You are on page 1of 27

KETEL UAP

Ketel uap merupakan gabungan yang kompleks dari pipa-pipa penguapan (evaporator), pemanas lanjut (superheater), pemanas air (ekonomiser) dan pemanas udara (air heater). Pipa-pipa penguapan (evapurator) dan pemanas lanjut (superheater) mendapat kalor langsung dari proses pembakaran bahan bakar, sedangkan pemanas air (economiser) dan pemanas udara (air heater) mendapat kalor dari sisa gas hasil pembakaran sebelum dibuang ke atmosfer. Ketel uap yang diguanakan pada PLTU adalah sebuah ketel uap berukuran besar baik dalam konstruksi maupun dalam kapasitasnya. Bagian-bagian pemanasan yang terdapat pada sepanjang aliran gas asap secara berurutan adalah sebagai berikut: A. Evaporator Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk memanaskan air hingga berubah menjadi uap jenuh, evapurator terdiri atas pipa-pipa air yang disusun dengan jarak sempit agar penyerapan kalor setinggi mungkin. Pipa-pipa tersebut adalah pipa evapurator yang berfungsi sebagau pipa penguapan yaitu merubah air menjadi uap, pipa evapurator terletak disepanjang dinding ketel mengelilingi alat pembakar (Furnace). Air masuk ketel melewati pipa pengatur turun (down corner) kemudian mengisi pipa evapurator dan mengalami pemanasan oleh pembakaran bahan bakar dan air akan mendidih lalu menuju Drum ketel oleh separator dilakukan proses pemisahan antara uap dan air. Air yang tersisa akan disirkulasikan kembali ke pipa evapurator untuk dipanaskan kembali. Selanjutnya uap tersebut akan dialirkan ke superheater untuk dipanaskan lebih lanjut. B. Pemanas Lanjut (Superheater) Pemanas lanjut atau superheater (super = lebih, heater = pemanas) ialah alat untuk memanaskan uap basah dari boiler menjadi uap yang dipanaskan lanjut. Uap yang dipanaskan lanjut bila digunakan untuk melakukan kerja dengan jalan ekspansi di dalam turbin tidak akan segera mengembun, sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya bahaya yang disebabkan terjadinya pukulan balik atau back stroke yang diakibatkan mengembunnya uap sebelum pada waktunya sehingga menimbulkan vakum di tempat yang tidak semestinya pada daerah ekspansi. Superheater terdiri atas 3 tingkat yaitu Superheater I, Superheater IB dan Superheater II, kontrol temperatur menggunakan feed water spraying (Attamperator), Attemperator I diletakkan diantara Superheater I dan Superheater IB, Attemperator II diletakkan diantara Superheater IB dan Superheater II. C. Ekonomiser Gas buang setelah meninggalkan superheater, temperaturnya masih cukup tinggi sehingga akan merupakan kerugian panas yang besar bila gas tersebut langsung dibuang lewat cerobong. Gas buang yang masih panas ini dapat dimanfaatkan untuk memanasi air terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam drum ketel, sehingga air dalam keadaan panas. Air yang dalam keadaan panas pada saat masuk kedalam drum, dinding drum ketel tidak mengerut sehingga drum ketel dapat lebih awet. Keuntungan lainnya adalah dengan air yang telah dalam keadaan panas masuk ke dalam drum ketel tersebut untuk

menguapkannya di dalam furnace hanya sedikit saja dibutuhkan panas. Sehingga dengan demikian untuk menguapkan air di dalam furnace hanya dibutuhkan sedikit bahan bakar, sehingga pemakaian bahan bakar menjadi lebih hemat atau dengan kata lain biaya operasi menjadi lebih ekonomis. D. Air Heater Air heater adalah pemanas udara pendahuluan sebelum dimasukkan kedalam ruang bakar, sebagai pemanas digunakan gas-gas sisa hasil pembakaran sebelum dibuang ke atmosfer. Pemanasan udara pendahuluan sebelum dimasukkan ke ruang bakar berarti mengurangi kebutuhan untuk menaikkan temperatur udara di dalam ruang bakar, manfaat lain dengan memanaskan udara pembakaran terlebih dahulu adalah agar dapat mempercepat penguapan air yang terkandung dalam bahan bakar. Pada PLTU memiliki 2 Air preheater yaitu Air preheater I dan Air preheater II, dan antara air preheater tersebut diletakkan ekonomiser, gas-gas sisa pembakaran sebelum dibuang ke atmosfer terlebih dahulu di lewatkan melalui Air preheater II dan Air preheater I untuk dimanfaatkan kalornya.

Pengertian Ketel Uap

A.Pengertian Ketel Uap


Ketel uap adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumenya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.

Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem ketel uap memiliki nilai tekanan, temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem ketel uap mengenal keadaan tekanan temperatur rendah (low pressure), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure), dengan perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem ketel uap dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin, atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power boiler). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem ketel uap tersebut dengan memanfaatkan tekanan temperatur tinggi untuk membangkitkan energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler. Instalasi tenaga uap sekurang-kurangnya terdiri dari pembangkit uap atau yang dikenal dengan sebutan ketel uap yang berfundasi sebagai sarana untuk mengubah air menjadi uap bertekanan. Ketel uap dalam bahasa inggris disebut dengan nama boiler berasal dari kata boil yang berarti mendidihkan atau menguapkan,sehingga boiler dapat diartikan sebagai alat pembentukan uap yang mampu mengkonversikan energi kimia dari bahan bakar padat, bahan bakar cair, maupun bahan bakar gas yang menjadi energi panas (Syamsir,1998). Uap yang dihasilkan dari ketel uap merupakan gas yang timbul akibat perubahan fase cairan menjadi uap atau gas melalui cara pendidihan yang memerlukan sejumlah energi dalam pembentukannya. Zat cair yang dipanaskan akan mengakibatkan pergerakan moleku-molekul menjadi cepat,sehingga melepas diri dari lingkungannya dan berubah menjadi uap. Air yang berdekatan dengan bidang pemanas akan memiliki temperature yang lebih tinggi (berat jenis yang lebih rendah) dibandingkan dengan air yang bertemperatur rendah, sehingga air yang bertemperatur tinggi akan naik kepermukaan dan air yang bertemperatur rendah akan turun. Peristiwa ini akan terjadi secara terus menerus (sirkulasi) hingga berbentuk uap. Uap yang dihasikan oleh ketel uap dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain sebagai utilitas suatu daya pembangkit tenaga listrik dan industri. Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan dari sistem air umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam ketel uap. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem itu sendiri. Secara umum boiler dibagi kedalam dua jenis yaitu : boiler pipa api (Fire tube boiler) dan boiler pipa air (water tube boiler). Pada boiler pipa api proses pengapian terjadi didalam pipa, kemudian panas yang dihasilkan dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air. Besar dan konstruksi boiler mempengaruhi kapasitas dan tekanan yang dihasilkan boiler tersebut. Sedangkan pada bioler pipa air proses pengapian terjadi diluar pipa, kemudian panas yang dihasilkan memanaskan pipa yang berisi air dan

