Professional Documents
Culture Documents
Kesenjangan
Kenyataan Harapan
Masalah
SYARAT MASALAH
1. ADANYA KESENJANGAN/GAP ANTARA KENYATAAN DAN
HARAPAN
2.ADANYA RASA TIDAK PUAS 3.ADANYA RASA TANGGUNG JAWAB UNTUK MENANGGULANGI
MASALAH
CONTOH
RUMUSAN MASALAH
CAKUPAN K4 DIBAWAH TARGET (10,7%) DAN KECENDERUNGAN TREN MENURUN DIBANDINGKAN BULAN LALU
JULI
ALASAN MASALAH TIDAK BERSIFAT TUNGGAL KETERBATASAN SDM TIDAK BISA DISELESAIKAN BERSAMAAN PERBEDAAN MASALAH YANG TERJADI ADA HUBUNGAN MASALAH SATU DENGAN MASALAH
LAINNYA
DALAM
MENETAPKAN PRIORITAS MASALAH ADA BEBERAPA PERTIMBANGAN YANG HARUS DIPERHATIKAN, YAITU:
1. BESARNYA MASALAH YANG TERJADI 2. PERTIMBANGAN POLITIK 3. PERSEPSI MASYARAKAT 4. BISA TIDAKNYA MASALAH TERSEBUT
DISELESAIKAN
CARA PEMILIHAN PRIORITAS MASALAH BANYAK MACAMNYA. SECARA SEDERHANA DAPAT DIBEDAKAN MENJADI DUA MACAM, YAITU
Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan untuk menetapkan prioritas masalah baik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif
A. METODE KUANTITATIF
1. Teknik Kriteria Matriks (Criteria Matrix Technique)
Kriteria yang dipergunakan banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam: a) Pentingnya masalah: Makin penting (importancy) masalah tersebut, makin diprioritaskan penyelesaiannya. Beberapa ukuran pentingnya masalah sebagai berikut: 1) Besarnya masalah (prevalence) 2) Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity) 3) Kenaikan besarnya masalah (rate of increase) 4) Derajat keinginan masyarakat yang tidak dipenuhi (degree of unmeet need) 5) Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit) 6) Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern) 7) Suasana plitik (political climate)
b) Kelayakan teknologi
Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah (technical feasibility), makin diprioritaskan masalah tersebut. c) Sumber daya yang tersedia
Makin tersedia sumberdaya yang dapat dipakai seperti tenaga, dana dan sarana untuk mengatasi masalah (resource ability) makin diprioritaskan masalah tersebut.
2. METODE DELBEQ
Pada metode ini diprioritaskan masalah dilakukan dengan memberikan bobot (yang merupakan nilai maksimum dan berkisar antara 0 sampai 100 dengan kriteria: 1) Besar masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok penduduk yang ada kemungkinan terkena masalah serta keterlibatan masyarakat dan instansi terkait. 2) Kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan mortalitas, kecenderungannya dari waktu ke waktu. 3) Biaya/dana yaitu besar atau jumlah dana yang diperlukan untuk mengatasi masalah baik dari segi instansi yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian masalah atau dari masyarakat yang terkena masalah. 4) Kemudahan yaitu tersediannya tenaga, sarana/peralatan, waktu serta cara atau metode dan teknologi penyelesaian masalah seperti tersediannya kebijakan/peraturan, petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk teknis (juknis) dan sebagainnya.
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut: a) Tentukan dahulu bobot masing-masing kriteria (nilai 0-10) b) Isi setiap kolom dengan hasil perkalian antara bobot dengan skor masing-masing masalah. Besarnya skor tidak boleh melebihi bobot yang telah disepakati. Bila ada perbedaan pendapat dalam menentukan besarnya bobot dan skor yang dipilih reratanya. c) Jumlahkan nilai masing-masing kolom dan tentukan prioritasnya berdasarkan jumlah skor yang tertinggi sampai terendah.
3. METODE BRYANT
Metode Bryant juga menggunakan skoring yang didasarkan pada kriteria:
P = Prevalence atau besar masalah yaitu jumlah atau kelompok masyarakat yang terkena masalah.
S = Seriousness atau kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas atau mortalitas serta kecenderungannya.
C = Community concern yaitu perhatian atau kepentingan masyarakat dan pemerintah atau instansi terkait terhadap masalah tersebut. M = Managebility yaitu ketersediaan sumber daya (tenaga, dana, sarana dan metode/cara)
SKOR MASING-MASING KRITERIA BERKISAR 1-5. CONTOH PENGUNAAN METODE INI ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
NO 1 2
Daftar Masalah A B
P 4 4
S 5 4
C 3 4
M 2 5
Urutan IV I
3
4
C
D
4
5
4
5
3
4
4
3
254
300
III
II
4. METODE MCUA
(MULTIPLE CRITERIA UTILITY ASESSMENT METHOD)
KRITERIA
EMERGENCY
KEMUNGKINAN DAPAT/TIDAKNYA
POLICY
DILAKUKAN
Masalah
A B C
No
S BS S BS S BS S BS
Kriteria 1. 2. 3. 4. 5. Prevalensi (5) Kegawatan (5) Kelanjutan (4) Perhatian (4) Kebijakan Politik (4) Jumlah Urutan
5 5 2 2 3
25 25 8 8 12 78 II
5 5 2 3 4
25 25 8 12 16 86 I
1 5 2 4 2
5 25 8 16 8 62 IV
3 3 2 2 3
15 15 8 8 12 68 III
CONTOH
PEMECAHAN MASALAH
LANGKAH PEMECAHAN
LANGKAH 1 : PENETAPAN TUJUAN DAN SASARAN LANGKAH 2 : PENETAPAN SASARAN LANGKAH 3 : PENGEMBANGAN ALTERNATIVE
CARA/LANGKAH TINDAKAN UNTUK MENGATASI SASARAN
LANGKAH 1
UNTUK PENETAPAN TUJUAN INI MELIHAT MASALAH YANG AKAN
DITANGGULANGI
CONTOH MASALAH:
LANGKAH 3
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Salah satu cara yang digunakan untuk menentukan prioritas pemecahan masalah adalah dengan Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment). Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam menetapkan prioritas pemecahan masalah, antara lain : a. Waktu penerapan b. Biaya yang diperlukan c. Dukungan dari semua pihak (aparatur desa, instansi yang terkait, dan masyarakat setempat) d. Mudah dalam penerapannya e. Keberhasilan program
Pemecahan Masalah No Kriteria (bobot) Waktu penerapan (5) Biaya yang diperlukan (5) Dukungan dari semua pihak (4) Mudah dalam penerapannya (4) Keberhasilan program (4) Jumlah Urutan S
A BS S
B BS S
C BS
1 2
5 4 5 5 3 I
25 25 20 20 12 102
5 4 5 2 3 III
25 20 20 8 12 85
5 2 5 5 4 II
25 10 20 20 16 91
3
4 5 6 7
POA
Kegiatan Tujuan Sasaran Biaya Waktu Penanggung jawab Indikator keberhasilan Ket