You are on page 1of 21

LAPORAN PRATIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI I

STUDI PREFORMULASI SEDIAAN FARMASI

Disusun oleh : Yolanda Agnes Skolastika Feranda Gita Mentari Aditya Christian F. (1181141 ) (118114158) (118114160) (118114161)

Kelompok Tanggal Pratikum PJ Laporan

: B3 : Senin, 4 Maret 2013 :

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2012

PERCOBAAN I STUDI PREFORMULASI SEDIAAN FARMASI

A. TUJUAN Mampu mengenal, memahami, dan melakukan studi preformulasi sediaan farmasi B. PENYAJIAN DATA 1. Pengamatan Umum a. Paracetamol Warna Bau Bentuk awal : putih : tidak berbau : hablur Bentuk Perbesaran Panjang Lebar b. Natrium Salisilat Warna Bau Bentuk awal : putih kecoklatan : khas manis : serbuk Bentuk Perbesaran Panjang Lebar c. Sulfamerazin : tak beraturan : 10 x 10 : 72 m : 44,8 m : oval tak beraturan : 10 x 10 : 40,6 m : 24 m

Warna Bau Bentuk awal

: putih : tidak berbau : hablur Bentuk Perbesaran Panjang Lebar : tabung : 10 x 10 : 18,4 m : 7,6 m

d. Asam Salisilat Warna Bau Bentuk awal : putih : khas : serbuk Bentuk Perbesaran Panjang Lebar e. Oleum Arachidis Warna Bau Bentuk awal : kuning jernih : khas minyak : cair minyak Bentuk Perbesaran Panjang Lebar : bintik-bintik : 10 x 10 : 11,2 m : 5,2 m : oval : 10 x 10 : 42,8 m : 6,6 m

2. Penelusuran Pustaka Karekteristik bahan aktif dan eksipien yang digunakan meliputi : 1. Tablet Paracetamol a. Paracetamol Rumus kimia Pemerian : C8H9NO2 dengan BM 151,6 : Serbuk atau hablur putih atau agak putih kekuningan; tidak berbau; rasa sedikit pahit Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N; mudah larut dalam etanol Titik lebur : 168 - 172 C (Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995). Berat jenis Inkompatibilitas Stabilitas : 1,29 g/cm3 : Agen pengoksidasi yang kuat

: Stabil. Mudah terbakar. Sensitif terhadap cahaya. Bereaksi dengan aspirin.

Penyimpanan : Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah di tempat yang sejuk berventilasi (www.ScienceLab.com , 2012). b. Amilum (Zat Pengikat) Rumus molekul : (C6H10O5)n BM : 50.000 160.000 PH : 5,5 6,5 untuk 2% b/v Fungsi : Glidan, diluen, binder, disinteran Kompresibilitas : -

Densitas :Distribusi partikel : 10 100 m Rentang : 2 -3 2 m Kelarutan : Praktis tidak larut etanol dingin dan dalam air dingin Organoleptis : serbuk, putih hampir putih dan pahit.Flowability : 10,8 11,7 jagung. Stabilitas dan penyimpanan : amilum yang kering dan tidak dipanasi stabil jika terlindung dari cahaya saat digunakan sebagai pelincir atau disintegran pada sediaan padat, amilum dipertimbangkan sebagai bahan inert dibawah kondisi penyimpanan normal. Namun larutan amilum yang dipanaskan atau pasta amilum secara fisik tidak stabil dan rentan serangan mikroorganisme Amilum harus disimpan dalam wadah tertutup rapat ditempat sejuk dan kering. (Farmakope Indonesia edisi III, 1979). g/s pati

c. Mg Stearat ( Lubrikan) Senyawa magnesium dengan campuran asam-asam organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari magnesium palmitat dalam berbagai perbandingan mengandung setara dengan tidak kurang dari 6,8 % dan tidak lebih dari 8,3 % MgO. Pemerian : serbuk halus, putih, bau lemak khas, mudah melekat dikulit, bebas dari butiran. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, etanol (95%) P dan dalam eter P. sukar larut dalam benzene dan etanol (95%). Magnesium stearat digunakan sebagai bahan pelicin (lubrikan) dalam kapsul dan tablet dengan konsentrasi 0,25% - 5,0% w/w. (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995).

