You are on page 1of 36

PROSES PEMBUATAN PLASTIK

(MAKALAH)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan

disusun oleh 3 DEB Aditia Ramdhan Dani Murdani Sidik Prihatna 207342003 207342008 207342022

TEKNIK PERANCANGAN MEKANIK UMUM POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG MEI 2010

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan karunia dan rahmat-NYA makalah yang berjudul PROSES PENGERJAAN PLASTIK akhirnya dapat penulis selesaikan dengan baik. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah pengetahuan bahan plastik. Makalah ini berisikan mengenai proses pengerjaan plastik, baik pengerjaan pada thermoplastik maupun thermosetting. Dalam proses penulisan makalah ini, penulis cukup banyak mengalami hambatan dan masalah, untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Agus Suryana, selaku dosen Pengetahuan Bahan Plastik, 2. Rekan-rekan kelas 3 DEB atas segala bantuannya . Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat memperbaiki penulisan makalah yang akan datang. Namun tersirat setitik pengharapan, semoga makalah ini dapat memberikan bekal keilmuan yang berguna khususnya bagi penulis, umumnya bagi mereka yang sempat membacanya.

Bandung, Mei 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan masalah ....................................................................................................... 1 1.3 Batasan masalah ........................................................................................................ 1 1.4 Tujuan penulisan ........................................................................................................ 2 1.5 Metode Pengumpulan Data ........................................................................................ 2 1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................................. 2

BAB II PROSES PENGERJAAN PLASTIK 2.1 Plastik ............................................................................................................................... 3 2.1.1 Definisi .............................................................................................................. 3 2.1.2 Metoda Pengerjaan Plastik Secara Umum ........................................................ 3

2.2 Proses Pengerjaan Pada Thermoplastik ............................................................................ 4 2.2.1 Mesin Injeksi ..................................................................................................... 4 2.2.2 Blow Moulding .................................................................................................. 7 2.2.3 Ekstrusi .............................................................................................................. 9 2.2.4 Vacum Vorming ( Thermoforming ) .............................................................. 13 2.2.5 Pembuatan Lembaran Plastik ( Calendaring ) ................................................. 13 2.2.6 Rotational Casting ( Roto casting ).................................................................. 14 2.2.7 Foaming (Expanding) ...................................................................................... 17 2.2.8 Spinning ........................................................................................................... 18 2.2.9 Blown Film ..................................................................................................... 21

2.3 Proses Pengerjaan Pada Thermosetting .......................................................................... 23 2.3.1 Hand Lay Up ................................................................................................... 23 2.3.2 Reaction Injection Moulding (RIM) ................................................................ 24 2.3.3 Cetak Tekan (Compression Moulding) ........................................................... 25 ii

2.3.4 Cetak Transfer ( Transfer Moulding) .............................................................. 26 2.3.5 Spraying .......................................................................................................... 27 2.3.6 Casting ............................................................................................................. 28

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 31 5.2 Saran ........................................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. iv

iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia pemakaian bahan plastik baik untuk keperluan industri, rumah tangga, pengemasan, transportasi, komunikasi dan keperluan lainnya meningkat dengan cepat. Bahan ini secara bertahap mulai menggantikan gelas, kayu dan logam di bidang industri bangunan dan digunakan juga sebagai pelapis dan serat untuk tekstil. Istilah plastik mencakup semua bahan yang mampu dibentuk. Dalam pengertian modern yang lebih luas, plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Plastik dapat juga didefinisikan sebagai senyawa kimia yang dibangun dan dibentuk sebagian besar dari elemen karbon (C) dan hydrogen (H), dapat juga ditemui juga beberapa bahan organik senyawa dari elemen oksigen dan nitrogen Jenis-jenis plastik yang sudah ditemukan sekarang ini sangat beragam baik bentuk, sifat, dan komposisi yang dikandungnya. Untuk memudahkan dalam proses pengembangan teknologi, plastik dibagi ke dalam tiga jenis yaitu thermoplastic, thermosetting dan elastomer. Agar dapat menuai hasil dari kegunaan barang bermaterial plastik yang memiliki beragam jenis, sifat dan komposisi yang dikandungnya tersebut, maka setiap industri yang memproduksi plastik harus mengetahui bagaimana pengerjaan yang tepat untuk menghasilkan fungsi yang tepat sesuai dengan sifat yang dimiliki plastik tersebut.

1.2 Rumusan masalah Berdasarkan uraian masalah di atas, penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana Proses Pengerjaan Pada Thermoplastik? 2. Bagaimana Proses Pengerjaan Pada Thermosetting?

1.3 Batasan masalah Batasan masalah yang ditetapkan dalam pembuatan makalah ini adalah proses pengerjaan plastik, untuk jenis termoplastik dan termoseting saja.

1.4 Tujuan Penulisan Tujuan dari prnulisan makalah ini adalah: 1. Menginformasikan proses pengerjaan plastik pada thermoplastik dan thermosetting. 2. Memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan.

1.5 Metoda Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka Melakukan studi pustaka dengan mencari teori-teori dasar dan solusi-solusi yang disarankan oleh para ahli yang dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi penulis. Studi pustaka menghasilkan literaturliteratur yang membantu dan mendukung makalah ini. 2. Observasi Media Elektronik Metoda ini dilakukan dengan cara browsing internet, untuk mendapatkan informasi yang umum.

