You are on page 1of 29

Oleh: Ninik Pujaning Dyah

Pembimbing: dr. Haiman Majedi, Sp.B


Laboratorium Klinik Bedah RSUD Kanjuruhan Kepanjen PPD UNISMA

1.1 Status Pasien Nama


Umur Jenis kelamin Pekerjaan Agama Alamat Status perkawinan Suku Tanggal MRS Tanggal periksa No. Reg

: Tn. S : 37 tahun : laki-laki : tukang kayu : Islam : Poncokusumo : Menikah : Jawa : 27-10-2011 : 27-10-2011 : 276110

1.2 ANAMNESA
1. Keluhan utama : BAB disertai darah 2. Riwayat penyakit sekarang Pasien datang ke RSUD kanjuruhan dengan keluhan BAB disertai darah sejak 5 tahun yang lalu. Darah berwarna merah segar, awalnya hanya menetes saja, namun sejak satu bulan ini darah mengucur saat BAB, tidak bercampur feses, dan berhenti ketika selesai BAB. Mulai muncul benjolan dari dubur saat BAB dan disertai darah sejak 3 tahun lalu namun tidak disertai nyeri. Benjolan tersebut besarnya kira-kira 1 cm, dan

1.2 ANAMNESA 2. Riwayat penyakit sekarang..cont Sejak 1 tahun lalu, benjolan yang keluar dari dubur cont tidak bisa kembali sendiri kedalam dubur dan
harus dimasukkan dengan tangan dan namun saat BAB tidak disertai nyeri. Menurut pasien benjolan tersebut teraba lunak saat diraba dan tidak berbenjol-benjol. Pasien tidak mengeluh gatalgatal dianus, tidak keluar lendir dan bekas feses pada pakaian dalamnya. Pasien juga tidak mengeluh perutnya kembung atau mules, tidak merasa

1.2 2. Riwayat penyakit sekarang..cont ANAMNESA mual atau muntah, tidak mengeluh nafsu makan turun, maupun berat badan turun. Sejak 15 hari yang lalu pasien mengeluh cont
badannya lemas dan kepala cekot-cekot sampai tidak bisa beraktifitas. Selama ini pasien tidak pernah berobat, baru 7 hari yang lalu pergi ke puskesma karena keluhan badannya lemas, namun tidak ada perbaikan. Pasien mengatakan bahwa selama ini BAB nya lancar, kadang BAB keras. Dirumahnya, pasien menggunakan WC jongkok. Setiap hari pasien mengkonsumsi sayur-sayuran, namun jarang mengkonsumsi buah. Setiap hari pasien minum air putih sekitar 4 gelas sehari. Pasien adalah seorang tukang kayu, setiap hari harus angkat-angkat berat.

1.2 ANAMNESAc 3. Riwayat penyakit dahulu darah tinggi (-), Kencing manis (ont ), alergi (-), liver (-)
4. Riwayat penyakit keluarga Kencing manis (-), Alergi (-), liver (-) 5. Riwayat kebiasaan: Makan : 3 x sehari dengan lauk: tahu, tempe, ikan, telur, mengkonsumsi sayur-sayuran. Minum : minum air putih sekitar 4 gelas/hari Olahraga : (-)

1.3 Px Fisik
Keadaan umum: kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6),tampak lemah Tanda vital : Tensi : 130/90 mmHg Nadi : 90 x/mnt RR : 18 x/mnt Suhu : 36,5 0 C

1.3 Px Fisikcont Kepala

Bentuk mesocephal, rambut tidak mudah dicabut. Mata Conjunctiva anemis (+/+), sklera ikterik (/-). Telinga Bentuk normotia, sekret (-), pendengaran berkurang (-).

1.3 Px Fisikcont Hidung


Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-). Mulut dan tenggorokan Bibir pucat (-), bibir cianosis (-), gusi berdarah Leher JVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-). Paru Suara nafas vesikuler, ronchi (-/-), wheezing (-/-). Jantung Auskultasi : bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-).

