You are on page 1of 105

IRIGASI DAN DRAINASE

Dr. Ir. Ruslan Wirosoedarmo,MS


Evi Kurniati, STP.MT.
Pendahuluan:
- Irigasi: adalah kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan usaha
mendapatkan air untuk keperluan
tanaman dan mengganti air yang
hilang di lahan pertania.
- Drainase: adalah kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan usaha
mengurangi air berlebih dilahan
pertanian sampai jumlah yang diperlukan
tanaman dengan cepat dan aman
Pembangunan Irigasi di Indonesia:
- Meningkatkan produksi pangan
- Mengamankan daerah Pertanian
- Mengatasi Persoalan penduduk
Peningkatan Produksi:
- Perbaikan dan pemeliharaan jaringan
- Pembangunan Jaringan
- Pengembangan daerah rawa
Tujuan umum Irigasi:
- Menambah air yang hilang di lahan
pertanian
- Memupuk areal pertanian

Tujuan Khusus irigasi:
- Alat transportasi
- Menagtur suhu tanah
- Meningkatkan kualitas air
- Membersihkan Tanah
- Menambah air tanah
- Memberantas hama dalam tanah
- Membersihkan air buangan dar kota

Tujuan umum drainase:
- Menurunkan muka air tanah
- Memperbaiki kondisi lingkungan
tanah
- Pengolahan tanah dan penanaman
lebih awal
- Memeperbaiki kapasitas infiltrasi
- Mengurangi dan mencegah akumulasi
garam
- Memperbaiki suhu tanah
- Memperbaiki aerasi didaerah perakaran
Tujuan khusus:
- Memperbaiki pertumbuhan tanaman
- Pengolahan tanah
- Memperbaiki suhu tanah
- Meningkatkan infiltrasi
- Memperbaiki kehidupan mikroorganisme
tanah
- Mengurangi run off dan erosi
- Mengurangi akumulasi atau racun dalam tanah
Kondisi air di bumi:
* 1400 x 1015 m3 atau 1400 x 106 km3
- 97 % air asin
- 3% air tawar:
- 75% berupa es
- 24% air tanah
- 1 % di atmosfer, danau,
sungai, partikel tanah atas.
Siklus hidrologi:
- Hujan
- Evaporasi dan transpirasi
- Infiltrasi dan perkolasi
- Limpasan permukaan (run off)
Kebutuhan air irigasi tergantung;
- Tanaman
- Tanah
- Iklim
- Pengelolaan
- Jumlah air

IKLIM:
- CURAH HUJAN
- TEMPERATUR
- KELEMBABAN
- KECEPATAN ANGIN
Tanah:
- Kandungan Liat
- Bahan organik
- Kimia tanah
- Fisik tanah
- Mikroorganisme tanah
Tanaman:
- Jenis tanaman: - :tanaman padi
- tanaman palawija
- tebu
- tembakau
- dll
- Varietas tanaman:
Padi : PB, IR, dll.
Jagung : j.Manis, bisi dll.
Kedelai : wilis dll.

Pengelolaan:
- Pengolahan tanah
- Pemupukan
- Pemberantasan hama dan penyakit
- Pola dan tata tanam
Pengaruh kelebihan air di lahan pertanian
- Pada pertumbuhan tanaman
- Kehidupan mikro organisme tanah
- Suhu dan pengolahan tanah
- Salinitas
- Aliran permukaan dan erosi