1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembaca dalam memahami karya tulis ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan, berisikan secara singkat latar belakang dilakukannya kegiatan penulisan karya tulis ini. Kemudian dilanjutkan dengan rumusan dan batasan masalah yang dibahas oleh penulis. Selanjutnya penulis menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini serta metoda pengumpulan data yang dilakukan penulis. Dan pada bagian akhir penulis memberikan sistematika penulisan untuk mempermudah pembaca dalam membaca dan memahami karya tulis ini. BAB II Proses Pengerjaan Plastik, berisikan teori-teori tentang proses pengerjaan pada thermoplastik dan proses pengerjaan pada thermosetting. BAB III Kesimpulan dan Saran, berisikan perumusan hasil pembahasan yang disusun secara singkat dan padat. Dan kesimpulan yang dibuat harus relevan dan konsisten dengan tema yang dibahas.

BAB II PROSES PENGERJAAN PLASTIK

2.1 Plastik 2.1.1 Definisi Plastik mencakup semua bahan yang mampu dibentuk, mencakup semua

bahan sintetik organic yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan, dan mampu dibentuk dibawah pengaruh tekanan. Senyawa kimia organik yang di dibentuk sebagian besar dari elemen karbon ( C ) dan Hidrogen ( H ) dan elemen-elemen lain seperti oksigen dan Nitrogen. Sehingga plastik merupakan material organis yang merupakan : Terbentuk dari molekul Diolah melalui proses kimia dan nature produk Melalui proses sintesa dan material-material lainnya. Sifat plastik dipengaruhi oleh cara atom bersenyawa membentuk molekul dan tergantung dari molekul-molekul yang menyusunnya serta cara molekul itu bersatu. Molekul dalam plastik menyatu menjadi sebuah rangkaian panjang yang disebut polimer. Bahan plastik terdapat dari batu bara dan minyak bumi, melalui menara fraktioer dihasilkan 4% plastik (PE, dan PVC). Dimana cara pembentukan makromolekul melalui : a. Polymerisasi yaitu menyatukan beberapa molekul yang serupa, diamana membentuk molekul besar polymerisate contohnya PVC, PS, PMMA, PE. b. Polykondensasi yaitu ikatan beberapa molekul membentuk makromolekul yang besar melalui proses pemisahan salah satu atom untuk mengikat molekul kecil, contohnya PA, PC

2.1.2 Metoda Pengerjaan Plastik Secara Umum Secara umum metoda pengerjaan plastik terbagi menjadi tiga jenis, namun yang akan di bahas nantinya hanya dua jenis, yaitu thermosetting dan thermoplastik. a). Thermoplastik, Thermoplastik yaitu bahan plastic yang bersifat lentur bila dipanaskan atau dibentuk dengan panas, dapat didaur ulang, dapat diproses kembali 3

dengan pemanasan dan penekanan menjadi bentuk baru. Contoh dari plastic thermoplastic adalah acetal, acrylic, cellulose acetate, nylon, polyethylene, polystyrene, vinyl dan nylon. Thermoplastic elastomers atau TPE adalah material thermoplastic yang bersifat fleksibel meskipun dalam kondisi dingin.

b). Thermosetting Thermosetting berbeda dengan thermoplastic yakni tidak dapat digunakan lagi jika telah dibentuk. Sifat lain yang dimiliki oleh thermosetting adalah dapat menahan panas yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai isolator panas. Contoh dari plastic jenis thermosetting adalah amino, epoxy, phenolic, polyesters, butyl, latex, neoprene, nitrile, polyurethane dan silicon.

c). Elastomer Elastomer bersifat fleksibel yang dapat ditarik sekitar dua kali panjang awalnya pada temperature kamar dan dapat kembali pada panjang awal ketika dilepaskan. Contoh dari plastic jenis elastomer adalah karet. Selain itu juga dapat digunakan sebagai additive (penambah) untuk meningkatkan kekuatan terhadap impact (benturan).

2.2 Proses Pengerjaan Pada thermoplastik 2.2.1 Mesin Injeksi Pengerjaan dengan cara ini adalah untuk membuat produk dari plastik dalam jumlah besar. Mesin cetak injeksi mirip dengan mesin pengecoran cetak (die casting). Bahan termoplastik yang tadinya berbentuk butiran dicairkan lalu diinjeksikan dalam rongga cetakan di mana bahan membeku. Bahan ini dapat diubah berulang kali dari bahan padat menjadi cairan tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan susunan kimia, oleh karena itu bahan ini sangat sesuai untuk pemrosesan yang cepat. Kapasitas mesin cetak injeksi tergantung pada besar gaya tekan pada cetakan dan banyaknya bahan yang yang dapat diolah per siklus. Umumnya mesin cetak injeksi mempunyai gaya tekan yang berkisar antara 0,4 hingga 22 MN, dan jumlah bahan yang dapat dicetak bervariasi antara 1 gram sampai 9 kg. Gambar di bawah merupakan skema yang menggambarkan operasi mesin cetak injeksi. Bahan cetak diumpamakan di bawah pengaruh gaya gravitasi dari pengumpan 4

