You are on page 1of 7

Anemia Ibu Hamil

A. Pengertian Anemia Secara umum anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh mengalami kekurangan sel-sel darah merah hemoglobin (Hb) sehingga sirkulasi zat dalam tubuh tidak berjalan secara normal. Anemia tidak sama dengan darah rendah. Kehamilan dapat menimbulkan anemia karena saat hamil terjadi peningkatan volume darah sehingga sel darah merah relatif menjadi lebih rendah. Selain itu, berkurangnya asupan makanan karena mual dan muntah serta risiko perdarahan pada waktu persalinan juga akan meningkatkan risiko anemia. Anemia pada kehamilan masih sering dijumpai di Indonesia. Keadaan ini memang dapat disebabkan oleh adanya anemia sebelum kehamilan karena anemia pada perempuan, termasuk perempuan muda, masih cukup tinggi. Namun, anemia juga bisa terjadi akibat kehamilan. Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan terkait dengan insidennya yang tinggi dan komplikasi yang dapat timbul baik pada ibu maupun pada janin. Di dunia 34 % ibu hamil dengan anemia dimana 75 % berada di negara sedang berkembang (WHO, 2005 dalam Syafa, 2010). Anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, terutama besi, vitamin B12, asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari berbagai kondisi seperti pendarahan, kelainan genetik penyakit kronik atau keracunan. Pada kehamilan, tubuh kekurangan beberapa zat gizi maka akan terjadi anemia (Hoffbrand, 2005). Anemia sebagai akibat kekurangan gizi disebut anemia gizi, yang sebagian besar disebabkan kekurangan besi yang lazim disebut anemia gizi besi (Narins, 1992). Menurut WHO (1972), anemia pada kehamilan terjadi jika kadar hemoglobin kurang dari 11 mg/dL (Basu,2010). Sedangkan menurut CDC (1998), anemia terjadi pada ibu hamil trimester 1 dan 3 jika kadar hemoglobin kurang dari 11 mg/dL sedangkan pada ibu hamil trimester 2 jika kadar Hb kurang dari 10,5 mg/dL (Lee,2004). Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu ; Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal), Hb 9-10 gr% Anemia ringan, Hb 7-8 gr% Anemia sedang dan Hb <7 gr% Anemia berat. Jika hemoglobin pada kehamilan trimester pertama di bawah 11 g/dL dan pada trimester kedua dan ketiga di bawah 10 g/dL, itu sudah dianggap anemia. Pengaruh keadaan anemia terhadap kehamilan bergantung pada derajat anemia. Jika anemia ringan, mungkin pengaruhnya hampir tak ada. Namun, jika hemoglobin di bawah 6 g/dL, ibu akan merasa lekas lelah, bahkan dapat terjadi gangguan fungsi jantung. Secara rutin biasanya pada kehamilan perlu diperiksa hemoglobin sehingga dapat dilakukan terapi. Penyebab anemia pada kehamilan yang sering adalah karena kurang besi.

B. Penyebab Anemia Ibu Hamil Penyebab umum dari anemia: a. Perdarahan hebat b. Akut (mendadak) c. Kecelakaan d. Pembedahan e. Persalinan f. Pecah pembuluh darah g. Kronik (menahun) h. Perdarahan hidung i. Wasir (hemoroid) j. Ulkus peptikum k. Kanker atau polip di saluran pencernaan l. Tumor ginjal atau kandung kemih m. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak n. Berkurangnya pembentukan sel darah merah o. Kekurangan zat besi p. Kekurangan vitamin B12 q. Kekurangan asam folat r. Kekurangan vitamin C s. Penyakit kronik t. Meningkatnya penghancuran sel darah merah u. Pembesaran limpa v. Kerusakan mekanik pada sel darah merah

Selain itu anemia juga disebabkan oleh: a. Kekurangan zat besi b. Kekurangan vitamin B12 atau asam folat c. Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal d. Kehilangan darah akibat pendarahan dalam atau siklus haid perempuan e. Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik) f. Infeksi HIV g. Kekurangan zat besi h. Perdarahan i. Genetik j. Kekurangan vitamin B12 k. Kekurangan asam folat l. Pecahnya dinding sel darah merah m. Gangguan sumsum tulang C. Gejala/tanda Gejala anemia pada ibu hamil sama seperti anemia yang dialami orang dewasa, yaitu ibu menjadi tidak fit, lesu, lemah, letih, lelah, lalai (5L). Ibu hamil juga menjadi sering pusing, mata berkunang-kunang, bahkan sampai pingsan, mudah mengantuk, sesak napas, daya tahan tubuh menurun, dan mudah jatuh sakit, sakit kepala (umumnya anemia terjadi kepada ibu hamil karena diet yang tidak sesuai). Untuk membantu agar ibu hamil tidak terkena anemia, maka harus di perhatikan asupan nutrisi yang bisa mengatasi anemia. Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejalagejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang- kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas.

