You are on page 1of 11

Periderm,Lentisel,Struktur Sekretori

(Tugas Makalah Anatomi Tumbuhan)

Oleh :

Fitriani Wahyu Setyaningrum ( 3415092300 ) Atsnah Isnu Wakhidah ( 3415092310 ) Ria Tri Lestari ( 3415092311 )

Dosen : Ibu Ernawati Pendidikan Biologi Reguler 2009 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta 2010

PERIDERM
Periderm adalah jaringan pelindung yang dibentuk secara sekunder dan menggantikan epidermis pada batang dan akar yang telah menebal akibat pertumbuhan sekunder. Pada waktu sebagian tumbuhan seperti daun atau ranting tanggal periderm terbentuk di sepanjang permukaan. Pada luka baik yang disebabkan secara mekanis atau akibat penyakit ataupun parasite periderm amat penting dalam perkembangan lapisan pelindung di dekat jaringan yang luka atau mati itu. Pada beberapa familia dikotil periderm terbentuk dalam xylem dan disebut gabus interxiler yang berperan dalam kematian batang pada tumbuhan annual secara alami. Pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan sekunder, epidermis suatu saat akan rusak dan fungsinya digantikan periderm. Pada sebagian besar tumbuhan dikotil dan tumbuhan biji terbuka (gymnospermae), periderm yang terbentuk pertama kali biasanya terjadi selama tahun pertama pertumbuhan pada bagian-bagian batang atau akar yang tidak memanjang lagi. Struktur periderm Periderm terdiri dari felogen (kambium gabus), felem (gabus), dan feloderm (kulit gabus). Felogen ialah meristem yang membentuk periderm. Felogen terbentuk pada lapisan korteks terluar dan telah menghasilkan empat lapisan sel felem dan satu lapisan sel feloderm. Dibandingkan dengan kambium vaskular (pembuluh), struktur felogen relative sederhana karena terdiri dari satu macam sel saja. Sel felogen memiliki vakuola yang dapat berisi kloroplas dan tanin pada periode tertentu. Pada penampang melintang sel felogen tampak berbentuk empat persegi panjang dan agak memipih secara radial, sedangkan pada penampang longitudinal sel felogen tampak berbentuk empat persegi panjang yang agak tidak teratur. Felem atau sel gabus dibentuk oleh felogen (kambium gabus) yang mungkin juga membentuk feloderm (kulit gabus). Felem dibentuk ke arah permukaan luar dari

felogen.

Felem sering berbentuk hampir serupa prisma namun pada pemampang

longitudinal agak kurang teratur. Susunan selnya rapat dan tidak beruang antar sel. Di waktu dewasa sel tidak hidup namun dapat berisi kandungan cair atau padat ada yang tidak berwarna tapi ada pula yang berpigmen. Felem memiliki ciri khas sebagai pelindung karena terdapat suberin (zat gabus). Suberin adalah senyawa berlemak dan biasanya terdapat jelas sebagai lamella yang menutupi dinding selulosa yang mungkin berliku. Gabus yang digunakan sebagai gabus botol berdinding tipis dan lumen selnya terisi udara. Gabus ini tidak tembus air, tahan minyak, ringan, dan dapat digunakan sebagai isolator dari suhu yang berbeda. Sifat gabus tersebut (tahan air dan isolator suhu) menyebabkan gabus amat efektif untuk dipakai sebagai lapisan pelindung permukaan tumbuhan. Jaringan mati yang terisolasi oleh periderm menambah efek isolasi gabus. Feloderm (kulit gabus), dibentuk ke arah permukaan dalam dari felogen. Sel feloderm berbentuk sedikit kurang teratur. Sel feloderm hidup pada waktu dewasa, kurang suberin, dan mirip sel-sel parenkim korteks. Sel-sel feloderm dapat dibedakan dari sel-sel korteks melalui posisinya yang lebih dalam pada baris radial sel-sel periderm lainnya (felem).

