You are on page 1of 9

EKSPLORA INFORMATIKA

Rancang Bangun Sistem Informasi Penyimpanan Berkas Elektronik Menggunakan Validasi MD5 Berbasis Cloud Computing
I Made Wira Irawan1, Roy Rudolf Huizen2, I Made Adi Purwantara3 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STMIK) STIKOM BALI Jl. Raya Puputan Renon No. 86 Telp. (0361) 244445 Denpasar-Bali Email : wira_stefanus09@yahoo.com1, roy@stikom-bali.ac.id2, adi@stikom-bali.ac.id3

Abstrak Cloud computing merupakan suatu layanan baru dalam bidang teknologi informasi yang memanfaatkan kemajuan dari teknologi komputer dan berkembangnya internet. Salah satu contoh layanan berbasis cloud computing adalah layanan penyimpanan berkas elektronik. Integritas berkas dalam pemanfaatan layanan ini, merupakan hal penting bagi pengguna layanan yang harus diperhatikan oleh penyedia layanan. Oleh karena itu untuk memberikan jaminan integritas berkas kepada pengguna layanan dapat menggunakan validasi dari algoritma MD5 melalui pencocokan nilai hash antara berkas yang diupload dengan berkas yang di-download, sehingga dengan pemanfaatan validasi dari algoritma MD5 pada layanan penyimpanan berkas elekronik berbasis cloud computing dapat memberikan jaminan integritas berkas yang disimpan pada sistem kepada pengguna layanan. Kata kunci: Penyimpanan Berkas Elektronik, Cloud Computing, Algoritma MD5

Abstract Cloud computing is a new service in the field of information technology that utilizes the advancement of computer technology and the development of the Internet. One example of cloud computing-based services is the electronic file storage service. The integrity of the file in the utilization of these services, is important to the users of the service and must be considered by service providers. Therefore to guarantee the integrity of the files to users can use the validation of the MD5 algorithm through matching hash value of the file being uploaded to the downloaded file, so with the use of the MD5 algorithm validation in electronic file storage service cloud-based computing can guarantee the integrity of the files stored on the system to users. Keywords: Electronic File Storage, Cloud Computing, MD5 Algorithm.

1. Pendahuluan Penyimpanan berkas elektronik merupakan bagian dari teknologi penyimpanan dan menjadi salah satu komponen penting pada komputer. Penyimpanan berkas elektronik dikelompokkan dalam teknologi penyimpanan secara eksternal (external storage) yang memiliki tugas sebagai piranti yang dapat menyimpan data secara permanen, walaupun komputer dalam keadaan mati. Berkembangnya dunia teknologi saat ini, berperan penting dalam perkembangan teknologi penyimpanan berkas elektronik. Salah satu contoh dari perkembangan tersebut adalah media penyimpanan berkas elektronik secara online (online storage). Media penyimpanan berkas elektronik secara online memiliki tujuan yang menguntungkan karena bekas yang disimpan oleh pengguna dapat diakses dengan mudah dari mana dan kapan saja tanpa terhalang jarak dan waktu. Internet merupakan bagian terpenting yang tidak dapat dipisahkan dari implementasi media penyimpanan berkas elektronik secara online, karena tanpa adanya internet para pengguna tidak dapat menikmati keuntungan yang dimiliki oleh media penyimpanan berkas elektronik secara online tersebut. Oleh karena itu, dengan gabungan antara pemanfaatan teknologi komputer dan berkembangnya internet memunculkan suatu layanan baru dalam bidang teknologi informasi yang disebut dengan komputer awan (cloud computing). Cloud computing dalam media penyimpanan berkas elektronik secara online memiliki tujuan untuk menciptakan suatu layanan penyimpanan berkas elektronik yang dapat digunakan oleh L-2Rancang Bangun Sistem Informasi Penyimpanan Berkas Elektronik Menggunakan Validasi MD5 Berbasis Cloud Computing

