You are on page 1of 11

KEANEKARAGAMAN AVES DI KEBUN BINATANG SURABAYA

Anis Ainurrochmah, Ayu Meiga Sari, Ryan Dita Pratama, Mochammad Masruri Aziz, Riya Tyas Fitriya, Dwi Cahyani Wulandari, Risca Monita, Alfiatus Sholihah, Gebby Agnessya Esa .O, Francisca Bertha Novitasari, Fenti Oktavia Jurusan Biologi 2009 FMIPA Universitas Negeri Surabaya Abstrak
Aves merupakan kelas dalam kingdom animalia. Ciri umum dari kelas ini yaitu tubuh tertutup bulu dan sebagian besar anggotanya memiliki kemampuan untuk terbang karena tungkai depan termodifikasi menjadi sayap. Tujuan dilakukannya pengamatan ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis aves yang dikoleksi di kebun binatang Surabaya. Metode yang digunakan dalam pengamatan ini adalah observasi. Berdasarkan pengamatan didapatkan sebanyak 31 spesies dalam 11 ordo, meliputi ordo : Ciconiiformes, Phoenicopteriformes, Falconiformes, Colombiformes, Psittaciformes, Coraciiformes, Pelicaniformes, Galliformes, Passeriformes, Struthioniformes dan Anseriformes.

Kata kunci : Aves, Kebun Binatang Surabaya PENGANTAR Aves merupakan kelas dalam Kingdom animalia. Classis Aves memiliki ciri-ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan spesiesnya dapat terbang. Hal ini merupakan keunikan tersendiri dari kelompok hewan tersebut. Aves memiliki beberapa karakteristik yaitu tubuh terdiri atas kepala, leher, badan, tungkai, dan ekor. Bulu adalah ciri khas kelas Aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Campbell (2003), menyatakan bahwa vertebrata yang termasuk ke dalam kelas aves seluruh anggotanya memiliki bulu. Hampir seluruh tubuh Aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang mana bila dibandingkan pada reptile serupa dengan sisik. Bulu pada aves di bedakan atas dua macam, yaitu bulu lengkap yang terdiri atas batang bulu dan lembaran bulu. Batang bulu dibedakan atas calamus dan rachis, sedangkan lembaran bulu tersusun atas deretan barbae yang mana terdapat barbular berkait Bulu tak lengkap dibedakan atas plumulae dan filoplumae. Secara embriologis bulu Aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Soemadji dalam Gendhis 2011). Anggota Aves dapat digolongkan menjadi aves yang dapat terbang dan aves yang tidak dapat terbang. Perbedaan dari kedua jenis aves tersebut adalah di dasarkan pada perkembangan

carina sterninya. Aves yang dapat terbang memiliki ciri-ciri a. Tonjolan tulang dada (carina sterni) yang agak besar seperti lunas kapal, b. Memiliki tulang pipa yang berisi rongga udara. Contoh-contoh aves yang dapat terbang antara lain burung Cenderawasih, burung Elang, burung Perkutut, dan masih banyak yang lainnya. Aves yang tidak dapat terbang memiliki ciri-ciri a. Tulang-tulang pipanya penuh sum-sum, b. Tonjolan tulang dadanya pendek atau tidak sama sekali. Contoh-contoh aves yang tidak dapat terbang antara lain Burung Unta, Penguin, Burung Kasuari dan masih banyak lagi yang lainnya. Menurut Soemadji (1996), anggota gerak tubuh burung berupa tungkai yang termodifikasi menjadi sepasang kaki yang bercakar dan ditutupi oleh sisik keratin. Bagian pada tungkai yaitu ekstremitas inferior terdaptasi untuk hinggap, berjalan, dan berlari sedangkan ekstremitas superior termodifikasi menjadi sayap untuk terbang. Sayap burung bervariasi bentuk dan ukurannya. Ada burung yang memiliki sayap panjang seperti burung elang dan burung layanglayang sehingga dapat terbang menempuh jarak yang jauh. Sebaliknya, burung yang memiliki sayap yang pendek umumnya tidak dapat terbang jauh. Selain itu ada pula burung yang tidak dapat terbang misalnya burung kasuari dan penguin. Kebun Binatang Surabaya adalah salah satu kebun binatang yang tertua di Asia. Kebun Binatang Surabaya pertama kali dibuka untuk umum pada April 1918. Pada tahun 1970-an, kebun binatang Surabaya menyandang sebagai kebun binatang dengan koleksi terlengkap di Asia Tenggara. Kebun Binatang Surabaya juga pernah menyandang sebagai kebun binatang terbesar dan paling terkenal di Asia Tenggara. Koleksi satwa yang ada di Kebun Binatang Surabaya cukup lengkap, ada lebih dari 300 spesies. Berbagai jenis binatang dari jenis unggas (aves), mamalia, reptilia, dan berbagai ikan dapat Anda temui di dalam Kebun Binatang Surabaya. Berdasarkan latar belakang tersebut di lakukanlahlah penelitian tentang jenis-jenis Aves yang dilestarikan di kebun binatang Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis Aves yang ditangkarkan atau dilestarikan di kebun binatang Surabaya. Manfaat dari penelitian ini untuk memberi informasi kepada masyarakat luas khususnya mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Surabaya tentang jenis-jenis aves yang di lestarikan di kebun binatang Surabaya.