(hopper) melalui alat pengukur, langsung masuk ke dalam ruang pemanas, dimana bahan mengalami plastisasi. Selanjutnya diinjeksikan ke dalam cetakan tertutup di bawah tekanan yang cukup besar. Produk cetakan di bawah pengaruh tekanan yang cukup besar. Produk cetak akan mengeras dalam rongga cetakan di bawah pengaruh pendinginan air yang bersirkulasi melalui- saluran-saluran dalam cetakan. Suhu ruang pemanas pada cetakan diatur antara 120-260C, tergantung pada bahan dan besarnya cetakan yang digunakan. Pada beberapa jenis mesin cetak, proses injeksi untuk bahan termoplastik menggunakan mesin ulir umpan-balik, menggantikan mesin penekan.dari pengumpan bahan dialirkan ke skrupo yang berputar yang membawa bahan ke bagian depan dari tabung ekstrusi. Panas dihasilkan oleh pemanas listrik yang mengelilingi silinder skrup ditambah panas gesekan yang ditimbulkan skrup yang berputar. Skrup berputar terus dan bahan yang terplastisir masuk ke dalam cetakan. Bahan tersebut akan berada di situ sampai membeku. Suatu katup akan menghalangi bahan masuk kembali ke dalam silinder ekstrusi.Keunggulan cetak injeksi termoplastik diantaranya : a. b. c. d. e. f. Jauh lebih cepat dibandingkan cetak tekan Cetakan berada pada suhu tetap biasanya 75 sampai 95C Siklus produksi berkisar antara dua sampai enam cetakan per menit Harga cetakan lebih murah karena lebih sederhana Berbagai bentuk produk, baik rumit maupun yang tipis dapat dihasilkan Pemakaian bahan hemat karena spru dan saluran masuk dapat digunakan kembali.

Gambar 2.1 Contoh mesin cetak injeksi untuk plastik

Press dingin Pada pengerjaan ini biasanya resin + pengeras + katalisator sudah menjadi satu. Bahan tersebut dicetak pada suatu cetakan press dan dibiarkan dalam temperatur ruan ruangan. Untuk pengerasan cepat dapat dibantu dengan temperatur sampai 60C. Biasanya bahan untuk proses pengerjaan ini berupa lembaran.

Gambar 2.2 Pengerjaan plastik dengan press dingin Press panas Pada prinsipnya prosesnya sama dengan proses press dingin. Tetapi bahan yang digunakan disini adalah resin + pengeras + panas. Jadi bukan katalisator seperti pada press dingin. Panas yang dibutuhkan adalah 90 - 110C , dan cetakan yang digunakan adalah dari aluminium, baja, besi tuang. Injeksi press. engan injeksi press ini menggunakan mesin otomatis, dimana bahan Pengerjaan dengan akan dicetak disimpan dalam suatu tempat penyimpanan diinjeksikan melalui gate (lubang masukan) kedalam cetakan tertutup yang dipanaskan untuk dipress.

Gambar 2.3 Pengerjaan plastik dengan injeksi press

Injeksi tuang Pengerjaan dengan injeksi ini persis sama dengan pengerjaan injeksi untuk Thermoplastik.Untuk pengerjaan ini dibutuhkan temperatur cetakannya antara 1450 sampai 180C. Tekanan injeksinya 50 - 150 N/mm2.

Gambar 2.4 Pengerjaan plastik dengan injeksi tuang 2.2.2 Blow Moulding Untuk pengerjaan cetak tiup ini dibutuhkan mesin ekstrusi dan cetakan. Cetak tiup terutama dimanfaatkan untuk membuat wadah berdinding tipis dari bahan resin termoplastik. Suatu silinder bahan plastik yang disebut dise parison diekstrusi secepat mungkin dan dijepit pada ujung cetakan belah seperti terlihat pada gambar 2.5 di bawah ini.

Gambar 2.5 Mesin cetak tiup

Pada waktu cetakan ditutup parison dipotong akibat tekanan tekanan udara yang memadai akibat tertekan ke permukaaan cetakan. Cetakan harus mempunyai saluran udara yang memadai agar permukaan poroduk mulus. Segera setelah produk cukup dingin, cetakan dibuka dan produk dikeluarkan. Proses cetak tiup mirip dengan proses pembuatan botol dalam industri gelas. Pada gambar 2.5 2. tampak sebuah mesin untuk membuat botol secara kontinu. Suatu pipa yang terbuat dari bahan termoplastik diekstrusi dalam cetakan yang terbuka. Kedua ujung pipa plastik tersebut terjepit dan tertutup dan dan udara tekan dialirkan ke dalam pipa kosong tersebut melalui pipa kosong tersebut melalui pipa pusat dalam kepala cetakan.Contoh produk cetak tiup diantaranya botol,pelampung, kemasan untuk bahan kosmetik, botol detergen cair, botol air panas, dll. Bahan baku yang digunakan dalam proses cetak tiup diantaranya polietilin, asetan selulosa, polipropilen dan asetan selulosa.

Gambar 2.6 Proses kontinue untuk membuat kemasan plastik.