penguna secara luas tanpa harus membeli hardware maupun software pendukungnya sebelum menggunakan layanan tersebut. Selain keuntungan yang dimiliki dari implementasi tersebut, pasti juga terdapat kekurangannya. Salah satu kekurangannya adalah masalah keutuhan/ integritas berkas, dimana berkas yang pengguna simpan dalam media penyimpanan berkas elektronik ini akan dikelola atau diketahui oleh para penyedia layanan. Oleh karena itu untuk menjaga keutuhan/ integritas berkas, maka penyedia layanan dapat memanfaatkan fungsi hash satu arah yaitu algoritma MD5 (Message-Digest Algorithm 5) untuk validasinya. Algoritma MD5 ini berfungsi untuk memberikan jaminan keutuhan/ integritas berkas, agar berkas yang di-upload dan di-download oleh para pengguna layanan pada media penyimpanan ini dapat dipertanggungjawabkan keutuhannya. 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini, menggunakan metode pengumpulan data melalui studi literatur untuk mendapatkan informasi mengenai teori-teori dasar yang berhubungan dengan penelitian ini. Studi literatur yang didapat antara lain: 2.1 Teknologi Penyimpanan Teknologi penyimpanan yang merupakan salah satu bagian dari teknologi informasi, dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu memori internal dan penyimpanan eksternal[3]. Memori internal (main memory atau memori utama) berfungsi sebagai media penyimpanan sementara, baik data, program, maupun informasi ketika proses pengolahannya dilaksanakan oleh CPU. Sedangkan penyimpanan eksternal (external storage) atau yang dikenal juga dengan sebutan penyimpanan sekunder merupakan segala piranti yang berfungsi untuk menyimpan data secara permanen, sehingga data yang terdapat pada media penyimpanan ini akan tetap terpelihara dengan baik walaupun komputer sudah dalam keadaan mati (tidak mendapat aliran listrik). 2.2 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen atau prosedur dari organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi bagi pengambil keputusan guna untuk mengendalikan suatu organisasi[1]. Komponen-komponen yang terdapat pada sistem informasi dibagi menjadi 5 komponen dan diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Hardware dan software yang berfungsi sebagai mesin. 2. People dan Procedures yang merupakan manusia dan tata cara menggunakan mesin, dan 3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data.
Hardware (Perangkat keras) Software (Perangkat Lunak)

DATA

Procedures (Prosedur)

People (Manusia)

Mesin

Manusia

Gambar 1. Lima Komponen Sistem Informasi 2.3 Komputer Awan (Cloud Computing) Komputer awan (cloud computing) merupakan gabungan antara pemanfaatan teknologi komputer dengan perkembangan berbasis internet. Awan (cloud) adalah metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan pada diagram jaringan komputer. Sehingga awan dalam cloud computing merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikan[2]. Cloud computing menerapkan suatu metode komputasi yang kapabilitasnya terkait dengan teknologi informasi yang disajikan sebagai suatu layanan/ service sehingga pengguna dapat mengaksesnya melalui internet tanpa mengetahui apa yang ada di dalamnya. Terdapat 3 jenis layanan berbasis cloud computing, antara lain[2]: 1. IaaS (Infrastructure as a Service) IaaS terletak pada level paling bawah. IaaS adalah sebuah layanan yang menyewakan sumber daya teknologi informasi dasar yang meliputi media penyimpanan, processing power, memory, sistem operasi, kapasitas jaringan. IaaS digunakan pengguna untuk menjalankan aplikasi yang dibuatnya. Model bisnisnya mirip dengan penyedia data center yang menyewakan ruangan untuk co-location, tetapi lebih ke level mikronya dan pengguna tidak perlu tahu dengan mesin apa dan

L-2Rancang Bangun Sistem Informasi Penyimpanan Berkas Elektronik Menggunakan Validasi MD5 Berbasis Cloud Computing

