You are on page 1of 27

BAB I LAPORAN KASUS A. IDENTITAS PASIEN Nama Umur : Ny.

S : 67 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat Agama Suku Pekerjaan : Karang Waru : Islam : Jawa : pegawai swasta

Tanggal home visit : 5 September 2012 B. Anamnesis Keluhan utama Riwayat Penyakit Sekarang : : kaki dan tangan kiri lemah dan sakit digerakkan

Os merasakan kaki dan tangan tidak bisa digerakkan sejak 2 bulan yang lalu setelah bangun tidur di sore hari. Os merasakan seperti kelupuhan separuh badannya, sulit untuk digerakkan dan untuk beraktivitas terutama untuk berjalan. Os tidak ada riwayat terjatuh atau trauma sebelumnya. Os tidak merasakan pusing (-) demam (-), nyeri dada(-) penurunan nafsu makan(-), penurunan BB (-) Riwayat Penyakit Dahulu : 1. Operasi katarak mata kiri pada tahun 2010 2. Operasi katarak mata kanan dan glaucoma pada tahun 2011

3. Hipertensi + ,DM-, ginjal -, alergi -, asma-, merokok-

Riwayat Penyakit Keluarga : 1. Hipertensi : ibu pasien 2. Jantung : bapak pasien 3. Diabetes mellitus : paman dan bibi pasien

Riwayat Personal Os merupakan seorang bendahara dari suatu pabrik hasil bumi di blitar dengan tanpa masa pensiun dan aktif sampai 2 bulan terakhir ini. Selama masa kerjanya, sulit merasakan hari libur karena saat hari liburpun tetap digunakan untuk bekerja.jam kerja pasien biasanya jam 08.00 18.00 dan kadang disertai lembur. Os tidak menikah dan hidup di rumahnya sendiri dengan seorang pembantu di blitar. Saat ini Pasien tinggal dalam rumah berukuran 4x4m, ventilasi cukup baik, atap tinggi, penerangan baik, sanitasi baik, ada kamar mandi dan toilet.. Hal yang paling mengganggu pikiran pasien adalah aktivitas pekrjaan yang padat sehingga membuat pasien sulit utnuk istirahat serta kehidupan pasien yang hanya dengan pembantu di rumahnya dan ini memicu rasa kesepian pada pasien. Keadaan ekonomi pasien baik, pasien dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari secara mandiri, mempunyai rumah pribadi serta pengobatan atas penyakitnya atas biaya sendiri pula. Hubungan pasien dengan keluarga saat ini harmonis, serta dengan tetangga tidak ada masalah. Pasien merupakan umat beragama islam dan berupaya menjalan syariah islam dengan sebaik-baiknya. C. Anamnesis Sistem

Sistem syaraf pusat System respirasi

: dalam batas normal : normal, tanpa sesak napas, regular.

Sistem cardiovascular : normal, S1-S2 reguler, tanpa disertai nyeri dada dan deg-degan Sistem Gastrointestinal Sistem Urinarius Sistem Reproduksi : dalam batas normal

: dalam batas normal : dalam batas normal : terdapat kelemahan di kaki dan tangan kiri, keterbatasan

Sistem Neuromuskular

dalam gerak +, nyeri saat digerakkan, dan terasa kaku Sistem integumentum : dalam batas normal

D. Pemeriksaan Fisik Kesan Umum : sedang, composmentis. Vital sign : TD = 130/90 mmHg N = 88x/m regular, isi dan tegangan cukup. RR = 20 x/m T = afebris Mata : conjunctiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, odem -/Leher : pembesaran lnn-, peningkatan jugular vein pressure -. Paru-paru : : massa-, gerakan ketertinggalan-, retraksi -. : fremitus taktil normal kanan-kiri.

Inspeksi Palpasi

Perkusi Auskultasi :

: sonor kanan-kiri. : ronkhi basah basal -/-, wheezing -/-.

Jantung

Inspeksi Palpasi

: iktus kordis terlihat : iktus kordis teraba di SIC V agak ke kiri dari garis midclavicular

sinistra teraba d= 3 cm. Perkusi batas jantung : 1) Kanan atas : SIC II linea para sternalis kanan :

2) Kanan bawah : SIC IV linea parasternalis kanan 3) Kiri atas 4) Kiri bawah Auskultai : SIC II linea parasternalis kiri : SIC IV-V ke kiri linea midclavicular

: S1 murni S2 split , bising jantung-.