2.2.3

Ekstrusi Pada prinsipnya semua Thermoplastik dapat diekstrusi, tetapi disini berlaku thermoplastik yang mempunyai viskositas tinggi. Dibawah ini ada tabel thermoplastik yang dapat diekstrusi: Bahan Temperatur Pengerjaan (C) CA PS SB ABS LDPE HDPE 160 200 170 210 170 220 170 220 130 200 140 220 180 260 180 200 150 190 160 190 300 340 260 300 170 200 Profil, lembaran, pipa Lembaran busa Lembaran, profil Lembaran, pipa, profil Pipa, lembaran, bungkus kawat Pipa, lembaran, bungkus kawat, pipa pengikat PP PVC-keras PVC-lunak PMMA PC PA POM Pipa, lembaran, pipa pengikat Pipa, profil, lembaran Selang, profil, bungkus kabel, dan karet Lembaran, profil, pipa Lembaran, profil Selang, bungkus kabel, pipa Pipa, profil Contoh Pengerjaan

Bentuk-bentuk yang biasanya diekstrusi adalah:

Gambar 2.7 Bentukan yang biasa diekstrusi

Prinsip Kerja mesin Ekstrusi

Gambar 2.8 Bagian-bagian mesin ekstrusi

Pertama-tama Thermoplastik baik berupa tepung atau granulat dilelehkan pada Ekstruder (1), kemudian diinjeksikan melalui cetakan (2), setelah keluar dari cetakan yang sesuai dengan profil yang diinginkan dinasukkan ke dalam alat kalibrasi (3). Keluar dari alat kalibrasi masuk tangki air (4) untuk didinginkan, setelah dingin dimasukkan ke ban penarik (5) kemudian dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diminta pada alat potong (6) dan disusun pada alat penyusun (7). Suatu proses yang dikenal dengan nama pelapisan ekstrusi digunakan secara meluas untuk melapisi kertas, kain, dan lembaran logam. Bahan thermoplastik diekstrusi melalui cetakan yang pipih (lihat gambar di bawah ini) pada lembaran kertas/kain atau logam yang bergerak dibawahnya, lapisan yang diekstrusi yang masih lunak, melekat pada lapisan bawahnya kemudian ditekan oleh rol karet pada rol logam.

Gambar 2.9 Prinsip kerja roll dalam ekstrusi

10

Sisi lapisan dipotong sebelum digulung. Meskipun setiap bahan thermoplastik dapat diekstrusi untuk pelapis, bahan yang paling banyak digunakan adalah vinil, polietilen, dan polipropilen. Proses lapis ekstrusi lainnya yang penting juga adlah penyalutan isolasi pada kawat dan kabel.

Roll Tidak hanya metal yang dapat diroll, Thermoplastik pun dapat dikerjakan dengan cara ini. Secara prinsip semua Thermoplastik dapat dikerjakan dengan cara ini. Tetapi pada kenyataannya Thermoplastik yang banyak dikerjakan dengan sistim roll ini adalalah PVC keras,PVC lunak,PS,ABS,PE,PP.

Bentuk Roll Biasanya Roll untuk pengerjaan lembaran ini terdiri dari 4 atau 5 roll utama. Susunan dari roll ini ada bermacam macam , yaitu susunan I, L, F, dan Z.

Gambar 2.10 Skema letak roll dalam pengerjaan plastik

Prinsip kerja mesin Roll. Termoplasti dilelehkan pada ekstuder kemudian diekstrusi keluar. Plastic yang diekstrusi ini dipindahkan pada ban berjalan dan di-roll awal. Dan roll ini dipndahkan pada ban berjalan lagi, dibawa pada alat pengaduk, keluar dari alat ini dipindakan dengan ban berjalan kemesin rollnya.

11

Di mesin ini Thermoplastic diroll sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan dilakukan pada roll penarik kemudian didinginkan pada roll pendingin dan kemudian digulung. Ekstrusi plastik lembaran tiup Untuk pembuatan kantong plastik dimana bahan dasarnya adalah plastik lembaran yang tepinya tanpa sambungan, atau seperti selang besar yang tipis. Biasanya bahan yang diproses cara ini adalah PE, PP, PVC, dan PS. Pembuatan lembaran ini menggunakan mesin ekstrusi tiup.

Gambar 2.11 Mesin ekstrusi tiup Cara kerjanya : Thermolastik pertama kali dilelehkan pada ekstruder (1) kemudian diinjeksikan pada alat tiup (3). Kemudian didinginkan pada ring pendingin (4). Setelah didinginkan Thermoplastik mengembung karena ada udara yang ditiupkan dan ditarik keatas

kemudian dilipat dengan roll (5) dan ditarik kebawah akhirnya digulung pada penggulung. Cara kerja mesin injeksi : Cetakan plastik yang digunakannya ini terdiri dari dua bagian. Yaitu bagian tetap dan bagian yang bergerak. Cetakan bagian yang tetap akan dicekam pada meja mesin yang tetap, sedang cetakan bagian yang bergerak akan dipasang pada meja mesin yang dapat bergerak maju mundur, dalam hal ini akan membuka dan menutup kedua belah cetakan plastik tadi. Penginjeksian berlangsung pada saat cetakan tertutup. Setelah penginjeksian akan ada tekanan berikutnya yang disebut back pressure supaya tidak ada tekanan balik dari cetakan dan untuk memadatkan struktur plastik. Setelah proses ini berlangsung beberapa detik, maka ada proses pendinginan. Proses pendinginan inipun berlangsung beberapa 12

