Professional Documents
Culture Documents
AKUNTNASI MANAJEMEN
Tujuan Pengajaran : 1. Menjelaskan konsep dasar analisis biaya-volume-laba 2. Memahami konsep bauran penjualan 3. Mengetahui berbagai alternatif perubahan dalam bauran penjualan 4. Dapat menghitung dengan tepat titik timpas dalam berbagai variasi perubahan bauran penjualan 5. Mengetahui keterbatasan-keterbatasan dalam konsep analisis CVP
Materi Pembahasan:
3. Perhitungan dalam beberapa alternatif perubahan bauran penjualan 4. Keterbatasan analisis CVP
AKUNTNASI MANAJEMEN
A. Asumsi-asumsi dalam analisis CVP Terdapat beberapa asumsi dalam analisis CVP, yaitu : 1. Harga jual adalah konstan bahkan ketika volume penjualan berubah
2. Biaya terletak pada rentang yang relevan dan dikelompokan secara akurat ke
dalam biaya variabel dan biaya tetap 3. Bauran penjualan adalah konstan jika perusahaan memproduksi berbagai jenis produk 4. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah. Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit yang terjual. B. Konsep Bauran Penjualan Definisi bauran penjualan Bauran penjualan adalah Komposisi relatif produk yang dijual oleh perusahaan. Tujuannya adalah bagaimana mendapatkan komposisi atau bauran penjualan yang dapat meghasilkan laba terbesar. Perubahan dalam bauran produk dari barang yang memiliki margin tinggi ke barang yang memiliki marjin rendah akan menyebabkan total laba menurun walaupun total penjualan mungkin meningkat. Sebaliknya, peubahan dalam bauran produk dari barang yang memiliki margin rendah ke barang yang memiliki margin tinggi akan menyebabkan total laba mungkin meningkat walaupun total penjualan menurun. Bauran Penjualan dan Analisis Titik Impas Jika suatu perusahaan menjual lebih dari 1 produk, analisis titik impas menjadi lebih kompleks. Hal ini dikarenakan produk yang berbeda memiliki harga jual, biaya dan marjin kontribusi yang berbeda. Sebagai ilustrasi, PT ATM yang bergerak dalam bisinis penjualan jaket olahraga memiliki 3 jenis produk, jaket A, jaket B dan jaket C. Informasi yang diberikan sebagai berikut
AKUNTNASI MANAJEMEN
Jaket A Penjualan periode lalu Persentase Pnjln Harga Jual / Unit Bi. Var / Unit Marjin Kontribusi / Unit Rasio Margin kontribusi $ 750,000 50% $30 24 $ 6 0.20
Biaya Tetap
$ 168,000
Dari data ini, kita dapat menghitung rata-rata tertimbang marjin kontribusi, dengan menggunakan rasio penjualan terhadap total penjualan dari masing-masing produk, yaitu : = (% penjualan Jaket A x Rasio marjin kontrbusi jaket A) + (% penjualan Jaket B x Rasio marjin kontrbusi jaket B) + (% penjualan Jaket C x Rasio marjin kontrbusi jaket C) = 0.5 (0.2) + 0.4 (0.25) + 0.1 (0.1) = 0.21
Titik Impas untuk ketiga produk dapat dihitung sebagai berikut = $ 168,000 / 0.21 = $ 800,000
Ini berarti untuk mencapai titik impas, PT ATM harus menjual sebesar $800,000 untuk ketiga produk dengan proporsi yang sama seperti komposisi penjualan periode yang lalu. Penjualan untuk masing-masing produk adalah sebagai berikut Jaket A = 0.5 ($800,000) = $400,000 Jaket B = 0.4 ($800,000) = $320,000 Jaket C = 0.1 ($800,000) = $ 80,000 Penjualan dalam unit untuk masing-masing jenis produk adalah
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Toga Emerson Siagan
AKUNTNASI MANAJEMEN
Jaket A = $400,000 / $30 = 13,334 unit Jaket B = $320,000 / $32 = 10,000 unit Jaket C = $ 80,000 / $40 = 2,000 unit Penjualan jaket pada komposisi penjualan yang benar akan menghasilkan marjin kontribusi pada titik impas sebesar $168,000 : = Harga jual / unit x Unit yang terjual = $6 (13,334) + $8 (10,000) + $4 (2,000) = $ 168,000 Contoh lain adalah PT LEM yang bergerak dalam bisinis penjualan CD-ROM memiliki 2 jenis produk, CD-N dan CD-O. Informasi yang diberikan sebagai berikut
