You are on page 1of 29

SISTEMATIKA PENYUSUNAN LPPD TAHUN 2012

UU 32 / 2004 PASAL 6 dan27

PP No. 3

PP No. 6

PEMERINTAH 3 BLN SETELAH TA BERAKHIR


DPRD 3 BLN SETELAH TA BERAKHIR

EPPD

BERDASARKAN LPPD

LPPD
1. Pemerintahan Daerah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta keragaman daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk terwujudnya pelaksanaan otonomi daerah sejalan dengan upaya menciptakan pemerintahan yang bersih, bertanggungjawab sesuai dengan prinsip tata pemerintahan yang baik, maka Kepala Daerah wajib melaporkan penyelenggaraan pemerintahan daerah. LPPD, LKPJ, dan Informasi LPPD. Kepala Daerah berkewajiban menyampaikan LPPD kepada Pemerintah, dijadikan untuk keperluan pembinaan terhadap pemerintah daerah.

2.

3.

RUANG LINGKUP
LPPD mencakup penyelenggaraan: a. urusan desentralisasi (u. Wajib dan Pilihan); b. tugas pembantuan (1) utk Provinsi;
a) b) c) a) b) c) TP yang diterima dari Pemerintah; TP kepada kabupaten/kota; dan TP kepada desa TP yang diterima dari Pemerintah; TP Yang diterima dari Prmrintah Provinsi TP kepada desa

(2) utk Kabupaten.

c.

tugas umum pemerintahan.

SISTEMATIKA LPPD
1. Kata Pengantar .................. (maks.2 hal) 2. BAB I: PENDAHULUAN 3. BAB II: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) 4. BAB III: URUSAN DESENTRALISASI 5. BAB IV: TUGAS PEMBANTUAN 6. BAB V: TUGAS UMUM PEMERINTAHAN 7. BAB VI: PENUTUP.

BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Hukum (dijelaskan UU) B. Gambaran Umum Daerah 1. 1. Kondisi Geografis Daerah; batas administrasi daerah, luas wilayah, topografis dan hal lain yang dianggap perlu 2. Gambaran Umum Demografis; jumlah penduduk, komposisi penduduk menurut jenis kelamin, struktur usia, jenis pekerjaan, dan pendidikan 3. Kondisi Ekonomi;
a. Potensi Unggulan Daerah b. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB (tiga tahun terakhir)

BAB II RPJMD
A. Visi Dan Misi B. Strategi Dan Arah Kebijakan Daerah C. Prioritas Daerah

BAB III URUSAN DESENTRALISASI


A. Ringkasan Urusan 1. Anggaran, Realisasi dan Pelaksana Urusan Wajib. 2. Anggaran, Realisasi dan Pelaksana Urusan Pilihan 3. SKPD Penataan Kelembagaan. B. Prioritas Urusan Wajib C. Prioritas Urusan Pilihan D. Indikator kinerja kunci Tataran Pengambil Kebijakan Tataran Pelaksana Kebijakan

BAB III URUSAN DESENTRALISASI


PP 3/2007

A.Prioritas Urusan Wajib Yang Dilaksanakan


1. Program Dan Kegiatan 2. Tingkat Pencapaian SPM (bila belum ber SPM, didasarkan atas pencapaian program dan kegiatan) 3. SKPD Penyelenggara Urusan Wajib 4. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan, Jumlah Pejabat Struktural Dan Fungsional 5. Alokasi Dan Realisasi Anggaran 6. Proses Perencanaan Pembangunan 7. Kondisi Sarana Dan Prasarana Yang Digunakan (lengkap, kurang, mencukupi atau lainnya) 8. Permasalahan Dan Solusi . 9. Hal Lain Yang Dianggap Perlu Untuk Dilaporkan

BAB III URUSAN DESENTRALISASI


PP 3/2007

B. Prioritas Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Program Dan Kegiatan Realisasi Program Dan Kegiatan SKPD Penyelenggara Urusan Pilihan Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan, Jumlah Pejabat Struktural Dan Fungsional Alokasi Dan Realisasi Anggaran Proses Perencanaan Pembangunan Yang Dilaksanakan Kondisi Sarana Dan Prasarana Yang Digunakan (lengkap, kurang, mencukupi atau lainnya) Permasalahan Dan Solusi Hal Lain Yang Dianggap Perlu Untuk Dilaporkan