Abdomen

: : bentuk flat, massa-, sikatrik: peristaltic + : timpani, pekak beralih-, undulasi: nyeri tekan abdomen-, defans muscular-, nyeri tekan lepas-,

Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi

massa-, pembesaran-. Extremitas : hangat+, odem-.

VI. REFLEKS Kanan Fisiologis Biseps Triseps Patella Achilles Patologis Babinski Chaddock Hoffman Tromer (-) (-) (-) Kiri (-) (-) (-) Keterangan Refleks fisiologis meningkat

Refleks patologis (-)

SISTEM OTONOM BAB normal, BAK normal PEMERIKSAAN KHUSUS/LAIN a. Laseque b. Kernig c. Patrick e. Valsava test : : : : tidak terbatas tidak terbatas -/-/:-

d. Kontrapatrick : f. Brudzinski I dan II

Refleks

: Extremitas atas 5-5-3-3 + +N Extremitas bawah 5-5-2-2 + +N

Kekuatan otot Tonus Klonus Reflek patologis Reflek fisiologis

E. Pemeriksaan penunjang Dilakukan Ct Scan

F. Diagnosis banding Observasi Paralisis pasca stroke et causa hipertensi G. Aspek Biopsikososial Biologis : Merasa kaki kiri sakit dan sulit digerakkan serta kelemahan pada tangan kiri Psikis Ekonomi Social Budaya Agama : Merasa kesepian, stressor pekerjaan yang tinggi. : Dirasa cukup :Dirasa baik : Baik : Baik

H. Family Assesment Tools

i) Genogram Keluarga Ny. SJ 08 Agustus 2012

70 th

HT

Ny. SJ

HT, stroke.

HY 50 th
SJ

SMJ 46 th

Legend : HT : hipertensi St : stroke D : decision maker B : Bread winner Sj : sakit jiwa ii. Family life cycle : aging family members iii. APGAR SCORE Penilaian Saya puas masing-masing anggota sudah kewajiban seharusnya Saya puas dapat keluarga menjalankan sesuai dengan Hampir tak pernah dengan Kadang-kadang Hamper selalu

keluarga saya karena

keluarga saya karena membantu

memberikan terhadap permasalahan saya hadapi Saya puas kebebasan diberikan saya kemampuan saya miliki Saya puas

solusi yang dengan yang keluarga untuk yang dengan

mengembangkan

kehangatan/kasih sayang yang diberikan keluarga saya Saya puas dengan waktu disediakan untuk yang keluarga menjalin

kebersamaan Kriteria skor : 8-9 : fungsi keluarga sehat 4-7 : fungsi keluarga kurang sehat 0-3 : sakit Pasien tergolong dalam kategori dengan fungsi keluarga sehat di rumah yang sekarang ini, diyogyakarta V. Family screem ASPEK SOSIAL SUMBER DAYA Interaksi antar PATOLOGI pasien Tidak ada

dengan keluarga baik Interaksi pasien dengan

masyarakat baik CULTURAL Keluarga pasien memiliki Tidak ada budaya menolong saling tolongdengan

masyarakat sekitar, pasien juga merasa nyaman di lingkungannya RELIGIUS ECONOMY Pasien rajin sholat 5 waktu Keadaan mencukupi, RS. Sumber ekonomi dapat penghasilan

melakukan pengobatan di dari sepupu EDUCATION Pengetahuan penyakit cukup baik MEDICAL Kesadaran tinggi untuk berobat tentang

I. Diagnosis holistic Pasca stroke ec penyakit hipertensi pada lansia 67 tahun dengan status tidak menikah dan stressor pekerjaan tinggi.

J. Rencana Penatalaksanaan Kuratif

Farmakologis : Pemberian diuretika untuk mengurangi jumlah cairan di dalam tubuh sehingga menurunkan tekanan darah seperti vasodilator, ACE-I, dan ARB. Non-farmakologis:fisioterapi istirahat cukup. Promotif Menginformasikan kepada pasien tentang pengetahuan mengenai penyakitnya, hal-hal yang dapat memperburuk prognosis, sehingga pasien dapat ikut serta dalam penatalaksanaan penyakitnya secara mandiri. Preventif Memberikan contoh tindakan pencegahan, seperti ; Diet dengan makanan sayur, kurangi garam, dan minyak. Olahraga teratur saat tidak dalam serangan Manajemen stress untuk mengurangi kecacatan neurologis dan

mengembalikan fungsi tubuh semaksimal mungkin,

jangan terlalu kecapekan,

Rehabilitatif Management stress Sering istirahat jangan terlalu capek Giatkan beribadah Selalu ingat kepada Allah, bersyukur, dan tawakal. Rutin control ke puskesmas.

