Professional Documents
Culture Documents
Program Studi: Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah JAKARTA November, 2012
I.
Pengertian
Menurut PBB, HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum ,pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia.
II.
Wacana awal HAM dimulai dengan lahirnya Magna Charta yang membatasi kuasa absolut raja dan penguasa. Tahun 1689, lahirlah UU HAM di Inggris sehingga muncullah istilah kesetaraan manusia dihadapan umum. Berbagai teori dan pendapat dariberbagai filsuf pun dikemukakan. Pada 1789, lahirlah demokrasi Perancis yang memuat aturan-aturan hukum yang menjamin hak asasi manusia dalam proses hukum. Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The Four Freedoms di USA. Tiga tahun kemudian, dalam Konferensi Buruh Internasional lahirlah Deklarasi HAM yang juga memuat prinsip HAM.
Setelah Delarasi Universal HAM 1948 1. Generasi Pertama yang berpendapat bahwa HAM hanya berpusat pada
2. Generasi Kedua yang berpendapat bahwa HAM tidak saja menuntut hak
yuridis, tapi juga menyerukan hak-hak sosial, ekonomi, politik, dan budaya.
3. Generasi Ketiga yang berpendapat bahwa kesatuan HAM dalam berbagai
bidang dalam suatu wilayah yang integral dikenal dengan istilah hak-hak melaksanakan pembangunan. Peranan negara Nampak begitu dominan.
4. Generasi Keempat yang ditandai dengan lahirnya pemikiran kritis HAM
sehingga melahirkan deklarasi HAM. Secara positif deklarasi ini mengukuhkan keharusan setiap negara untuk memenuhi hak asasi rakyatnya.
III.
Dalam sejarah HAM di Indonesia, Boedi Oetomo mewakili organisasi mula-mula yang menyuarakan kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat.
Periode Setelah Kemerdekaan 1. Periode 1945-1950
Masih menekankan pada wacana hak untuk merdeka, hak kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat.
2. Periode 1950-1959
Dicatat sebagai masa yang paling kondusif dalam pelaksanaan HAM nya yang tercerin dalam lima indicator yaitu munculnya berbagai partai dengam beragam ideology, adanya kebabasan pers, pelaksanaan pemilihan umum yang bebas dan aman, control parlemen atas eksekutif, serta perdebatan HAM secara bebas dan demokratis.
3. Periode 1959-1966
Terjadinya pemasungan hak-hak asasi manusia yang merupakan akibat dari model pemerintahan yang sangat individual.
4. Periode 1966-1998
Terjadinya pelanggaran-pelanggaran HAM yang dapat dilihat pada kebijakan politik yang bersifat sentralistik dan antisegala gerakan politik yang berbeda dengan pemerintah.
5. Periode Pasca-Orde Baru
Pegkajian kebijakan orde baru muai dilakukan oleh para reformis dengan membuat undang-undang baru yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip HAM, serta melakukan ratifkasi terhadap instrument HAM internasional untuk mendukung pelaksanaan HAM di Indonesia.
IV.
Hak Asasi Manusia: Antara Unversalitas dan Relativitas Teori relativisme berpendapat bahwa nilai-nilai moral dan budaya bersifat particular, tiak ada yang universal, seua tergantung pada kondisi sosial. Disisi lain, universalitas HAM berargumen bahwa perbedaay kebudayaan bukanberarti membenarkan perbedaan konsepsi HAM sehingga nilai-nilai HAM dapat domodifikasi sesuai dengan oerbedaan sejarah dan kebudayaan suatu negara.
V.
Pelanggaran dan Pengadilan HAM Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak atau kelalaian hukum yang mengurangi, menghalangi, membatasi, dan mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang, dan tidak dapat didapatkan, atau dikhawatiran tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
VI.
Ketidakadilan gender dapat dilihat dalam bentuk marginalisasi perempuan, penempatan perempuan pada posisi yang tersubornisasi, stereotipisasi perempuan, kekerasan pada perempuan, dan beban kerja yang tidak proporsional. Sedangkan dalam Islam, Islam memandang perempuan mempunyai hak-hak yang sama dengan laki-laki.
Islam dan Kebebasan Beragama
Terdapat lima prinssip yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan bertoleransi dengan pemeluk agama lainnya yaitu
1. Tidak ada satupun agama yang megajarkan umatnya untuk menjadi jahat 2. Adanya persamaan memiliki agama 3. Adanya perbedaan mendasar yang dijarkan di agama 4. Adanya bukti kebenaran agama 5. Tidak bleh memaksakan seseorang untuk memeluk suatu agama atau
kepercayaan
Islam dan Isu Lingkungan Hidup
Hubungan antara perusakan ingkungan dengan HAM adalah bahwa kerusakan suatuekosistem bumi dapat merusak kelangsungan hidup suatu kelompok.