sebelumnya air tersebut dikondisikan terlebih dahulu melalui economizer, kemudian steam yang dihasilkan terlebih dahulu dikumpulkan di dalam sebuah steam drum. Sampai tekanan dan temperatur sesuai, melalui tahap secondary superheater dan primary superheater baru steam dilepaskan ke pipa utama distribusi. Didalam pipa air, air yang mengalir harus dikondisikan terhadap mineral atau kandungan lainnya yang larut di dalam air tesebut. Hal ini merupakan faktor utama yang harus diperhatikan terhadap tipe ini. Air yang disuplai pada ketel uap untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan. Dua sumber air umpan adalah: 1. Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses air make up (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proses. 2. Economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang yang berguna untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi. B. Jenis Jenis Boiler 1. Fire Tube Boiler Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada didalam shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boiler biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang.Sebagai pedoman, fire tube boiler kompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube boiler dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boiler dikonstruksi sebagai paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.

Gambar 3. Diagram Sederhana Fire Tube Boiler 2. Water Tube Boiler Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa masuk kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam antara 4.500 kg/jam-12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak water tube boiler yang dikonstruksi secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk

water tube yang menggunakan bahan bakar padat, Karakteristik water tube boiler sebagai berikut: Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi pembakaran kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air. Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.

Gambar 3. Diagram Sederhana Water Tube Boiler

3. Package Boiler
Disebut boiler packet sebab sudah tersedia sebagai packet yang lengkap. Pada saat dikirim ke pabrik,hanya memerlukan pipa steam, pipa air,suplai bahan bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Packet boiler biasanya merupakan tipe shelland tube dengan rancangan fire tube dengan transfer panas baik radiasi maupun konveksi yang tinggi. Ciri-ciri dari packaged boiler adalah: Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan penguapan yang lebih cepat. Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki perpindahan panas konvektif yang baik. Sistem forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang baik. Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang lebih baik. Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler lainnya. Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass nya, yaitu berapa kali gas pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan sebagai lintasan pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api. Boiler yang paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga pass lintasan dengan dua set fire-tube/pipa api dan satu dari gas buangnya yang keluar dari belakang boiler.

PROSES KERJA FIRE TUBE BOILER (MESIN UAP) DENGAN BERBAHAN BAKAR PADAT A. Ketel uap (Boiler) Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik. Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem. Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam disebut air umpan. Dua sumber air umpan adalah: (1) Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan (2) Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk memanaskan awal air umpan. Gambar 1 Intalasi pada Boiler Pipa Api Bahan Bakar Padat Gambar 2 Boiler Bagian-Bagian Pada Boiler Gambar 3 Bagian-Bagian Pada Boiler Pipa Api Bahan Bakar Padat Bagian-Bagian Pada Boiler Batubara : 1. Main Feedwater Check Valve 2. Water Level Gauges 3. Float-operated Level Switch (Single Switch) 4. Float-operated Level Switch (Multiple Switches) 5. Boiler Blowdown Valve 6. Main Steam Stop Valve 7. Isolating Valve for Steam Pressure Gauge 8. Steam Pressure Controller 9. Safety Valves 10. Air Release Valve

11. Manhole 12. Inspectors Test-cock 13. Inspection Cover 14. Steam Pressure Gauge 15. Control Panel 16. Manufacturers Detail Plate 17. Rear Access door 18. Outlet Duct c/w ID Damper 19. Feedpump 20. Lifting Lugs 21. Ladder 22. Soot Blowers 23. Stoker 24. Rear Smoke Box 25. Rear Peephole B. Menyalakan Boiler Bahan bakar batubara diangkat dengan menggunakan coal conveyor sebanyak 1 ton untuk pemakaian bahan bakar rata-rata selama 1 jam (1 ton/jam). Feed Hopper dipasang lebih tinggi dari boiler itu sendiri. Feed hopper ini berfungsi sebagai tempat penampungan harian. Dari feed hopper ini batubara akan turun secara gravitasi menuju stoker. Pada feed hopper ini dipasang 2 buah limit switch yang dipasang secara seri gunanya untuk kontrol pengisian otomatis. Artinya jika kedua limit switch atas dan bawah sudah tidak tertutup oleh batubara maka elevator akan berjalan secara otomatis, apabila level switch yang atas sudah tertutup oleh batubara maka pengisian akan berhenti. Sebelum menuju stoker, pengisian batubara pada stoker diatur oleh swinging chute agar batubara yang lembut/halus dan kasar bisa bercampur baik sehingga mudah terbakar dengan sempurna. Swinging chute ini digerakan oleh sebuah motor kecil yang dilengkapi dengan shear pin untuk pengamanan motor penggeraknya bila terjadi kemacetan. Pastikan bahwa permukaan air dalam boiler cukup. Sebaiknya sebelum memulai penyalaan boiler semua alat penunjang pembakaran dicoba, seperti ID Fan, FD Fan, stoker, pompa-pompa dan lain-lain. Bilamana semua berjalan dengan baik baru kita boleh memulai menyiapkan penyalaan boiler. Langkah-langkah penyalaan sebagai berikut : a. Buka venting valve diatas boiler. b. Jalankan Stoker secara manual. c. Atur pembukaan guillotine door 100 mm. d. Buka coal door beberapa saat dan jatuhkan batubara ke atas chain grate kira-kira sepanjang 500 750 mm. e. Hentikan putaran stoker apabila batubara sudah berada di belakang guillotine door + (300 mm). f. Naikan guillotine door menjadi 180 mm. g. Sisipkan potongan-potongan kayu pada batubara. h. Sisipkan serpihan karton atau tatal diantara potongan-potongan kayu. i. Nyalakan serpihan karton atau tatal dengan hanya menggunakan korek api. j. Bilamana potongan kayu sudah ikut menyaka atau membara coal door boleh dibuka.