Laporan Laba Rugi Kontribusi Bulan Juni CD N Jumlah Penjualan (-/-) Biaya Variabel Margin kontribusi (-/-) Biaya Tetap Laba bersih $ 20,000 15,000 $ 30,000 Persen 100% 75% 25% CD O Jumlah $ 80,000 40,000 $ 50,000 Persen 100% 50% 50% Total Jumlah $ 100,000 55,000 $ 45,000 27,000 $ 18,000 Persen 100% 55% 45%
Perhitungan titik impas : = Biaya Tetap 0 = $ 27,000 = $ 60,000 Rasio CM keseluruhan 0,45
Proporsi Titik Impas adalah = Penjualan / unit x Total penjualan pada titik impas Total Penjualan
AKUNTNASI MANAJEMEN
CD N Jumlah Penjualan (-/-) Biaya Variabel Margin kontribusi (-/-) Biaya Tetap Laba bersih $ $ 12,000 9,000 3,000 Persen 100% 75% 25%
Total Jumlah 60,000 33,000 $ 27,000 27,000 0 Persen 100% 55% 45%
Perhitungan titik impas : = Biaya Tetap 0 = $ 27,000 = $ 90,000 Rasio CM keseluruhan 0,3
Pada contoh PT LEM, titik impas berada pada $60,000. Bauran penjualan adalah CD-N 20% dan CD-O 80%. Jika bauran penjualan tidak berubah pada titik impas maka penjualan CD-N adalah $12,000 dan CD-O adalah $48,000. Jika titik impas berubah maka titik impas juga. Pada bulan Juli meskipun total penjualan tetap sebesar $100,000 bauran penjualan berubah dimana penjualan bergeser dari CD-O yang lebih menguntungkan (rasio CM 50%) ke CD-N yang menguntungkan (rasio CM 25%). Perubahan ini menyebabkan rasio CM keseluruhan dan total laba menurun secara tajam dari bulan sebelumnya. Laba bersih turun dari $18,000 menjadi hanya $3,000. Menurunnya CM, titik impas perusahaan pun berubah tidak lagi pada penjualan $60,000 namun
AKUNTNASI MANAJEMEN
meningkat menjadi $90,000 karena sekarang perusahaan membutuhkan penjualan yang lebih banyak untuk menutup biaya tetap yang tidak berubah. C. Keterbatasan Analisis CVP 1. Asumsi bahwa pendapatan dan total biaya adalah linear pada rentang aktivitas yang relevan. Meskipun perilaku biaya sebenarnya tidak linear dengan rentang output terbatas, total biaya diharapkan meningkat mendekati tingkat yang linear. Permasalahannya adalah perilaku biaya bisa jadi sangat berkelompok (membentuk jenjang-jenjang tertentu, disebut biaya berjenjang step cost) sehingga rentang relevan tidak dapat dilakukan. Meskipun analisis CVP bisa dilakukan, tetapi bisa jadi sedikit rumit. Contoh Grafik CVP
$ 100,000
10,000
Data harga $18, biaya variabel per unit $10, biaya tetap awal $100,000 dan biaya tetap tambahan $100,000 bila output mencapai 10,000 unit. Pengeluaran biaya tetap tambahan akan meningkatkan kapasitas sampai 30,000 unit. Analisis CVP mengharuskan untuk menentukan titik impas untuk masing-masing rentang (dibawah dan di atas titik 10,000 unit). Untuk data ini, tidak ada data titik impas untuk output di bawah 10,000 unit, tapi terdapat titik impas pada rentang di atasnya : Q = f/(p-v) = $200,000 / ($18 $ 10) = 25,000 unit Jadi kerugian akan terjadi sampai titik tingkat 25,000 unit dan akan diperlukan penambahan investasi pada kapasitas untuk mencapai tingkat produksi serta
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Toga Emerson Siagan
AKUNTNASI MANAJEMEN
penjualan ini. Hal yang harus diperhatikan adalah rentang profitabilitas yang relatif sempit, yaitu antara 25,000 dan 30,000 unit. Diperlukan analisis tambahan untuk menentukan secara lebih tepat luas permintaan produk tersebut dan biaya tambahan kapasitas diatas 30,000 unit.