BAB IV TUGAS PEMBANTUAN


A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tugas Pembantuan Yang Diterima Dasar Hukum Instansi Pemberi Tugas Pembantuan Program Dan Kegiatan Realisasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan Sumber Dan Jumlah Anggaran Yang Digunakan SKPD Yang Melaksanakan Tugas Pembantuan Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan Kondisi Sarana Dan Prasarana Yang Digunakan (lengkap, kurang, mencukupi atau lainnya) 9. Permasalahan Dan Solusi 10. Hal Lain Yang Dianggap Perlu Untuk Dilaporkan

BAB IV TUGAS PEMBANTUAN


B. Tugas Pembantuan Yang Diberikan 1. Dasar Hukum 2. Urusan Pemerintahan Yang Ditugas pembantuankan kepada Kab/Kota Dan Desa Untuk Provinsi Atau Kepada Desa Untuk Kabupaten/Kota 3. Sumber Dan Jumlah Anggaran 4. Sarana Dan Prasarana

TUGAS PEMBANTUAN
Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

Pasal 4 PP 3/2007
(1) Penyelenggaraan tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b untuk provinsi meliputi: a. tugas pembantuan yang diterima dari Pemerintah; b. tugas pembantuan kepada kabupaten/kota; dan c. tugas pembantuan kepada desa. (2) Penyelenggaraan tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b untuk kabupaten/ kota meliputi: a. tugas pembantuan yang diterima dari Pemerintah; b. tugas pembantuan yang diterima dari pemerintah provinsi; dan c. tugas pembantuan kepada desa.

BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN


A. B. C. D. E. F. G. Kerjasama Antar Daerah Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga Koordinasi Dengan Instansi Vertikal Di Daerah Pembinaan Batas Wilayah Pencegahan Dan Penanggulangan Bencana Pengelolaan Kawasan Khusus Penyelenggaraan Ketenteraman Dan Ketertiban Umum

A. Kerjasama Antar Daerah


1. 2. 3. 4. 5. Daerah Yang Diajak Kerjasama Dasar Hukum Bidang Kerjasama Nama Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah Penyelenggara Kerjasama Antar Daerah 6. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan 7. Sumber Dan Jumlah Anggaran 8. Jangka Waktu Kerjasama 9. Hasil (Output) Dari Kerjasama 10. Permasalahan Dan Solusi 11. Hal Lain Yang Dianggap Perlu Untuk Dilaporkan

B. Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga


1. Mitra Yang Diajak Kerjasama 2. Dasar Hukum 3. Bidang Kerjasama 4. Nama Kegiatan 5. SKPD Penyelenggara Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga 6. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan 7. Sumber Dan Jumlah Anggaran 8. Jangka Waktu Kerjasama 9. Hasil (Output) Dari Kerjasama 10. Permasalahan Dan Solusi 11. Hal Lain Yang Dianggap Perlu Untuk Dilaporkan

C. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal Di Daerah


1. 2. 3. 4. 5. Forum Koordinasi Materi Koordinasi Instansi Vertikal Yang Terlibat Sumber Dan Jumlah Anggaran SKPD Penyelenggara Koordinasi Dengan Instansi Vertikal Di Daerah 6. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan 7. Jumlah Kegiatan Koordinasi Yang Dilaksanakan 8. Hasil Dan Manfaat Koordinasi 9. Tindak Lanjut Hasil Koordinasi 10. Hal Lain Yang Dianggap Perlu Untuk Dilaporkan

D. Pembinaan Batas Wilayah


1. Sengketa Batas Wilayah Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota Dan Provinsi (apabila ada) 2. Solusi Yang Dilakukan Dan Tingkat Penyelesaian (selesai, belum selesai atau perlu tindak lanjut) 3. SKPD Penyelenggara Pembinaan Batas Wilayah 4. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pang/Gol

E. Pencegahan Dan Penanggulangan Bencana


1. Bencana Yang Terjadi Dan Penanggulangannya 2. Status Bencana (Nasional, Regional/Provinsi atau Lokal/Kabupaten/Kota) 3. Sumber Dan Jumlah Anggaran 4. Antisipasi Daerah Dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah Yang Menangani Bencana 6. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan 7. Kelembagaan Yang Khusus Dibentuk Menangani Bencana (apabila ada) 8. Potensi Bencana Yang Diperkirakan Terjadi

