You are on page 1of 37

LAPORAN STATUS KLINIK

Nama Mahasiswa NIM Tempat praktek Pembimbing : Sitti Hadija : PO.713241041063 : RSU Haji Makassar : NADIR,SKM,FT :3 Oktober 2006 : FT.C

Tanggal Pembuatan Laporan Kondisi/Kasus

I. KETERANGAN UMUM PENDERITA Nama Umur Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Alamat : Ny. St. Fatima, S.Sos : 42 tahun : Perempuan : Islam : PNS : Toddopuli VII

II. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT A. Diagnosa medis B. Catatan Klinis C. Terapi Umum D. Rujukan : Ischialgia Post Trauma : Setahun yang lalu pasien pernah dirawat di Rumah Sakit karena jatuh dari motor. : Pemberian obat-obatan untuk menurunkan rasa nyeri dan anti biotik : Mohon Fisioterapi Ny. St. Fatima, S.Sos, perempuan ( 42 tahun ) dengan kondisi ischalgia post trauma.

I.

SEGI FISIOTERAPI

Tanggal

: 15 September 2006

A. Anamnesis (Auto/Hetero) 1. Keluhan Utama : Adanya nyeri di daerah pinggang yang muncul jika pasien dalam posisi statis yang lama baik itu dalam posisi duduk maupun berdiri. 1. Riwayat Penyakit Sekarang : Setahun yang lalu pasien mengalami kecelakaan dan jatuh dengan posisi duduk. Hasil Radiologi terlihat adanya compresi pada daerah L4 L5 S1, sehingga mengakibatkan nyeri pada bagian pinggang bawah. Pasien mengeluh tidak bisa duduk terlalu lama dan juga berjalan lama. 2. Riwayat Penyakit Dahulu 3. Riwayat Penyakit Penyerta 4. Riwayat Pribadi : Sebelumnya pasien tidak pernah menderita penyakit yang perlu perawatan khusus. : Umumnya, keadaan penyakit penderita tanpa disertai penyakit lain. : Pasien tidak memiliki kegiatan yang lain selain kerja sebagai pegawai di kantor kecamatan dan di rumah. Pasien memiliki kebiasaan duduk dalam waktu yang lama. 5. Riwayat Keluarga 7. Anamnesis Sistem a. Musculoskeletal b. Nervorum : Pasien belum bisa terlalu lama duduk dan lama berjalan. : Masih ada rasa kesemutan atau kram-kram pada telapak kaki jika berjalan lama. : Pasien tidak memiliki keluarga yang menderita penyakit yang sama.

B. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Fisik a. Vital Sign 1) Tekanan Darah 2) Denyut Nadi 3) Pernapasan 4) Temperatur 5) Tinggi Badan 6) Barat Badan a.Inspeksi - Statis - Dinamis : Tidak terlihat perubahan mimik wajah pasien, hanya sedikit kiposis. : Pada saat pasien berjalan, nampak sedikit kiposis dan pada saat pasien di minta naik ketempat tidur, wajah pasien menampakkan rasa sakit. b. Palpasi c. Gerakan Dasar : Spasme pada otot - otot erector spine : Pada regio lumbal. : 120/80 mmHg : 70x/menit : 22x/menit : 36oC :172 Cm : 60 Kg

- Aktif Fleksi Ekstensi Lateral fleksi kiri Lateral fleksi kanan : Sedikit nyeri (Karena spasme erector spine) : Nyeri sekali pada akhir ROM : Tidak nyeri : Tidak nyeri

Rotasi kiri Rotasi kanan - Pasif fleksi ekstensi lat. fleksi kiri lat. fleksi kanan rotasi kiri rotasi kanan - TIMT Fleksi Eksensi Lateral fleksi kiri Lateral fleksi kanan Rotasi kiri Rotasi kanan

: Tidak nyeri : Tidak nyeri

: Sedikit nyeri (elastic end feel) : Nyeri sekali (hard end feel) : Tidak nyeri (elastic end feel) : Tidak nyeri (elastic end feel) : Tidak nyeri (elastic end feel) : Tidak nyeri (elastic end feel)

