You are on page 1of 70

Daftar Isi Blog kti skripsi net Daftar Isi Blog Gambaran Kejadian Diare pada Anak balita

di Puskesmas (kode027) Tue, 30 Apr 2013 | Published in kesehatan, kti skripsi kebidanan, kti skripsi ke dokteran, kti skripsi keperawatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Diare hingga saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan ke matian hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan semua kelompok usia bisa diserang oleh diare, tetapi penyakit berat dengan kematian yang tinggi terutama terjadi pada bayi dan anak balita. Di negara berkembang, anak-anak menderita dia re lebih dari 12 kali per tahun dan hal ini yang menjadi penyebab kematian sebes ar 15-34% dari semua penyebab kematian. Di negara berkembang, anak-anak balita m engalami rata-rata 3-4 kali kejadian diare per tahun tetapi di beberapa tempat t erjadi lebih dari 9 kali kejadian diare per tahun atau hampir 15-20% waktu hidup anak dihabiskan untuk diare.1,2 Secara operasional diare balita dapat dibagi 2 klasifikasi, yaitu yang pertama d iare akut adalah diare yang ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan d apat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau l ebih sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari, dan yang kedua yaitu diare ber masalah yang terdiri dari disentri berat, diare persisten, diare dengan kurang e nergi protein (KEP) berat dan diare dengan penyakit penyerta.3,4 Penyakit diare di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat ya ng utama, hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan diare yang m enimbulkan banyak kematian terutama pada balita. Angka kesakitan diare di Indone sia dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Angka kesakitan diare pada tahun 20 06 yaitu 423 per 1000 penduduk, dengan jumlah kasus 10.980 penderita dengan juml ah kematian 277 (CFR 2,52%). Di Indonesia dilaporkan terdapat 1,6 sampai 2 kejad ian diare per tahun pada balita, sehingga secara keseluruhan diperkirakan kejadi an diare pada balita berkisar antara 40 juta setahun dengan kematian sebanyak 20 0.000-400.000 balita. Pada survei tahun 2000 yang dilakukan oleh Ditjen P2MPL De pkes di 10 provinsi, didapatkan hasil bahwa dari 18.000 rumah tangga yang disurv ei diambil sampel sebanyak 13.440 balita, dan kejadian diare pada balita yaitu 1 ,3 episode kejadian diare pertahun.2 Upaya pemerintah dalam menanggulangi penyakit diare, terutama diare pada balita sudah dilakukan melalui peningkatan kondisi lingkungan baik melalui program proy ek desa tertinggal maupun proyek lainnya, namun sampai saat ini belum mencapai t ujuan yang diharapkan, karena kejadian penyakit diare masih belum menurun. Apabi la diare pada balita ini tidak ditangani secara maksimal dari berbagai sektor da n bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja tetapi masyarakatpun diharapkan dap at ikut serta menanggulangi dan mencegah terjadinya diare pada balita ini, karen a apabila hal itu tidak dilaksanakan maka dapat menimbulkan kerugian baik itu ke hilangan biaya untuk pengobatan yang cukup besar ataupun dapat pula menimbulkan kematian pada balita yang terkena diare.4 Hal yang menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit diare pada balita adalah perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dan sanitasi lingkungan yang buruk. Diare dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani secara serius karena tubuh b alita sebagian besar terdiri dari air dan daging, sehingga bila terjadi diare sa ngat mudah terkena dehidrasi.5 Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan, pe mbuangan tinja yang tidak higienis, kebersihan perorangan dan lingkungan yang je lek, serta penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya. Banyak fakto

r yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadi faktor pendorong terj adinya diare, terdiri dari faktor agent, penjamu, lingkungan dan perilaku. Fakto r penjamu yang menyebabkan meningkatnya kerentanan terhadap diare, diantaranya t idak memberikan ASI selama 2 tahun, kurang gizi, penyakit campak, dan imunodefis iensi. Faktor lingkungan yang paling dominan yaitu sarana penyediaan air bersih dan pembuangan tinja, kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare sert a berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, maka penularan dia re dengan mudah dapat terjadi.6 Angka kejadian diare di dari data dinas kesehatan kota didapatkan pada tahun 200 6 sebanyak 53.429 orang, tahun 2007 46.738 orang, tahun 2008 sebanyak 53.824 ora ng, tahun 2009 sebanyak 54.162 orang, sedangkan pada tahun sebanyak 49.897 orang . Walaupun angka kejadian diare pada tahun menurun tetapi masih tinggi dengan ca kupan wilayah sebesar 81%. Pada tahun 2009 didapatkan angak kejadian diare pada balita sebanyak 26.413 balita.7 Puskesmas terletak di wilayah Kelurahan 20 ilir D II kecamatan Kemuning Kota den gan luas wilayah 674,3 Ha. Letaknya sangat strategis di tepi jalan raya sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat umum baik dengan kendaraan umum maupun pribadi. 8 Geografi wilayah kerja Puskesmas sebagaian besar terdiri dari daratan dan sebagi an kecil di pinggir sungai dan rawa. Batas wilayah kerja meliputi : sebelah utar a dengan sungai Bendung, sebelah selatan dengan Jln. Mayor Ruslan, sebelah barat dengan Jl. Jendral Sudirman, sebelah timur dengan Sungai Bendung 9 ilir.8 Jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas adalah 44.188 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 22.286 jiwa dan perempuan sebanyak 21.896 jiwa. Juml ah bayi pada wilayah kerja Puskesmas sebanyak 822 jiwa sedangkan balita sebanyak 4.037 jiwa.8 Jumlah penyakit diare yang datang ke poli MTBS PKM tahun sebanyak 1.530 balita d engan perincian usia kurang dari satu tahun sebanyak 258 bayi, umur 1-4 tahun 50 7 balita, sedangkan usia kurang 5 tahun sebanyak 765 balita.8 1.2. Rumusan Masalah a. Bagaimana distribusi balita penderita diare yang datang berobat ke Puskesmas , Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan jenis kelamin? b. Bagaimana distribusi balita penderita diare yang datang berobat ke Puskesmas berdasarkan umur balita? c. Apa jenis pekerjaan ibu dari balita yang mengalami diare? d. Bagaimana tingkat pendidikan ibu dari balita yang mengalami diare? e. Bagaimana sumber air minum yang digunakan balita penderita diare? f. Bagaimana perilaku higiene ibu dari balita yang mengalami diare? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengidentifikasi faktor sosiodemografi (pendidikan ibu dan pekerjaan ibu), sumbe r air minum keluarga, dan perilaku higiene ibu sehari-hari pada balita yang data ng berobat ke Puskesmas . 1.3.2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi distribusi jenis kelamin balita penderita diare yang datang berobat ke Puskesmas b. Mengidentifikasi distribusi umur balita penderita diare yang datang berobat k e Puskesmas c. Mengidentifikasi distribusi jenis pekerjaan ibu dari balita penderita diare y ang datang berobat ke Puskesmas d. Mengidentifikasi distribusi tingkat pendidikan ibu dari balita penderita diar e yang datang berobat ke Puskesmas . e. Mengetahui sumber air minum yang digunakan setiap hari oleh balita penderita diare yang datang berobat ke Puskesmas f. Mengetahui perilaku higiene ibu dari balita penderita diare yang datang berob at ke Puskesmas 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Untuk Institusi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran keadaan sosiodemografi

berupa tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga, sumber air minum serta p erilaku higiene ibu dari balita yang mengalami diare bagi peneliti dan pembaca. Selain itu juga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk penyusunan kebi jakan, pengambilan keputusan dalam berbagai penelitian selanjutnya. 1.4.2. Untuk Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat ter utama para ibu tentang pentingnya memperhatikan faktor faktor yang dapat mempeng aruhi terjadinya penyakit diare pada balita sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kejadian diare. silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul mungkin yang anda cari disini: faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare berdasarkan data Provin si gambaran pengetahuan balita tentang penyebab kejadian diare pada balita kejadian diare dengan umur balita kejadian diare pada anak sekolah menurut who tahun 2013 KTI faktor-faktor yang berhubungan dengan diare pada balita kti gambaran pengetahuan ibu tentang diare pada batita Kuesioner pengetahuan ibu dalam pemberian makanan dengan kejadian diare pada balita umur 2-5tahun Tags: balita, diare pada balita, faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-kejadiandiare-pada-balita-di-wilayah, Gambaran Kejadian Diare pada Anak balita, gambaran -lingkungan-yg-terkena-penyakit-diare, gambaran-pengetahuan-ibu-tentang-penangan -pertama-pada-anak-diare, gambaran-pengetahuan-ortang-tua-tentang-diare, gambara n-tentang-pengetahuan-ibu-tentang-faktor-faktor-terjadinya-diare, hubungan-antar a-faktor-lingkungan-dan-faktor-sosiodemografi-dengan-kejadian-diare-pada-balita, kejadian diare, kti skripsi gambaran, kti-faktor-faktor-angka-kejadian-diare-pa da-balita, kti-gambaran-asuhan-keperawatan-diare-pada-anak, kti-gambaran-pengeta huan-ibu-terhadap-diare-pada-balita, kti-pengaruh-ibu-menyusui-dengan-kejdian-di are-pada-bayibalita, kti-tentang-sikap-ibu-menyusui-dengan-kejadian-diare-pada-b alita, pengkategorian-perilaku-ibu-terhadap-diare-pada-anak, perkembangan-balita -1-4-tahun-yang-berhubungan-dengan-terjadinya-diare, puskesmas, skripsi-kesehata n-masyarakat-tentang-diare-pendahuluan Leave a comment You must be logged in to post a comment. Kategori kesehatan kti skripsi analis kesehatan kti skripsi farmasi kti skripsi gizi kti skripsi kebidanan kti skripsi kedokteran kti skripsi kedokteran gigi kti skripsi keperawatan kti skripsi kesehatan lingkungan skripsi kesehatan masyarakat Arsip KTI Skripsi May 2013 April 2013 February 2013 January 2013 December 2012 November 2012 KTI Skripsi baru masuk

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia dalam Kehamilan di BPS (kode008) Faktor Risiko pada Diabetes Mellitus di Rumah Sakit (kode004) Dampak Prilaku Remaja terhadap Penggunaan Minuman Keras (kode002) Hubungan Peran Kader Posyandu dengan Cakupan Imunisasi Campak di Puskesm as (kode097) Hubungan Pengetahuan Orang Tua dg Minat Orang Tua dalam Memberikan Stimu lasi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun di TK (kode095) Hubungan Pendidikan dan Paritas dengan Pemberian Prelaktial pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas (kode093) Hubungan Pemberian Pendidikan Seks Sejak dini dengan Perilaku Seksual pa da Remaja di SMA (kode091) Hubungan Motivasi Ekstrinsik Dalam Pembelajaran Laboratorium Dengan Kema mpuan Dalam Asuhan Persalinan Normal Mahasiswa (kode090) Hubungan Lingkar Pinggang dengan Kejadian Hipertensi di Poli Interne RSU D (kode089) Hubungan Berat Badan Lahir dengan Ruptur Perineum Persalinan Normal pada Primigravida di BPS (kode081) Sub Kategori alat kontrasepsi anak anak sekolah ASI eksklusif ASI Ekslusif bahaya seks be bas balita bayi BPS diare pada balita gambaran karakteristik gambaran pengetahua n gambaran perilaku hipertensi ibu bersalin ibu hamil ibu hamil resiko tinggi ib u menyusui imunisasi imunisasi campak kader posyandu kb kejadian diare kti skrip si faktor-faktor kti skripsi gambaran kti skripsi hubungan kti skripsi karakteri stik kti skripsi pengetahuan kti skripsi tingkat pengetahuan mahasiswa menopause obesitas pendidikan seks pertumbuhan dan perkembangan posyandu preeklamsi Primi gravida proposal-penelitian-tentang-pengetahuan-menopouse puskesmas remaja remaj a putri rumah sakit SC sekolah SMA Komentarmu Icha on Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam Memilih Penolong Persa linan (kode009) Pencarian kamu disini menurut who angka kematian pada risiko terhadap perawatan payudara masa nifas gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memilih alat kontrase psi suntik hubungan antara pemberian mpasi dini terhadap kegemukan pada balita tingkat pengetahuan obesitas balita proposal KTI pasangan usia subur morbiditas ibu bersalin manajemen nyeri relaksasi keterampilan dasar kebidan faktor - faktor pendidikan dan pengetahuan masyarakat sangat mempengaruh i memilih di tolong oleh dukun faktor yang mempengaruhi perilaku remaja putri dalam penatalaksanaan dis menore di sma kuesioner proposal gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas pada perawatan tali pusat Daftar Isi Blog Copyright 2013 kti skripsi net | Powered by WordPress & Design by Premium WordPr ess Themes

keperawatan Mengapa saya ingin menulis tentang keperawatan!! karna saya adalah seorang peraw at.. kemudian saya sangat prihatin terhadap kehidupan seorang perawat.. MARI KIT A BERSATU MEWUJUDKAN PERAWAT YANG PROPESIONAL Minggu, 08 Februari 2009 faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerj a puskesmas Delitua tahun 2008. BAB I PENDAHULUAN A . LATAR BELAKANG Diare hingga kini masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bay i dan anak-anak. Saat ini morbiditas (angka kesakitan) diare di Indonesia mencap ai 195 per 1000 penduduk dan angka ini merupakan yang tertinggi di antara negara -negara di Asean (kalbe.co.id). Diare juga masih merupakan masalah kesehatan yan g penting di Indonesia. Walaupun angka mortalitasnya telah menurun tajam, tetapi angka morbiditas masih cukup tinggi Penanganan diare yang dilakukan secara baik selama ini membuat angka kematian akibat diare dalam 20 tahun terakhir menurun tajam. Walaupun angka kematian sudah menurun tetapi angka kesakitan masih cukup tinggi. Lama diare serta frekuensi diare pada penderita akut belum dapat diturun kan (lisa ira 2002). Diare merupakan keadaan dimana seseorang menderita mencret-mencret, tinjanya enc er,dapat bercampur darah dan lendir kadang disertai muntah-muntah. Sehingga diar e dapat menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja. Bila penderita d iare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kemati an terutama pada bayi dan anak-anak usia di bawah lima tahun (Ummuauliya. 2008). Dampak negatif penyakit diare pada bayi dan anak-anak antara lain adalah mengham bat proses tumbuh kembang anak yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidu p anak. Penyakit diare di masyarakat (Indonesia) lebih dikenal dengan istilah "M untaber". Penyakit ini mempunyai konotasi yang mengerikan serta menimbulkan kece masan dan kepanikan warga masyarakat karena bila tidak segera diobati, dalam wak tu singkat ( 48 jam) penderita akan meninggal (Triatmodjo. 2008) Diare dapat terjadi sebagai efek samping dari penggunaan obat terutama antibioti k. Selain itu, bahan-bahan pemanis buatan seperti sorbitol dan manitol yang ada dalam permen karet serta produk-produk bebas gula lainnya menimbulkan diare. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Orang tua berperan besar dalam menentukan penyebab anak terkena diare. Ba yi dan balita yang masih menyusui dengan ASI eksklusif umumnya jarang diare kare na tidak terkontaminasi dari luar. Namun, susu formula dan makanan pendamping AS I dapat terkontaminasi bakteri dan virus (Medicastor 2006). Kematian bayi di Indonesia sangat tinggi. Bahkan di seluruh dunia, Indonesia men duduki rangking keenam dengan angka kejadian sekitar 6 juta bayi yang mati perta hunnya. Kasus kematian bayi di Indonesia ini, menurut Dr. Soedjatmiko (2008), ke matian bayi di Indonesia disebabkan oleh penyakit diare. Untuk mendiagnosis diar e, maka pemeriksaan antigen secara langsung dari tinja mempunyai nilai sensitifi tas cukup tinggi (70-90%), tetapi biaya pemeriksaan cukup mahal. (Kompas.com 200 8). Proporsi diare akut rotavirus selama 1 tahun penelitian di Indonesia adalah 56,5 % dengan 95 % CI 51,3 - 61, 6%. Hasil ini sama dengan penelitian-penelitian di luar negeri sebelumnya, antara lain Rodriquez (1974-1975) dan Pickering. (1978-1 979) mendapatkan angka kejadian 47% dan 59%, sedangkan di Indonesia penelitian Y orva (tahun 1998) mendapatkan angka 50% hampir sama dengan penelitian ini dan sa ma dengan negara maju. Hasil ini memprediksi adanya perbaikan hygiene dan sanita si kita. Kasus diare rotavirus merata sepanjang tahun, sedangkan kasus diare non rotavirus dan diare keseluruhan meningkat pada musim kemarau, tetapi tidak ada

trend menurut musim. Keadaan ini berkaitan dengan cara penularan diare non rotav irus yang water borne dan melalui tangan mulut, sedangkan diare rotavirus selain ditularkan secara fekal oral, diduga ditularkan juga melalui droplet saluran na pas (Unair. 2008). Data Departemen Kesehatan RI menunjukkan 5.051 kasus diare sepanjang tahun 2005 lalu di 12 provinsi. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan dengan jumlah pas ien diare pada tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 1.436 orang. Di awal tahun 2006, tercatat 2.159 orang di Jakarta yang dirawat di rumah sakit akibat menderita di are. Melihat data tersebut dan kenyataan bahwa masih banyak kasus diare yang tida k terlaporkan, departemen kesehatan menganggap diare merupakan isu prioritas kes ehatan di tingkat lokal dan nasional karena punya dampak besar pada kesehatan ma yarakat (Depkes RI 2008) Komplikasi diare yang sering terjadi adalah dehidrasi (ringan sedang, berat, hip otonik,isotonik atau hipertonik), renjatan hipovolemik, hipokalemia (dengan geja la meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan elektrokardiogram), hipoglikemia, intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisi ensi enzim laktosa, kejang terjadi juga pada dehidrasi hipertonik dan juga malnu trisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik). Komplikas i yang jarang terjadi adalah kerusakan saraf, persendian atau jantung, dan kadan g-kadang usus yang berlubang. Dorongan yang kuat selama proses buang air besar, menyebabkan sebagian selaput lendir usus keluar melalui lubang dubur (Ummualya. 2008). Sigelosis bisa menyebabkan penurunan kesadaran, kejang dan koma dengan sedikit b ahkan tanpa diare. Infeksi ini akan berakibat fatal dalam 12-24 jam. Infeksi bak teri lain bisa menyertai sigelosis, terutama pada penderita yang mengalami dehid rasi dan kelemahan. Terbentuknya luka di usus karena sigelosis bisa menyebabkan kehilangan darah yang berat. Penyebab- diare sangat penting untuk diketahui. Dok ter tidak dapat meresepkan obat tanpa mengetaui penyebab diare (wordpress 2008) Berdasar metaanalisis di seluruh dunia, setiap anak minimal mengalami diare satu kali setiap tahun. Dari setiap lima pasien anak yang datang karena diare, satu di antaranya akibat rotavirus. Kemudian, dari 60 anak yang dirawat di rumah saki t akibat diare satu di antaranya juga karena rotavirus. Di Indonesia, sebagian b esar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus. Bakteri dan par asit juga dapat menyebabkan diare. Organisme-organisme ini mengganggu proses pen yerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera m asuk ke usus besar (handwashing 2006). Penyakit diare menjadi penyebab utama nom or dua kematian pada anak usia 6 bulan hingga 2 tahun. Penyebabnya, pemberian an tibiotik saja. (cpd.dokter 2008). Penyebab diare pada balita lebih beragam. Bisa karena infeksi bakteri, virus, da n amuba. Bisa jadi juga akibat salah mengonsumsi makanan. Protein susu sapi meru pakan bahan makanan terbanyak penyebab diare. Makanan lain penyebab timbulnya al ergi ialah ikan, telur, dan bahan pewarna atau pengawet (melanicyber 2008) Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa banyak fa ktor yang mempengaruhi kejadian diare akut pada balita. Faktor-faktor tersebut d iantaranya adalah faktor lingkungan dan keadaan sosial ekonomi. Faktor-faktor te rsebut merupakan faktor yang berasal dari luar dan dapat diperbaiki, sehingga de ngan memperbaiki faktor resiko tersebut diharapkan dapat menekan angka kesakitan dan kematian diare pada balita. Latar belakang di atas menjadi dasar bagi peneliti untuk mengetahui faktor-fakto r yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas Delitua. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengeta hui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas Delitua. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas maka di dapat perumusan masalah sebagai berik ut : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare, pada balita di wilayah kerja Puskesmas Delitua Tahun 2008.

C. TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balit a di wilayah kerja puskesmas Delitua tahun 2008. D.MANFAAT PENELITIAN 1. Hasil penelitian ini menyediakan informasi bagi masyarakat tentang penyakit d iare yang terjadi pada balita. 2. Sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya ten tang faktor penyebab diare pada balita. 3. Sebagai bahan masukan bagi perawat rumah sakit khusus di ruang anak dengan pe nyakit diare. 4. Sebagai sumber pengetahuan bagi tenaga kesehatan khususnya bagi perawat dalam meningkatkan asuhan keperawatan terutama pada penyakit diare. 5. Hasil penelitian ini merupakan sumber data dasar bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penyakit diare pada balita.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diare Pada Balita 1. Defenisi Balita Balita adalah bayi yang berumur dibawah 5 tahun atau masih kecil yang perlu temp at bergantung pada seorang dewasa yang mempunyai kekutan untuk mandiri dengan us aha anak balita yang tumbuh. 2. Tahap-Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan a. Masa neoratus : usia 0 28 hari Masa neonatal dini : 0 7 hari Masa neonatal lanjut : 8 20 hari Masa pasca neonatal : 29 hari 1 tahun b. Masa bayi : usia 0 1 tahun Masa bayi dini : 0 1 tahun Masa bayi akhir : 1 2 tahun c. Masa pra sekolah (usia 2 6 tahun) Pra sekolah awal (masa balita) : mulai 2 3 tahun Pra sekolah akhir : mulai 4 6 tahun d. Masa neonatal Pada masa ini terjadi adaptasi pada lingkungan perubahan sirkulasi darah serta m ulai berfungsi organ-organ tubuh. Saat lahir berat badan normal dari bayi yang s ehat berkisar antara 3000-3500 gr, tinggi badan sekitar 350 gr, selama 10 hari p ertama biasanya terdapat penurunan berat badan sekitar 10 % dari berat badan lah ir, kemudian berat badan bayi akan berangsur-angsur mengalami kenaikan. (Soetjen

ingsih, 2003) B. Diare 1.Pengertian Diare a. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah. (Aziz, 2006). b. Diare dapat juga didefenisikan sebagai suatu kondisi dimana terjadi perubahan dalam kepadatan dan karakter tinja, atau tinja cair dikeluarkan tiga kali atau lebih perhari. (Ramaiah, 2002). c. Diare merupakan salah satu gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pencernaan. (Ngastiyah, 2003). 1. Patogenesis Mekanisme dasar yang menyebabkab timbulnya diare ialah : 1. Gangguan osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan te kanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan ele ktrolik ke dalam rongga usus.

2. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peni ngkatan sekresi air dan elektrolik ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul d iare karena terdapat peningkatan isi rongga usus. 3. Gangguan motilitis usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan men gakibatkan bakteri timbul berlebihan, selanjutnya timbul diare pula. 2. Patofisiologi Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi : 1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia) 2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah) 3. Hipoglikemia 4. Gangguan sirkulasi darah (Ngastiyah, 2003). 3. Tanda dan Gejala (gambaran klinis) Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan be rkurang atau tak ada, kemudian timbul diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karenna sering defeksi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorsi oleh usus selama diare. (Ngastiya h, 2003) C. Gejala-Gejala Dehidrasi 1. Dehidrasi ringan Meningkatnya rasa haus Kegelisahan atau rewel Menurunnya elastisitas kulit Mulut dan lidah yang kering Mata yang kering karena tidak adanya air mata Mata yang cekung 2. Dehidrasi berat Tangan dan kaki yang dingin dan lembab

Anak yang terlihat lemah, tidak sadar, atau lemas Ketidakmampuan untuk minum Hilagnnya elastisitas kulit secara sepenuhnya Tidak ada air mata Lapisan lendir yang sangat kering pada mulut Pengurangan volume air seni yang parah atau tidak adanya air seni (Ramaiah,2002) Kehilangan cairan menurut derajat dehidrasi pada anak di bawah dua tahun Derajat Dehidrasi PWL MWL CWL Jumlah Ringan 50 100 25 175 Sedang 75 100 25 200 Berat 125 200 25 350 Kehilangan cairan menurut derajat dehidrasi pada anak berumur 2-5 tahun Derajat Dehidrasi PWL MWL CWL Jumlah Ringan 13 80 25 135 Sedang 50 80 25 155 Berat 80 80 25 185 Kehilangan cairan pada dehidrasi berat menurut berat badan pasien dan umur Berat Badan Umur PWL MWL CWL Jumlah 0-3 Kg 0-1 bulan 150 125 25 300 3-10 1 bln 2 thn 125 100 25 250 10-15 2-5 thn 100 80 25 205 15-25 5-10 thn 80 25 25 130 (Ngastiyah 2003) Keterangan : PWL : Cairan yang hilang karena muntah NWL : Cairan hilang melalui urine, kulit, pernapasan CWL : Cairan hilang karena muntah hebat 3. Komplikasi Diare Komplikasi lain yang kadang kala timbul mencakup : 1. Gangguan pada keseimbangan elektrolit normal dalam tubuh Elektrolit adalah zat-zat kimia yang ketika mencair atau larut dalam air atau ca iran lainnya memecah menjadi partikel-partikel (ion) dan mampu membawa aliran li strik. 2. Kelumpuhan ileus (Paralytic ileus) Ini adalah suatu kondisi dimana terjadi pengurangan atau tidak adanya gerakan us us. Kondisi ini dapat terjadi akibat pembedahan, cedera pada dinding perut, saki t ginjal yang parah, atau penyakit parah lainnya 3. Septi semia Ini adalah suatu kondisi dimana terdapat infeksi pada seluruh bagian tubuh. Kond isi ini biasanya menyusul adanya infeksi disalah satu bagian tubuh, yang dari sa na bakteri pergi ke berbagai bagian tubuh lain melalui darah. 4. Komplikasi darah seperti koagulasi intra vaskuler terdiseminasi Jika ada penyakit atau cidera parah apapun, darah cenderung membentuk suatu mass a semi padat atau gumpalan darah didalam pembuluh darah. (Ramaiah, 2002) 4. Faktro Penyebab Diare 1. Faktor infeksi a. Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak meliputi infeksi enternal sebagai berikut : - Infeksi bakteri : vibrio, E. Coli, Salmonella, Stigella, Campilobacter, Yersin ia, Aeromonas dan sebagainya. - Infeksi Virus : Entrovirus (Virus Echo, Coxsackie, Poliomielitis)

- Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides) b. Infeksi parental ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti : otiti s media akut (OMA), tonsilitis / tonsilofaringis, bronkopneumonia, ensefalitis d an sebagainya 2. Faktor Malabsorsi Malabsorsi karbohidrat disakarida 3. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan 4. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (Jarang, tetapi dapat terjadi pada an ak yang lebih besar) (Ngastiyah, 2003) 5. Faktor-Faktor yang Meningkatkan Resiko Diare 1. Faktor lingkungan Pasokan air tidak memadai Air terkontaminasi tinja Fasilitas kebersihan kurang Kebersihan pribadi buruk, misalnya tidak mencuci tangan setelah buang air Kebersihan rumah buruk. Misalnya tidak membuang tinja anaak di WC Metode penyiapan dan penyimpanan makanan tidak higienes . Misalnya makanan dimas ak tanpa dicuci terlebih dahulu atau tidak menutup makanan yang telah dimasak. 2. Praktik penyapihan yang buruk Pemberian susu eksklusif dihentikan sebelum bayi berusia 4-6 bulan dan melalui p emberian susu melalui botol Berhenti menyusui sebelum anak berusia setahun 3. Faktor individu Kurang gizi Buruk atau kurangnya mekanisme pertahanan alami tubuh. Misalnya, diare lebih laj im terjadi pada anak-anak, baik yang mengidap campak atau yang mengalami campak. 4. Produksi asam lambung berkurang 5. Gerakan pada usus berkurang yang memengaruhi aliran makanan yang normal (Savitri, 2002) 6. Pencegahan Diare Beri ASI eksklusif sampai empat atau enam bulan dan teruskan menyusui sampai set idaknya setahun. Hindari pemberian susu botol.Setelah usia 4-6 bulan, berikan makanan yang bergiz i, bersih dan aman untuk mulai menyapih. Gunakan makanan matang yang baru dimasak untuk memberi makan anak-anak. Bersihkan wadah yang digunakan untuk mengumpulkan dan menyimpan air minum setiap hari. Jika anda tidak yakin tentang kualitas air minum, rebuslah selama 10 menit dan t utuplah serta simpanlah dalam wadah yang sama. Hindari kontak antara tangan dan air minum ketika menyajikannya Cucilah tangan dengan sabun dibawah air yang mengalir sebelum memberi makan anak , memasak, setelah pergi ke WC atau membersihkan anak. Buanglah tinja yang dikeluarkan anak dalam WC segera mungkin. Segeralah cuci baju yang terkena tinja anak dengan air hangat. Berikan imunisasi campak kepada akan pada usia sembilan bulan karena resiko diar e parah dan malnutrisi yang mengikutinya lebih tinggi. Setelah infeksi campak. Pastikan bahwa daerah dimana anak bermain atau merangkak tetap bersih. Cucilah m ainan yang anak mainkan secara teratur.

7. Cara Pemberian Cairan dalam Terapi Dehidrasi a. Belum ada dehidrasi Peroal sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap defekasi. b. Dehidrasi ringan

1 jam pertama : 25-50 ml / kg BB peroral (intragastrik), selanjutnya : 125 ml / Kg BB / hari ad libitum. c. Dehidrasi berat Untuk anak umur 1 bulan 2 tahun berat badan 3 10 kg. 1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit (set infus berukuran 1 ml = 15 te tes) atau 13 tetes / kg BB / menit (Set infus 1 ml = 20 tetes). 7 Jam berikutnya : 12 ml / kg BB / Jam = 3 tetes / kg / BB / menit (Set infus berukuran 1 ml = 15 t etes) atau 4 tetes / kg / BB / menit (set infus 1 ml = 20 tetes). 16 jam berikutnya : 125 ml / kg BB oralit peroral atau intragastrik. Bila anak tidak mau minum dapat diteruskan dengan DG 11 intravena 2 tetes / kg / BB / menit (1 ml = 15 tetes) a tau 3 tetes / Kg / BB / menit. (1 ml = 20 tetes). (Ngastiyah, 2003). 8. Pengobatan untuk diare a. Obat anti sekresi Asetosal dosis 25 mg / tahun dengan dosis minimun 30 mg klorpromazin. Dosis 0,5 1 mg / kg BB / hari b. Obat spasmolitik Umumnya obat spasmolitik seperti papverim, ekstrak beladora, opium loperamid tid ak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi. c. Antibiotik Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas. Bila peny ebab kolera, diberikan tetrasiklin 25-50 mg / KG / BB / hari. Antibiotik juga di berikan bila terdapat penyakit penyerta seperti : OMA, faringitis, bronkitis ata u bronkopneumonia. (Ngastiyah, 2003).

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam penelitian ini dijabarkan dengan menggunakan skema tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita. V. Independen V. Dependen

Dari konsep diatas penulis dapat menyatakan sebagai berikut : B. Defenisi Konseptual dan Operasional 1. Defenisi Konseptual

1. Infeksi terbagi atas dua yaitu. a. Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak meliputi infeksi enternal sebagai berikut : - Infeksi bakteri : vibrio, E. Coli, Salmonella, Stigella, Campilobacter, Yersin ia, Aeromonas dan sebagainya. - Infeksi Virus : Entrovirus (Virus Echo, Coxsackie, Poliomielitis) - Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides) b. Infeksi parental ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti : otiti s media akut (OMA), tonsilitis / tonsilofaringis, bronkopneumonia, ensefalitis d an sebagainya 2.Malabsorsi adalah Malabsorsi karbohidrat disakarida, monosakarida, malabsorsi lemak, dan malabsorsi protein 3. Makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan 4. Psikologis, rasa takut dan cemas (Jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar) (Ngastiyah, 2003) 5. Sosial ekonomi adalah suatu konsep untuk mengukur sosial ekonomi, keluarga., misalnya harus melalui variabel-variabel tingkat pendidikan, pekerjaan dan penda patan keluarga. (Notoatmojo, 2005) 6. Lingkungan merupakan merupakan semua kondisi internal dan eksternal yang meme ngaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan perilaku seseorang atau kelompok . Lingkungan internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan emosional, dan kepribadian).Lingkungan eksternal dapat ber upa keadaan / factor fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang di terima individu dan di persepsikan sebagai suatu ancaman. (Nursalam, 2008) 2. Defenisi operasional 1.Infeksi adalah adanya gangguan pada saluran pencernaan makanan atau masuknya b akteri atau virus ke tubuh manusia 2. Malabsorsi adalah penyerapan makanan protein dan lemak dalam tubuh manusia it u sendiri 3. Makanan adalah karbohidrat yang masuk saluran pencernaan manusia melalui mulu t. 4. Psikologis adalah perasaan takut dan cemas yng di alami seseorang karna penya kit yang di deritanya. 5. Ekonomi adalah pendapatan keluarga yang di gunakan untuk keperluan keluarga t ersebut dan kehidupan sehari-hari. 6. Lingkungan adalah keadaan dimana sekelompok individu yang berbeda kegiatan da n prilaku atau tingkah laku seseorang tidak sama antara yang satu dangan individ u yang lainnya. C. Hipotesa Hipotesa dari penelitian Faktor-faktor penyebab diare pada balita di wilayah verj a puskesmas delitua hdala Ha : Adanya faktor penyebab diare pada balita di wilayah kerja puskesmas delitua Ho : Tidak adanya faktor penyebab diare pada balita di wilayah kerja puskesmas d elitua

BAB IV METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendek atan deskriptif tipical, yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berh

ubungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas Delitua Tah un 2008. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti, populasi pada peneli tian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak balita di wilayah kerja puskesma s Delitua Tahun 2008. (Notoadmojo, 2005) 2. Sampel Sampel yang digunakan adalah quota sampling yaitu untuk menetapkan jumlah yang a kan di teliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang memiliki anak y ang menderita sakit diare di wilayah kerja puskesmas delitua Tahun 2008. (Notoadmojo, 2005)

C. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner dan terlebih dahulu dibe ri penjelasan singkat kepada responden tentang kuisioner dan hal-hal yang tidak dimengerti responden. D. Etika penelitian Dalam penelitian ini mendapat rekomondasi dari Ka.prodi Ilmu Keperawatan DELIHUS ADA Delitua, setelah di setujui oleh pembimbing I dan II selaku pembimbing penel itian. Kemudia permintaan secara tertulis ke puskesmas delitua. Kemudian penelitian akan dilakukan dengan memperhatikan masalah etika antara lai n sebagai berikut: 1. (informed consent) saat pengambilan sampel terlebih dahulu peneliti meminta i zin kepada responden secara lisan atas kesediannya menjadi responden 2. Anonymity (tanpa nama) pada lembaran persetujuan maupun lembar pertanyaan waw ancara tidak akan menuliskan nama responden tetapi hanya dengan memberi simbol s aja. 3. Confidentiality (kerahasiaan) pembenaran informasi oleh responden dan semua d ata yang terkumpul akan menjadi koleksi pribadi, dan tidak akan di sebarluaskan kepada orang lain tanpa seizin reponden. E. Pengolahan data Data yang dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Editing Editing adalah dilakukan pengecekan kelengkapan data yang terkumpul, bila terdap at kesalahan atau kekurangan dalam pengumpulan data, dapat diperbaiki dengan mem eriksa dan dilakukan pendataan ulang. b. Coding Coding adalah hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode dengan petunjuk. c. Tabulating Tabulating adalah untuk mempermudah analisa data dimasukkan dalam bentuk tabel d istribusi frekuensi. F. Analisis data Analisa data di lakukan estela semua data terkumpul melalui beberapa tahap dimul ai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah di isi, kemudian data yang sesuai di beri kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa dat a. Selanjutnya memasukkan data ke dalam Rumus dengan menggunakan korelasi product moment yaitu. rx? = ? ________ xy v ? r ?y

(Sugiyono, 2006). G. Instrumen Instrumen digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah kuisione r yang berisi pertanyan. Kuesioner adalah suatu alat pengumpulan data mengenai s uatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum / orang banyak (Not oadmojo 2002). Kuesioner yang dibuat terdiri dari 15 pertanyaan dalam bentuk per tanyaan tertutup. Penilaian dengan menggunakan Skala LIKERT dengan pilihan jawab an, a. Sangat baik b. Baik c. Tidak baik d. Sangat tidak baik. Untuk penilaian jawaban dapat di beri skor sebagai berikut: 1. untuk pertanyaan A. di beri nilai 4 2. untuk pertanyaan B diberi nilai 3 3. untuk pertanyaan C di beri nilai 2 4. untuk pertanyaan D di beri nilai 1 H. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian akan dilakukan di wilayah kerja puskesmas delitua. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di bulan Desember sampai dengan februari. J. Pelaksanaan Penelitian Setelah peneliti mendapat surat rekomendasi dari pendidikan, peneliti membawa su rat rekomendasi ke puskesmas delitua. Setelah mendapat izin dari kepala puskesma s Delitua, peneliti diberi persetujuan pengambilan data di wilayah kerja puskesm as Delitua tersebut Tahun 2008.

BAB VI 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah di lakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kej adian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas Delitua tahun 2009 dengan men ggunakan daftar kuesioner bagi orang tua dengan sampel sebanyak 20 orang dan has il di sajikan dalam bentuk tabel berikut ini:

NO UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN NOMOR SOAL JUMLAH PERSENTASE KATEGORI

19-30 31-50 50 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Diposkan oleh keperawatan di 05.02 Label: faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di wilay ah kerja puskesmas Delitua tahun 2008. 2 komentar: kenya6 November 2009 15.10 saya juga rencana mau buat tesi tentang hubungan pengetahuan ibu dengan penc egahan diare pada anak balita di ..... tapi saya bingung untuk membuat kuesionernya, tolong dong minta kuesioner ya ng sudah di uji validitasnya, yang berhubungan dengan judul saya!!!!!!!!!!! tlng ya... makasih. Balas Anonim12 Mei 2010 20.16 boleh lihat daftar kuesionernya?? Balas Muat yang lain... kalau udah di baca beri komentar ya.... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) Mengenai Saya Foto Saya keperawatan medan, sumatera utara, Indonesia Jadikan hidup kamu berguna bagi dirimu dan lingkungan mu... Oleh Pegawai LAB THAMRIN Sei Batang Hari perjalanan panjang masih perlu kita hadapi..Pantang Men yerah teruslah bersemangat Lihat profil lengkapku Pengikut LAPORAN KEPANITRAAN KLINIK LAPORAN KEPANITRAAN KLINIK DI PUSKESMAS TANJUNG MORAWA Daftar isi ? 2010 (3)

? 2009 (154) ? Desember (1) ? November (2) ? Oktober (2) ? September (5) ? Juli (2) ? Juni (1) ? Mei (8) ? April (7) ? Maret (13) ? Februari (82) ? Feb 14 (8) ? Feb 11 (21) ? Feb 08 (52) Fisiologi Kerja ALAT-ALAT UKUR ERGONOMI Terapi dlm Keswa (kesehatan Jiwa) SKIZOFRENIA, GGAN SKIZOTIPAL, GGAN WAHAM. SKIZOFRE... Simtomatologi GGAN NEUROTIK, GGAN SOMATOFORM DAN GGAN YG ... Mekanisme Pertahanan Ego (MPE) KRITERIA DIAGNOSTIK PPDGJI III GGAN KEPRIBADIAN DAN PERILAKU MASA DEWASA ILMU KESEHATAN JIWA MODEL PENINGKATAN MUTU ASKEP DENGAN EMPOWERMENT NU... Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) TINGKAT PENGETAHUAN KLIEN TERHADAP MOBILISASI DINI... STRUKTUR DAN PERSEBARAN PENDUDUK asuhan keperawatan FRAKTUR HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI... PENATALAKSANAAN DIABETES MELITUS PERSALINAN PRETERM TUMBUH KEMBANG herpes zoster DEMAM BERDARAH DENGUE KUESIONER PENELITIAN kata pengantar untuk proposal THE NATURAL HISTORY OF DISEASES( RIWAYAT ALAMIAH ... IMUNISASI FLU BURUNG AVIAN FLU AVIAN INFLUENZA BIRD FLU SOSIALISASI NCHS WHO 2000 Interpretasi status nut... Ilmu Kes. Anak PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR MASALAH SOSIAL DALAM KB KELUARGA SEBAGAI PENANGGUNG JAWAB UTAMA DALAM PERK... RISET BIOMEDIK PADA MANUSIA R E K A M M E D I S Penulisan Proposal Peneltian Program Studi Ilmu Ke... MALPRAKTEK hukum dan etika rumah sakit Hukum Dalam Praktik Keperawatan Etika, Hukum Pengujian Hipotesis Asosiatif Ha ANALISIS DATA Populasi, Sampel, VariabelPenelitian Jenis jenis Peneltian Shift Kerja GIZI KERJA ANALISIS PERANCANGAN KERJA