BAB II PEMBAHASAN KASUS A. ANALISIS KASUS Pada pasien ini terdiagnosis sebagai stroke et causa hipertensi. Dimana pemicu ynag dapat memperburuk keadaan adalah salah satunya tingkat stress pasien, Stress dapat meningkatkan aktivitas saraf simpatis yang kemudian dapat menyebabkan peningkatan cardiac output dan resistensi perifer, sehingga resistensi pembuluh darah makin besar dan hal ini akan memperburuk kerja jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah pasien juga 130/90 saat home visit.. B. HASIL KUNJUNGAN RUMAH Kunjungan rumah dilakukan selama dua kali. Pertemuan pertama lebih menggali mengenai anamnesis tentang penyakit pasien sendiri, masalah yang mengganggu pikiran pasien dan lebih menggali ke kehidupan pribadi serta dilakukan pemeriksaan fisik. Pertemuan kedua dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki juga dilakukan edukasi dan observasi kondisi rumah. i) Lokasi Alamat rumah pasien yaitu karang waru, didepan pasar karang waru. Jarak antar rumah agak renggang. Jalan utama hanya bisa dilewati motor dan mobil. ii) Kondisi rumah Ukuran rumah agak luas. Bangunan rumah memiliki dinding tembok, tidak bertingkat, dan atap yang tinggi. Lantai rumah dibuat dari ubin, atap rumah dari genteng. Kerapian di dalam rumah cukup karena masih terdapat barang-barang yang berserakan seperti bantal. Terdapat kursi terbuat dari busa di ruang tamu, Kamar juga terlihat baik dan rapi serta sirkulasi udara baik.

Kepemilikan barang di rumah antara lain : 1 set kursi tamu, 1 meja, 1 televisi, 1 rak, 2 ranjang, dan peralatan dapur. iii) Pembagian ruangan Rumah pasie terbagi menjadi beberapa ruangan yaitu : 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi. iv) Pencahayaan Hanya terdapat 2 ventilasi yang terdapat di ruang tamu yaitu masing-masing berukuran kira-kira 1x0,5 m. Namun, cahaya yang masuk baik, jendela tersebut terbuka ketika siang hari dan tidak ada barang yang menggangu pencahayan sebelah jendela. Pencahayaan dan sirkulasi udara baik v) Sanitasi dasar (1) Sumber air bersih Sumber air yang digunakan untuk minum, mandi dan mencuci berasal dari PAM. Jarak antara sumur dan septic tank sekitar 10m. (2) Jamban keluarga Pasien menggunakan kamar mandi sendiri, bersih, dan terkesan mudah dibersihkan. (3) Saluran pembuangan limbah Limbah rumah tangga semua disalurkan ke kolam peresapan (4) Tempat sampah Sampah dikumpulkan di tempat sampah yang diletakkan di belakang rumah, dan setiap pagi diambil oleh petugas sampah. vi) Halaman Terdapat halaman rumah dan dihiasi dengan tanaman

vii) Kandang Tidak memiliki kandang viii) Kamar mandi

Satu kamar mandi yang digunakan bersama anggota keluarga lain.

C. PERANGKAT PENILAIAN KELUARGA (i) Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah No 1 Nama S Kedudukan Jenis Anak kedua 2 V pasien Cucu dari P kakak 3 SJ pasien Pasien P 76 th SD 20th SMA Umur Pendidikan Pekerjaan keterangan SMP Tidak tetap Pembuat piala Decision maker Menderita jiwa Bread winner sakit

kelamin L 46 th

(ii) Genogram Genogram ny. SJ dibuat pada tanggal 8 Agustus 2012. Dari genogram didapatkan bahwa kakak dan anak dari kakak pasien meninggal karena penyakit yang diderita yaitu Hipertensi dan Stroke. Sedangkan pasien tinggal serumah dengan anak yang kedua dan cucu dari kakaknya. Anak kedua ini menderita penyakit jiwa sejak usia 20 tahun dan pernah rawat inap di gracia selama 3x. Sedangkan cucu nya adalah sebagai pencari nafkah di keluarga ini. (iii) Nilai APGAR keluarga