: Tidak nyeri : Nyeri : Tidak nyeri : Tidak nyeri : Tidak nyeri : Tidak nyeri

d. Kognitif, Intrapersonal, dan Interpersonal penderita baik e. Aktivitas Fungsional penderita agak terganggu karena adanya nyeri pada bagian pinggang bawah yaitu gangguan ADL duduk dan berjalan. f. Lingkungan aktifitas penderita hanya berkisar di sekitar tempat tinggalnya dan sekitar lingkungan pekerjaannya. 1. Pemeriksaan Spesifik a. Lazeque Test b. Bragrad Test c. Neri Test : (+) nyeri diatas 700 : sedikit nyeri dengan fleksi hip 700 + dorso fleksi enkle 300 : Sedikit nyeri dengan fleksi hip 700 + fleksi cervical 300

d. Patrick Test e. Anti Patrick Test f. Gapping Test S I J g. Compressi Test h. PACVP Test i. Conective Tissue l. Pemeriksaan VAS A. Diagnosa:

: Sedikit nyeri : Tidak nyeri : Sedikit nyeri : Nyeri di lumbal : Nyeri pada daerah L4 L5 S1 : Spasme otot erector spine : 7,3

j. Test penguluran pada erector spain : Nyeri

Gangguan fungsional lumbal akibat LBP Non Spesifik pada daerah L4 L5 S1 (Nyeri, spasme pada erector spine, gangguan ADL, gangguan postur). D. Program Rencana Tindakan Fisioterapi 1. Tujuan : a. Jangka Pendek : - Mengurangi nyeri - Mengurangi spasme otot erector spine. - Memperbaiki ADL duduk dan berjalan - Memperbaiki postur. b. Jangka Panjang : - Memaksimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional penderita seperti sebelumnya.

2. Tindakan : a. Teknologi Fisioterapi 1) Teknologi Alternatif a. MWD b. IFC

c. Manual Therapy ( Traksi lumbal ) d. Exercise Therapy e. Massage 2) Teknologi yang dilaksanakan : a. MWD Tujuan : - Untuk melancarakan sirkulasi darah - Untuk meningkatakan elastisitas jaringan - Untuk meningkatkan system metabolisme - Untuk meningkatkan konduktivitas saraf b. IFC Tujuan : Untuk mengurangi nyeri karena merangsang tipe saraf II dan IIIa yang menghambat kerja Nociceptor ( IIIb dan IV ). c. Manual Therapy ( Traksi lumbal ) Tujuan : Untuk mengurangi compressi pada L4 L5 S1 d. Exercise Therapy 1. Penguluran erector spine Tujuan : Untuk mengulur otot erector spine 2. Bugnet Exc Tujuan : Penguatan otot dan koreksi sikap tubuh

e. Massage Tujuan : - Mengurangi spasme otot - Memperlancar sirkulasi darah b. Edukasi Memberikan home program kepada pasien berupa latihan latihan antara lain :

- Pasien di minta melakukan latihan ringan seperti tidur dalam posisi crook lying kemudiaan kontraksikan otot perut sampai lumbal terasa menyentuh bad. - Mengajarkan pasien untuk melakukan posisi yang benar seperti : saat duduk harus tegak, baring dengan menggunakan kasur yang agak keras dan rata, berdiri dari posisi duduk dengan mencondongkan badan terlebih dahulu kedepan, mengangkat barang dengan cara jongkok terlebih dahulu dan cara bangun tidur yang benar yaitu miring terlebih dahulu baru bangun. 2. Rencana Evaluasi :

a.. Mengukur derajat nyeri yang dirasakan penderita dengan menggunakan VAS,apakah ada perubahan ( nyeri berkurang, nyeri tetap, atau nyeri bertambah) setelah melakukan therapy. b. B. Prognosis Quo ad vitan Quo ad sanam Quo ad fungsionam Quo ad cosmeticam : Baik : Baik : Baik : Baik Melihat apakah spasmenya berkurang, tetap atau bertambah.

C. Pelaksanaan Fisioterapi a. MWD Teknik : Posisi pasien side lying, kemudian pakaian penghambat pada area yang akan disinari dibebaskan. Penyinaran dilakukan pada daerah L4-L5-S1. F : 2X/minggu

I T T

: 40 W : Koplanar : 10 menit

b. IFC Teknik : Posisi pasien side lying, kemudian pad dipasang pada daerah lumbal. F I T T : 2X/minggu : 25 mA : 2 Pad ( Longitudinal ) : 2 menit

c. Traksi Lumbal Teknik : Posisi pasien supine lying, knee dalam keadaan flexi, kemudian fisioterapis menarik paha pasien sampai pinggang pasien terangkat. F I T T : 2X/minggu : derajat II : traksi sekunder : 8x hitungan dengan 3x repetisi

d. Massage Teknik : Penderita prone lying, kemudian friction diberikan pada otot-otot erector spine yang mengalami spasme dengan menggunakan voltaren. F I T T : 2X/minggu : tekanan sedang : transversal friction : 5 menit

e. Exercise Therapy - Penguluran erector spine

F I T

:2x/minggu :Penguluran maksimal : Pasien supine lying, satu tangan pemeriksa di sacrum dan tangan lainnya di knee. Selanjutnya fleksikan badan pasien sambil fisioterapis menekan lutut ke depan bawah sampai maximal terjadi gerakan pada lumbal dan hip.

