You are on page 1of 5

TINGKATPENGETAHUAN IBU MENOPOUSE TENTANG OSTEOPOROSIS DI DESA X

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut data kependudukan di Indonesiapada tahun 1993 usia harapan hidup rata-rataadalah 62 tahun menjadi 70 tahun pada 2002.Pada waktu itu kelompok lanjut usia berjumlah5,2% dari seluruh penduduk Indonesia kemudian meningkat 7,2% pada tabun 2002(Ali Baziat, 1995).Khususnya pada wanita dengan makinbertambahnya usia maka akan merupakanmasalah tersendiri mulai usia 45 tahun yaituterjadi penurunan kadar hormon estrogen yang menyebabkan berhentinya haid(menopouse). Menopouse bukanlah peristiwayang terjadi mendadak, tetapi berlangsungsecara bertahap mulai dari masaklimakterium. Secara medis seorangperempuan akan dinyatakan telah mengalarni menopouse jika selama setahun tidak pemahhaid lagi. Berhentinya produksi estrogen olehindung telur akan mempengaruhikeseimbangan metabolisme zat kapur(kalsium) dalam tulang yang mana setelahmenopouse akan makin banyak kalsium yang dibuang daripada yang disimpan. Hal ini secaraberangsur akan menyebabkan tulang menjadisemakin keropos. Proses pengeroposan tulangini disebut osteoporosis. Denganmeningkatnya jumlah lansia, menjadi buktibahwa banyak yang mengalami osteoporosis. (Bazitad, 1995).Menurut Titi (2006) osteoporosis merupakansuatu penyakit yang paling umum danterutama menjadi persoalan bagi merekayang berumur dan bagi perempuan yangmemasuki masa menopouse. Tingkat kerawanan akan meningkat pada wanitapasca menopouse dengan percepatanmencapai 80% dan angka kejadianosteoporosis

pada wanita lebih tinggidibandingkan dengan pria. Satu dari tigawanita mempunyai kecenderungan terkena osteoporosis, sedangkan pria lebih kecil yaitusatu dari tujuh pria. Oleh Sarwono (2003)osteoporosis tulang belakang empat kali lebihbanyak dialami perempuan, hal inidikarenakan hilangnya kalsium dalam tulangberlangsung lebih cepat pada perempuan dibanding bahkan laki-laki.Faktor mulai pola dari hidup resiko faktor terjadinya nutrisi, osteoporosis sangatberagam, pada

genetikhormonal

sehari-hari.Penyakit

osteoporosis dapat dicegah bilamasyarakat mengetahui caranya, osteoporosis dapat dicegah dengan kombinasikonsurnsi kalsium, vitamin penyakit D dan yang olahragateratur. Ditegaskan Sarwono (2003) karena bahwawanita tidak boleh dibiarkan bertoleransidengan penyakitsampaimengancam hormon estrogen.Dalam seperti cara kehidupannya upaya yang untuk menghilangnya terbentuknya terlaksana bila pencegahan diungkap mengubah atau

osteoporosis,pengetahuan merupakan hal yang sangatpenting untuk perilakuseseorang, Sulaiman(2000) yang mengatakan upaya pencegahan hanya dapat masyarakatmengetahui adalah melalui rendah perilakuseseorang masyarakat pendidikankesehatan masih belum

penyuluhan.Dari hasil pengamatan temyata banyakdijumpai bahwa berpendidikan sepenuhnya mengertitentang menopouse dan osteoporosis.Penyuluhan kesehatan merupakan suatuproses belajar untuk mengembangkanpengertian yang benar dan sikap yang positipdari individu atau kelompok terhadap kesehatan agar yang bersangkutanmenerapkan cara hidup sehat sebagai bagiandari cara bidupnya sehari-hari. Banyak contohcontoh yang dikemukakan dimana perubahanperilaku terjadi secara kekerasan, atau karenatakut, karena adanya imbalan materi dan sebagainya.(IB dimanakita mencapai Mantra, 1997)Memang ada waktu-waktu misalnya tertentu untuk dalam harus suatu mempergunakan perubahanperilaku cara-carakekerasan tertentu,

