Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pneumomediastinum pertama kali dikemukakan oleh
banyak terjadi pada laki-laki dewasa, ini mencerminkan banyaknya kecenderungan aktivitas laki-laki dewasa yang akan meningkatkan resiko terjadinya barotrauma, misalnya sering menyelam atau sering melakukan pekerjaan yang menahan nafas seperti aktivitas atletik dan angkat berat.
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI MEDIASTINUM
Mediastinum merupakan daerah diantara paru kanan dan paru kiri
meluas dari aperture thoracicus superior sampai aperture thoracicus inferior (diafragma). permukaan anterior tulang belakang torakal.
DEFINISI Pneumomediastinum atau mediastinal emfisema merupakan suatu kondisi terdapatnya udara di dalam mediastinum. EPIDEMIOLOGI > Pada pneumomediastinum traumatik >> kecenderungan aktivitas yang akan meningkatkan resiko terjadinya barotrauma, misalnya sering menyelam atau sering melakukan pekerjaan yang menahan nafas.
ETIOLOGI Ruptur alveolus dengan diseksi udara ke dalam mediastinum. Perforasi atau ruptur esophagus, trakea atau bronkus utama. Diseksi udara dari leher atau abdomen ke dalam mediastinum.
PATOFISIOLOGI pneumomediastinum terjadi akibat adanya udara bebas yang masuk melalui alveoli yang rusak disepanjang lapisan vaskular peribronkhial kearah hilus paru.
Dari daerah ini terus akan meluas kearah mediastinum. Jalur udara ini tak hanya terjadi pada mediastinum;
udara itu akan menyebar melalui bidang-bidang jaringan ini sehingga menyebabkan pneumoperitoneum, pneumoretroperitoneum, pneumoperikardium, pneumothorax dan emphysema subkutan.
GEJALA KLINIS Nyeri dada (50- 90%), khasnya terdapat nyeri dada substernum yang berat dengan atau tanpa penyebaran ke leher dan lengan, diperberat dengan inspirasi Dyspnea atau sesak nafas Demam, kadang timbul menyertai gejala yang lain. Nyeri tenggorokan Disfagia
Biasanya ditemukan emfisema subkutis. Meskipun bukan merupakan tanda patognomonik dari pneumomediastinum udara di subkutis menunjukkan adanya udara bebas di dalam rongga thoraks.
Tanda Hamman merupakan tanda patognomik dari pneumomediastinum. Tanda Hamman ini terdiri dari : Precardial Systolic Krepitasi Melemahnya bunyi jantung
Tanda hamman ini menimbulkan bunyi klik (oleh karena adanya krepitasi) yang sinkron dengan denyut jantung dan akan lebih jelas didengarkan pada posisi miring (dekubitus) lateral kiri.
menunjukkan pneumomediastinum (meskipun tidak selalu ditemukan, dapat dengan menggunakan CTscanning dada). Gambaran yang terlihat adalah adanya gas pada ruang mediastinal.
menunjukkan adanya gas bebas, yang mungkin dapat terlihat vertikal (sepanjang sisi kiri jantung), retrosternal prekardial atau mengelilingi trakea.
arteri (artery tubular), sebuah area radiolusen yang dapat terlihat mengelilingi arteri pulmonalis kanan pada radiograf dada.
Thymic sail (spinnaker)
Tampak udara pada mediastinum (panah merah) dan emfisema subkutis (panah kuning)
Radiografi Kontras Dalam kasus suspek perforasi esophageal, pemeriksaan dengan kontras sangat dianjurkan. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan gas darah arteri
Gas darah arteri harus diperiksa pada pasien dengan distress respirasi Gas darah mungkin normal atau bahkan menimbulkan keadaan hipoksia atau hiperkarbia, tergantung dari toleransi akut sistem respiratorik.
Pemeriksaan Lainnya
Elektrokardiografi
Bronkoskopi Esofagoskopi
Pembedahan Intervensi bedah disiapkan untuk penanganan kardiorespiratorik. Mediastinoscopy Precutaneus placement of mediastinal drainage tube telah dilaporkan. Double mediastinotomy
Pasien harus dimonitoring dengan ketat (secara klinis dengan cardiorespiratory monitor, pulse oximetry) untuk mengantisipasi komplikasi lanjutan yang lebih serius Pasien harus menghindari aktivitas fisik yang berat yang membutuhkan kekuatan respiratorik. Fungsi paru harus selalu di cek. Apabila ada kecurigaan terjadi perforasi esofagus dan beresiko tinggi untuk terjadinya mediastinitis lanjut, maka pasien harus diobservasi dengan ketat.
Rawat Jalan Pasien harus menghindari faktor resiko yang berhubungan dengan pneumomediastinum. Aktivitas fisik yang berhubungan dengan resiko pneumomesdiastinum harus diminimalisasikan. Kondisi medis yang berhubungan dengan perkembangan pneumomediastinum harus ditangani dengan cepat. Hal ini termasuk asma dan muntah yang rekuren
PENCEGAHAN Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari aktivitas faktor resiko, seperti memainkan alat musik tiup, scuba diving, termasuk aktivitas atletik yang berat.
KOMPLIKASI Tension pneumomediastinum Mediastinitis
PROGNOSIS Morbiditas atau mortalitas yang berhubungan dengan faktor presipitasinya. Dengan pneumomediastinum rekuren sebagai faktor resiko, namun pneumomediastinum terkadang tidak berakibat fatal