You are on page 1of 2

Prosedur Merencanakan Workshop yang Efektif

Dalam buku Professional Development for Language Teachers yang ditulis oleh Jack C. Richards dan Thomas S. C. Farrell, di rekomendasi kan prosedur dalam merencanakan workshop, antara lain : 1. Memilih topik yang sesuai Pembelajaran workshop-based sesuai untuk masalah-masalah yang memerlukan pemecahan masalah dan pembentukan keahlian praktis. Workshop tergantung pada diskusi kelompok dan berbagi pandangan, topiknya juga harus menjadi salah satu hal yang sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan peserta sehingga mereka dapat membahasnya, atau, paling tidak peserta memiliki sedikit pengetahuan tentang topik tetapi sangat tertarik untuk mempelajarinya. Topik workshop haruslah mengenai masalah yang dialami atau situasi yang ingin diubah atau ditingkatkan oleh peserta. Topik haruslah jelas fokusnya, memiliki kerangka waktu yang terbatas, dan dapat membahas satu atau dua isi secara mendalam daripada membahas sebuah area yang luas. 2. Membatasi jumlah peserta Sebuah workshop yang efektif memerlukan seorang fasilitator untuk berinteraksi dengan peserta, memberi mereka kesempatan untuk menyampaikan ide dan saran, begitu juga berinteraksi dengan peserta dan memberikan timbale balik pada masalah dan solusinya. Sehingga jumlah peserta harus dibatasi paling sedikit 6 orang peserta dan paling banyak 30 orang peserta. Sebuah workshop biasanya dibangun melalui interaksi kelompok kecil. Tujuannya untuk mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman masing-masing anggota kelompok yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan memberi kesempatan seluruh anggota kelompok berpartisipasi. Jika anggota kelompok terlalu banyak kemungkinan beberapa peserta hanya akan diam. Kerja kelompok sering mebutuhkan seorang anggota kelompok untuk menjadi ketua kelompok dan satu orang lagi menjadi notulen. Peran ini dapat bergantian diberikan pada masing-masing anggota selama workshop. Tugas fasilitator adalah memastikan kelompok menyelesaikan tugas dan menyesuaikan waktu dan memastikan semua anggota mendapat kesempatan berpartisipasi. Notulen mencatat segala keputusan kelompok. 3. Menentukan seorang pemimpin workshop yang sesuai Keberhasilan sebuah workshop tergantung dari kualitas pemimpin workshop. Tidak semua orang mampu menjadi pemimpin workshop yang baik. Terkadang perlu lebih dari satu pemimpin workshop karena pembelajaran workshop-based terkadang sulit bagi seorang pemimpin secara adil berinteraksi dengan lebih dari 12 atau 15 peserta. Beberapa syarat untuk menjadi pemimpin workshop : Memiliki pengetahuan tentang subjek yang dibahas Ide-ide dan pengetahuan baru haruslah dikembangkan dari masukkan langsung dari fasilitator, yang juga seharusnya mampu memberikan informasi dari jawaban untuk pertanyaan yang diberikan peserta dan meningkatkan minat peserta pada topik workshop. Terbiasa dalam menjalankan sebuah workshop Fasilitator haruslah memiliki keahlian dalam memfasilitasi dalam pembelajaran kelompok, baik dalam mengatur waktu dan mampu memecahkan masalah. Terbiasa dengan pengajaran pembelajar dewasa Guru yang berpengalaman terkadang berfikir mereka akaan dapaat hal-hal baru untuk dipelajari dari sebuah workshop. Mereka mungkin memiliki banyak ide tetapi juga mempunyai opini yang baku. Seorang pemimpin harus berfikir taktis dengan peserta yang mempunyai opini kuat yang berbeda. Pembelajaran pada orang dewasa terkadang melibatkan ego, dan orang-orang dewasa perlu sesuatu yang nyata, pengalamanpengalaman langsung dimana mereka menerapkan apa yang mereka pelajari. Kebanyakan orang dewasa belajar dalam kelompok kecil, mereka belajar sesuatu dengan membawa sebuah perbedaan yang cukup jauh, mereka ingin beberapa pengendalian pada apa yang mereka pelajari, dan pada dasarnya mereka memiliki motivasi pada dirinya sendiri. Pada waktu yang sama orang dewasa juga perlu feedback dan tidak secara langsung mentransfer pembelajaran dari latihan ke penerapan.