: 8x hitungan dengan 3x repetisi

- Bugnet Exc. F :2x/minggu I : kontraksi isometric secara general di atas dada, kemudian tekan pantat ke bad lalu lakukan dorso fleksi. Fisioterapis memberikan tahanan di ankle dengan hitungan 1-8 dan diulang 3-4X pengulangan. T :8x hitungan dengan 3x repetisi T : Pasien supine lying, angkat kepala dan kedua tangan dipertautkan

D. Evaluasi 1. Evaluasi sesaat 2. Evaluasi berkala : - Sesaat setelah intervensi, pasien nampak lelah. - Nyeri sedikit berkurang (VAS : 7,3 menjadi 6,4). : Setelah beberapa kali dilakukan terapi, keadaan pasien sedikit membaik,namun terapi masih terus dilanjutkan untuk terus memelihara kondisi pasien agar tidak lebih buruk lagi, spasme otot sedikit berkurang,nyeri berkurang, dan gangguan ADL sedikit membaik. Nilai VAS

E. Hasil Terapi Akhir

: Pasien 42 tahun dengan diagnosa Dokter menderita Ischialgia post trauma. permulaan dilakukan FT pasien belum mampu melakukan ADL duduk dan berjalan dalam waktu yang lama karena adanya rasa sakit di daerah oleh pinggang. fisioterapis Setelah dengan diberikan berbagai pengobatan

modalitas yang terdapat di atas pada daerah yang nyeri, keadaan umum pasien mulai membaik.

F. Catatan Pembimbing Praktek (Tulisan tangan langsung pembimbing) Makasaar, 03 Oktober 2006

Pembimbing Akademik,

Pembimbing Klinik,

SUDARYANTO,S.St,FT NIP. 140 309 775

NADIR,SKM,FT NIP. 140 230 308

CATATAN TAMBAHAN :

LAPORAN STATUS KLINIK


Nama Mahasiswa NIM Tempat praktek Pembimbing : Fitrawati : PO.713241041049 : RSUD. Salewangan Maros : Ilham Hidayat,N.AMF :3 Oktober 2006 : FT.B

Tanggal Pembuatan Laporan Kondisi/Kasus

I. KETERANGAN UMUM PENDERITA

Nama Umur Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Alamat

: Jamaro : 70 tahun. : Perempuan : Islam : Ibu rumah tangga. : Maros

II. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT A. Diagnosa medis B. Catatan Klinis C. Terapi Umum D. Rujukan : Spondylosis : Pasien sudah tiga kali masuk ke RSUD. Salewangan Maros untuk mendapatkan pengobatan medis. : Pemberian obat-obatan untuk menurunkan rasa nyeri. : Penderita dirujuk oleh Dokter, ke Fisioterapi agar diberikan pengobatan semaksimal mungkin.

III.SEGI FISIOTERAPI Tanggal : 13 September 2006

A. Anamnesis (Auto/Hetero) 1. Keluhan Utama 3. Riwayat Penyakit Sekarang : Adanya nyeri pada daerah pinggang. : Tiga bulan yang lalu penderita tiba-tiba mengalami sakit pada daerah pinggangnya kemudian dia berobat ke dokter dan didiagnosis menderita spondylosis. Dan Dokter merujuk ke fisioterapi. 4. Riwayat Penyakit Dahulu : -

5. Riwayat Penyakit Penyerta 6. Riwayat Pribadi

: Umumnya, keadaan penyakit penderita tanpa disertai penyakit lain. : Keadaan sering kesehatan sakit penderita pada secara daerah general kurang baik, karena penderita merasa pinggangnya.

7. Riwayat Keluarga Anamnesis Sistem a. Musculoskeletal b. Nervorum B. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Fisik a. Vital Sign 1) Tekanan Darah 2) Denyut Nadi 3) Pernapasan 4) Temperatur 5) Tinggi Badan 6) Barat Badan g. Inspeksi h. Palpasi i. Gerakan Dasar

: -

: Terdapat pengapuran pada daerah L4-L5. : Tidak Ada gangguan saraf.

