You are on page 1of 24

KELOMPOK V

Anatomi dan fisiologi Prostat

Skenario
Pak jono (72 tahun) perokok berat,datang ke dokter dengan keluhan tidak bisa kencing sejak 1 hari yang lalu. Dari anamnesis dokter mendapatkan sejak 1 tahun yang lalu,Pak Jono sering kencing di malam hari sehingga mengganggu tidurnya, dan sejak 6 bulan ini pancaran kencingnya mulai melemah.Kencing menetes dan rasa tidak puas.Tidak pernah kencing berdarah maupun keluar batu.Dari pemeriksaan dokter mendapatkan pembengkakan si supra simfisis. Dokter menerapkan Pak Jono bahwa telah terjadi sumbatan pada saluran kencing, sehingga kencing tertahan tidak bisa keluar. Untuk itu dokter meminta persetujuan Pak Jono untuk di pasang kateter. Setelah kateter di pasang, keluar urine 600 ml, kemudian Pak Jono dirujuk ke RS. Di RS dokter melakukan colok dubur dan teraba prostat,konsistensi kenyal, permukaan rata dengan taksiran berat 40 gram. Dokter menyarankan untuk dilakukan operasi. Pak Jono dan keluarganya takut untuk di operasi mengingat usinya yang sudah lanjut.

Keyword
Pak Jono 27 tahun
Perokok berat Keluhan tidak kencing sejak 1 hari yang lalu

Sering kencing di malam hari


Pancaran kencing mulai melemah Kencing menetes dan rasa tidak puas Tidak kencing berdarah maupun batu keluar

PERMASALAHAN

Penyebab sering kencing di malam

hari. Penyebab pancaran kencing melemah, menetes,rasa tidak puas, dan pembengkakan di supra simfisi. Hubungan rokok dengan keluahan pasien. Indikasi operasi.

Penyebab sering kencing di malam hari.


irama sirkadian abnormal.

Cx43.

Penyebab pancaran kencing melemah, menetes, rasa tidak puas, tidak bisa kencing dan pembengkakan suprasimfisis.
Pada tahap awal setelah terjadi pembesaran prostat

terjadi penyempitan lumen uretra prostatika dan menghambat aliran urin mengakibatkan tekanan intravesikal (buli-buli harus berkontraksi lebih kuat untuk dapat mengeluarkan urin) perubahan anatomic buli-buli berupa hypertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula dan divertikel buli-buli. miksi terputus, menetes dan pancaran menjadi lemah dikarenakan detrusor gagal berkontraksi dengan cukup kuat atau cukup lama.

Hubungan rokok dengan keluhan pasien


Rokok bisa menjadi faktor yang

memperburuk atau pencetus. Rokok mengandung tar dan nikotin yang bersifat toksik sehingga dapat merusak tubuh yang menyebabkan konsentrasi darah pekat. Disamping itu asap rokok mengandung CO yang dapat mengganggu proses kenaikan Hb terhadap O2.

Indikasi operasi
Jika residu urin <100ml maka tidak perlu

dilakukan terapi/pembedahan, sedangkan jika >100ml membutuhkan terapi pembedahan.

Nama: Pak Jono

Umur: 72 tahun
Jenis Kelamin: laki-laki Pekerjaan: Keluhan utama: Keluhan tidak bisa kencing sejak 1 hari

yang lalu,sejak 1 tahun yang lalau sering kencing malam hari, dan 6 bulan ini pancaran kencingnya mulai melemah.

Diagnosis Differensial
Berdasarkan keluhan utama pasien yaitu BPH,

PROSTATITIS, DAN CA PROSTAT.

GEJALA Tidak bisa BAK sjk 1 hari yng lalu. Kencing malam hari sejak 1 thn yng lalu. Sjk 6 bln pancaran urine melemah Kencing menetes dan rasa tidak puas Tdk pernah kencing berdarah maupun keluar batu

BPH

PROSTATITIS

CA PROSTAT

Definisi

BPH adalah Pembesaran kelenjar

prostat periuretra prostat yang akan mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer.

Etiologi:
Idiopatik
BPH ada hubungan dengan meningkatnya kadar

dehidrotesttoteron ( DHT) proses aging di pengaruhi oleh humoral, GH dan sel stem

Patofisiologi
Proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan-

perubahan pada saluran kemih juga terjadi secara perlahan-lahan. Pada tahap awal setelah terjadinya pembesaran prostat, resistensi pada leher buli-buli dan daerah prostat meningkat, serta otot destrusor menebal dan merenggang sehingga timbul sakulasi atau divertikel. Fase penebalan destrusor ini disebut fase kompensasi. Apabila keadaan berlanjut, maka destrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensio urin yang selanjutnya dapat menyebabkan hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas.

lahan

Gambaran Klinisi
Gejala iritatif: sering miksi (frekuensi) terbangun pada malam hari untuk miksi (nokturia) perasaan ingin miksi yang sangat mendesak (urgensi) nyeri pada saat miksi (disuria). Gejala obstruktif: pancaran melemah rasa tidak puas setelah miksi kalau mau miksi harus menunggu lama harus mengedan kencing terputus-putus waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensi urin inkontinen karena overflow

Pemeriksaan Diagnosis
Pemeriksaan colok dubur
Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan radiologi

USG

Penatalaksanaan
Medikamentosa
Terapi bedah Tergantung Derajatnya

Komplikasi
Perdarahan.
Pembentukan bekuan Obstruksi kateter

Disfungsi seksual tergantung dari jenis pembedahan


Infeksi

TERIMA KASIH...

You might also like