II. Perataan Lahan
- Topografi lahan
- Kemiringan lahan
- Sumber air
Macam perataan lahan
- Kasar : permukaan tanah
bergelombang besar
- Medium : permukaan tanah
bergelombang menengah
- Halus : permukaan tanah, hasil
olahannya sangat halus
Kreteria Perataan lahan
- Sifat Tanah
- Metode irigasi
- Topgrafi lahan
- Curah hujan
- Pola tanam
- Keinginan petani
Jenis tanah
- Kedalaman lapisan tanah atas
- Macam tanah
- Kedalaman lapisan kedap air
- Bahan induk
- Kemampuan infiltrasi
- Konduktifitas hidraulik tanah
Topografi lahan
- Derajat kemiringan
- Bentuk permukaan tanah
- Arah kemiringan
- Bentuk lahan
Curah hujan
- Jumlah hujan
- intensitas hujan
- frekuensi hujan
- Lama hujan
Pola Tata tanam dan pola tanam
- Jenis tanaman
- Luas lahan
Pola tata tanam: adalah macam tanaman
yang diusahakan dalam satu satuan
luas pada satu musim tanam
Pola tanam: adalah susunan tanaman yang
diusahakan dalam satu satuan luas pada satu tahun


Sistem irigasi
- Irigasi permukaan (surface irigation)
- Irigasi curah (sprikler irigation)
- Irigasi tetes (trikler irigation)
Pemilihan sistem irigasi
- Sumber air
- Tenaga kerja
- Biaya
- Kondisi tanah
- Keinginan petani
Cara perataan lahan
- Rancangan cara mendatar
- Rancangan cara profil
- Rancangan cara pengawasan rencana
- Rancangan cara penyesuaikan kontur
Rancangan cara mendatar
- Menentukan pusat kebun
- Menentukan elevasi titik pusat
- Menentukan kemiringan bidang
- Menentukan ketinggian bidang
- Menghitung jumlah tanah yang
dipotong dan ditambahkan
MENGHITUNG VOLUME TANAH
- Cara petak segi empat bujur sangkar

Vc= L2( C)2/4( c + F)

Vf= L2( F)2 / 4( C + F)
Vc = volume tanah yang dipotong (m3)
Vf = volume tanah yang ditimbun (m3)
L = Jarak antara garis kisi (m3)
C = jumlah tebal potongan pada sudut titik
segi empat dari masing-masing petakan kisi
(m)
F = jumlah tebal bumbunan pada sudut titik segi empat dari
masing-masing petakan kisi (m)
CARA LUAS SELURUHNYA

v = L ( A
1
+ A
2
) / 2

v = volume tanah yang dipotong atau
ditimbun (m
3
)
L = jarak tepian ujung satu terhadap
ujung lain dari petak yang dihitung(m)
A
1
= luas lahan yang dipotong atau yang
ditimbun pada tepian yang satu (m
2
)
A
2
= Luas lahan yang dipotong atau ditimbun pada
tepian yang lain (m
2
)
PENGUKURAN AIR
a. Kondisi tenang: (liter, m3, cm Ha, dll)
- Kolam
- Tangki
- Reservoir
- Dll
b. Kondisi bergerak: l/dt, l/jam m3/dt,
cm ha/jam , dll)
- Saluran
- Sungai
- Dalam pipa
- Dll.
Metode Pengukuran
- Pengukuran secara volumetrik
- Pengukuran kecepatan air
- Dengan bangunan irigasi (orifice,
weir, flume)
- Pengenceran bahan kimia
Volumetrik
- volume ember (liter)
- waktu yang digunakan (dt)


Q = volume/ waktu (liter/detik)
Metode kecepatan aliran

Q = a x v

V = s/t

Q = debit (m3/dt)
a = luas saluran atau pipa yang dilalui air
(m2)
v = kecepatan aliran air (m/dt)
s = jarak lintasan (m)
t = waktu lintasan (dt)
Menggunakan Carrent Meter
- Mengukur lebar permukaan air sungai
- Menetapkan letak (jarak) antar carrent
meter pada lebar permukaan air
- Mengukur kedalaman air mulai tepi
kanan saluran sampai bagian kiri
- Menentukan letak kedalaman current
meter
Kedalaman Carrent Meter

1. d = 0,6 D Vm = V
0,6
2. d = 0,2 D
d = 0,8 D Vm =1/2 (V
0,2
+ V
0,8
)
3. d = 0,2 D
d = 0,6 D
d = 0,8 D Vm = (V
0,2
+ 2 V
0,6
+ V
0,8
)
d = kedalaman current meter (cm)
D = kedalaman air sungai (cm)
Vm= kecepatan aliran air rata-rata (m/dt)
Bangunan irigasi
a. Oriface
- Bebas
- Tertekan