Lapisan Periderm Poliderm merupakan jaringan pelindung berstruktur khusus pada akar dibawah tanah yang terdiri dari lapisan yang silih berganti (satu lapisan sel yang sebagian bergabus, bergantian dengan lapisan setebal beberapa sel yang tidak bergabus). Poliderm dapat menjadi setebal 20 lapisan sel atau lebih, namun hanya lapisan sel paling luar yang mati. Pada bagian yang hidup, sel berfungsi sebagai cadangan makanan. Ritidom merupakan bagian kulit kayu yang mati yang terdiri dari jaringan yang terisolasi oleh periderm dan lapisan periderm yang tidak aktif lagi.

Perkembangan Periderm Periderm pertama pada batang dan akar biasanya tampak pada tahun pertama pertumbuhannya. Periderm berikutnya terbentuk dalam tahun yang sama atau pada tahun berikutnya. Factor yang mempengaruhi terbentuknya periderm ialah air, suhu, dan intensitas cahaya. Periderm pertama pada batang umumnya terbentuk di lapisan sel subepidermal, seperti pada Populus deltoides. Tetapi terkadang terbentuk dalam epidermis seperti pada Nerium oleander dan Solanum dulcamara. Pada beberapa spesies, periderm pertama terbentuk lebih didalam yakni dalam floem primer. Periderm pertama pada akar umumnya terbentuk dalam perisikel, tetapi ada juga yang terbentuk didekat permukaan seperti pada akar beberapa macam pohon dan tanaman basah yang memakai korteks sebagai penyimpan cadangan makanan. Periderm berikutnya terbentuk dalam parenkim floem sekunder termasuk dalam jari-jari empulurnya.

Pembentukan felogen Pembentukan felogen diawali oleh pembelahan periklinal sel menjadi meristematik, kehilangan vakuola, sitoplasma bertambah). Dengan mulainya pembelahan, pati daan tannin lambat laun akan hilang dari sel yang memilkinya. Setelah pembelahan pertama, terbentuk dua sel yang sama besar. Sel bagian dalam mampu terus membelah, tetapi tidak melaksanakannya. Pada sel bagian luar, membelah periklinal dan menghasilkan 2 sel. Sel luar berdiferensiasi menjadi sel gabus, sedangkan sel sebelah dalam menjadi sel pemula felogen dan terus membelah. Terkadang sel gabus dan sel felogen terbentuk setelah pembelahan berlangsung dan feloderm tidak terbentuk. Jumlah lapisan felem biasanya lebih banyak daripada lapisn feloderm. Periderm Luka

Terjadinya luka merangsang berlangsungnya urutan peristiwa metabolic. Respon sitologis yang mengirinya akan menutup luka jika disertai kondisi yang baik. Penyembuhan luka merupakan proses perkembangan yang memerlukan sintesis DNA dan protein. Periderm alami berkembang dibawah permukaan yang tertutup oleh epidermis berkutikula. Sejalan dengan itu, pembentukan periderm luka didahului oleh penutupan permukaan yang terbuka oleh jaringan bekas luka. Jaringan ini mencakup jaringan mati dipermukaan dan sel hidup dibawahnya yang kemudian bersuberin dan berlignin serta membentuk lapisan penutup. Felogen luka terbentuk didalamnya dan jika gabus dihasilkan, maka jaringan mati akan terangkat keluar. Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi periderm luka. Pada umumnya monokotil kurang responsive terhadap luka dibandingkan dengan dikotil. Pada monokotil tertentu seperti:Liliales, Araceae, Pandanaceae, penyembuhan luka meliputi terbentuknya lapisan penutup dan periderm luka sedangkan pada monokotil lain tidak terdapat periderm luka. Reaksi luka terjadi jika periderm terlepas sampai lokasi sel hidup dibawahnya. Sel yang terbuka akan mati, namun dibawahnya akan muncul periderm baru. Gabus pertama yang bermutu rendah dilepaskan sampai lapisan felogen, dan felogen baru yang terbentuk dibawah bekas luka akan membentuk jaringan gabus bermutu baik dalam jumlah besar.

