You are on page 1of 8

PENUNTUN PRAKTIKUM BIOLOGI

MODUL SEL & GENETIK

DEPARTMEN BIOLOGI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA JAKARTA 2011

PRAKTIKUM BIOLOGI I : MIKROSKOP Tujuan : Mengenal bagian-bagian mikroskop dan penggunaannya Alat dan bahan : - Mikroskop - Slide/preparat Cara Kerja : 1. Mengenal bagian-bagian mikroskop Pada umumnya mikroskop mempunyai bagian mekanik dan bagian optik. Bagian mekanik terdiri atas : 1. Kaki, bentuk seperti huruf V 2. Tangkai yang menghubungkan kaki meja sediaan dan tubus, merupakan bagian mikroskop yang boleh dipegang pada waktu mengangkat mikroskop 3. Tubus, merupakan penghubung lensa okuler dengan lensa objektif 4. Pengatur kasar (makrometer) untuk menggerakkan tubus ke atas dan ke bawah 5. Pengatur halus (mikrometer) untuk menggerakkan tubus ke atas dan kebawah sepanjang 0,1 mm untuk satu putaran lengkap 6. Pengatur kondensor untuk menggerakkan kondensor ke atas dan ke bawah 7. Pengatur diafragma untuk dapat membuka dan menutup diafragma 8. Meja sediaan untuk meletakkan preparat/sediaan 9. Penjepit sediaan untuk menjepit kaca preparat/sediaan 10. Revolver, tempat lensa objektif melekat dan dapat diputar ke kiri dan ke kanan Bagian optik terdiri atas 1. Lensa okuler, terletak dekat mata dan berada di ujung atas tubus. Pada mikroskop cahaya monokuler lensa okulernya hanya satu, sedangkan pada binokuler lensa okulernya ada dua. 2. Lensa objektif, terletak dekat sediaan dan ditempatkan pada revolver dengan cara menempatkan pada ukuran yang tersedia. 3. Kondensor dan iris diafragma, untuk pengaturan cahaya masuk ke dalam mikroskop 4. Cermin, untuk pengaturan pemantulan cahaya. Ada dua sisi cermin, satu sisi rata dan lainnya cekung.

2. Mengeluarkan mikroskop dari kotak


Bukalah pintu kotak mikroskop, kemudian keluarkan mikroskop secara hatihati. Cara mengangkat mikroskop ialah dengan memegang tangkai mikroskop dengan tangan kanan dan menahan kaki mikroskop dengan tangan kiri. 3. Memeriksa dan membersihkan mikroskop Bersihkanlah bagian mekanik mikroskop dengan kain bersih, sedangkan bagian optiknya hanya dengan kertas lensa khusus.

4. Mempersiapkan mikroskop dan mengatur cahaya Pertama-tama naikkanlah tubus ke atas dengan memutar pengatur kasar ke arah kita,kemudian barulah saudara menaikkan kondensor ke atas hingga maksimal, dengan cara memutar pengaturnya. Setelah itu bukalah iris diafragma selebar-lebarnya. Bila antara lensa okuler, lensa objektif dan pantulan cahaya telah berada dalam satu garis vertikal, maka saudara akan melihat cahaya apabila dilihat dari lensa okuler. 5. Memasang slide/preparat dan mengamatinya lewat lensa okuler Setelah memperoleh cahaya yang paling baik, letakkanlah slide di atas meja sediaan dan jepitlah agar tidak jatuh. Pergunakanlah lensa objektif lemah (10x) terlebih dahulu, kemudian naik-turunkanlah tubus secara perlahanlahan dengan cara memutar pengatur kasar. Setelah memperoleh gambar, perjelaslah dengan memutar pengatur halus. 6. Menggunakan perbesaran yang lebih tinggi Dengan menggunakan lensa okuler 10x dan lensa objektif 10x, saudara dapat melihat daerah yang sangat luas dengan perbesaran 100x (10 x 10). Bila saudara akan mempelajari secara terperinci, maka gantilah lensa objektif dari 10x menjadi 45x sehingga memperoleh perbesaran 450x (45x10). Demikian seterusnya bila saudara akan mempelahari struktur secara lebih terperinci lagi, gunakahlah lensa objektif 100x sehingga memperoleh perbesaran 1000x (100x10). Dalam mempergunakan lensa objektif 100x, saudara terlebih dahulu meneteskan 1-2 tetes minyek emersi di atas preparat, setelah itu barulah lensa objektif diganti dari 45x ke 100x. Setelah selesai menggunakan lensa objektif 100x, bersihkanlah segera dengan xylol. 7. Mengakhiri pemeriksaan dan memasukkan mikroskop ke dalam kotak Setelah selesai mempelajari semua preparat yang ditugaskan, perhatikanlah kondisi dan kebersihan mikroskop. Bersihkah badan mikroskop dengan kain, kemudian perhatikan hal-hal ini : - Tegakkan kembali tangkai mikroskop sehingga meja preparat kembali ke posisi semula - Kondensor diturunkan hingga maksimal - Putarlah revolver sehingga lensa objektif 10x berada dalam posisi vertikal - Turunkan tubus sehingga lensa objektif masuk ke dalam meja preparat - Pegang tangkai mikroskop dengan tangan kanan dan kaki mikroskop dengan tangan kiri, masukkan secara hati-hati ke dalam kotak mikroskop - Periksa kembali, apakah ada bagian-bagian mikroskop yang tertinggal