V = 2gh
Q = A x V = A x 2gh
V = Cv x V A = Cc x A
= Cv 2gh
- Debit air Orifice bebas
Q = Cc A x V 2gh
= Cd A 2gh

Cv = koefisien kecepatan A = luas orifice teoritis A = luas sebenarnya
Cc = koefisien kontraksi V = kecepatan aliran air teoritis C = Kec. sebenarnya
Cd = koefisien pengaliran Q = debit air teoritis Q = Debit sebenarnya
- Debit air Orifice tertekan

Q = Cd A 2g ( h1 h2)

A = luas lubang orifice
Cd= koefisien pengaliran
g = percepatan gravitasi
h1= kedalaman air pada saluran 1
h2= kedalaman air pada saluran 2
Menggunakan Ambang (weir)
- Kelas : - Puncak tajam (sharp crested)
- Puncak lebar (broad crested)
- Bentuk: - Persegi empat (rectangular)
- Trapesium (trapezoidal)
- Segi tiga (triangular)
Rumus umum

Q = CLH
m


C = 0,615 ( 1 +1/H + 1,6)( 1 + 0 55 (H/P+H)2

H = tinggi air diatas ambang
P = tinggi ambang diatas dasar saluran
L = lebar ambang
m = suatu bilangan yang tergantung lebar ambang






Rectangular Weir
- Suppresed rectangular weir:
lebar ambang = lebar saluran
- Contracted rectangular weir:
lebar ambang tidak sama lebar
saluran, bisa ditengah atau ditepi
Bentuk pancaran pada bendung:
- Pancaran bebas
- Pancaran tertekan
- Pancaran tenggelam
- Pancaran melekat
Menghitung debit berdasarkan Francis:
1. Suppresed rectangular weir

Q = 0,0184 LH
3/2
Atau
Q
= 3,33 LH
3/2

2. Contracted rectangular weir

Q = 0,0184 (L 0,2 H) H
3/2
atau
Q = 0,0184 (L 0,1 H) H
3/2


Q = 3,33 (L 0,2 H) H
3/2
Ambang trapesium
- Cipoletti
Q = 0,0186 LH
3/2
Atau
Q = 3,37 LH
3/2

Ambang Segitiga
- Thomson
Q = 0,0138H
5/2
Atau
Q = 2,49 H
5/2
Penggunaan bahan kimia
Pembuatan larutan

C1(kons.larutan)=berat bhn/berat air

QCo + q C1 = (Q + q) C2
Q = q(C1-C2)/(C2-Co)
Co = konsentrasi bahan kimia di saluran
C1 = konsentrasi bahan kimia yang
dimasukkan dalam sungai
C2 = konsentrasi bahan kimia yang telah tercampur
sempurna dengan air sungai
Flume
- Macam: - Bebas
- Tertekan
- Ciri : - Bagian menyempit
- Tenggorokan
- Bagian melebar
- Berdasarkan bentuk tenggorokan:
- Flume dengan tenggorokan panjang
- Flume dengan tenggorokan melengkung
- Flume dengan tenggorokan tajam
- Flume dengan tenggorokan persegi panjang (Parshall Flume)

Rumus Umum

Q = K H
a
u

Q= debit air (m
3
/dt)
K= fungsi dari lebar tenggorokan(m)
Ha= kedalaman air(m)
u= tenaga yang dihasilkan air (1,522-1,60)
Aliran air dalam pipa
- Aliran Vertikal
- Aliran horisontal:
Pipa diletakkan seinggi Y dari datum
Aliran air konstan
Jarak pancaran di sumbu X tetap