detik dan kemudian cetakan membuka, setelah membuka produk yang ada dalam cetakan akan didorong jatuh. Kemudian cetakan akan kembali menutup untuk penginjeksian selanjutnya. Satu putaran proses tersebut disebut siklus injeksi. 2.2.4 Vacum Forming (Thermo forming) Proses pemberian bentuk vakum (vaccum snappack forming) seperti pada gambar x di bawah ini. Setelah lembaran plastik dipanaskan dijepit, ruang cetakan divakumkan, akibatnya lembaran tersebut tertarik kebawah, lihat garis putus. Cetakan atas kemudian ditekankan pada lembaran yang akan dibentuk. Vakum ditiadakan dengan perlahan-lahan yang menyebabkan lembaran tersebut kembali kecetakan atas. Pada gambar c dipaparkan cara pemberian bentuk pada lembaran dengan menggunakan tekanan udara. Di sini lembaran yang telah dipanaskan ditiupkan pada permukaan cetakan. Proses ini digunakan untuk membuat produk yang rumit yang tidak memerlukan ketelitian yang ketat. Cacat permukaan yang tidak terlalu mencolok masih diperbolehkan. Dengan menggunakan pelumas sintetis khusus dalam cetakan, kecenderungan untuk terjadi cacat permukaaan dapat ditekan.Pada pembentukan selubung (drape forming), lembaran plastik dijepit kemudian direntangkan di atas permukaaan cetakan, atau cetakan ditekankan ke dalam lembaran tadi. Contoh produk dari proses thermoforming ini, diantaranya: tempat penyimpanan telur, bungkus tablet, tempat jelly, pintu bagian dalam interior mobil,dll.

Gambar 2.12 Pemberian bentuk vakum

2.2.5 Pembentukan lembaran plastik (Calendaring) Penggilingan (Calendaring) adalah proses pembuatan lembaran yang tipis dengan cara mendesak bahan termoplastik di antara rol seperti pada gambar 2.13. Bahan yang terdiri dari resin, plastisor, pengisi dan zat pewarna diaduk dan dipanaskan sebelum 13

diumpankan ke dalam penggilingan. Tebal lembaran yang dihasilkan tergantung pada sela antara kedua rol yang mendesak plastik tersebut dan pada kecepatan rol penyeles penyelesaian yang merentang plastik tersebut. Sebelum lembaran digulung, plastik melalui rol yang didinginkan dengan air.Film dan lembaran vinil, polietilindan asetat selulosa dan ubin vinil dibuat dengan cara karet vulkanisir mentah untuk memvulkanisir ban. Conto Contoh produk dari proses pengerjaan ini, diantaranya: plastik film mobil, taplak meja, karpet (alas) plastik,dll.

Gambar 2.13 Pembuatan lembaran dengan proses penggilingan

2.2.6 Rotational Casting (Roto Casting) Pada cetak rotasi suatu cetakan yang berdinding berdinding tipis berputar melalui dua sumbu secara serempak. Sumbu pertama dan kedua tegaki lurus sesamanya. Setelah diisi bahan plastik, sambil berputar cetakan dipanaskan, hal ini menyebabkan partikel meleleh pada bagian dalam cetakan membentuk lapisdan-lapisan lapisdan apisan hingga akhirnya bahan menjadi satu. Cetakan kemudian di buka sehingga dapat dikeluarkan dan cetakan siap diisi kembali. Proses ini terutama digunakan untuk membuat produk berongga dari bahan termoplastik.

14

Gambar 2.14 Skema alat untuk proses cetakan cetakan rotasi dengan dua sistem pemasangan cetakan. Metode serbuk rotasi berbeda dengan proses cetak lainnya, pada proses cetak lainnya diperlukan panas dan tekanan untuk plastisitasi resin sedang dalam proses serbuk rotasi hanya memerlukan pemanasan cetakan. Cetakan aluminium cor yang tipis dapat digunakan dalam cetakan rotasi, begitu pula tembaga yang dibentuk secara elektro atau lembaran logam. Bagian Bagian-bagian cetakan harus rapat sambungannya sehingga cairan tidak dapat memasuki cetakan dan menyebabakan pelengkengungan. gkengungan. Kedua sumbu cetakan biasanya dijalankan oleh motor yang berbeda; biasanya dengan perbandingan 3:1 antara sumbu utama dan sumbu tambahan. Kecepatan putar sumbu utama biasanya kurang dari 18 ppm sedang suhu cetakan berkisar antara 260 sampai 370C. 370 Prinsip cetakan rotasi dapat dilihat dalam gambar 2.14. 2.1 . pada gambar sebelah kiri terlihat cetakan tunggal, sedang pada lainnya mpat cetakan dirakit pada satu lengan. Lengan dipasang sedemikian sehingga dapat dimasukkan ke dalam ruang pendingin, lihat gambar 2.15.

15

Gambar 2.15 Skema sistem cetak dengan lengan-putar sumbu dan cetakan dapat berputar 90C, dari dapur pemanas dan ruang pendingin. Penambahan ruang pendingin kedua dan gerak putar (garis terputus-putus) mengurangi waktu siklus cetak. Beberapa desain lainnya mempunyai motor dan sumbu putar pada trak sehingga dapat digerakkan ke luar masuk dapur, ruang pendingin dan tempat pengeluaran. Keunggulan dari cetak rotasi diantaranya : a. Biaya investasi yang rendah. b. Fleksibilitas yang memungkinkan dibuatnya berbagai jenis produk pada mesin yang sama. c. Biaya peralatan yang murah. d. Benda cetak yang tertutup seluruhnya maupun yang terbuka ujung-ujungnya. e. Detil yang tajam. f. Penyelesaian permukaaan yang halus dan biaya produksi yang rendah Produk dengan menggunakan cetak rotasi dari serbuk dapat mencapai ukuran yang cukup besar. Sebagai contoh: kursi anak-anak, drum untuk menyimpan bahan makanan berkapasitas 0,2 m, kotak gramafon, pelindung mesin, tempat sampah dan 16

tangki bahan bakar. Perangkat mesin yang sama dapat digunakan untuk mencetak serbuk termoplastik atau plastisol.