2. Untuk mengukur biaya tetap dan biaya variabel per unit, manajemen harus teliti
memasukkan semua biaya tetap dan biaya variabel yang relevan. Misalkan manajemen ingin menghitung titik impas untuk produk baru. Pada analisis jangka pendek, biaya tetap yang relevan adalah biaya tetap yang diperkirakan berubah sehubungan dengan peluncuran produk baru. Biaya ini meliputi biaya beberapa fasilitas produk baru, gaji pegawai produk baru dan biaya-biaya lain yang sejenis. Jika tidak memerlukan penambahan biaya tetap, untuk analisis jangka pendek, titik impas sama dengan nol, karena tidak ada biaya tetap baru yang ditanggung oleh produk baru. Artinya, setiap produk baru yang dijual, akan memberikan kontribusi ke laba sebesar harga dikurangi biaya variabel. Sebaliknya, untuk analisis jangka panjang, semua biaya tetap saat ini dan yang diperkirakan terjadi di masa yang akan datang yang terkait dengan, produksi distribusi dan penjualan produk merupakan biaya relevan, termasuk pula pendiskontoan arus kas masa depan. Bila pendiskontoan tidak diperhitungkan, bisa bias karena pendiskontoan arus kas masa depan mengurangi nilai titik impas pad periode tersebut, apalagi jika digunakan tingkat diskonto yang lebih tinggi. Pada biaya veriabel, tidak hanya biaya variabel produksi yang dimasukkan tapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi. Pengeluaran untuk komisi akan dimasukkan sebagai biaya variabel per unit. Biaya transportasi atau penyimpanan di gudang akan relevan jika biaya tersebut berubah sesuai dengan tingkat output.
3. Periode terjadinya biaya. Biaya tetap pada analisis CVP dapat mencakup
ekspektasi arus kas keluar untuk biaya tetap pada periode diperkirakan terjadi titik impas atau biaya tetap seperti yang ditentukan oleh akuntansi akrual. Arus kas untuk biaya tetap mencakup semua pengeluaran kas untuk asuransi, pajak dan gaji tapi tidak termasuk akun-akun nonkas seperti depresiasi, amortisasi hak paten dan beban bukan tunai lainnya. Kelebihannya adalah terletak pada
AKUNTNASI MANAJEMEN
fokusnya akan kebutuhan kas perusahaan. Pendekatan akuntansi akrual untuk menentukan jumlah biaya tetap mencakup semua biaya yang normalnya dibebankan dalam laporan laba rugi, termasuk depresiasi, amortisasi dan bebanbeban terutang. Kelebihannya adalah adanya kaitan antara analisis CVP dengan laporan laba rugi. Manajemen harus mempertimbangkan manfaat relatif dari informasi yang paling relevan untuk arus kas dan laba bersih akrual.
D. Kesimpulan 1. terdapat asumsi dasar dalam menggunakan analisis CVP ini diantaranya adalah harga jual adalah konstan, biaya adalah linear dan dibagi menjadi biaya tetap dan variabel, bauran penjualan konstan, dll. 2. laba dari perusahaan multiproduk dipengaruhi oleh bauran penjualan. Perubahan dalam bauran penjualan dapat mempengaruhi titik impas, margin keamanan dan faktor kunci lainnya. 3. Sejumlah keterbatasan harus dipertimbangkan dalam menggunakan analisis titik impas. Sebagai contoh, bahwa harus mengasumsikan total biaya tetap dan biaya variabel per unit tidak berubah.
Referensi :
1. Garrison & Noren, Managerial Accounting, ed. 11, Mc Graw Hill, 2006. 2. Hansen, Don R., Maryanne M. Mowen, Management Accounting, ed. 7,
Thomson South Western, 2005
AKUNTNASI MANAJEMEN