2. Suppositoria Natrium Salisilat a. Natrium Salisilat Rumus kimia : C2H5NaO3 dengan BM 160,10

Pemerian

: Serbuk mikrohablur atau amorf, tidak berwarna atau merah muda lemah; tidak berbau atau bau khas lemah

Kelarutan

: Mudah larut secara lambat dalam air dan gliserin; sangat mudah larut dalam air mendidih dan dalam etanol mendidih; larut lambat dalam etanol (Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995).

Berat jenis Titik lebur

: 160,11 g/cm3 : 62 65 C

Inkompatibilitas : Oksidator kuat (www.ScienceLab.com , 2012). b. PEG 6000 Rumus kimia Berat jenis Titik lebur Kerapatan : HO(C2H4)nH dengan BM 6000 : 1,101 g/cm3 : 131 - 140 C :>1

Inkompatibilitas : Agen pengoksidasi Toksikologi : LD50 (oral, rat) 50000 mg/kg; LD50 (intraperitoneal, rat) 6790 mg/kg (MSDS PEG 6000, 2010). 3. Suspensi Sulfamerazin a. Sulfamerazin Rumus kimia Pemerian : C11H12N4O2S dengan BM 264,30 : Serbuk atau hablur putih atau agak putih kekuningan; tidak berbau; rasa agak pahit; stabil di udara, tetapi perlahan-lahan menjadi gelap pada pemaparan terhadap cahaya.

Kelarutan

: Sangat sukar larut dalam air; agak sukar larut dalam aseton; sukar larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam eter dan dalam kloroform.

Jarak lebur

: 234 - 239 C (Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995).

Kelarutan air : 330 g/l Toksikologi : LD50 (oral, Mouse) 10000 mg / kg; LD50 (oral, Rat) 14000 mg / kg (MSDS Sulfamerazin, 2006).

4. Unguenta Asam Salisilat a. Asam Salisilat Rumus kimia Pemerian : C7H6O3 dengan BM 138,12 : hablur putih; biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk hablur halus putih; rasa agak manis, tajam dan stabil di udara. Bentuk sintesis warna putih dan tidak berbau. Jika dibuat dari metil salisilat alami dapat berwarna kekuningan atau merah jambu dan berbau lemah mirip mentol. Kelarutan : sukar larut dalam air dan dalam benzene; mudah larut dalam etanol dan dalam eter; larut dalam air mendidih; agak sukar larut dalam kloroform. (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995).

pH Titik lebur Titik didih

: 2,4 (larutan jenuh) : 157-159C : 211C pada 1.013 hPa

Penyimpanan

: simpan pada + 15C hingga 25C

Inkompatibilitas : oksidator kuat, senyawa yang mengandung iron Toksikologi : toksisitas oral akut (LD50 tikus : 1250-1580 mg/kg), toksisitas inhalasi akut (LC50 tikus : > 0,9 mg/l) dan toksisitas kulit akut (LD50 tikus : > 2000 mg/kg) (Marck Indonesia, 2007). b. Vaselin Pemerian : Jelly berwarna; massa seperti lemak; berfluoresensi sangat lemah walaupun setelah melebur; tidak berbau; tidak berasa Kelarutan : Tidak larut air; mudah larut dalam benzena, dalam karbon disulfida, dalam kloroform; larut dalam eter, heksana, dalam minyak lemak dan minyak atsiri; tidak larut dalam etanol dingin dan etanol panas Titik leleh : 38 - 60C (100F) (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995). Titik didih Tekanan uap Kelarutan dalam air Stabilitas kimia Inkompatibilitas Penyimpanan : 343C (650F) : < 1 mmHg : tidak larut : stabil dalam kondisi normal : dapat bereaksi dengan oksidator kuat : hindari panas/pembekuan yang berlebihan, jangan disimpan dekat dengan sumber, tempatkan pada wadah tertutup rapat dan di tempat yang sejuk (Making cosmetics.com, 2007). c. Cera Flava