: 110/80 mmHg : 80x/menit : 20x/menit : 370 C :155 cm : 65 kg : Ada gangguan postur (membungkuk) Pasien meringis menahan rasa sakit. : Ada spasme : Pada region lumbal. - Aktif Fleksi : (+) ada nyeri pada daerah pi nggang.

Ekstensi

: (+) ada nyeri

Lateral fleksi ki/ : (+) ada nyeri Lateral fleksi ka/ : (+) ada nyeri Rotasi ki/ Rotasi ka/ - Pasif fleksi ekstensi lateral fleksi ki/ lateral fleksi ka/ rotasi ki/ rotasi ka/ - TIMT Fleksi Eksensi : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri

Lateral fleksi ki/ : (+) ada nyeri Lateral fleksi ka/ : (+) ada nyeri Rotasi ki/ Rotasi ka/ : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri

j. Kognitif, Intrapersonal, dan Interpersonal penderita baik k. Aktivitas Fungsional a. sakit pada daerah pinggang saat mengangkat barang b. sakit pada daerah pinggang saat membungkuk c. sakit pada daerah pinggang saat posisi duduk ke berdiri 3. Pemeriksaan Spesifik a. Tes compressi b. SLR d. Gapping Test e. X-Ray : (+) ada nyeri pada daerah pinggang : (+) Di atas 700 : (+) ada sakit pada daerah pinggang

c. Connective tissue : (+) ada sedikit spasme

G.

Diagnosa: Gangguan fungsional regio lumbal akibat Nyeri Pinggang Bawah karena spon dylosis.

D. Program Rencana Tindakan Fisioterapi 1. Tujuan :

a. Jangka Pendek : - Menghilangkan/menurunkan nyeri - Mengembalikan fungsi ADL - Menumbuhkan rasa optimis dan percaya diri penderita - Mengurangi Spasme b. Jangka Panjang : - Memaksimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional penderita seperti sebelumnya. 2. Tindakan : a. Teknologi Fisioterapi 1) Teknologi Alternatif a. HFC b. TENS c. Vibrator d. Exercise Therapy e. Massage 2) Teknologi yang dilaksanakan a. HFC Tujuan : - Untuk melancarakan sirkulasi darah - Untuk meningkatakan elastisitas jaringan - Untuk meningkatkan system metabolisme

- Untuk konduktivitas saraf - Untuk Pre Eliminary Exercise b. TENS Tujuan : - Untuk mengurangi nyeri karena merangsang tipe saraf II dan IIIa yang menghambat kerja Nociceptor ( IIIb dan IV ). c. Vibrator Tujuan : - Untuk merelaksasikan jaringan - Untuk menguarangi spasme d. Exercise Therapy Tujuan : - Untuk meningkatkan elastisitas otot - Untuk metabolisme jaringan e. Massage Tujuan : - Memberikan rasa nyaman pada pasien - Memperlancar sirkulasi darah b. Edukasi a. Minta pada pasien untuk melakukan kompres hangat pada daerah pinggangnya. b. Minta pada pasien untuk melakukan latihan yang diajarkan oleh FTis c. Minta pada pasien untuk tidak mengangkat barang yang berat d. Minta pada pasien untuk tidak naik turun tangga e. Minta pada pasien untuk tidak langsung bangun dari posisi tidur tapi miring dahulu. 4. Rencana Evaluasi : a.. Mengukur derajat nyeri yang dirasakan penderita dengan menggunakan VAS,apakah ada perubahan ( nyeri berkurang, nyeri tetap, atau nyeri

bertambah) setelah melakukan therapy. b. melihat spasme otot apa spasme nya berkurang, tetap atau bertam bah. H. Prognosis Quo ad vitan Quo ad sanam Quo ad fungsionam Quo ad cosmeticam : Dubia ad bonam : sedang : Gerak fungsional masih berfungsi : kosmetik baik

I. Pelaksanaan Fisioterapi a. HFC Teknik : Posisi pasien tengkurap kemudian kondensator dipasang di daerah pinggang dengan teknik coplanar. F I T T b. TENS Teknik : Posisi pasien tengkurap kemudian kedua pet diletakkan di pinggang. F I T T F : 3X/minggu : Sesuai toleransi pasien : 2 Pet : 5 menit : 3X/minggu : 3X / minggu : CEM Dosis Submitis : Koplanar : 10 menit

c. Vibrator

I T T F I T T F I T T

: sedang : kontak langsung : 5 menit : 3X/minggu : sesuai toleransi pasien : friction : 5 menit : 3X/minggu : sesuai toleransi pasien : stretching : 5 menit

