You are on page 1of 28

KADEK SUWARDANA (0804405040)

I MADE WAHYU DARMAHESTA (0804405078) KADEK AGUS NATA RIADNYANA (0804405081) I DEWA GEDE SUGANDA HARTA (0804405098)

Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya, dengan frekuensi yang sama dan perbandingan transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetis, dimana perbandingan tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

Dalam bidang teknik listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi: 1. Transformator daya 2.Transformator distribusi 3.Transformator pengukuran; yang terdiri dari transformator arus dan transformator tegangan.

Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolakbalik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutualinduction) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi).

Dimana : e = gaya gerak listrik (Volt) N = jumlah lilitan (turn) = Perubahan Fluks magnet (weber/sec)

Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan V1 yang sinusoidal, akan mengalirkan arus primer I0 yang juga sinusoidal dan dengan menganggap belitan N1 reaktif murni. I0 akan tertinggal 900 dari V1. Arus primer I0 menimbulkan fluks () yang sefasa dan juga berbentuk sinusoidal.

Gambar 1. Transformator Dalam keadan tanpa beban

Gambar 2. Rangkaian ekivalen transformator dalam keadaan tanpa beban

Gambar 3. Gambar gelombang Io

Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi 1 (Hukum Faraday):

Dimana : e1 = gaya gerak listrik (Volt) N1 = jumlah belitan di sisi primer (turn) = kecepatan sudut putar (rad/sec) = fluks magnetik (weber)

Gambar 4. Transformator dalam keadaan berbeban

Gambar 5. Rangkaian Ekivalen Transformator dalam keadaan berbeban

Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2 I2 yang cenderung menentang fluks () bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan. Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I2', yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan primer menjadi : I1 = I0 + I2 ( ampere ) Bila komponen arus rugi inti (Ic) diabaikan, maka I0 = Im , sehingga : I1 = Im + I2 ( ampere ) Dimana: I1 = arus pada sisi primer (Ampere) I'2 = arus yg menghasilkan '2 (Ampere) I0 = arus penguat (Ampere) Im = arus pemagnetan (Ampere) Ic = arus rugi-rugi inti (Ampere)

Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus pemagnetan IM, maka berlaku hubungan : N1 Im = N1 I1 N2 I2 N1 Im = N1 (Im + I2) N2 I2 N1 I2 = N2 I2 Karena IM dianggap kecil, maka I2 = I1. Sehingga : N1 I1 = N2 I2 = I1/I2 = N2/N1

Rugi yang disebabkan arus mengalir pada kawat tembaga yang terjadi pada kumparan sekunder dapat ditulis sebagai berikut : Pcu = I2 R ( Watt ) Formula ini merupakan perhitungan untuk pendekatan. Karena arus beban berubah ubah, rugi tembaga juga tidak konstan bergantung pada beban. Dan perlu diperhatikan pula resistansi disini merupakan resistansi AC.

Rugi besi terdiri atas : a) Rugi histerisis (Ph), yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak balik pada inti besi yang dinyatakan sebagai : Ph = kh f Bmaks1.6 (watt ) Kh = konstanta Bmaks = Fluks maksimum (weber)

b) Rugi arus eddy (Pe) , yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi. Dirumuskan sebagai : Pe = ke f2 B2maks (Watt) Kh = konstanta Bmaks = Fluks maksimum ( weber ) Jadi, rugi besi ( rugi inti ) adalah : Pi = Ph + Pe (Watt)

Kontruksi Transformator 3 phasa

Untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh arus pusar di dalam inti, rangkaian magnetik itu biasanya terdiri dari setumpuk laminasi tipis. Untuk konstruksi tipe inti dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :

Gambar 7. Kontruksi transformator 3 phasa tipe inti

Gambar 8. Transformator 3 phasa tipe cangkang Dalam jenis cangkang (shell type) kumparan dililitkan sekitar kaki tengah dari inti berkaki tiga dengan laminasi silikon-steel. Umumnya digunakan untuk transformator yang bekerja pada frekuensi dibawah beberapa ratus Hz.

Secara umum ada 3 macam jenis hubungan pada transformator tiga phasa yaitu : 1. Hubungan Bintang (Y) Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung awal atau akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung lilitan merupakan titik netral. Arus transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan bintang yaitu; IA, IB, IC masing-masing berbeda 120.

Dari gambar diatas diperoleh bahwa : IA = IB = IC = IL IL = Iph VAB = VBC = VCA = VL-L VL-L = Vph Dimana : VL-L = tegangan line to line (Volt) Vph = tegangan phasa (Volt) IL = arus line (Ampere) Iph = arus phasa (Ampere)

2. Hubungan Segitiga/ Delta () Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana cara penyambungannya ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan ujung mula lilitan fasa kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa ketiga dengan ujung mula fasa pertama. Tegangan transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan segitiga yaitu; VA, VB, VC masing-masing berbeda 120.

Dari gambar diatas diperoleh bahwa : IA = IB = IC = IL IL = Iph VAB = VBC = VCA = VL-L VL-L = Vph Dimana : VL-L = tegangan line to line (Volt) Vph = tegangan phasa (Volt) IL = arus line (Ampere) Iph = arus phasa (Ampere)

3.

Hubungan Zigzag Transformator zigzag merupakan transformator dengan tujuan khusus. Salah satu aplikasinya adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak memiliki titik netral. Pada transformator zigzag masingmasing lilitan tiga fasa dibagi menjadi dua bagian dan masing masing dihubungkan pada kaki yang berlainan.

Dimana : iY = arus pada kumparan yang terhubung Y = hambatan jenis tembaga LY = panjang kumparan yang terhubung Y AY = Luas penampang kumparan yang terhubung Y A = Luas penampang kumparan yang terhubung AZZ = Luas penampang kumparan yang terhubung Zig-zag

Secara umum ada 3 macam jenis hubungan pada transformator tiga phasa yaitu : 1. Hubungan Wye-wye (Y-Y) 2. Hubungan Wye-delta (Y-) 3. Hubungan Delta-wye (-Y)

Transformator distribusi merupakan alat yang memegang peran penting dalam sistem distribusi. Transformator distribusi mengubah tegangan menengah menjadi tegangan rendah. .Transformator distribusi yang umum digunakan adalah transformator step-down 20KV/400V. Tegangan fasa ke fasa sistem jaringan tegangan rendah adalah 380V. Karena terjadi drop tegangan, maka pada rak tegangan rendah dibuat di atas 380V agar tegangan pada ujung penerima tidak lebih kecil dari 380V.

Pada kumparan primer akan mengalir arus jika kumparan primer dihubungkan ke sumber tegangan bolak-balik, sehingga pada inti tansformator yang terbuat dari bahan ferromagnet akan terbentuk sejumlah garis-garis gaya magnet (fluks = ).Karena arus yang mengalir merupakan arus bolak-balik, maka fluks yang terbentuk pada inti akan mempunyai arah dan jumlah yang berubah-ubah. Jika arus yang mengalir berbentuk sinusoidal, maka fluks yang terjadi akan berbentuk sinusoidal pula. Karena fluks tersebut mengalir melalui inti yang mana pada inti tersebut terdapat belitan primer dan sekunder, maka pada belitan primer dan sekunder tersebut akan timbul ggl (gaya gerak listrik) induksi, tetapi arah ggl induksi primer berlawanan dengan arah ggl induksi sekunder. Sedangkan frekuensi masing-masing tegangan sama dengan frekuensi sumbernya.

You might also like