Pemerian

: Padatan berwarna kuning sampai coklat keabuan; berbau seperti madu; agak rapuh bila dingin; bila patang membentuk granul

Kelarutan

: Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol dingin; larut sempurna dalam kloroform, eter, minyak lemak, minyak atsiri; larut sebagian dalam benzena dan karbon disulfida dingin; pada suhu 30 C larut sempurna dalam benzena dan karbon disulfida dingin (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995).

Titik leleh Penyimpanan

: 62 65 C : Simpan pada wadah tertutup rapat, tempat sejuk , jauh dari sumber panas, jauhkan dari api

Stabilitas kimia Inkompatibilitas Toksikologi

: Stabil dalam kondisi normal : Hindari kontak dengan oksidator kuat : Toksisitas akut oral akut (LD50 : > 2000 mg/kg) (Caelo, 2011).

d. PEG 400 Rumus kimia Pemerian Kelarutan Titik lebur Berat jenis : C2H4.H2O dengan BM 380 - 420 : Cairan kental jernih, tidak berwarna, bau khas lemah, agak higroskopis : Larut dalam air, etanol, aseton, dan hidrokarbon aromatik; tidak larut dalam eter, dan hidrokarbon alifatik : 4 8 C : 1,110 1,140 (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995).

pH

: 4,5 - 7,5 (5% soln)

Stabilitas kimia : Stabil Inkompatibilitas : Oksidator kuat Penyimpanan : simpan pada suhu kamar (Fisher Scientific, 2011). e. PEG 4000 Rumus kimia Pemerian : H(OCH2CH2)nOH dengan BM 4000 : Bentuk padat; tidak berbau; tidak berasa; putih gading; licin seperti plastik Kelarutan : Mudah larut dalam air, aseton, etanol 95 %, kloroform, etilen glikol monoetil eter; tidak larut dalam eter dan heksana pH : 4,4 7,5 (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995). Titik lebur Kelarutan dalam air Penyimpanan : 18-36 C : Tidak larut air : Tertutup sangat rapat, simpan di tempat yang kering pada suhu kamar (+15 C hingga +25 C). (Caelo, 2011). 5. Emulsi Oleum Arachidis a. Oleum Arachidis Pemerian Titik lebur Kelarutan dalam air PH : Padat, putih, tidak berbau : 40 C : Tidak larut : Pada 20C, netral

Penyimpanan

: Tertutup sangat rapat, simpan di tempat yang kering pada suhu kamar (+15 C hingga +25 C) (Caelo, 2011).

b. CMC Na Pemerian Kelarutan : Serbuk atau granul, putih sampai krem, higroskopis : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan kolodial; tidak larut dalam etanol, dalam eter, dan pelarut organik lain pH : 6,5 8,5 (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995). Inkompatibilitas : Oksidator kuat, asam kuat, basa kuat Penyimpanan : Simpan di tempat yang sejuk, kering dan berventilasi baik. Jauhkan dari panas, percikan api dan api. Simpan pada wadah tertutup.Hindari kontaminasi dengan kelembaban. Penyimpanan lama dapat mengakibatkan lumping atau caking. Lindungi dari sinar matahari langsung. (Brenntag Canada Inc, 2011). c. Tween 80 Pemerian pH Boiling Point Kelarutan air : Cairan kental, kuning jernih sampai kuning :6 (10% aq.sol.) : 100C : 100 g / L

Stabilitas kimia : Stabil di bawah suhu normal dan tekanan. Inkompatibilitas : Oksidator kuat, basa, garam dan logam berat. Penyimpanan : simpan di tempat yang sejuk dan kering. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Simpan di sekitar 20 C. (Fisher Scientific, 2011). d. Span80

Pemerian Solubilitas

: Cair kental, kemerahan-kuning : larut dalam etanol, isopropanol, mineral, minyak sayur. Dan tidak larut dalam air, aseton, propylenglygocol.