ALAT-ALAT UKUR ERGONOMI METODE DAN ALAT BANTU(MEDIA) PEN-KES faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dia... hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang infek... Efektivitas Pemberian Tablet Zat Besi dengan Anem... DIABETIC FOOT (KAKI DIABETIK) ? Feb 01 (1) ? Januari (31) i'm yours Free Music Free Music Free Music SEKRIPSI HUBUNGAN KEPUASAN IBU HAMIL TERHADAP KAPABILITAS BIDAN DALAM PELAYANAN ANTEN ATAL CARE DI KLINIK BIDAN RASITA BR BANGUN PENEN SIBIRU-BIRU DELI SERDAN Efektivitas Pemberian Tablet Zat Besi dengan Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Kasih ibu Desa durian Kec. Deli Tua Tahun 2009 hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang infeksi nasokomial post operati f appendik dengan cara perawatannya di RSUD.Dr.Djoelham Binjai TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MANFAAT TABULIN DI DESA DELITUA TAHUN 2009 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELITUA TAHUN 2009 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTOR IK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI DESA PEMATANG TATAL KEC PERBAUNGAN KAB SERDANG B EDAGAI TAHUN 2009 Powered By Blogger TEMAN SEJAWAT Tetaplah semangat dan terus berkarya Toba lake My Album My Album gunung sibayak Tukar Pendapat Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Rhendy Rossoneri Jumat, 27 Mei 2011 Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Diare pada Balita di RSU. Dr. F.L. Tobing Sibo lga Tahun 2009? . BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator kesehatan Indonesia suatu bangsa ialah derajat kesehatan an ak, yang biasa diukur melalui angka kematian anak, cermin dunia kedokteran kali ini menyoroti berbagai masalah kesehatan anak dari berbagai aspek, masalah diare tentu menjadi fokus utama, disamping penyakit-penyakit lain seperti pneumonia, campak, malaria dan malnutrisi. Oleh sebab itu gejala penyakit dan cara penangan

annya perlu dikenali. Penanganan juga bukan hanya membantu penyembuhan, namun ju ga dapat mencegah timbulnya komplikasi lebih jauh (Depkes RI, 1997). Berbagai faktor mempengaruhi kejadian diare, diantaranya adalah faktor lingkunga n, gizi, kependudukan, pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan perilaku masyaraka t (Depkes RI, 1994). Di Inggris 1 dari 5 orang menderita diare infeksi setiap tahunnya dari 1 sampai 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum menderita diare infeksi. Tingginya k ejadian diare di negara barat ini oleh karena foodborn infections dan waterborn infections. Diare infeksi di negara berkembang menyebabkan kematian sekitar 3 ju ta penduduk setiap tahun. Di Afrika anak-anak terserang diare infeksi 7 kali set iap tahunnya dibanding di negara berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 k ali setiap tahunnya (diare akut) (WHO, 2002). Di negara berkembang kebanyakan disebabkan oleh lima hal, atau kombinasi dari me reka yaitu : Pnumonia, diare, campak, malaria dan malnutrisi. Di seluruh dunia 3 dari 4 anak yang pergi ke sentral pengobatan penderita setidaknya satu dari kon disi di atas. Banyak dari kematian ini dapat dicegah dengan manajemen kesehatan yang lebih baik (WHO, 1997). Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak dengan perkiraan 1,3 milyar dan 3,2 kematian tiap tahun pada balita. K eseluruhan anak-anak mengalami rata-rata 3,3 diare per tahun. Tetapi di beberapa tempat dapat lebih dari 9 per tahun. Penyebab utama kematian karena diare adala h dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya (He ndarwanto, 2003) 2 kali setahun. Hasil dari SKRT (Su Di Indonesia setiap anak mengalami diare 1,6 rvei Kesehatan Rumah Tangga) di Indonesia angka kematian diare anak balita dan b ayi per mil per tahun berturut-turut menunjukkan angka sebagai berikut : 6,6 (an ak balita) 22 (bayi) pertahun 1980; 3,7 (bayi) pada tahun 1992 ; 1 (anak balita) dan 8 (bayi) pada tahun 1995. Menurut Departemen Kesehatan di 8 propinsi pada t ahun 1989, 1990 dan 1995 berturut-turut morbiditas diare menunjukkan 78,5%, 103% dan 100%. Apalagi dengan terjadinya krisis ekonomi yang melanda di negara-negar a Asia dimana Indonesia yang terparah, angka kejadian diare menunjukkan kenaikan . Bahkan gangguan kesehatan maupun penyakit yang terkait dengan diare seperti ga ngguan gizi dan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) (Depkes RI, 1999). Provinsi Sumatera Utara mencatat penderita diare pada tahun 2005 sebanyak 168.07 2 orang. 11 Kabpuaten/Kota dinyatakan Kejadian Luar Biasa diare pada tahun 2005 dengan 926 kasus, dan angka kematian 25 orang termasuk di Kota Sibolga. Penderit a terbanyak pada tahun 2005 terdapat di Kota Medan dengan jumlah 38.012 orang (D epkes RI, 2005). Sibolga merupakan daerah yang rentan terserang penyakit menular antara lain diar e. Dinas Kesehatan Kota Sibolga mencatat sebanyak 212 pasien diare selama tahun 2007. Dan pada tahun 2008 jumlah pasien diare pada balita 167 orang dan tahun 20 09 pada Bulan Januari sampai Maret jumlah pasien diare pada balita berjumlah 62 orang. Data tersebut berdasarkan tersebut berdasarkan pendataan di RSU. dr. F. L . Tobing Sibolga dan puskesmas yang menyebar di Kota Sibolga (Dinkes Sibolga, 20 07-2008) Berdasarkan hal tersebut dengan berbagai masalah dan penyebab terjadinya diare, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yaitu tentang Faktor-fak tor Penyebab Terjadinya Diare pada Balita di RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2009 . B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam p enelitian ini adalah Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Diare pada Balita di RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2009? . C. Tujuan Penelitian C.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Diare pada Balita di RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2009. C.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui penyebab terjadinya diare pada balita berdasarkan pendidi

kan ibu di RSU. dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2009 b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya diare pada balita berdasarkan pekerja an ibu di RSU. dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2009. c. Untuk mengetahui jumlah penderita diare berdasarkan umur pada balita di RS U. dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2009. d. Untuk mengetahui penyebab terjadinya diare pada balita berdasarkan laktosa (susu kaleng) di RSU. dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2009. D. Manfaat Penelitian D.1. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti sebagai penyelesaian tugas akhir Progr am D.III Kebidanan. D.2. Bagi Tempat Penelitian Dapat dijadikan sebagai upaya dasar dalam upaya pencegahan dan pengobatan serta pengawasan bagi ibu balita baik yang terkena diare maupun yang tidak terkena dia re. D.3. Bagi Institusi Pendidikan Dapat dijadikan sebagai upaya untuk menambah kelengkapan kepustakaan. D.4. Bagi Mahasiswa Dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. Diposkan oleh rhendy di 11.12 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Reaksi: Tidak ada komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) cari yang anda butuhkan Mengenai Saya Foto Saya rhendy selalu serius dalam menjalani sesuatu,. Lihat profil lengkapku Arsip ? 2011 (26) ? Mei (26) scedetto ke 18 Jelang Final Liga Champions 2010/11 Barca vs Unite... Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Diare pada Balit... Prediksi Final Liga Champions 2010/2011 Manchester... Masa masa sulit (Tabarez ke Terim)1996-1997Setela... MILANISTI DAN MILANISTI INDONESIA daftar nama AC MILAN Stadion san siro Rekor statistik Milan Daftar pelatih AC Milan Era Allegri, Scudetto ke-18 Pasca-Ancelotti, Era Leonardo Pasang surut 2006-2008 Era Ancelotti Masa masa sulit (Tabarez ke Terim) Masa masa sulit (Tabarez ke Terim) Era Capello

Kedatangan Berlusconi dan Era Sacchi Scudetto kesepuluh dan Seri B Era Nereo Rocco Masa GreNoLi Masa GreNoLi terbentuknya AC MILAN ac milan tentang ac milan Gambaran karakteristik ibu balita yang menderita d... follow me Ada kesalahan di dalam gadget ini video pengunjung Sparkline 993 Your IP and Google Map location Template Awesome Inc.. Gambar template oleh enjoynz. Diberdayakan oleh Blogger.

Home Sampel Page Contact About Privacy Link Exchange Sitemap Pasang Iklan Poetra Sentence Administrasi Sekolah Islami Tekno Kuliner Internet Makalah Health Ngeblog Video Foto Google Plus Facebook Twitter Youtube Home MAKALAH KESEHATAN (KTI Akbid) Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Upaya P encegahan Kejadian Diare Pada Balita 0 (KTI Akbid) Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Kejadian Diar e Pada Balita (KTI Akbid) Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Kejadian Diar e Pada Balita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah lima tahun) terbesar di dunia. Menurut UNICEF, setiap detik satu balita meninggal karena kar ena diare. (Ridwan Amiruddin, 2007). Diare sering kali dianggap sebagai sepele. Padahal di tingkat global dan nasiona l fakta menunjukkan sebaliknya. Di Inggris 1 dari 5 orang menderita diare infeks i. Tingginya kejadian diare di negara barat ini oleh karena foodborne infections dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella Spp, compylobacter jejuni, strafilococcus aureus, bacillus careus, clostridium perfringens dan ent erhemorragic Escherichia coli (EHEC). Diare infeksi di negara berkembang menyeba bkan kematian disekitar 3 juta penduduk setiap tahunya. Di Afrika anak-anak ters erang diare infeksi 7 kali setiap tahunya di banding di negara berkembang lainny a mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun. (Ridwan Amiruddin, 2007). Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan keseh atan salah satu sendi utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan keterkaitan yang erat dengan upaya untuk mewujudkan pola hidup bersih dan sehat. Menurut Blum (1974) menyatakan bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh berbaga i faktor yaitu keturunan, pelayanan menyatakan bahwa derajat kesehatan dipengaru hi oleh berbagai faktor yaitu keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku dan lingk ungan. Faktor lingkungan dan prilaku merupakan faktor yang amat besar pengaruhny a terhadap kesehatan, kedua faktor ini banyak disebabkan oleh berbagai pihak dil uar sektor kesehatan. Oleh karena itu masalah kesehatan tidak hanya ditanggulang i bersama oleh berbagai pihak dan segenap masyarakat termasuk Lembaga Swadaya Ma syarakat (LSM) dan Organisasi Masyarakat (Depkes RI, 2000). Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utam a. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kem atian terutama pada bayi dan balita, serta seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Di Indonesia sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau se kitar 460 balita setiap harinya. Penyakit diare di negara maju walaupun sudah te rjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi te tap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Hasil survei Program Pemberantas an (P2) diare di Indonesia menyebutkan bahwa angka kesakitan diare di Indonesia pada tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk dengan episode diare balita adalah 1,0 1,5 kali pertahun. Tahun 2003 angka kesakitan penyakit ini meningkat menjad i 374 per 1000 penduduk dan merupakan penyakit dengan frekuensi KLB kedua tertin ggi setelah DBD. Survei Departemen Kesehatan (2003), penyakit diare menjadi peny ebab kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi dan nomor lima pada se mua umur. Kejadian diare pada golongan balita secara proposional lebih banyak di bandingkan kejadian diare pada seluruh golongan umur yakni sebesar 55%. Kebijakan pemerintah dalam pemberantasan diare antara lain bertujuan untuk menur unkan angka kesakitan, angka kematian dan penganggulangan Kejadian Luar Biasa (K LB). Departemen kesehatan RI melalui keputusan Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan lingkungan (PPM & PL) telah mengeluarkan pedoman pelaksa naan dan pemantauan Program Pemberantasan Diare dengan tujuan khusus menurunkan angka kematian pada semua umur dari 54 per 100.00 penduduk menjadi 28 per 100.00 0 penduduk, menurunkan angka kematian balita dari 2,5 per 1.000 balita menjadi 1 ,25 per 1000 balita dan menurunkan angka fasilitas kasus (CER) diare pada KLB d ari 1-3,8 persen menjadi 1,5 persen. Penyakit diare merupakan salah satu yang be rbasis pada lingkungan. Dua faktor lingkungan yang dominant berpengaruh adalah s arana air bersih dan pembuangan tinja. Hal ini sering berinterkasi bersama peril aku maka akan dapat menimbulkan kejadian diare. Data terakhir menunjukkan bahw a kualitas air minum yang buruk menyebabkan 300 kasus diare per 1000 penduduk. Daerah endemis penyakit diare tersebut di empat kabupaten di Sumatera Selatan ya itu Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir, Banyu Asin dan Musi Banyu Asin. (Ridw an Amiruddin, 2007) Data yang tercatat di Dinas Kesehatan provinsi Sumatera Selatan, sejak Januari h ingga 31 September 2008 penderita diare di provinsi Sumatera Selatan mencapai 14

3.822 jiwa yang umumnya diderita oleh balita dan anak-anak. (Ridwan Amiruddin, 2 007) Di Kabupaten OKU pada tahun 2006 jumlah kasus penyakit diare 1.151 orang, dianta ranya pada balita terdapat 577 orang. Pada tahun 2007 jumlah kasus penyakit diar e 10.432 orang, diantaranya pada balita sebanyak 5.440 orang (Dinkes OKU, 2007). Di wilayah kerja Puskesmas Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Ko mering Ulu pada tahun 2005 jumlah kasus penyakit diare pada balita sebanyak 354 orang. Pada tahun 2006 jumlah kasus penyakit diare pada balita sebanyak 532 oran g. Pada tahun 2007 jumlah kasus penyakit diare pada balita sebanyak 1.007 orang. Sedangkan pada tahun 2008 julah kasus penyakit diare pada balita sebanyak 462 o rang. (Dinkes, 2008) Di desa Kemalaraja pada tahun 2007 jumlah kasus penyakit diare pada balita seban yak 315 orang, sedangkan pada tahun 2008 jumlah kasus diare pada balita sebanyak 425 orang (Data Puskesmas, 2008) Berdasarkan data diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Faktor-F aktor Yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Kejadian Diare Pada Balita Di Des a Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009. B. Rumusan Masalah Belum Diketahuinya Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Kejadi an Diare Pada Balita Di Desa Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009. C. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana gambaran upaya pencegahan diare pada balita di desa Kemalaraja? 2. Adakah hubungan pendidikan ibu dengan upaya pencegahan kejadian diare pad a balita di desa Kemalaraja? 3. Adakah hubungan pengetahuan ibu dengan upaya pencegahan kejadian diare pa da balita di desa Kemalaraja? 4. Adakah hubungan sikap ibu dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita di desa Kemalaraja? 5. Adakah hubungan penyediaan air bersih dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita di desa Kemalaraja? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Kejadian Dia re Pada Balita Di Desa Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komeri ng Ulu Tahun 2009. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya gambaran upaya pencegahan diare pada balita di desa Kemalaraja. b. Diketahuinya hubungan pendidikan ibu dengan upaya pencegahan kejadian diare p ada balita di desa Kemalaraja. c. Diketahuinya hubungan pengetahuan ibu dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita di desa Kemalaraja. d. Diketahuinya hubungan sikap ibu dengan upaya pencegahan kejadian diare pada b alita di desa Kemalaraja. e. Diketahuinya hubungan penyediaan air bersih dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita di desa Kemalaraja. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Dinas Kesehatan Ogan Komering Ulu Memberikan informasi kepada Dinas Kesehatan Ogan Komering Ulu tentang faktor-fak tor yang berhubungan dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita. Dan seb agai bahan masukan dan informasi serta menambah pengetahuan ilmiah mengenai diar e. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan keilmuan di bidang kesehatan khususnya tentang penyakit diare. 2. Bagi sekolah kesehatan Akper Depkes Baturaja

Sebagai informasi tambahan bagi Akper Depkes Baturaja khususnya informasi mengen ai hubungan prilaku ibu dengan kejadian penyakit diare pada balita dan hasil pen elitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan un tuk penelitian. 3. Bagi Penulis Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapat selama mengikuti pendidikan di A kper Depkes Baturaja dan memberi pengalaman serta penambahan wawasan terutama de ngan metode penelitian, hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam upaya ana lisa masalah kesehatan. F. Ruang Lingkup Penelitian Di lihat dari latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian t entang Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Kejadian Diare Pad a Balita Di Desa Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009. Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah pendidikan, penge tahuan, sikap dan penyediaan air bersih yang berhubungan dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita di Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Oga n Komering Ulu Tahun 2009.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Upaya Pencegahan Kejadian Diare pada Balita 1. Pengertian Diare Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besa r lebih dari biasanya (lazimnya frekuensi ini lebih dari 3 kali/hari) disertai a danya perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita (Depkes RI, 2002) 2. Jenis Diare Ada empat jenis diare (Depkes RI, 2000) a. Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang d ari 7 hari) akibat dari diare akut adalah penderita diare. b. Disentri yaitu diare yang disertai darah dalam tinja, akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kemungkinan terjadi komplikasi pa da mukosa. c. Diare parsisten yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus, akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabo lisme. d. Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare (diare akut dan diare pe rsisten) mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi dan pe nyakit lainnya. 3. Gejala Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam sehari yang kadang disertai : a. Muntah b. Badan lesu dan lemah c. Panas d. Tidak nafsu makan e. Darah dan lendir dalam kotoran Rasa mual dan muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan, sakit perut dan kejang perut. 4. Jenis Dehidrasi a. Dehidrasi berat 1) Latergis atau tidak sadar

2) Mata cekung 3) Tidak bisa minum atau malas minum 4) Cubitan perut kembalinya sangat lambat. b. Dehidrasi ringan atau sedang Terdapat dua atau lebih tanda berikut ini: 1) Gelisah, rewel atau mudah marah 2) Mata cekung 3) Haus, minum dengan lahap 4) Cubitan kulit perut kembalinya lambat c. Diare tanpa dehidrasi Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan dalam kategori diare berat, ring an atau sedang. 5. Etiologi (penyebab) Diare Penyebab penyakit diare yang dikeluarkan Depkes RI tahun 2001 dapat dikelompokka n menjadi 5 golongan besar, yaitu: a. Infeksi 1) Virus (Rotavirus, Adenovirus, Nortwalk like agent) 2) Bakteri (shingella, salmonella, eshericia coli) 3) Parasit (Protoza, cacing perut, jamur) b. Malabsorbsi : karbohidrat (intoleran mukosa), lemak atau protein. c. Keracunan Keracunan bahan kimia Keracunan oleh racun yang dikandung atau diproduksi (jasad renik dan algae, ikan , buah-buahan dan sayur-sayuran. d. Imunodefisiensi e. Alergi 6. Tata laksana penyakit diare a. Tata laksana penderita diare dirumah 1) Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga seperti : kuah sayur, air tajin, l arutan gula garam terutama untuk penderita tanpa dehidrasi dan bila tersedia ber ikan oralit. 2) Meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan ek stra sesudah diare. 3) Membawa penderita ke sarana kesehatan, bila dalam tiga hari tidak membaik ata u ada salah satu tanda : a) Berak cair berkali-kali b) Muntah berulang-ulang c) Rasa haus yang nyata d) Makan atau minum sedikit e) Demam f) Tinja berdarah b. Tata laksana penderita diare di sarana kesehatan 1) Rehidrasi oral dengan oralit 2) Pemberian cairan intravena dengan ringer laktat untuk penderita diare dehidra si berat dan tidak bisa minum. 3) Penggunaan antibiotika secara rasional. 4) Nasehat pada keluarga tentang pentingnya meneruskan pemberian makanan rujukan dan pencegahan. c. Penggulangan KLB 1) Pengamatan intensif dan pelaksaan SKD 2) Penemuan kasus secara aktif 3) Pembentukan pusat rehidrasi dan tim gerak cepat 4) Penyediaan logistik saat KLB 5) Penyelidikan terjadinya KLB 6) Pemutusan rantai penularan penyebab KLB d. Pencegahan penyakit 1) Meningkatkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) 2) Memperbaiki pemberian makanan pendamping ASI 3) Menggunakan air bersih yang cukup 4) Mencuci tangan dengan sabun

5) Menggunakan jamban yang benar 6) Membuang tinja bayi dan anak-anak yang tepat 7) Imunisasi campak