k. Turunkan guillotine door menjadi 100 sampai 140 mm. l. Hidupkan ID Fan dengan posisi ID inverter minimum. m. Perhatikan apakah batubara menyala dengan baik dan lubang intai di belakang boiler. Kita juga dapat melihat dari lubang di depan atas stoker. n. Bilamana batubara sudah terlihat menyala selebar stoker hidupkan FD Fan dengan posisi hand minimum dan ID Fan sebaliknya pada posisi auto. o. Perhatikan arah jarum hitam photohelic harus berada pada posisi yang ditentukan. p. Bilamana api sudah mulai membesar jalankan stoker secara hand minimum. q. Tingkatkan pembakaran dengan perlahan-lahan dengan menaikkan kecepatan stoker dan FD Fan. Harap diperhatikan jangan sampai batubara yang menyala bergerak terlalu cepat menjauhi guillotine door. Apabila terlihat api terlalu jauh dari guillotine door hentikan sementara stoker motor dan jalankan kembali apabila api sudah terlihat lagi dekat guillotine door. r. Bila api terlihat baik naikkan FD Fan speed dan ID Fan speed secara bertahap. Apabila ID Fan pada posisi auto maka anda hanya tinggal menambah FD Fan speed saja. s. Bila keadaan ini bisa bertahan pindahkan switch ID speed dan FD speed keposisi auto. Naikan ketebalan batubara secara bertahap sampai 150 mm. t. Tutup Venting valve bila uap terlihat keluar dari valve tersebut. u. Lakukan blowdown sesekali agar temperatur air dalam boiler merata. Bila keadaan ini bisa dipertahankan biarkan ID Fan speed,FD Fan speed dan stoker dalam keadaan auto sampai tekanan boiler naik secara perlahan-lahan. Sebaiknya tidak menaikan tekanan uap dalam boiler terlalu cepat untuk menghindari material stress. Buka perlahan-lahan main steam valve bila tekanan yang diinginkan hampir tercapai. C. Pembakaran Batubara diumpankan ke ujung grate baja yang bergerak. Ketika grate bergerak sepanjang tungku, batubara terbakar sebelum jatuh pada ujung sebagai abu. Diperlukan tingkat keterampilan tertentu, terutama bila menyetel grate, damper udara dan baffles, untuk menjamin pembakaran yang bersih serta menghasilkan seminimal mungkin jumlah karbon yang tidak terbakar dalam abu. Hopper umpan batubara memanjang di sepanjang seluruh ujung umpan batubara pada tungku. Sebuah grate batubara digunakan untuk mengendalikan kecepatan batubara yang diumpankan ke tungku dengan mengendalikan ketebalan bed bahan bakar. Ukuran batubara harus seragam sebab bongkahan yang besar tidak akan terbakar sempurna pada waktu mencapai ujung grate. Seperti kita ketahui unsur utama yang mempengaruhi pembakaran adalah udara dan bahan bakar ( batubara ). Sempurna/baik tidaknya suatu pembakaran sangat dipengaruhi oleh rasio udara dan batubara. Sangat sulit untuk menentukan rasio tersebut pada bahan bakar padat seperti batubara dimana kandungan dan ukurannya tidak selalu sama. Jadi kita harus juga menyesuaikan kondisi batubara yang kita bakar. Berikut adalah uraian dan beberapa patokan untuk mencapai pembakaran yang sempurna. Pada keadaan batubara yang cukup baik ( normal ) - Abu yang keluar dari ash conveyor berwarna putih kecoklatan, atau dengan kata lain carbon habis teroksidasi jadi tidak ada sisa batubara yang tidak terbakar atau arang. Gambar 4 Abu Sisa Pembakaran - Kadar Oksigen dalam gas buang biasanya antara 4 9 %, sedang pada keadaan batubara banyak yang halus biasanya oksigen (O2) akan naik karena oksigen (O2) tidak berkurang