Stabilitas Inkompatibilitas Penyimpanan

: Bahan ini stabil jika disimpan dalam kondisi yang tepat. : reaktif dengan oksidator kuat. : jauhkan dari panas. Bila tidak digunakan, wadah ditutup erat dan simpan dalam tempat yang kering sejuk. Hindari panas dan cahaya yang berlebihan. (TCI America, 2010).

6. Theophylin Rumus kimia Pemerian Kelarutan : C7H8N4O2 dengan BM 198,18 : Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa pahit; stabil di udara : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam air panas; mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam amonium hidroksida; agak sukar larut dalam etanol, kloroform, dan eter Titik lebur : 270 - 274 C (Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995). Kelarutan air Toksikologi : 7400 mg/l : LD50 (oral, mouse) 235 mg / kg; LD50 (oral, rat) 225 mg / kg; LD50 (oral, rabbit) 350 mg / kg (MSDS Theophylline, 2011).

7. Larutan Ringer Laktat a. Natrium Laktat

Rumus kimia Pemerian Kelarutan Jarak didih pH Berat jenis Stabilitas

: C3H5O3Na in H2O dengan BM 100,0 : Cairan; agak kuning; rasa manis; tidak berbau : Mudah larut dalam air : 112 C : 7,0 : 1,32 : Secara kimiawi stabil selama bertahun-tahun jika disimpan di bawah kondisi dingin. Pengujian ulang sebelum digunakan dianjurkan setelah tiga tahun (MSDS Sodium Lactate, 2010).

b. Natrium Clorida Rumus kimia Pemerian : NaCl dengan BM 58,44 : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur putih; rasa asin Kelarutan : Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam air mendidih; larut dalam gliserin; sukar larut dalam etanol (Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995). pH Berat jenis Tekanan uap Titik lebur Titik didih Kelarutan air :68 : 2,17 : 0,1 kPa (1 mmHg) : 800,9 C : 1413 C : 36 g/l

Incompatibilities : Asam, lithium, trifluorida bromin

Toksikologi

: LD50 (oral, rat) > 21000 mg / kg (MSDS Sodium Chloride, 2008).

c. Kalium Clorida Rumus kimia Pemerian : KCl dengan BM 74,55 : Hablur bentuk memanjang, prisma, atau kubus; tidak berwarna atau serbuk granul putih; tidak berbau; rasa garam; stabil di udara Kelarutan : Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam air mendidih; tidak larut dalam etanol (Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995). pH Berat jenis Titik lebur Titik didih :68 : 1,987 : 773 C : 1500 C

Incompatibilities : Trifluorida brom, chlorine, oksida kalium. Toksikologi : LD50 (oral, rat) 2600 mg / kg; LD50 (oral, rabbit) 500 mg / kg; LD50 (oral, mouse) 1500 mg / kg (MSDS Potassium Chloride,2005). d. Kalsium Klorida Dihydrous Rumus kimia Pemerian Kelarutan : CaCl2.2H2O dengan BM 147,02 : Granul atau serpihan, putih, keras, tidak berbau : Mudah larut dalam air, dalam etanol dan dalam etanol mendidih, sangat mudah larut dalam air panas pH : 4,5 9,2 (Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995).

Titik lebur Kerapatan Kelarutan air Toksikologi

: 176 C : 1,85 g/cm3 : 100g/l : LD50 (oral, mouse) 1000 mg / kg; LD50 (topikal, mouse) 2630 mg / kg (MSDS Kalsium Klorida Dihidrat,2012).