Y = gt2/2 t = 2y/g g= 9,81 cm/dt

X = Vot Vo= x/t Q = CA g/ 2y

Q = CAVo

KEBUTUHAN AIR BAGI TANAMAN DAN IRIGASI
- Iklim
- Tanaman
- Taraf pertumbuhan tanaman
- Tanah

Iklim dan Tanaman referensi--ETo
ETo X Kc ------ ETcrop
ETcrop Pef --- KAI

ETo = Evapotranspirasi potensial
Kc = taraf pertumbuhan tanaman bulanan
ETcrop= Evapotranspirasi tanaman
Pef = curah hujan efektif
KAI = kebutuhan air irigasi
Difinisi:
- Evaporasi
- Traspirasi
- Evaporasi aktual
- Evaporasi potensial
- Transpirasi aktual
- Transpirasi potensial
- Evapotranspirasi aktual
- Evapotranspirasi potensial
Iklim: - Sinar matahari
- Temperatur udara
- Kelembaban udara
- Kecepatan angin
Kondisi tanah dan pertumbuhan tanaman
1. faktor lingkungan dalam tanah
- sifat fisik tanah
- air dalam tanah
- udara dalam tanah
- temperatur tanah
2. sifat fisik tanah
- tekstur tanah
- struktur tanah
- kesuburan tanah
Aerasi dalam tanah:
Hubungannya dengan: - oksigen
- karbon dioksida
- air
Temperatur tanah berpengaruh pada:
- Proses asimilasi, pernapasan,
transpirasi, photosintesa
- reaksi kimia dalam tanah dan tanaman
- air tersedia bagi tanaman
- perkembangan biji dalam tanah
3. Air dalam tanah
- Air tersedia
- Air tidak tersedia
- Air berlebihan
Jumlah air yang ditahan tanah tergantung:
- bahan organik
- tekstur tanah
- kandungan liat
Tanaman: - Jenis tanaman
- Varietas tanaman

Taraf Pertumbuhan Tanaman:
- Taraf awal : Tanam 10% kanopi nutup
tanah
- Taraf pengembangan: 10% - (70-80)%
- Taraf pertengahan : pengembangan bunga
- Taraf akir : Pertengahan - panen
Menghitong Evapotranspirasi Potensial
1. Menggunakan data evaporasi panci
- Menghitung rata rata evaporasi
harian
- Menghitung koefisien panci
- Panci klas A
- Panci Sunken Korolado

ETo = E pan X K panci
Blaney-Criddle

ETo = p ( 0,4 Tr + 8 )

ETo = evapotranspirasi potensial
(mm/hari)
Tr = temperatur rata-rata harian (oC)
p = rata-rata presentase jam penyinaran
matahari (dari tabel)

Rata-rata Tmax = Jumlah Tmax / jumlah hari

Rata-rata Tmin = Jumlah Tmin / jumlah hari

Tr = rata-rata Tmax Tmin /2
Thornthwaite

ETo = 1,6 ( 10T/I ) a

I = indek panas tahunan dengan bulan
ke i
i = ( t/5)1,514 - I = (t/5)1,514
a= 675 x 10 -9 I3 77 X 10-6 I2 + 0,0179 I +
0,49239
Jensen-Haise

ETo ( 0,025 T + 0,08 ) Hsh/59

Hsh = H sh top( a + b n/N)

Hsh top = radiasi gelombang pendek
tanpa ada awan
n = lama penyinaran matahari aktual
N = maksimum lama penyinaran matahari
a & b = konstanta yang tergantung musim dan
tempat (lihat tabel)
Penman
1. ETo = C(W Rn + (1-W)f(u)(ea ed)

ETo = evapotranspirasi potensial
W = faktor temperatur
Rn = radiasi total setara dengan dengan
evaporasi
f(u) = fungsi angin
(ea-ed)= perbedaan tekanan uap jenuh pada
temperatur udara rata-rata dan tekanan uap
sesungguhnya (mBar)
C = faktor pengendalian pengaruh cuaca siang dan
malam
ea = tekanan uap jenuh pada temperatur rata-rata (lihat tabel)
ed = ea x RH rata-rata
Total Periode Pertumbuhan