3 bagaimana caranya penyedia layanan menyediakan layanan IaaS, sehingga yang terpenting adalah permintaan mereka atas sumber daya dasar teknologi informasi itu dapat dipenuhi. 2. PaaS (Platform as a Service) PaaS merupakan layanan yang menyediakan modul-modul siap pakai dan dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah aplikasi. Pengguna layanan PaaS tidak memiliki kendali terhadap sumber daya komputasi dasar karena semua akan diatur oleh provider layanan ini. Contoh layanan PaaS adalah Google AppEngine yang menyediakan tools untuk mengembangkan aplikasi diatas platform Google dengan menggunakan bahasa pemrograman Phyton dan Django. 3. SaaS (Software as a Service) SaaS merupakan layanan cloud computing yang paling dulu populer. Software as a Service ini merupakan evolusi lebih lanjut dari konsep ASP (Aplication Service Provider). Sesuai dengan namanya, SaaS memberikan kemudahan bagi pengguna untuk dapat memanfaatkan sumber daya perangkat lunak dengan cara berlangganan, sehingga pengguna tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli software dan hardware pendukung. Pengguna layanan berlangganan melalui web, sehingga dapat langsung menggunakan berbagai fitur yang disediakan oleh penyedia layanan dan pengguna tidak memiliki kendali penuh atas aplikasi yang mereka sewa, tetapi hanya mengendalikan fitur-fitur aplikasi yang telah disediakan oleh penyedia layanan. Arsitektur SaaS bersifat multi-tenant yang memaksa penyedia untuk menyediakan fitur yang bersifat umum dan tidak spesifik terhadap kebutuhan pengguna tertentu. Contoh layanan SaaS adalah CRM Online, Word Processor seperti Google Docs, Project Management, hingga Invoicing Online.

Gambar 2. Layanan Komputer Awan (Cloud Computing) Layanan internet yang dapat dikatakan sebagai cloud computing, harus memenuhi beberapa syarat antara lain[2]: 1. Layanan bersifat On Demand yaitu pengguna dapat berlangganan sesuai dengan kebutuhan dan hanya membayar untuk yang digunakan. 2. Layanan bersifat elastis/scalable, yaitu pengguna kapan saja dapat menambah atau mengurangi jenis dan kapasitas layanan yang diinginkan, serta sistem selalu mengakomodasi perubahan tersebut. 3. Layanan sepenuhnya dikelola oleh penyedia/ provider, sehingga pengguna hanyalah membutuhkan komputer personal/ notebook dengan koneksi internet. 2.4 Fungsi Hash Satu Arah Fungsi hash satu arah (one-way hash function) adalah hash yang bekerja dalam satu arah. Pesan yang sudah diubah menjadi message digest tidak dapat dikembalikan lagi menjadi pesan semula. Pada fungsi hash satu arah ini, dua pesan yang berbeda akan selalu menghasilkan nilai hash yang berbeda pula[4]. Fungsi hash merupakan fungsi publik (tidak dirahasiakan), dan keamanannya terletak pada sifat satu arahnya. Fungsi hash satu arah yang sudah pernah dibuat orang, antara lain: MD2, MD4, MD5, Secure Hash Function (SHA), RIPMEND, WHIRLPOOL, tetapi fungsi hash satu-arah yang banyak digunakan dalam kriptografi adalah MD5 dan SHA. 2.5 Algoritma MD5 Algoritma MD5 adalah fungsi hash satu arah yang dibuat oleh Ronald Rivest pada tahun 1991. MD5 merupakan perbaikan dari MD4 yang berhasil diserang oleh kriptanalis. Algoritma MD5 menerima L-2Rancang Bangun Sistem Informasi Penyimpanan Berkas Elektronik Menggunakan Validasi MD5 Berbasis Cloud Computing