banyak untuk beroksidasi dengan karbon yang ada pada batubara melainkan langsung terbuang/terhisap, biasanya temperatur gas buangnya juga turun. Ini menyebabkan juga sisa pembakaran masih hitam, artinya masih banyak karbon yang seharusnya terbakar tapi langsung jatuh ke ash conveyor. Pada keadaan ini sebaiknya tidak menaikan guillotine door atau ketebalan batubara. Sebab udara akan semakin sulit menembus lapisan batubara sehingga bisa berakibat pembakaran jadi lebih buruk. Jika perlu guillotine door bahkan diturunkan dan kecepatan stoker juga diturunkan untuk memberi kesempatan batubara terbakar lebih baik. Pengaturan yang tepat mengenai kecepatan stoker, ketebalan batubara dan jumlah udara pembakar akan bisa kita capai dengan pengalaman. Pada pembakaran yang baik biasanya api terlihat agak tegak dengan tidak terlalu banyak batubara yang meloncat. Jangan merubah FD speed terlalu besar (bila tidak perlu) karena terlalu banyak udara pembakar/kelebihan udara akan menurunkan efisiensi boiler. Gejala kurang udara pembakar bisa ditandai dengan turunnya persentasi oksigen (O2) sampai dibawah 4 % dan rantai stoker terasa lebih panas. Bila rantai stoker terlalu panas segera turunkan guillotine door. Sebagai pedoman untuk memperbaiki rasio bahan bakar dan udara adalah dengan merubah (menaikan/menurunkan) jumlah udara dengan cara menambah atau mengurangi FD Fan speed, atau bisa juga dengan merubah (menambah/mengurangi) batubara dengan cara menaikan atau menurunkan ketebalannya atau menambah atau mengurangi kecepatan stokernya. Gambar 5 Pembakaran dalam Boiler Batubara Pipa Api Gambar 6 Tempat pembakaran pada Boiler pipa api Keadaan batubara juga sangat menentukan hasil pembakaran. Baik kalorinya maupun ukuran dari batubara itu. Sebaiknya batubara mempunyai kelembaban yang cukup, artinya tidak terlalu kering tetapi juga tidak terlalu basah. Dengan ini dimaksudkan agar batubara yang halus bisa menempel pada atau melapisi batubara yang lebih besar. Jadi pada waktu masuk dan berada diatas stoker tidak mudah terbang tertiup angin dan sekaligus membantu batubara yang lebih besar jadi mudah terbakar dan stoker speed bisa lebih tinggi. Sedapat mungkin pembakaran dilaksanakan dengan ketebalan yang seminimal mungkin tetapi kecepatan setinggi mungkin. Arti ketebalan setipis mungkin disini misalnya beban pemakaian cukup dengan 140 mm maka kita tidak perlu membuka sampai 200 mm, hal ini untuk menghindari agar boiler tidak terlalu sering modulasi atau bahkan mati karena tekanan sudah tercapai atau terlewati untuk menghindari timbulnya asap yang tebal. Sedangkan kecepatan stoker secepat mungkin dimaksudkan untuk menghindari klingker melekat terlalu banyak di refractoy arch dan juga api yang dihasilkan bisa lebih panjang sehingga memberi kesempatan asap yang terbentuk dibagian awal pembakaran terbakar lebih baik sehingga asap yang keluar dari cerobong tipis. Dengan catatan hasil pembakaran tetap baik atau batubara habis terbakar menjadi abu. D. Minimalisasi pembakaran yang tidak sempurna Pembakaran yang tidak sempurna dapat timbul dari kekurangan udara atau kelebihan bahan bakar atau buruknya pendistribusian bahan bakar. Hal ini nyata terlihat dari warna atau asap, dan harus segera diperbaiki.

Pada pembakaran batubara, karbon yang tidak terbakar dapat merupakan kehilangan yang besar. Hal ini terjadi pada saat dibawa oleh grit atau adanya karbon dalam abu dan dapat mencapai lebih dari 12 persen dari panas yang dipasok ke boiler. Ukuran bahan bakar yang tidak seragam dapat juga menjadi penyebab tidak sempurnanya pembakaran. Pada chain grate stokers, bongkahan besar tidak akan terbakar sempurna, sementara potongan yang kecil dan halus apat menghambat aliran udara, sehingga menyebabkan buruknya distribusi udara. Pada sprinkler stokers, kondisi grate stoker, distributor bahan bakar, pengaturan udara dan sistem pembakaran berlebihan dapat juga mempengaruhi kehilangan karbon. Meningkatnya partikel halus pada batubara juga meningkatkan kehilangan karbon. E. Pengendalian udara berlebih Udara berlebih diperlukan pada seluruh praktek pembakaran untuk menjamin pembakaran yang sempurna, untuk memperoleh variasi pembakaran dan untuk menjamin kondisi cerobong yang memuaskan untuk beberapa bahan bakar. Tingkat optimal udara berlebih untuk efisiensi boiler yang maksimum terjadi bila jumlah kehilangan yang diakibatkan pembakaran yang tidak sempurna dan kehilangan yang disebabkan oleh panas dalam gas buang diminimalkan. Tingkatan ini berbeda-beda tergantung rancangan tungku, jenis burner, bahan bakar dan variabel proses. Pengendalian udara berlebih pada tingkat yang optimal selalu mengakibatkan penurunan dalam kehilangan gas buang, untuk setiap penurunan 1 persen udara berlebih terdapat kenaikan efisiensi kurang lebih 0,6 persen. Berbagai macam metode yang tersedia untuk mengendalikan udara berlebih : Alat analisis oksigen portable dan draft gauges dapat digunakan untuk membuat pembacaan berkala untuk menuntun operator menyetel secara manual aliran udara untuk operasi yang optimum. Penurunan udara berlebih hingga 20 persen adalah memungkinkan. Metode yang paling umum adalah penganalisis oksigen secara sinambung dengan pembacaan langsung ditempat, dimana operator dapat menyetel aliran udara. Penurunan lebih lanjut 10 15% dapat dicapai melebihi sistem sebelumnya. Alat analisis oksigen sinambung yang sama dapat memiliki pneumatic damper positioner yang dikedalikan dengan alat pengendali jarak jauh, dimana pembacaan data tersedia di ruang kendali. Hal ini membuat operator mampu mengendalikan sejumlah sistem pengapian dari jarak jauh secara serentak. F. Uap Bertekanan (Steam) yang Dihasilkan Boiler Pertama-tama gas panas hasil pembakaran batubara mengalir dalam lorong api (furnace) ditiup dengan FD Fan dengan kecepatan motor rata-rata 1050 rpm menuju kearah ruang pembalik (reversal chamber) dengan dihisap oleh ID Fan dengan kecepatan motor ratarata 1440 rpm dengan suhu gas pembakaran 1600C dengan kecepatan stoker rata-rata sebesar 10 m/jam. Batubara ini akan habis terbakar sebanyak 88 93% dengan kadar abu antara 7 12%. Abu sisa pembakaran batubara tersebut akan jatuh dari stoker oleh gaya gravitasi menuju bottom ash dengan suhu sekitar 1200C. Karena suhu sisa abu pembakaran batubara tersebut sangat panas untuk diterima langsung oleh bottom ash conveyor, oleh karena itu bottom ash conveyor tersebut direndam dengan air agar abu bottom ash suhunya menurun dan bottom ash conveyor tidak cepat rusak karena suhu yag sangat panas tersebut. Kedua gas panas dari reversal chamber masuk ke dalam pipa-pipa api (laluan kedua)