Tanaman Total P. Pertumbuhan
(hari)

Kapas 180 195
Jagung manis 80 - 110
Jagung Biji 125 180
Kedelai 135 150

Taraf pertumbuhan tanaman
Tanaman total Taraf P. Tanaman
awal peng. Pert. Akhir

Kapas 180 30 50 55 45
Jagung: m 80 20 25 25 10
110 20 30 50 10
Jagung: b 125 20 35 40 30
180 30 50 60 40
Kedelai 135 20 30 60 25
150 20 30 70 30
Koefisien tanaman (Kc)
Tanaman Koefisien tanaman (Kc)
Awal Peng. Pert. Akhir
Kapas 0,45 0,75 1,15 0,75
Jagung:m 0,40 0,80 1,15 1,00
b 0,40 0,80 1,15 0,70
Kedelai 0,35 0,75 1,10 0,60
Tembakau 0,35 0,75 1,10 0,90

Nilai Kc akan kurang 0,05 jika RH > 80% dan kecepatan
angin (u) < 2 m/dt
Nilai Kc akan bertambah 0,05 jika RH < 50 % dan kecepatan angin
(u) > 5 m/dt
Kc Padi

Taraf Angin
Lambat Kencang
kering lembab kering lembab
0-60hr 1,1 1,1 1,1 1,1
60 -120 1,2 1,05 1,35 1,30
30hr sbl 1,0 1,0 1,0 1,0
panen




Curah hujan efektif (Pef)

Pef = 0,8 P 25 -- P> 75 mm/hari

Pef = 0,6 P 10 -- P< 75 mm/hari

P = curah hujan harian
Pef = Curah hujan efektif
Contoh perhitungan kebutuhan air
tanaman Jagung dan untuk Irigasi
- Kelembaban udara medium
- Kecepatan angin medium
- Tanggal tanam 1 Juli
- Umur tanaman 130 hari


Taraf pertumbuhan dan Kc tanaman
Taraf Kc
- T awal 20 0,40
- T Perk 35 0,80
- T Pert. 45 1,15
- T akhir 30 0,70
Taraf pertumbuhan per bulan:
Juli: - 20 hari; kc = 0,40
- 10 hari ; kc = 0,80
kc Juli = (20/30 x 0,40) + (10/30 x 0,80)
= 0,55
Agustus: 25 hari ; kc = 0,80
5 hari ; kc = 1,15
kc Agustus = (25/30 x 0,080) + (5/30 x
1,15)
= 0,85
Demikian sama untuk bulan September, Oktober dan
Nopember
Tahapan perhitungan kebutuhan air
Bulan Juli Agus Sep Okt Nop
ETo (mm/bl) 6,0 5,6 5,8 5,6 5,3
kc pert. 0,4 0,80 1,15 0,70
kc/bl 0,55 0,85 1,15 0,85 0,70
ETcrop (mm/hr) 3,30 4,80 6,70 4,80 3,70
ETcrop (mm/bl) 99 144 201 144 37
P (mm/bl) 144 40 16 0 0
Pef (mm/bl) 90 14 0 0 0
KAI (mm/bl) 9 130 201 144 37
KAI (mm/hr) 0,3 4,3 6,7 4,8 3,7
Menghitung kebutuhan air untuk padi
1. Air untuk penjenuhan(SAT)= 200mm
2. Pengganti air perkolasi:
- tanah liat = 4mm/hari
- tanah pasir= 8mm/hari
- rata-rata = 6mm/hari
3. Air untuk penggenangan (WL)=100mm
KAI = ETcrop + SAT + Perk + WL - Pef
Penjawalan atau pergiliran air
1. Kapan air diberikan
2. Berapa banyak air diberikan:
- Jenis tanah
- Sumber air
- Jenis tanaman
- Tenaga
- Kondisi iklim
Perkiraan jumlah air dapat dimanfaatkan
(IN mm)
Tanah/Tan Dangkal Sedang Dalam
Dangkal 15 30 40
(pasir)
Sedang 20 40 60
(lempung)
Dalam 30 50 70
(liat)