masukan berupa pesan dengan ukuran sembarangan dan menghasilkan message digest yang panjangnya 128 bit[4]. Langkah-langkah pembuatan message digest secara garis besar antara lain: 1. Penambahan bit-bit pengganjal (padding bits). Pesan ditambahkan dengan sejumlah bit pengganjal sehingga panjang pesan (dalam satuan bit) kongruen dengan 448 modulo 512. Ini berarti panjang pesan setelah ditambah bit-bit pengganjal adalah 64 bit kurang dari kelipatan 512. Angka 512 muncul karena MD5 memproses pesan dalam blok-blok yang berukuran 512. Pesan dengan panjang 448 bit pun tetap ditambah dengan bit-bit pengganjal. Jika panjang pesan 448 bit, maka pesan tersebut ditambah dengan 512 bit menjadi 960 bit. Jadi, panjang bit-bit penganjal adalah antara 1 sampai 512. Bit-bit penganjal terdiri dari sebuah bit 1 diikuti dengan sisanya bit 0. 2. Penambahan nilai panjang pesan semula. Pesan yang telah diberi bit-bit pengganjal, selanjutnya ditambah lagi dengan 64 bit yang menyatakan panjang pesan semula. Jika panjang pesan > 264, maka yang diambil adalah panjangnya dalam modulo 264. Sehingga dengan kata lain, jika panjang pesan semula adalah K bit, maka 64 bit yang ditambahkan menyatakan K modulo 264. Setelah ditambahkan dengan 64 bit, panjang pesan sekarang menjadi kelipatan 512 bit. 3. Inisialisasi penyangga (buffer) MD. MD5 membutuhkan 4 buah penyangga (buffer) yang masing-masing panjangnya 32 bit. Total panjangnya penyangga adalah (4x32) = 128 bit. Keempat penyangga ini menampung hasil antara dan hasil akhir dan keempat penyangga ini diberi nama A,B,C,D sehingga setiap penyangga diinisialisasi dengan nilai-nilai (dalam notasi HEX) sebagai berikut: A = 01234567, B = 89ABCDEF, C = FEDCBA98, D = 76543210 Tetapi ada beberapa versi MD5 yang menggunakan nilai inisialisasi berbeda, yaitu: A = 67452301, B = EFCDAB89, C = 98BADCFE, D = 1032467) 4. Pengolahan pesan dalam blok berukuran 512 bit. Pesan dibagi menjadi L buah blok yang sama-sama panjangnya 512 bit (Y0 sampai YL-1). Setiap blok 512 bit diproses bersama dengan penyangga MD menjadi keluaran 128 bit, dan ini disebut dengan proses HMD5.

Gambar 3. Pembuatan Message Digest dengan Algoritma MD5 2.6 PHP (PHP Hypertext Preprocessor) PHP (PHP Hypertext Preprocessor) merupakan bahasa script server-side dalam pengembangan web yang disisipkan pada dokumen HTML. Penggunaan PHP memungkinkan web dapat dibuat dengan dinamis sehingga maintenance situs web tersebut menjadi lebih mudah dan efisien[5]. PHP memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahasa script sejenisnya karena PHP difokuskan pada pembuatan script server-side yang bisa melakukan apa saja yang dapat dilakukan oleh CGI (Common Gateway Interface), seperti mengumpulkan data di form, menghasilkan isi halaman web dinamis, dan kemampuan mengirim serta menerima cookies, bahkan lebih daripada kemampuan CGI. CGI sendiri merupakan skrip tertua dalam bidang pemrograman web dan suatu standar untuk menghubungkan berbagai program aplikasi ke halaman web. PHP dapat digunakan pada semua sistem operasi, antara lain Linux, Unix (termasuk variannya HPUX, Solaris, dan OpenBSD), Microsoft Windows, Mac OS X, RISC OS. L-2Rancang Bangun Sistem Informasi Penyimpanan Berkas Elektronik Menggunakan Validasi MD5 Berbasis Cloud Computing

5 3. Perancangan Sistem Sistem yang akan dibangun akan disimpan pada suatu server (cloud) yang dapat diakses dari mana saja dan secara bebas oleh para pengguna yang telah terdaftar pada sistem melalui komputer personal/ notebook yang memiliki koneksi internet dan terdapat aplikasi web browser, karena sistem dibangun berbasis web.

Gambar 4. Skema Sistem Informasi Penyimpanan Berkas Elektronik 3.1 Data Flow Diagram (DFD) Data flow diagram (DFD) atau yang sering disebut diagram alir data berfungsi untuk menunjukkan aliran data yang terjadi pada sistem. Data flow diagram ini pada umumnya terdiri dari beberapa level, yaitu: 1. Diagram konteks merupakan sebuah diagram sederhana yang menggambarkan hubungan antara entitas luar, masukan dan keluaran dari sistem. 2. Diagram level 0 ini berfungsi untuk mengetahui proses yang ada pada diagram konteks.

Gambar 5. Rancangan Diagram Konteks Rancangan diagram konteks ini terdiri dari 1 proses yang terbagi menjadi 27 alir data, dimana terdapat 14 alir data pada entitas pengguna layanan dan 13 alir data pada entitas penyedia layanan.

Gambar 6. Rancangan Diagram Level 0 L-2Rancang Bangun Sistem Informasi Penyimpanan Berkas Elektronik Menggunakan Validasi MD5 Berbasis Cloud Computing

Rancangan diagram level 0 ini merupakan perkembangan dari diagram konteks. Pada diagram ini masih terdapat 27 alir data yang terdapat 14 alir data pada entitas pengguna layanan dan 13 alir data pada entitas penyedia layanan. Pada diagram ini juga terdapat 8 proses dan 11 data store.

