You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Defenisi Batuan Beku Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan langsung dari magma yang terbentuk baik di atas maupun di bawah permukaan bumi. Magma sendiri adalah fase cair pijar terbentuk secara alamiah di dalam bumi, berasal dari bagian atas selubung bumi atau bagian bawah kerak bumi, bersuhu tinggi (900 1300 oC) serta mempunyai kekentalan tinggi, bersifat mudah bergerak dan cenderung menuju ke permukaan bumi. Pada dasarnya magma bersifat basa, namun pada pembentukannya batuan beku tersebut bisa bersifat intermediet ataupun asam. Hal tersebut dikarenakan pada saat pembentukannya, magma yang naik ke atas permukaan berasimilasi dengan batuan samping yang dilewati oleh magma. 1.2. Struktur Batuan Beku 1. Masif, secara keseluruhan kenampakan batuan terlihat seragam. 2. Vesikuler, pada masa batuan terdapat lubang-lubang kecil yang berbentuk bulat atau elips dengan penyebaran yang tidak merata. Lubang ini merupakan lubang bekas gas yang terperangkap pada waktu magma membeku. 3. Amigdaloidal, struktur vesikuler yang telah terisi oleh mineral. 4. Scorious, struktur vesikuler yang penyebarannya merata dengan lubanglubang yang saling berhubungan. 5. Aliran, kesejajaran mineral pada arah tertentu dengan orientasi yang jelas. 6. Lava Bantal (Pillow Lava), lava yang memperlihatkan struktur seperti kumpulan bantal-bantal, hal ini disebabkan karena terbentuk di lingkungan laut. 7. Columnar Joint, struktur yang memperlihatkan seperti kumpulan tiangtiang, hal ini disebabkan adanya kontraksi pada proses pendinginannya. 1.3. Tekstur Batuan Beku

Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal utama, yaitu kritalinitas, Granularitas dan Bentuk Kristal. 1. Kristalinitas Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus. Akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu: -Holokristalin, Holokristalin adalah batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan. - Hipokristalin, Hipokristalin adalah apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal. - Holohialin, Holohialin adalah batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan. 2.Granularitas Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu: a. Fanerik atau fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata telanjang. Kristalkristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi: - Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm. - Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 5 mm. - Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 30 mm. - Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

b. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak bisa dibedakan dengan mata telanjang sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis dibedakan menjadi tiga yaitu : - Mikrokristalin, Jika mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 0,01 mm. - Kriptokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 0,002 mm. - Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas. 3. Bentuk Kristal

Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu: - Euhedral, jika batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal. - Subhedral, jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi. - Anhedral, jika mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli. - Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu: - Equidimensional, jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang. - Tabular, jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain. - Prismitik, jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang - Irregular, jika bentuk kristal tidak teratur. Hubungan Antar Kristal Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi diartikan sebagai hubungan antara kristal atau mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. hubungan antar kritak dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain sebagai berikut : - Equigranular, yaitu jika secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk lain.

batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dari dari terdiridari dibagi mineral-mineral mineral-mineral mineral-mineral menjadi yang yang yang tiga, yaitu: euhedral. subhedral. anhedral. - Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri - Hipidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri - Allotriomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya - Inequigranular, yaitu jika ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas. 2.

BAB II ISI 2.1. Batu Granit Granit merupakan batuan beku asam dengan warna putih, merah muda hingga berwarna abu-abu, bertekstrur granular dan berstruktur masif. Komposisi mineral dalam batuan ini antara lain Kuarsa, Ortoklas, Plagioklas, terkadang juga terdapat Hornblende, Biotit dan Muskovit. Deskripsi mineralogi : Kuarsa, dengan kilap kaca, colourless, memiliki kekerasan 7 skala mohs. Mineral ini hadir dengan ketembusan cahaya transparent, memiliki pecahan choncoidal, sifat dalamnya brittle dan berbentuk kristalin serta berstruktur prismatic dengan kelimpahan sangat melimpah. Mineral ini merupakan hasil pembekuan magma yang bersifat felsic pada suhu 600C Ortoklas, dengan warna merah daging, memiliki kilap kaca hingga mutiara. Mineral ini memiliki kekerasan kurang lebih 6 skala mohs, pecahan uneven, berbentuk kristalin dan berstruktur granular dengan ketembusan cahaya transparent to translucent. Kelimpahan mineral ini dalam Granit bisa dikatakan melimpah hingga sangat melimpah. Plagioklas, dengan warna putih hingga abu-abu, memiliki kilap kaca hingga mutiara. Kekerasan 6 skala mohs, berbentuk kristalin dan berstruktur granular dengan pecahan uneven. Mineral ini meiliki ketembusan cahaya translucet dengan kelimpahan melimpah pada Granit ini. Hornblenda, dengan warna hitam dan memiliki kilap kaca. Berbentuk kristalin dengan struktur prismatic. Kekerasan mineral ini 5-6 skala mohs dengan ketembusan cahaya translucent. Kelimpahan mineral ini pada Granit cukup melimpah. Biotit, merupakan mineral dengan warna hitam dan kilap mutiara. Mineral ini memiliki kekerasan 2-3 skala mohs dengan bentuk kristalin dan berstruktur

foliasi karena memiliki belahan 1 arah. Ketembusan cahayanya translucent. Kelimpahan mineral ini pada Granit sedikit melimpah. Muskovit, dengan warna putih kemerah-merahan atau kecoklat-coklatan dengan kilap kaca, berstruktur lamellar, ketembusan cahaya transparent. Kelimpahan mineral ini sedikit melimpah. 2.2. Petrogenesa Granit merupakan batuan beku intrusif hasil dari pembekuan magma yang bersifat felsic. Oleh karena itu, mineral-mineral yang terdapat pada batuan ini didominasi mineral-mineral yang memang bersifat asam seperti Kuarsa, Orthoklas, dan Plagioklas. 2.3. Manfaat Batuan Granit banyak digunakan sebagai ornamen-ornamen dan sebagai lantai rumah. Selain itu juga digunakan dalam bahan bangunan.

DAFTAR PUSTAKA

You might also like