dengan suhu antara 800 850C menuju k edepan yaitu ke lemari api depan (front smoke box). Ketiga dari front smoke box masuk ke dalam pipa-pipa api (laluan ketiga) dengan suhu 350C menuju ke belakang yaitu ke rear smoke box yang selanjutnya menuju cerobong dengan malalui grit arrester dan ID Fan. Di dalam grit arrester gas panas yang terhisap oleh ID Fan ini mengandung partikel-partikel kecil batubara yang berterbangan sebesar butiran pasir dan terhisap ke dalam pipa-pipa api dari laluan pertama sampai dengan laluan ketiga dan kemudian akan terjatuh diruang grit arrester dan akan ditampung oleh bak penampungan. Dan sisa karbon hasil pembakaran tersebut yang menuju cerobong asap (Exhaust gas),tetapi tidak langsung dibuang begitu saja, tetapi sisa hasil karbon tersebut disemprot (spray) dengan air agar kandungan asap gas buang tidak terlalu pekat dan tidak menimbulkan polusi udara, dan suhu sisa hasil pembakarannya dalam keadaan normal antara 220 230C dengan kadar oksigen (O2) antara 4 9% dan kadar karbondioksida (CO2) rata-rata 13%. Kemudian uap bertekanan yang dihasilkan boiler batubara tersebut didistribusikan menuju bagian produksi dengan suhu 210 212C dengan tekanan steam maksimal 19 bar yang digunakan untuk memasak ban (curing) dan untuk menggerakan mesin. Total uap bertekanan yang dihasilkan oleh boiler tersebut dalam 1 jam proses kerja maksimal adalah 21000 lbs/jam dengan pemakaian bahan baku air rata-rata 10 m3 dengan kecepatan rata-rata10 m3/jam, dengan menggunakan bahan bakar batubara rata-rata 1 ton/jam. Gambar 7 Perpindahan Panas dan Temperatur yang Melalui Boiler [1] G. Efisiensi Boiler Efisiensi boiler didefinisikan sebagai persen energi panas masuk yang digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan. Kehilangan energi dan peluang efisiensi energi dalam boiler dapat dihubungkan dengan pembakaran, perpindahan panas, kehilangan yang dapat dihindarkan, konsumsi energi yang tinggi untuk alat-alat pembantu, kualitas air dan blowdown. Untuk mengetahui efisiensi boiler batubara untuk jenis ini dapat dihitung berdasarkan data-data yang terdapat dari boiler tersebut. Untuk mengetahui efisiensi tersebut dapat dilihat seperti rumus dibawah ini : Panas Keluar ) =Efisiensi Boiler ( x 100 Panas Masuk Q x (hg hf) ) =Efisiensi Boiler ( x 100 Q x GCV Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode langsung adalah: Jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) dalam kg/jam Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (q) dalam kg/jam Tekanan kerja (dalam kg/cm2(g)) dan suhu lewat panas (0C), jika ada Suhu air umpan (0C)

Jenis bahan bakar dan nilai panas kotor bahan bakar (GCV) dalam kkal/kg bahan bakar Dimana hg : Entalpi steam jenuh dalam kkal/kg steam hf : Entalpi air umpan dalam kkal/kg air Data yang digunakan untuk menghitung efisiensi boiler batubara adalah sebagai berikut : Jenis boiler : Berbahan bakar batubara Jumlah steam (kering) yang dihasilkan : 10 TPJ Tekanan steam (gauge) / suhu : 10 kg/cm2 (g)/ 2100CC Jumlah pemakaian batubara : 1,1 TPJ Suhu air umpan : 850C GCV batubara : 6300 kkal/kg Entalpi steam pada tekanan 10 kg/cm2 : 665 kkal/kg (jenuh) Entalpi air umpan : 85 kkal/kg Q x (hg hf) ) =Efisiensi Boiler ( x 100 Q x GCV 10 x (665 85) Efisiensi Boiler ) =( x 100 = 83,694 persen 1,1 x 6300 Persentase kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak dapat dihindarkan. Persentase kehilangan energi ini merupakan sisa dari persentase efisiensi boiler itu sendiri. Tujuan dari produksi bersih pengkajian energi harus mengurangi kehilangan yang dapat dihindari, dengan meningkatkan efisiensi energi. Dimana kehilangan yang terjadi dalam boiler adalah kehilangan panas yang diakibatkan oleh: Gas cerobong yang kering Penguapan air yang terbentuk karena H 2 dalam bahan bakar Penguapan kadar air dalam bahan bakar Adanya kadar air dalam udara pembakaran Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang/ fly ash Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu bawah/ bottom ash Radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung H. Blowdown Boiler Jika air dididihkan dan dihasilkan steam, padatan terlarut yang terdapat dalam air akan tinggal di boiler. Jika banyak padatan terdapat dalam air umpan, padatan tersebut akan terpekatkan dan akhirnya akan mencapai suatu tingkat dimana kelarutannya dalam air akan terlampaui dan akan mengendap dari larutan. Diatas tingkat konsentrasi tertentu, padatan tersebut mendorong terbentuknya busa dan menyebabkan terbawanya air ke steam. Endapan juga mengakibatkan terbentuknya kerak di bagian dalam boiler, mengakibatan pemanasan setempat menjadi berlebih dan akhirnya menyebabkan kegagalan pada pipa boiler.

Oleh karena itu penting untuk mengendalikan tingkat konsentrasi padatan dalam suspensi dan yang terlarut dalam air yang dididihkan. Hal ini dicapai oleh proses yang disebut blowing down, dimana sejumlah tertentu volume air dikeluarkan dan secara otomatis diganti dengan air umpan. Dengan demikian akan tercapai tingkat optimum total padatan terlarut (TDS) dalam air boiler dan membuang padatan yang sudah rata keluar dari larutan dan yang cenderung tinggal pada permukaan boiler. Blowdown penting untuk melindungi permukaan penukar panas pada boiler. Walau demikian, blowdown dapat menjadi sumber kehilangan panas yang cukup berarti, jika dilakukan secara tidak benar. Pengendalian blowdown boiler yang baik dapat secara signifikan menurunkan biaya perlakuan dan operasional yang meliputi: Biaya perlakuan awal lebih rendah Konsumsi air make-up lebih sedikit Waktu penghentian untuk perawatan menjadi berkurang Umur pakai boiler meningkat Pemakaian bahan kimia untuk pengolahan air umpan menjadi lebih rendah. Dalam uni ketel uap jenis pipa air terdapat komponen-komponen yang terdiri dari : 1. Drum. Upper drum berfungsi untuk menampung uap yang dihasilkan oleh pipa-pipa penguapan. Pada upper drum dipasang peralatan berupa plat penyekat yang disebut priming plate, steam separator dan anti priming plate. Ketiga peralatan tersebut mempunyai fungsi yang berlainan : a. Anti priming plate untuk mencegah agar tidak tercampurnya air dari air pengisi ketel dengan air yang telah dipanaskan melalui pipa-pipa. b. Priming plate untuk mencegah terjadinya gejolak atau meredam gejolak yang terjadi bila air dari pipa yang telah dipanaskan masuk ke dalam upper drum. c. Steam separator untuk mencegah / mengurangi kandungan air akibat dari penguapan air di upper drum yang masuk ke superheater. Selain alat tersebut diatas pada upper drum juga dipasang pipa untuk continous blow down, dimana pipa ini berfungsi untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang ada pada upper drum dengan jalan mengontrol total disolved solid (TDS). Lower drum berfungsi untuk menampung air yang akan diuapkan oleh steam generating tube maupun water wall tube. Pada lower drum, side header, rear header ataupun front header dipasang valve blow down manual (Spei). 2. Pipa - pipa ketel Jenis pipa - pipa ketel pada ketel pipa air antara lain : a. Generatting tube (evaporator tube)