PRAKTIKUM BIOLOGI II : FRAKSINASI SEL Tujuan : Memisahkan komponen sel Alat dan bahan : Alat : Sentrifuge Pipet transfer Tabung mikrofuge Mikroskop cahaya Pipet 100ul, 1000ul Kaca objek dan gelas penutup Bahan : - Homogeat hepar tikus - PBS (Phospat Bufer Saline) - Metylen Blue - Janus Green

Pada waktu praktikum, telah disediakan homogenat hepar tikus yang dibuat dengan menghancurkan hepar tikus menggunakan homogenizer dan sebelumnya telah diberi larutan sukrosa 2%. Cara Kerja : Tahap I 1. Ambillah 1,5 ml homogenat pada tabung mikrofuge dan putarlah dengan sentrifugasi pada 5000 rpm selama 15 menit. 2. Pisahkan supernatan dan pindahkan ke tabung mikrofuge yang baru. 3. Encerkanlah endapat/pellet dengan menambahkan 200 ul PBS, kemudian tambahkan metylen blue dengan perbandingan 1:1. Teteskan pada kaca objek dan periksalah di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x10, perhatikan dan amati komponen sel yang didapat. Buatlah catatan maupun gambarnya. Tahap II 1. Putarlah kembali supernatan yang didapat sebelumnya dengan kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit. Setelah selesai diamkan sejenak kemudian ulangi lagi dengan kecepatan yang sama selama 5 menit 2. Pisahkan endapan dan supernatan dibuang. 3. Encerkan kembali endapat/pellet dengan menambahkan 100 ul PBS dan berilah Janus Green dengan perbandingan 1:1. Teteskan pada kaca objek dan periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x100, perhatian dan amati organel sel yang didapat. Buatlah catatan maupun gambarnya.

PRAKTIKUM BIOLOGI III : ANALISIS KROMOSOM Pada praktikum ini, saudara akan melakukan tiga kegiatan yaitu : 1. Kultur darah 2. Melihat preparat kromosom 3. Membuat kariotip Tahap I : Kultur darah (demo) Kultur dilakukan oleh setiap kelompok secara bergantian masuk ke ruang steril. Kultur dilakukan dalam keadaan steril terhadap whole blodd (0,8 ml) dengan menambahkan 5 ml RPMI, 0,8 ml calf serum dan 60-120 ul PHA dalam medium kultur selanjutnya diinkubasi dalam inkubator CO2 (5%) selama 72 jam. Setelah 72 jam inkubasi, reaksi dihambat dengan menambahkan Kolkisin kira-kira 1,5 jam sebelum kultur dihentikan (dikeluarkan dari inkubator). Selanjutnya diproses dan dibuat preparat kromosom dengan pewarnaan Giemsa (tidak dilakukan). Tahap II : Melihat preparat kromosom Preparat kromosom dilihat dengan menggunakan perbesaran objektif 100x dengan bantuan minyak emersi. Tahap III : Membuat kariotip manusia menurut klasifikasi DENVER Kromosom manusia dibagi dalam 7 golongan, yaitu : 1. Golongan A : Terdiri dari 2 pasang kromosom metasentrik terbesar yaitu kromosom nomor 1 dan 3, serta 1 pasang kromosom (nomor 2) submetasentrik terbesar. 2. Golongan B : Terdiri dari 2 pasang kromosom submetasentrik yang lebih kecil dari golongan A dan disusun oleh kromosom nomor 4 dan 5 3. Golongan C : Kromosom berukuran lebih kecil dari golongan B. Pada seorang wanita terdiri dari 8 pasang kromosom metasentrik dan submetasentrik sedangkan pada laki-laki terdiri dari 7 pasang kromosom. Golongan C terdiri dari kromosom nomor 6 12 dan kromosom X. 4. Golongan D : Merupakan kromosom akrosentrik besar dan bersatelit. Ada 3 pasang kromosom yaitu kromosom nomor : 13, 14 dan 15. 5. Golongan E : Lebih kecil daripada golongan D dan terdiri dari 3 pasang kromosom yaitu kromosom nomor 16, 17 dan 18. 6. Golongan F : Terdiri dari 2 pasang kromosom metasentrik kecil (lebih kecil daripada kromosom golongan E) yaitu kromosom nomor 19 dan 20. 7. Golongan G : Terdiri dari 2 pasang kromosom, yaitu kromosom nomor 21 dan 22 merupakan kromosom terkecil, akrosentrik dan bersatelit. Pada laki-laki kromosom di golongan G ada 5 karena kromosom Y termasuk kelompok ini. Pada tahap ini saudara akan diberi fotokopi gambar kromosom dan harus disusun kariotipnya pada lembar yang telah disediakan sesuai dengan klasifikasi DENVER.