Dengan menggunakan criteria APGAR dapat didapatkan 5 fungsi pokok keluarga yang dapat mengukur sehat atau tidaknya suatu keluarga. Lima fungsi yang dinilai adalah : 1. Adaptasi Dinilai dari tingkat kepuasan anggota keluarga dalam melaksanakan kewajiban masing-masing. Pada keluarga ini didapatkan skor 1, artinya kadang-kadang pasien puas, tapi kadang kecewa. 2. Kemitraan Dinilai dari kepuasan pasien dalam pemberian solusi permasalahan yang dihadapi oleh pasien. Skornya adalah 1, pasien sering bercerita kepada anak kedua mengenai anak pertamanya, dan pasien cukup merasa lega saat bercerita, namun anaknya tidak memberikan solusi yang solutif. 3. Pertumbuhan Dinilai dari tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang diberikan untuk mengembangkan diri. Skor disini adalah 2. 4. Kasih sayang Dinilai dari kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga. Skor disini adalah 1. Pasien merasakan kasih sayang yang diberikan oleh mereka adalah cukup, tapi masih dirasa kurang karena cucu kadang sibuk oleh kerjaan. 5. Kebersamaan Dinilai dari tingkat kebersamaan dalam membagi waktu dan ruang antar keluarga. Disini skornya adalah 2.

Total skor di rumah tangga pasien ini adalah 7, yang mana interpretasinya adalah sebagai berikut: 8-10 : fungsi keluarga sehat 4-7 : fungsi keluarga kurang sehat 0-3 : fungsi keluarga yang sakit (iv)Family screem Dari alat family screem ini dapat dilihat sumber daya pasien. Secara social, budaya, agama, dan kesehatan, pasien ini termasuk memiliki sumber daya baik. Namun, dari segi ekonomi dirasakan kurang sekali, dari segi edukasi juga pasien hanya memiliki pendidikan akhir Sekolah rakyat.

D. IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi biologis dan reproduksi Pasien merupakan orang tua dari dua bersaudara. Dimana anak pertamanya sudah bekerja di Jakarta selama 3 tahun ini dan tidak ada kabar berita. Sedangkan anak keduanya tinggal serumah dan menderita penyakit jiwa namun terkontrol. Fungsi reproduksi,pasien sudah tidak menstruasi. 2. Fungsi afektif Pasien hidup serumah dengan anak kedua dan cucu dari kakak. Tidak ada konflik dalam rumah tersebut. Pasien juga mengatakan bahwa mereka sayang terhadap pasien. Namun, pasien sering ingat mengenai anak pertamanya. 3. Fungsi social

Pasien dikenal baik oleh tetangganya. Seting mengikuti kegiatan di kampong, seperti pengajian, tarawih, solat duha bersama. 4. Fungsi ekonomi Pemenuhan kebutuhan keluarga bergantung pada cucunya yang bekerja sebagai pembuat piala dan bantuan dari mushola, pemerintah, dan pabrik mangrove. 5. Fungsi religi Keluarga ini menganut agama Islam. Pasien rajin menjalankan ibadah solat lima waktu dan terkadang solat sunah. 6. Fungsi pendidikan Pendidikan akhir pasien yaitu sekolah rakyat (SD) Kesimpulan : Fungsi keluarga terganggu pada kasih sayang dan ekonomi. E. IDENTIFIKASI PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU KESEHATAN KELUARGA 1. Penggunaan pelayanan kesehatan Pasien dan anaknya merupakan pasien rutin puskesmas ngampilan. Kesadaran untuk control adalah tinggi. 2. Perencanaan dan pemanfaatan fasilitas pembiayaan kesehatan Keluarga pasien menggunakan kartu menuju sehat. F. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT No 1 2 3 4 5 Indicator Seluruh penghuni rumah tidak merokok Persalinan tenaga kesehatan ASI eksklusif Imunisasi Balita ditimbang Jawaban Ya Tidak Tidak Tidak Ya