Contoh: -dangkal : bawang, kentang dll
-sedang : k. tanah, kedelai, tomat dll.
-dalam : kapas, jagung, melon
Penjadwalan air
1. Pengamatan di lapangan
2. Estimasi
3. Perhitungan

Estimasi : - tipe tanah: dangkal, sedang
dalam
- Iklim:
1. ETo = 1- 5 mm/hari;

temp=<15
o
C
2. ETo = 6 7 mm/hari;
Temp. 15 25
o
C
3. ETo = 8 9 mm/hari; Temp = > 25
o
C
Contoh Estimasi interval irigasi
Tan T pasir T lemp T liat
inter IN inter IN inter IN
(hr) (mm) (hr) (mm) (hr) (mm)
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Pisang 5 3 2 25 7 5 4 40 10 7 5 55
Kapas 8 6 4 40 11 8 6 55 14 10 7 70
K tanah 6 4 3 25 7 5 4 35 11 8 6 50
Kedelai 8 6 4 40 11 8 6 55 14 10 7 70
Jagung 8 6 4 40 11 8 6 55 14 10 7 70
Perhitungan
Tahap 1. estimasi d net dan d gross dari
kedalaman irigasi yang diberikan
(mm)
2. menghitung jumlah air yang
dibutuhkan dalam satu periode
(IN) mm
3. menghitung jumlah pemberian air
4. menghitung interval irigasi
Dasar perhitungan
1. total jumlah air yang dibutuhkan selama
periode pertumbuhan
2. jumlah air per bulan yang paling tinggi
dalam satu periode pertumbuhan
3. kombinasi 1 dan 2
Dengan pertimbangan
- jenis tanaman
- tipe tanah
- cara irigasi
- efisiensi pemberian air: permukaan (60%); curah(75%);
tetes (90%)
- tanggal tanam
Contoh soal
Tentukan penjadwalan irigasi tanaman
kacang tanah berdasarkan
1. total periode pertumbuhan
2. bulan kebutuhan air tertinggi
3. kombinasi 1 dan 2
Tanaman ditanam pada tanah lempung
dengan irigasi alur. Kacang tanah tersebut ditanam pada
tanggal 15 juli dengan umur 130 hari dengan kebutuhan
air irigasi adalah sebagai berikut: juli, agustus, sep.,
Okt., Nop., dan total masing-masing 38, 115, 159, 170,
45 dan 527 mm/bl.
Perhitungan: 1. berdasarkan total
d gross = 100 d.net/eff
total IN = 38 + 115 + 159 + 170 + 45
= 527 mm
jumlah pemberian air = 527/40 = 13,2
= 13 kali
interval pemberian = 130/13 = 10 hari


juli Agus Sep. Okt. Nop Ttl
IN (mm/bl) 38 115 159 170 45 527
Jml pemb 2 3 3 3 2 13
d net (mm/bl) 80 120 120 120 80 520
d net IN +42 + 5 -39 - 50 +35 -7
2. Berdasarkan kebutuhan paling tinggi
Cara perhitungan sama dengan diatas
sehingga dapat dituliskan sbb:

