Professional Documents
Culture Documents
I.
II.
DASAR TEORI Indikator alami adalah indikator yang dibuat dari ekstrak tumbuhan-tumbuhan tertentu yang memiliki warna. Contoh indikator alami: # Daun kubis ungu # Kunyit # kayu secang dan lain-lain - Indikator buatan adalah indikator yang di buat di pabrik 1. Kertas Lakmus terdapat 2 macam kertas lakmus. Kertas lakmus merah dan biru B. Asam asam adalah Senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ( H+ ) ketika dilarutkan kedalam air. pH nya kurang dari 7 Sifat sifat larutan asam : Rasanya masam Bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion Hidrogen Mengubah warna lakmus biru menjadi merah Dapat menghantarkan arus listrik
C. Basa Basa adalah senyawa yang menghasilkan ion hidroksida ( OH + ) ketika dilarutkan ke dalam air. pHnya lebih dari 7 Sifat-sifat larutan basa : Rasanya pahit Bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion Hidroksida Mengubah warna lakmus merah menjadi biru Dapat menghasilkan arus listrik. Untuk indicator kertas media kertas yang digunakan yaitu kertas Whatman 42,kertas ini memiliki pori-pori yang sangat kecil sehingga dr hasil penelitian diharapkan dapat menghasilkan kertas indicator yang baik tetapi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad pada tahun 2007 menghasilkan kerts indicator pH asam-basa yang kurang baik karena ketajaman warna pada kerta kurang dan selain itu kertas saringnya juga mahal.Oleh karena itu diperlukan alternative media agar diperoleh kertas indicator pH asam-basa yang lebih bagus dan dapat menggantikan kertas lakmus. Kita ketahui bahwa harga kertas lakmus itu mahal disbanding indicator alami yang lain, dan selain itu bahan untuk membuat kertas lakmus yang berupa lumut kerak, saat ini keberadaannya sudah sangat langka oleh karena itu diperlukan alternative lain untuk menggantikan kertas lakmus. Alternatifnya yaitu berupa indicator yang dibuat dari limbah kertas HVS dan ekstrak bunga tapak dara Limbah kertas ketersediaannya sangat banyak seperti kertas limbah di foto copyan kertas indikator asam basa tersebut akan dibuat sesuai dengan pembuatan kertas lakmus. Namun terdapat sedikit perbedaaan yaitu dari hal bahan, warna dan bahan kertas yang digunakan. Kertas indikator ini adalah warna merah untuk pH 1 dan kuning pH 12 ,warna ini disesuaikan pada perubahan warna ekstrak bunga tapak dara dalam kondisi larutan
asam maupun basa. Kertas lakmus dalam pembuatannya menggunakan bahan lumut kerak, linchens (Roccella tinctoria) sedangkan kertas indikator asam basa ini menggunakan ekstrak bunga tapak dara. Bahan lainnya adalah bahan kertas, kalau kertas lakmus menggunakan bubur kayu (wood pulp) sebagai bahan kertas, maka untuk pembuatan kertas indikator asam basa ini memanfaatkan bubur limbah kertas HVS. Bahan lainnya adalah bahan kertas, kalau kertas lakmus menggunakan bubur kayu (wood pulp) sebagai bahan kertas, maka untuk pembuatan kertas indikator asam basa ini memanfaatkan bubur limbah kertas. Penggunaan bunga tapak dara sebagai tanaman yang sanga bnayak sekali keberadaannya di indonesia dan limbah kertas menjadikan kertas indikator asam-basa ini mempunyai banyak kelebihan. Maka penting kiranya gagasan ini agar dapat memanfaatkan bunga yang sangat mudah dijumpai di indonesia dan limbah kertas. Selain itu akan dihasilkan pula kertas indikator asam-basa yang kualitasnya tidak jauh dari kertas lakmus namun jauh lebih murah. Murah karena bahannya mudah didapat serta terbuat dari limbah. Tujuan penulisan gagasan ini yaitu: menjelaskan bahwa ekstrak bunga tapak dara dapat menggantikan bahan lumut kerak (Roccella tinctoria) dalam pembuatan kertas indikator asam-basa. Selain itu untuk mendeskripsikan bahwa kertas indikator asam-basa yang terbuat dari umbi kunyit dapat mengidentifikasi larutan bersuasana asam ataupun basa. Dan hal yang