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Sarapan pagi Makan buah dan sayur Ada kartu kepesertaan asuransi kesehatan Melakukan kebiasaan cuci tangan Melakukan kebiasaan gosok gigi Olahraga minimal 3x seminggu Jamban keluarga Air bersih bebas jentik Tersedia tempat sampah di dalam dan di luar rumah Sistem pembuangan air limbah Ventilasi Kepadatan Seluruh lantai di semen

Ya Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya

Klasifikasi : Sehat I : dari 18 pertanyaan, jawaban Ya antara 1-5 indikator Sehat II : dari 18 pertanyaan, jawaban Ya antara 6-10 indikator Sehat III : dari 18 pertanyaan, jawaban Ya antara 11-15 indikator Sehat IV : dari 18 pertanyaan, jawaban Ya antara 16-18 indikator Keluarga ini termasuk pada kategori sehat III. G. IDENTIFIKASI MASALAH KELUARGA DAN PERENCANAAN PEMBINAAN KELUARGA Penatalaksanaan pada pasien ini selain farmakologis juga penting untuk diperhatikan manajement stressnya supaya terjadi sinkronisasi sehingga terapi akan sukses. Perencanaan Terapi yang akan dilakuakn tercantum dalam table dibawah ini ;

No 1

Masalah

yang Target

Pembinaan dilakukan Farmakologis

yang :

dihadapi Biologis : CHF dan Pasien

hipertensi

digoxin,thiazide,CCB. Non farmakologis : posisi duduk, istirahat cukup, jangan

Pasien mengerti

kurang Pasien dan keluarga mengenai

terlalu capek. Pola diet garam, Memberikan informasi penyakitnya, memperburuk

rendah sayuran.

penyakit yang diderita

mengenai yang

Hal adalh

yang

paling Pasien dan keluarga pikiran harapan

prognosis. Rajin beribadah dan berserah positive, perhatiannya diri pada alihkan kepada Allah SWT. Berpikir

mengganggu

terhadap anak pertama untuk bisa pulang

hal alin, seperti pergi ke masjid, mengikuti 4 Ekonomi yang kurang Pasien pengajian, dll. Perlu untuk mensyukuri selalu nikmat

yang diberikan oleh Allah. Semua yang dimiliki hanyalah Menjelaskan di dunia titipan. bahwa

masih banyak orang yang lebih menderita daripada pasien.

H. PELAKSANAAN PROGRAM

Tanggal

Kegiatan

yang Sasaran

Hasil Didapatkan beberapa perilaku yang tidak sehat dan masalah psikis dengan pola makan yang kurang tepat.

dilakukan Sambung rasa dan Pasien pengumpulan tentang pasien mempengaruhi perkembangan penyakit, anamnesis, pemeriksaan fisik, dan kelengjapan data dan menilai kondisi rumah, edukasi. Anamnesis kembali, Pasien dan anak mengeksplorasi fungsi keluarga, data, fisik, kelengkapan pemeriksaan menghadapai stressor Melibatkan dalam hidup. anak usaha data yang keadaan

Pikiran yang paling mengganggu adalah mengenai pertamanya. anak

menilai factor resiko,

mengatasi stressor. Edukasi dan Pasien kelengkapan data

Pola

makan

dan

mengenai jiwa

anaknya

yang menderita sakit

I. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN HIDUP KELUARGA 1) Denah lokasi rumah

U
J l . K H D a h l a n

ma gro ve

Rumah Ny. SJ

Kampong

2) Denah rumah

Kamar mandi Tempat tidur ps

Ruang tamu

Kamar

dapur

J. DIAGNOSIS KEDOKTERAN KELUARGA Pasca stroke ec penyakit hipertensi pada lansia 67 tahun dengan status tidak menikah dan stressor pekerjaan tinggi.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA


PEMBAHASAN Definisi Stroke Stroke merupakan salah satu penyakit serebrovaskuler yang menjadi sebab kematian dan sebab utama cacat menahun. Stroke adalah pembentukan defisit neurologik fokal atau umum terjadi secara mendadak atas dasar gangguan peredaran darah otak serta mempunyai pola gejala yang berhubungan dengan waktu. Defisit neurologi disini adalah adanya gangguan fungsi neurologik. Mendadak menunjukkan suatu periode waktu yang singkat (beberapa menit, jam bahkan hari). Berdasarkan vaskuler berarti kelainan primernya terdapat pada peredaran darah ke otak1. Penyakit serebrovaskular dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 2 1. Penyakit oklusi: trombosis arteri atau vena yang merupakan awal terjadinya infark serebrip 2. Transient cerebral ischemic tanpa infark

