Professional Documents
Culture Documents
Garpu Tala tala adalah dua alat (atau yang berbentuk berbentuk huruf y)
Garpu
dan beresonansi pada frekuensi tertentu bila dihentakkan pada suatu benda. Garpu tala hanya bergetar pada satu frekuensi, misalnya nada a' dengan frekuensi 440 Hertz. Karena frekuensi ini tetap, garpu tala biasanya digunakan untuk menala alat musik lain, sepertigitar dan piano. Nyaring dan lama nada tersebut terdengar sesuai dengan kuatnya hentakan dan dimana kemudian ujung garpu tala itu diletakkan. Jika diletakkan di tempat yang baik menghantarkan suara, maka suaranya terdengar lebih kuat dan lama, jika tempat diletakkannya gagang garpu tala di tempat yang tidak baik menghantarkan suara, maka suaranya nyaris tak terdengar dan sebentar. Salah satu cara untuk melakukan uji ketajaman pendengaran di lakukan dengan menggunakan garpu tala. Dengan pemeriksaan menggunakan garpu tala ini, kita dapat mengetahui ketajaman pendengaran OP dan mengetahui beberapa cara memeriksa ada ketajaman tidaknya pendengaran fungsi menggunakan garpu tala. Untuk tala. Test melihat garpu idealnya gangguan untuk garpu pendengaran pada OP adalah dengan menggunakan garpu tala digunakan pengukuran tala dengan kualitatif, menggunakan
frekuensi 512, 1024, dan 2048 Hz. Bila tidak mungkin cukup dipakai garpu tala dengan frekuensi 512 Hz karena garpu tala ini tidak terlalu dipengaruhi oleh suara bising disekitar lingkungan pemeriksaan. Ada 4 jenis tes garpu tala yang sering dilakukan :
1. 2. 3. 4.
Tes batas atas dan batas bawah Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Tes-tes ini memiliki tujuan khusus yang berbeda
Tujuan : menentukan frekwensi garpu tala yang dapat di dengar penderita melewati hantaran udara bila dibunyikan pada Cara : Semua garpu tala (dapat dimlai dari frekwensi terendah berurutan kemudian sampai kedua frekwensi ujung tertinggi / sebaliknya) dengan dibunyikan satu persatu, dengan cara dipegang tangkainya kakinya dibunyikan lunak(dipetik dengan ujung jari/kuku, didengarkan terlebih dulu o/ pemeriksa sampai bunyi hampir hilang untuk mencapai intensitas bunyi yang terendah bagi orang normal/ nilai ambang normal), kemudian diperdengarkan pada penderita dengan meletakkan garpu tala di dekat MAE pada jarak 1-2 cm dalam posisi tegak dan 2 kaki pada garis yang menghubungkan MAE kanan dan kiri. Interpretasi : * Normal : mendengar garpu tala pada semua frekwensi. * Tuli konduksi : batas bawah naik (frekwensi rendah tak terdengar) * Tuli sensori neural : batas atas turun (frekwnsi tinggi tak terdengar) Kesalahan : Garpu tala dibunyikan terlalu keras shg tidak dapat intensitas ambang normal.
mendeteksi mendengar. 2.
pada
frekwensi
mana
penderita
tak
Tujuan :
tulang pada satu telinga penderita. Cara : Bunyikan garpu tala frekwensi 512 Hz, letakkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid penderita (posterior dari MAE) sampai penderita tak mendengar, kemudian cepat pindahkan ke depan MAE penderita. Apabila penderita masih mendengar garpu tala di depan MAE desebut Rinne positif, bila tidak mendengar disebut Rinne negatif. Bunyikan garpu tala frekwensi 512 Hz, kemudian
dipancangkan pada planum mastoid, kemudian segera dipindah di depan MAE, penderita ditanya mana yang lebih keras. Bila lebih keras di depan disebut Rinne positif, bila lebih keras di belakang Rinne negatif. Interpretasi : * Normal : Rinne positif (mendengar)
* Tuli konduksi : Rinne negatif ( tidak mendengar) * Tuli sensori neural : Rinne posotof (dengar) Kadang-kadang terjadi false Rinne (pseudo positif atau pseudo negatif) terjadi bila stimulus bunyi ditangkap oleh telinga yang tidak di tes, hal ini dapat terjadi bila telinga
yang tidak dites pendengarannya jauh lebih baik daripada yang di tes.
3.
Tes
Weber
Tujuan : membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga penderita. Cara : Garpu tala frekwensi 512 Hz dibunyikan, lurus di garis kemudian median, tangkainya diletakkan tegak
biasanya di dahi (dapat pula pada vertex, dagu atau pada gigi insisivus) dengan kedua kaki pada garis horizontal. Penderita diminta untuk menunjukkan telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras. Bila mendengar pada satu telinga disebut lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Bila kedua telinga tak mendengar atau samasama mendengar bararti tak ada lateralisasi. Interpretasi : * sakit. * Tuli sensori neural : mendengar lebih keras pada telinga yang Karena menilai kedua dapat telinga lebih sekaligus dari sehat. maka satu. Normal : tidak ada lateralisasi * Tuli konduksi : mendengar lebih keras di telinga yang
kemungkinannya
Contoh : lateralisasi ke kanan, dapat di interpretasikan : a. c. Tuli Tuli konduksi sensori kanan, kiri, telinga telinga kiri kanan normal normal. b. Tuli konduksi kanan dan kiri, tetapi kanan lebih berat. neural
d. Tuli sensori neural kanan dan kiri, tetapi kiri lebih berat e. Tuli konduksi kanan dan sensori neural kiri.
antara penderita dgn pemeriksa. Cara : Garpu tala bila frekwensi 512 Hz diletakkan tegak pemeriksa masih bila dibunyikan lurus pada tidak maka tidak kemudian mastoid mendengar, Schwabach mendengar, Schwabach tangkainya pemeriksa, Bila
sudah
secepatnya garpu tala dipindahkan ke mastoid penderita. penderita mendengar penderita yaitu memanjang, tetapi
Untuk membedakan kedua kemungkinan ini maka tes dibalik, yaitu tes pada penderita dulu baru ke pemeriksa. Garpu tala 512 Hz dibunyikan kemudian diletakkan tegak lurus pada mastoid penderita, bila penderita sudah tidak mendengar maka secepatnya garpu tala dipindahkan pada mastoid berarti pemeriksa, sama-sama berarti bila pemeriksa bila tidak mendengar masih memendek. normal, Schwabach pemeriksa
mendengar
penderita
* *
Pada Pada
tuli tuli
konduksi sensori
memanjang. memendek :
neural
Test sehingga
dikarenakan
* Garpu tala tidak tegak dengan baik, kaki garpu tala menghilang. * Isyarat menghilangnya bunyi tidak segera diberitahukan