3.2 (ERD) Entity Relationship Diagram Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan model konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan yang terdapat pada DFD. ERD sendiri menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antara data.

Gambar 7. Rancangan ERD Pada rancangan ERD ini, terdapat 10 tabel yang saling berrelasi dari 11 data store yang terdapat pada rancangan DFD di diagram level 0 dan 1 tabel yaitu tb_extension tidak berrelasi dengan tabel lainnya, karena tb_extension hanya berfungsi sebagai tabel yang menyimpan data-data tipe berkas yang boleh diupload oleh pengguna layanan ke sistem. Jadi tb_extension ini hanya sebagai tabel pembantu dalam pengecekan tipe berkas yang di-upload oleh pengguna layanan nantinya. 3.3 Konseptual Database Konseptual database merupakan suatu media penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan datadata penunjang sebagai masukan sistem dan kemudian diolah menjadi data keluaran sistem.

Gambar 8. Rancangan Konseptual Database L-2Rancang Bangun Sistem Informasi Penyimpanan Berkas Elektronik Menggunakan Validasi MD5 Berbasis Cloud Computing

7 Pada rancangan konseptual database terdapat 11 tabel dari 11 data store yang terdapat pada rancangan DFD di level 0. Rancangan ini dilengkapi dengan field pada tiap tabel dan juga dilengkapi dengan status key pada tiap tabelnya. 4 Hasil Hasil merupakan implementasi dari rancangan kedalam bahasa pemrograman PHP karena sistem dibangun berbasis web. sistem ini dapat berjalan pada komputer atau notebook yang terdapat aplikasi web browser seperti Mozilla Firefox Versi 19.0.2 atau Google Chrome Versi 25.0.1364.172 m. Sistem ini memiliki 2 halaman yaitu halaman pengguna layanan dan halaman penyedia layanan, antara lain sebagai berikut: 4.1 Halaman Registrasi Pengguna Layanan Halaman registrasi pengguna layanan merupakan halaman yang berfungsi sebagai halaman registrasi pengguna layanan pada sistem. Halaman ini terdapat pada halaman pengguna layanan.

Gambar 9. Halaman Registrasi Pengguna Layanan 4.2 Halaman Konfirmasi Pengguna Layanan Halaman konfirmasi pengguna layanan merupakan halaman yang terdapat pada halaman penyedia layanan. Pada halaman ini, penyedia layanan berhak mengkonfirmasi pengguna layanan yang telah terdaftar sebagai pengguna sistem aktif.

Gambar 10. Halaman Konfirmasi Pengguna Layanan 4.3 Halaman Menampilkan Data Berkas Halaman menampilkan data berkas merupakan halaman yang terdapat pada halaman pengguna layanan. Halaman ini berfungsi untuk menampilkan berkas-berkas yang di-upload oleh pengguna layanan ke sistem sesuai dengan kategori atau folder yang buat oleh pengguna layanan agar berkas tidak tercecer.

Gambar 11. Halaman Menampilkan Data Berkas L-2Rancang Bangun Sistem Informasi Penyimpanan Berkas Elektronik Menggunakan Validasi MD5 Berbasis Cloud Computing

Pada halaman menampilkan data berkas, juga dilengkapi dengan proses download berkas dan proses pengecekan integritas berkas sesuai dengan berkas yang di-download oleh pengguna layanan. Pengecekan berkas ini dilakukan dengan pencocokan antara berkas yang di-upload dengan berkas yang di-download oleh pengguna layanan melalui pemanfaatan algoritma MD5.

Gambar 12. Halaman Pengecekan Integritas Berkas Halaman pengecekan integritas berkas dapat dilakukan dengan cara mencari berkas yang telah berhasil di-download pada media penyimpanan komputer pengguna layanan melalui tombol browse dan menekan tombol cek berkas pada sistem, sehingga akan terlihat hasil apakah berkas yang berhasil di-download merupakan berkas yang sama dengan berkas yang di-upload sesuai dengan catatan nilai hash pada sistem.