3. Perdarahan: ruptur pembuluh darah, sering dikaitkan dengan hipertensi maupun malformasi pembuluh darah 4. Malformasi pembuluh darah akibat abnormalitas pembuluh darah: aneurisma 5. Penyakit degeneratif arteri yang dapat menyebabkan oklusi atau perdarahan 6. Penyakit inflamasi dari arteri Onset akut dari dari infark atau perdarahan pada penyakit serebrovaskuler biasanya berkaitan dengan penyakit vaskular dan menyebabkan gangguan fungsi otak (hemiplegi, penurunan kesadaran, dll) dan stroke merupakan salah satu diantaranya. Jadi stroke merupakan suatu sindroma yang ditandai dengan gejala klinik yang berkembang dengan sangat cepat baik gejala fokal maupun global, yang berlangsung lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa penyebab lain selain vaskular2. Klasifikasi1 Stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan stadium klinik, etiologi dan lokalisasi lesi. a. Berdasarkan etiologi 1) Infark otak 2) Perdarahan intraserebral 3) Perdarahan ekstraserebral (perdarahan subarachnoid) b. Berdasarkan stadium klinik 1. Transient Ischemic Attack (TIA): defisit neurologis dalam durasi kurang dari 24 jam. 80% dari semua TIA hilang dalam waktu kurang dari 30 menit. 2. Prolonged Reversible Ischemic Neurological Deficit (PRIND): defisit neurologi yang dapat hilang dalam waktu lebih dari 24 jam. 3. SIE (Stroke In Evolution), yaitu defisit neurologic yang bertambah berat selama beberapa jam atau hari. 4. Completed Stroke, yaitu suatu defisit neurologik yang menetap atau hanya berubah sedikit selama observasi, dan akan menghilang setelah lebih dari 3 minggu atau menyebabkan kecatatan. c. Berdasarkan lokasi lokalisasi lesi 1. Sistem karotis 2. Sistem vertebrobasiler Faktor Resiko Stroke1

A. Faktor mayor Hipertensi Penyakit jantung Diabetes Melitus Pernah stroke B. Faktor minor Hiperlipidemia Obesitas Kelainan darah Merokok Faktor resiko yang dapat dimodifikasi adalah hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, merokok, dan hiperlpidemia. Sedangkan faktor yang tidak dapat dimodifikasi adalah jenis kelamin, suku bangsa, dan genetik 3.

Perbedaan perdarahan intraserebral, infark trombosis dan emboli Perdarahan intraserebri Onset Umumnya terjadi saat beraktivitas Infark thrombosis Saat istirahat, Biasanya diawali gejala prodormal pusing (TIA dengan defisit Gejala Hemiplegi cepat terjadi neurologis Gejala berangsurangsur progresif dalam hitungan menit atau jam Emboli Terjadi saat

beraktivitas, gejala muncul dalam waktu beberapa detik atau menit

Gejala mungkin cepat terjadi, pasien biasanya sadar

Penemuan khusus

Hipertrofi jantung, hipertensi retinopati

Penyakit jantung aterosklerosis

Aritmia atau infark jantung (sumber emboli biasany dari jantung) Normal Pada fase akut adanya area avaskuler, edem, kemudian berubah Bersih