sangat penting sekali yaitu memberikan alternatif cara pembuatan kertas indikator asam-basa yang terbuat dari ekstrak bunga tapak dara dapat menggantikan peran dari kertas indikator lakmus. Telah ada penelitian yang dilakukan oleh Muhammad,dkk,2007 bahwa, berdasar hasil penelitiannya menyatakan bahwa Indikator kertas dibuat dengan merendam kertas saring dalam ekstrak bunga (indikator cair) di dalam nampan. Prosedur yang dilakukan yaitu ekstrak bunga (indikator cair) dituangkan ke dalam nampan kemudian kertas saring dicelupkan dan direndam ke dalam larutan tersebut sampai semua bagian kertas saring terendam dalam larutan sehingga ekstrak bunga dapat diserap semua dalam kertas saring. (Muhammad,2007:19) tetapi dengan menggunakan kertas saring biayanya cukup mahal meskipun hasilnya baik, tetapi
ketajaman warna kurang jelas dan kertas saringnya mahal. Dengan demikian perlu dicarikan alternatif media untuk membuat kertas indikator yang lebih baik, dan murah selain itu harganya juga tidak terlalu mahal. Dalam gagsan ini yang digunakan untuk membuat media indikator kertas yaitu limbah kertas HVS yang banyak terdapat di toko foto copy-an. Metode penulisan yang dipakai dalam penulisan gagasan tertulis ini dilakukan dengan bebagai tahap yaitu:Mengamati dan menganalisis permasalahan tentang pembuatan inikator asam-basa dari kunyit dengan memanfaatkan kertas HVS yang tidak dimanfatkan secara maksimal cantohnya potongan-potongan kertas HVS yang banyak terdapat di tempat foto copy-an.Mempelajari informasi-informasi dari kajian pustaka dan bebagai hasil penelitian bahwa kunyit dapat dimanfaatkan untuk membuat indicator asam-basa dalam bentuk cair dan diperoleh dengan cara mengekstrak kunyit.Mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber, yaitu literatur pada media cetak dan elektronik serta data-data akurat yang diperoleh dari jurnal dan laporan hasil penelitian. Merumuskan masalah tentang,Bagaimana pengembangan pembuatan indicator pH asam-basa dengan media limbah kertas HVS. Bagaimana penerapan indicator pH asam-basa dengan media limbah kertas HVS.Apa keuntungan penggunaan indicator pH asam-basa dengan media limbah kertas HVS dibanding dengan indikator pH asam-basa yang berupa cairan.Mengolah dan menganalisis permasalahan berdasarkan data dan informasi serta telaah pustaka yang telah diperoleh untuk mendapatkan jawaban dari perumusan masalah. Jawaban tersebut kami sajikan pada pembahasan karya tulis ini. Mengambil kesimpulan sesuai dengan perumusan masalah kemudian merekomendasikan saran-saran untuk penerapan wisata virtual dalam bentuk. Kesimpulanya yaitu ekstrak bunga tapak dara dapat digunakan untuk membuat kertas indicator asambasa yang dapat menggantikan kertas lakmus. Saran yang perlu yaitu mengkaji lebih mendalam agar hasil pembuatan kertas indicator asambasa ekstrak bunga tapak dara dapat bertahan lama seperti indicator lakmus (Tim Pengajar Dasar-Dasar Kimia Analitik, 2012).
III.
Bahan
Ekstrak bunga cengger ayam Ekstrak bunga pagar Ekstrak daun bayam Ekstrak daun pacar air Larutan HCl 2 M Larutan NaOH 2 M Larutan Baffer pH 1-12 Kertas saring Kertas HVS Kertas Krotomatografi
IV.
PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
a. Cara Mengekstrak 1. Memilih bunga dengan warna yang cerah. 2. Menumbuk hingga halus bagian yang akan digunakan sebagai
ekstrak.
3. Menyaring dan memeras bunga yang telah dihaluskan sehingga
Jika ekstrak mengalami perubahan warna pada larutan asam dan basa, maka dapat digunakan sebagai indikator alami.
b. Pembuatan Indikator Alami 1. Menyediakan alat dan bahan yang digunakan yaitu kertas
saring, kertas HVS, kertas kromatografi, dan suatu ekstrak yang berasal dari bahan alam.
2. Memotong kertas saring, kertas HVS, dan kertas kromatografi
tersebut dicelupkan ke dalam plat tetes yang berisi larutan asam (HCl) dan basa (NaOH).