d. Massage

e. Exercise Therapy

f. Bugnet Exercise

J. Evaluasi 1. Evaluasi sesaat 2. Evaluasi berkala : - Sesaat setelah intervensi, pasien nampak berkeringat. - Nyeri sedikit berkurang (VAS : 6,3 menjadi 4,3). : Setelah beberapa kali dilakukan terapi, keadaan pasien sedikit membaik,namun terapi masih terus dilanjutkan untuk terus memelihara kondisi pasien agar tidak lebih buruk lagi, spasme otot sedikit berkurang,nyeri berkurang, dan gangguan ADL sedikit membaik. K. Hasil Terapi Akhir : Pasien 70 tahun dengan diagnosa Dokter menderira spondylosis L4-L5. Pada permulaan dilakukan FT pasien belum mampu melakukan ADL berjalan secara normal, karena menahan rasa sakit pada daerah pinggangnya . Setelah diberikan pengobatan oleh

FTis dengan berbagai modalitas yang terdapat di atas,serta diberikan massage,exercise therapy (friction) pada daerah yang nyeri. Keadaan umum pasien sedikit mulai membaik. L. Catatan Pembimbing Praktek (Tulisan tangan langsung pembimbing) .. CATATAN TAMBAHAN ..

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek klinik dengan judul Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan Aktivitas Fungsional Regio Lumbal Akibat Spondylosis. Telah disetujui

sebagai syarat telah menyelesaikan praktek klinik di RSUD. Salewangan Maros, dari tanggal 11 September 2006 sampai 11 Oktober 2006.

Makasaar, 04 Oktober 2006

Pembimbing Akademik,

MUH. AWAL, SKM NIP. 140 342 483

FAHRUL ISLAM, Amd,FT NIP. 140 272 432

LAPORAN STATUS KLINIK


Nama Mahasiswa NIM Tempat praktek Pembimbing : Fitrawati : PO.713241041049 : RSUD. Salewangan Maros : Ilham Hidayat,N.AMF :3 Oktober 2006 : FT.B

Tanggal Pembuatan Laporan Kondisi/Kasus

I. KETERANGAN UMUM PENDERITA Nama Umur Jenis Kelamin Agama : Jamaro : 70 tahun. : Perempuan : Islam

Pekerjaan Alamat

: Ibu rumah tangga. : Maros

II. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT A. Diagnosa medis B. Catatan Klinis C. Terapi Umum D. Rujukan : Spondylosis : Pasien sudah tiga kali masuk ke RSUD. Salewangan Maros untuk mendapatkan pengobatan medis. : Pemberian obat-obatan untuk menurunkan rasa nyeri. : Penderita dirujuk oleh Dokter, ke Fisioterapi agar diberikan pengobatan semaksimal mungkin.

III.SEGI FISIOTERAPI Tanggal : 13 September 2006

A. Anamnesis (Auto/Hetero) 1. Keluhan Utama 9. Riwayat Penyakit Sekarang : Adanya nyeri pada daerah pinggang. : Tiga bulan yang lalu penderita tiba-tiba mengalami sakit pada daerah pinggangnya kemudian dia berobat ke dokter dan didiagnosis menderita spondylosis. Dan Dokter merujuk ke fisioterapi. 10. Riwayat Penyakit Dahulu 11. Riwayat Penyakit Penyerta 12. Riwayat Pribadi : : Umumnya, keadaan penyakit penderita tanpa disertai penyakit lain. : Keadaan kesehatan penderita secara general kurang baik, karena penderita

sering 13. Riwayat Keluarga Anamnesis Sistem a. Musculoskeletal b. Nervorum B. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Fisik a. Vital Sign 1) Tekanan Darah 2) Denyut Nadi 3) Pernapasan 4) Temperatur 5) Tinggi Badan 6) Barat Badan c.Inspeksi d. Palpasi e. Gerakan Dasar : 110/80 mmHg : 80x/menit : 20x/menit : 370 C :155 cm : 65 kg : -

merasa

sakit

pada

daerah

pinggangnya.

: Terdapat pengapuran pada daerah L4-L5. : Tidak Ada gangguan saraf.