METODE PENELITIAN Jenis penelitian deskriptif, karena metode penelitiannya menggunakan metode observasi dan pengamatan. Lokasi penelitian diadakan di Kebun Binatang Surabaya pada hari Sabtu tanggal 17 Desember 2011 pukul 08.00 12.00 WIB.

Sasaran penelitian adalah ciri morfologi, perilaku serta karakter pembeda setiap jenis Aves yang ditangkarkan atau dilestarikan di Kebun Binatang Surabaya. Objek penelitian adalah burung-burung yang ada di Kebun Binatang Surabaya. Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kamera, meja dada, dan alat tulis. Prosedur penelitian adalah menyiapkan alat yang akan di bawa untuk pengamatan di Kebun Binatang Surabaya. Berkumpul dengan mahasiswa yang lainnya di Kebun Binatang. Menjelajah kawasan Kebun Binatang dan mencari sangkar spesimen amatan. Memfoto dan menuliskan deskripsi, karakter pembeda, serta perilaku dari spesimen amatan. Melaporkan hasil pengamatan untuk di tanda tangani oleh dosen pembimbing dan asisten dosen.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Jenis-jenis hewan kelas Aves yang ada di Kebun Binatang Surabaya.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. Ordo Galliformes Falconiformes Falconiformes Columbiformes Psittaciformes Coraciiformes Ciconiiformes Ciconiiformes Phoenicopteriformes Pelicaniformes Ciconiiformes Ciconiiformes Galliformes Psittaciformes Psittaciformes Struthioniformes Struthioniformes Falconiformes Galliformes Passeriformes Psittasiformes Psittaciformes Psittaciformes Psittaciformes Passeriformes Galliformes Galliformes Anseriformes Anseriformes Passeriformes Coraciiformes Coraciiformes Famili Megapoliidae Accipitridae Accipitridae Columbidae Psittacidae Bucerotidae Ardeidae Ciconiidae Phoenicopteridae Pelicanidae Ardeidae Ciconiidae Numididae Psittacidae Psittacidae Struthionidae Casuariidae Accipitridae Phasianidae Pycnonotidae Psittasidae Cacatuidae Psittacidae Cacatuidae Passeridae Phasianidae Phasianidae Anatidae Anatidae Sturnidae Bucerotidae Bucerotidae Genus Macrocephalon Haliastur Spilornis Geopelia Probosciger Anthracoceros Nycticorax Leptoptilos Phoenicopterus Pelecanus Egretta Ciconia Numida Lorius Agapornis Struthio Casuarius Haliaeetus Pavo Pycnonotus Eclectus Cacatua Cacatua Cacatua Gracula Gallus Meleagris Anas Cygnus Sturnus Aceros Buceros Spesies Macrocephalon maleo Haliastur Indus Spilornis cheela Geopelia striata Probosciger aterrimus Anthracoceros albirostris Nycticorax nycticorax Leptoptilos javanicua Phoenicopterus ruber Pelecanus conspicillasis Egretta thula Ciconia episcopus Numida meleagris Lorius lory Agapornis fischeri Struthio camelus Casuarius casuarius Haliaeetusleucogaster Pavo muticus Pycnonotus zeylanicus Eclectus roratus Cacatua galerita Cacatua sulphurea Cacatua Goffiniana Gracula religiosa robusta Gallus sp. Meleagris ocellata Anas platyrhynchos Cygnus Olar Sturnus melanopterus Aceros undulates Buceros rhinoceros Nama Lokal Maleo Elang Bondol Elang Bido Perkutut Kakak Tua raja Kangkareng perut putih Kowak Malam Bangau Tong-tong Flamingo Pelikan Kuntul Sandang Lawe Ayam Mutiara Nuri Kepala Hitam Love Bird Burung Unta Kasuari Elang laut Merak hijau Cucak Rawa Bayan Kakatua Besar Kakatua Jambul Orange Kakatua anibar Beo Nias Ayam Ketawa Kalkun Bebek Angsa Jalak Putih Julang Mas Rangkon