berfungsi untuk penguapan / menguapkan air atau mempercepat proses penguapan, oleh karena itu generatting tube diameternya lebih kecil dari pipa lainnya b. Down comer Tube Pada umumnya pipa down comer ini dipasang pada posisi yang tidak tertutup oleh anti priming plate. Karena air dari pipa air pengisi ketel dipancarkan langsung mengarah pada down comer tube. Down comer tube terbagi dalam : Side down comer, dan Front down comer c. Super heater tube berfungsi sebagai pembentuk / penghasil uap kering, dengan jalan memanaskan kembali uap dari upper drum. dimana uap dari upper drum di alirkan di dalam superheater dan bagian luar pipa ini terkena gas panas yang mempunyai temperatur sangat tinggi sehingga butiranbutiran air akan menguap di dalam superheater dan diperoleh uap kering d. Front header tube, side header tube dan rear header tube berfungsi sebagai pipa penguapan air, dimana pipa-pipa tersebut langsung berhubungan atau bersinggungan dengan api.. e. Screen water tube / stag screen berfungsi sebagai pipa penguapan dan juga berfungsi sebagai pelindung atau tirai dari super heater tube. 3. Air heater Berfungsi untuk menaikkan suhu udara pembakaran sebelum masuk keruang pembakaran. Pelaksanaanya dengan memanfaatka panas gas asap (gas buang) sebelum dibuang kecerobong dilewatkan air heater. Gas asap lewat di dalam pipa air heater sedangkan udara lewat diluar pipa air heater sehingga perpindahan panas terjadi tanpa percampuran antara gas asap dengan udara yang dipanaskan. 4. Rangka bakar Berfungsi sebagai sarangan dari suatu ketel yang berbahan bakar ampas cukup lembut. Alat ini terdiri dari kepingan besi tuang yang berlubang kecil-kecil, alat ini membuka dan menutup untuk membuang abu sisa pembakaran. Udara bakar primer masuk lewat lubang-lubang rangka bakar dan sela-sela rangka bakar 5. Baggase feeder (pengumpan ampas) Berfungsi untuk memasukkan ampas kedalam ruang pembakaran. Rpm dari baggas feeder bisa diatur secara manual atau outomatis dari ruang operator sesuai dengan kebutuhan ampas. 6. Burner Berfungsi untuk menaikkan temperatur pembakaran dengan jalan menyemprotkan bahan bakar pengganti ampas. Alat ini digunakan apabila kondisi ampas kurang atau habis. Bahan bakar yang dipakai biasanya residu yang sebelumnya dipanasi dulu sampai

temperatur 80 C.

7. Deaerator Berfungsi untuk menghilangkan kandungan oksigen di dalam air pengisi ketel dengan cara menaikkan temperatur 105 C. 8. Pompa air pengisi ketel (boiler feed water pump) Berfungsi untuk memasukkan air pengisi ketel dari deaerator ke dalam ketel. di PG. Pesantren Baru untuk ketel Takuma dilayani oleh 1 buah pompa pengisi air ketel yang digerakkan oleh turbin uap dan 1 pompa lagi sebagai cadangan yang digerakkan oleh elektro motor sedangkan untuk 2 unit ketel Yoshimine I dan II hanya dilayani 1 buah pompa pengisi air ketel yang digerakkan oleh turbin uap dan 1 pompa lagi sebagai cadangan yang digerakkan oleh elektro motor. 9. IDF (induced draft fan) Berfungsi untuk menarik/menghisap gas dari ruang pembakaran keluar lewat cerobong sehingga rung pembakaran mempunyai tekanan negativ. 10. FDF (force draft fan) Berfungsi untuk menghembuskan udara kedalam dapur pembakaran dengan melewati air heater yang mempunyai tekanan positif. 11. Distribusi air fan Berfungsi untuk menghembuskan/melemparkan ampas yang keluar dari baggase feeder kedalam dapur. Maksudnya untuk meratakan dan menguraikan jatuhnya ampas di dalam dapur. 12. Shoot blow (Blazer ) Adalah suatu alat yang digunakan untuk membersihkan jelaga yang menempel pada pipapipa ketel, sehingga dapat menjaga efisiensi ketel. Alat ini bekerja dengan semprotan berputar yang mana tempat-tempat sudah ditentukan. Bahan penyemprotnya adalah uap baru yang diambil dari ketel itu sendiri. 13. Cerobong Berfungsi sebagai saluran buang gas asap yang menjulang tinggi. Diharapkan dengan ketinggiannya akan diperoleh tarikan alam.

1. PENDAHULUAN

Bagian ini menjelaskan secara singkat tentang Boiler dan berbagai alat pembantunya dalam Ruang Boiler. Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik. Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem. Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan. Dua sumber air umpan adalah: (1) Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan (2) Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.

