunan UPT II. Berikut denah ruangan perpustakaan UPT II:

Gambar-02. Denah lantai 2 perpustakaan UGM UPT II

4. Sumber perolehan panas

Gambar-03. Beberapa sumber perolehan panas ruangan perpustakaan lantai 2 Dari hasil survey di UPT II bahwa beban panas yang paling mempengaruhi pengkondisian ruangan tersebut adalah: a) Radiasi surya Melalui kaca (bidang tembus cahaya) Asumsi: - UPT II berada di 0o LU - Pengukuran pada bulan Maret - Arah kaca menghadap utara, selatan, barat, timur - Jenis kaca = kaca tunggal (ketebalan 3 mm) - Perolehan panas dari sebelah barat diabaikan karena banyak pohon dan gedung (faktor shading besar) Data-data yang diperlukan : Luasan jendela yang menghadap utara Jendela besar = 9 x 4 x 0.39 m x 0.42 m = 5.8968 m2 Jendela kecil = 9 x 0.45 m x 0.42 m = 1.701 m2 Total utara = 5.8968 + 1.701 = 7.5978 m2

Luasan jendela yang menghadap selatan Jendela besar = 9 x 4 x 0.39 m x 0.42 m = 5.8968 m2 Jendela kecil = 9 x 0.45 m x 0.42 m = 1.701 m2 Total selatan = 5.8968 + 1.701 = 7.5978 m2

Luasan jendela yang menghadap timur Jendela besar = 20 x 4 x 0.39 m x 0.42 m = 13.104 m2 Jendela kecil = 20 x 0.45 m x 0.42 m = 3.78 m2 Total timur = 16.884 m2

Perolehan panas melalui jendela: qsg = [A IT (shading )]TIMUR + [A IT (shading )]SELATAN + [A IT (shading )]UTARA keterangan: A IT = luas total jendela = radiasi matahari pada daerah tertentu (lihat tabel 01) = faktor transmisi (lihat tabel 02)

shading = faktor bayangan (lihat tabel 03)

Tabel-01. Radiasi matahari di 0o LU pada 22 Maret atau 22 September

Tabel-02. Faktor transmisi dari jendela

Tabel-03. Koefisien peneduhan (shading coefficients) jendela Dengan menggunakan persamaan perolehan kalor melalui kaca tersebut pada tiap jam, maka diperoleh tabel berikut:
waktu matahari timur 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 0 0 2486.169 5694.129 6464.0394 5517.6912 3544.7958 1058.6268 1042.587 1010.5074 946.3482 834.0696 561.393 0 0 perolehan panas melalui jendela (qsg) selatan utara total (kkal/jam) 0 0 252.62685 375.33132 425.85669 454.72833 469.16415 476.38206 469.16415 454.72833 425.85669 375.33132 252.62685 0 0 0 0 642.39399 1472.45364 1956.05361 2215.89837 2353.03866 2396.34612 2353.03866 2215.89837 1956.05361 1472.45364 642.39399 0 0 0 0 3381.18984 7541.91396 8845.9497 8188.3179 6366.99861 3931.35498 3864.78981 3681.1341 3328.2585 2681.85456 1456.41384 0 0

total (kJ/jam) 0 0 14200.99733 31676.03863 37152.98874 34390.93518 26741.39416 16511.69092 16232.1172 15460.76322 13978.6857 11263.78915 6116.938128 0 0

Tabel-04. Peroleh kalor dari matahari melalui jendela Catatan: tabel perhitungan yang lebih lengkap terlampir.