PEMBAHASAN Aves merupakan salah satu kelas dari kingdom mammalia. Aves memiliki karakter pembeda yang khas di jumpai pada setiap anggotanya adalah adanya bulu yang membungkus tubuhnya dan tungkai depan mengalami modifikasi menjadi sayap . Tiap jenis aves memiliki warna bulu yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Bulu pada aves berfungsi untuk melindungi tubuh, mengatur suhu tubuh (termoregulasi), menarik perhatian lawan jenis, membaurkan tubuh dengan lingkungan, dan untuk mengelabuhi predator. Aves mempunyai dua pasang alat gerak (ekstreamitas), anterior memiliki sepasang ekstreamitas yang mengalami modifikasi sebagai sayap yang terlipat seperti huruf Z saat tidak terbang, sedangkan sepasang ekstreamitas posterior disesuaikan dengan fungsinya yaitu untuk hinggap atau bertengger, serta yang memiliki fungsi untuk berenang memilki selaput. Sepasang ekstreamitas posterior

dilengkapi dengan otot daging paha yang kuat pada bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Tubuh aves dibedakan atas kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus), dan ekor (cauda). Pada bagian kepala terdapat mata (organon visus) besar dan terletak pada bagian lateral kepala dengan kelopak mata yang berbulu, pada sudut medial terdapat membrana nictitan. Dibelakang agak bawah dari tiap-tiap mata terdapat lubang telinga (membran tympani) yang tersembunyi dibawah bulu khusus. Mulut berupa paruh (rostrum) yang terbentuk dari maxilla pada bagian atas dan mandibula pada bagian bawah, pada atap paruh atas terdapat lubang hidung (nares interna pada bagian dalam dan nares externa pada bagian luar). Tubuh aves dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tidak melekat pada otot. Dari kulit akan muncul bulu yang merupakan hasil pertumbuhan epidermis menjadi bentuk ringan, fleksibel, dan sebagai pembungkus tubuh yang resisten. Warna bulu disebabkan oleh adanya substansi kimia dan elemen- elemen fisik. Substansi kimia tersebut adalah adanya pigmen biochrome yang menyerap dan memantulkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Warna- warna yang ditimbulkan hasil darp pemancaran tersebut adalah merah, jingga, kuning, hitam, kelabu, coklat dan hijau. Warna-warna yang disebabkan oleh adanya elemen- elemen fisik adalah putih, biru, dan gemerlapan. untuk membaurkan tubuh dengan lingkungan, untuk mengelabuhi predator dan untuk menarik pasangan. Praktikum dilaksanakan di kebun binatang Surabaya, mengingat letak Kebun Binatang ini yang dekat dengan kampus UNESA Ketintang, serta jumlah jenis aves yang dikoleksi di Kebun Binatang Surabaya cukup lengkap. Pada saat praktikum lapangan di kebun binatang Surabaya, diperoleh hasil pengamatan untuk anggota Aves terdapat sebanyak 31 jenis aves yang masuk ke dalam 11 ordo. Kesebelas ordo tersebut adalah a). Ordo Phoenicopteriformes memiliki karakteristik umum yakni memiliki paruh yang berkait pada ujungnya, ukuran panjang badan lebih kecil bila di bandingkan dengan

