You are on page 1of 6

TUGAS FARMASETIKA

RANGKUMAN

Eliminasi Hepatik dari Obat-obat

DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 7 DICKY ERA NOVITASARI FARISTI TIARA CASUARINA RAINA SABILLA NURSYAHBANI SRI WAHYUNI (A 0123 114 ) (A 0123 124) (A 0121 082) (A 0121 049) (A 0121 051) (A 0121 075)

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA BANDUNG 2013

Eliminasi Hepatik dari Obat-obat

Eliminasi sebagian besar obat dari tubuh melibatkan dua proses yaitu metabolisme (biotransformasi) dan ekskresi. Tetapan laju eliminasi (K) adalah tetapan laju metabolisme orde kesatu (Km) dan tetapan laju eksresi orde kesatu (Ke). Tetapan laju metabolisme (Km) merupakan tetapan laju pembentukan masing-masing metabolit (Misalnya metabolit A, metabolit B, metabolit C dsb). K= Ke + Km Tetapan laju eksresi (Ke) untuk obat-obat yang terutama diekskresi lewat ginjal dengan mudah dapat dihitung. Eliminasi obat non ginjal umumnya dianggap merupakan bagian terbesar metabolism hepatik. Prosen Obat Termetabolisme Obat yang memiliki dua metabolit utama juga dieliminasi oleh eksresi ginjal.

KmA

Metabolit A(10mM)

Obat(100mM)

KmB Ke

Metabolit B(20mMM)

Obat tak berubah dalam urin


Model suatu obat yang mempunyai dua metabolit utama dan juga dieliminasi melalui eksresi ginjal.

% obat tereksresi :

Dari segi klinis persentase dari eksresi dan metabolism obat memberikan informasi yang berguna. Jika jalur eksresi terganggu, misalnya dalam ksus kerusakan ginjal tertentu, maka obat akan dieliminasi terutama melalui metabolism hepatik dan akan terjadi sebaliknya jika fungsi hati menurun.

Reaksi Biotransformasi Obat Enzim biotransformasi hepatik memainkan peranan penting untuk inaktivasi dan selanjutnya eliminasi obat-obat yang tidak terbesihkan dengan mudah melalui ginjal. Untuk sebagian besar reaksi biotransformasi, metabolit obat lebih polar daripada senyawa induk. Pengubahan obat yang lebih polar memungkinkan obat tereliminasi lebih cepat dibandingkan jika obat larut dalam lemak melewati membran sel dan dengan mudah direabsorbsi oleh selsel tubular ginjal, sehingga tinggsl cenderung lebih lama didalam tubuh. Namun sebaliknya jika metabolit yang lebih polar tidak dapat melewati dinding sel dengan mudah , oleh karena itu disaring melewati glomerus dan tidak dapat direabsorpsi sehingga lebih cepat dieksresi dalam urin. Biotransformasi obat obat dapat digolongkan menurut aktivitas farmakologi dari metabolit atau menurut mekanisme biokimia untuk setiap reaksi biotransformasi. Sebagian besar biotransformasi obat-obat dihasilkan bentuk metabolit yang lebih polar yang tidak aktif secara farmakologi, dan dieliminasi lebih cepat oleh tubuh. Metabolit dapat aktif secara farmakologi atau menghasilkan efek toksik. Prodrug adalah tak aktif dan harus dibiotransformasikan dalam tubuh menjadi metabolit-metabolit yang mempunyai aktivitas farmakologi. Prodrug sengaja dirancang untuk memperbaiki stabilitas dan absorpsi atau memperpanjang lama kerja obat. Lokasi Enzim Biotransformasi Obat Organ yang berperan penting untuk biotransformasi obat adalah hati. Selain itu jaringan intestine, paru dan ginjal juga mengandung sejumlah enzim biotransformasi. Pada tingkat sub selular, enzim yang terlibat dalam oksidasi dan reduksi adalah mixed function oxidase (MFO) yang terletak dalam retikulum endoplasma. Enzim ini bertanggung jawab terhadap reaksi oksidasi dan reduksi. Aktivitas MFO dipengaruhi oleh beberapa faktor: Bahan penginduksi Bahan penghambat Penyakit hati Keadaan makanan umur

First Pass Effect Rute pemakaian obat mempengaruhi kecepatan metbolismenya. Sebagai contoh, obat yang diberikan secara parental, transdermal atau inhalasi akan mempunyai kemungkinan untuk terdistribusi dalam tubuh sebelum dimetabolisme oleh hati. Untuk obat-obat yang diberikan secara oral dibsorpsi secara normal dalam duodenal dari usus halus dan ditranspor melalui pembuluh mesentrika menuju vena porta hepatic dan kemudian kehati sebelum kesirkulasi sistemik. Metabolisme secara cepat dari obat-obat yang diberikan secara orl sebelum mencapai sirkulasi umum disebut first pass effect atau eliminasi presistemik. Petunjuk adanya First-Pass Effect Terjadinya first pass effect dapat diduga apabila terdapat berkurangnya jumlah senyawa induk atau obat utuh dalam sirkulasi sistemik sesudah pemberian oral.