4. Merencanakan langkah-langkah kegiatan yang sesuai Sebuah workshop harus memberikan kesempatan peserta untuk menyerap informasi baru, berpartisifasi dalam diskusi kelompok, diskusi masalah, dan memunculkan solusi dan aplikasi pada kelas mereka sendiri. Watson, Kendzior, Dashor, Rutherford, dan Solomon (1998, pp. 161-162) mendeskripsikan beberapa jenis kegiatan dalam workshop mulai hari satu sampai hari lima pada cooperative learning : Unity-building activities Kegiatan yang dirancang bertujuan untuk membiarkan peserta mengenal satu sama lain dan berbagi ide dan pengalaman yang sesuai dengan topic workshop. Direct instruction presentations Tahap ini menghadirkan sebuah sudut pandang atau instruksi pada topic, ide, teori dan teknik, terkadang dilengkapi dengan materi tertulis. Partner work Kerja berpasangan, pemecahan masalah, dan kegiatan diskusi termasuk wawancara, pemecahan masalah, pembahasan bacaan. Small-group discussions Kelompok utama terdiri dari 4 sampai 6 anggota yang mana masing-masing peserta mendiskusikan informasi dan saran dari workshop dan membentuk strategi untuk penerapannya. Role-play/practice sessions Tahap ini peserta menerapkan dan melatih strategi dan teknik yang ditampilkan selama workshop. Co-planning activities Rencana pembelajaran, kegiatan dirancang untuk membentuk keahlian dalam bekerja dengan pasangan. Reflection time Tahap penjadwalan pada akhir masing-masing hari untuk merefleksikan apa yang sudah dipelajari dalam diskusi pasangan atau kelompok atau melalui penulisan jurnal. 5. Menentukan kesempatan untuk Tindak-lanjut Jika workshop mengharapkan pengaruh yang baik, biasanya kegiatan follow-up diperlukan. Hal ini termasuk merencanakan kegiatan follow-up dan membuat sebuah table waktu untuk hal-hal yang akan dilaksanakan. Follow-up berarti menyadari apa yang dipakai guru akan bermanfaat pada apa yang mereka pelajari, kapan mereka akan menerapkan ide dan strategi barunya, bagaimana mereka menerapkan apa yang sudah mereka pelajari kepengajaran di kelas, dan bagaimana mereka memantau usaha mereka dan berbagi hasil dari usaha mereka. 6. Adanya Evaluasi Sebuah workshop umumnya dievaluasi dari isi dan proses pelaksanaannya. Itu dievaluassi melalui sebuah questionnaire dan melalui wawancara dengan peserta. Berikut informasi yang harus dicari saat evaluasi : Rancangan workshop Presenter Sumber daya Partisipasi pembelajar Kepuasan pembelajar Perubahan dalam pemahaman Kegunaan dan penerapan KESIMPULAN Sebuah workshop yang terencana dengan baik dapat menimbulkan pengaruh yang cukup lama pada pesertanya. Dan workshop dapat merencanakan sebuah peranan penting dalam mencapai tujuan sebuah institusi sekolah. Begitu juga memberikan kesempatan menyatakan kepentingan-kepentingan individu dari guru-gurunya. Memberikan guru kesempatan secara teratur untuk memperbaharui pengetahuan profesionalnya melalui partisipasinya dalam workshop juga menunjukkan komotmen sekolah terhadap kualitas dan pembentukan professional.

You might also like