ukuran panjang leher dan panjang tungkainya. Aves yang termasuk ke dalam ordo ini adalah burung flamingo (Phoenicopterus ruber). Karakter pembeda dari burung flamingo adalah bentuk paruhnya berkait di ujung. Paruh bagian bawah lebih besar bila dibandingkan dengan paruh abagian atasnya. Bentuk kakinya bengkok ke belakang. Panjang tungkai dan leher lebih panjang bila di bandingkan dengan panjang badannya. Saat pngamatan di Kebun Binatang Surabaya burung ini suka berdiri menggunakan satu kaki. Alasan burung ini suka berdiri menggunakan satu kakinya adalah untuk mengurangi kelelahan otot dan menjaga temperatur tubuh agar tetap hangat dan stabil. Dengan satu kaki pula kehilangan panas dapat dicegah. Sebab, kaki adalah lokasi tempat panas menghilang dengan cepat. Saat tidur burung flamingo ini melekukkan lehernya ke bagian punggungnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari kelelahan otot di bagian leher. Distribusi dari burung flamingo adalah daerah pantai yang hangat, mulai dari benua afrika, asia, bagian selatan amerika, laut mediterania, karibia, dan semenanjung yucata. b). Ordo Psittaciiformes memiliki karakteristik umum yaitu memiliki bulu berwarna-warni (hijau, biru , atau kuning), paruhnya pendek, sempit, tepinya tajam, dan ujungnya berkait. Paruh bagian atas bersendi dengan tengkorak sehingga dapat bergerak. Kaki bertipe Zygodactylus. Anggota ordo ini adalah kakak tua raja (Probosciger aterrimus), nuri kepala hitam (Lorius lory), love bird (Agapornis fischeri), bayan (Eclectus roratus), kakak tua besar (Cacatua galerita), kakak tua jambul oranye (Cacatua sulphurea), kakak tua tanibar (Cacatua Goffiniana). Kakak tua raja memiliki karakter pembeda yaitu tubuh kakak tua tertutup bulu hitam dari kepala hingga ekornya dan memiliki pipi yang berwarna merah. Kakak tua raja lebih suka bertengger di dahan atau ranting pohon namun akan bergerak atau terbang ketika akan mencari makan. Burung nuri kepala hitam memiliki karakter pembeda yakni pada bagian dorsal kepalanya berwarna hitam. Corak bulu dominan dengan warna hitam, merah, dan hijau di bagian ekornya. Love bird memiliki ciri warna bulu hijau, variasi warna pada bagian kepala berwarna merah, coklat dan jingga, paruh berkait, sayap runcing, cakar runcing, dan tipe ekornya membulat. Perilaku love bird saat pebgamatan di KBS adalah pendiam tidak terlalu agresif, dan sedikit melakukan perpindahan tempat. Distribusi love bird berasal dari negara Ethopia, Tanzania, dan Madagascar. Bayan memiliki karakter pembeda antara jantan dan betina yaitu pada Warna bulu mencolok. Perbedaan warna bulu pada jantan dan betina. Bulu jantan berwara hijau sedangkan betina berwarna merah. Daerah persebaran dari burung ini adalah Maluku, papua, dan Australia. Burung bayan ini bukan burung asli Indonesia. Kakak tua besar memiliki karakter pembeda yaitu memiliki jambul berwarna kuning, warna bulu di ekor bagian ventral kuning, warna lingkar mata putih, dan warna mata hitam kecoklatan, terdapat perbedaan warna lingkar mata betina dan jantan. Hewan ini merupakan hewan endemik Indonesia di Kepulauan Maluku dan Papua.