2.2.7 Foaming (Expanding) Plastik dapat dibusakan/dileburkan (Foaming) dalam beberapa cara. Plastik yang telah dibusakan merupakan selular atau pelemuran plastik, memiliki banyak kegunaan yang sangat penting. Langkah-langkah pembuatan plastik dengan foaming pertama-tama adalah udara dikocok dan dimasukan ke dalam dispersi plastik, yang kemudian akan mengeras karena panas atau keadaan katalik dari keduanya. Kemudian cairan dengan titik didih rendah dimasukan juga dan bercampur akibat panas. Gas karbon dioksida akan dihasilkan dalam plastik akibat reaksi kimia. Kemudian gas nitrogen, dilarutkan juga dalam plastik di bawah tekanan dan akan meluas dengan pengurangan tekanan ketika peleburan terjadi. Maka terbentuklah manik-manik berongga kecil yang tertanam dalam matriks resin.

Gambar 2.16 Skema daur ulang dengan proses foaming

17

Gambar 2.17 Contoh mesin foaming Produk yang dihasilkan dari proses foaming adalah styrofoam, plastik polistiren.

Gambar 2.18 Produk hasil foaming

2.2.8 Spinning Spinning, sebagaimana proses yang digunakan untuk fiber alami, dengan cara menggulung fiber-fiber pendek menjadi panjang secara berkelanjutan. Dalam industri fiber modern, cara ini digunakan untuk semua proses produk yang berkelanjutan. Suatu fiber dapat didefinisikan sebagai sebuah unit yang memiliki panjang sekurang-kurangnya 100 kali diameternya. Satu individu dari panjang yang berkelanjutan disebut filamen. Gulungan bersama-sama beberapa filamen menjadi satu disebut benang filamen. Proses pabrikasi utama pembuatan fiber adalah spinning. Dalam beberapa kasus polimer akan meleleh atau larut dalam larutan pelarut dan dihasilkan bentuk filamen.

18

Gambar 2.19 Skema 3 jenis pengerjaan Spinning

Gambar 2.20 Proses pengerjaan dengan Spinning

19

Gambar 2.21 Penggulungan fiber dalam Spinning

Gambar 2.22 Skema produksi fiber polyacrylonitrile dengan Spinnging

20

Gambar 2.23 Mesin pengerjaan Spinning Contoh Produk yang dihasilkan dari proses Spinning adalah jaring, benang layangan, jala ikan.

Gambar 2.24 Contoh produk hasil pengerjaan Spinning 2.2.9 Blown Film Blown film extrusion adalah proses pembuatan lembaran plastic untuk kebutuhan pengepakan di industry. Mesin ini memproses plastic dengan cara menarik plastic melalui circular die, dan metode ini adalah metode umum dalam pembuatan plastic yang dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam macam jenis pengepakan dan laminasi. Plastik cair ditarik melalui sebuah die di dalam mesin untuk dibentuk manjadi sebuah pipa yang tipis. Pipa tipis ini akan ditiup oleh udara sehingga pipa ini seperti balon, lembaran panas dari plastic kemudian didingainkan dengan menggunkan udara dingin dan kemudian diratakan. Jenis resin yang digunakan adalah HDPE, LLDPE, LDPE, dll.

21

Gambar 2.25 Diagram pengerjaan plastik dengan blown mold

Gambar 2.26 Skema sederhana blown mold 22

Gambar 2.27 Contoh mesin blown mold

Gambar 2.28 Contoh produk hasil blown mold 2.3 Proses Pengerjaan Pada Thermosetting 2.3.1 Hand Lay Up Proses ini adalah proses pengerjaan yang termurah, dimana disini kita hanya membutuhkan model sebagai cetakan dan beberapa peralatan lainnya seperti kwas, Roll busa, Roll grip terbuat dari PTFE, PE, atau Alumunium.

23

Gambar 2.29 Pengerjaan plastik dengan hand lay up Cara mengerjakannya: 1.Siapkan cetakan. Cetakan biasanya terbuat dari kayu, gips, atau metal. 2.Lapisi cetakan dengan bahan pemisah. Bahan pemisah ini nanti akan menjaga jangan sampai resin melekat pada cetakan. 3.Lapisi cetakan dengan resin dengan menggunakan kwas. 4.Setelah resin, lapiskan potongan serat gelas dalam bentuk lembaran, ditekan juga dengan menggunakan roll. Untuk mendapatkan ketebalan yang diinginkan tinggal mengulang urutan seperti diatas, hanya tidak perlu lagi melapiskan bahan pemisah. Pengerasannya pada temperatur kamar atau dalam ruangan khusus yang dipanaskan pada 40-60C. Adapun ciri-ciri dari proses pengerjaan ini, diantaranya: untuk produk dengan jumlah yang sedikit, bagian luar produk halus, dan bagian dalam produk tidak presisi. Sebagai contoh: papan luncur/perosotan, bak mandi, kursi pada bus,dll.

2.3.2 Reaction Injection Moulding (RIM) Untuk pengerjaan dengan proses injeksi ini dibutuhkan cetakan tertutup. Kemudian dengan vakum atau dengan tekanan campuran resin diinjeksikan kedalam cetakan. Pengerasan bisa dengan suhu kamar atau langsung bila cetakannya dari metal dipanaskan pada cetakannya.