7. Cara Penularan Penyakit Diare a. Kontak anatra sumber dan host dapat terjadi melalui lingkungan yang kurang ba ik dan perilaku yang buruk seperti membuang kotoran di tempat terbuka dan penget ahuan yang kurang tentang diare. b. Kontak melalui makanan terjadi melalui makanan yang terinfeksi oleh kuman dan makanan yang berasal dari hewan yang terjangkut kuman penyebab penyakit diare. c. Kontak oral fecal dapat langsung antara feces sumber infeksi melalui tangan k e mulut host atau tidak langsung melalui benda atau makanan minuman yang tercema r oleh feces (Depkes RI, 2001). 8. Prinsip Tata laksana Penderita Diare a. Mencegah terjadinya dehidrasi Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan minuman yang lebih banyak dengan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti ai r tajin, kuah sayur dan air sup. b. Mengobati dehidrasi Bila terjadi dehidrasi segera di bawa ke petugas kesehatan untuk mendapatkan pen gobatan yang cepat dan tepat. c. Memberikan makanan Berikan makanan selama serangan diare untuk memberikan gizi pada penderita terut ama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah kurangnya berat badan. B erikan cairan termasuk oralit dan makanan sesuai yang dianjurkan. 1) Anak yang masih minum ASI harus sering diberi ASI 2) Anak yang minum susu formula diberikan lebih sering dari biasanya. 3) Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan yan g mudah dicerna sedikit-sedikit tapi sering. d. Mengobati masalah lain Apabila ditemukan penderita lain disertai dengan penyakit lain maka diberi makan an sesuai indikasi, tetap mengutakamakan rehidrasi. Tidak ada obat yang aman dan efektif untuk menghentikan diare (Ditjen PPM & PLP, 2000) 9. Cara membuat oralit a. 1 gelas belimbing atau 200 ml air masak b. 1 sendok makan gula pasir c. Seujung sendok garam dan diaduk sampai rata. 10. Cara memberikan oralit a. Berikan dengan sendok atau gelas b. Berikan sedikit demi sedikit sampai habis atau hingga tidak kelihatan haus. c. Bila muntah, dihentikan selama sekitar 10 menit, kemudian dilanjutkan dengan sabar setiap 2 atau 3 menit. d. Walau diare tidak berlanjut, oralit tetap diberikan. e. Bila gelas pertama habis, buatkan gelas berikutnya. f. Larutan oralit jangan disimpan lebih dari 24 jam (Depkes RI, 2000). 11. Upaya pencegahan diare pada balita Dalam upaya untuk menurunkan angka kesakitan maupun kematian akibat penyakit dia re, WHO telah melakukan penelitian tentang beberapa cara pencegahan dan pemberan tasan penyakit diare yang benar-benar berguna, efektif dan dapat dilaksanakan da lam mengurangi insiden diare, keparahanya dan angka kematian pada anak yang beru mur dibawah lima tahun (balita). Dari 18 cara intervensi yang dipelajari da baru -baru ini dibahas, 6 buah diantaranya terbukti paling berguna karena kelayakan d an efektifitasnya yaitu sebagai berikut: a. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) b. Memperbaiki makanan sapihan c. Membuang tinja anak secara baik dan benar d. Membuang tinja anak secara baik dan benar. e. Menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan

f. Penggunaan air bersih Untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut di atas, maka dapat dilakukan upaya pendidikan terhadap para ibu yang memiliki anak dibawah 2 tahun tentang cara-ca ra penyapihan yang dapat mengurangi angka kesakitan diare bagi anak. Hal yang di harapkan dari pendidikan antara lain (Depkes RI, 1999). a. Mengurangi tercemarnya makanan melalui cara-cara perbaikan kebersihan makanan yang dapat menyebabkan rendahnya angka kesakitan diare. b. Memperbaiki keadaan gizi melalui perbaikan makanan, akan membawa dampak terha dap berkurangnya keadaan kurang gizi dan lamanya kesakitan diare. c. Mencuci tangan, kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan diri adalah bagi an penting dalam penularan kuman penyebab diare, mengubah kebiasaan tertentu (mi salnya mencuci tangan) dapat memutuskan mata rantai penularan diare. d. Membuang tinja anak secara baik dan benar, anak kecil merupakan sumber pentin g bagi kuman penyebab diare infeksius, misalnya shigella dan vibro cholera. Tinj a anak kecil yang mengandung diare dapat merupakan infeksi bagi orang lain. Berikut ini merupakan 4 kegiatan pokok yang banyak berhubungan dengan upaya pemb erantasan penyakit diare dan penyakit lainya, sebagai berikut (Depkes RI, 1999). a. Buang air besar di jamban yang memenuhi syarat b. Pengolahan air yang hygienes c. Cuci tangan yang benar d. Pembuangan sampah yang sehat. B. Perilaku 1. Konsep Perilaku Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organis me yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivit as daripada manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia itu mempunyai b entangan yang cukup luas, mencakup: berjalan, bereaksi, berpakaian dan lain seba gainya. Bahkan kegiatan internal seperti berfikir, persepsi dan juga emosi merup akan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung. 2. Definisi Perilaku Perilaku menurut Notoatmodjo (2003) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia , baik yang dapat diamati langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. S edangkan menurut Morgan (1986) menyatakan pengukuran prilaku dapat dilakukan den gan menggunakan pengamatan langsung dan menggunakan checklist kepada objek peril aku. Pengamatan ini dapat dilakukan dengan beberapa teknik tergantung pada peran serta pengamatan dalam kelompok yang diamatinya. Sedangkan menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2003), bahwa perilaku merupak an respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus: 1. Bentuk pasif yaitu respon internal yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat oleh orang lain, misalnya: berfikir, tanggapan, si kap serta pengetahuan. Bentuk pasif ini masih terselubung (covert behavior). 2. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat di observasi secara langs ung sudah nampak dalam bentuk nyata (overt behavior) Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku kesehatan adalah segala bentuk pengalaman da n interaksi individu dengan lingkungannya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Bentuk operasional dan perilaku ini dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu : 1. Perilaku dalam bentuk pengetahuan yaitu dengan mengetahui situasi atau rangsa ngan dari luar. 2. Perilaku dalam bentuk sikap yaitu tanggapan terhadap keadaan atau rangsangan dari luar subjek, sehingga alam itu sendiri mencetak perilaku manusia yang hidup di dalamnya, sesuai dengan sifat dan keadaan alam tersebut. Karena pengaruh lin gkungan sedemikian rupa terhadap individu/kelompok, maka seakan-akan terbentuk s esuai kepribadian pada orang tersebut yang menjadi pola perilaku mereka. Oleh ka rena itu tidak mudah merubah perilaku seseorang.

3. Perilaku dalam bentuk yang konkrit, berupa tindakan (action) terhadap situasi dan rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2003). 3. Proses Perubahan Perilaku Adapun beberapa teori yang menyatakan tentang adopsi, sehingga individu dapat me lakukan perubahan sesuai dengan yang diharapkan, menurut teori Lewin (Mico dan R ose, 1975) mengemukakan teori tentang unfreezing yang berlangsung dalam lima fas e yaitu : a. Fase pencairan (the unfreezing fase) : pada fase ini individu mempertimbangka n penerimaan terhadap perubahan dan dalam keadaan siap menerima perubahan yaitu dalam hubungan dengan sikap dasar, motibasi dan perilaku. b. Fase diagnosis masalah (the problem diagnose fase) : dalam fase ini individu atau kelompok mulai mengidentifikasi kekuatan-kekuatan baik yang mendukung perlu nya perubahan dan yang tidak mendukung perubahan. c. Fase penentuan tujuan (the goal setting fase) : pada fase ini individu memaha mi masalah dan mulai menentukan tujuan sesuai dengan perubahan yang diterima. d. Fase perilaku (the new behavioer fase) : pada fase ini individu mulai mencoba dan membandingkan praktek yang telah dilakukan. e. Fase pembentukan ulang (the refrezzing fase) : pada fase ini individu atau ke lompok telah merasakan kegunaan dan kemudian menjadi pola perilaku yang permanen . Menurut Harjono Sujono dalam Notoatmodjo (1985), bahwa dalam penerimaan suatu pr oses tricle down effect sehingga terjadi perubahan sikap dan pendapat. Ide berge rak di dalam atau atas dasar latar belakang sosial ekonomi dan lingkungan terten tu (budaya dan sistem pertahanan nasional), yang melalui proses-proses yaitu ber tambah pengetahuan. (knowledge increase) credibility, evaluasi dan percobaan (trial). Bila mendapat dukungan sosial dan dukungan psikologis akan diterima (adaption) oleh sasaran ya ng dituju. Bila diadopsi ini dapat penguatan (reinforcement), baik sosial maupun individual maka akan terjadi perubahan dalam diri individu atau kelompok. Proses perubahan perilaku itu sendiri menurut teori Rogers dan Shoemaker (Notoat modjo, 1984), untuk menuju pada perilaku Adopted diperlukan lima langkah yaitu: a. Awarenes yaitu menyadarkan masyarakat dengan memberikan penerangan yang bersi fat informative dan edukatif. b. Interest yaitu masyarakat yang sudah mulai tertarik perhatianya terhadap usah a pembaharuan. c. Evaluation yaitu masyarakat yang sudah mulai menimbang-nimbang terhadap infor masi yang diperoleh. d. Trial, mencoba perilaku baru. e. Adaption, yaitu masyarakat telah berperilaku baru sesuai dengan apa yang diha rapkan. Teori ini kemudian diperbaharui oleh Rogers sendiri menjadi empat fase yaitu : 1. Knowledge, yaitu dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan mengenai kesehatan , sesuai dengan bidang yang akan dicapai oleh program tersebut. 2. Persuasion, yaitu dalam tingkat ini masyarakat sudah mulai tertarik terhadap pengetahuan yang diperolehnya. 3. Decision, yaitu dalam fase ini masyarakat sudah memutuskan untuk mencoba peri laku baru. 4. Confirmation, yaitu apabila masyarakat telah mau melaksanakan perilaku baru s esuai dengan norma-norma kesehatan maka perilaku ini perlu dipertahankan dengan cara meneruskan usaha-usaha yang telah ada. 4. Teori Determinan Perilaku Beberapa teori perilaku yang telah mencoba untuk mengungkapkan determinan perila ku dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku ya ng berhubungan dengan kesehatan, antara lain teori Lawrence Green dalam Notoatmo djo (2003). Green mencoba untuk menganalisis perilaku manusia dari tingkat keseh atan. Kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor prila ku (behavioer causes) dan faktor di luar prilaku (non behavioer causes). Selanju tnya perilaku itu sendiri terbentuk oleh tiga faktor, yakni: a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor) Faktor-faktor yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, ni

lai-nilai dan kebiasaan. b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors) Faktor-faktor yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasil itas-fasilitas kesehatan, misalnya Puskesmas, Obat-obatan, jamban dan sebagainya . c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) Faktor-faktor yang terwujud dalam perilaku petugas kesehatan yang merupakan kelo mpok referensi dari perilaku masyarakat. 5. Perilaku Kesehatan Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organisme) terhadap st imulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, makanan serta lingkungan. Secar a lebih rinci perilaku kesehatan itu mencakup: a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit itu bagaimana manusia merespon , baik secara pasif (mengetahui, bersikap dan persepsi tentang penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan di luar dirinya) maupun aktif (tindakan) yang d ilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut. b. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health pro motion behavior). c. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior). Prilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behavior) d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health rehabilitation behavio r). e. Perilaku terhadap sistem pelayanan. f. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior) g. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behavior) Menurut ebsiklopedi Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi reaksi organis me terhadap lingkunganya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ad a sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan . Dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau p erilaku tertentu (Notoatmodjo, 2003). 6. Perilaku Masyarakat Sehubungan Pelayanan Kesehatan Masyarakat atau anggota masyarakat yang mendapat penyakit dan tidak merasakan sa kit (desease but not illness) sudah barang tentu tidak akan bertindak apa-apa te rhadap penyakitnya tersebut. Tetapi bila mereka sering diserang penyakit dan jug a merasakan sakit, maka baru akan timbul berbagai macam perilaku dan usaha (Noto atmodjo, 2007). Pertama: tidak bertindak (no action). Alasanya bahwa kondisi yang demikian tidak menganggu kegiatan atau kerja mereka sehari-hari, tidak jarang juga masyarakat memprioritaskan tugas-tugas lain yang dianggap lebih penting dari pada pada meng obati sakitnya. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa kesehatan belum merupakan pr iortias dalam hidup dan kehidupanya. Alasan lain adalah fasilitas kesehatan yang diperlukan sangat jauh letaknya, para petugas kesehatan tidak simpatik, tidak r esponsive dan sebagainya. Kedua, bertindak mengobati sendiri (self treatment), di samping alasan tersebut diatas alasan tambahan dari tindakan ini adalah karena orang atau masyarakat ter sebut sudah percaya pada diri sendiri dan merasa bahwa berdasarkan pengalaman ya ng lalu usaha sendiri dapat mendapatkan kesembuhan. Hal ini mengakibatkan pencar ian pengobatan keluar tidak diperlukan. Ketiga, mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional (trandi tional remedy). Untuk masyarakat pedesaan khususnya, pengobatan tradisional ini masih menduduki tempat teratas di bandingkan dengan pengobatan-pengobatan yang l ain. Keempat, mencari pengobatan dengan mencari obat-obat ke warung-warung obat (chem ist shop) dan sejenisnya, termasuk tukang-tukang jamu. Kelima, mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas modern yang diadakan oleh peme rintah atau lembaga kesehatan swasta yang di kategorikan ke dalam balai pengobat an, puskesmas dan rumah sakit. Keenam, mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas modern yang diselenggarakan ol eh dokter praktek (private medicine). Dari uraian diatas tampak jelas bahwa persepsi masyarakat terhadap sehat sakit a

dalah berbeda dengan konsep kita tentang sehat sakit itu sendiri. Demikian juga persepsi sehat sakit antara kelompok-kelompok masyarakat pun akan berbeda-beda p ula. Persepsi masyarakat terhadap sehat sakit erat hubunganya dengan perilaku pencari an obat. Kedua pokok pikiran tersebut akan mempengaruhi atas dipakai atau tidak dipakainya fasilitas kesehatan yang disediakan. Apabila persepsi sehat sakit mas yarakat belum sama dengan konsep sehat sakit kita, maka jelas masyarakat belum t entu mau menggunakan fasilitas yang diberikan. Dan bila persepsi sehat sakit mas yarakat sudah sama dengan pengertian kita, maka kemungkinan besar fasilitas yang diberikan. Dan bila persepsi sehat masyarakat sudah sama dengan pengertian kita , maka kemungkinan besar fasilitas yang diberikan akan digunakan. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas-pusk esmas perlu ditunjang dengan adanya penelitian-penelitian sosial budaya masyarak at, persepsi dan perilaku masyarakat tersebut terhadap sehat sakit. Bila diperol eh data bahwa masyarakat masih mempunyai persepsi sehat sakit yang berbeda denga n kita, maka kita dapar melakukan pembentukan konsep sehat sakit itu melalui pen didikan kesehatan masyarakat. Dengan demikian pelayanan yang kita berikan akan d iterima oleh masyarakat. C. Faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya pencegahan kejadian diare pada ba lita. 1. Pendidikan Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah diikuti seseorang sampai selesai secara formal (Depdikbud, 1997). Menurut pendapat Kuncoro Ningrat (1992 ) dalam (Depdikbud, 1997) bahwa semakin tinggi pendidikanya seseorang akan semak in mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimili kinya. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat sikap seseorang terhad ap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan juga mampu merubah tingkah la ku seseorang sehingga mencapai kualitas hidup. Pendidikan merupakan faktor inter nal dari seseorang yang mengetahui orang lain dalam berprilaku (Blum, 1980). 2. Pengetahuan Pengetahuan merupakan proses penginderaan manusia terhadap objek di luarnya mela lui indera-indera yang dimilikinya seperti penginderaan, penglihatan, penciuman. Dengan sendirinya pada waktu proses penginderaan ini dalam diri individu terjad i proses perhatian, persepsi dan penghayatan terhadap stimulus atau objek dari l uar individu (Notoatmodjo, 1993). Semua ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Rogers dan Shoemeker tentang teor i inovasi yang dikenal dengan adaption prosess. Menurut teori ini, untuk mencapa i perubahan perilaku/pengetahuan diperlukan tahap-tahap (Notoatmodjo, 2002), yak ni : a. Awerness (tahu) Pada tahap, pendidikan kesehatan diperlukan untuk menyadarkan masyarakat dengan penerangan yang bersifat informatif dan deduktif dalam penyediaan. b. Interest (tertarik) Tahap ini, masyarakat telah untuk menggunakan BAB sehingga perlu diberikan tamba han penerangan untuk pesan kesehatan yang telag didengarnya. c. Evaluation (penilaian) Tahap dimana masyarakat mulai melakukan penilaian terhadap pentingnya menggunaka n sarana air bersih, untuk itu petugas perlu meyakinkan, memberikan bimbingan da n penyuluhan yang lebih mantap. d. Trial (percobaan) Melakukan suatu uji coba di hadapan masyarakat, akan perbedaan air bersih dengan air yang tidak bersih atau kotor. 3. Sikap a. Pengertian 1) Merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suat u stimulus atau objek. 2) Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) b. Tingkatan sikap 1) Menerima (receiving)

2) Merespon (responding) 3) Menghagari (valoving) 4) Bertanggung jawab (responsible) (Notoatmodjo, 2007) c. Pengukuran sikap 1) Secara langsung : pendapat responden terhadap objek 2) Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian dipertanyakan pendapat responden (Azrul Azwar, 2003) 4. Penyediaan Air Bersih Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia, di dalam tubuh manusia itu sen diri sebagian besar terdiri dari air. Untuk tubuh orang dewasa dan anak-anak mem erlukan air sekitar 55-60% dari berat badan dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuha n manusia dan air sangat kompleks antara lain untuk minum, memasak, mandi, mencu ci dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di Negara-negara maju setiap orang memerlukan air antara 20-120 liter perhari. Sedangkan di Negara-negara berkembang termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter perhari oleh karena itu untuk keper luan minum termasuk untuk memasak, air harus mempunyai persyaratan khusus (Notoa tmodjo, 2003) 5. Sumber-sumber Air Minum a. Air hujan Air hujan dapat ditampung di jadikan air minum. Tetapi air hujan ini tidak menga ndung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium di dalamnya. b. Air sungai dan danau Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau ini. Kedua sumber in i sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran, makanya bila akan dija dikan air minum harus diolah terlebih dahulu. c. Mata air Air yang keluar dari mata iar ini biasanya berasal dari air tanah yang muncul se cara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini bila belum tercemar oleh ko toran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tapi karena kita belum yakin apa kah betul belum tercemar, maka alangkah baiknya air tersebut di rebus dahulu seb elum di minum. d. Air sungai dangkal Air ini keluar dari dalam tanah, sering juga disebut air tanah. Air berasal dari lapisan air di dalam tanah dari tempat yang satu ke tempat yang lain berbeda-be da. Biasanya berkisar 5 sampai 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa da ngkal belum begitu sehat, karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu, perlu disebus dahulu sebelum di minum. e. Air sumur dalam Air ini berasal dari air kedua di dalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah bia sanya diatas 15 meter, sebagian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untu k dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan) (Juli Soem irat, 1994) 6. Pengolahan Air Minum Secara Sederhana Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut: a. Pengolahan secara alamiah Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan (storage) dari air yang dipero leh dari berbagai sumber air seperti air danau, air kali, air sumur dan sebagain ya. Di dalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam ditempatnya. Kemud ian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat di dalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dal am air akan ikut mengendap. b. Pengolahan air dengan menyaring Penyaringan air dengan sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir. Penyaringan pasir dan teknologi tinggi dilakukan oleh P.A.M (Perusahaan Air Min um) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum. c. Pengolahan air dengan menambahkan zat kimia

Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam, yakni zat kimia yang berfungsi un tuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia y ang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit dalam a ir, dalam chlor). d. Pengolahan Air dengan Mengalirkan udara Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, mengh ilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikan derajat kea saman air. e. Pengolahan Air dengan memanaskan sampai mendidih Tujuanya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam i ni lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil, misalnya untuk kebutuhan rumah tangga . Di lihat dari segi konsumenya, pengolahan air dibagi menjadi 2 golongan: a. Pengolahan air minum untuk umum 1) Penampungan air hujan Air hujan dapat ditampung di dalam suatu dam (danau buatan), semua air sungai di alirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Air hujan juga dapat ditampung dengan bak-bak ferosemen dan di sekitarnya di bangun atap-atap untuk mengumpulka n air hujan. Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampungan tersebut secara bakteriologi belum terjamin, untuk itu kewajiban keluarga-keluar ga untuk memasaknya sendiri. 2) Pengolahan air sungai Air sungai di alirkan ke suatu bak penampung 1, melalui saringankasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung 1 tadi di beri saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air di alirkan kebak penampungan ke 2 diberi tawas dan chlor. Setelah itu bisa di konsu msi. 3) Pengolahan mata air Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola dengan melindung i mata air tersebut, agar tidak tercemar oleh kotoran. Air dapat di alirkan ke r umah-rumah melalui pipa-pipa bambu atau datang langsung ke sumber yang sudah ter lindungi (Notoatmodjo, 2003) b. Pengolahan air untuk rumah tangga Air sumur pompa sudah cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa d i daerah pedesaan masih di anggap mahal sehingga lebih umum digunakan adalah sum ur gali. Agar air sumur pompa gali tidak tercemar oleh kotoran sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat sebagai berikut: 1) Harus ada bibir sumur, agar bila musim air hujan tiba air tanah tidak masuk k edalamnya. 2) Pada bagian atas kurang lebih 3 meter dari permukaan tanah, harus ditembok ag ar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur. 3) Perlu diberi pelapis kerikil di bagian bawah sumur tersebut untuk mengurangi kekeruhan. Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur dapat dimasukan suatu zat y ang dapat membentuk endapan, misalnya tawas. Membersihkan air sumur yang kerush dapat dilakukan dengan saringan yang dapat di buat sendiri dari kaleng bekas (Juli Soemirat, 1994). D. Kerangka Teori Menurut teori L. Green (1980) dalam buku Notoatmodjo (2007) menganalisis perilak u manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan. Bahwa kesehatan ses eorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu perilaku (beahavior causes) dan faktor luar perilaku (non behavior causes), selanjutnya perilaku se seorang dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu presdisposing factors meliputi pengetahu an, sikap, kepercayaan, tradisi, norma dan unsure lain yang terkait pada individ u. Enabling factors meliputi semua karakter lingkungan dan sumber daya atau fasi litas yang mendukung terjadinya perilaku, yang termasuk sebagai faktor pendukung ini adalah ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas pelayanan kesehatan dan re inforcing factors yaitu sikap dan perilaku di luar individu yang menguatkan peri laku seseorang, misalnya pengaruh dari teman atau kelompok sebaya, tokoh masyara kat, pemimpin dan sebagainya. Secara skema di gambarkan sebagai berikut: Keturunan

Pelayanan Status Kesehatan Kesehatan Lingkungan Perilaku Predisposing Enabling Reinforcing factors factors Faktors (pengetahuan, sikap (Ketersediaan sumber (sikap dan prilaku kepecayaan, tradisi sumber/fasilitas petugas, peratur an nilai, dsb) UU dll) Pemberdayaan Komunikasi Masyarakat Training (Penyuluhan) (Pembedayaan sosial) Promosi kesehatan Gambar 2.1. : Kerangka teori penelitian L. Green Sumber : Notoatmodjo, 2007 BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua factor, yakni faktor pe rilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behavior causes) di si mpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan ol eh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan perilaku petugas kesehatan terha dap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Dikarena kan keterbatasan waktu dan sesuai dengan kepentingan penelitian maka peneliti ha nya meneliti faktor yang terdapat didalam kerangka konsep dibawah ini. Variabel Independent Variabel Dependent B. Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1 Variabel Dependen Upaya pencegahan diare pada balita Semua tindak tanduk responden dalam upaya pencegahan diare pada balita. Kuesioner wawancara 1. Positif, bila responden memberikan jawaban benar = mean (kode 2) 2. Negatif, bila responden memberikan jawaban benar < mean (kode 1) Ordinal 1 2 variabel Independen Pendidikan Pengetahuan Pendidikan formal yang pernah dijalani sesuai dengan ijazah terakhir yang dimili ki sesuai dengan pengakuanya. Hal-hal yang diketahui responden tentang diare, meliputi penyebab diare dan penc egahan diare. Kuesioner Kuesioner wawancara wawancara 1. Tinggi, apabila lulus SMU (kode 2) 2. Rendah, apabila tidak lulus SMU (kode 1) 1. Baik, bila responden memberikan jawaban benar = mean (kode 2).