Tekanan darah Penemuan CT-scan

Hipertensi berat Peningkatan densitas, mungkin darah dalam ventrikel

Sering hipertensi Pada fase akut adanya area avaskuler, edem Bersih

CSF

Mungkin berdarah

Beberapa Penyakit Jantung yang Menyebabkan Cerebral Iskemia4 Suatu emboli biasanya masuk melalui sistem karotis, sangat jarang melalui sistem vertebrobasilaris. Sebagian besar kasus berasal dari penyakit jantung. Sebagian besar stroke secara langsung berhubungan dengan penyakit jantung. Diketahui bahwa kelainan jantung yang dapat menyebabkan stroke selalu diawali dengan TIA pada beberapa kasus. Kelainan jantung yang dapat menyebabkan gangguan fungsi otak melalui 4 jalur,yaitu: 1. Emboli yang berasal dari penyakit katup jantung, dinding jantung, dan ruang jantung. 2. Operasi jantung dapat menyebabkan kerusakan otak secara cepat atau lambat. 3. Gangguan curah jantung karena kelainan ritme yang hebat atau dekompensasi menyebabkan penurunan perfusi otak. 4. Obat-obatan yang digunakan pada gangguan sirkulasi dapat mengganggu fungsi otak. Beberapa penyakit jantung yang sering menyebabkan stroke adalah: 1) Infark miokard Infark miokard sering mengenai endokardium ventrikel kiri serta diikuti dengan penyumbatan emboli arteri otak. Infark miokard akut juga sering menyebabka trombosis mural. Infark miokard yang masif, bila mngenai septum disertai fibrilasi atrial atau payah jantung merupakan faktor risiko yang paling tinggi dalam 6 minggu pertama untuk mendapat kan stroke. 2) Penyakit katup jantung

Kelainan katup jantung misalnya stenosis mitral akibat penyakit jantung reumatik berupa valvulitis dapat menyebabkan stroke emboli. Emboli pada arteri cerebri media merupakan komplikasi tersering. 3) Kardiomiopati Kardiomiopati dapat menyebabkan emboli sistemik, paru dan otak. Trombus berkumpul pada bagian apeks ventrikel kiri dan kanan, dan emboli akan lepas dan bergerak mengikuti aliran darah ke paru atau otak. Pada infark otak terutama pada dewasa muda, yang tidak ditemukan adanya ateroma, kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung, maka mungkin faktor risiko nya adalah kardiomiopati. 4) Aneurisma jantung Aneurisma yang besar pada jantung dapat diketahui dengan melihat perubahan gambaran EKG pada pasien infark miokard, dan diagnosa pasti dapat ditegakkan dengan ekokardiografi. Adanya turbulensi pada pembuluh darah, yang akan berkembang menjadi gagal jantung kongestif dan disritmia berat, ditambah adanya fibrilasi atrial memungkinkan untuk terbentuknya trombus mural dan emboli. Dasar diagnosis 1. Dasar diagnosis klinis Adanya defisit neurologis yang mendadak berupa hemiparese sinistra, parese n.VII sinistra sentral dan parese N.XII. Pada pasien ini juga ditemukan faktor risiko stroke, yaitu hipertensi, diabetes mellitus dan riwayat stroke sebelumnya. 2. Dasar diagnosis topik

Sistem karotis dekstra: pada pasien ditemukan adanya hemiparese sinistra 3. Dasar diagnosis etiologis
Diagnosis stroke infark (nonhemoragik) ec trombus: ditemukan onset yang terjadi mendadak, pada saat istirahat, tidak disertai penurunan kesadaran, nyeri kepala(-) dan reflex patologis (-) 4. Dasar diagnosa banding

Stroke non hemoragik ec emboli: tidak ada penurunan kesadaran, tidak ada nyeri kepala. 5. Dasar diagnosis akhir

Stroke infark karena ditemukan onset yang terjadi mendadak, pada saat istirahat, tidak disertai penurunan kesadaran, nyeri kepala(-) dan reflex patologis (-). Hipertensi grade I karena TD 140/80 mmHg. DM tipe II karena ada riwayat DM tipe II dan GDS 142 mg/dl, Dislipidemia karena nilai Kolosterol: 276 mg/dl, HDLD: 31,0 Rencana penatalaksanaan selanjutnya Konsul fisioterapi Edukasi diet dan penghentian merokok Anjuran control rutin Hipertensi dan Diabetes Mellitus

DAFTAR PUSTAKA

1. Rumantir CU. Pola penderita Stroke Di Lab/UPF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode 19841985. Laporan Penelitian Pengalaman Belajar Riset Dokter Spesialis Bidang Ilmu Saraf. 1986. 2. Chusid JG, deGroot J. Correlative Neuroanatomy. 20th Edition. United States of America: Appleton & Lange, 1988. 3. Baehr M, Frotscher M. Blood Supply and Vascular Disorders of the Central Nervous System In Duus Topical Diagnosis in Neurology 4 th Completely Revised Edition. New York: Thieme, 2005. 443-445. 4. Toole JF. Cardiac Causes of Cerebral Ischemia in Cerebrovaskular Disorders 3th. New York: Raven Press, 1984.168-171

You might also like