Gambar-03a, Radiasi matahari yang melalui sebuah kaca

Gambar-03b, Radiasi matahari yang melalui sebuah kaca

Melalui dinding (bidang tidak tembus cahaya/opaque) Asumsi: - UPT II berada di 0o LU - Arah dinding menghadap utara, selatan, barat, timur - Jenis dinding = F (Blok beton 100 mm dengan penyekat 25 s/d 50 mm; atau batu bata pelapis 100 mm2 dengan penyekat 100 mm dan plaster dalam; atau dinding beton 100 mm dengan plester dalam dan luar) - Perolehan panas dari sebelah barat diabaikan karena banyak pohon dan gedung (faktor shading besar) - U= mm) Data-data yang diperlukan: Luasan dinding yang menghadap utara = Luas total dinding (luas total jendela + galat) = (4.8 m x 14.4 m) (7.5978 m2 + 2 m2) = 59.5222 m2 1 1 = = 2.6315 W/m 2 K (concrete blok, agregat ringan, 200 R 0.38

Luasan dinding yang menghadap selatan = Luas total dinding (luas total jendela + galat) = (4.8 m x 14.4 m) (7.5978 m2 + 2 m2) = 59.5222 m2

Luasan dinding yang menghadap timur = Luas total dinding (luas total jendela + galat) = (4.8 m x 34 m) (16.884 m2 + 4 m2) = 142.316 m2

Perolehan kalor melalui dinding: qW = UA(CLTD

)]

TIMUR

+ UA(CLTD

)]

SELATAN

+ [UA(CLTD )]UTARA

Tabel-05. CLTD untuk dinding jenis F yang terkena cahaya matahari

Dengan menggunakan persamaan perolehan kalor melalui dinding tersebut pada tiap jam, maka diperoleh tabel berikut:
waktu matahari timur 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1498.018216 3370.540986 5992.072864 7864.595634 8988.109296 9362.61385 8988.109296 8239.100188 7490.09108 7115.586526 6741.081972 6366.577418 5617.56831 4868.559202 selatan 156.63267 156.63267 313.26534 626.53068 1096.4287 1722.9594 2349.49 2976.0207 3289.2861 3445.9187 3289.2861 2976.0207 2662.7554 2349.49 perolehan kalor (qw) utara total (kkal/jam) 156.63267 313.26534 469.89801 626.53068 783.16335 939.79602 1253.0614 1409.694 1722.9594 1879.592 1879.592 2036.2247 2036.2247 2036.2247 1811.283555 3840.438994 6775.236211 9117.656988 10867.70133 12025.36923 12590.66069 12624.81493 12502.3365 12441.09728 11909.96006 11378.82284 10316.54839 9254.273942

total (kJ/jam) 7607.390929 16129.84377 28455.99208 38294.15935 45644.34558 50506.55076 52880.7749 53024.2227 52509.81329 52252.60859 50021.83225 47791.05591 43329.50323 38867.95056

Tabel-06. Peroleh kalor dari matahari melalui dinding Catatan: tabel perhitungan yang lebih lengkap terlampir. b) Manusia Pembahasan ini akan dibatasi oleh waktu pengamatan dari pukul 08.0016.00 WIB dan dipusatkan pada lantai 2. Beban pendinginan akan dihitung per dua jam. Perpustakaan ini beroperasi dari jam 8 pagi sampai 9 malam waktu setempat.

10

kegiatan Tidur Duduk, tenang Berdiri Berjalan (3 km/jam) Pekerjaan kantor Mengajar Warung Industri

Perolehan kalor (W) 70 100 150 300 150 175 185 300-600

Perolehan kalor sensibel (%) 75 60 50 35 25 50 50 35

Tabel-07. Perolehan kalor dari penghuni Jenis ruang Rumah tinggal Kantor Toko Sekolah Ruang pertemuan Penghunian 2-6 orang 10-15 m2 per orang 3-5 m2 per orang 2.5 m2 per orang 1 m2 per orang Tabel-08. Ruang per orang Asumsi yang diambil : jumlah penghuni (pengunjung + petugas perpustakaan) rerata harian = 200 orang jumlah rerata orang dalam ruangan per 2 jam = 50 orang. jumlah orang yang keluar/masuk tiap 2 jam jumlah orang pada pukul 16.00 WIB jenis pekerjaan perhitungan beban kalor adalah tiap 2 jam = 20 orang = 50 orang = pekerjaan kantor

jumlah tenaga pengelola perpustakaan dari jam 08.00-16.00 = 10 orang

11

Persamaan umum yang digunakan : beban pendinginan sensibel penghuni (watt) = perolehan per orang (tabel 4.7) x jumlah orang x CLF (tabel 4.9) Beban kalor pada pukul 10.00 kalor sensibel = kalor sensibel dari 50 orang pada jam 08.00-10.00