2. Tidak baik, bila responden memberikan jawaban benar < mean (kode 1). Ordinal Ordinal No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 3 4 Sikap Penyediaan air bersih Perilaku tertutup ibu terhadap hal-hal yang berhubungan dengan upaya pencegahan penyakit diare. Sumber air yang digunakan masyarakat baik dari air sumur maupun air sungai. Kuesioner Kuesioner Wawancara Wawancara 1. Positif, bila responden memberikan jawaban positif = mean (kode 2). 2. Negatif, bila responden memberikan jawaban positif < mean (kode 1). 1. Memenuhi syarat kesehatan bila responden memberikan jawaban benar sama / diat as mean (kode 2). 2. Tidak memenuhi syarat kesehatan bila responden memberiakan jawaban benar diba wah mean (kode 1). Ordinal Ordinal C. Hipotesis 1. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan upaya pencegahan kejadian diare pad a balita 2. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan upaya pencegahan kejadian diare pa da balita. 3. Ada hubungan antara sikap ibu dengan upaya pencegahan kejadian diare pada bal ita 4. Ada hubungan antara penyediaan air bersih dengan upaya pencegahan kejadian di are pada balita. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional (non-experimen) yaitu penelitian ini tidak dilakukan perlakuan terhadap subjek penelitian tetapi penelitian denga n melakukan observasi apa yang terjadi sesungguhnya pada subjek penelitian di po pulasi dengan rancangan potong lintas (cross sectional) yang digunakan untuk ana lisa data yang menyangkut variabel dependen dan variabel independent yang di obs ervasi dan diambil pada waktu bersamaan. (Notoatmodjo, 2003). B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Kemalaraja Wilayah Kerja Puskesmas Kemal araja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009. 2. Waktu Penelitian Juni 2009. Penelitian akan dilakukan bulan Mei C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita 0-5 tahun sebanyak 425 orang dan bertempat tinggal di desa kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur. 2. Sampel Penelitian Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti sebagai jumlah dari kar

akteristik yang dimiliki populasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tek nik simple random sampling untuk pengambilan sampel menurut Sugiono (2005), dika takan simpel (sederhana) karena pengambilan sampel dalam anggota populasi dilaku kan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada didalam populasi. Peneliti a kan membagikan kuesioner kepada seluruh ibu yang mempunyai balita yang mengikuti Posyandu di desa Kemalaraja wilayah kerja puskesmas Kemalaraja. Besar sampel da lam penelitian ini di hitung dengan rumus Iwan Ariawan (1998) sebagai berikut: Z2.1-a/2.P (1-P).N n = d2.(N 1) + Z2.1-a/2.p (1-p) keterangan : N : Sampel yang akan diteliti. Z .1-a/2 : Derajat kepercayaan diri seluruh populasi yaitu 95% (1,96). P : Proporsi pada populasi 0,5. d : Simpangan dari proporsi populasi yaitu presisi digunakan 0,1 n : Jumlah seluruh populasi yaitu Z2.1-a/2.P (1-P).N n = d2.(N 1) + Z2.1-a/2.p (1-p) n = 1,962.0,5 (1-0,5).425 0,12 x (540-1) + 1,962. 0,5.(1-0,5) n = 3,8416.0,5.0,5.425 0,01.540 + 3,8416.0,5.0,5 n = 408,17 5,2004 n = 78,4 dibulatkan menjadi 79 sampel. D. Etika Penelitian Sebelum dilakukan penelitian, responden akan menandatangani formal persetujuan s ebagai responden dalam penelitian. Hal ini dilakukan sebelum penelitian menyerah kan kuesioner untuk dilakukan wawancara. E. Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data a. Data primer Data primer adalah data yang didapatkan dari responden melalui wawancara terstru ktur dengan menggunakan kuesioner serta observasi langsung dan sebagai responden nya adalah ibu balita. b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan, Puskesmas Kemala raja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009. F. Tahap Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Tahap Pengolahan Data a. Editing (pengeditan) Meneliti kembali apakah jawaban dari lembar kuesioner sudah cukup baik sehingga dapat di proses lebih lanjut. Editing dapat dilakukan ditempat pengumpulan data sehingga jika terjadi kesalahan, maka upaya perbaikan dapat segera dilakukan. b. Coding (pengkodean) Usaha mengklasifikasi jawaban-jawaban yang ada menurut macamnya, menjadi yang le bih ringkas dengan menggunakan kode. c. Entry (pemasukan data) Memasukan data ke dalam tabel yang disediakan. d. Cleaning data (pembersihan data) Data yang telah dimasukan kedalam kolom di cek kembali/diperiksa kemblai untuk m engoreksi kemungkinan kesalahan. e. Tabulating Data dikelompokan dan dimasukan dalam bentuk tabel. 2. Analisa Data a. Univariat Analisa dilakukan pada setiap variabel dari hasil penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk mendapatkan gambaran distribusi dan variabel de penden (upaya pencegahan diare pada balita) dan variabel independen (pendidikan,

pengetahuan, sikap, penyediaan air bersih). (Sutanto, 2001) b. Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel dependen dengan variabel independen. Dalam hal ini mengingat data dari penelitian ini baik dari variabel dependen maupun variabel independen merupakan data kategori makan uji statistik yang digunakan adalah uji chi square dengan confident interval atau de rajat kepercayaan 95%. Bila P Value < 0,05 berarti hasil perhitungan statistic b ermakna. (Arianto, 2005) BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Gambaran Umum Puskesmas Kemalaraja Puskesmas Kemalaraja merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam Wilayah Ke rja Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu. Puskesmas Kemalaraja berdiri p ada tahun 1991 dengan Luas Wilayah Kerja 36,79 Km2 dan membawahi 4 Kelurahan yai tu Kemalaraja, Baturaja lama, Kemelak dan Sepancar. Jumlah Penduduk pada tahun 2009 yaitu 31.468 jiwa, terdiri dari 14. 183 laki-laki dan 17.285 Perempuan. Secara geografis, batas-batas Puskesmas Kemalaraja meliputi: - Utara berbatasan dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas Sukaraya - Selatan berbatasan dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas Penyandingan - Barat berbatasan dengan wilayah kerja UPTD PuskesmasbTanjung Agung - Timur berbatasan dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas Martapura Sebagian wilayah merupakan daerah perkotaan dan sebagian besar merupakan dataran tinggi dalam bentuk persawahan dan perkebunan 2. Visi dan Misi Puskesmas Kemalaraja a. Visi Tercapainya masyarakat yang hidup dilingkungan yang sehat, dan berprilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, ad il dan merata. b. Misi 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah kerja UPTD Puskesmas Kemalaraja. 2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah ker ja UPTD Puskesmas Kemalaraja. 3. Memelihara dan meningkatkan mutu, permerataan dan keterjangkauan pelayanan ke sehatan sesuai standard an memuaskan masyarakat. 4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat bes erta lingkungan. 3. Tugas Pokok Puskesmas Kemalaraja Meningkatakan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yan g bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. 4. Fungsi Puskesmas Kemalaraja a. Sebagai pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan b. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat c. Sebagai pusat pelayanan kesehatan 1) Pelayanan kesehatan masyarakat 2) Pelayanan kesehatan peorangan 5. Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Kemalaraja berjumlah 48 orang dengan peri ncian status sebagai berikut: a. PNS sebanyak 28 orang b. PTT sebanyak 1 orang c. TKS sebanyak 19 orang ( Propil Puskesmas Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Tahun 2009) B. Gambaran Umum Kelurahan Kemalaraja 1. Keadaan Demografi Kelurahan Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur memiliki Luas wilayah 3,5 Km 2 den gan jumlah penduduk desa kemalarja sebanyak 13. 789 dan jumlah kepala keluarga 3 319 Kepala Keluarga dengan Komposisi sebagai berikut:

Tabel 5.1 Jumlah Penduduk menurut mata pencaharian di kelurahan Baturaja Timur tahun 2009 No Umur Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1. PNS TNI Karyawan Swasta Wiraswasta Tani Pertukangan Buruh Tani Pensiunan Nelayan Pemulung Jasa 1869 103 105 731 84 163 327 4 74 52,94 5,43 2,95 20,59 2,36 4,59 9,21 2,08 total 3. 550 100 (Profil Kelurahan Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Tahun 2009 2. Keadaan Geografi Kelurahan Kemalaraja merupakan salah satu dari keluran yang ada di kecamatan Bat uraja Timur dengan luas wilayah 850 ha dan batas wilayah 1. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Tanjung Kemala 2. Sebelah selatan berbatasan dengan sungai ogan. 3. Barat berbatasan dengan desa Sukajadi 4. Timur berbatasan dengan sungai ogan 3. Trasnsportasi Kelurahan Kemalaraja berada ditengah kota Baturaja yang mudah dijangkau artinya transportasi di Kelurahan adalah lancar, dapat di jangkau dengan kendaraan bermo tor roda dua maupun roda empat jarak ke Kota Kecamatan terdekat 5 Km, jarak ke K ota Kabupaten 7 Km. (Propil Kelurahan Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur, 2009). 1. Hasil Penelitian a. Hasil analisa univariat Tabel 5.2 Distribusi frekuensi upaya pencegahan diare pada balita di desa Kemalaraja Wilay ah Kerja Puskesmas Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering U lu Tahun 2009 No

Upaya pencegahan diare pada balita Jumlah Persentase 1 2 Negatif Positif 40 39 50,6 49,4 Jumlah 79 100 Hasil analisis upaya pencegahan diare pada balita mayoritas negative sebanyak 40 orang (50,6%) sedangkan yang positif 39 orang (49,4%). Tabel 5.3 Distribusi frekuensi menurut tingkat pendidikan dengan upaya pencegahan diare pa da balita di desa Kemalaraja Wilayah Kerja Puskesmas Kemalaraja Kecamatan Batura ja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 No Pendidikan Jumlah Persentase 1 2 Rendah Tinggi 49 30 62 38 Jumlah 79 100 Dari tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui sebagian besar pendidika n responden rendah sebanyak 49 responden (62%), sedangkan yang berpendidikan tin ggi sebanyak 30 responden (38,0%). Tabel 5.4 Distribusi frekuensi menurut tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan diare p ada balita di desa Kemalaraja Wilayah Kerja Puskesmas Kemalaraja Kecamatan Batur aja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 No Pengetahuan Jumlah Persentase 1 2 Tidak baik Baik 54 24 68,4 31,6 Jumlah 79 100 Hasil analisis pengetahuan tentang upaya pencegahan kejadian diare pada balita m ayoritas yang berpengetahuan tidak baik sebanyak 54 orang (68,4%), sedangkan ya ng berpengetahuan baik sebanyak 24 orang (31,6%).

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi menurut sikap dengan upaya pencegahan diare pada balita di desa Kemalaraja Wilayah Kerja Puskesmas Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabu paten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 No Sikap Jumlah Persentase 1 2 Negatif Positif 42 37 53,2 46,2 Jumlah 79 100 Dari tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui responden yang bersikap negatif sebanyak 42 responden (53,2%), sedangkan yang bersikap positif sebanyak 37 responden (46,2%). Tabel 5.6 Distribusi frekuensi menurut penyediaan air bersih dengan upaya pencegahan diare pada balita di desa Kemalaraja Wilayah Kerja Puskesmas Kemalaraja Kecamatan Bat uraja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 No Penyediaan air bersih Jumlah Persentase 1 2 Tidak memenuhi syarat kebersihan Memenuhi syarat kebersihan 42 37 53,2 46,8 Jumlah 79 100 Hasil analisis penyediaan air bersih responden mayoritas tidak memenuhi syarat k esehatan 42 orang (53,2%) sedangkan memenuhi syarat kesehatan sebanyak 37 orang (46,8%). b. Hasil analisa bivariat Tabel 5.7 Hubungan pendidikan responden dengan upaya pencegahan diare pada balita di desa Kemalaraja Wilayah Kerja Puskesmas Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 Pendidikan Upaya pencegahan kejadian diare pada balita p.value Negatif Positif Jumlah Rendah 30 (61,2%) 19

(38,8%) 49 (100%) 0,030 Tinggi 10 (33,3%) 20 (66,7%) 30 (100%) Jumlah 40 (50,5%) 39 (49,4%) 79 (100%) Dari tabel 5.7. hasil analisis hubungan antara pendidikan responden dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita diperoleh bahwa ada sebanyak 19 dari 49 r esponden (38,8%) yang berpendidikan rendah dan berperilaku positif, sedangkan re sponden yang berpendidikan tinggi ada 20 orang (66,7%) dan berperilaku positif. Berdasarkan uji statistik didapat hubungan yang bermakna antara variabel pendidi kan dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita dengan nilai p.value 0,03 0 (p.value < 0,5). Tabel 5.8 Hubungan pengetahuan responden dengan upaya pencegahan diare pada balita di desa Kemalaraja Wilayah Kerja Puskesmas Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupate n Ogan Komering Ulu Tahun 2009 Pengetahuan Upaya pencegahan kejadian diare pada balita p.value Negatif Positif Jumlah Tidak baik 34 (63%) 20 (37%) 54 (100%) 0,003 Baik 6 (24%) 19 (76%0 25 (100%) Jumlah 40 (50,6%) 39 (49,4% 79 (100%) Dari tabel 5.8 hasil analisis hubungan antara pengetahuan responden dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita diperoleh ada sebanyak 20 responden (37%)

yang berpengetahuan tidak baik dengan perilaku positif, sedangkan ibu yang berp engetahuan baik sebanyak 19 orang (76%) dengan prilaku positif. Berdasarkan uji statistik didapat hubungan yang bermakna antara variabel pengetahuan dengan upay a pencegahan kejadian diare pada balita dengan p.value 0.003 (p < 0,5). Tabel 5.9 Hubungan sikap responden dengan upaya pencegahan diare pada balita di desa Kemal araja Wilayah Kerja Puskesmas Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 Dari tabel 5.9 hasil analisis hubungan sikap responden dengan upaya pencegahan k ejadian diare pada balita diperoleh ada sebanyak 14 dari 37 responden (33,3%) ya ng bersikap negative dengan perilaku positif. Sedangkan ibu yang bersikap positi f sebanyak 25 orang (67,6%) dengan perilaku positif. Berdasarkan uji statistik d idapat hubungan yang bermakna antara variabel sikap dengan upaya pencegahan keja dian diare pada balita dengan p.value 0.005 (p < 0,5). el 5.10 Hubungan penyediaan air bersih dengan upaya pencegahan diare pada balita di desa Kemalaraja Wilayah Kerja Puskesmas Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupate n Ogan Komering Ulu Tahun 2009 Penyediaan air bersih Upaya pencegahan kejadian diare pada balita p.value Negatif Positif Jumlah Tidak memenuhi syarat kesehatan 25 (59,5%) 17 (40,5%) 42 (100%) 1,045 Memenuhi syarat kesehatan 15 (40,5%) 22 (59,5%) 37 (100%) Jumlah 40 (50,6%) 39 (49,4%) 79 (100%) Dari tabel 5.10 Hasil analisis hubungan penyediaan air bersih dengan upaya pence gahan kejadian diare pada balita diperoleh ada sebanyak 17 responden (40,5%) yan g penyediaan air bersihnya tidak memenuhi syarat kesehatan dengan prilaku positi f. Sedangkan yang penyediaan air bersihnya memenuhi syarat kesehatan sebanyak 22 orang (59,5%) dengan perilaku positif. Berdasarkan uji statistik, tidak di dapa t hubungan yang bermakna antara variabel penyediaan air bersih dengan upaya penc egahan kejadian diare pada balita dengan nilai p.value 1,045 (p > 0,5).

BAB VI PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian 1. Desain penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian cross sectio nal dengan potong lintang karena data yang dikumpulkan baik variabel independent maupun variabel dependen dikumpulkan dan dianalisa secara bersamaan. Dalam pene litian ini variabel yang diteliti adalah upaya pencegahan diare pada balita, pen didikan, pengetahuan, sikap dan penyediaan air bersih. Tidak menutup kemungkinan bahwa masih banyak variabel yang terkait dengan penelitian ini namun karena ket erbatasan waktu yang dimiliki maka peneliti hanya membahas beberapa faktor diata s saja. 2. Waktu penelitian Karena keterbatasan waktu penelitian, maka hasil penelitian ini masih banyak kek urangan, yang mana penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan upay a pencegahan kejadian diare pada balita di desa Kemalaraja Wilayah Kerja Puskesm as Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009. 3. Kualitas Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah kuesioner dalam bentuk pertany aan tertutup yang memerlukan jawaban singkat. Penelitian ini tidak dilakukan pen gkajian yang mendalam kualitas data sangat tergantung dari kemampuan responden d alam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Data yang didapatkan adalah b entuk angka-angka yang telah dikategorikan sesuai kebutuhan penelitian. Maka inf ormasi yang didapat tidak dapat mengungkapkan lebih banyak mengenai upaya penceg ahan diare pada balita. B. Pembahasan hasil penelitian 1. Hubungan pendidikan responden dengan upaya pencegahan kejadian diare pada bal ita di desa kemalaraja tahun 2009 Pada hasil penelitian diketahui dari 79 responden, proporsi responden dengan pen didikan rendah menunjukan adanya upaya pencegahan kejadian diare hanya sebesar 1 9 (38,8%) sedangkan responden dengan pendidikan tinggi menunjukan adanya upaya p encegahan kejadian diare sebesar 20 (66,7%). Dari hasil uji statistic chi-square menunjukan p.value = 0,030 (P < 0,5), hal ini berarti bahwa ada hubungan signif ikan atau bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan upaya pencegahan kejadia n diare pada balita. Sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan tingkat pen didikan dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita terbukti. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pendidikan responden dapat berpengaruh besar terhadap upaya pencegahan kejadian diare pada balita. Hal ini menurut Kuncoro Ningrat dalam Depdikbud (1997) bahwa makin tinggi pendid ikan seseorang akan semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pul a pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya apabila pendidikan yang kurang akan meng hambat sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan, pendidikan juga mampu mengubah tingkah laku seseorang sehingga mencapai kualitas hidup. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu perlu ditin gkatkan lagi dengan bantuan petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan keseha tan. Penelitian yang sebelumnya juga pernah dilakukan oleh Afryan (2007) tentang hubu ngan tingkat pendidikan terhadap upaya pencegahan kejadian diare pada balita di desa Pusar. Dari hasil penelitiannya diketahui memang terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita. 2. Hubungan pengetahuan responden dengan upaya pencegahan kejadian diare pada ba lita di desa Kemalaraja tahun 2009 Pada hasil penelitian diketahui dari 79 responden, proposi responden dengan peng etahuan tidak baik menunjukan adanya upaya pencegahan kejadian diare hanya sebes ar 20 (37%) sedangkan responden dengan pengetahuan baik menunjukan adanya upaya pencegahan kejadian diare sebesar 19 (76%). Dari hasil uji statistik chi-square menunjukan nilai p.value = 0,003 (P < 0,,05). Hal ini berarti bahwa ada hubungan signifikan atau bermakna antara pengetahuan ibu dengan upaya pencegahan kejadia n diare pada balita terbukti. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kurangnya ti