Sep. Okt. Total
IN (mm/bl) 159 170 329
jumlah pemberian = 329/40 = 8,2 = 8 kali
interval pemberian = 60/8 = 7,5 = 7 hari
total pemberian = 130/7 = 19 kali
Jul. Agus. Sep. Okt. Nop. Ttl
IN (mm/bl) 38 115 159 170 45 527
jml pemb. 3 4 4 4 4 19
d net (mm/bl)120 160 160 160 160 760
d net IN + 82 + 45 +1 -10 +115 242
3. kombinasi 1 dan 2
jumlah pemberian = 329/40 = 8,2 = 8 kali
interval pemberian = 60/8 = 7,5 = 7 hari
sisa IN = 527 329 = 198
jumlah pemberian = 198/40 =4,9 = 5 kali
interval pemberian = 70/5 = 14 hari
Evaluasi
Jul. Agus. Sep. Okt. Nop. Ttl
IN (mm/bl) 38 115 159 170 45 527
Jml pemb. 1 3 4 4 1 13
d net(mm/bl) 40 120 160 160 40 520
d net IN -2 +5 +1 -10 -5 -11
Sistem Eksploitasi Air irigasi
- Sistem Pasten:nilai rata-rata pemberian
air minimum yg diijinkan untuk
tanaman palawija (l/dt/ha pol.)
dimana kehilangan air dimulai
dari sawah sampai ke pintu air
pemasukan primer dimasukkan
dalam perhitungan

Paten = Q/ LPR x K1 x K2 x K3----- x Kl
Luas polowijo relatif (LPR): suatu angka
hasil perbaandingan antara kesatuan
luas baku terhadap polowijo yang
didasarkan pada jumlah kebutuhan
satuan air terhadap tanaman lain
Contoh : polowijo 1
pembenihan gadu ijin 20
garapan tanah gadu ijin 6
tanaman padi 4
padi gadu tak ijin 1
tebu muda dan tua 1,5 dan 0
tebu bibit, tembakau dan rosella 1,5 ; 1; dan 1
bero 0

Faktor polowijo relatif (FPR)
yaitu rata-rata pemberian air minimum
yang diijinkan dimana tanaman
polowijo dapat tumbuh tanpa
memperhatikan kehilangan baik di
saluran maupun di sawah

FPR = Q/LPR
Contoh perhitungan
Garapan I
- padi gadu 60 ha LPR = 4 x 60 = 240ha
- polowijo 23 ha LPR = 1 x 23 = 23 ha
- bero 0 ha LPR = 0 x 0 = 0 ha
- tebu tua 11 ha LPR = 0 x 11 = 0 ha
Total = 263ha
Garapan II
- padi gadu 44 ha LPR = 4x44 = 176ha
- polowijo 5ha LPR = 1x5 = 5 ha
- bero 4ha LPR = 0x4 = 0 ha
- tebu tua 21ha LPR = 0x21 = 0 ha
Total = 181ha
Debit air tersedia 135 l/dt
Total LPR = (263 + 181)ha = 444ha
FPR = Q/LPR = 135/444 = 0,3 l/dt/ha pol
0,25 l/dt/ha pol = baik
0,20 l/dt/ha pol = cukup
0,15 l/dt/ha pol = kurang (giliran)
Perencanaan saluran terbuka
Harus memperhatikan
1. volume aliran air maksimum yang
mungkin terjadi
2. kemampuan ketahanan bahan saluran
terhadap daya rusak aliran air
Q = V x A
Kecepatan dan luas aliran air dipengaruhi
1. Ukuran saluran
2. Bentuk saluran
3. Kemiringan dasar saluran (gradient)
4. Kekasaran permukaan saluran
5. Radius hidraulik saluran
6 Kemiringan tebing saluran (talud)
Persamaan pergerakan air
1. Kontinuitas
Q = A1 V1 = A2 V2
2. Persamaan Bernoulli



dimana :
P = teakanan pada suatu titik
Y = elevasi dari garis datum
hL = kehilangan tinggi tekan air
W = berat dari tiap satuan volume air
V = kecepatan aliran air
g = percepatan akibat gravitasi


L
H Y
W
P
g
V
Y
W
P
g
V
+ + + = + +
2
2 2
1
1 1
2 2
Kehilangan tinggi tekan dihitung sbb:


Dimana:
f = fungsi kehilanagan friksi
L = jarak antara dua titik
d = diameter saluran
V = kecepatan tara-rata aliran air
gd
LV
f h
L
2
2
=
Perhitungan volume air pada saluran trapesium:
1. Keliling basah saluran
P = b + c + c
2. Luas basah saluran