VI. PEMBAHASAN Indicator asam dan basa adalah senyawa halokromik yang di tambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel , umumnya adalah larutan yang akan memberikan warna sesuai dengan kondisi [pH] larutan tersebut, Pada temperature 25o celcius, nilai pH untuk larutan netral adalah 7,0 Pada percobaan ini ,hal yang pertama di lakukan yaitu mengestrak bahan alami untuk di jadikan sebagai indicator. Adapuun metode mengestrak yang baik ytaitu pemilihan sampel atau bahan yang baik di mana bahan atau sampel yang di pilih untuk di jadikan sebagai indicator, haruslah dalam keadaan baik dan tidak rusak. Kemudian bila yang di pilih sebagai sampel indicator adalah bunga yaitu bunga, maka bagian yang di pilih untuk di ekstrak adalah mahkotanya sedangkan benang sari dari putik di abaikan . Selanjutnya bahan yang telah di pilih, kemudian di cuci terlebih dahulu dengan air, agar bahan yang di pilih dalam keadaan steril dan segar. Selain itu pencucian ini di lakukan agar pigmen warna bunga tidak ikut larut dalam air. BUnga yang sudah di cuci kemudian di potong kecil-kecil untuk memperluas permukaan bunga sehingga proses pelarutan bunga lebih efektif. Semakin luas permukaan bunga maka semakin banyak pigmen warna bunga yang larut pada proses pelarutan, Setelah itu, mulai masuk ke tahap proses ekstrak di antaranya yaitu menggerus atau menghaluskan bahan yang di pilih kemudian mencampurkan dengan sedikit air sampai dalam keadaan kental namun penggunaan air ini harus diperhatikan, dimana air yang di gunakan tidak boleh berlebih, karena jika berlebih, larutan akan encer dan sulit di jadikan indicator nantinya. Kemudian menyaring larutan agar larutan indicator yang di buat tidak bercampur dengan ampasnya dan larutan
indicator pun telah siap di gunakan baik padsa tahap pengujian terhadap asam maupun basa (Anonim,2012). Pada perlakuan ini pada tahap uji pedahuluan di mana tiap-tiap indicator alami yang di gunakan di uji dengan larutan asam dan larutan basa, di mana fungsi dari uji pendahuluan yaitu untuk menentukan apakah bahan yang telah di ekstrak, bisa di gunakan sebagai indicator atau tidak. Karena tidak semua bahan alami seperti tumbuhan dapat di jadikan sebagai indicator. Hal tersebut di karenakan tidak semua zat warna pada tanaman merupakan senyawa organic berwarna seperti yang di miliki oleh indicator sintesis sebelumnya. Pada proses ini ekstrak tanaman yang di ujikan diantaranya yaitu ekstrak dari Bunga cengger ayam, bunga pagar,daun bayam, setelah di uji di dapatkan hasil yaitu bunga cengger ayam warna dasar yaitu warna cokelat, dimana ketika di ujikan pada larutan HCl warna yang di hasilkan yaitu Hijau sedangkan ketika di uji dengan NaOH menghasilkan warna cokelat, selanjutnya bunga pagar dengan warna dasar yaitu ungu,ketika di ujikan pada HCl akan menghasilkan warna Kuning, sedangkan di ujikan dengan NaOH akan menghasilkan warna Merah muda.Kemudian pada daun bayam warna umunya yaitu warna cokelat, ketika di ujikan pada larutan HCl akan menghasilkan Merah muda, sedangkan ketika di ujikan dengan larutan NaOH akan menghasilkan Hijau. Selanjutnya pada bunga pacar air ketika di ujikan pada larutan HCl akan menghasilkan warna hijau (tetap),dan ketika di ujikan dengan larutan NaOH akan menghasilkan Hijau tua (tidak berubah warna), hal ini menandakan bahwa bunga pacar air tidak bisa di gunakan sebagai indicator, warna yang paling bagus adalah bunga pagar, pada saat di ujikan dengan larutan HCl berubah warna menjadi kuning dan ketika di di ujikan pada larutan NaOH berubah warna menjadi merah muda, sedangkan pada ekstrak bunga yang lain yang hanya mengalami perubahan ketika di uji dengan larutan NaOH bersifat sama dengan indicator fenolphtalein yang hanya berubah warna ketika di uji dengan larutan basa.