: Ada gangguan postur (membungkuk) Pasien meringis menahan rasa sakit. : Ada spasme : Pada region lumbal. - Aktif Fleksi : (+) ada nyeri pada daerah pi nggang. Ekstensi : (+) ada nyeri Lateral fleksi ki/ : (+) ada nyeri Lateral fleksi ka/ : (+) ada nyeri Rotasi ki/ : (+) ada nyeri

Rotasi ka/ - Pasif fleksi ekstensi lateral fleksi ki/ lateral fleksi ka/ rotasi ki/ rotasi ka/ - TIMT Fleksi Eksensi

: (+) ada nyeri : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri

Lateral fleksi ki/ : (+) ada nyeri Lateral fleksi ka/ : (+) ada nyeri Rotasi ki/ Rotasi ka/ : (+) ada nyeri : (+) ada nyeri

f. Kognitif, Intrapersonal, dan Interpersonal penderita baik g. Aktivitas Fungsional a. sakit pada daerah pinggang saat mengangkat barang b. sakit pada daerah pinggang saat membungkuk c. sakit pada daerah pinggang saat posisi duduk ke berdiri 5. Pemeriksaan Spesifik a. Tes compressi b. SLR d. Gapping Test e. X-Ray M. Diagnosa: Gangguan fungsional regio lumbal akibat Nyeri Pinggang Bawah karena spon dylosis. : (+) ada nyeri pada daerah pinggang : (+) Di atas 700 : (+) ada sakit pada daerah pinggang

c. Connective tissue : (+) ada sedikit spasme

D. Program Rencana Tindakan Fisioterapi 1. Tujuan :

a. Jangka Pendek : - Menghilangkan/menurunkan nyeri - Mengembalikan fungsi ADL - Menumbuhkan rasa optimis dan percaya diri penderita - Mengurangi Spasme b. Jangka Panjang : - Memaksimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional penderita seperti sebelumnya. 2. Tindakan : a. Teknologi Fisioterapi 1) Teknologi Alternatif a. HFC b. TENS c. Vibrator d. Exercise Therapy e. Massage 2) Teknologi yang dilaksanakan a. HFC Tujuan : - Untuk melancarakan sirkulasi darah - Untuk meningkatakan elastisitas jaringan - Untuk meningkatkan system metabolisme - Untuk konduktivitas saraf - Untuk Pre Eliminary Exercise b. TENS Tujuan :

- Untuk mengurangi nyeri karena merangsang tipe saraf II dan IIIa yang menghambat kerja Nociceptor ( IIIb dan IV ). c. Vibrator Tujuan : - Untuk merelaksasikan jaringan - Untuk menguarangi spasme d. Exercise Therapy Tujuan : - Untuk meningkatkan elastisitas otot - Untuk metabolisme jaringan e. Massage Tujuan : - Memberikan rasa nyaman pada pasien - Memperlancar sirkulasi darah b. Edukasi a. Minta pada pasien untuk melakukan kompres hangat pada daerah pinggangnya. b. Minta pada pasien untuk melakukan latihan yang diajarkan oleh FTis c. Minta pada pasien untuk tidak mengangkat barang yang berat d. Minta pada pasien untuk tidak naik turun tangga e. Minta pada pasien untuk tidak langsung bangun dari posisi tidur tapi miring dahulu. 6. Rencana Evaluasi : a.. Mengukur derajat nyeri yang dirasakan penderita dengan menggunakan VAS,apakah ada perubahan ( nyeri berkurang, nyeri therapy. b. melihat spasme otot apa spasme nya berkurang, tetap atau bertam bah. tetap, atau nyeri bertambah) setelah melakukan

N. Prognosis Quo ad vitan Quo ad sanam Quo ad fungsionam Quo ad cosmeticam : Dubia ad bonam : sedang : Gerak fungsional masih berfungsi : kosmetik baik

O. Pelaksanaan Fisioterapi a. HFC Teknik : Posisi pasien tengkurap kemudian kondensator dipasang di daerah pinggang dengan teknik coplanar. F I T T b. TENS Teknik : Posisi pasien tengkurap kemudian kedua pet diletakkan di pinggang. F I T T F I T T F : 3X/minggu : Sesuai toleransi pasien : 2 Pet : 5 menit : 3X/minggu : sedang : kontak langsung : 5 menit : 3X/minggu : 3X / minggu : CEM Dosis Submitis : Koplanar : 10 menit

c. Vibrator

d. Massage

I T T F I T T

: sesuai toleransi pasien : friction : 5 menit : 3X/minggu : sesuai toleransi pasien : stretching : 5 menit