Status burung kakak tua besar dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix I sejak 12 Januari 2005. Kakak tua jambul oranye karakter pembedanya ada pada jambulnya yang berwarna jingga ditutupi oleh jambul warna putih. Kakak tua tanibar hampir seluruh tubuhnya berwarna putih,memiliki jambul di daerah kepalanya berwarna putih ke kuningan, kelopak matanya berwarna putih ke biruan.bulu di atas paruhnya berwarna abu-abu. Distribusi dari burung ini adalah di daerah perkebunan. c). Ordo Colombiformes, salah satu angotanya yang ditemukan adalah burung perkutut, yang memiliki nama spesies Geopelia striata. Burung perkutut termasuk dalam suku merpati-merpatian (Colombidae). Burung perkutut memiliki ciri yang khas, yang membedakan diantara famili colombidae yaitu warna bulu tubuh burung

perkutut memiliki warana garis-garis hitam tidak teratur pada tubuh bagian atas, leher, dan sisi badanya (Holmes dan Nash, 1999). Ciri lain dari burung perkutut ini adalah paruh lurus pendek dengan ujung meruncing dan berwarana abu kebiruan sehingga termasuk dalam burung pemakan biji-bijian (granivora) (MacKinnon, 1998). Burung perkutut memiliki tipe kaki passerin, ukuran tubuh kecil, Perkutut jantan memiliki ukuran tubuh lebih besar dari betina dan juga memiliki suara yang lebih besar dan merdu untuk menarik perhatian betina. Status konservasinya rentan. d). Ordo Coraciiformes merupakan ordo dimana semua anggotanya bersifat arboreal dengan ukuran tubuh yang bervariasi dari yang sangat kecil sampai besar (10-160 cm). Paruhnya kuat dan berwarna cerah, dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi setiap sub ordo. Kaki pendek dan lemah, pada jari ketiga dan keempat bersatu pada bagian pangkal. Contoh ordo Coraciiformes adalah kangkareng perut putih (Anthracoceros albirostris) dan julang mas (Aceros undulates). Karakteristik dari karangkeng perut putih ialah tubuh bagian dorsal berwarna hitam sedangkan bagian ventral (perut , paha dan ekor) berwarna putih, ekor panjang berwarnah putih beberepa helai bulu berwarna hitam. kulit disekitar mata tidak berbulu dan berwarna biru, paruh panjang dan besar, berwarna kuning-putih dan iris berwarna coklat. Sedangkan karakteristik pembeda dari julang mas ialah Dibandingkan dengan jenis rangkong yang lain adalah pada saat terbang ekor julang mas terlihat putih tanpa garis, badan dan sayap hitam, leher sampai paruh putih, dan terdapat kantung ditenggorokan. e). Ordo Falconiformes, merupakan kelompok burung carnivora atau pemangsa, yang memiliki karakter tubuh yang kuat dan tangguh, dengan kaki yang dilengkapi cakar yang tajam dan runcing. Anggota dari ordo ini biasanya terbang tinggi, dengan pergerakan terbang yang sedikit mengepakkan sayap. Anggota ordo ini meliputi kelompok burung elang-elangan. Dalam pengamatan di Kebun Binatang Surabaya, dari ordo falconiformes ini ditemukan 4 spesies, yaitu burung maleo (Macrocephalon maleo), elang bondol (Haliastur indus), elang bido (Spilornis cheela) dan elang laut (Haliaeetus leucogaster). Karakter pembeda dari maleo ialah bulu bagian ventral berwarna putih dan di bagian dorsal