LENTI SEL

Lenti sel adalah area terpisah dalam periderm yang terdiri atas sel-sel bergabus atau tidak bergabus dengan banyak ruang sel di antaranya. Lenti sel terbentuk dari bagian-bagian periderm yang lebih aktif yang menghasilkan pembentukan jaringan dengan ruang antar sel yang banyak sekali. Lenti sel mulai terbentuk selama perkembangan periderm pertama dan khususnya pada batang,umumnya muncul di bawah stomata atau kelopak stomata. Pada permukaan batang atau akar,lentisel tampak sebagai area sirkuler yang tersembunyi, berbentuk oval, atau memanjang. Ukurannya berkisar antara yang kecil (hampir tak kasat mata ) sampai yang sepanjang 1 cm. Lentisel tersusun dalam deretan atau sendiri-sendiri secara terpisah. Lentisel juga dapat ditemukan pada buah seperti pir dan apel.

Pada dikotil, dibedakan tiga jenis lentisel. Yang pertama paling sederhana dan memiliki jaringan pengisi terdiri dari sel bersuberin. Jaringan ini cukup kompak dan memperlihatkan lapisan tumbuh. Jaringan pengisi dibentuk pada awal yang berdinding tipis dan setelah berkembang jaringan pengisi tersebut berdinding tebal dan lebih kompak. Lentisel ini sering ditemukan dibawah stomata. Lentisel yang kedua terdiri dari sekumpulan sel yang tersususn kurang rapat dan tidak bersuberin. Tetapi diakhir masa tumbuhnya, akan terbentuk lapisan sel bersuberin yang lebih kompak. Lentisel jenis ketiga menunjukan spesialisasi tertinggi. Jaringan pengisi berlapis-lapis karena jaringan kurang rapat tak bersuberin tersusun bergantian dengan jaringan kompak bersuberin. Jaringan kompak sebagai jaringan penutup masing-masing setebal beberapa sel. Jaringan ini menahan jaringan yang kurang rapat tadi. Saat akar dan batang menua, lentisel berkembang kearah retakan-retakan pada kulit kayu, di periderm yang baru terbentuk.
STRUKTUR SEKRESI

Sekresi adalah peristiwa terpisahnya substansi dari protoplas, yang dikeluarkan adalah berupa kelebihan ion, hasil fotosintesis, sisa metabolisme berupa alkaloid, tanin, terpen, kristal., juga zat khusus seperti enzim dan hormon. Struktur sekresi dibagi menjadi struktur sekresi luar dan struktur sekresi dalam. 1. Struktur sekresi luar Dalam kelompok ini termasuk rambut kelenjar serta kelenjar dipermukaaan tumbuhan, nektarium atau kelenjar madu serta hidatoda. a. Rambut kelenjar : terdiri dari 1 sel (Gambar 1), lebih dari satu sel (Gambar 2) atau berkelompok, contoh Gambar 1. rambut kelenjar bersel satu dari Urtica Gambar 2. Rambut kelenjar ber sael banyak pada Coleus b. Nektarium/ kelenjar madu, yang berisi gula, biasanya terletak dekat xylem dan floem pada jaringan epidermis atau dibawah nya, ditemukan pada bunga atau diluar bunga. Berbeda dengan kelenjar garam, nektarium mensekresi cairan gula. Pada kelenjar garam, sumber bahan yang disekresikan adalah arus transpirasi, sedangkan pada nektarium sumbernya adalah xilem dan floem.