e. Exercise Therapy

f. Bugnet Exercise

P. Evaluasi 1. Evaluasi sesaat 2. Evaluasi berkala : - Sesaat setelah intervensi, pasien nampak berkeringat. - Nyeri sedikit berkurang (VAS : 6,3 menjadi 4,3). : Setelah beberapa kali dilakukan terapi, keadaan pasien sedikit membaik,namun terapi masih terus dilanjutkan untuk terus memelihara kondisi pasien agar tidak lebih buruk lagi, spasme otot sedikit berkurang,nyeri berkurang, dan gangguan ADL sedikit membaik. Q. Hasil Terapi Akhir : Pasien 70 tahun dengan diagnosa Dokter menderira spondylosis L4-L5. Pada permulaan dilakukan FT pasien belum mampu melakukan ADL berjalan secara normal, karena menahan rasa sakit pada daerah pinggangnya . Setelah diberikan pengobatan oleh FTis dengan berbagai modalitas yang terdapat di atas,serta diberikan massage,exercise therapy (friction) pada daerah yang nyeri. Keadaan umum pasien sedikit mulai membaik.

R. Catatan Pembimbing Praktek (Tulisan tangan langsung pembimbing) .. CATATAN TAMBAHAN ..

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek klinik dengan judul Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan Aktivitas Fungsional Regio Lumbal Akibat Spondylosis. Telah disetujui sebagai syarat telah menyelesaikan praktek klinik di RSUD. Salewangan Maros, dari tanggal 11 September 2006 sampai 11 Oktober 2006.

Makasaar, 04 Oktober 2006

Pembimbing Akademik,

MUH. AWAL, SKM NIP. 140 342 483

FAHRUL ISLAM, Amd,FT NIP. 140 272 432

Pembimbing Klinik,

ILHAM HIDAYAT, N. AMF NIP. 580 331 089

LAPORAN STATUS KLINIK


Nama Mahasiswa NIM Tempat praktek Pembimbing : Eunike.S.Atalo : PO.713241041033 : RS.Kusta : Muh. Jafar, SKM :20 September 2006 : FT.D

Tanggal Pembuatan Laporan Kondisi/Kasus

I. KETERANGAN UMUM PENDERITA

Nama Umur Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Alamat

: Agustina : 16 tahun : Perempuan : Islam :: Jongaya

II. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT A. Diagnosa medis B. Catatan Klinis C. Terapi Umum D. Rujukan : Kusta : Pasien baru pertama kali masuk RS Kusta akibat kusta : Prednisone, Vitamin, Paracetamol, dan Molexflu : Pasien dirujuk oleh dr.Nur Faidah

III.SEGI FISIOTERAPI Tanggal : 20 September 2006

A. Anamnesis (Auto/Hetero) 1. Keluhan Utama 2.Riwayat penyakit sekarang 3. Riwayat penyakit dahulu 4. Riwayat panyakit penyerta 5. Riwayat pribadi : Neuritis kedua ulnaris dan tibialis posterior : Pasien mengalami kusta akibat Micobacterium Leprae : Pasien pernah mengalami types sebelum kusta : Flu dan demam tinggi : Akibat kusta menyebabkan kondisi pasien lemah, sehingga mudah terkena penyakit/gangguan gangguan lain. 6. Riwayat keluarga : Kedua orang tua pasien juga mengalami penyakit yang sama.

7. Anamnesis Sistem a. Respirasi : Akibat normal. b. Musculoskeletal : Adanya kelemahan otot Opponens Digiti Minimi tangan kanan, Adduktor Pollicis tangan kanan dan kelumpuhan Intrinsik tangan kiri. c. Nervorum : Adanya nyeri tekan pada N.Ulnaris dan N.Tibialis Posterior. B. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Fisik a. Vital Sign 1) Tekanan Darah 2) Denyut Nadi 3) Pernapasan 4) Temperatur 5) Tinggi Badan 6) Barat Badan b.Inspeksi c.Palpasi d.Gerakan Dasar : 110/70 mmHg : 78x/menit : 18x/menit : 370 C :140 cm : 40 kg : Adanya oedema pada N.Tibialis Posterior kiri dan kanan. : Adanya penebalan dan nyeri tekan pada kedua N.Ulnaris dan N.Tibialis Posterior. : -Aktif Oposisi jari-jari : kuat, kecuali jari V dan I tangan kanan lemah, jari II tangan kiri lumpuh. penyakit yang diderita tidak menyebabkan pernapasannya

Reposisi jari-jari

: kuat, kecuali jari V dan I tangan kanan lemah, jari II tangan kiri lumpuh.

Flexi jari-jari

: kuat, kecuali jari V dan tangan kanan lemah, jari II tangan kiri lumpuh.

Extensi jari-jari Abduksi jari-jari Adduksi jari-jari

: kuat, kecuali jari II tangan kiri lumpuh. : kuat, kecuali jari V tangan kanan lemah. : kuat, kecuali jari V dan I tangan kanan lemah, jari II tangan kiri lumpuh.