= 0.55 x150 x50 x0.58 = 2392.5W


kalor latent = kalor latent dari 50 orang pada jam 08.00-10.00

= 0.45 x150 x50 x1 = 3375W


kalor total = 2392.5 + 3375 = 5767.5 W = 20763 kJ/jam Beban kalor pada pukul 12.00 Asumsi : telah ada 20 orang yang meninggalkan ruangan pada pukul 10.00 dan tambahan 20 orang yang masuk, sehingga kalor sensibel = kalor sensibel 20 orang yang keluar jam 10.00 + kalor sensibel 30 orang yang bekerja dari jam 08.00 + kalor sensibel 20 orang yang masuk jam 10.00 = (0.55 x150 x 20 x0.13) + (0.55 x150 x30 x0.71) + (0.55 x150 x 20 x0.58) = 2929.75W kalor latent = kalor latent 20 orang yang keluar jam 10.00 + kalor latent 30 orang yang bekerja dari jam 08.00 + kalor latent 20 orang yang masuk jam 10.00

12

= (0.45 x150 x 20 x1) + (0.45 x150 x30 x1) + (0.45 x150 x 20 x1) = 4725W kalor total = 2928.75 + 4725 = 7654.75 W = 27557 kJ/jam Beban kalor pada pukul 14.00 Asumsi : telah ada 20 orang yang keluar pada pukul 12.00 dan tambahan 20 orang yang masuk sehingga, kalor sensibel = kalor sensibel 20 orang yang keluar jam 10.00 + kalor sensibel 20 orang yang keluar pada jam 12.00 + kalor sensibel 20 orang yang masuk jam 10.00 + kalor sensibel 10 orang yang bekerja dari jam 08.00 + kalor sensibel 20 orang yang masuk pada jam 12.00 = (0.55 x150 x 20 x0.08) + (0.55 x150 x 20 x0.21) + (0.55 x150 x 20 x0.71) + (0.55 x150 x10 x0.79 ) + (0.55 x150 x 20 x0.58) = 3135.55W kalor latent = kalor latent 20 orang yang keluar jam 10.00 + kalor latent 20 orang yang keluar pada jam 12.00 + kalor latent 20 orang yang masuk jam 10.00 + kalor latent 10 orang yang bekerja dari jam 08.00 + kalor latent 20 orang yang masuk pada jam 12.00 = (0.45 x150 x 20 x1) + (0.45 x150 x 20 x1) + (0.45 x150 x 20 x1) + (0.45 x150 x10 x1) + (0.45 x150 x 20 x1) = 6075W Kalor total = 3135.55 + 6075 = 9210.55 W = 33158 kJ/jam 13

Beban kalor pada pukul 16.00 Asumsi : telah ada 20 orang yang keluar pada pukul 14.00 dan tambahan 20 orang yang masuk sehingga, kalor sensibel = kalor sensibel 20 orang yang keluar jam 10.00 + kalor sensibel 20 orang yang keluar pada jam 12.00 + kalor sensibel 20 orang yang keluar pada jam 14.00 + kalor sensibel 20 orang yang masuk pada jam 12.00 + kalor sensibel 20 orang yang masuk pada jam 14.00 + kalor sensibel 10 orang yang bekerja dari jam 08.00 = (0.55 x150 x 20 x0.06 ) + (0.55 x150 x 20 x0.14 ) + (0.55 x150 x 20 x0.21) + (0.55 x150 x 20 x0.71) + (0.55 x150 x 20 x0.58) + (0.55 x150 x10 x0.84 ) = 3403.95W kalor latent = kalor latent 20 orang yang keluar jam 10.00 + kalor latent 20 orang yang keluar pada jam 12.00 + kalor latent 20 orang yang keluar pada jam 14.00 + kalor latent 20 orang yang masuk jam 10.00 + kalor latent 20 orang yang masuk pada jam 12.00 + kalor latent 20 orang yang masuk pada jam 14.00 + kalor latent 10 orang yang bekerja dari jam 08.00 = (0.45 x150 x 20 x1) + (0.45 x150 x 20 x1) + (0.45 x150 x 20 x1) + (0.45 x150 x 20 x1) + (0.45 x150 x 20 x1) + (0.45 x150 x10 x1) = 6142.5W Kalor total = 3405.95 + 6142.5 = 9548.45 W = 34374 kJ/jam