1.3 Px Fisik cont Regio Anus


Inspeksi :
benjolan dengan diameter 1 cm di tepi rectum lateral kiri (arah jam 3), odem (-), eritema(-)

Palpasi :
benjolan konsistensi kenyal, permukaan halus, darah (-) RT: mukosa halus, thrombus (-), tonus spingter ani (+) baik, nyeri (-), tidak teraba adanya massa padat, pada sarung tangan tidak ada darah

2.5 Resume
Pasien datang ke RSUD kanjuruhan dengan keluhan BAB disertai darah sejak 5 tahun yang lalu. Darah berwarna merah segar, awalnya hanya menetes saja, namun sejak satu bulan ini darah mengucur saat BAB, tidak bercampur feses, dan berhenti ketika selesai BAB. Mulai muncul benjolan dari dubur sejak 3 tahun lalu, besarnya kira-kira 1 cm namun tidak disertai nyeri dan kembali sendiri ke dalam dubur, namun sejak 1 tahun lalu tidak bisa kembali sendiri kedalam dubur dan harus dimasukkan dengan tangan namun saat BAB tidak disertai nyeri. Menurut pasien benjolan tersebut teraba lunak saat diraba dan tidak berbenjol-benjol. Sejak 15 hari yang lalu pasien mengeluh badannya lemas dan kepala cekot-cekot sampai tidak bisa beraktifitas. Pasien mengatakan kadang BAB keras. Setiap hari pasien mengkonsumsi sayur-sayuran, namun jarang mengkonsumsi buah. Setiap hari pasien minum air putih sekitar 4 gelas sehari. Pasien adalah seorang tukang kayu, setiap hari harus angkat-angkat berat. Dari pemeriksaan fisik pasien tampak lemah dan konjungtiva anemis. Status lokalis menunjukkan benjolan dengan diameter 1 cm di tepi rectum lateral kiri (arah jam 3), benjolan konsistensi kenyal, permukaan halus. Pada RT: mukosa halus, tonus spingter ani (+) baik.

2.6 Diagnosa
Hemorrhoid eksterna Hemorrhoid interna grade III

Diagnosa banding: Ca kolorektal Polip colitis ulserosa

2.7 Penatalaksanaan
Planing diagnosa:
Lab: Darah lengkap

Sigmoideskopi
Foto barium kolon

Kolonoskopi

2.8 Penatalaksanaan
Planing terapi : Non Operatif: KIE : Pengaturan gaya hidup yang meliputi, mengurangi kegiatan mengangkat-angkat berat, olah raga, minum air putih, konsumsi sayur dan buah-buahan Operatif :

Anatomi Rectum

HEMORRHOID
Hemoroid adalah kumpulan
dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal

HEMORRHOID
1. Karena bendungan sirkulasi portal
akibat kelainan organic. sirosis hepatis Bendungan vena porta, misal akibat trombosis Tumor intra abdomen Anatomi Pekerjaan Umur Endokrin 2. Idiopatik

Hemorrhoid

Hemorrhoid
1. Hemorroid eksterna Akut Kronis 2. Hemorrhoid interna Derajat I : Tonjolan masih di lumen rektum, biasanya keluhan penderita adalah perdarahan Derajat II : Tonjolan keluar dari anus waktu defekasi dan masuk sendiri setelah selesai defekasi. Derajat III : Tonjolan keluar waktu defekasi, harus didorong masuk setelah defekasi selesai karena tidak dapat masuk sendiri. Derajat IV : Tonjolan tidak dapat didorong masuk/inkarserasi

Hemorrhoid
Perdarahan Prolaps Iritasi Gatal di perianal Nyeri

Hemorrhoid
Anamnesa Pemeriksaan fisik : RT Pemeriksaan penunjang

Sigmoideskopi
Kolonoskopi

Hemorrhoid

Karsinoma kolorektal

Divertikel
Polip

colitis ulserosa
Prolaps rektum

Hemorrhoid
Konserfatif Menambah jumlah cairan dan serat pada makanan mengurangi kebiasaan sering mengejan Sitz bath Farmakologi obat topikal yang mengandung anastetik lokal, kortikosteroid, astringen, dan antiseptic

Hemorrhoid
Rubber band ligation Skleroterapi Cryoterapi Infra Red Photocoagulation

Hemorrhoid
Hemorrhoidectomy

Stapled hemorrhoidectomy

Hemorrhoid
abses hati Anemia Komplikasi post op

pembentukan fistula
Infeksi cedera sfingter ani

Hemorrhoid
asimptomatis.

Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat menjadi

Pendekatan konservatif
hendaknya diusahakan terlebih dahulu pada semua kasus.

Hemoroidektomi pada umumnya


memberikan hasil yang baik, meskipun bisa terjadi kekambuhan. Kematian akibat perdarahan

hemoroid merupakan kejadian

You might also like