8. Solutio Antikoagulan a. Acidium Citricum Anhydrous Rumus kimia Pemerian : C6H8O7.H2O dengan BM 210,14 : Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus, putih; tidak berbau; rasa sangat asam Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; agak sukar larut dalam eter (Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995). pH Titik lebur Berat jenis Toksikologi : 1,8 : 153 C : 1,540 : LD50 (oral, rat) 5040 mg / kg (MSDS Acidium Citricum Anhydrous, 2011). b. Natrium Citrate Tribacium Anhydrous Rumus kimia Pemerian Kelarutan : Na3C6H5O7.5H2O dengan BM 294,1 : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur, putih : Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih; tidak larut dalam etanol (Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995).

pH Titik lebur Titik didih Kelarutan air

: 7,5 - 9 : > 300 C : 1500 C : 29,4 g/l (MSDS Natrium Citrate Tribacium Anhydrous, 2008).

c. Glucose p.i Anhydrous Rumus kimia Pemerian : C6H12O6.H2O dengan BM 180,16 : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih; tidak berbau; rasa manis Kelarutan : Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih; larut dalam etanol mendidih; sukar larut dalam etanol (Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995). Titik lebur Titik didih Kelarutan air Kerapatan Toksikologi : 146 C : 500 C : 470 g/l : 630 kg/m3 : LD50 (oral, mouse) 25800 mg / kg (MSDS Glukosa Anhidrat, 2007). C. PEMBAHASAN 1. Pengamatan Umum Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dari setiap zat aktif diperoleh sifat fisik yang terdiri dari bentuk, warma, bau, dan ukuran partikel. Paracetamol berwarna putih, tidak berbau, bentuk awal hablur, pengamatan bentuk pada mikroskop yaitu oval tak beraturan. Ukuran partikel parasetamol, dari panjang yaitu 40,6 m dan lebarnya yaitu 24 m dengan perbesaran 10 x 10.

Natrium salisilat berbau khas manis dan berwarna putih kecoklatan. Bentuk awal dari natrium salisilat adalah serbuk. Setelah dilakukan pengamatan bentuk pada mikroskop, berbenyuk tak beraturan dengan perbesaran 10 x 10. Ukuran partikel yang didapat panjangnya adalah 72 m dan lebarnya 44,8 m. Pada pengamatan sulfamerazin, diperoleh warna putih kecoklatan dan bau yang khas manis sulfamerazin. Bentuk awal dari sulfamerazin adalah hablur, setelah dilakukan pengamatan dengan mikroskop berbentuk seperti tabung dengan perbesaran 10 x 10. Ukuran partikel yang diperoleh panjangnya 18,4 m dan lebarnya 7,6 m. Pengamatan mikroskop asam salisilat dengan perbesaran 10 x 10 diperoleh bentuknya seperti oval dengan ukuran partikelnya panjang 42,8 m dan lebar 6,6 m. Bentuk awal dari asam salisilat berupa serbuk berwarna putih dan memiliki bau yang khas tetapi tidak menyengat. Oleum arachidis jika dilihat secara mikroskopik perbesaran 10 x 10 memiliki bentuk seperti bintik bintik dengan ukuran partikel panjang 11,2 m dan lebar 5,2 m. Bentuk awal oleum arachidis berupa cairan minyak berwarna kuning jernih seperti minyak pada umumnya dan memiliki bau khas minyak. 2. Analisis Data
a. Sediaan Tablet

Tablet adalah sediaan padat yang dibuat secara kempa - cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Selain itu juga digunakan teknik granulasi basah dalam formulasi ini, untuk senyawa paracetamol dapat diterapkan teknik granulasi basah karena sifat nya yang tahan panas. Zat pengisi dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet. Biasanya digunakan Saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii Phoshas, Calcii Carbonas dan zat lain yang cocok. Amilum dipilih sebagai eksipien (bahan pengisi) karena tidak memiliki efek teratogenik, mutagenik dan resiko toksisitas. Dengan minimnya resiko, amilum dapat digunakan sebagai eksipien tablet parasetamol tanpa meningkatkan faktor resikonya. Dari studi literatur, amilum dapat diformulasikan sebagai bahan pengikat dan Mg Stearat juga dapat diformulasikan sebagai bahan pelicin dengan paracetamol untuk pembuatan sediaan tablet karena tidak terjadi inkompatibilitas. Dalam formula tidak terdapat senyawa bersifat oksidator kuat.