14

c) Lampu Asumsi: Jumlah lampu = 112 buah Daya terpasang = 40 watt Jenis lampu : fluorescent yang terpasang menempel yaitu jenis X FU = 0,9 Fb = 1 q = (daya lampu,W )(FU )(Fb )(CLF ) = 40 0.9 1 0.82 = 29.52 W Panas total yang diberikan lampu pada bebean perolehan panas: q Lampu = 29.52 112 = 3306.24 W = 11902.464 kJ/jam

Tabel-09. CLF dari penerangan

15

d) Peralatan listrik (komputer, kipas angin, kulkas) Asumsi: - Daya input komputer = 350 W, diasumsikan 5% loss dalam bentuk panas ke lingkungan - Jumlah komputer = 20 buah - Daya input kulkas = 100 W, diasumsikan 75% loss dalam bentuk panas ke lingkungan - Jumlah kulkas = 1 buah - Panas yang ditransfer dari kipas ke udara ruangan diabaikan Perolehan panas dari peralatan listrik: q Perala tan = q Kulkas + q Komputer q Perala tan = 425W = 1530 kJ/jam e) Aliran udara yang mengalir melalui pintu, ventilasi, infiltrasi Asumsi : diabaikan , karena aliran udara (infiltrasi/eksfiltrasi) akan terjadi apabila ada perbedaan suhu yang cukup ekstrim antara dalam ruangan dan luar ruangan. Berikut diberikan perolehan kalor dari tiap sumber pada jam 8, 10, 12, 14, 16: Jam 8 10 12 14 16 Jendela Dinding Manusia 0 20763 27557 33158 34374 Lampu 11902.5 11902.5 11902.5 11902.5 11902.5 Peralatan listrik 1530 1530 1530 1530 1530 Rata2/hari Total (kJ/jam) 61238.3464 106880.5585 108007.7057 115075.4499 111322.8617 100504.9844 q Perala tan = (100 )(75% )(1) + (350 )(5% )(20)

31676 16129.8 34390.9 38294.2 16511.7 50506.6 15460.8 53024.2 11263.8 52252.6

Tabel-10. Total perolehan panas dalam ruangan

16

Asumsi : COP AC/unit = 3 daya kompresor AC/unit = 1PK = 0.746 kW Kemampuan tiap AC dalam mengambil beban kalor dalam ruangan untuk dibuang ke lingkungan sekitar & & Q = W (COP ) = 2.238 kW = 8056.8 kJ/jam Dari tabel-10, diperoleh nilai rata-rata total beban kalor tiap hari pada perpustakaan sebesar 100504.9844 kJ/jam Jadi sebenarnya diperlukan jumlah AC sebanyak n= 100504.9844 = 13 unit AC 8056.8