F. Pengelolaan Kawasan Khusus


1. Jenis Kawasan Khusus 2. Status Kepemilikan Kawasan Khusus (pusat, daerah, BUMN, swasta dan atau kerjasama) Dan Dasar Hukum Penetapannya 3. Sumber Anggaran 4. Permasalahan Yang Dihadapi 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah Yang Menangani Kawasan Khusus 6. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan

G. Penyelenggaraan Ketenteraman Dan Ketertiban Umum


1. Gangguan Yang Terjadi (konflik berbasis SARA, anarkisme, separatisme, atau lainnya) 2. Satuan Kerja Perangkat Daerah Yang Menangani 3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan 4. Penanggulangan Dan Kendalanya 5. Keikutsertaan Aparat Keamanan Dalam Penanggulangan 6. Sumber Dan Jumlah Anggaran

LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 279 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN PERINGKAT DAN STATUS KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2010

PERINGKAT DAN STATUS KINERJA 3 (TIGA) BESAR PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN PROVINSI YANG BERPRESTASI PALING TINGGI SECARA NASIONAL
NO 1 2 3 NAMA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERINGKAT NOMOR 1 2 3 SKOR 2.7696 2.7570 2.6403 TINGGI TINGGI TINGGI STATUS

LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 279 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN PERINGKAT DAN STATUS KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2010

PERINGKAT DAN STATUS KINERJA 10 (SEPULUH) PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN YANG BERPRESTASI PALING TINGGI SECARA NASIONAL
NO 1 NAMA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SLEMAN PERINGKAT NOMOR 1 SKOR 3.1969 SANGAT TINGGI STATUS

2
3 4 5 6 7 8 9 10

KABUPATEN WONOSOBO
KABUPATEN BOYOLALI KABUPATEN KARANG ANYAR KABUPATEN JOMBANG KABUPATEN LUWU UTARA KABUPATEN KULON PROGO KABUPATEN PACITAN KABUPATEN SUKOHARJO KABUPATEN BOGOR

2
3 4 5 6 7 8 9 10

3.1578
3.1252 3.0968 3.0872 3.0717 3.0707 3.0631 3.0587 3.0514

SANGAT TINGGI
SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI

LAMPIRAN III KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 279 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN PERINGKAT DAN STATUS KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2010

PERINGKAT DAN STATUS KINERJA 10 (SEPULUH) PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KOTA YANG BERPRESTASI PALING TINGGI SECARA NASIONAL
NO 1 NAMA PEMERINTAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERINGKAT NOMOR 1 SKOR 3.2397 SANGAT TINGGI STATUS

2
3 4 5 6 7 8 9 10

KOTA MAGELANG
KOTTA TANGGERANG KOTA SEMARANG KOTA SAMARINDA KOTA BOGOR KOTA SUKABUMI KOTA DEPOK MOTA MAKASAR KOTA CIMAHI

2
3 4 5 6 7 8 9 10

3.2293
3.1747 3.1289 2.9815 2.9672 2.9330 2.9277 2.9256 2.9238

SANGAT TINGGI
SANGAT TINGGI SANGAT TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI

PEMBINAAN DAN FASILITASI


Pemerintah dan Pemda menindak lanjuti Hasil EKPPD dengan program pengembangan untuk meningkatkan kinerja; Dalam rangka pembinaan, Pemerintah memberikan penghargaan (award) kepada daerah yang mempunyai prestasi kinerja tertinggi guna memenuhi ketentuan sesuai dengan PP 35 tahun 2010 tentang Pelaksanaan UU nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar Tanda Jasa dan Tanda Penghormatan. Kementerian Dalam Negeri berkoordinasi dan mendorong kementerian/lembaga pemerintah non kementerian untuk menerbitkan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, untuk diimplementasikan oleh pemerintah daerah. Pemerintah mempersiapkan pembinaan dan fasilitasi secara khusus bagi daerah-daerah yang mempunyai prestasi kinerja rendah.

PARASAMYA PURNAKARYA NUGRAHA DIBERIKAN KEPADA PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH YANG PRESTASI KINERJA TERBAIK SECARA NASIONAL

SATYALANCANA KARYA BHAKTI PRAJA NUGRAHA


SATYA LENCANA KARYA BHAKTI PRAJA NUGRAHA DIBERIKAN KEPADA KDH YANG PRESTASI KINERJA TERBAIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

28

SEKIAN TERIMA KASIH


29

You might also like