You are on page 1of 1

Diversifikasi Konglomerasi Diversifikasi Konglomerasi terjadi jika perusahaan melakukan ekspansi usaha dengan membentuk unit usaha strategi

baru pada berbagai bidang usaha yang sama sekali tidak memiliki keterkaitan dengan bidang usaha yang sebelumnya telah dimiliki.. Sepertinya,perusahaan selalu berusaha menangkap peluang bisnis yang dinilai memiliki laba potensial yang besar.setidaknya,pada peluang bisnis yang dinilai memiliki besaran pasar dan tingkat pertumbuhan pasar yang memadai. Pada dasawarsa tujuh puluhan,strategi ini amat banyak diterapkan.Manajemen percaya bahwa setiap peluang bisnis yang muncul hendaknya tidak begitu saja diabaikan. Dengan strategi ini manajemen memiliki keluwesan,bahkan keleluasaan,melakukan pilihan investasi yang beragam.Tidak serba terbatas. Manajemen juga melihat bahwa strategi diversifikasi konglomerasi dipandang tepat sebagai sarana penyebaran dan pengurangan resiko usaha. Manajemen tidak perlu mangabil resiko bisnis yang besar denga menempatkan seluruh sumber daya dan dana yang ada hanya satu bidang usaha tertentu saja.jika ada perubahan lingkungan bisnis pada satu jenis industri tertentu yang memberikan akibat negatif yang signifikan, Manajeman masih mampu mengelola bidang usaha lain yang sedang stabil,yang diharapkan mampu mengimbangi akibat negatif dari unit usaha yang lain.Dengan demikian manajemen dapat berharap adanya stabilitas, dan terhindar dari fluktuasi bisnis. Dalam Pratiknya, apa yang dijanjikan oleh strategi diversifikasi konglomerasi sering tidak terwujud,Yang terjadi bahkan sebaliknya.Banyak perusahaan yang terpaksa harus melakukan divestasi setelah sebelumnya melakukan ekspansi dengan konglomerasi.Bahkan tidak sedikit yang harus gulung tikar. Diversifikasi konglomerasi menuntut syarat permodalan yang amatbesar,yang dalam praktiknya tidak begitu mudah dipenuhi tampa biaya modal yang tinggi.Diversifikasi juga menuntut kecakapan dan sekaligus kecermatan pengelolaan,yang dalam praktinya amat jarang dijumpai manajer yang handal dalam banyak ragam usaha.akibatnya,sejak pertengahan kedua dasawarsa delapan puluhan,mulai banyak dijumpai perusahaan yang kembali berorientasi pada bisnis inti (core business).Tidak beroperasi pada banyak bidang usaha yang sama sekali tidak memiliki keterkaitan satu sama lain Namun demikian,kini sepertinya strategi ini kembali mendapatkan tempat (Anslinger dan Copeland,1996:55-78; Markides,1997:79-98),yang jelas terlihat dari tingginya gelombang akuisisi,Para manajer sepertinya kini tidak terlalu risau dengan sulitnya meraih sinergi.Setidaknya sinergi bukan lagi merupakan pertimbangan terpenting (Sirower,1997).Mereka juga menempatkan strategi ini dalam dimensi waktu yang lebih pendek. Manajemen tidak segan untuk segera menjual kembali jika memang dinilai lebih menguntungkan.Jual beli perusahaan dalam konteks implementasi strategi diversifikasi menjadi sebuah kelaziman.terkesan tidak perlu ada yang disalahkan dari praktik bisnis tersebut.

You might also like