Pada perlakuan selanjutnya, yaitu pembuatan kertas indicator alami dengan menggunakan tiga jenis kertas di antaranya kertas kromatografi ,kertas saring dan kertas HVS. Hal pertama yang di lakukan yaitu mengambil beberapa potongan dari tiap-tiap jenis kertas yang di gunakan kemudian memasukkan tiap potongan dari tiap-tiap jenis kertas yang di gunakan kemudian memasukkan tiap potongan kertas ke dalam larutan indicator alami yang di buat dan mendiamkanya selama 10 menit, lalu mengeringkannya. Setelah itu kertas indikator tersebut dimasukkan ke dalam larutan asam dan basa yang terdapat pada plat tetes. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, perubahan warna yang terjadi pada kertas indikator yaitu sebagai berikut :
Bunga cengger ayam Kertas saring : Putih keunguan Kertas HVS : Putih keunguan Kertas kromatografi : Putih keunguan Bunga pagar Kertas saring : Putih Kertas HVS : Putih Kertas kromatografi : Putih Daun bayam Kertas saring : Putih Kertas HVS : Putih Kertas kromatografi : Putih
Berdasarkan percobaan yang dilakukan ekstrak yang baik digunakan sebagai indikator alami yaitu bunga pagar. Hal ini disebabkan karena ekstrak kembang sepatu ketika dimasukkan ke dalam larutan asam atau basa akan menunjukkan perbedaan warna yang sangat menonjol. Sehingga warna hasil yang diperoleh berbeda-beda sesuai dengan sifat suatu zat yang bila dialrutkan dalam air akan mengalami disosiasi dengan pembentukan ion positif. Sedangkan larutan basa yaitu suatu zat, bila dilarutkan dengan air akan mengalami disosiasi dengan pembentukkan ion-ion hidroksil sebagai satu-satunya ion negatif (Vogel, 1985). Kepekatan suatu ekstrak juga sangat berpengaruh dalam pembuatan indikator alami. Apabila ekstrak yang dibuat menjadi indikator kandungan airnya sedikit, maka kertas indikator yang diperoleh hasilnya akan bagus, dan ketika dimasukkan kedalam larutan asam atau basa, perubahan warnanya dapat terlihat jelas. Apabila ekstrak yang dibuat banyak mengandung air atau encer, maka kertas indikator yang dihasilkan akan kurang bagus. Hal ini disebabkan karena hasil yang diperoleh ketika dicampurkan dengan larutan asam dan basa perubahan warnanya tidak terlalu jelas. Diantara ketiga kertasp yang digunakan, kertas kromatografi merupakan kertas yang paling baik digunakan sebagai kertas indikator. Hal ini disebabkan karena kertas kromatografi sifatnya cepat menyerap suatu larutan dari ekstrak bahan alami yang akan digunakan sebagai indikator. Pada dasarnya suatu ekstrak dapat diperoleh dengan menumbuk bahan alami yang akan digunakan sebagai ekstrak Penumbukkan dilakukan sampai halus. Pada proses ini bias menambahkan air agar ekstrak yang diperoleh lebih banyak. Namun, air yang ditambahkan jangan terlalu banyak, karena itu akan mempengaruhi kepekatan dari ekstrak yang akan dibuat. Ekstrak yang masih bercampur dengan filtratnya itu harus disaring sehingga ekstrak yang diperoleh akan bagus nantinya.
DAFTAR PUSTAKA Anonim.2012.PembuatanIndikator. Http:///www.scribd.com/doc/1374581/Indikator_Asam_Basa. Diunduh tanggal 4 Januari 2013. Dasar Kimia Khopkar, S.M. 1990.konsep analitik. Jakarta: Universitas Indonesia http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2184365-pengertian-sintesissynthesis/#ixzz2GXTiWZyY. Tim Pengajar Dasar-Dasar Kimia Analitik, 2012. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik. UNTAD.Palu Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimakro. Jakarta : PT Kalman Media Pusakan
VII.
KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat di tarik dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Dalam membuat kertas indicator asam basa dari berbagai bahan
alami dapat menggunakan kertas saring,kertas HVS, kertas kromotografi. Dari kertas tersebut yang paling baik di gunakan adalah kertas kromotografi.
2. Trayek pH indicator alami dari ekstrak bunga pagar adalah 8,3-
10,6.