berwarna gelap. Elang bondol memiliki karakter pembeda dengan anggota ordo falconiformes yang lain berupa warna bulu pada kepala, leher, dan dada putih. Warna bulu tubuhnya coklat. Paruh berwarna abu-abu. Ekor berwarna hitam. Sayap panjang membulat. Sementara pada elang bido karakter pembedanya ialah pada waktu terbang terlihat garis putih lebar pada ekor dan garis putih pada pinggir belakang sayap. Mereka memegang sayap mereka ke depan dalam bentuk V. Kaki, mata, dan kulit di sekitar mata dan paruh berwarna kuning dan gundul. Suara khas kiuliu, kwiik-kwii atau ke-liik. Dan pada elang laut karakter pembedanya ialah seluruh tubuh berwarna putih kecuali pada bagian sayap yang berwarna gelap (coklat kehitaman). Bulu bagian ventral lebih tebal. f). Ordo Passeriformes, merupakan kelompok burung dengan karakter kaki berjari-jari 4 buah, tiga jari kedepan dan satu jari kebelakang. Paruhnya termodifikasi untuk memakan dengan cara memotong. Ordo Passeriformes mempunyai anggota paling banyak. Dalam pengamatan di Kebun Binatang Surabaya hanya ditemukan dua spesies dari ordo ini, yaitu burung beo nias (Gracula religiosa robusta) dan jalak putih (Sturnus melanopterus). Karakter pembeda dari beo nias ialah warna tubuh hitam kecuali kaki. Paruh dan daerah sekitar mata berwarna jingga kekuningan. Cuping telinga menyatu di belakang kepala yang bentuknya menggelambir ke arah leher, berwarna kuning mencolok. Beo nias berukuran lebih besar dari beo pada umumnya. Sementara karakter pembeda dari jalak putih ialah bulu seluruh tubuh berwarna putih. Paruh panjang berwarna kuning, sayap panjang berwarna hitam, ekor pendek berwarna hitam, kaki panjang berwarna coklat, dan kuku panjang. Kulit disekitar mata tidak berbulu berwarna kuning-merah jambu. g). Ordo Galiiformes, memiliki karakteristik yakni Paruh pendek, Bulu bercabang, Kaki perjal, sesuai untuk berlari atau mengais. Kaki biasanya kuat, jari depan mempunyai cakar,jari belakang agak kecil dan mencuat ke atas, kadang-kadang terdapat jari khusus (taji) pada jantan. Sayap relatif pendek. Hidupnya terrestrial dapat terbang untuk jarak pendek biasanya hanya untuk menghidari musuhnya. Contoh dari ordo Galiiformes ialah ayam ketawa (Gallus sp.) dan kalkun (Meleagris ocellata). Yang membedakan ayam ketawa dengan yang lain adalah suara kokoknya yang mirip dengan suara orang tertawa. Sedangkan yang membedakan kalkun dengan yang lainnya ialah pada kalkun dewasa tidak terdapat bulu yang menutupi, mengeluarkan suara kluk...kluk..kluk.., tidak pandai terbang, jengger pada bagian bawah panjang dan berwarna cera. h). Ordo Ciconiiformes, atau keluarga bangau yang ada di Kebun Binantang Surabaya ditemukan Bangau Tong-toang yang memiliki nama spesies Leptoptilos javanicus dan Bangau kuntul yang memiliki nama spesies Egretta alba L. Ordo Ciconiiformes, atau keluarga bangau secara umum memiliki kaki yang panjang, daerah perairan atau lahan basah dan sekitarnya sebagai habitat. Bangau tong-tong memiliki ciri yang berbeda dengan familynya yang lain adalah paruh yang panjang dan tebal, bulu didaerah