F=
Rasio Ekstraksi Hepatik Rasio ekstraksi hepatic (ER) merupakan pengukuran langsung dari hilangnya obat-obat dari hati sesudah pemberian obat secara oral

Hubungan antara Bioavaibilitas Absolut dan Ekstraksi Hepatik Rasio ekstraksi hepatik (ER) memungkinkan pengukuran yang tepat untuk eksresi hepatik dari suatu obat yang diberikan secara oral. Hubungan antara bioavaibilitas absolut dan ekstraksi hepatik dapat ditunjukan dalam persamaan berikut: F = 1 ER F F adalah fraksi obat yang hilang oleh proses non hepatik

Perkiraan penurunan Bioavaibilitas karena Metabolisme hepatik dengan Variable Aliran Darah Ke hati Aliran darah kehati memegang peranan penting dalam jumlah obat termetabolisme sesudah pemberian oral. Aliran darah yang kecil dapat menurunkan penyampaian obat kehati dan menjadi tahap penentu laju proses sebaliknya aliran darah yang besar dapat menyampaikan obat yang cukup kehati untuk mengubah laju metabolism. Perubahan aliran darah ke hati secara subtansial mengubah prosen obat yang terdapat dalam sistemik adalah:

Clh adalah klirens hepatic obat, dan Q adalah aliran darah hepatik effektif. Untuk mengatasi first pass effect rute pemakaian obat dapat diubah, cara lain yaitu dengan memperbesar dosis atau mengubah produk obat ke bentuk sediaan yang dapat diabsorbsi lebih cepat. Klirens Hepatik Konsep klirens dapat diterapkan pada setiap organ dan digunakan sebagai ukuran dari eliminasi obat oleh organ. Klirens hepatik juga sama dengan klirens tubuh total dikurangi klirens ginjal.

Hubungan antara aliran darah, klirens Intrinsik, dan klirens Hepatik Faktor- faktor yang mempengaruhi klirens hepatik obat antara lain 1. Aliran darah ke hati 2. Klirens intrinsik 3. Fraksi Obat terikat protein Klirens Hepatik dari obat yang terikat Protein Pada obat-obat yang mengalami eksresi tinggi oleh hati sampai pada suatu derajat yang lur biasa, prosen obat yang terikat protein plasma tidak akan mempengaruhi laju metabolisme

secara bermakna, karena obat hilang dari tempat ikatan plasma selama sirkulasi melewati hati. Makna Metabolisme Obat Makna metabolisme obat adalah penting untuk mempertimbangkan apakah fraksi obat dieliminasi melalui metabolisme dan apakah fraksi dieliminasi melalui eksresi. Metabolisme obat tergantung pada aktivitas instrinsik dari enzim biotransformasi yang dapat berubah oleh genetik dan faktor-faktor lingkungan. Eksresi Obat secara Bilier Sel hepatik sepnjang kanalikuli empedu bertanggungjawab untuk produksi empedu.. Proses sekresi aktif bilier yang terpisah telah dilaporkan untuk anion organik, kation anorganik, dan senyawa polar, serta molekul-molekul yang tak berubah. Sifat-sifat Fisikokimia Obat-obat yang eksresi utamanya dalam empedu mempunyai berat molekul lebih besar 500. Obat-obat yang mempunyai berat moleku antara 300 dan 500 dieksresi dalam urin dan empedu. Selain berat molekul yang tinggi , obat yang dieksresikan kedalam empedu biasanya membutuhkan gugus polar yang kuat. Obat yang dieksresikan ke empedu meliputi glikosida digitalis, garam empedu, kolesterol, steroida dan indomestan. Sirkulasi Enterohepatik. Obat atau metabolit yang dieksresi kedalam empedu akhirnya akan dieksresi kedalam duodenum lewat kantung empedu. Kemudian obat atau metabolitnya dapat dieksresi dalam tinja atau direabsorpsi dan terdapat kembali dalam sistemik. Siklus dimana obat diabsorpsi, dieksresi kedalam empedu dan direabsorpsi dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Makna Sekresi Bilier Jika obat ada dalam tinja sesudah pemberian oral, hal ini sukar untuk menentukan apakah adanya obat ini karena eksresi bilier atau karena absorpsi yang tidak sempurna. Jika obat diberikan secara parentral dan kemudian teramati dalm tinja, maka dapat ditetapkan bahwa beberapa obat dieksresi dalam empedu.

You might also like