Parasetamol mempunyai 2 khasiat atau kegunaan yaitu : Sebagai analgetik: obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran dan sebagai antipiretik : obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi. b. Sediaan Suppositoria Suppositoria adalah sediaan padat yang aplikasinya secara rectal, vaginal, maupun uretral. Teknik pembuatan yang digunakan adalah secara cetak menggunakan cetakan suppositoria dengan memperhatikan suhu yang diaplikasikan. Formula yang ada sudah cukup baik karena dilihat dari inkompatibilitas cenderung dengan oksidator kuat. Dalam formula tidak terdapat bahan yang bersifat oksidator kuat. Sebagai dasar suppositoria yaitu cera flava dan PEG memiliki titik lebur yang tinggi sehingga stabil dalam suhu ruang. Natrium salisilat ini dapat digunakan sebagai anti nyeri pada wasir. c. Sediaan Suspensi Suspensi adalah sediaan cair yang mana obat terdispersi dalam larutan pembawa secara tidak sempurna. Dalam pembuatan suspensi ini digunakan zat pembasah untuk menyelimuti serbuk obat yang tidak terbasahi. Jika ditinjau dari data yang ada, suspensi dengan zat aktif sulfamerazin ini inkompatibilitas nya dengan senyawa lain sangat kecil atau hampir tidak ada sehingga sulfamerazin ini sangat fleksibel jika diformulasikan dengan senyawa eksipien. Untuk CMC Na memiliki inkompatibiitas dengan asam kuat tetapi pada formula digunakan asam organik lemah yaitu asam sitrat sehingga frekuensi terjadi inkompatibilitas sangat kecil. d. Sediaan Unguenta Unguenta adalah sediaan semisolid yaitu semi padat (sangat viskos). Formula sediaan unguenta ini diutamakan selain zat obat juga pada basis yang digunakan. Formula yang digunakan sudah baik karena tidak ada yang bersifat oksidator kuat. Setiap bahan yang digunakan bersifat inkompatibilitas terhadap oksidator kuat. e. Sediaan Emulsi Emulsi adalah sediaan semisolid tetapi viskositas nya lebih rendah dari unguenta sehingga memungkinkan untuk memiliki daya alir yang sangat kecil. Emulsi ada dua yaitu sistem air dalam minyak dan minyak dalam air. Bahan yang harus ada dalam emulsi yaitu fase air, fase minyak dan emulgator. Formula yang digunakan oleum arachidis sebagai fase minyak, CMC Na sebagai