3. Radius hidraulik
R = a/P
4. Kemiringan dasar saluran
S = h/l

5. Lebar dasar saluran b = 2 d tan

2
) ( d t b
a
+
=
2
u
Kecepatan aliran air
1. Menurut Chezi

2. Menurut Darcy- Weisbach


dimana:
c = nilai konstanta bentuk saluran
f =koefisien kekasaran Darcy - Weisbach
RS c V =
f
RS g
V
8
=
Nilai bentuk saluran (C) dapat dihitung:















Q = V A
n
R
C
6 / 1
=
RS C V =
2 / 1 2 / 1
S R C
2 / 1 2 / 1
2 / 1
S R
n
R
V =
2 / 1 3 / 2
1
S R
n
V =
=
Rembesan air di saluran:
Merupakan aliran air jenuh tak tertekan
artinya bahwa tekanan air sama dengan
tekanan atmosfer dan merupakan aliran
horizontal
Pengukuran:
a. inflow outflow
b. Seepage mater
c. Permeabilitas tanah
Asumsi volume aliran air dalam tanah
menurut Dupuit Forcheimer
1. Aliran air vertikal dalam tanah kecil di
bandingkan dengan aliran horizontal,
sehingga dapat diabaikan
2. Debit aliran air pada bidang vertikal
sama dengan kedalaman air
Menghitung aliran air dalam bidang
vertikal:
h q Q
x x
=


dx
dh
K q
x
=

dx
dh
h K Q
x
=
Debit aliran air dalam bidang Tanah:
dx
dh K
dx
dh
K Q
x
2
2
2
2
1
= =

1
2
2
C x
K
Q
h
x
+ =


K
Q
dx
dh
x
2
2
=
Dengan Kondisi Batas:
X = 0 ---------
X = L ---------
2
1
2
2
1
2
1
2
h L
K
Q
h
C h
x
+ =
=

( )
( )
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
h h
L
K
Q
h h L
K
Q
x
x
=
=
L
h h
2
2
2
1

>1
Apabila ada Tambahan Air pada Tanah:

( ) x x Q x Q
x x
A + =

dx
dh
h K x Q Q
x
= =

( ) x R x Q x x Q
x x
A = A + .


( )
R
x
x Q x x Q
x x
=
A
A +
Bilamana:
2 1
2 2
1
2
2
2 2
2
2 2
2
2
2
2
) (
C x C x
K
R
h
C x
K
R
dx
dh
K
R
dx
h d
dx
h d K
R
dx
dh
h K
dx
d
R
C x R Q R
dx
Q d
x
x
+ =
=
= =
=
+ = =

Dengan kondisi batas:
X = 0 ------------
X = L ------------
( )
L R
L
h h
K C
h L
K
C R
L
L
R
h
C h
2
2
2
2
1
1
2
1
1 2 2
2
2
2
1

=
+ =
=
( )
( )
2
1
2
2
2
1 2
2
1
2
2
2
1 2 2
2
2 2
2
h x
K
RL
L
h h
x
K
R
h x
RL
L
h h K
K
x
K
R
h
+
(

+ =
+
(

+ =
Sehingga Dapat dituliskan sbb:
( )
(

=
=
K
RL
L
h h
x
K
R
dx
dh
h
dx
dh
h K Q
x
2
2
2
1
2
2

2 2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
RL
L
h h
K RX Q
K
RL
L
h h
X
K
R K
Q
x
x
+
|
|
.
|

\
|
=
(
(

|
|
.
|

\
|
+ =
Bilamana:

2 1
h h =
( ) L x R
RL
x R Q
h x
K
RL
x
L
R
h
x
2 / 1
2
2
1
2 2
2
+ =
+ =
+ + =

Pengukuran Air Dalam Pipa
- Aliran Pada Pipa Vertikal
- Aliran Pada Pipa Horizontal

53 , 0 99 , 1
35 , 1 25 , 1
15 , 3
47 , 5
s p
s p
h D Q
h D Q
=
=

You might also like