2. JENIS BOILER Bagian ini menerangkan tentang berbagi jenis boiler: Fire tube boiler, Water tube boiler, Paket boiler, Fluidized bed combustion boiler, Atmospheric fluidized bed combustion boiler, Pressurized fluidized bed combustion boiler, Circulating fluidized bed combustion boiler, Stoker fired boiler, Pulverized fuel boiler, Boiler pemanas limbah (Waste heat boiler) dan and Pemanas fluida termis. 2.1 Fire Tube Boiler

Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada didalam shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boilers biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boilers dikonstruksi sebagai paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar. 2.2 Water Tube Boiler Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa masuk kedalam

drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan

oleh gas

pembakar membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam antara 4.500 12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak water tube boilers yang dikonstruksi secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang secara paket. Karakteristik water tube boilers sebagai berikut:

Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi pembakaran Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air. Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.

2.3 Paket Boiler Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap. Pada saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya merupakan tipe shell and tube dengan rancangan fire tube dengan transfer panas baik radiasi maupun konveksi yang tinggi.

Ciri-ciri dari packaged boilers adalah:


Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan penguapan yang lebih cepat. Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki perpindahan panas konvektif yang baik. Sistim forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang baik. Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang lebih baik. Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler lainnya.

Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass nya yaitu berapa kali gas pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan sebagai lintasan pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api. Boiler yang paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga pass/ lintasan dengan dua set fire-tube/ pipa api dan gas buangnya keluar dari belakang boiler. 2.4 Boiler Pembakaran dengan Fluidized Bed (FBC) Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) muncul sebagai alternatif yang memungkinkan

dan memiliki kelebihan yang cukup berarti dibanding sistim pembakaran yang konvensional dan memberikan banyak keuntungan rancangan boiler yang kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi pembakaran yang tinggi dan berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti SOx dan NOx. Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah batubara, barang tolakan dari tempat pencucian pakaian, sekam padi, bagas & limbah pertanian lainnya. Boiler fluidized bed memiliki kisaran kapasitas ya ng luas yaitu antara 0.5 T/jam sampai lebih dari 100 T/jam. Bila udara atau gas yang terdistribusi secara merata dilewatkan keatas melalui bed partikel padat seperti pasir yang disangga oleh saringan halus, partikel tidak akan terganggu pada kecepatan yang rendah. Begitu kecepatan udaranya berangsur-angsur naik, terbentuklah suatu keadaan dimana partikel tersuspensi dalam aliran udara bed tersebut disebut terfluidisasikan. Dengan kenaikan kecepatan udara selanjutnya, terjadi pembentukan gelembung, turbulensi yang kuat, pencampuran cepat dan pembentukan permukaan bed yang rapat. Bed partikel padat menampilkan sifat cairan mendidih dan terlihat seperti fluida -bed gelembung fluida/ bubbling fluidized bed. Jika partikel pasir dalam keadaan terfluidisasikan dipanaskan hingga ke suhu nyala batubara, dan batubara diinjeksikan secara terus menerus ke bed, batubara akan terbakar dengan cepat dan bed mencapai suhu yang seragam. Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) berlangsung pada suhu sekitar 840OC hingga 950OC. Karena suhu ini jauh berada dibawah suhu fusi abu, maka pelelehan abu dan permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari. Suhu pembakaran yang lebih rendah tercapai disebabkan tingginya koefisien perpindahan panas sebagai akibat pencampuran cepat dalam fluidized bed dan ekstraksi panas yang efektif dari bed melalui perpindahan panas pada pipa dan dinding bed. Kecepatan gas dicapai diantara kecepatan fluidisasi minimum dan kecepatan masuk partikel. Hal ini menjamin operasi bed yang stabil dan menghindari terbawanya partikel dalam jalur gas. 2.5 Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler konvensional biasa yang ditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistim seperti telah dipasang digabungkan dengan water tube boiler/ boiler pipa air konvensional. Batubara dihancurkan menjadi ukuran 1 10 mm tergantung pada tingkatan batubara dan jenis pengumpan udara ke ruang pembakaran. Udara atmosfir, yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan pembakaran, dimasukkan dengan tekanan, setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang bahan bakar. Pipa dalam bed yang membawa air pada umumnya bertindak sebagai evaporator. Produk gas hasil pembakaran melewati bagian super heater

dari boiler lalu mengalir ke economizer, ke pengumpul debu dan pemanas awal udara sebelum dibuang ke atmosfir. 2.6 Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah kompresor memasok udara Forced Draft (FD), dan pembakarnya merupakan tangki bertekanan. Laju panas yang dilepas dalam bed sebanding dengan tekanan bed sehingga bed yang dalam digunakan untuk mengekstraksi sejumlah besar panas. Hal ini akan meningkatkan efisiensi pembakaran dan peyerapan sulfur dioksida dalam bed. Steam dihasilkan didalam dua ikatan pipa, satu di bed dan satunya lagi berada diatasnya. Gas panas dari cerobong menggerakan turbin gas pembangkit tenaga. Sistim PFBC dapat digunakan untuk pembangkitan kogenerasi (steam dan listrik) atau pembangkit tenaga dengan siklus gabungan/ combined cycle. Operasi combined cycle (turbin gas & turbin uap) meningkatkan efisiensi konversi keseluruhan sebesar 5 hingga 8 persen.

2.7 Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC)

Dalam sistim sirkulasi, parameter bed dijaga untuk membentuk padatan melayang dari bed. Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam pengangkat padatan, dan sebuah down-comer dengan sebuah siklon merupakan aliran sirkulasi padatan. Tidak terdapat pipa pembangkit steam yang terletak dalam bed. Pembangkitan dan pemanasan berlebih steam berlangsung di bagian konveksi, dinding air, pada keluaran pengangkat/ riser. Boiler CFBC pada umumnya lebih ekonomis daripada boiler AFBC, untuk penerapannya di industri memerlukan lebih dari 75 100 T/jam steam. Untuk unit yang besar, semakin tinggi karakteristik tungku boiler CFBC akan memberikan penggunaan ruang yang semakin baik, partikel bahan bakar lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang efisien dan penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin mudah penerapan teknik pembakaran untuk pengendalian NOx daripada pembangkit steam AFBC. 2.8 Stoker Fired Boilers Stokers diklasifikasikan menurut metode pengumpanan bahan bakar ke tungku dan oleh jenis grate nya. Klasifikasi utamanya adalah spreader stoker dan chain-gate atau traveling-gate stoker. 2.8.1 Spreader stokers Spreader stokers memanfaatkan kombinasi pembakaran suspensi dan pembakaran grate. Batubara diumpankan secara kontinyu ke tungku diatas bed pembakaran batubara. Batubara yang halus dibakar dalam suspensi; partikel yang lebih besar akan jatuh ke grate, dimana batubara ini akan dibakar dalam bed batubara yang tipis dan pembakaran

cepat. Metode pembakaran ini memberikan fleksibilitas yang baik terhadap fluktuasi beban, dikarenakan penyalaan hampir terjadi secara cepat bila laju pembakaran meningkat. Karena hal ini, spreader stoker lebih disukai dibanding jenis stoker lainnya dalam berbagai penerapan di industri.