punggung sayap dan ekor hitam sedangkan bagian perut dan bawah ekor putih, leher panjang tidak bulu berwarna orange dengan kepala botak berwarna merah. Saat pengamatan burung berdiam diri, mampu mengangkat satu kakinya secara seimbang. Menggaruk bagian punggung dengan paruhnya yang panjang. Sebaran Asia mulai dari India timur sampai pulau Jawa, Sumatra dan kalimantan. Kuntul besar, atau Egretta alba memiliki ciri pembeda seperti, seluruh tubuh berbuluh putih, leher panjang dan khas seperti bentuk huruf S. Egretta alba L. memiliki cirri lain yang khas yaitu saat tidak berkembang biak ujung paruh warnah hitam, kulit muka bagaian pipi agak kekuningan. Paruh dewasa P : 15-20 cm (Mackinnon,1993). Pada musim berbiak kulit muka biru-hijau tidak berbulu,paruh hitam, paha merah tidak berbulu dan kaki hitam (Peterson,1980; Mackinnon,1993). Prilaku saat pengamatan adalah berdiri diam dan kadang mengangkat satu kakinya. E. alba diketahui memiliki daerah penyebaran luas meliputi Asia Selatan, Asia Tenggara, Asia Tengah, Papua Nugini, Australia dan Selandia Baru (Bushan dkk, 1993 ; Peters, 1979). Perilaku burung sebagian besar ditujukan untuk kesejahteraan burung itu sendiri, meliputi perilaku pemeliharaan, berhubungan dengan perawatan dan kenyamanan tubuh, serta perilaku yang berhubungan dengan pemeliharaan habitat, tempat istirahat dan makan. Prilaku burung bangau berdiri diam dan menangkat satu kakinya maupun mengaruk tubuhnya dengan paruh merupakan prilaku umum pada burung karena merupakan perilaku perawatan meliputi preening (menelisik bulu), head-scratching (menggaruk), sunning (berjemur). i). Ordo Struthioniformes, merupakan kelompok burung yang badannya dilitupi oleh bulu pelepah. Mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu. Paruhnya tidak bergigi dan lancip. Dalam pengamatan di Kebun Binatang Surabaya hanya ditemukan dua spesies dari ordo ini, yaitu burung unta (Struthio camelus) dan kasuari (Casuarius casuarius). Karakter pembeda dari burung unta ialah badannya ditutupi oleh bulu pelepah. Mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu. Paruhnya tidak bergigi dan lancip, berwarna jingga.Kulit lehernya berwarna abu-abu kecoklatan dengan bulubulu halus yang menutupi. Kasuari memiliki bulu berwarna hitam yang keras dan kaku. Kulit lehernya berwarna biru dan terdapat dua buah gelambir berwarna merah pada lehernya. Di atas kepalanya terdapat tanduk yang tinggi berwarna kecoklatan. Burung Kasuari mempunyai kaki yang besar dan kuat dengan tiga buah jari pada masing-masing kakinya. Jari-jari kaki burung ini sangat berbahaya karena diperlengkapi dengan cakar yang sangat tajam. j). Ordo Pelicaniformes, merupakan kelompok aves yang mempunyai karakteristik yaitu lubang hidung kecil, memiliki kantung pada daerah leher, memiliki jari-jari berselaput renang dan paruh panjang, besar dan paruhnya dapat membuka lebar. Sebagian besar kelompok ordo ini dapat berenang. Anggota ordo pelaciformes di KBS ada satu, yaitu burung pelikan yang dapat

berenang, Pelecanus conspicillasis. Karakteristiknya yaitu tubuh berukuran besar ( 60 cm), sayap lebih panjang dari panjang tubuh, leher panjang, paruh panjang, lebar, dan mengantung. Ujung paruh terdapat tonjolan, lubang hidung kecil di daerah pangkal paruh, memiliki 4 jari kaki yanag berselaput. Warna bulu putih dan sebagian sayap dan ekor berwarna hitam. Habitat terestial dan aquatik. Perilaku spesies ini yaitu berenang di kolam, menyaring makanan menggunakan paruhnya, terbang dari satu pohon ke pohon yang lain, mengepak-ngepakkan paruh hingga berbunyi (plak-plak-plak), interaksi anatrspesies saling bertarung dengan paruhnya. Merupakan aves endemik. k). Ordo Anseriformes, merupakan ordo dimana anggota ordonya memiliki karaktersitik paruh tertutup lapisan tanduk tipis, lidah berdaging, bagian tepi paruh berlamela, tungkai pendek dan berselaput renang. Anggota ordo anseriformes yang dapat ditemui di KBS ada dua yaitu Anas platyrhynchos dan Cygnus Ola. Anas platyrhynchos mempunyai bentuk tubuh oval memanjang. Bulu berwarna putih, bentuk paruh pendek-pipih dengan warna kuning, tipe sayap panjang, tungkai belakang mempunyai selaput tipe palmata, tarsometatarsus bertipe scutellata, ekor pendek, leher pendek, cara memperoleh makanan dengan cara menyaring. Habitat terestrial-basah. Dapat berenang, dapat terbang tapi hanya sebentar, berjalan secara berkelompok perlahan-lahan, dengan ekor bergoyang ke kanan dan ke kiri untuk mengimbangi tubuh, ketika berjalan mengeluarkan desisan terutama yang jantan desisannya keras sekali diiringi dengan gerakan kepala ke depan dan ke belakang untuk mengusir pengganggu ataupun pejantan saingannya. Sedangkan Cygnus Olar memiliki bentuk tubuh oval memanjang, memiliki bulu berwarna putih, tetapi di bagian kepalanya berwarna hitam, paruh pendek tapi berbentuk pipih berwarna kuning-hitam, tipe kaki perenang, palmata 3 jari di depan 1 jari di belakang, leher panjang, sayap pendek, ciri jari terangkat, ciri cakar obtuse, ekor pendek. Habitat terrestrialbasah. Senang berenang di air. Berjalan agak susah karena kaki pendek tetapi badannya gemuk, dengan mengeluarkan suara ngak..ngak sambil menjulurkan lehernya yang panjang. Karakter pembeda antara spesies dalam ordo anseriformes adalah cara berjalan, bentuk paruh, ukuran leher dan warna bulu.