D. Patofisiologi Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding plasma 30,00%, sel darah merah 18,00% dan Hemoglobin 19,00%. Tetapi pembentukan sel darah merah yang terlalu lambat sehingga menyebabkan kekurangan sel darah merah atau anemia. Pengenceran darah dianggap penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita, pertama pengenceran dapat meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa kehamilan, karena sebagai akibat hidremia cardiac output untuk meningkatkan kerja jantung lebih ringan apabila viskositas rendah. Resistensi perifer berkurang, sehingga tekanan darah tidak naik, kedua perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah ibu tetap kental. Tetapi pengenceran darah yang tidak diikuti pembentukan sel darah merah yang seimbang dapat menyebabkan anemia. Bertambahnya volume darah dalam kehamilan dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan 32 dan 36 minggu (Setiawan Y, 2006). Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron. E. Etiologi Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu: a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah. b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma. c. Kurangnya zat besi dalam makanan. d. Kebutuhan zat besi meningkat. e. Gangguan pencernaan dan absorbsi. F. Terapi obat 1. ANEMIA DEFISIENSI BESI

Dikarakterisasi dengan rasa tidak enak pada lidah, penurunan aliran saliva, pagophagia (COMPULSIVE EATING OF ICE). Terapi besi secara oral dengan garam besi ferrous yang larut, bukan salut dan bukan lepas lambat atau bertahap, direkomendasikan pada dosis harian 200 mg elemen besi dalam dua atau tiga dosis terbagi. Makanan memiliki peran signifikan, besi diabsorbsin dengan baik dari daging, ikan, dan unggas. Besi parenteral dapat diperlukan untuk pasien dengan malabsorbsi besi, intoleransi terhadap terapi besi secara oral, atau tidak patuh terhadap terapi. Produk besi oral : a. Ferro sulfat b. Ferro glukonat c. Ferro fumarat d. Kompleks besi polisakarida e. Besi karbonat f. Besi dekstran g. Besi sukrosa h. Epoetin alfa Besi terutama diabsorbsi dari duodenum dan jejunum. Garam ferro diabsorbsi 3 kali lebih cepat disbanding bentuk ferri. Makanan dapat menurunkan absorbs besi setidaknya sebesar 50%. Besi ditransportasikan melalui darah darah dan terikat padtransferrin. Pada pria sehat kehilangan besi dari urin, keringat, dan sel mukosa intestinal sekitar 0,5 1 mg. Pada wanita menstruasi kehilangan normal harian sekitar 1 2 mg. 2. ANEMIA DEFISIENSI VITAMIN B12 Anemia defisiensi vitamin B12 dan folat dikarakterisasi dengan kulit pucat, ikterus, dan atropi mukosa gastric. Anemia vitamin B12 dibedakan dari abnormalitas neuropsychiatric ( mis. Mati rasa dan parestesia), yang tidak terdapat pada pasien dengan enemia defisiensi folat. Terapinya adalah : a. Suplemen vitamin B12 oral sama efektifnya dengan parenteral meskipun pada beberapa pasien dengan anemia pernisiosa karena jalur absorbs vitamin B12 alternatif tidak dipengaruhi factor intrinsic.

b. Sianokobalamin oral diawali dengan 1 hingga 2 mg setiap hari selama 1 hingga 2 minggu, dilanjutkan dengan 1 mg setiap hari. c. Vitamin B12 penting untuk pertumbuhan, reproduksi sel, hematopoiesis, dan sintesis nucleoprotein dan myelin. d. Vitamin B12 berperan dalam pembentukan sel darah merah melalui aktivasi koenzim asam folat. e. Absorbs vitamin B12 tergantung pada adanya factor intrinsic dan kalsium yang cukup 3. ANEMIA DEFISIENSI FOLAT a. Folat oral 1 mg setiap hari selama 4 bulan biasanya mencukupi, kecuali etiologinya tidak dapat diperbaiki. b. Jika terdapat malabsorbsi dosis harian harus ditingkatkan menjadi 5 mg. c. Asam folat terdapat di plasma sekitar 15 30 menit setelah pemberian secara oral, kadar puncaknya dicapai dalam 1 jam. d. Setelah pemberian secara IV asam folat secara cepat dibersihkan dari plasma. e. Sebagian besar produk metabolitnya muncul di urin setelah 6 jam, ekskresi lengkap dicapai dalam 24 jam. G. Terapi gizi 1. Anemia Ringan Mengupayakan perbaikan menu makanan, misalnya dengan meningkatkan konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacangkacangan, sayuran berwarna hijau tua dan buah-buahan serta memperhatikan pula gizi makanan dalam sarapan dan frekuensi makan yang teratur, terutama bagi yang berdiet (Arief, 2008). 2. Anemia Sedang Meningkatkan konsumsi tablet besi secara rutin dan mengkonsumsi makanan yang bergizi serta banyak mengandung zat besi (Manuaba, 2001). 3. Anemia Berat Meningkatkan konsumsi tablet besi secara rutin, memperbaiki kesehatan lingkungan, mengkonsumsi makanan yang bergizi,banyak mengandung zat besi dan lakukan transfusi darah (Manuaba, 2001).

Daftar Pustaka
http://superbidanhapsari.wordpress.com/2010/10/12/anemia-dalam-kehamilan/ http://diarikesehatan.blogspot.com/2012/12/terapi-dan-pengobatan-anemia.html http://mantrinews.blogspot.com/2012/02/penatalaksanaan-pada-ibu-hamil-dengan.html http://tienna-andriyanii.blogspot.com/2012/01/anemia-pada-ibu-hamil.html http://www.pdgmi.org/2013/01/anemia-pada-ibu-hamil.html http://setiamemble.blogspot.com/2012/04/diet-ibu-hamil-dengan-anemia.html

You might also like