2.8.2 Chain-grate atau traveling-grate stoker

Batubara diumpankan ke ujung grate baja yang bergerak. Ketika grate bergerak sepanjang tungku, batubara terbakar sebelum jatuh pada ujung sebagai abu. Diperlukan tingkat keterampilan tertentu, terutama bila menyetel grate, damper udara dan baffles, untuk menjamin pembakaran yang bersih serta menghasilkan seminimal mungkin jumlah karbon yang tidak terbakar dalam abu. Hopper umpan batubara memanjang di sepanjang seluruh ujung umpan batubara pada tungku. Sebuah grate batubara digunakan untuk mengendalikan kecepatan batubara yang diumpankan ke tungku dengan mengendalikan ketebalan bed bahan bakar. Ukuran batubara harus seragam sebab bongkahan yang besar tidak akan terbakar sempurna pada waktu mencapai ujung grate. 2.9 Pulverized Fuel Boiler Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang berbahan bakar batubara menggunakan batubara halus, dan banyak boiler pipa air di industri yang lebih besar juga menggunakan batubara yang halus. Teknologi ini berkembang dengan baik dan diseluruh dunia terdapat ribuan unit dan lebih dari 90 persen kapasitas pembakaran batubara merupakan jenis ini.

Untuk batubara jenis bituminous, batubara digiling sampai menjadi bubuk halus, yang

berukuran +300 micrometer (m) kurang dari 2 persen dan yang berukuran dibawah 75 microns sebesar 70-75 persen. Harus diperhatikan bahwa bubuk yang terlalu halus akan memboroskan energi penggilingan. Sebaliknya, bubuk yang terlalu kasar tidak akan terbakar sempurna pada ruang pembakaran dan menyebabkan kerugian yang lebih besar karena bahan yang tidak terbakar. Batubara bubuk dihembuskan dengan sebagian udara pembakaran masuk menuju plant boiler melalui serangkaian nosel burner. Udara sekunder dan tersier dapat juga ditambahkan. Pembakaran berlangsung pada suhu dari 1300 -1700 C, tergantung pada kualitas batubara. Waktu tinggal partikel dalam boiler biasanya 2 hingga 5 detik, dan partikel harus cukup kecil untuk pembakaran yang sempurna. Sistim ini memiliki banyak keuntungan seperti kemampuan membakar berbagai kualitas batubara, respon yang cepat terhadap perubahan beban muatan, penggunaan suhu udara pemanas awal yang tinggi dll. Salah satu sistim yang paling populer untuk pembakaran batubara halus adalah pembakaran tangensial dengan menggunakan empat buah burner dari keempat sudut untuk menciptakan bola api pada pusat tungku.

2.10 Boiler Limbah Panas

Dimanapun tersedia limbah panas pada suhu sedang atau tinggi, boiler limbah panas dapat dipasang secara ekonomis. Jika kebutuhan steam lebih dari steam yang dihasilkan menggunakan gas buang panas, dapat digunakan burner tambahan yang menggunakan bahan bakar. Jika steam tidak langsung dapat digunakan, steam dapat dipakai untuk memproduksi daya listrik menggunakan generator turbin uap. Hal ini banyak digunakan dalam pemanfaatan kembali panas dari gas buang dari turbin gas dan mesin diesel. 2.11 Pemanas Fluida Termis Saat ini, pemanas fluida termis telah digunakan secara luas dalam berbagai penerapan untuk pemanasan proses tidak langsung. Dengan menggunakan fluida petroleum sebagai media perpindahan panas, pemanas tersebut memberikan suhu yang konstan. Sistim pembakaran terdiri dari sebuah fixed grate dengan susunan draft mekanis. Pemanas fluida thermis modern berbahan bakar minyak terdiri dari sebuah kumparan ganda, konstruksi tiga pass dan dipasang dengan sistim jet tekanan. Fluida termis, yang bertindak sebagai pembawa (Mesin Energi India) panas, dipanaskan dalam pemanas dan disirkulasikan melalui peralatan pengguna. Disini fluida memindahkn panas untuk proses melalui penukar panas, kemudian fluidanya dikembalikan ke pemanas. Aliran fluida termis pada ujung pemakai dikendalikan oleh katup pengendali yang dioperasikan secara pneumatis, berdasarkan suhu operasi. Pemanas beroperasi pada api yang tinggi atau rendah tergantung pada suhu minyak yang kembali yang bervariasi tergantung beban sistim.

Keuntungan pemanas tersebut adalah:


Operasi sistim tertutup dengan kehilangan minimum dibanding dengan boiler steam. Operasi sistim tidak bertekanan bahkan untuk suhu sekitar 250 0C dibandingkan kebutuhan tekanan steam 40 kg/cm2 dalam sistim steam yang sejenis. Penyetelan kendali otomatis, yang memberikan fleksibilitas operasi. Efisiensi termis yang baik karena tidak adanya kehilangan panas yang diakibatkan oleh blowdown, pembuangan kondensat dan flash steam.

Faktor ekonomi keseluruhan dari pemanas fluida termis tergantung pada penerapan spesifik dan dasar acuannya. Pemanas fluida thermis berbahan bakar batubara dengan kisaran efisiensi panas 55-65 persen merupakan yang paling nyaman digunakan dibandingkan dengan hampir kebanyakan boiler. Penggabungan peralatan pemanfaatan kembali panas dalam gas buang akan mempertinggi tingkat efisiensi termis selanjutnya.

You might also like