ngkat pengetahuan responden tentang pencegahan dan penatalaksanaan diare maka ak an semakin tinggi tingkat kejadian diare. Sebaliknya semakin baik tingkat penget ahuan responden tentang pencegahan dan penatalaksanaan diare maka akan semkain r endah kejadian diare. Hasil penelitian ini diperkuat oleh Notoatmodjo (1993), pengetahuan merupakan pr oses penginderaan manusia terhadap objek diluarnya melalui indera-indera yang di milikinya seperti penginderaan, penglihatan, penciuman. Dengan sendirinya pada w aktu proses penginderaaan dalam diri individu terjadi proses perhatian, persepsi dan penghayatan terhadap stimulus atau objek dari luar individu. Haryanti (2006) juga pernah melakukan penelitian tentang hubungan tingkat penget ahuan terhadap upaya pencegahan kejadian diare pada balita di Puskesmas Mekarsar i desa Kepala Dua. Dari hasil penelitianya diketahui memang terdapat hubungan ti ngkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita. 3. Hubungan sikap responden dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita d i desa Kemalaraja tahun 2009 Pada hasil penelitian diketahui dari 79 responden, proporsi dengan sikap negatif menunjukan adanya upaya pencegahan kejadian diae sebesar 14 (33,3%) sedangkan r esponden dengan sikap positif menunjukan adanya upaya pencegahan kejadian diare sebesar 25 (67,6%). Dari hasil uji statistic chi-square menunjukan p.value = 0,0 05 (p < 0,05), hal ini berarti bahwa ada hubungan signifikan atau bermakna antar a sikap ibu dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita, sehingga hipotes is yang menyatakan ada hubungan sikap dengan upaya pencegahan kejadian diare pad a balita terbukti. Menurut Notoatmodjo (2003), sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek serta sikap juga merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan t erhadap objek. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden me miliki sikap negatif terhadap pencegahan dan pengobatan diare berarti tidak ada kecenderungan responden untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap terjadinya diare dan melakukan pengobatan atau pertolongan pertama terhadap kejadian diare secara tepat dan benar. Penelitian tentang hubungan sikap terhadap upaya pencegahan kejadian diare pada balita juga pernah dilakukan oleh Yusmita (2006) di RSUD Kabupaten Musi Rawas. D ari hasil penelitianya diketahui memang terdapat hubungan sikap dengan upaya pen cegahan kejadian diare pada balita dengan sebagian besar responden memiliki sika p negatif terhadap pencegahan dan pengobatan diare. Berarti tidak ada kecenderun gan responden untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap terjadinya diare dan melakukan pengobatan atau pertolongan pertama terhadap kejadian diare secara tep at dan benar. 4. Hubungan penyediaan air bersih dengan upaya pencegahan kejadian diare pada ba lita di desa Kemalaraja tahun 2009 Pada hasil penelitian diketahui dari 79 responden, proporsi responden dengan pen yediaan air bersih tidak memenuhi syarat kesehatan menunjukan tidak adanya upaya pencegahan kejadian diare sebesar 17 (40,5%) sedangkan responden dengan penyedi aan air bersih memenuhi syarat kesehatan menunjukkan adanya upaya kejadian diare sebesar 22 (59,5%). Dari hasil uji statistik chi-square menunjukan p.value = 1, 045 (P > 0,05) hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan yang bermakna (signifika n) antara penyediaan air bersih dengan upaya pencegahan kejadian diare pada bali ta. Tetapi, dari sebagian besar responden yang penyediaan air bersihnya tidak me menuhi syarat kesehatan untuk kebutuhan dapur seperti memasak dan kebutuhan minu m sehari-hari responden menggunakan air isi ulang sebagai antisipasi terhadap te rjadinya diare. Sedangkan kebutuhan mandi dan mencuci mereka menggunakan sumber air yang ada dirumah mereka seperti air sumur dan air sungai. Dari hasil penelitian diatas, bahwa mayoritas penyediaan air bersih responden ti dak memenuhi syarat kesehatan dan ini merupakan salah satu faktor terjadinya dia re pada balita. Maka dari itu diperlukan perhatian yang lebih dari tenaga-tenaga kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan kepada ibu terhadap pentingnya penyediaan air bersih sebagai upaya pencegahan diare pada balita.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari permasalahan dan pembahasan yang dikaji pada bab-bab terdahulu, maka penuli s menarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Distribusi frekuensi upaya pencegahan kejadian diare pada balita sebagian bes ar negatif yaitu sebanyak 40 (50,5%) sedangkan yang positif 39 (49,4%), pendidik an tinggi 30 (38%) sedangkan pendidikan rendah 49 (62%), pengetahuan baik 24 (31 ,6%) sedangkan pengetahuan tidak baik 54 (68,4%), sikap positif 37 (46,8%) sedan gkan sikap negatif 42 (53,2%), penyediaan air bersih yang memenuhi syarat keseha tan 37 (46,8%), penyediaan air bersih responden yang tidak memenuhi syarat keseh atan sebanyak 42 (53,2%). 2. Ada hubungan yang bermakna antara pendidikan responden dengan upaya pencegaha n kejadian diare pada balita dengan p.value 0.030 di 3. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden dengan upaya pencegah an kejadian diare pada balita dengan p.value 0.003 di desa kemalaraja tahun 2009 . Hasil penelitian ini diperkuat oleh Notoatmodjo (1993), pengetahuan merupakan pr oses penginderaan manusia terhadap objek diluarnya melalui indera-indera yang di milikinya seperti penginderaan, penglihatan, penciuman. Dengan sendirinya pada w aktu proses penginderaaan dalam diri individu terjadi proses perhatian, persepsi dan penghayatan terhadap stimulus atau objek dari luar individu. Jadi, semakin baik tingkat pengetahuan responden tentang pencegahan diare maka akan semakin re ndah kejadian diare. 4. Ada hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan upaya pencegahan kej adian diare pada balita dengan p.value 0.005 di desa kemalaraja tahun 2009. Menurut Notoatmodjo (2003), sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek serta sikap juga merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan t erhadap objek. Jadi, kesimpulanya bahwa tidak ada kecenderungan responden untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap terjadinya diare dan melakukan pengobatan atau pertolongan pertama terhadap kejadian diare secara tepat dan benar. Tetapi, dari sebagian besar responden yang penyediaan air bersihnya tidak memenu hi syarat kesehatan untuk kebutuhan dapur seperti memasak dan kebutuhan minum se hari-hari responden menggunakan air isi ulang sebagai antisipasi terhadap terjad inya diare. Sedangkan kebutuhan mandi dan mencuci mereka menggunakan sumber air yang ada dirumah mereka seperti air sumur dan air sungai 5. Tidak ada hubungan yang bermakna antara penyediaan air bersih dengan upaya pe ncegahan kejadian diare pada balita dengan p.value 1,045 di desa kemalaraja tahu n 2009. Tetapi, dari sebagian besar responden yang penyediaan air bersihnya tidak memenu hi syarat kesehatan untuk kebutuhan dapur seperti memasak dan kebutuhan minum se hari-hari responden menggunakan air isi ulang sebagai antisipasi terhadap terjad inya diare. Sedangkan kebutuhan mandi dan mencuci mereka menggunakan sumber air yang ada dirumah mereka seperti air sumur dan air sungai. B. Saran Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian dikemukakan beberapa usulan berupa s aran sebagai berikut: 1. Diharapkan tenaga kesehatan dapat lebih di intensifkan penyuluhan, pengarahan , kunjungan rumah dan pengawasan secara konsisten terhadap penanggulangan diare

pada anak usia 0-5 tahun. 2. Agar masyarakat khususnya ibu dapat berupaya meningkatkan pengetahuan dengan cara mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang penyakit diare. 3. Diharapkan agar masyarakat khususnya para ibu mempunyai motivasi dan kemauan dalam upaya pencegah penyakit diare pada balita. 4. Bagi peneliti lain yang menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi, h endaknya dapat melakukan penelitian berikutnya dengan lebih mendalam dan menjela skan dengan lebih rinci guna mempermudah penelitian yang berikutnya guna menyusu n Karya Tulis Ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA Amiruddin,Ridwan.2007.Current Issue Kematian Anak Karena Penyakit Diare(online) (http://www.medicastore.com.diakses20februari2009) (http://www.library.usu.ac.id) (http://www.jkt.detik.net.com) Aritonang Irianto, dkk. 2005. Aplikasi Statistika. Yogjakarta : Media Pressindo. Azwar, Azrul. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bina Rupa Aksara. Depkes RI. 1999. Buku Ajar Diare, Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menu lar dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman: Jakarat. Depkes RI. 2000. Pedomen Penatalaksanaan Program P2 Diare, Direktorat Jendral Pe mberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman: Jakarat. . 2002. Penilaian dan Klasifikasi Anak Sakit 2 bulan sampai 5 tahun. Depkes RI d an WHO : Jakarta. Dinkes OKU. 2008. Rekapitulasi Laporan Diare Kabupaten Ogan Komering Ulu. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta . 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Ptiyo Sutanto. 2004. Analisis Data. Jakarta : FKUI Puskesmas Kemalaraja. 2007. Rekapitulasi Laporan Penyakit Diare Tingkat Puskesma s. Soegijanto, Soegeng. 2002. Ilmu Penyakit Anak Diagnosa dan Penatalaksanaan. Jaka rta : Salemba Medika.

KARYA TULIS ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEJADIAN DIARE PADA BALIT A DI DESA KEMALARAJA KECAMATAN BATURAJA TIMUR KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2009 OLEH EGA NARA CITRA NIM. PO.71.20.2.06.01 DEPERTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SUMSEL JURUSAN KEPERAWATAN BATURAJA TAHUN 2009 KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEJADIAN DIARE PADA BALIT A DI DESA KEMALARAJA KECAMATAN BATURAJA TIMUR KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2009 Karya Tulis Ilmiah ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar AHLI MADYA KEPERAWATA OLEH EGA NARA CITRA NIM. PO.71.20.2.06.01 DEPERTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SUMSEL JURUSAN KEPERAWATAN BATURAJA TAHUN 2009 DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SUMSEL JURUSAN KEPERAWATAN BATURAJA KARYA TULIS ILMIAH, AGUSTUS 2009 Ega Nara Citra Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Kejadian Diare Pada Balit a Di Desa Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 xiv + 65 halaman + 10 tabel + 5 lampiran ABSTRAK Penyakit diare masih sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dengan frekuen si dan kematian yang cukup tinggi yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat da n dampak pada sektor-sektor lain. Faktor-faktor yang menjadi landasan berfikir p enulis untuk melakukan penelitian ini adalah pendidikan, pengetahuan, sikap dan penyediaan air bersih yang berhubungan dengan upaya pencegahan kejadian diare pa da balita di desa Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ul u tahun 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor berhubungan dengan u paya pencegahan kejadian diare pada balita di desa Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2009. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara pendidikan ibu p.value 0,030, pe ngetahuan = 0,003, sikap 0,005 dan tidak ada hubungan antara penyediaan air bers ih terhadap upaya pencegahan diare pada balita dengan p.value = 1,045. Dari hasil penelitian ini ada berbagai saran yang perlu ditindak lanjuti. Pertam a, bagi petugas kesehatan dapat memotivasi diri untuk memberikan penyuluhan kese hatan mengenai diare serta mampu melakukan tindakan secara cepat dan tepat bila menemukan anak balita yang mengalami penyakit diare. Kedua, masyarakat jika anak balita terkena penyakit diare hendaknya dibawa ke pusat kesehatan masyarakat te rdekat. Referensi : 10 (2002 2008) DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG JURUSAN KEPERAWATAN KARYA TULIS ILMIAH, AGUSTUS 2009 Ega Nara Citra Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Kejadian Diare Pada Balit a Di Desa Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 xiv + 65 halaman + tabel + lampiran ABSTRAK MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Jika matahari terbit janganlah engkau lewatkan matahari ini yang begitu indah. J ikalau matahari sudah tenggelam dan diganti rembulan malam, buatlah kenangan dan janganlah engkau melupakan yang sudah engkau jalani dihari ini. Dengan melafazkan Basmallah kupersembahkan kepada: Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya serta nabi Agung Muhammad SAW sebagai taul

adan, syafaat-Nya selalu kami dambakan. Kedua orangtuaku yang telah membesarkan dan memberikan begitu banyak pengorbanan , kasih sayang dan selalu mengharapkan keberhasilanku. Terima kasih atas do amu, kalianlah orang tua yang terbaik di dunia ini. Untuk pembimbingku Bapak Asmawi Nazori, SKM, M.Kes yang sudah meluangkan waktu, makasih atas bimbingannya selama ini. Insya Allah akan menjadikan pelajaran yang sangat berharga untukku. PERNYATAAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegah an Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupa ten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 Ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah (KTI) Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Sumsel. Baturaja, Agustus 2009 Pembimbing ASMAWI NAZORI, SKM.M.Kes Nip. 19560309 197703 1 003 Mengetahui, Ketua Perwakilan Jurusan Keperawatan Baturaja ZANZIBAR, S.Pd. M.Kes NIP. 19600205 19800 3 2 001 PANITIA SIDANG KARYA TULIS ILMIAH JURUSAN KEPERAWATAN BATURAJA POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SUMSEL Baturaja, Agustus 2009 Tim Penguji Ketua, ASMAWI NAZORI, SKM, M.Kes NIP. 19560309 197703 1 003 Anggota LISDAHAYATI, SKM, MPH NIP. 1907011 199003 2 1001 M. SUPRI, SKM NIP. 140097130 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Ega Nara Citra Tempat/Tgl Lahir : Baturaja, 28 Juni 1988 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Jl. Sultan Mahmud Badaruddin II Gg. Serasan No. 522 Baturaja Timur Kab. OKU Riwayat Pendidikan Tahun 1993 1994 : TK. Islam Imam Bonjol Baturaja Tahun 1994 2000 : SDN 8 Putri Baturaja Tahun 2000 2003 : SMP N 2 Baturaja Tahun 2003 2006 : SMA Negeri 1 Baturaja Tahun 2006 2009 : Poltekes Jurusan Keperawatan Baturaja KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah Yang Maha Esa. K arena atas rahmat dan karunia-Nya yang telah mencurahkan seluruh hidayah dan kes elamatan kepada makhluk dan seluruh alam semesta, nikmat kehidupan dan nikmat ke imanan yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Kemudian salawat dan salam tak lupa senan tiasa kita haturkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW beserta para s ahabatnya yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam yang terang be nderang yaitu dinul Islam yang bisa kita nikmati sampai detik ini bagi kehidupan umat Islam. Tuntasnya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini berkat ridho Allah dan pertolongan da ri berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Suharmasto, SKM,M.Pid selaku Kepala Dinas Kesehatan Baturaja.

2. Bapak Sulaiman, S.Pd,M.Pd. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Palembang. 3. Ibu Zanzibar, S.Pd,M.Kes selaku Ketua Program Studi Keperawatan Baturaja. 4. Bapak Asmawi Nazori, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah dengan sab ar membimbing dan memberikan masukan yang amat berharga serta pengarahan yang sa ngat dibutuhkan dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah. 5. Staf dan dosen, karyawan dan karyawati Jurusan Keperawatan Program Studi Kepe rawatan Baturaja yang telah membimbing dan membantu dalam kelancaran penyusunan proposal ini. 6. Rekan-rekan seperjuangan yang telah membantu baik secara langsung maupun tida k langsung. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kesemp urnaan, mengingat terbatasnya kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki penul is. Oleh karena itu dengan hati yang terbuka, penulis menerima semua masukan dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan, kesempurnaan dan kualitas yang lebih baik dimasa mendatang. Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat b agi kita semua. Amin Baturaja, Agustus 2009 Penulis

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar persetujuan sebagai responden Lampiran 2 Lembar kuesioner dan checklist penelitian Lampiran 3 Surat izin penelitian Lampiran 4 Lembar hasil analisis dan penelitian Lampiran 5 Lembar konsultasi penelitian DAFTAR SINGKATAN 1. ASI : Air Susu Ibu 2. DBD : Demam Berdarah Dengue 3. EHEC : Enter Hemorrage Escherichia Coli 4. LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat 5. KLB : Kejadian Luar Biasa 6. P2 : Program Pemberantasan 7. PPM & PL : Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan 8. PAM : Penyediaan Air Minum 9. UNICEF : United National Children Fund 10. WHO : World Health Organization FORMAT KUESIONER PENELITIAN A. Data Umum No Nama Responden Umur Ibu Umur bayi /balita Alamat Pendidikan Ibu Kode Pekerjaan Ibu Kode Lulus SMA Tidak lulus SMA

Bekerja Tidak Bekerja Petunjuk : 1. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kenyataan! 2. Ibu tidak perlu takut atau ragu dalam mengisi kuesioner ini karena pertanyaan hanya untuk kepentingan peneliti dan tidak akan berpengaruh dengan kualitas pel ayanan kesehatan yang akan diberikan pada ibu. 3. Apapun jawaban yang ibu beri akan kami jaga kerahasiaanya. 4. Terima kasih atas partisipasinya. B. Upaya pencegahan kejadian diare pada balita No Upaya pencegahan Ya Tidak Kode 1 Apakah ibu memberikan ASI pada anak sampai usia 2 tahun 2 Ketika akan memberikan makanan pada anak sebaiknya mencuci tangan dengan air sab un terlebih dahulu 3 Salah satu upaya ibu untuk melindungi anak yang bermain di luar rumah agar terhi ndar dari penularan penyakit terutama diare yaitu memakaikan anak alas kaki dan tangan tidak menyentuh atau sesuatu yang kotor. 4 Memberikan makanan pendamping untuk anak yang di masak sendiri hingga menjadi se tengah bubur adalah anak yang baik agar anak terhindar dari diare. 5 Untuk mencegah agar makanan anak tidak tercemar oleh kotoran atau lalat yang dap at menyebabkan penyakit diare sebaiknya tempat penyimpan makanan anak ditutup ra pat. 6 Apakah ibu memberikan imunisasi yang lengkap pada balita sebagai upaya pencegaha n diare. 7 Memperbaiki keadaan gizi melalui perbaikan makanan, akan membawa dampak terhadap berkurangnya keadaan kurang gizi dan lamanya kesakitan diare. 8 Salah satu upaya ibu terhadap pencegahan diare pada balita adalah membuang tinja anak secara baik dan benar. C. Pengetahuan No Upaya pencegahan Benar Salah Kode 1 Yang dimaksud diare adalah buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan bent uk cair. 2 Balita dapat diserang diare bila sering memasukan tangan kedalam mulut. 3 Apakah buang air besar lebih dari biasa, rewel dan panas termasuk gejala diare. 4 Balita yang tidak tahan susu sapi/susu botol dapat terkena diare. 5 Apakah memebrikan ASI tanpa di selang seling dengan susu botol dapat mencegah an ak terkena penyakit diare. 6 Diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus dapat menyebabkan

penurunan berat badan pada balita. 7 Diare dapat disebabkan oleh keracunan makanan. 8 Terdapat darah dan lendir dalam kotoran merupakan gejala diare. 9 Memberikan oralit dapat mencegah terjadinya kekurangan cairan pada balita yang t erkena diare. 10 Penggunaan air bersih yang cukup salah satu upaya pencegahan diare pada balita. D. Sikap No Upaya pencegahan Setuju Tidak Setuju Kode 1. Ketika anak terkena diare hal pertama dan terpenting dilakukan yaitu memberik an anak cairan lebih banyak dari biasanya. 2. Sebaiknya anak mencuci tangan dengan air dan sabun setelah pulang dari bermai n. 3. Ketika peralatan makan anak akan digunakan sebaiknya di siram terlebih dahulu dengan air panas. 4. Tempat pembuangan sampah yang tidak sehat merupakan sumber penyakit. Oleh kar ena itu tempat pembuangan sampah harus ditutup dan tidak terletak di tempat samp ah basah atau lembab. 5. Bila anak sering buang air besar lebih dari biasa dan rewel sebaiknya anak se gera dibawa ke petugas kesehatan. 6. Prilaku yang buruk seperti membuang kotoran ditempat terbuka menyebabkan terj adinya diare. 7. Mengkonsumsi makanan yang terjangkit kuman bisa menyebabkan diare pada balita . 8. Buang air besar di jamban merupakan salah satu upaya pemberantasan penyakit d iare dan penyakit lainnya. E. Penyediaan Air Bersih No Upaya pencegahan Ya Tidak Kode 1. Dari manakah sumber air yang digunakan untuk konsumsi sehari-hari: a. Sumur b. Sungai c. Sumur dan sungai 2. Apakah air di saring terlebih dahulu sebelum digunakan 3. Air di saring dengan menggunakan pasir, kerikil dan sabut 4. Apakah air di masak sampai mendidih dan setelah 15 menit dari mendidih baru d iangkat. 5. Jarak antara sumur gali dengan septitank 10 meter 6. Apakah air yang digunakan jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berb au. 7. Apakah air yang digunakan untuk konsumsi sehari-hari diberi kaporit terlebih dahulu sebelum digunakan. KARTU KONSUL PROPOSAL KTI Nama Mahasiswa : EGA NARA CITRA Nomor Induk Mahasiswa : PO.71.20.2.06.018 Dosen Pembimbing : ASMAWI NAZORI, SKM, M.Kes Judul KTI : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009

0 0 Digg0 Komentar ? Di Terbitkan oleh Poetra Sentence ? Jumat, Maret 09, 2012 Kategory ? (KTI Akbid) Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Ke jadian Diare Pada Balita MAKALAH KESEHATAN Poetra Sentence Artikel Terkait Yang Mungkin Anda Cari Stenosis Ani Asuhan Keperawatan Periapendiks Inf... EFUSI PLEURA Materi Askep Tuberculosa Makalah Batu Ginjal 0 komentar: Poskan Komentar Untuk berkomentar.Silahkan tinggalkan pesan dibawah iniI.Untuk semua pengguna pi lih " beri komentar sebagai : ANONIMOUS " Link ke posting ini Buat sebuah Link ? Posting Baru Posting Lama ? POSTING POPULER Makalah Tindak Pidana Korupsi Makalah Tindak Pidana Korupsi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peraturan perundang-undangan (legislation) me... FOOTBALL MANAGER 2008 UPDATE SEASON 2011 2012 Football Manager 2008 atau lebih sering disebut FM 08. yah biarpun game diri lis tahun 2008 tapi menurut saya masih pantas dimainkan. kali ... (KTI Akbid) Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Kejadian Diare Pada Balita (KTI Akbid) Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Kejadian Diare Pada Balita BAB I PENDAHULUAN A. Lata... SKIN Football Manager 2008 Tahukan anda banyak skin di Football manager,baik yang di buat langsung situ s resmi Fm 08 ataupun banyak penggemar FM 08 . Nah langsung saja... Makalah Keluarga Berencana (KB) Makalah Keluarga Berencana (KB) BAB I PENDAHULUAN Salah satu masalah kependu dukan yang cukup besar di Indonesia adala... Makalah Riba Dalam Masyarakat Makalah Riba Dalam Masyarakat KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb Puji dan syukur kami ucapkan kehadiran ALLAH SW... Makalah Norma Makalah Norma A. NORMA Pengertian Pengertian norma adalah petunjuk hidup yan g berisi perintah maupun larangan yang... Pengendalian Hama Penyakit Dan Gulma Secara Terpadu Makalah Pengendalian Hama Penyakit Dan Gulma Secara Terpadu PENGENDALIAN HAM A PENYAKIT DAN GULMA SECARA TERPADU ... MAKALAH BIOLOGI TENTANG KERAGAMAN HEWAN VETEBRATA DAN INVETEBRATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang memiliki keragaman hayati yang melimpah baik flo... DOWNLOAD SURAT ADMINISTRASI SEKOLAH Silahkan Download semua administrasi Pendidikan / administrasi Sekolah di ba wah ini : Download Admnistrasi Pendidikan v Analisis Ha... Total Tayangan Laman Sparkline 20130 [get this widget]> [Tutup] PageRank Button Google+ Followers POSTING POPULER Makalah Tindak Pidana Korupsi FOOTBALL MANAGER 2008 UPDATE SEASON 2011 2012 (KTI Akbid) Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Kejadian Diare Pada Balita SKIN Football Manager 2008 Makalah Keluarga Berencana (KB) Makalah Riba Dalam Masyarakat Makalah Norma Pengendalian Hama Penyakit Dan Gulma Secara Terpadu KATEGORI ADMINISTRASI SEKOLAH ALQURAN ANTIVIRUS BIODATA ARTIS BLOGER DOWNLOAD GAMES INTER NET ISLAMI KOMPUTER LAPTOP DAN NETBOOK MAKALAH MAKALAH BAHASA INDONESIA MAKALAH BIOLOGI MAKALAH HUKUM DAN HAM MAKALAH ISLAM MAKALAH KESEHATAN MAKALAH PEMBELAJAR AN MAKALAH PENDIDIKAN MAKALAH PERTANIAN MAKALAH PSIKOLOGI MAKALAH SOSIOLOGI MAKA LAH TEKNOLOGI SOFTWARE TAHUKAH ANDA? TEKNISI PRINTER WEBSITE Copyright 2012. Poetra Sentence 1 1 - All Rights Reserved B-Seo Versi 3 by Blog Bamz

Beranda Ummu Aisyah Ruang untuk Berbagi Main Menu Langsung ke isi Ada Apa di Beranda? Pengantar Inilah Jalanku Di Balik Layar Daftar Isi Buku Tamu Web & Blog Islami Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Diare pada Bayi, Anak-anak dan Dewasa 21 Januari 2013 by ????? ??? ???? in Info, Info Kesehatan.