SIMPULAN DAN SARAN Jenis-jenis aves yang dikoleksi di kebun binatang Surabaya terdapat 32 spesies yang termasuk dalam 11 ordo. Kesebelas ordo tersebut, meliputi ordo : Ciconiiformes meliputi Bangau Tong-tong (Leptoptilos javanicu) dan Bangau kuntul (Egretta alba),

Phoenicopteriformes meliputi burung flamingo (Phoenicopterus ruber), Falconiformes meliputi burung maleo (Macrocephalon maleo), elang bondol (Haliastur indus), elang bido (Spilornis cheela) dan elang laut (Haliaeetus leucogaster), Colombiformes meliputi burung perkutut

(Geopelia striata), Psittaciformes meliputi kakak tua raja (Probosciger aterrimus), nuri kepala hitam (Lorius lory), love bird (Agapornis fischeri), bayan (Eclectus roratus), kakak tua besar (Cacatua galerita), kakak tua jambul oranye (Cacatua sulphurea), dan kakak tua tanibar (Cacatua Goffiniana), Coraciiformes meliputi kangkareng perut putih (Anthracoceros albirostris) dan julang mas (Aceros undulates), Pelicaniformes meliputi burung pelikan (Pelecanus conspicillasis), Galliformes ayam ketawa (Gallus sp.) dan kalkun (Meleagris ocellata), Passeriformes meliputi yaitu burung beo nias (Gracula religiosa robusta) dan jalak putih (Sturnus melanopterus), Struthioniformes burung unta (Struthio camelus) dan kasuari (Casuarius casuarius), dan Anseriformes meliputi bebek (Anas platyrhynchos) dan angsa (Cygnus Ola). SARAN : Seharusnya dalam proses ini, praktikan harus senantiasa dibimbing karena banyak praktikan yang keluar dari tujuan mereka melakukan PKL. Seharusnya praktikan lebih bisa bersikap ilmiah dengan cara selalu aktif bertanya mengenai objek yang kita amati. (memanfaatkan asisten-asisten yang ada).

DAFTAR PUSTAKA Bushan, B., G.Fry, A. Hibi, T. Mundkur, D.M. Prawiradilaga, K. Sonobe and S. Usui.1993. A Field guide to the Waterbirds of Asia. 1st Edition. Wild bird society of Japan.

Japan : Tokai Foundation. Campbell. 2001. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga. Holmes, D. & S. Nash. 1999. Burung-burung di Jawa dan Bali. Puslitbang Biologi - LIPI. Bogor. Homer, A., & Peterson, L. Differential reinforcement of other behavior: A preferred response elimination procedure. Behavior herapy, 1980,11, 449-471.

MacKinnon, J., K. Phillips, S. van Balen. 1998. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Puslitbang Biologi - LIPI. Bogor. Peterson R.T. 1980. A Field Guide to The Birds. Boston : Houghton Mifflin. MacKinnon, J and K. Phillips. 1993. Field Guide to The Birds of Borneo, Sumatra, Java and Bali. Oxford : Oxford Univ Soemadji, M. S. 1996. Materi Pokok Zoologi. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

You might also like