PRAKTIKUM BIOLOGI IV : GOLONGAN DARAH, BADAN KROMATIN & ALEL A.Golongan Darah Tujuan : Mempelajari sistem penggolongan darah (ABO) dan Rhesus dengan melihat reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi. Berbagai sistem golongan terbentuk oleh karena pada lokus Isoaglutinogen (I), terjadi mutasi berulang-ulang sehingga menimbulkan alel berganda (multiple alel). Pada sistem ABO, seorang yang bergolongan A memiliki zat anti B/antibodi B (beta). Seorang yang bergolongan darah B memiliki antigen B pada permukaan eritrositnya dan pada plasma darahnya memiliki zat anti A (alfa). Namun seorang bergolongan darah AB memiliki zat anti A dan B pada plasma darahnya. Reaksi aglutinasi terjadi jika antigen A bercampur atau bertemu dengan zat anti A dan antigen B bercampur atau bertemu dengan zat anti B. Pada sistem Rhesus, terdiri dari Rhesus positif dan Rhesus negatif. Sebagian besar orang Asia termasuk Indonesia memiliki Rhesus positif sedangka Rhesus negatif banyak dimiliki oleh ras orang Kaukasia. Zat anti Rhesus secara alami tidak terdapat dalam plasma darah, namun berada dalam plasma darah hewan percobaan (kelinci) yang telah disuntik antigen Rhesus. Reaksi aglutinasi terjadi jika antigen Rhesus bercampur atau bertemu dengan zat anti Rhesus. Contoh Reaksi aglutinasi golongan darah : Gol darah Anti A Anti B Gol darah A + Gol darah B + Gol darah AB + + Gol darah O Rhesus + Rhesus Ket : (+) = menunjukkan adanya reaksi aglutinasi (-) = tidak adanya reaksi aglutinasi B.Badan Kromatin Tujuan : Mempelajari penentuan seks manusia dari darah tepi dan sel epitel mukosa pipi. Sediaan : 1. Preparat apus darah tepi 2. Preparat darah tepi Kromatin seks merupakan kromatin khusus yang banyak dijumpai pada berbagai macam sel somatis, misalnya sel sraf, sel kulit dll yang berkaitan dengan keadaan kromosom seks pada sel tersebut. Kromatin seks dapat dibedakan menjadi kromatinX dan kromatin-Y. Kedua jenis kromosom tersebut masing-masing berkaitan dengan kromosom-X dan kromosom-Y. Dengan demikian kromatin-X dan kromatin-Y merupakan ekspresi keseluruhan atau sebagian dari kromosom yang namanya bersesuaian dengan kromatin. Anti A,B + + + Anti Rhesus

+ -

Kromatin-X dapat ditemukan pada inti sel spitel mukosa pipi wanita berupa satelit atau disebut Badan Barr (Barr Body) yang menempel pada membran inti. Selain itu, kromatin-X juga dapat ditemukan pada netrofil tembereng, letaknya tidak menempel pada membran inti tetapi justru keluar menonjol dari inti netrofil dan berbentk seperti pemukul genderang (Drum Stick). Bentuk kepala drum stick bulat dan padat berukuran 1,5 mikron. Carilah badan Barr pada preparat apus darah tepi dan drum stick pada netrofil tembereng menggunakan mikroskop dengan lensa objektif 100x dengan bantuan minyak emersi dan gambarkan pengamatan saudara. C.Frekuensi Alel Tujuan : Menghitung frekuensi alel dalam populasi Suatu fenotip diekspresikan oleh genotip, yaitu pasangan alel dari gen yang mendeterminasi karakter fenotip tersebut. Alel resesif hanya akan berekspresi pada genotip homozigot, sedangkan alel dominan berekspresi baik pada genotip homozigot maupun heterozigot. Distribusi alel dalam suatu populasi dinyatakan dengan frekuensi alel. Frekuensi alel gen tertentu tidak berubah (konstan) dalam populasi yang seimbang menurut hukum Hardi Weinberg. Tugas : Daun telinga yang menempel diekspresikan oleh alel resesif (p), sedangkan daun telinga menggantung diekspresikan oleh alel dominan (P). Hitunglah dari 200 orang teman sekelas Anda yang mempunyai daun telinga menempel dan menggantung. Kemudian hitunglah frekuensi alel p dan P. Apabila teman-teman sekelas Anda dianggap suatu populasi yang seimbang menurut hukum Hardi Weinberg.

You might also like