Gambar 13. Hasil Pengecekan Integritas Berkas 4.4 Halaman Menampilkan Sisa Space Halaman menampilkan sisa space merupakan halaman yang terdapat pada halaman pengguna layanan yang berfungsi untuk menampilkan jumlah space yang sudah terpakai dan jumlah space yang belum dipakai oleh pengguna layanan.

Gambar 14. Halaman Menampilkan Sisa Space 4.5 Laporan Space Keseluruhan Laporan space keseluruhan merupakan laporan space yang terdapat pada halaman penyedia layanan. Laporan ini berisi informasi space yang dipakai dan space yang belum terpakai, serta informasi akumulasi space keseluruhan untuk informasi kepada penyedia layanan.

Gambar 15. Laporan Space Keseluruhan 4.6 Laporan Akumulasi Pengguna Layanan Laporan akumulasi pengguna layanan merupakan laporan yang terdapat pada halaman penyedia layanan. Laporan ini berisi akumulasi jumlah pengguna layanan aktif dan pengguna layanan yang belum dikonfirmasi oleh penyedia layanan. L-2Rancang Bangun Sistem Informasi Penyimpanan Berkas Elektronik Menggunakan Validasi MD5 Berbasis Cloud Computing

Gambar 16. Laporan Akumulasi Pengguna Layanan 4.7 Pengujian Integritas Berkas pada Sistem Pengujian integritas berkas pada sistem yang dilakukan melalui validasi dari pemanfaatan algoritma MD5 antara berkas yang di-upload dan di-download oleh pengguna layanan sebagai jaminan integritas berkas terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Hasil Integritas Berkas Melalui Validasi Algoritma MD5
No 1 2 3 4 5 Nama Berkas Data 1.pdf Data 2.pdf Data 3.pdf Data 4.pdf Data 5.pdf Nilai Hash Berkas pada saat diupload fcbb04111924070f1684af82f67d8849 e44a9eb655182ff1ce366aa5d787518e f747d64e8cbaf7f40158fe858eb94944 cd709b5838f50716bfa78a353edd8fee b593e1d0478855c5e456059ab849118f Nilai Hash Berkas pada saat didownload fcbb04111924070f1684af82f67d8849 e44a9eb655182ff1ce366aa5d787518e f747d64e8cbaf7f40158fe858eb94944 cd709b5838f50716bfa78a353edd8fee b593e1d0478855c5e456059ab849118f

Hasil pengujian integritas berkas pada sistem yang terdapat pada tabel 1, antara nilai hash berkas yang diupload dan di-download adalah sama. Sehingga dengan hasil tersebut sistem telah memberikan jaminan keutuhan atau integritas berkas yang disimpan oleh pengguna layanan melalui pemanfaatan algoritma MD5. 5. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian Rancang Bangun Sistem Informasi Penyimpanan Berkas Elektronik Menggunakan Validasi MD5 Berbasis Cloud Computing antara lain: 1. Pengguna layanan dapat memanfaatkan layanan penyimpanan berkas elektronik melalui registrasi pengguna layanan tanpa harus membeli hardware dan software pendukung sebelum menggunakan layanan penyimpanan berkas elektronik, karena layanan ini berbasis cloud computing. 2. Sistem telah memberikan jaminan integritas berkas melalui pencocokan nilai hash yang didapat dari hasil validasi menggunakan algoritma MD5, antara berkas yang di-upload dan berkas di-download oleh pengguna layanan. 3. Sistem dapat mengatasi masalah penyimpanan berkas, karena berkas yang terdapat pada sistem dapat diakses dari mana dan kapan saja oleh pengguna layanan. DAFTAR PUSTAKA [1] Bin Ladjamudin, Al-Bahra. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. [2] Elcom. 2012. Cloud Computing Aplikasi Berbasis Web yang Mengubah Cara Kerja dan Kolaborasi Anda Secara Online. Yogyakarta: Penerbit Andi. [3] Kadir, Abdul dan Triwahyuni, Terra CH. 2005. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. [4] Munir, Rinaldi. 2006. Kriptografi. Badung: Penerbit Informatika. [5] Peranginangin, Kasiman. 2006. Aplikasi WEB dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta: Penerbit Andi.

L-2Rancang Bangun Sistem Informasi Penyimpanan Berkas Elektronik Menggunakan Validasi MD5 Berbasis Cloud Computing

You might also like