Rate This sakit perutPenyakit diare dapat menyerang siapa saja, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsanga n buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses memiliki kandungan air yang berlebihan. Penyebab Diare Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yait u: Infeksi oleh bakteri, virus (sebagian besar diare pada bayi dan anak disebab kan oleh infeksi rotavirus) atau parasit. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu terutama antibiotik. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak , Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll. Pemanis buatan. Pada bayi saat dikenalkam MPASI seringkali memiliki efeksamping diare karena perut kaget dengan makanan dan minuman yang baru dikenal lambungnya. Diare selain disebabkan oleh beberapa infeksi virus dan juga akibat dari racun b akteria, juga bisa disebabkan oleh faktor kebersihan lingkungan tempat tinggal. Lingkungan yang kumuh dan kotor menjadi tempat berkembang bakteri (E.coli), viru s dan parasit (jamur, cacing, protozoa), dan juga lalat yang turut berperan dala m membantu penyebaran kuman penyakit diare. Istilah Diare dibagi menjadi berbagai macam bentuk diantaranya: Diare akut : kurang dari 2 minggu Diare Persisten : lebih dari 2 minggu Disentri : diare disertai darah dengan ataupun tanpa lender Kholera : diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera Diare jarang membahayakan, namun dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan nyeri kej ang pada bagian perut. Meskipun tidak membutuhkan perawatan khusus, penyakit dia re perlu mendapatkan perhatian serius, karena dapat menyebabkan dehidrasi (kekur angan cairan tubuh). Dehidrasi dapat ditengarai dengan gejala fisik seperti bibi r terasa kering, kulit menjadi keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung, serta menyebabkan syok. Untuk mencegah dehidrasi dengan meminum larutan oralit. Karen a itu, penderita diare harus banyak minum air dan diberi obat anti diare. Jika diare tidak segera diobati akan menimbulkan kematian karena menurut data b adan Kesehatan Dunia (WHO World Healt Organitation ) Penyakit mencret atau diare a dalah penyebab nomor satu kematian balita diseluruh dunia. Yang membunuh lebih d ari 1,5 juta orang pertahun . Gejala Diare Beberapa gejala penyakit diare dapat langsung dikenali atau dirasakan oleh pende rita. Di antara gejala tersebut adalah: Buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan Tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari Pegal pada punggung, dan perut sering berbunyi Mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) Diare yang disebabkan oleh virus dapat menimbulkan mual dan muntah-muntah

Badan lesu atau lemah Panas Tidak nafsu makan Darah dan lendir dalam kotoran Salah satu gejala lainnya dari penyakit diare adalah gastroenteritis. Gastroente ritis adalah peradangan pada saluran pencernaan yang diakibatkan oleh infeksi at au keracunan makanan. Beberapa cara penggulangan diare antara lain : Meminum oralit atau dapat membuatnya sendiri dengan melarutkan 1 sendok teh garam dan 8 sendok teh gula dalam 1 liter air matang. Jaga hidrasi dengan elektrolit yang seimbang. Ini merupakan cara paling sesu ai di kebanyakan kasus diare, bahkan disentri. Mengkonsumsi sejumlah besar air y ang tidak diseimbangi dengan elektrolit yang dapat dimakan dapat mengakibatkan k etidakseimbangan elektrolit yang berbahaya dan berakibat fatal Mencoba makan lebih sering tapi dengan porsi yang lebih sedikit, frekuensi t eratur, dan jangan makan atau minum terlalu cepat. Menjaga kebersihan dan isolasi: Kebersihan tubuh merupakan faktor utama dala m membatasi penyebaran penyakit Adapun diare yang disertai dengan keluarnya darah bersama tinja, dimungkinkan ka rena ada peradangan atau infeksi di sekitar usus (Ulceratif Colitis). Jika terbu kti mengidap Ulceratif colitis, penderita harus menjalani diet ringan dan mendap at obat antiperadangan. Apabila keadaan penderita belum membaik dalam waktu 48 j am, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan ya ng lebih intensif. Pencegahan Diare Penyakit Diare dan Cara Menanggulanginya Karena tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering melakukan kon tak langsung dengan benda lain, maka sebelum makan disarankan untuk mencuci tang an dengan sabun. Sebuah hasil studi Cochrane menemukan bahwa dalam gerakan-gerak an sosial yang dilakukan lembaga dan masyarakat untuk membiasakan mencuci tangan menyebabkan penurunan tingkat kejadian yang signifikan pada diare. Dikutip dari berbagai sumber Artikel Lainnya: Berapakah berat badan yang ideal sesuai tinggi badan? Bagaimanakah cara mend apatkan dan mempertahankan berat badan ideal? 8 Cara Mengatasi Gangguan Ringan Selama Kehamilan Anak Demam??? jangan Panik!! Tips Menghadapi Persalinan Demam Pada Anak/Bayi dan Cara Alami untuk Mengatasinya Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati Sinusitis dengan Perawatan Sendiri/Perto longan Medis Infeksi Ginjal Penyebab Cuci Darah Rahasia Awet Muda Faktor Penyebab, Gejala, Cara Pencegahan dan Pengobatan Medis + Alami Penyak it Batu Ginjal Sirup Jeruk Nipis dan Manfaatnya bagi Kesehatan About these ads Share this: Surat elektronik Cetak Lagi

Tags: cara alami mengobati diare, cara mencegah penyakit diare, diare akut, fese s, gejala diare pada anak, gejala diare pada balita, gejala diare pada bayi, inf eksi virus, kebersihan lingkungan, makanan dan minuman, penyakit diare, penyebab diare Don't Follow me But Follow The Sunnah Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemb eritahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik. Navigasi tulisan ? Sudahkah Kupahami Prinsip-Prinsip Dasar Keislamanku? Kejantanan Dalam Mengakui Kesalahan lalu Kembali Kepada Kebenaran ? 5 responses on Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Diare pada Ba yi, Anak-anak dan Dewasa Ping-balik: Penyakit Jantung: Jenis, Penyebab, Gejala, Cara Pengobatan dan P encegahannya | Beranda Ummu Aisyah Ping-balik: Obat Sakit Gigi Herbal yang Paling Ampuh | Beranda Ummu Aisyah Ping-balik: Pengertian Dan Macam-Macam Abortus (Keguguran) Serta Penyebabnya | Beranda Ummu Aisyah Ping-balik: Tips Alami Mengatasi Sakit Kepala Sebelah (Migren) | Beranda Umm u Aisyah Ping-balik: 14 Tips Alami agar Cepat Hamil | Beranda Ummu Aisyah Komentar ditutup. 2012 In Review Perpustakaan Tanya Jawab Download Profil Asmaul Husna Google Translate [Arabian] [English] [Chinese] [Korean] [Germany] [France] [Japanese] [Italian] [Spain] [Dutch] [Portuguese] [Russian] Kalender Hijriah Tafadhdhol Top Rated Posts | Pages | Comments All | Today | This Week | This Month Penyesalan Seorang Muslimah yang Dulu Ikut Berdemo 5/5 (5 votes) Suamiku, Maafkanlah aku 5/5 (4 votes) Cara Memasang Google Translate dengan ikon Bendera di Blog WordPress 5/5 (3 votes) Kategori Top Posts & Page Cari Buku, Artikel dan Kajian Islam disini

islamic search All in 1 For Blogwalker TMB Komunitas Ummi Ukhti ms2 *Amanah Ilmiah* Dipersilahkan untuk menyalin seluruh artikel di blog ini dengan mencantumkan sum bernya Hanya Sebagai Pengingat (Bukan Penetapan) Cara Cepat Mencari Artikel: A. Cari Via Google B. Cara Alternatif: 1. Pilih Daftar Isi 2. Ketik Ctrl+F 3. Tuliskan Kata Kunci 4. Klik Judul Artikel yang Dipilih RSS Permata Abu Aisyah The Alexandrite..ck..ck.ck subhanallah Ketika Suamiku Diam-Diam Menikah Lagi Download Kajian Ilmiyah "Mengenal Surury Gaya Baru" Warning: Zamrud Tidak Asli Larangan Memakai Cincin di Jari Tengah dan Telunjuk Tulisan yang Disukai Cara Memasang Google Translate dengan ikon Bendera di Blog Wordpress Cara membuat Slideshow Gambar pada Artikel di Blog Wordpress Cara Membuat Artikel Terkait Berdasarkan Kategori/Tag di Wordpress.com Nasihat Imam Asy-Syafi'i Menjelang Wafatnya Cara Membuat Related Post Berdasarkan Tema di WordPress.com Nasihat untuk Orang yang di Mabuk Cinta Hukum Memakai Kain Di Bawah Mata Kaki (Isbal) Wapadai Pemecah Belah Ahlus Sunnah! Kenali IKHWANI Berbaju Salafy (SURURY)! Jangan Tertipu dengan Syubhat-Syubhatnya! Penyesalan Seorang Muslimah yang Dulu Ikut Berdemo Petikan Faidah yang Indah Ada Apa di Beranda? Injil Menggugat Ketuhanan Yesus Penyamun jadi Ulama : Fudhail bin Iyyadh & Ibrah Dari Taubatnya Beliau Cobaan Itu adalah Ukuran Bagi Sempurna Tidaknya Iman Seseorang Hukum Mengqashar Shalat pada Safar dengan Jarak yang Jauh/Dekat dan Waktu ya ng Lama/Sebentar Bolehkah Seseorang yang sedang Haid Shalat karena Malu? Benarkah Ruh Orang-orang yang Wafat Menjadi Arwah Gentayangan? Berjabat Tangan setelah Sholat Ironi Partai Politik "Islami" Yang Mengaku Anti Korupsi Waspadai Perdukunan dan Peramal Masa Kini yang Berkedok Pengobatan, Tekhnolo gi dan Mengatasnamakan Agama! Kenali Ciri-Cirinya! Sederhana dalam Sunnah Meta Daftar Masuk RSS Entri RSS Komentar

WordPress.com RSS Kumpulan Ma had Online Anjuran Untuk Ikhlas Dan Menjaga Waktu Download Dauroh di Masjid Kampus ITENAS Kota Bandung HUKUM PACARAN SEBELUM NIKAH DAN HUKUM MENOLAK KHITBAH/PINANGAN TANPA ALASAN RSS Kumpulan Majalah Online Khutbah Jum at Sepuluh Hari Terakhir Di Bulan Ramadhan Kesalahan Pola Makan Kebanyakan Orang Indonesia Berpenampilan Baik RSS Kumpulan Blog Ustadz Ketika Istri Menolak Ajakan Suami Untuk Behubungan Suami Istri Cinta Kepada Allah Kajian & Nasihat Pelepasan Santri Kampung Laut untuk Menuntut Ilmu ke Negeri Yaman RSS Komunitas Ummi Ukhti Merealisasikan Tauhid Dengan Sebenarnya Dapat Menyebabkan Masuk Surga Tanpa Hisab Barangsiapa yang Wafat Dalam Keadaan Tidak Pernah Berbuat Syirik Dijamin Mas uk Surga Meskipun Dosanya Sepenuh Bumi Kisah Seuntai Kalung Mutiara Tag abu dawud ahlus sunnah al albani al bukhari al imam bulan ramadhan darah haid do sa fatwa syaikh muhammad bin shalih al-utsaimin fatwa ulama fatwa ulama kontempo rer hadits haid haram hari kiamat Ibnul Qayyim imam ahmad insya allah kasih saya ng kesabaran kisah nyata konsultasi masalah agama laki laki maksiat mau tanya me nikah musibah nasehat nasihat niat parenting qalbu rasulullah ridha rumah tangga shalat suami istri syirik tanya jawab tanya jawab problema muslim taubat Ustadz Abu Mu'awiyah Askari Ustadz Abu Nashim Mukhtar Ustadz Muhammad Umar As-sewed wa nita muslimah Kepada Kaum Muslimin Smoga berkenan mendo'akan agar admin blog ini dan keluarganya di beri keistiqama han dan wafat diatas Al Qur`an & As Sunnah sesuai faham As Salaf As Shalih. Dan agar diberi kemudahan serta pertolongan oleh Allah dalam melakukan setiap kebaik an dan diampuni dari setiap dosa dan kesalahan. Jazaakumullahu Khoir Wa Baarokallahu Fiikum Lawan Kristenisasi Jejak Pengunjung Blog Directory Beranda Ummu Aisyah ? Grab this Headline Animator

BlogSalaf -Google<br /> Alternative-

Blog pada WordPress.com. | Tema: Oxygen oleh AlienWP. Ikuti Follow Beranda Ummu Aisyah Get every new post delivered to your Inbox. Bergabunglah dengan 104 pengikut lainnya. Powered by WordPress.com

kembali Penyebab Diare dan Gejala Diare Penyebab Diare Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yait u: Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak , Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll. Pemanis buatan rotavirusBerdasar metaanalisis di seluruh dunia, setiap anak minimal mengalami d iare satu kali setiap tahun. Dari setiap lima pasien anak yang datang karena dia re, satu di antaranya akibat rotavirus. Kemudian, dari 60 anak yang dirawat di r umah sakit akibat diare satu di antaranya juga karena rotavirus. Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi ro tavirus. Bakteri dan parasit juga dapat menyebabkan diare. Organisme-organisme i ni mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak d icerna kemudian segera masuk ke usus besar. Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat sing kat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabk an tinja berair pada diare. Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga e lektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat men imbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare. Selain karena rotavirus, diare juga bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tid ak tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang memiliki intoleransi terhadap laktosa dikarenakan tubuh tidak punya atau hanya sedikit me miliki enzim laktose yang berfungsi mencerna laktosa yang terkandung susu sapi.

Tidak demikian dengan bayi yang menyusu ASI. Bayi tersebut tidak akan mengalami intoleransi laktosa karena di dalam ASI terkandung enzim laktose. Disamping itu, ASI terjamin kebersihannya karena langsung diminum tanpa wadah seperti saat min um susu formula dengan botol dan dot. Diare dapat merupakan efek sampingan banyak obat terutama antibiotik. Selain itu , bahan-bahan pemanis buatan sorbitol dan manitol yang ada dalam permen karet se rta produk-produk bebas gula lainnya menimbulkan diare. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi ho rmon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jel as dari rapuhnya tulang. Orang tua berperan besar dalam menentukan penyebab anak diare. Bayi dan balita y ang masih menyusui dengan ASI eksklusif umumnya jarang diare karena tidak terkon taminasi dari luar. Namun, susu formula dan makanan pendamping ASI dapat terkont aminasi bakteri dan virus. Gejala Diare Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebi h dalam sehari, yang kadang disertai: Muntah Badan lesu atau lemah Panas Tidak nafsu makan Darah dan lendir dalam kotoran mekanisme diareRasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabka n oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, t inja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejal a lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala . Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi. Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan ka lium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun pe rdarahan otak. Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan h anya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehi drasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok. kembali keatas www.medicastore.com Penyebab Diare dan Gejala Diare Diagnosa Diare dan Klasifikasi Dehidrasi Pengobatan Diare yang Tepat Menangani Diare pada Anak Pencegahan Diare Tanya Jawab dengan Dokter Ahli Diare Info Detail Kesehatan Lainnya : Informasi Lengkap Penyakit Osteoporosis Obat Generik, Harga Murah Tapi Mutu Tidak Kalah Diabetes, The Sillent Killer Stroke Mengancam Usia Produktif

Bagaimana Informasi Informasi Informasi Informasi Informasi Informasi

Cara Efektif Untuk Hamil atau Tidak Hamil? Uji Strip Kesuburan TBC Buah Merah Multinutrien Serum Vitamin C Hepatitis C

malik pohan Senin, 14 November 2011 diare BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buang air besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi lebih banyak dari bias anya ( Jitowiyono, 2010 : 107 ). Di Inggris 1 dari 5 orang menderita diare infeksi setiap tahunnya, dan dari 1 sa mpai 5 orang pasien yang berobat ke praktek umum menderita diare infeksi. Tinggi nya kejadian diare di negara barat ini oleh karena foodborn infections dan water born infections. Diare infeksi di negara berkembang menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di Afrika anak-anak terserang diare infeksi 7 kal i setiap tahunnya dibanding di negara berkembang lainnya, mengalami serangan dia re 3 kali setiap tahunnya (diare akut). (http://addy1571.files.wordpress.com/200 9/08) Di negara berkembang, diare masih merupakan penyakit yang sangat sering terjadi, khususnya pada balita. Secara keseluruhan, rata-rata mengalami 3 kali episode d iare per tahun. Bahkan di beberapa daerah dapat lebih dari 9 kali per tahun. Jad i tidak mengherankan bila masyarakat sudah sangat mengenal penyakit ini. (http:/ /majalahkasih.pantiwilasa.com/index.php?option=com_content&task=view&id=26&Itemi d=74) Menurut data WHO, diare adalah penyebab nomor satu kematian balita diseluruh Ind onesia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita no 2 setelah ISPA (infeksi sa luran pernapasan akut). Sementara UNICEF memperkirakan bahwa setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena diare. Di Indonesia, setiap tahun 100.000 balita meninggal karena diare (Septi, 2011 : 200 - 201) Angka kejadian diare di Indonesia menurut survei morbiditas yang dilakukan Depar temen Kesehatan tahun 2003 berkisar antara 200 - 374per penduduk. Sedangkan pada balita, setiap balita rata-rata menderita diare satu sampai dua kali dalam seta hun, sehingga tingkat kematian akibat diare pun masih cukup tinggi. Menurut hasi l Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 angka kematian akibat diare 23 /100 ribu penduduk dan pada balita 75/100 ribu balita. Jumlah kasus diare seban yak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Penyebab utamanya adalah di sebabkan karena rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi yang buruk dan prila ku hidup tidak bersih. (http://m.kapanlagi.com/h/0000153644-2.html) Menurut Depkes RI tahun 2005, Provinsi Sumatera Utara mencatat penderita diare p ada tahun 2005 sebanyak 168.072 orang. Dua Kabupuaten / Kota dinyatakan angka kejadian diare luar biasa, yaitu pada tahun I data 2005 dengan 926 kasus, dan a ngka kematian 25 orang termasuk di Kota Sibolga. Penderita terbanyak pada tahun 2005 terdapat di Kota Medan dengan jumlah 38.012 orang. Menurut Dinkes Sibolga tahun 2007-2008, Sibolga merupakan daerah yang rentan ter

serang penyakit menular antar lain diare. Dinas kesehatan kota Sibolga mencatat sebanyak 212 pasien diare selama tahun 2007. Pada tahun 2008 jumlah pasien diare pada balita 167 orang dan tahun 2009 pada bulan januari sampai maret jumlah pas ien diare pada balita berjumlah 62 orang. Data tersebut berdasarkan pendataan di RSU. dr. F.L.Tobing sibolga dan puskesmas yang menyebar di kota Sibolga. (http: //addy1571.files.wordpress.com/2009/08). Berdasarkan hasil Medical Record di Rumah Sakit Umum Kabanjahe priode tahun 2008 -2009 angka kejadian diare pada balita mempunyai persentase paling tinggi, 106-2 07 anak yang terkena diare. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Bagaimana Gambaran kasus Diare Pada Balita di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2010. Perumusan Masalah Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Gamba ran kasus Diare di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2010? . Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengatahui Gambaran Kasus Diare Pada Balita di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2010. Tujuan Khusus Untuk mengeahui Gambaran Kasus Diare Pada Balita di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2010 berdasarkan umur. Untuk mengeahui Gambaran Kasus Diare Pada Balita di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2010 berdasarkan tingkat dehidrasi. Manfaat Penelitian Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti mengenai Kasus Diare Pada B alita di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2010. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan referensi di Perpustakaan Akper Takasima Kabanjahe dan bahan bacaa n dalam penelitian yang akan datang khususnya tentang diare pada balita. Bagi tempat penelitian. Sebagai bahan masukan dan informasi mengenai Gambaran kasus Diare Pada Balita di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2010. Bagi peneliti berikutnya Sebagai bahan acuan bagi penelitian berikutnya mengenai Gambaran kasus Diare Pa da Balita dengan lebih baik dan optimal.

