You are on page 1of 5

KEGIATAN PROSTITUSI PADA REMAJA DI KALIMANTAN BARAT

Oleh : Devy Hestiwana, S. Psi (11915012) devyhestiwana_psychology@yahoo.com

PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2012

PENGANTAR Di Indonesia prostitusi sudah ada semenjak masa kerajaan-kerajaan Jawa dimana perdagangan perempuan pada saat itu merupakan pelengkap dari sistem pemerintahan feodal. Pada masa itu konsep kekuasaan raja digambarkan sebagai kekuasaan yang sifatnya agung dan mulia (Hull, 1997). Dengan kekuasaan ini berarti mereka menguasai tanah, benda, bahkan nyawa hamba sahaya mereka. Kekuasaan ini tercermin dari banyaknya selir yang mereka miliki. Hal ini terjadi karena rakyat menganggap bahwa dengan melahirkan anak-anak dari raja akan meningkatkan status yang dimiliki. Keadaan inilah yang membentuk landasan bagi perkembangan industri seks yang ada sekarang (Hull, 1997) Pelacuran sering disebut sebagai prostitusi (dari bahasa latin Prostituere atau Prostauree) yang menurut Commenge adalah suatu perbuatan seorang wanita memperdagangkan atau menjual tubuhnya, yang dilakukan untuk memperoleh bayaran dari laki-laki yang datang, dan wanita tersebut tidak ada pencarian nafkah lainnya kecuali yang diperolehnya dari perhubungan sebentar-sebentar dengan orang banyak. Saat ini pelaku prostitusi yang semakin meningkat adalah remaja. Monks dkk (2001) menjelaskan masa remaja berlangsung antara usia 12 tahun sampai 21 tahun dengan pembagian : 12-15 tahun sebagai masa remaja awal; 15-18 tahun sebagai masa remaja pertengahan; dan 18-21 tahun sebagai masa remaja akhir. Remplein (dalam Monks dkk, 2001) mengemukakan bahwa remaja adalah masa dengan gejala-gejala krisis yang menunjukan adanya pembelokan dalam masa perkembangan, suatu kepekaan dan labilitas yang meningkat. Semakin maraknya perilaku seks bebas pada kalangan anak remaja memberikan keprihatinan yang mendalam pada kita semua, dari penelitian yang dilakukan secara perorangan atau badan memperlihatkan kenaikan yang begitu signifikan. Bukan cuma itu tetapi juga marak diantara remaja dengan mudahnya menjajakan diri (terlibat menjadi pelacur), tanpa memikirkan dampak penyakit, moral dan psikososial yang ditimbulkannya.

Dari 277 laporan kekerasan terhadap anak yang diterima Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN) Kalbar pada 2011, yang memiriskan ternyata 179 berupa prostitusi anak dengan 98 kasus kekerasan seksual. Begitu juga data terakhir tahun 2012 yang masuk terdapat 43 anak yang terlibat prostitusi dan positif mengidap infeksi menular seks (IMS) seperti seperti sifilis, GO, virus hepatitis B sebanyak 8 orang. Rata-rata remaja tersebut berumur dari 14 sampai 18 tahun. Pemerintah Kabupaten Ketapang pada Januari 2012 mendata beberapa areal yang kerap disalahgunakan sebagai lokalisasi dan menjadi target ditertibkan, yaitu ruko-ruko yang seharusnya pada ijin awal digunakan untuk perdagangan tetapi dialih fungsikan menjadi cafe-cafe di daerah kolam, terminal, dan Rangga Sentap. Faktor intern yang menjadi penyebab maraknya prostitusi dikalangan remaja antara lain aspirasi kesenangan dunia, kecenderungan untuk menghindarkan diri dari kesulitan hidup, tekanan ekonomi (kemiskinan), kondisi keluarga yang tidak harmonis, bujuk rayu kaum lelaki serta rasa ingin tahu tentang seks. Sedangkan faktor ekstern yang menjadi penyebab maraknya prostitusi dikalangan remaja yaitu perkembangan sosial individu di lingkungan sosial, kemajuan di segala bidang, kontrol sosial yang kurang baik.

DESAIN INTERVENSI

Target group

Tujuan

Metode

Materi

Hasil yang diharapkan

Orang putri tahun.

tua -Meningkat-kan

- Putar film

-Pemahaman self anak. -Penjelasan mengenai concept

nilai -Orang tua bisa pada mengetahui setiap hak yang dimiliki tiap anak. UU -Orang mengetahui tua

yang memiliki pemahaman berusia orang tua terhadap -Ceramah -Psikoedukasi -Meningkatkan pemahaman tentang HIV/AIDS Sharing pengalaman 14 sampai 18 hak anak

-Testimoni dan perlindungan anak -Pendidikan

seks dampak buruk

berupa pengetahuan dari HIV/AIDS -Diskusi kasus ttg. HIV/AIDS -Memberikan Pemahaman Remaja berusia sampai tahun putri -Meningkatkan 14 pemahaman 18 tentang HIV/AIDS -Mampu didalam pergaulan -Psikoedukasi -Pembentukan concept Sharing pengalaman -Memberikan Pemahaman -Anak mengetahui dampak buruk self dari HIV/AIDS - Putar film religiusitas -Pendidikan seks -Anak mampu diri didalam

berupa pengetahuan mengendalikan -Testimoni dan ttg. HIV/AIDS. pergaulan.

menempatkan diri -Diskusi kasus religiusitas

DAFTAR PUSTAKA

Hull, T. H, Sulistyaningsih, E, & Jones, G.W. (1997). Pelacuran di Indonesia : Sejarah & perkembangannya. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Monks, F. J, Knoers, A. M. D & Haditono, S. R. (2001). Psikologi perkembangan : Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Soedjono, D, Pelacuran Ditinjau dari Segi Hukum dan Kenyataan dalam Masyarakat, Bandung : PT. Karya Nusantara. http://regional.kompasiana.com/2011/07/14/%E2%80%98pelacur%E2%80%99anak-anak-jadi-langganan-pejabat-dan-politisi-di-kalbar/ http://suarakalbar.com/berita-58-prostitusi-anak-di-pontianak-semakinmengkhawatirkan.html

You might also like