24

Gambar 2.30 Pengerjaan plastik dengan RIM

2.3.3 Cetak Tekan (Compression Moulding) Prinsip cetak tekan dapat dilihat pada gambar,sejumlah bahan dimasukan dakam cetakan logam yang telah dipanaskan terlebih dahulu.Ketika cetakan ditutup, bahan yang telah lunak tertekan shg mengalir mengisi rongga cetakan.Bahan yang digunakan dapat berupa serbuk atau tablet pembentuk.Tekanan yang lazim digunakan berkisar antara 0,7 sampai 55 Mpa,tergantung pada bahan yang digunakan dan bentuk produk.Suihunmya berkisar antara 120 hingga 205C. Panas sangat penting bagi termoseting, karena pertamatama diperlukan untuk plastisasi, kemudian untuk polimerisasi atau pengerasan. Serbuk uintuk dipanaskan secara merata suatu hal yang cukup sulit karena daya hantar panas bahan tidak baik. Suatu siklus pemanasan dan pendinginan cetakan yang cepat akan menimbulkan kesulitan. Produk mungkin cacat sewaktu dikeluarkan bila pendinginan cetakan tidak sempurna.Ada berbagai macam jenis mesin press hidrolik mulai dari yang dikendalikan oleh tangan sampai dengan yang otomatis. Fungsi dari pres ialah memberikan tekanan dan panas yang ckp sekaligus sehingga terjadi plastisasi yang sempurna dari bahan. Panas yang diperlukan dapat dialirjkan melalui pelat pemanas, atau langsung dari ua, cairan yang dipanaskan, listrik, atau arus berfrekuensi tinggi.

25

Gambar 2.31 Proses dengan reaction injection molding 2.3.4 .4 Cetak Transfer (Transfer Moulding) Pada cetak transfer, serbuk termoseting atau benda prabentuk diletakan pada tempat tersendiri atau dalam ruang tekanan di atas ronnga cetakan.Pada proses ini bahan mengalami plastisasi akibat at panas dan tekanan dan di injeksikan ke dalam rongga cetakan, sebagai cairan panas, disini bahan tersebut kemudian mengalami pengerasan.

Gambar 2.32 Proses cetak transfer

26

Gambar 2.33 Siklus pengerjaan plastik dengan transfer mold

2.3.5 Spraying Pengerjaan gerjaan plastik dengan cara spraying menggunakan suatu alat penyemprot yang dikendalikan oleh seorang operator atau control computer, dan hal ini merupakan hal yang cukup popular yang digunakan sejak pertengahan abad 21. Hal ini dimungkinkan dengan secara hati-hati hati meregulasikan deposit material dan akan sangat efektif dalam pembentukan plastik di industry. Pembuatan produk dengan cara spraying sering digunakan sebagai komponen pendukung untuk struktur solid dan aplikasi lainnya. Alat penyemprot itu sendiri biasanya dilengkapi dengan mekanisme yang dapat memotong serat fiber menjadi helaian helaian-helaian, yang kemudian didistribusikan sepanjang permukaan cetakan. Kemajuan teknologi dengan cara spraying telah terbukti lebih efisien dan merupakan sistem penyemprotan yang lebih bersih, dengan mengurangi emisi stirena, kapasitas penyemprotan yang lebih besar dan keseragaman lebih baik diantara polam penyemprotan. Alat penyemprot dihasilkan dengan konfigurasi yang bermacam bermacam-macam, masing-masing dengan

kemampuan yang berbeda-beda.

27

Gambar 2.34 Pengerjaan plastik dengan cara spraying Produk yang dihasilkan dari proses pengerjaan ini adalah kolam renang, rak piring, bagian belakang wajan.

Gambar 2.35 Contoh produk hasil pengerjaan spraying

2.3.6 Casting (Pengecoran) Bahan termoset yang dicor antara lain adalah phenol, polyester, epoksi dan resin alyl. Yang terakhir ini sangat cocok untuk lensa optik dan penggunaan lainnya yang memerlukan plastik yang sangat jernih. Resin ini mudah dicor karena memiliki sifat fluiditas yang baik. Akrilik digunakan untuk mengecor benda yang tembus cahaya dan lembaran Plastik di cor apabila jumlah tidak seberapa. Sering kali dibuat cetakan terbuka dari timah hitam dengan menceluokan mandril baja dengan bentuk tertentu dalam timah hitam cair yang kemudian dilepaskan setelah membeku. Dapat digunakan inti timah hitam, adukan semen atau karet bila diperlukan. Cetakan yang kosong dibuat dengan cara pengecoran slush-casting :yaitu bahan baku dituang dalam cetakan, lalu kelebihannya dikeluarkan kembali. Benda padat dapat dibuat dengan menggunakan cetakan dari adukan semen,gelas, kayu, logam, atau karet sintetis. 28