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal at au tidak seperti biasanya,ditandai dengan peningkatan volume, keencaran, serta f

rekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari den gan atau tanpa lendir darah (A. Aziz, 2006 : 12). Diare adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami rangsangan bu ang air besar terus menerus dan feses yang masih memiliki kandungan air yang ber lebihan (Septi, 2011 : 199). B. Macam Diare Menurut pedoman dari Laboratorium/UPF Ilmu Kesehatan Anak, Universita s Erlangga (1994), diare dapat dikelompokkan menjadi : Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3 5 hari. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari. Sedangkan menurut pedoman MTBS (2000), diare dapat dikelompokkan atau diklasifik asikan menjadi : Diare akut, terbagi atas : diare dengan dehidrasi berat, diare dengan dehidrasi ringan / sedang, dehidrasi dengan tanpa dehidrasi. Diare persisten bila diare berlangsung 1 hari atau lebih, terbagi atas : diare p ersisten dengan dehidrasi dan diare persisten tanpa dehidrasi. Disentri apabila diare berlangsung disertai denagn darah (Nursalam, 2005 : 169) C. Etiologi Penyebab diare dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan, tetapi yang paling b anyak ditemukan adalah diare yang disebabkan oleh infeksi dan keracunan makanan. Penyebab diare dapat digolongkan menjadi 4 golongan, antara lain: 1. Infeksi Infeksi enteral, yaitu diare yang terjadi karena adanya infeksi saluran pencernaan dan merupakan penyebab utama diare pada anak. Kuman penyebab infeksi meliput : Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Yersinia, Campilobacter, Aeromonas. Infeksivirus : Enterovirus (Coxsackie, Poliomyelitis, virus ECHO), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus. Infeksiparasit : Protozoa (entamoebahistolitica, Trichomonashmnis, Giardialambia), Cacing (Ascaris, Trich iuris, oxuris, Strongyloides), Jamur (candida Albica ns). Infeksi parenteral, yaitu diare karena infeksi dibagian tubuh lain diluar saluran pencernaan, antara lain broncopnemonia, tonsilofaringitis, otitis media akut, dan ensefalitis. Keadaan ini terutama terjadi pada bayi dan anak dibawah umur 2 tahun. Malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat. Karbohidrat yang dapat menyebabkan malabsorbsi bera sal dari golongan : Disakarida (meliputi intoleransi laktosa, maltose, dan sukrosa); Monosakarida (meliputi intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Malabsorbs i pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering karena intoleransi laktosa. b. Malabsorbsi lemak. c. Malabsorbsi protein. 3. Makanan , yaitu diare yang disebabkan oleh karena mengkomsumsi mak anan yang sudah basi, makanan beracun, dan alergi terhadap jenis makanan tertentu. 4. Psikologis, yaitu diare yang menyebabkan oleh karena munculnya perasaan tak ut dan cemas. Diare karena faktor psikologis ini kejadiannya relative jarang, da n menyerang pada anak yang lebih besar (Yuliasti, 2010 : 31-33).

D.

Anatomi Sistem Pencernaan

Gambar : Sistem Pencernaan Manusia

Susunan Saluran Pencernaan : Mulut (oris) Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian: Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, dan pipi . mulut bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilar is, palatum dan mandibularis disebelah belakang bersambung dengan faring. Faring (tekak) Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan didalam fari ng terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandun g limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Esofagus (kerongkongan) Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung panjangnya + 25 cm, mu lai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung. Gaster (lambung) Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama didae rah epigaster. Fungsi lambung adalah menerima makanan dari esofagus melalui orifisum kardiak da n bekerja sebagai penimbun sederhana, sedangkan kontraksi otot mencampur makanan dengan getah lambung.

Usus halus (intestinum minor) Intestinum minor adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal p ada pilorus dan berakhir pada seikum panjangnya + 6 m, terdiri dari : - Deudenum yang disebut usus 12 jari - Yeyenum - Ileum Fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorpsi khime dari lambung. Usus besar (intestinum mayor) Fungsi usus besar terdiri dari : Menyerap air dari makanan Tempat tinggal bakteri koli Tempat feces Usus besar terdiri dari : Seikum Kolon asendens Kolon tranversum Kolon desendens Kolon sigmoid Rektum Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus. Anus

Adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia lua s (Syaifuddin, 1997 : 75). E. Patogenesis Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare adalah : Gangguan osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh tubuh menyebab akan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan mer angsang usus untuk mengeluarkan isi dari usus sehingga timbul diare. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toxin) pada dinding usus akan terjadi penin gkatan sekresi air dengan elektrolit kedalam rongga usus dan akhirnya diare timb ul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Gangguan molititas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan kurangnya kesempatan usus untuk menyerap mka nan sehingga timbul diare. Tetapi apa bila terjadi keadaan yang sebaliknya yaitu penurunan dari peristaltik usus akan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan didalam rongga usus sehingga akan menyebabkan diare juga (Sudarti, &, Endang, 2010 : 78 79). F. Patofisiologi Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan ke seimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia). Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah). Hipoglikemia Gangguan sirkulasi darah (Ngastiyah, 2005 : 225). G. Gejala Klinis Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Gejala diare berup a perubahan bentuk dan konsistensi tinja, melembek sampai mencair serta bertamba hnya frekuensi berak lebih dari biasanya. Gejala muntah dapat terjadi sebelum da n sesudah diare dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat ga ngguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak , yaitu : berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dn ubun-ubun besar m enjadi cekung, selaput lendir dan mulut serta kulit tampak kering (Yuliasti, 201 0 : 33-34) H. Penularannya Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh ser angga atau kontaminasi oleh tangan kotor. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apa lagi pada bayi sering memasukkan tangan atau apa pun ke dalam mulut. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air sampai mendidih. Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersi hkan feses anak yang terinfeksi (Septi, 2011 : 203). I. Komplikasi Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit, yang dibagi menjadi : Dehidrasi ringan apabila <5% BB. Dehidrasi sedang apabila <5% BB-10% BB. Dehidrasi berat apabila <10% BB-15% BB. Renjatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah. Hipokalemia dengan gejala yang muncul adalah materismus, hipotoni otot lemah, bradikardia, dan perubahan pada pemeriksaan Elektrokardiogram Hipoglikemi Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim laktosa dan kerusak an vili mukosa usus. Kejang Malnutrisi energy protein (selain diare dan muntah, biasanya penderita mengalami kelaparan) (Sudarti & Endang, 2010) J. Pencegahan Terus memberikan ASI kepada bayi selama empat bulan pertama. Dengan ASI, tubuh

bayi akan membentuk antibody untuk memperbaiki saluran pencernaannya dan menaahan laju diare. Jika kita mulai memberi makanan baru atau makanan padat pada bayi, mulailah deng an sedikit demi sedikit dan melumatkan terlebih dahulu makanan tersebut. Ini dim aksudkan untuk memberikan waktu adaptasi bagi perut si bayi untuk mencerna maka nan. Jagalah agar kondisi bayi selalu bersih dan berada di tempat yang sehat. Mencegah agar anak tidak memasukkan barang-barang kotor kedalam mulutnya. Jangan memberikan obat-obatan yang tidak diperlukan pada oleh bayi (Septi, 2011 : 204-205). K. Masalah Masalah Yang Timbul Akibat Diare Masalah pasien yang perlu diperhatikan ialah, resiko terjadi gangg uan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan ra sa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit. Resiko terjadi gangguan sirkulasi darah Diare menyebabakan kehilangan cairan dan elektrolit, mengakibatkan pasien mender ita dehidrasi dan jika tidak segera diatasi menyebabkan terjadinya dehidrasi asi odosis, bila masih berlanjut akan terjadi asiodosis metabolik, gangguan sirkulas i darah dan pasien jatuh dalam keadaan renjatan (syok). Kebutuhan nutrisi Pasien yang menderita diare biasanya juga menderita anoreksia sehingga nutrisiny a menjadi kurang. Kekurangan kebutuhan nutrisi akan bertambah jika, pasien juga menderita muntah muntah atau diare lama, keadan ini menyebabkan makin menurunnya daya tahan tubuh sehingga, penyembuhan tidak lekas tercapai, bahkan dapat timbu l komplikasi. Pasien yang sering menderita diare atau menderita diare kronis, se perti pasien malabsorbsi akhirnya dapat menderita MEP kalau tidak mendapatkan pe nanganan yang baik. Untuk mencegah kurangnya masukan nurtisi dan membantu menaik kan daya tahan tubuh, pasien diare harus segera diberi makanan setelah dehidrasi teratasi dan makanan harus mengandung cukup kalori, protein, mineral, dan vitam in, tetapi tidak menimbulkan diare kembali. Bayi yang masih minum ASI selama dia re walaupun bayi tersebut dirawat dan dipasang infuse setelah keadaan tidak terl alu lama, ASI harus diberikan terus. Jika bayi tidak minum ASI diberikan susu ya ng cocok. Resiko terjadi komplikasi Komplikasi pada pasien diare yang paling sering ialah dehidrasi asidosis. Gangguan rasa aman dan nyaman Pasien yang menderita diare akan merasakan gangguan rasa aman dan nyaman. Karena sering buang air sehingga melelahkan, apalagi pada pasien kolera yang defekasin ya terus menerus disertai muntah. Untuk mengurangi kelelahan pasien tersebut seb aiknya dirawat diatas eltor bed, yaitu tempat tidur dari terpal yang dilubangi ditengahnya dan dibawahnya ditempatkan ember penampung kotoran. Didalam ember te sebut diisi dengan desinfektan. Selain kelelahan juga adanya rasa tak enak diper ut serta kurang istirahat karena sering buang air besar. Kurang pengetahuan orang tua terhadap penyakit Penyebab diare telah dikemukakan lebih dahulu baik karena infeksi enteral maupun parental serta faktor lain. Tetapi mengingat ada beberapa faktor risiko yang ik it berperan dalam timbulnya diare yang kebanyakan karena kurangnya pengetahuan o rang tua maka penyuluhan perlu diberikan (Ngastiyah, 2005 : 230 233) L . Pengobatan Pemberian cairan Cairan per oral Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO?, KCl dan glukosa. Untuk diare akut dan kol era pada anak diatas umur 6 bulan kadar natrium 90 mEq/L. Pada anak dengan umur dibawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan dan sedang kadar natrium 50-60 mEq/L. Fo rmula mlengkap sering disebut oralit. Cairan sederhana yang dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap)

hanya mengandung garam dan gula (NaCl dan Sukrosa), atau air tajin yang diberi g aram dan gula,untuk pengobatan sementara dirumah sebelum dibawa kerumah sakait/p elayanan kesehatan untuk mencegah dehidrasi lebih jauh. Cairan Parental Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pas ien,misalnya untuk bayi atau pasien MEP. Tetapi kesemuanya itu tergantung tersed ianya cairan setempat. Pada umumnya cairan ringer laktat (RL) selalu tersedia di fasilitas kesehatan dimana saja. Mengenai pemberian cairan seberapa banyak yang diberikan bergantung dari berat/ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya. Untuk anak balita dibawah satu tahun dan anak diatas satu tahun dengan berat bad an kurang dari 7 kg maka jenis makanannya : Susu (Asi atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh,misalnya LLM, almiron atau sejenis lainya). Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim), bila anak tidak mau minum susu karena di rumah tidak bisaa. Susu khusus yang di sesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang bersifat sedang atau tidak jenuh. Obat-obatan Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tep ung beras dan sebagainya). Obat anti sekresi Asetosal dosisnya 25 mg/tahun dengan dosis minimum 30 mg 1 mg/kg BB /hari. Klorpromazin dosis 0,5 Obat anti spasmolitik Pada umumnya obat anti spasmolitik seperti papaverin, ekstrak baladona, opium lo peramid tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut. Obat pengeras tinja seperti kaolin, pectin, charcoal, tabonal tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare, s ehingga tidak diberikan lagi. Antibiotik Pada umumya anti biotik tidak diperlukan untuk mengobati diare akut Kecuali jika penyebabnya jelas seperti: Kolera, diberikan tetrasiklin 25-50 mg/k g BB/hari (Ngastiyah, 2005:228-230). M. Tingkat dehidrasi No Tanda dan Gejala Dehidrasi Ringan Dehidrasi Sedang Dehidrasoi Ber at 1 Keadaan umum Sadar, gelisah, haus Gelisah, rewel, mengantuk Mengan tuk, lemas, anggota gerak dingin, berkeringat kebiruan, mungkin koma/ tidak sada r 2 Denyut nadi Normal 120/ menit Cepat dan lemah 120-140/menit Cepat , haus, kadang-kadang tidak teraba, 140/menit 3 4 5 6 7 8 rmal 9 Pernapasan Normal Dalam, mungkin cepat Dalam dan cepat Ubun-ubun besar Normal Cekung Sangat cekung Kelopak mata Normal Cekung Sangat cekung Air mata Ada Tidak ada Sangat kering Selaput lendir Lembab Kering Sangat kering Elastisitas kulit Pada pencubitan kulit secara elastis kembali secara no Lambat Sangat lambat ( lebih dari 2 detik ) Air seni warna tua Normal Berkurang Tidak kencing

( Ronald, 2008 : 87-89 ).

BAB III METODE PENELITIAN Kerangka Konsep Adapun kerangka konsep penelitian tentang gambaran kasus Diare Pada Balita di Ru mah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2010 sebagai berikut: Variable Independen Variable Dependen Diare Pada Balita Umur Tingkat Dehidrasi

Defenisi Operasional Adapun yang menjadi defenisi operasional dari penellitian ini adalah : Umur Adalah rentan waktu anak yang terhitung sejak lahir sampai saat terjadinya diare , adalah umur 1-5 tahun. Tingkat Dehidrasi Adalah hilangnya cairan yang terpenting dalm tubuh yang disebabkan aoleh diare y aitu : Tanpa dehidarasi Tingkat dehidrasi ringan / sedang Tingakat dehidrasi berat Jenis Penelitian Jenis penelitian ini deskriptif, yaitu mengetahui Gambaran Kasus Diare Pada Ba lita di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2010. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah di Rumah Sakit U mum Kabanjahe. Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah dari Tanggal s/d Juni 2011 Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang datang ke rumah sakit umum kabanja he sebanyak orang. Sampel Sampel dalam penelitian adalah total / sebagian populasi yaitu .. orang. Metode Pengumpulan Data Data yang di kumpulkan merupakan data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari catatan Rekam Medis Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2010. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data Teknik Pengolahan Data Editing (Pengeditan) Memeriksa kelengkapan data, kesinambungan data, dan keseragaman data. Koding (Pengkodean) Setelah editing selesai dilakukan, langkah selanjutnya yang ditempuh adalah mela kukan pengkodean data (kode). Tabulating (Pentabulatian) Setelah editing dan koding selesai dilakukan, langakah selanjutnya ditempuh iala h mengelompokkan data tersebut ke dalam satu lebel tertentu menurut sifat-sifat yang dimilikinya, sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Analisis Data Analisa data yang diambil dalam penelitian ini adalah teknik analisa data univar iat, yakni mengelompokkan data tersebut kedalam satu tabel yang dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase darii variabel indevenden yaitu u sia dan tingkat dehidarssi serta membandingkannya dengan teori dan kepustakaan y ang ada. Diposkan oleh malik di 10.32 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Tidak ada komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) Pengikut Arsip Blog ? 2012 (6) ? 2011 (2) ? November (1) diare ? Oktober (1) Mengenai Saya malik Lihat profil lengkapku Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.

smallCrab Online 8 Faktor Penyebab Diare pada Anak adplus Diare adalah sindrome penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsist ensi tinja melambat sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar da ri biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau seten gah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja). Diare adalah keadaan frekwensi buang air besa r lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Konsistensi prose s encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau len dir saja. Penyakit diare merupakan penyebab no 2 angka kesakitan dan angka kematian pada a nak-anak, khususnya dikalangan usia anak dibawah 5 tahun. Berbagai faktor mempengaruhi kejadian diare, diantaranya adalah faktor lingkunga n, gizi, kependudukan, pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan perilaku masyaraka t.

1. Faktor Pendidikan Menurut penelitian, ditemukan bahwa kelompok ibu dengan status pendidikan SLTP k e atas mempunyai kemungkinan 1,25 kali memberikan cairan rehidrasi oral dengan b aik pada balita dibanding dengan kelompok ibu dengan status pendidikan SD ke baw ah. Diketahui juga bahwa pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap m orbiditas anak balita. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin baik tingkat kesehatan yang diperoleh si anak. 2. Faktor Pekerjaan Ayah dan ibu yang bekerja Pegawai negeri atau Swasta rata-rata mempunyai pendidi kan yang lebih tinggi dibandingkan ayah dan ibu yang bekerja sebagai buruh atau petani. Jenis pekerjaan umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan dan pendapat an. Tetapi ibu yang bekerja harus membiarkan anaknya diasuh oleh orang lain, seh ingga mempunyai resiko lebih besar untuk terpapar dengan penyakit. 3. Faktor Umur Balita Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita yang berumur 12-24 bulan mempunyai resiko terjadi diare 2,23 kali dibanding anak umur 25-59 bulan. 4. Faktor Lingkungan Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Dua fakto r yang dominan, yaitu: sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manbusia. Apabila faktor lingkungan ti dak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulka n kejadian penyakit diare. 5. Faktor Gizi Diare menyebabkan gizi kurang dan memperberat diarenya. Oleh karena itu, pengoba tan dengan makanan yang baik merupakan komponen utama penyembuhan diare tersebut . Bayi dan balita yang gizinya kurang sebagian besar meninggal karena diare. Hal ini disebabkan karena dehidrasi dan malnutrisi. Faktor gizi dilihat berdasarkan status gizi yaitu baik = 100-90, kurang = <90-70, buruk = <70 dengan BB per TB. 6. Faktor Sosial Ekonomi Sosial ekonomi mempunyai pengaruh langsung terhadap faktor-faktor penyebab diare . Kebanyakan anak mudah menderita diare berasal dari keluarga besar dengan daya beli yang rendah, kondisi rumah yang buruk, tidak mempunyai penyediaan air bersi h yang memenuhi persyaratan kesehatan. 7. Faktor Makanan/minuman yang dikonsumsi Kontak antara sumber dan host dapat terjadi melalui air, terutama air minum yang tidak dimasak dapat juga terjadi sewaktu mandi dan berkumur. Kontak kuman pada kotoran dapat langsung ditularkan pada orang lain apabila melekat pada tangan da n kemudian dimasukkan ke mulut dipakai untuk memegang makanan. Kontaminasi alatalat makan dan dapur. Bakteri yang terdapat pada saluran pencernaan: Bakteri : Etamuba coli, salmonella, sigella. Virus : Enterovirus, rota virus. Parasit : Cacing (Ascaris, Trichuris) Jamur (Candida albikan). 8. Faktor terhadap Laktosa (Susu kaleng) Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan. Pada bayi ya ng tidak diberi ASI resiko untuk menderita diarelebih besar dari pada bayi yang diberi ASI penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih besar. Men

ggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh kuman sehin gga menyebabkan diare. Dalam ASI mangandung antibodi yang dapat melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab diare seperti Sigella dan V. Cholerae.

Most Read Articles Manfaat dan Bahaya Seks Ketika Hamil Gangguan yang sering terjadi pada Sistem Ekskresi Khasiat Buah Mahkota Dewa Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernafasan Manusia 5 Macam Penyakit Akibat Pencemaran Partikel Debu di Udara Khasiat Pisang untuk Pengobatan Khasiat Buah Jambu Biji Manfaat Kunyit untuk Pengobatan Manfaat Pepaya untuk Obat 24 Penyakit Fatal Akibat Merokok Random Artikel Masturbasi Bisa Cegah Kanker Prostat Manfaat Vitamin C Bagi Kesehatan Awas Efek Samping Obat, Bahkan Bisa Picu Orgasme di Mana Saja Pengaruh Vetsin pada Saraf Khasiat Kembang Sore Isuk Waspadai 8 Penyakit Menular pada Balita Anda Empat Khasiat Asam Lemak Omega 3 Gangguan Metabolisme Protein Mencegah Pnemonia dengan Vaksinasi Madu Cegah Amputasi Pasien Diabetes Mengenal Influenza Lima Hal Agar Tubuh Tetap Sehat Alami Belum Tentu Aman Junk Food Bisa Menyebabkan Gangguan Mental pada Anak Manfaat Jaring Laba-laba Main Menu Home Anak-anak Arthritis Artikel Kesehatan Diabetes Jantung Kanker Komputer Kulit Lanjut Usia Osteoporosis Makanan dan Gizi Peluang Usaha Yang Unik & Berkhasiat Seksualitas Artikel Lainnya Download Resep Masakan Pencarian Artikel Terbaru

Tipe Biang Keringat dan Cara Mengatasinya Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL) Enam Penyebab Hidung Sering Mampet Vitamin-vitamin untuk Merawat Kulit Anda Percobaan Bunuh Diri Mengenal Rinitis Alergi Fase-fase Kehilangan Kecemasan dalam Olahraga Lima Kesalahan Pola Makan Sebelum Olahraga smallCrab Online Just another my blog

You might also like