Nektariura terdapat pada bunga dan disebut nektarium floral, namun juga terdapat di luar bunga dan dinamakan nektarium ekstra floral. Nektarium floral membentuk permukaan yang bersifat kelenjar dan ditemukan pada daun kelopak, daun mahkota, benang sari, bakal buah, atau pun pada dasar bunga (reseptakulum). Nektarium ekstrafloral terdapat pada batang, daun, daun penumpu, dan tangkai bunga. Jaringan sekresi mungkin terbatas pada epidermis, namun bisa juga mencakup beberapa lapisan di bawahnya. Di sebelah luar, jaringan sekresi ditutup oleh kutikula. Di dekat jaringan sekresi terdapat jaringan pembuluh. Ada hubungan yang erat antara jumlah floem dalam jaringan pembuluh yang memasok nektarium dengan gula dalam nektar (zat yang disekresikan oleh nektarium). Jika jumlah floem lebih banyak, maka kadar gula dalam nektar bisa mencapai 50% dan sebaliknya, jika xilem yang lebih banyak, maka kadar gula hanya sebanyak 8%. Bahan dari floem -tidak tangsung disekresikan, melainkan ditransformasi dahulu dengan bantuan enzim. Nektarium yang dipasok oleh jaringan pembuluh yang mengandung banyak xilem dianggap bertahapan secara fisiologis dengan hidatoda. Sel sekresi pada nektarium menunjukkan sitoplasma padat, dan vakuola kecil, dan sering memuat tanin. Adanya mitokondria dalam jumlah besar dengan krista yang berkembanc baik menunjukkan bahwa sel berespirasi secara intensif. Jumlah. retikulum endoplasma banyak dan jumlah maksimum tercapai ketika nektar disekresikan

c. Hidatoda, terletaj di uung atau ditepi daun. Air yang keluar dari xilwm disebut epitem.

2. Struktur sekresi dalam a. Sel sekresi, berupa idioblas, penting dalam klasifikasi b. Ruang sekresi. bentuk seperti bola, dan dapat ditemukan pada berbagai organ, contoh pada Citrus, Eucalyptus, dll c. Saluran sekresi dapat terjadi secara lisigen, contohnya pada Caesalpiniaceae, Anacardiacece, dan Dipterocarpaceae dan secara schizogen, contoh pada Umbelliferrae, atau Pinnaceae (saluran resin) d. Latisifer : sel mengandung lateks

Latisifer adalah sel atau sejuralah sel dalam deretan memanjang yang saling berhubungan, berisi lateks, yakni cairan yang mmit susunannya. Sebagaimana struktur kelenjar sekresi lain, latisifer pun mempakan ternpat pengumpulan zat seperti terpen dan harsa dan sebab latisifer itu dianggap kelenjar ekskresi. Namun, dapat jiitemukan pula enzim, sehingga latisifer termasuk kelenjar sekresi. Asal pembentukan latisifer bisa sederhana, bisa juga raajemuk. Latisifer sederhana merupakan sel tunggal, sedangkan latisifer majemuk berasal dari sejumlah sel dalam deretan memanjang. Pada taraf perkembangan berikutnya sel dalam deretan memanjang tersebut akan saling berhubungan karena larutnya sebagian atau seluruh dinding ujung sehingga terjadi satu saluran yang panjang. Adanya sisa-sisa dinding ujung masih menunjukkan batas sel asal. Penampakan seperti itulah alasan pemakaian nama latisifer beruas bagi latisifer majemuk yang terdiri dari banyak sel ini. Sebaliknya, latisifer sederhana adalah latisifer tak beruas dan terdiri dari satu sel saja. Kedua macam latisifer ini dapat bercabang atau tidak bercabang, dan bisa terjadi anastomosis atau pun tidak. Anastomosis terjadi jika dinding lateral dari dua latisifer yang berdampingan berada dalam posisi berimpitan; larutnya sebagian dinding yang berimpitan itu mengakibatkan terjadinya pori yang menghubungkan kedua latisifer. Latisifer dapat ditemukan di berbagai tempat dalam tumbuhan. Namun, dapat pula terbatas pada floem. Latisifer beruas ditemukan juga dalam jaringan baru akibat diferensiasi sel pada jaringan baru itu menjadi latisifer, di tempat pertemuannya dengan latisifer lama.

You might also like