Cetakan, baik untuk proses kompresi atau proses injeksi dibuat dari baja yang telah mengalami perlakuan panas. Pembuatan cetakan memerlukan pemesinan dan presisi yang sama dengan cetakan untuk pengecoran tekan pada logam terdapat perbedaaan dalam konstruksi karena ciri khas bahan yang diproses, diantaranya : a. Diperlukan tirus dan sudut-sudut untuk memudahkan pengeluaran benda dari cetakan. b.Pen ejector hendaknya ditempatkan di titik-titik dimana jejak pen tersebut tidak menggangu. Plastik menglami penyusutan antara 0,003 hingga 0,009 per milimeter (0,3-0,9%), itupun tergantung pada jenis bahan dan cara pemrosesan. Ada dua jenis cetakan tekan, yaitu : a. Cetakan Tangan Cetakan ini diisi dan dibongkar di atas bangku. Pada pres terdapat sarana pemanasan dan pendinginan. b.Cetakan Semi Otomatis Cetakan ini terpasang kokoh pada mesin pres dan dipanaskan atau didinginkan oleh pelat. Pada waktu cetakan membuka, benda dikeluarkan secara otomatik dari cetakan jenis tunggal ataupun ganda. Cetakan injeksi terdiri dari dua bagian, satu bagian yang terpasang dan bagian lainnya yang dapat digerakan. Permukaaan kedua bagian ini diselesaikan dengan teliti dan saling menutupi dengan tepat. Ruang cetak harus sentral terhadap saluran turun pada cetakan tetap sehingga bahan dari tekanan diteruskan secara merat. Pen pemandu dilekatkan pada belahan cetakan. Namun, sebaliknya diusahakan agar bagian luar dari benda cetak terdapat di belahan cetakan tetap. Pada proses pendinginan bahan cenderung menyusut dan terlepas dari dinding cetakan, produk kemudian dapat dikeluarkan bila cetakan dibuka. Produk yang masih melekat pada inti belahan cetakan yang dapat bergerak, dikeluarkan dikeluarkan dengan menggerakan mekanisme ejector. Pada cetakan injeksi terdapat saluran pendingin pada kedua belahan cetakan agar dapat dijaga suhu benda cetak yang uniform yang umumnya terbuat dari bahan termoplastik. Bahan didesak masuk ke dalam cetakan di bawah tekanan 30 sampai 275Mpa dan memasuki ruang cetak pada suhu sekitar 50C. Benda dikeluarkan oleh pen ejector atau pelat setelah cetakan terbuka.Inti yang diperlukan diletakan pada belahan cetakan yang bergerak. 29

Karena ena penyusutan, ada kecenderungan dari produk untuk melekat pada inti, sehingga memudahkan pengeluarannya dari belahan cetakan tetap ketika cetakan dibuka. Saluran udara yang memungkinkan keluarnya udara yang terperangkap sangat kecil dan dibuat sedemikian sehingga memudahkan keluarnya kelua udara dengan cepat.

Gambar 2.36 Skema perubahan sistem plastisol dari dispersi liquid ke solid

30

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan Tidak dapat disangkal lagi bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia modern sekarang ini pasti selalu ditemani oleh kehadiran barang dengan material plastik, baik pergi ke kantor, ke sekolah, pariwisata, atau sedang diam di rumah pun barang bermaterial plastik selalu menemani segala bentuk kegiatan manusia, karena plastik merupakan barang yang sangat penting dan berguna baik dalam proses belajar mengajar, komunikasi, transportasi dan lain-lainnya. Jenis-jenis material plastik yang bermacam-macam, baik itu bentuk, komposisi yang dimilikinya, dan berjuta-juta kegunaannya untuk manusia, menyebabkan terlahirnya bermacam-macam cara dalam pembuatannya / pengerjaannya. Setiap pengerjaannya ini dilakukan dengan cara yang berbeda-beda pula, dilihat dari sifat dan komposisi plastik dan juga kegunaan yang dapat dihasilkan dari plastik yang bermcam-macam tersebut.

3.2 Saran Dengan banyaknya kegunaan yang dihasilkan oleh barang bermaterial plastik untuk kepentingan manusia, dan banyaknya pula populasi manusia yang hamper semuanya menggunakan plastik, seharusnya dibangun industri-industri yang memproduksi barang berbahan plastik, yang akan membawa keuntungan yang juga akan melimpah ruah, namun dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup untuk pengerjaannya.

31

DAFTAR PUSTAKA

Indrawibawa, Nyoman. 2009. Pengetahuan Bahan Plastik. Bandung : Polman

TecRep Engineering. 2003. Thermoplastic blow mold. http://www.tecrep.com/ thermoplastic_blowmold.asp (27Mei 2010)

TecRep Engineering. 2003. Thermoplastic Gas Inject. http://www.tecrep.com/ thermoplastic_gasinject.asp (27Mei 2010)

TecRep Engineering. 2003. Thermoplastic profile. http://www.tecrep.com/ thermoplastic_profile.asp (27Mei 2010)

TecRep Engineering. 2003. Thermoplastic rotate. http://www.tecrep.com/ thermoplastic_rotate.asp (27Mei 2010)

TecRep Engineering. 2003. Thermoplastic shortinject. http://www.tecrep.com/ thermoplastic_shortruninject.asp (27Mei 2010)

TecRep Engineering. 2003. Thermoset Resin Transfer Molding. http://www.tecrep.com/thermoset_resin.asp (27Mei 2010) The All India Plastics Manufacturers. 2010. Plastic Process. http://www.aipma.net/info/plasticprocess.htm (27 Mei 2010) Thomas Net. 2010.Spray-Up Plastic Molding. http://www.thomasnet.com/articles/custom-manufacturing-fabricating/sprayplastic-molding (27 Mei 2010)

iv

You might also like