situasiwabah dan sebagainya. Yang akan kita bicarakan disini ialah bagaimana ternyata mencapaiperubahan lebih perilaku melalui penyuluhan dasamya yaitumelalui suatu proses belajar karena perubahansemacam ini relatif lestari.Karena penyuluhan pada adalahsuatu proses belajar, maka keberhasilan penerapan penyuluhan tersebut tergantungpada seberapa jauh kita memahami dantrampil menerapkan prinsip-prinsip belajartersebut.Penyuluhan suatu pernyataan atau gambarantentang suatu keadaan di masa datang yang akan dicapai melalui petaksanaan kegiatan-kegiatan tertentu yang telah direncanakan.Berdasarkan Gizi Depkes RI ada hasil 14 yang dilakukan diIndonesia olehPuslitbang propinsi

menunjukkan bahwa masalahosteoporosis telah mencapai tingkat yang perlu diwaspadai yaitu 19,7% (Depkes RI1991). Di Indonesia enam kali lebih tinggidibandingkan osteoporosis (21,42%), dengan tinggi Belanda. Enam porpinsidengan (22,82%), Jawa resiko Timur lebih adalahSumatera Timur (10,5%).

Selatan (27,7%), Jawa Tengah(24,02%), DIY (23,32%), Sumatera Utara danKalimantan Penelitian lain dikota Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya,dan Medan pada tahun 2002 menunjukkanbalrwa osteoporosis di Indonesia harusdiwaspadai karena dari 101.161 responden ternyata 29% diantaranya telah menderitaosteoporosis pada daerah kaki bahkan dariobservasi ada yang badannya nampakmembungkuk. Meskipun tanda dan gejalayang orang dikeluhkan tersebut aspek dan diobservasi karena yang studi belum perlu kurang bisamemastikan Didukung osteoporosis pengetahuan

pemeriksaan khusus tetapi hat iniperlu diwaspadai dan dicegah. puladari tentangpencegahan osteoporosis.Berdasarkan pendahuluan

yangdilakukan oleh peneliti pada tanggal 15 mei 2008 di posyandu di desa medono kec BojaKab Kendal di peroleh data bahwa diposyandu di desa medono tersebut terdapatsekitar 54 wanita menoupose denganosteoporosis tetapi banyak wanita yang tidaktahu tentang

osteoporosis Setelah dilakukan wawancara pada 10 wanitamenoupose di dapat ada 3 wanita menouposeyang mengerti tentang osteoporosis dan ada 7yang tidak mengerti tentang osteoporosis.Melihat fenomena. tersebut di atas makapeneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Tingkat Pengetahuan lbuMenopouse Tentang Osteoporosis . B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yangdiuraikan maka perumusan masalahnyaadalah Bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Menopouse tentangOsteoporosis. C. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mengetahui osteoporosis. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui b. Mengetahui karakteristik tingkat tingkat pengetahuan ibumenopouse responden tentang tentangmenopouse.meliputi: umur, pendidikan,pekerjaan. pengetahuan osteoporsis yang meliputi: 1) Pengertian menopouse 2) faktor resiko osteoporosis 3) Dampak osteoporosis 4) Pencegahan osteoporosis D. MANFAAT 1. Bagi PuskesmasSebagai masukan guna meningkatkan mutupelayanan bidang kesehatan ibu menopouse. 2. Bagi Institusi PendidikanDari teori-teori yang ada dapat diterapkan dalam penelitian dan hasilnya dapatdigunakan sebagai bahan tingkat pengetahuan ibumenopouse tentang

pengembangan 3. Bagi

ilmupengetahuan informasi

guna

meningkatkan mengenai

mutupendidikan selanjutnya. RespondenMenambah masyarakat pentingnya perilaku hidup sehat selama usiamenopouse untuk mencegah penyakit-penyakit (osteoporosis). 4. Bagi MahasiswaMahasiswa dapat menambah pengetahuanyang diperoleh di ruang kuliah. 5. Bagi MasyarakatDapat dijadikan masukan bagi masyarakatuntuk meningkatkan kesadaran terhadaposteoporsis.

You might also like