5. Kesimpulan 1. Beban perolehan kalor dalam suatu ruangan berubah-ubah bersamaan berubahnya waktu. 2. Kenaikan beban pendinginan saat ini dipengaruhi oleh beban pendinginan pada saat sebelumnya. 3. Faktor utama yang mempengaruhi beban pendinginan adalah radiasi matahari yang diterima dan aktifitas manusia. 4. Beban pendinginan puncak terjadi pada pukul 14.00 waktu setempat (berdasarkan analisis pengamatan dari pukul 08.00-16.00). 5. Pada saat ini jumlah AC yang terpasang (5 buah AC) tidak mencukupi pengambilan beban kalor yang dihasilkan tiap jam. 6. Fakta kondisi lokasi pengamatan Saat ini telah ada lima buah AC yang dipasang dalam ruangan lantai 2. Kelima AC ini dipasang pada ruang tengah lantai 2. Sehingga hanya ruangan tengah yang mendapat pendinginan secara berlebihan. Sedangkan untuk ruangan sayap utara dan selatan tidak mendapat pendinginan langsung, melainkan pendinginan sisa dari ruang tengah. Sebenarnya, ketiga ruangan pada lantai 2 tersebut membutuhkan beban pendinginan yang relatif sama.

17

Selain itu, kondisi udara pada lantai 2 dirasakan kurang higienis (pengap dan lembab) menurut pengurus dan beberapa pengujung. Hal ini diakibatkan karena sirkulasi udara dalam ruangan terhalang oleh tumpukan buku. Disamping itu, ada sebagian jendela yang terbuka sehingga aliran udara polusi dari jalan raya di depan perpustakaan berdifusi masuk ke dalam ruangan. Pada lantai II juga terdapat dua buah kipas angin. Satu pada sayap utara (kondisi mati) dan satu pada sayap selatan (kondisi hidup). Dalam survey di lapangan dapat dilihat bahwa tetesan air dari kondensor kurang diperhatikan, karena tetesan air ditampung dalam ember atau dalam dibuang dekat dinding sehingga dapat menyebabkan tumbuhnya lumut pada dinding atau disekitar dinding yang dapat mengurangi nilai estetika dari gedung tersebut. Disamping itu pengaturan letak kondensor pada bagian timur yang kurang baik. Berikut adalah beberapa kesalahan pemasangan kondensor dan pembuangan air pada bangunan UPT II:

Gambar-04a. Pembuangan air kondensor di lantai 2

Gambar-04b. Pemasangan kondensor AC di lantai 3

18

Gambar-04c. Pembuangan air kondensor di lantai 2 sebelah luar

Gambar-04d. Pembuangan air kondensor di lantai 2

Berikut beberapa contoh kaca penerang ruangan yang memang telah didesain untuk meminimalkan radiasi inframerah matahari tetapi dapat meneruskan radiasi cahaya tampak matahari yang masuk ke dalam ruangan. Dan pemasangan tirai pada tiap jendela untuk mengurangi radiasi langsung sinar matahari yang masuk ruangan. Selain itu tirai ini juga dapat berfungsi sebagai penyerap debu,dan dapat mengurangi efek gema suara di dalam ruangan.

Kaca penerang ruangan

19

Gambar-05a. Kaca penerang ruangan pada lantai 2

Gambar-05b. Kaca penerang ruangan pada lantai 3

Tirai jendela

Gambar-06a. Pemasangan tirai pada ruangan studio Swaragama

Gambar-06b. Pemasangan tirai pada ruangan sebelah timur di lantai 2

6. Rekomendasi a) Analisis pada lantai 2 termasuk analisis ruang skala kecil. Rekomendasi untuk ruang skala kecil adalah dengan memasang beberapa AC sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan untuk mengambil beban panas dalam ruangan. Sesuai perhitungan di atas, dibutuhkan 13 buah AC (dengan daya @ 1 PK). Jumlah AC ini dapat dibagi ke dalam 3 ruang. Dalam rencana, 4 AC untuk sayap utara, 5 buah AC untuk ruang tengah dan 4 AC lainnya untuk sayap selatan. Sebaiknya AC yang dipasang tidak deka dengan lubang ventilasi sebab kemungkinan eksfiltrasi akan besar dan direkomendasikan memakai AC dengan plasmacluster. Alasannya, karena sistem AC plasmacluster dapat menyemprotkan udara dingin sekaligus menyedot debu-debu serta partikel-partikel yang cukup mengganggu pernapasan. Sehingga udara yang dihasilkan adalah udara yang sejuk, nyaman, dan higienis.