emulsifying agent dan akuades sebagai fase air. Untuk formula yang laim digunakan emulgator berupa campuran dari dua emulgator yaitu Span 80 (Sorbitan oleat 80) dengan Tween 80 (polisorbat 80). Span 80 maupun Tween 80 memiliki inkompatibilitas dengan oksidator kuat sedangkan dalam formula tidak terdapat senyawa oksidator kuat maka tidak terjadi inkompatibilitas. Dalam pembuatan emulsi lebih ditekankan pada daya emulgator, seberapa besar emulgator dapat menyatukan fase air dan fase minyak dan bersifat stabil. f. Sediaan Steril Sediaan steril ini merupakan sediaan dengan syarat tingkat kesterilan yang tinggi karena aplikasinya pada tempat yang sensitif misalkan selaput mata. Pada sediaan injeksi aminofilin 2,4% digunakan formula teofilin, etilendiamin dan akuades. Teofilin bersifat asam dan etilendiamin bersifat basa maka dalam formulasi ini akan terbentuk garam aminofilin yang terlarut dalam aqua p.i. Aqua p.i ini merupakan akuades yang telah dilakukan 2 kali penyaringan dan telah disterilkan. Pada pembuatan larutan ringer laktat dengan formula Natrium laktat, NaCl, KCl, CaCl2.2H2O dan aqua p.i. Natrium Laktat tidak stabil pada panas tinggi, NaCl dan KCl inkompatibilitas dengan asam. Dalam formula ini tidak terdapat senyawa bersifat asam sehingga garam natrium dan kalium dapat larut dalam aqua p.i. Natirum Laktat sebaiknya tidak disterilkan dengan panas tinggi agar tetap stabil. Pada pembuatan solutio antikoagulan dengan formula Acidum citricum 1H2O, Natrium citrate tribacium 5H2O, glucose p.i anhydrous dan aqua p.i. Jika berdasarkan data yang ada, senyawa dalam formula tidak memiliki inkompatibilitas dengan senyawa lain maka dapat digunakan formula secara fleksibel. Untuk senyawa Acidum citricum 1H 2O, Natrium citrate tribacium 5H2O, glucose p.i anhydrous memiliki sifat hidrofilik maka sangat tepat untuk dilarutkan dalam aqua p.i sebagai sediaan injeksi intravaskular. Glukosa yang digunakan disini juga disterilisasi karena glukosa adalah media yang baik untuk tumbuhnya kontaminan maka digunakan glukosa p.i anhydrous.

D. KESIMPULAN Formula yang ada dengan cara-cara yang digunakan sudah tepat dan mungkin tidak akan terjadi inkompatibilitas

E. DAFTAR PUSTAKA Archer Daniels Midland, 2010, MSDS Sodium Lactate, Archer Daniels Midland Company, USA Brenntag Canada Inc, 2011, MSDS Carboxymethyl Cellulose Gum, Affair Group, Toronto. Caesar and Loretz, 2011, MSDS Cera Flava, PEG 4000, and Oleum Arachidis, Regulation (EC) No.2001/58/EG, Caelo GmbH, Hilden Caesar and Loretz, 2011, MSDS Sulfamerazin, Regulation (EC) No. 1907/2006, Caelo GmbH, Hilden Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia edisi IV, Depkes RI, Jakarta, 51. Fisher Scientific, 2011, MSDS Tween 80 and PEG 400, A Fisher Scientific International Company, Canada Fisher Scientific, 2005, MSDS Potassium Chloride, A Fisher Scientific International Company, Canada Lexchem, 2011, MSDS Acidum Citricum Anhydricum, Regulation (EC) No. 1907/2006, Vanganelska Making Cosmetics.com, 2007, MSDS Petroleum Jelly, Making Cosmetics.com Inc Merck Indonesia, 2007, MSDS Asam Salisilat, Regulation (UE) NO.1907/2006, versi 2.6, Merck KgaA, Germany Merck Indonesia, 2007, MSDS Glukosa Anhidrat, Regulasi (UE) NO.1907/2006, Merck KgaA, Germany Merck Indonesia, 2012, MSDS Kalsium Klorida Anhidrat, Merck KgaA, Germany

NSF Reference Standards, 2011, MSDS Theophylline, An NSF International Company, USA Pastell Minerals and Ingredients, 2008, MSDS Sodium Chloride, Pastell Minerals and Ingredients, Canada Santa Cruz, 2010, MSDS PEG 6000, Santa Cruz Biotechnology Inc, Canada Sigma Aldrich, 2009, MSDS Sodium Citrate Tribasic Dihydrate, versi 3.1, Sigma Aldrich Company, Saint Louis TCI America, 2010, MSDS Sorbitan Monooleate, TCI America Company, Portland
www.ScienceLab.com , 2012 , diakses pada tanggal 4 Maret 2013

Yogyakarta, 11 Maret 2012 Pratikan,

Gita Mentari 118114160

Skolastika Feranda 118114158

Yolanda Agnes 1181141

Aditya Christian F. 118114161

You might also like