You are on page 1of 3

Masalah klasik yang dihadapi pemerintah Indonesia adalah penyebaran tenaga kesehatan gigi dan peralatan yang belum

merata seperti penempatan tenaga kesehatan gigi di puskesmas yang tidak memiliki peralatan padahal ratio tenaga kesehatan gigi dan peralatan sudah memadai. Juga ada beberapa puskesmas yang belum ada saluran listrik, tetapi mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan gigi (dental unit). Disamping itu, perilaku masyarakat terhadap kesehatan gigi masih belum mendukung, yang dapat dilihat dengan masih banyaknya permintaan pencabutan daripada penambalan. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan gigi yang optimal, yang mudah dilakukan oleh tenaga non-profesional dan tanpa disertai perlengkapan kedokteran gigi yang relative mahal, telah dikembangkan teknik baru dalam mengatasi masalah karies gigi yaitu penggunaan ART (Atraumatic Restorative Treatment). Penumpatan dengan cara ART adalah suatu prosedur penumpatan sederhana yang dilakukan dengan mengexcavir lesi karies gigi dan hanya menggunakan hand-instrument dan memakai bahan tumpatan yang mempunyai sifat adhesive yaitu glass ionomer. Teknik ART ini dipakai hanya untuk lesi karies satu permukaan. Pada karies dengan lesi yang meliputi 2 permukaan atau lebih, akan menghasilkan tumpatan yang tidak terlalu kuat. Oleh karena itu, keberhasilan tumpatan ini tergantung pada ukuran atau luasnya kavitas dan keterampilan operatornya. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan penggunaan teknik ART ini adalah; 1. 2. 3. 4. 5. Dapat dilakukan di daerah yang belum ada listrik ataupun di daerah yang sudah ada listrik tetapi belum mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan gigi. Biaya relative murah. Perlengkapan mudah dibawa-bawa. Tidak menimbulkan rasa takut, karena tidak ada suara mesin bur (terutama pada anak-anak). Tidak menimbulkan rasa sakit.

Untuk prosedur dari ART akan dibahas pada postingan selanjutnya. Terima kasih.

Silakan baca di sini; Gigi dan Mulut: ART (Atraumatic Restorative Treatment)

Penyakit Infeksi dan Menular Pengertian Penyakit Infeksi Infeksi merupakan hasil interaksi antara mikroorganisme dengan inang rentan yang terjadi melalui suatu transmisi baik melalui darah, udara atau kontak langsung. Infeksi adalah kolonisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat membahayakan inang Penyakit yang termasuk golongan dalam klompok biotis (biologik), maka penyakit yang ditimbulkannya disebut dengan nama penyakit infeksi (infectious diseases). Penyebab penyakit yang termasuk golongan biologik dapat berupa jasad renik (mikro organisme) dan atau yang bukan jasad renik baik yang berasal dari hewan (fauna) dan ataupun yang berasal dari tumbuhan (flora). Contohnya adalah metazoa (artropoda dan hekmintes), protozoa,

bakteria, riketsia, virus, dan jamur. Penyakit infeksi ini ada yang bersifat menular ( communicable diseases) dan ada pula yang tidak menular (non communicable diseases)

Pengertian Penyakit Menular Penyakit menular dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agent atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menyerang host atau inang (penderita).

Prinsip Penyebaran Penyakit Infeksi dan Menular Kontak

Kontak yang dapat terjadi di sini dapat berupa kontak langsung maupun kontak tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup dalam suatu daerah dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Oleh karena itu, faktor cenderung terjadi di kota-kota besar daripada di desa yang penduduknya masih jarang. Contoh cara penularan penyakit melalui kontak antara lain:

Penularan langsung orang ke orang: sifilis, GO, lymphogranuloma venerum, chlamydia trachomatis, hepatitis B, AIDS, dll. Penularan langsung dari hewan ke orang:kelompok zoonosis. Penularan langsung dari tumbuhan ke orang: penyakit jamur. Penularan dari orang ke orang melalui kontak benda lain; kontak dgn benda terkontaminasi, dibagi menjadi:


Inhalasi

Melalui tanah : ancylostomiasis, trichuris, dll. Melalui air : schistomiasis.

Inhalasi adalah cara penularan suatu penyakit melalui udara/pernapasan. Penyakit yang dapat ditularkan melalui udara ini sering disebut air-borne infection. Contoh dari penyakit yang ditularkan lewat faktor ini contohnya: ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), virus smallpox, streptococcus hemoliticus, difteri, dan sebagainya. Infeksi Penularan secara infeksi dapat terjadi melalui penularan lewat tangan, makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen. Contohnya adalah:

Water-borne disease: cholera, tifus, hepatitis, dan lain-lain Food-borne disease: salmonellosis, disentri, dan lain-lain Milk-borne disease: TBC, enteric fever, infant diarrhea, dan lain-lain Penetrasi pada kulit dapat dilakukan oleh mikroorganisme yang masuk tanpa diketahui oleh host seperti cacing

Penetrasi pada kulit tambang, melalui gigitan vektor misalnya malaria yang disebabkan oleh nyamuk atau melalui luka misalnya tetanus. Infeksi melalui plasenta Infeksi diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada waktu mengandung, misalnya sifilis. Penularan melalui vektor

Vektor berasal dari bahasa latin yang berarti si pembawa. Kebanyakan vektor berasal dari golongan arthropoda (avertebrata) yang dapat memindahkan penyakit dari reservoir ke pejamu potensial. Adapun penularan secara vektor dibagi menjadi:

Mosquito borne disease: malaria, DBD, yellow fever, virus encephalitis, dll. Louse borne disease: epidemic tifus fever. Flea borne dosease: pes, tifus murin. Mite borne disease: tsutsugamushi, dll. Tick borne disease: spotted fever, epidemic relapsing fever. Oleh serangga lain: sunfly fever, lesmaniasis, barthonellosis (lalat phlebotobus), trypanosomiasis (lalat tsetse di Afrika).

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Infeksi dan Menular Ada 3 pendekatan yang digunakan dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit infeksi dan menular (Soekidjo, 2007: 42-23), yaitu:

Eliminasi reservoir (sumber penyakit) Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan:

Mengisolasi penderita (pasien)

Menempatkan pasien di tempat khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain.

Karantina

Membatasi ranag gerak penderita dan menempatkannya bersama-sama dengan penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesai untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk penyakit kusta.

Memutus mata rantai penularan Meningkatkan sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan merupakan usaha yang penting untuk memutuskan hubungan atau mata rantai penularan penyakit.

Melindungi orang-orang (kelompok) pada usia yang rentan Bayi dan anak balita merupakan kelompok usia yang rentan ini perlu perlindungan khusus ( specific protection) dengan imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat prophylacsis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria, meningitis, dan disentri khusus.
Posted in P

You might also like