20

b) Pemasangan Sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning)

Gambar-07. Sistem HVAC secara umum Pada analisis di atas hanya dipusatkan pada lantai 2, sehingga termasuk ruang skala kecil. Apabila analisis dilanjutkan untuk lantai 1 dan lantai 3, maka sebaiknya menggunakan sistem pendinginan HVAC. Alasan pemilihan sistem HVAC adalah menghasilkan suatu sistem yang terkontrol dan mampu untuk pendinginan beban panas yang besar. Adanya penambahan lantai menyebabkan penambahan beban pendinginan. Selain itu sistem HVAC akan lebih murah dibanding dengan penggunaan AC tunggal dalam jumlah yang besar. Sistem HVAC dalam dilihat pada gambar diatas. Udara yang sudah didinginkan dan difilter dari pengotor masuk ke dalam tiap ruangan melalui saluran-saluran pipa (ducting). Setelah udara masuk tiap ruangan maka selain akan mendinginkan ruangan juga akan membawa pengotor yang dihasilkan dalam ruangan keluar dari ruangan. Karena udara tersebut masih dingin maka sebagian dari udara tersebut dikembalikan ke sistem HVAC untuk kemudian disirkulasikan kembali.

21

Gambar-08. Komponen-komponen pada HVAC c) AC harus dipelihara dengan baik, sebab kebanyakan masalah terbesar kerusakan AC adalah kurangnya pemeliharaan kondensor dari AC. Khususnya dalam pengelolaan hasil pembuangan AC, baik dalam bentuk udara panas atau tetesan air. Karena jika letak kondensor diletakan dekat pintu masuk maka beban panas yang dibuang dari ruangan UPT II lantai 2 akan masuk kembali, dan juga tetesan air dari kondensor yang dapat menyebabkan tumbuhnya lumut di sekitar tempat kondensor sehingga dapat merusak kondensor jika dibiarkan. d) Sebaiknya kaca-kaca jendela yang ada sekarang diganti dengan kaca jenis two way mirror, sebab kaca jenis ini memiliki koefisien transmisi yang lebih kecil dibandingkan dengan kaca biasa sehingga dapat mengurangi energi matahari yang masuk ruangan melalui jendela. 22

Selain itu dapat juga menggunakan kaca berwarna. Karena kemampuan meneruskan cahaya pada kaca berwarna, jauh lebih rendah dari kaca bening (<<90%) maka cahaya matahari yang menyilaukan akan dapat dikurangi. Keunggulan lain dari penggunaan kaca berwarna adalah memberikan penampilan yang menawan pada gedung perpustakaan. Yang perlu diingat makin tebal kaca warna, maka warna akan semakin gelap dan tingkat penyerapan panasnya akan semakin tinggi. Dalam hal penghantaran panas kaca warna mempunyai sifat yang lebih lunak dalam menghantarkan panas matahari. Kaca warna dark blue dengan ketebalan 3 mm misalnya, akan meneruskan panas sebesar 63%, memantulkan 6%, sementara sisanya sebesar 31% diserap. Pada ketebalan 6 mm, 43% energi sinar diteruskan, 5% dipantulkan, dan 52% sisanya diserap. e) Untuk mengurangi polusi dalam ruangan kami merekomendasikan 10 jenis tanaman penyaring udara paling efisien yaitu palem kuning, waregu, palem bambu, palem funiks, karet kebo, paku sepat, Dracaena deremensis, Hedera helix, Ficus maclellandi, dan Spathiphyllum speciosum. Tanaman-tanaman itu bisa menyerap bahan formalin (penumpas kuman), bensen (pembersih noda), dan trikloro etilin (pelarut tinta cetak dan cat), rata-rata antara 40 - 80%. "Mereka menyaring udara secara alami.

23

You might also like