- Pasif Oposisi jari-jari Reposisi jari-jari Flexi jari-jari Extensi jari-jari Abduksi jari-jari Adduksi jari-jari - TIMT Oposisi jari-jari : kuat, kecuali jari V dan I tangan kanan lemah, jari II tangan kiri lumpuh. Reposisi jari-jari : kuat, kecuali jari V dan I tangan kanan lemah, jari II tangan kiri lumpuh. Flexi jari-jari : kuat, kecuali jari V dan I tangan kanan lemah, jari II tangan kiri lumpuh. : normal : normal : normal : normal : normal : normal

Extensi jari-jari

: kuat, kecuali jari V dan I tangan kanan lemah, jari II tangan kiri lumpuh.

Abduksi jari-jari

: kuat, kecuali jari V dan I tangan kanan lemah, jari II tangan kiri lumpuh.

Adduksi jari-jari

: kuat, kecuali jari V dan I tangan kanan lemah, jari II tangan kiri lumpuh.

e.Kognitif, Intrapersonal, dan Interpersonal dari pasien secara umum baik f. Lingkungan aktifitas pasien rawat inap di RS Kusta sejak 7 bulan yang lalu hanya bisa berinteraksi dengan sesame pasien lainnya di bangsal. g.Aktifitas Fungsional dari pasien terganggu akibat adanya kelemahan otot dan neuritis serta demam dan flu yang menyertai penyakit kusta tersebut. 2.Pemeriksaan Spesifik a.Palpasi otot dan saraf (terlampir). b.Pemeriksaan MMT (terlampir) 3.Pemeriksaan Laboratorium a.GDS 132 mg/DL normalnya 70-120 mg/DL b.Endap darah 110/c.Leukosit 10-60 mm3 C. Diagnosis : Adanya nyeri saraf, kelemahan otot, dan gangguan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional akibat kusta. D. Program Rencana Tindakan Fisioterapi 1. Tujuan : a. Jangka Pendek : - Menghilangkan/mengurangi nyeri

- Mengembalikan fungsi ADL - Menumbuhkan rasa percaya diri pasien b. Jangka Panjang : - Meningkatkan kekuatan otot - Meningkatkan kapsik dan kemosional - Mempersiapkan pasien agar dapat hidup mandiri tanpa bantuan orang lain. 2. Tindakan : a. Teknologi Fisioterapi 1) Teknologi Alternatif 2) Teknologi yang dilaksanakan : IRR, Sthrengthening Exc. Support mental : - Pemberian IR berfungsi untuk mengurangi nyeri dan oedema. - Sthrengthening dan exc. untuk meningkatkan kekuatan otot-otot yang lemah dan mencegah kontraktur. - Support mental. b. Edukasi : Pasien dianjurkan untuk istirahat, menghindari dan makanan aktifitas serta berat, diajarkan menjaga kebersihan badan, pakaian meluruskan jari-jari tangan serta latihan lainnya agar tidak terjadi kontraktur dan komplikasi lainnya. 3. Rencana Evaluasi : Mengukur derajat nyeri dengan menggunakan VAS, mengukur kekuatan otot dengan MMT, dan melihat gerak fungsionalnya.

E. Prognosis Quo ad vitan Quo ad sanam Quo ad fungsionam Quo ad cosmeticam F.Pelaksanaan Fisioterapi 1. IRR 2. Sthrengthening Exc. 3. Support mental G. Evaluasi 1. Evaluasi sesaat 2. Evaluasi berkala : Setelah terapi dilakukan belum ada perubahan maximal : Setelah beberapa hari diterapi, sudah ada perubahan diman nyeri sedikit berkurang. H. Hasil Terapi Akhir : Nyeri yang dirasakan pasien sudah berkurang, kelemahan otot juga sudah ada perubahan C. Catatan Pembimbing Praktek (Tulisan tangan langsung pembimbing) : Pasien tidur terlentang di bad, penyinaran diberikan selama 10-15 menit. : Posisi pasien rilex, posisikan otot yang akan dilatih dengan disanggah bantal setelah itu lakukan latihan. : Dubia ad bonam : dapat sembuh : Gerak fungsi tangan dan kaki kurang baik. : kosmetik tangan dan kaki jelek

Makasaar, Pembimbing Akademik

September 2006

Dra. Hj. Nurul Iman, M.Kes NIP.

Hasbiah, S.St. Ft NIP.

Pembimbing Klinik

Muh. Jafar, SKM NIP. STATUS KLINIK

You might also like